Sensasi Makan Gonggong, Kuliner Khas Kepulauan Riau

Gonggong Kuliner Khas Kepulauan Riau - Kepulauan Riau menyimpan destinasi wisata kuliner yang menakjubkan. Dikenal dengan makanan lautnya, provinsi yang dijuluki Negeri Segantang Lada ini mengantongi kuliner Gonggong, makanan yang tak ada di tempat lainnya. Gonggong adalah makanan khas masyarakat Kepulauan Riau (Kepri), khususnya Batam. Sehingga bila berkunjung ke Batam, belum lengkap bila belum makan gonggong.

Gonggong Kuliner Khas Kepulauan Riau
Gonggong Kuliner Khas Kepulauan Riau

ASUS Blogger Gathering Batam

Minggu (31/3/2019) adalah hari ketiga saya berada di Batam dalam rangka kegiatan ASUS ZenBook Blogger Gathering. Acara blogger sudah dilaksanakan pada hari Sabtu (30/3/2019). Hari Minggu saya sudah bebas tugas, tinggal Anjas yang masih lanjut acara Workshop Editing Video. Tempatnya masih di The Duck King Nagoya Citywalk, resto yang sama saat acara ASUS blogger gathering. 

Hari Sabtu kami menginap di Hotel Sahid Batam Center. Hotel ini cukup jauh dari Nagoya, sekitar 20-30 menit berkendara mobil. Berbeda dengan Da Vienna Boutique Hotel yang kami inapi di hari sebelumnya, waktu tempuh ke Mall Nagoya hanya 5 menit saja bila bermobil. Karena jarak agak jauh itulah sejak jam 8 pagi Anjas sudah berangkat. Ia terburu-buru pergi, tanpa sarapan. Katanya mau set-up ruangan, pasang banner, dll. Semua harus siap sebelum jam 10. Sedangkan saya, jam 9 baru meluncur ke Nagoya pakai GO-CAR. Sendirian. 

Saya baru pertama kali ke Batam. Banyak yang ingin dilihat. Tapi waktu yang tersisa tinggal 7 jam saja,  pukul 19:45 sudah harus terbang ke Jakarta. Ngapain saja 7 jam di Batam? Tunggu sampai saya ketemu Danan, si travel blogger beken. Dengannya ada cerita tentang gonggong.


Buku Jelajah Kepri, karya Bloggers Kepri. Thanks Chai Lukman!

Jumpa Danan, Travel Blogger Indonesia Terkenal

Saya tiba di The Duck King jam 10. Tepat saat Anjas sedang di lobby resto. Disambutnya koper saya yang padat. Lalu kami masuk. Ternyata acara belum mulai. Peserta workshop sudah ada yang datang. Beberapa di antaranya adalah blogger Kepri yang hadir di acara blogger gathering hari Sabtu. Ada Mbak Riawany, Citra, Chai Lukman, Leni, Taplin, dan Ferdi. Ketemu mereka lagi. Ah, senangnya.

Saya duduk tidak tenang di ruang acara. Sesekali memperhatikan Anjas presentasi. Sisanya lebih banyak melihat layar HP dan ruang makan di sebelah, gelisah menanti Danan. Danan sempat daftar acara blogger gathering, tapi tak keburu datang karena hari Sabtu masih dalam perjalanan pulang dari India. Kalau tak salah, sorenya dia masih di Singapore. Meski keberadaan saya di Batam tinggal beberapa jam saja, Danan bertekat ajak ketemu. Nah, di Duck King inilah kami janjian. 

Jam 11 Danan datang. Begitu ketemu saya, suara besarnya langsung menyapa dengan riang. Tak lama, celoteh panjangnya tentang India meluncur tanpa rem. Danan bercerita dengan girang. Saya jadi ikut girang. Kadang tertawa. Bukan mentertawakan ceritanya, tapi caranya bercerita. Berapi-api!

Sambil ditemani 2 macam dessert enak ala Duck King (ditraktir Danan), cerita-cerita Danan jadi asyik untuk didengar. Bagian terserunya adalah saat dia memberikan rok dan gelang yang dia beli dari India. Waaah surprise dibawain oleh-oleh segala. Rasanya langsung mau dipakai buat joget-joget dekat pohon. Makasih Danan!

Setelah ketawa-ketiwi dan berkicau segala macam kisah, jam 12 kami beranjak meninggalkan Duck King. Tujuan kami Restoran Golden Prawn. Kami akan kulineran gonggong di sana. Horay! Chai dan Taplin ikut gabung. Anjas tidak. Dia memilih pergi dengan temannya.

Danan Sumirat, Travel Blogger Indonesia Populer

Restaurant Golden Prawn 933

Restoran Golden Prawn terletak di Jalan Golden Prawn, Tj. Buntung, Bengkong. Resto ini memiliki area parkir yang luas di bagian depan. Bangunannya seperti pondok makan biasa, beratap daun alang-alang. Tidak megah dan mewah ala resto modern. Tak soal bagi saya. Yang penting ada gonggong!

Bagian dalam resto ternyata luas sekali. Jika bagian depan resto berada di darat, bagian dalam di atas air. Saya kira danau, tapi airnya sangat dangkal. Apa empang? Ah, entah. Saya sebut saja danau. Di dalamnya ada banyak sekali ikan. Meski airnya kehijauan seperti air di got yang lumutan, lumayan bikin pemandangan jadi adem. Restorannya juga semi terbuka, banyak angin berhembus. Cukup nyaman sebagai tempat makan dan bersantai.

Menurut cerita Danan, resto ini ramai di akhir pekan. Banyak wisatawan dari Singapore datang untuk menikmati seafood murah. Biasanya mereka datang rombongan dengan keluarga. Warga Singapore memang mendominasi wisatawan di Batam. Jarak dekat antara Batam - Singapore, ongkos murah naik kapal (PP cuma 350.000), membuat Batam paling ideal untuk dijadikan tempat buang uang warga Singapore. Entah untuk sekedar bersantap, berwisata, atau pun belanja barang-barang dan kebutuhan dapur. Lain orang Singapore, lain pula orang Indonesia di luar Batam, Jakarta misalnya. Ngapain ke Batam kalau nggak ada urusan? Wong harga tiket pesawatnya aja bikin merinding haha

Restoran Golden Prawn 933 Batam

Restoran Golden Prawn 933 Batam

Restoran Golden Prawn 933 Batam
Restoran Golden Prawn 933 Batam

Gonggong Siput Laut Salah Satu Primadona Kuliner KEPRI

Sudah belasan menit di resto, Chai dan Taplin belum juga tiba. Dari pada menunggu lama, saya dan Danan langsung pesan makanan. Danan pesan sop ikan, sedangkan saya sudah tentu Gonggong. Makanan satu ini sudah jadi incaran sejak pertama menginjakkan kaki di Batam. Sudah berada “di sarangnya” gonggong, masa harus dilewatkan? Ya, enggak dong!

Nama gonggong terdengar cukup unik. Dulu waktu pertama kali dengar saya kira nama ikan, ternyata siput. Gonggong diambil dari nama jenis siput laut yang terdapat di sekitar Kepulauan Riau. Dalam bahasa latin, gonggong dikenal sebagai Strombus Canurium (ganus) dan masih tergabung dalam famili atau rumpun molusca. 

Menurut keterangan, gonggong banyak terdapat di Desa Lobam, Tanjung Uban, Pulau Bintan. Gonggong juga banyak ditemui di perairan Tanjungpinang. Tapi kata Mbak Lina Sasmita, gonggong ada di banyak tempat, termasuk Batam. Jadi, sebut saja Gonggong itu berasal dari seluruh perairan Kepulauan Riau, bukan dari salah satu wilayah saja. 

Bentuk cangkang siput gonggong panjang dan spiral. Cangkangnya tebal. Bukan seperti keong racun di rumput-rumput dekat taman. Itu mah cangkangnya tipis. Sekali injak pecah. Cangkang gonggong mesti dipukul palu dulu baru retak. Jangan bayangkan gonggong mirip tutut, bedanya bagai langit dan bumi. Tutut hitam kecil dekil. Gonggong putih bersih cantik kayak artis Korea. Saking cantiknya, cangkangnya bagus buat dijadikan hiasan di rumah, tentunya bila dagingnya sudah disantap. 

Kesegaran di Golden Praw

Gonggong Simbol Tanjungpinang yang Tak Sekadar Kuliner

Kadangkala, saat menyebut nama gonggong, saya auto teringat peribahasa terkenal tentang anjing menggonggong hihi. Kata gonggong nya memang ear catching sih ya. Ok tepis dulu soal peribahasa, saya mau bahas soal gonggong lagi. 

Gonggong sangat terkenal di Kepri. Di Kota Tanjungpinang ia sudah menjadi simbol kebanggaan. Tak heran bila hampir semua restoran seafood di Tanjungpinang menjual menu gonggong. Menurut keterangan, makanan khas gonggong sudah dikenal sejak era tahun 1950-an, zaman ketika Kepulauan Riau masih menggunakan mata uang dolar Singapura. Nelayan di beberapa wilayah Kepri punya peran penting atas keberadaan gonggong. Mereka lah yang mengumpulkan gonggong untuk kemudian dijual ke restoran-restoran di Kepri. 

Ada empat jenis gonggong yang ada di Kepri. Mulai gonggong berukuran kecil dan berwarna hitam (biasa disebut gonggong ayam), gonggong cangkang tipis berwarna putih, gonggong bercangkang tebal warna putih, dan gonggong merah bercangkang tebal. Seluruh jenis gonggong itu dapat dikonsumsi. Gonggong jenis cangkang tebal warna putih yang saya nikmati di Golden Praw. 

Sop Ikan

Cara Masak Gonggong

Bagi penggemar seafood, gonggong bisa menjadi makanan favorit. Kuliner khas ini selain lezat juga mudah dimasak. Gonggong biasanya disajikan dengan cara direbus. Untuk menghilangkan bau amis, air rebusannya dicampur garam dan irisan jahe. Durasi merebus gonggong tidak cepat karena harus sampai matang. Hal inilah yang menyebabkan pesanan kami lama sekali dihidangkan. Bahkan, ketika Chai dan Taplin datang, gonggong yang ditunggu belum juga kelihatan batang cangkangnya.

Setelah puas ngobrol ngalor ngidul bareng Danan, Chai dan Taplin, akhirnya sepiring gonggong tersaji di hadapan. Ya, inilah momen pertama saya melihat langsung wujud gonggong. Saya merasa surprise melihat ukurannya yang besar. Entah di pantai mana, rasanya saya pernah lihat penampakan gonggong. Hmm…tapi mugkin sekedar mirip gonggong saja. 

Pelayan menyajikan sambal sebagai pelengkap makan gonggong. Saya tanya apa bisa langsung disantap? Katanya iya. Hehe. Saya ragu sih, khawatirnya pas mau dimakan gonggongnya masih hidup. Melihat cangkangnya yang besar, saya jadi membayangkan yang enggak-enggak. Tapi Danan bilang jangan lebay, itu aman kok haha

Yes, setelah matang, gonggong bisa langsung disantap dengan sambal kacang, asam manis, pedas, atau sambal kecap. Saya hanya merasa cocok dengan salah satu saos saja yakni asam manis.

Isi gonggong dikorek pakai tusuk gigi
  
Seni Makan Gonggong

Bagaimana cara makan gonggong? Gampang. Pastinya bukan dengan cara memecahkan cangkang ala kepiting ya. Seni menyantap gonggong adalah dengan mengorek isinya menggunakan garpu kecil atau tusuk gigi. Mirip seperti makan tutut, dagingnya ditarik keluar. Bedanya, tutut kadang bisa disedot pakai mulut, isinya bisa keluar. Sebab cangkangnya kecil. Kalau gonggong? Bisa-bisa yang keluar bukan siputnya, tapi gigi kita haha. 

Lain halnya jika yang dipesan bukan gonggong rebus, misalnya gonggong asam manis. Kita tinggal santap karena isi gonggong sudah dikeluarkan dan dimasak dengan bumbu. Tidak perlu pakai acara dikorek-korek lagi. 

Saya diajari Danan, katanya mengorek gonggong tidak boleh sembarangan. Arah mengorek harus mengikuti alur cangkang agar daging siput keluar dengan mulus. Salah mengorek bisa membuat daging terkoyak putus dan sisanya terbenam di dalam cangkang tanpa bisa kita korek lagi. Upss…entah kenapa pelajaran mengorek gonggong ini malah mengingatkan cara mengorek kuping haha

Gonggong Rebus

Menikmati Gonggong 

Gonggong memiliki rasa unik. Tekstur dagingnya cukup lembut dan kenyal. Mirip cumi, hanya lebih keras. Ketika disantap dengan sambal rasanya semakin memperkaya cita rasa lidah. Satu porsi berisi sekitar 25 gonggong. Ketika pertama disajikan, saya sangat bernafsu, lapar mata, dan penasaran. Sehingga 1 porsi terasa tidak cukup. Apalagi buat dimakan bertiga dengan Chai dan Taplin. Tapiiiiii….ternyata saya tidak mampu menghabiskannya!

Gonggong rebus memang tidak memiliki rasa apa-apa. Hambar. Makanya ada sambal, agar ada cita rasa ketika dikunyah. Nah, mungkin karena inilah lidah saya jadi tidak terlalu nagih. 1 gonggong itu isinya besar, pada saat saya mengunyah gonggong ke-8, saya mulai merasa ingin stop. Nafsu untuk menikmati lebih banyak tiba-tiba mengendur. Di sini saya bisa mengukur kemampuan. Untuk gonggong, saya cukup makan 8 gonggong. Paling banyak taruhlah 10. lebih dari itu kebanyakan. Mesti share berdua kalau pesan 1 porsi.

Lain saya tentu lain pula dengan orang lain. Orang lain mungkin bisa menghabiskan 1 porsi. Lain menu bisa jadi lain pula selera saya. Jika saya pesan gonggong yang sudah dikeluarkan dari cangkang dan di masak asam manis, mungkin saya bisa habis 1 porsi. Karena isi gonggong yang dimasak dengan bumbu, tentu beda rasanya. Biasanya lebih sedap dan nikmat.

Baca juga: Masakan Sunda Enak di Warung Nasi Bu Imas Bandung

Sambal Gonggong

Kandungan Gizi Gonggong

Dibalik sensasi cara memakan dan menikmati rasa gonggong, terkandung manfaat gizi baik bagi penikmatnya. Informasi ini saya dapatkan dari artikel-artikel yang pernah saya baca. Disebutkan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium yang pernah dilakukan, gonggong kaya akan protein. Tetapi di balik itu, gonggong juga mengadung kolesterol. 

Nah, nikmati gonggong boleh, asal waspada terhadap kandungannya. Terutama yang punya masalah dengan kolesterol. Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik ya. Secukupnya saja.

Harga Gonggong

Saya tidak tahu berapa harga menu gonggong yang saya santap di Restaurant Golden Prawn ini. Sebab, tagihannya dibayar oleh Danan. Struknya dia yang pegang. Makasih Danan sudah ditraktir!

Saya tanya ke teman blogger di Kepri. Harganya beragam. Ada yang pernah bayar hanya Rp35.000 per porsi. Mbak Lina pernah bayar Rp50.000 per porsi. Dan kata yang lain, pernah ada yang lebih mahal lagi dari itu. Ok, beda resto bisa beda harga. Anggap saja paling mahal Rp100.000 per porsi. 

Jika penasaran dengan gonggong, pesan 1 porsi masih cukup terjangkau. Namanya seafood jarang ada yang murah. Apalagi kuliner khas seperti gonggong. Pesan saja 1 porsi buat berdua atau bertiga. Sedikit tak apa, yang penting pernah mencicipi kuliner langka ini di Kepri. Eh tapi, kalau 1 porsi isi 25 buat bertiga, itu masih terhitung banyak kalau sekedar icip-icip. 

Gedung Gonggong - Photo pegipegi.com

Gedung Gonggong Gerbang Wisata Bahari Kepri

Gonggong sangat fenomenal di Kepri. Saking populer sebagai makanan khas, sampai ada gedungnya segala, tepatnya di Kota Tanjungpinang. Saya belum pernah ke Tanjungpinang. Tahu hal tersebut dari cerita teman dan tulisan yang pernah saya baca. 

Gedung gonggong dibangun oleh Pemkot di kawasan Tepi Laut, berhadapan langsung dengan laut Laman Boenda. Gedung yang diresmikan pada akhir tahun 2016 tersebut kabarnya digunakan sebagai pusat informasi bagi wisatawan.

Saya penasaran dengan Gedung Gonggong. Kabarnya, keberadaannya sangat ditonjolkan oleh pemkot  gerbang wisata bahari di Kepulauan Riau. Bentuk Gedung Gonggong melingkar, menyerupai gonggong berwarna emas. Seluruh dindingnya terbuat dari kaca yang tampak gelap dari luar. Gedung tersebut terdiri dari dua lantai, dilengkapi dengan televisi yang menampilkan selayang pandang Tanjungpinang. Di lantai basement terdapat toko oleh-oleh yang menjajakan makanan dan kerajinan khas Tanjungpinang. 

Selain Gedung Gonggong, ada pula batik gonggong. Tapi yang perlu diketahui, batik gonggong tidak dibuat di Kepri, melainkan di Jawa. Setelah diproduksi, batik dikirim ke Kepri dan ditampilkan secara eksklusif. Batik gonggong hanya bisa ditemukan di satu toko di Tanjungpinang, namanya Batik Gonggong.

Kalau ke Batam, ajak makan Gonggong lagi ya kakak-kakak hehe

Nikmati Gonggong Kuliner Langka di Kepri

Mencicipi gonggong memperkaya khazanah kuliner saya akan makanan khas daerah di Indonesia. 

Mengenal Batam, mengenal surganya Seafood. Ada gonggong yang bisa dicecap dengan nikmat. Bukan hanya kepiting, cumi, udang, ikan, kerang seperti yang biasa dijumpai di restoran-restoran seafood.

Cara makan gonggong dengan mengorek isinya pakai garpu atau tusuk gigi memberi sensasi tersendiri. Ada kehati-hatian dan kesabaran agar bisa menikmatinya. 

Gonggong enak, harganya pun cukup terjangkau. Saya menyukainya meski tak bisa makan dalam jumlah banyak.

Kepri bukan hanya tentang gugusan pulau yang indah, pantai yang memesona, dan wisata sejarah Islam yang luar biasa. Tapi juga tentang gonggong, kuliner langka yang tidak ada dua di tempat lain. Gonggong hanya ada di Kepulauan Riau, Surganya Bahari Indonesia.

Siapapun yang berkunjung ke Batam mesti menyempatkan diri menyicipinya. Kuliner sederhana tapi nikmat.


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

8 komentar

  1. enak banget kan kak makan gogong..khas batam... inget abis makan gogong terusss jalan kaki 1/2 kilo buat nyari masjid ceng ho ..teruss laper lagiii.. hahahahha..

    BalasHapus
  2. Nagih kan makan gonggong mbak. Ati-ati udah kena air Batam nanti balik lagi ke sini lho hahaha.
    Sedap kali yah wak ditraktir Sultan Danan hihi.

    BalasHapus
  3. wahhhhh, mbk Katerine pasti bakal balik ke batam lagi nih klo mau nyobain gonggong,,, yayyayayy asekkkk....

    walaupun aku bukan pecinta sifud, aku rela kok kawanin mbk rien nyifud lagi ke batam. ditunggu ya mbk,,,hehehhe

    BalasHapus
  4. Memang butuh kesabaran makan gonggong kak.. cocol ke cabe aduhai sedapnyeeee :)

    BalasHapus
  5. ada-ada saja mbak Rien, masak jadi ingat korek kuping...hahahahaha..
    btw, saya juga suka gonggong daripada seafood seafood lainnya

    BalasHapus
  6. Wow, keren sekali ya ulasan kakak satu ini sangat mendetail. Berasa dibawa ke lokasi yang dikunjungi

    BalasHapus
  7. Kayaknya tuh ada blogger yang pernah ngasih saya job tuh, yang pake baju item

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!