Tetap Sehat di Tengah Pandemi

Telah hampir 2 bulan sejak Pemerintah membuat aturan untuk warga agar bekerja, belajar, dan beribadah di rumah saja guna menekan laju penularan virus corona. Apakah rasa bosan mulai melanda? Sesungguhnya bagi saya tidak. Banyak hal menyenangkan yang bisa dilakukan dan disyukuri saat bersama keluarga di rumah. Lagipula dengan aturan tinggal di rumah saja, kemungkinan tertular mengecil. Apa saja yang saya lakukan di rumah?
Tetap sehat di Tengah Wabah (dokumen pribadi)

Saat ini belum ada vaksin untuk mencegah penyakit coronavirus (COVID-19). Karena itu setiap orang harus berusaha dengan benar untuk melakukan cara-cara pencegahan yang terbaik, di antaranya: 
  • Mencuci tangan secara rutin dengan gel pembersih berbasis alkohol atau sabun dan bilas dengan air
  • Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau batuk dan bersin pada bagian dalam siku
  • Menghindari interaksi fisik (1 meter atau 3 kaki) dengan siapa pun yang memiliki gejala batuk pilek atau flu

Selain itu ada cara lain yang tak kalah penting untuk dilakukan yaitu menjaga kesehatan fisik dan psikis. Mengkonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, melakukan hal-hal baik yang menyenangkan, beribadah dan berdoa, dan terus berpikir positive, semua sangat bisa membuat tubuh dan jiwa tetap sehat selama wabah masih melanda. 

Ketika setiap orang melek informasi dan sadar bahwa dirinya dan orang lain harus selamat, biasanya secara otomatis akan mematuhi segala aturan yang ditetapkan demi keselamatan bersama.

Saya pribadi di rumah membuat daftar harian yang wajib dipatuhi oleh seluruh anggota keluarga. 
  • Olahraga pagi di rumah
  • Konsumsi Vitamin C
  • Cuci tangan pakai air & sabun selama 20 detik
  • Bersihkan Handphone & laptop
  • Minum air putih yang banyak
  • Makan sayur & buah-buahan
  • Pakai masker bila batuk & bersin
  • Kurangi menyentuh mata, hidung & mulut
  • Stock kebutuhan pangan secukupnya
  • Ikut #GerakanSocialDistancing & #DiRumahAja
  • Nggak jalan² ke tempat ramai
  • Update tentang virus corona setiap hari
  • Buka pintu menggunakan lengan/siku.

Daftar tersebut sudah saya laksanakan hampir 2 bulan. Disiplin adalah kunci keberhasilan dari apa yang ingin saya capai. Alhamdulillah sejauh ini berjalan lancar.

1. Olah Raga Bersama 
Jalan kaki dalam komplek, olahraga pagi bersama keluarga

Suasana di komplek tempat saya tinggal terbiasa lengang. Di saat wabah corona dan diberlakukannya social distancing jadi semakin terasa sepinya. Sebenarnya, keadaan ini bikin saya bisa santai tiap hari keluar rumah buat sekadar jalan kaki, lari, atau bersepeda tapi saya dan keluarga memilih weekdays olah raga di rumah saja. 

Olah raga di rumah sekadar mondar-mandir dari dapur sampai ruang tamu, naik turun tangga dari lantai 1 ke lantai 2, angkat-angkat galon, menyapu dan mengepel lantai rumah, membersihkan halaman dan garasi, yang intinya banyak bergerak, berkeringat, tidak hanya rebahan saja sepanjang hari. 


Sekali dalam seminggu saat weekend kami keluar bersama, jalan kaki keliling komplek. Kebetulan komplek kami banyak pohon, asri dan teduh, nyaman buat berolahraga. Dengan suasana yang kerap sepi karena jarang sekali ada tetangga berkumpul dan berkerumun, keluar untuk olahraga aman saja. Meskipun begitu, kami tetap mengikuti aturan, tiap keluar tetap pakai masker karena bisa saja berpapasan dengan tetangga atau siapa saja yang tiba-tiba melintas.


Anak-anak jadi senang kalau diajak keluar, setidaknya membuat mereka menemukan suasana yang berbeda. Kami pun bahagia. Tonton video keluarga saya olah raga di komplek di sini. 

2. Mengkonsumsi Makanan Sehat
Belanja di tukang sayur

Sejak wabah melanda kota, saya jadi rajin masak sendiri di rumah. Sekali dua kali saja order makanan buatan tetangga, itupun tetangga yang saya tahu dia dalam kondisi sehat.

Di tempat saya ketat sekali aturan terkait pencegahan Covid-19. Salah satunya, tidak boleh makan di warung dan resto guna mencegah orang-orang bertemu dan berkumpul. Beli di luar boleh asal dibawa pulang. 

Selama corona, saya bukan saja jadi nggak mau makan di luar, tapi juga sebisa mungkin tidak beli makanan dari luar. Bukan mau menuduh, saya tidak tahu toh makanan dari luar itu aman apa nggak. Kalau pembuat makanannya sakit, bukannya beresiko tertular?

Banyak masak sendiri di rumah otomatis jadi banyak belanja. Saya tidak tiap hari belanja, seminggu sekali saja, tapi langsung banyak. Belanja cukup di tukang sayur depan komplek, bukan ke pasar yang sampai sekarang masih ramai. Saat belanja saya ngebut. Dari rumah sudah menyiapkan catatan, sampai di tukang sayur langsung ambil apa yang dibutuhkan, setelah itu buru-buru pulang. Biasanya saya pilih datang pagi-pagi sebelum ramai pembeli. Meskipun tukang sayur dan orang-orang yang belanja pada pakai masker, tetap saja agak ngeri. Lebih baik menghindar ya kan? 
Hasil belanja di tukang sayur depan komplek

Apa saja yang saya beli? Sudah pasti sayuran segar dan bahan lauk yang masih segar. Saya tidak soal habis banyak beli bahan makanan begini, daripada belanja makanan instant berpengawet. 

Btw, emang saya bisa masak? Bisa dong. Kalau sudah waktunya, apa sih yang enggak? Buat anak dan suami pula, mereka wajib makan makanan yang baik dan penuh gizi.


Penasaran nggak pingin lihat makanan yang saya masak buat keluarga? Kunjungi IG @katerinadaily deh he he

3. Menjaga Kekebalan Tubuh

Minuman sehat buat meningkatkan imun tubuh

Mau sehat selama wabah? Mudah banget. Asal mau berupaya dan konsisten melakukannya.

Saya pergi saja ke tukang sayur, di sana ada banyak buah, sayur, dan rempah yang dapat diolah menjadi makanan dan minuman yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh. 

Lemon lokal dan impor melimpah, harganya murah meriah perkilo cuma Rp 20.000. 

Rempah seperti jahe, kunyit, lengkuas, serai, beli 10 ribu saja suda bisa bikin jamu buat satu minggu. Sayur-sayuran segar juga bisa dibeli dengan mudah. Diolah apa aja jadi enak dan bikin badan sehat.

Masih harus stock makanan instant berkardus-kardus seperti orang-orang? Enggak! Masih harus borong vitamin C kayak orang-orang? Enggak!

4. APD ala ibu rumah tangga
Kostum keluar rumah

Hari gini masih ada yang menimbun masker dan hand sanitizer?

Semoga sudah tidak ada lagi ya. Banyak orang cerdas di dunia ini. Masker kesehatan habis, mereka bikin sendiri pakai kain. Hand saniziter habis, mereka bikin sendiri beli bahannya di apotik. Males bikin nggak usah takut, sekarang kan lagi banyak di rumah, nggak keluar-keluar kalau nggak penting. Ngapain nyetok hand sanitizer banyak-banyak? Di rumah ya cuci tangan saja lebih baik. Air ada, sabun ada, cuci tangan lebih bersih. Hand Sanitizer mah buat kalau sesekali sedang keluar rumah saja. Saya paling ke minimarket kalau keluar rumah. Itu pun di tiap minimarket sekarang ada air dan sabun disediakan buat cuci tangan gratis.


Oh iya, saya jarang lho sekarang ke minimarket. Sejak install aplikasi si minimarket, saya tinggal pilih barang di aplikasi, pesan, dan barang diantar sampai ke rumah. Sekarang belanja serba online. Tukang sayur dan buah pun sekarang melayani delivery, tinggal di WA, pesanan diantar sampai rumah.

Saya keluar rumah sudah pasti pakai masker, bahkan beli baju yang lengkap ama masker wajah, saking niat banget pingin aman. Sudah pakai masker wajah, saya tetap lho pakai masker lagi di dalamnya, masker hidung dan mulut. Biar berlapis-lapis gitu keamanannya.

Ini nih perlengkapan saya kalau keluar rumah: masker, sarung tangan, kaca mata safety, sepatu, baju 2 lapis, hand sanitizer, tisu basah, dan jaket masker wajah seperti di foto 😂

5. Gunakan Aplikasi HaloDoc Ketika Sakit
Aplikasi Halodoc
Pernah sakit selama pandemi? Pernah, suami saya.

Usaha untuk menjaga kesehatan sudah maksimal. Siang malam anak-anak dijaga, suami pun begitu. Baik dari makanan, atau pun saat terpaksa harus keluar rumah. Di rumah pun, protokol pencegahan covid terhadap barang-barang kiriman dari luar sudah dijalankan. Anak-anak dan suami juga selalu dibikin gembira, biar hati dan pikirannya senang dan bahagia. 

Tetapi, ada saja penyakit yang tiba-tiba datang tak diundang. Sekitar 3 hari menjelang bulan Ramadan suami mengeluh nyeri di dada. Perutnya kembung, ulu hati terasa seperti ditekan. Mual dan mulas sih nggak ada. Muntah apalagi, enggak. Tapi gejala sakitnya mirip maag. Saya lalu menyarankan suami mengunyah obat maag yang selalu tersedia di rumah. Kami tunggu sampai 1 jam tak ada perubahan, suami masih merasa sakit.

Saya bingung. Teringat suami pernah sampai dirawat satu minggu gara-gara maag berat yang terjadi sekitar tahun 2015. Apa harus dibawa ke rumah sakit? Saat itu kejadiannya malam. Saya takut membawa suami ke RS. Nanti dikira pasien Covid-19 dan diperlakukan sebagaimana pasien tertular penyakit corona. Dari artikel yang saya baca, saat ini RS memang menerapkan prosuder Covid-19 bila ada pasien datang. Pikiran saya jadi nggak enak lho. Takut nanti suami malah kenapa-kenapa.

Akhirnya saya menghubungi tetangga, cerita masalah yang terjadi, dan katanya coba hubungi dulu Halodoc. "Itu lho bu, aplikasi konsultasi dokter online, praktis dan efisien. 

Wow saya baru tahu. Saat mendengar saran itu, suami langsung bilang gini : "Oh iya Ma, konsul ke Halodoc aja, ada aplikasinya."

Mendengar itu, saya langsung buru-buru install di hp. Tapi sambil nggak yakin. Apa iya bisa membantu?

Setelah diunduh, registrasi, dan memasukkan no hp, saya bisa menemukan fitur Tes Covid-19, Periksa Covid-19, Chat dengan Dokter, Beli Obat, Buat Janji RS, Update Covid-19. 

Fiturnya banyak. Di saat wabah begini kini ada Tes, Periksa, dan Update Covid-19 juga. Kalau saya saat itu butuhnya fitur chat dengan dokter dan beli obat. Dua itu saja yang sedang saya perlukan untuk memulihkan suami. 

1. Apotik Antar
Fitur ini membantu memesan obat dan vitamin secara mudah tanpa harus jalan ke apotek. Halodoc sudah bekerjasama dengan seribu apotek yang telah memiliki Surat Izin Apotek (SIA) dan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di sekitar 30 kota yang sudah tersedia layanan Go-Jek. Halodoc berkolaborasi dengan Go-Jek dalam layanan pembelian dan pengiriman obat dari apotek ke rumah kamu tanpa dikenakan ongkos kirim. 

2. Hubungi Dokter 
Fitur ini membantu untuk konsultasi seputar kesehatan dengan dokter umum maupun dokter spesialis terpercaya seharian penuh setiap hari. Halodoc telah bekerjasama dengan sekitar 20 ribu dokter umum dan spesalis yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) dari Konsili Kedokteran Indonesia (KKI). Konsultasi dengan dokter bisa melalui berbalas pesan (chat), telepon, ataupun telepon tatap muka (video call). Untuk saat ini, Halodoc tidak mengenakan biaya konsultasi dokter untuk pengguna. Waktu konsultasi dengan dokter yang diberikan adalah 60 menit per sesi. 

Nah, kalau ditanya lagi membantu apa nggak pakai Halodoc? Ya membantu banget. Kepanikan saya malam itu bisa teratasi. Setelah konsultasi, lanjut pesan obat, dan alhamdulillah sebelum memasuki bulan puasa, nyeri di lambung suami sudah hilang dan sehat lagi. 

Tetap Sehat di Tengah Pandemi


Banyak orang sedang berjuang melawan corona dengan cara yang sama, maupun dengan caranya masing-masing yang berbeda. Kita bisa melakukan dengan cara paling sederhana dan murah, bisa juga dengan cara tertentu dan berbiaya tinggi. Selama baik untuk diri sendiri dan orang lain, dan mampu, silakan lakukan.

Saya beruntung memiliki keluarga dan tetangga yang saling dukung dalam mencegah penularan penyakit virus corona. Karena ketika saling dukung dan kompak, langkah pencegahan insha Allah berhasil.

Kadang kita sudah hati-hati dan menjaga diri, tetapi orang lain belum tentu. Jadi, harus selalu waspada, tapi jangan sampai panik.

Semoga sehat selalu dan wabah segera berlalu. Aamiin.


Banjir Unfollow di IG, Ini Ulah Followers Assistant?



Aktivitas Instagram @Travelerien dalam dua minggu terakhir ini gencar unfollow banyak follower. Saya menemukan kejadian ini secara tidak sengaja. Setelah melakukan beberapa pengecekan, banyak kawan kenal dekat hingga kenal jauh kena unfollow. Ulah siapakah ini?

Awal Mula Unfollow

Bermula saat saya mengunggah foto gamis di @travelerien. Setelah posting, saya mengunjungi IG Mbak @dwinayusuf, Mbak @duniaeni, dan Mbak @andiyaniahmad. Saya dan mereka adalah sesama pemakai gamis buatan @mineagamis. Saya mengunjungi profil IG ketiganya untuk melihat gamis yang pernah mereka unggah. IG Mbak Ai yang pertama saya kunjungi. Nah, di sinilah saya dibuat kaget, di profil Mbak Ai ada tulisan "Follow Back". Kok bisa?

Saya sudah lama follow Mbak Ai, kami tak ada masalah, saya pun tak pernah ada niat untuk unfol. Lalu kenapa sekarang jadi ada keterangan follow back? Itu artinya, akun saya telah unfol mbak Ai. Saya buru-buru follow lagi. Sekian detik setelah follow, di bawah profil Mbak Ai muncul deretan akun yang berketerangan "Follow" (suggested by IG). Salah satunya akun Mbak @Linasasmita. Lho??

Itu artinya, selain Mbak Ai, Mbak Lina sahabat saya yang tinggal di Batam itu juga kena unfol!  Saya tidak pernah unfol mereka, kenapa statusnya jadi unfol? Hadeuh 😅

Karena nggak mau sibuk sama urusan follow dan unfollow itu, saya tuntaskan dengan langsung follow lagi. Saya anggap saja sedang ada kejadian tak sengaja. Selanjutnya kejadian itu saya lupakan, dan saya tidak menjelaskan apa-apa ke Mbak Ai maupun Mbak Lina.

Akun yang di-unfol makin banyak!

Beberapa hari setelah unggahan gamis, saya posting foto sedang di hotel, masih di @travelerien. Nah, saat saya membaca notifikasi Like pada postingan tersebut, saya mengamati keterangan yang muncul di sisi kanan berupa Follow (dalam kotak biru) dan Following (dalam kotak putih). Contohnya seperti ini nih:


Dari keterangan Follow dan Following itu saya jadi tahu siapa yang sudah saya follow dan belum. Sebetulnya saya jarang mengamati hal ini. Entah kenapa saat itu saya jadi perhatian. Dari sinilah saya kaget, sebab nama-nama akun yang sangat familiar dan sudah dari zaman kerajaan Majapahit sudah saya follow, tiba-tiba berstatus belum saya follow. Ini artinya, saya telah unfol mereka! Saya???

Penemuan ini jelas membuat saya merasa ada yang aneh. Bagaimana tidak aneh, wong saya tidak pernah unfol nama-nama itu kok. Kapan saya pernah ingin unfol Kak Farid @efwn, Mbak Prima @primahapsari83, dan Theo @theorapiridwan? Nggak pernah ingin!

Tindakan saya saat itu adalah membuat story sesegera mungkin sambil me-mention nama mereka satu persatu. Ya, semacam penjelasan gitu. Biar tidak ada salah paham. Bukan satu atau dua kali story saja, tapi beberapa kali. Capek juga sebenarnya, seperti nggak ada kerjaan saja hehe. Tapi demi pertemanan saya lakukan saja, sesempatnya.
Sampai bikin story seperti ini beberapa kali

Ulah App mungkin?

Berhubung kejadian unfol ini makin sering, saya lalu cerita ke seorang teman. Katanya, coba cek di hp, mungkin pernah install aplikasi Follow & Unfollow. Saya cek dan menemukan aplikasi Followers Assistant

Nah, apakah kejadian unfol ini ulah dia? 

Ada beberapa fitur menarik di aplikasi tersebut. Di antaranya Auto Like, Auto Comment, Auto Follow, Auto Unfollow, Auto Like in Timeline dan beberapa fitur serba otomatis lainnya.

Kembali lagi ke masalah unfol, saya dan teman sempat menduga ini adalah kerjaan sih App tersebut. Pasalnya, dulu ketika saya mematikan fungsi Auto Like in Timeline saya tidak langsung logout, hanya uninstall. Keteledoran inikah yang memungkinkan terjadinya aktivitas unfollow di instagram saya?

Gemasnya lagi, saya juga lupa menyetop pembayaran rutin fitur yang saya pakai di App tersebut. Akibatnya, tagihan terus berjalan di rekening Kartu Halo saya. Iya lho, app ini bisa dibayar dengan potong pulsa atau ke tagihan telpon seluler (pasca bayar). Nah, saya pakai yang terakhir.

Saya sebenarnya nggak pernah cek rincian tagihan. Biasanya kalau bayar pemakaian hp langsung melihat total saja karena jumlahnya otomatis muncul saat pembayaran via e-Banking/ATM/M-Banking.

Followers Assistant

Ada yang pernah pasang App ini di HP?

Dulu, kalau tak salah tahun 2018 ya, saya pasang ini ikut-ikutan teman blogger, Anis. Saya lihat cara kerjanya kok enak di IG dia bisa bantu like dan follow, semacam asisten pribadi yang meringankan tugas sehari-hari di IG. Lalu saya pasang. Mbak Dian Radiata, April Hamsa, Fauziah, Noe juga kalau nggak salah, siapa lagi deh saya lupa, juga pada pasang.

Setelah install, saya nggak langsung paham. Jadi waktu itu banyak tanya ke teman blogger yang sudah lebih dulu menggunakannya. Sebetulnya di App itu kita tinggal login dengan akun IG, dan kita bisa memasukkan beberapa akun. Saya login dengan akun @travelerien dan @katerinadaily.


Login dengan 2 akun : @travelerien dan @katerinadaily

Fitur Favorit

Ada beberapa fitur yang bisa dipilih di Followers Assistant, di antaranya Auto Follow, Auto Likes, Auto Like in Timeline, Auto Stop Follow, Auto Messaging, Auto Comment, dan Auto Looking Stories. Dua fitur yang paling ingin saya gunakan adalah Auto Like in Timeline dan Auto Follow.

Auto Like in Timeline
Dulu, fitur ini saya pakai karena beberapa alasan. Pertama, buat mewakili ngelike postingan orang-orang yang saya follow. Saya following 5000an akun lho. Bagaimana caranya supaya bisa memberi like dan komen ke semua orang yang saya follow itu? Ya saya mesti punya banyak sekali waktu. Mungkin 24 jam pun tak cukup. Tapi, emangnya hidup saya cuma di dunia maya? Oh tentu tidak!

Follower butuh perhatian lho. Pasti ada yang ngarep dilike dan ngarep dikomen. Kalau waktu saya terbatas, pasti banyak sekali yang terlewat dan tidak saya mampiri. Saya kalau buka IG, hanya 10 postingan teratas yang ada di beranda saja yang saya mampiri. Selebihnya enggak karena waktu untuk online saya batasi. Bagaimana caranya meski tidak sedang buka IG tapi tetap bisa hadir di postingan teman? Ya pakai asisten. Tinggal setting Auto Like in Timeline, maka App akan ngelike semua postingan baru yang muncul di beranda. Mau berapa postingan yang dilike? Tinggal atur jumlahnya. Mau 100 atau 1000 postingan dalam sehari juga bisa.

Auto Follow
Fitur ini juga saya sukai. Saya ingin menambah kenalan baru dengan orang-orang yang satu hobi. Kalau mencari secara manual bisa saja, tapi lama. Bagaimana kalau dikerjakan oleh App saja, apa bisa? Bisa! Tinggal setting Auto Follow dan pilih hastag yang memungkinkan kita bertemu dengan orang satu minat, misal saya ingin following Blogger yang suka travel, saya tinggal setting hastag #TravelBlogger. Nanti, setiap ada unggahan baru yang memakai hastag tersebut, akun saya akan otomatis follow. Siapa yang kerjakan? Si Followers Assistant itu.




Tarif Fitur Followers Assistant 

Fitur yang ada punya tarif yang bervariasi. Mulai dari Rp 28.000 / bulan hingga Rp 47.000 / bulan. Jika sudah membayar, fitur langsung bisa digunakan. 

Kita bisa mematikan fitur kapan saja dengan menggunakan fungsi Off pada masing-masing kotak fitur. Meskipun sudah disetel off, pembayaran yang telah dilunasi tidak dapat kembali.

Saya biasanya mematikan fungsi fitur saat sudah terlalu banyak aktivitas. Dari mana saya tahu? Dalam setelan fitur akan muncul angka sejumlah dia bekerja. Misal, App telah melakukan like ke 100 akun, angka 100 akan muncul dalam kolom fitur. Biasanya begini: 100/1000. Berarti sudah ngelike 100 postingan dari 1000 yang saya kehendaki. 

Berikut tarif fitur di Followers Assistant:
Google Pay dan Telkomsel

Ada 2 cara pembayaran yang bisa dilakukan saat melakukan pembelian fungsi fitur di Followers Assistant yaitu dengan Google Pay dan Telkomsel.

Nah, saya memilih Telkomsel, secara otomatis pembayarannya masuk rekening tagihan saya di Kartu Halo. Kartu Simpati juga bisa, yang penting Telkomsel. Tidak harus kartu Pasca Bayar, kartu Pra Bayar juga bisa yaitu dengan memotong pulsa. Pastikan saat melakukan transaksi pulsa di kartu mencukupi.

Penghentian transaksi dapat dilakukan kapan saja dengan cara unsubscribe di Google Play Store.

Suatu hari saya berhenti menggunakan App ini. Saya matikan semua fungsi fitur, kemudian uninstall tanpa logout lebih dulu dan tanpa unsubscribe di Play Store. Akibatnya, pembayaran tetap berjalan sampai saya menyadarinya baru-baru ini.

Saya pada dasarnya memang tidak pernah mengecek rincian pemakaian pada tagihan, makanya saya jadi tidak tahu total yang saya bayar itu terpakai untuk apa saja. Mungkin karena nilainya kecil ya, cuma 28 ribuan, jadi tidak terlalu kentara saat pembayaran bulanan.  


Fitur-Fitur Ngeselin

Awalnya saya senang ada asisten yang membantu tugas saya untuk ngelike dan follow. Tapi kemudian saya menyadari ada yang nggak beres, bahkan ngeselin he he

Tentang Auto Like in Timeline itu....

Saya selalu jadi yang pertama ngelike unggahan yang muncul di timeline. Sekian detik sejak diposting, like saya langsung mendarat. Pemilik postingan mungkin bangga, bahkan kagum pada saya, alangkah rajin dan perhatiannya saya pada dia, selalu jadi yang pertama menekan tombol love.

Dan bila saya menyetel waktu like di jam 18 -  06 pagi keesokan hari, otomatis di jam tidur pun saya akan ngelike postingan siapapun. Sampai saya pernah berkali-kali di DM kawan, "Mbak makasih like-nya. Belum tidur jam 2 begini? Begadang ya?" 

Haloooo jam segitu saya tidur! Saya nggak lihat postingan dan nggak ngelike. 😂

Ulah siapa lagi ngelike dini hari kalau bukan si App. Kesannya saya ini 24 jam main medsos gara-gara si App. Esoknya saya ganti setelan jam, jadi dari 06 - 18, hanya siang hari. Tapi tetap saja dikira online melulu hehe. Dicap paling rajin ngelike lho gara-gara si App.

Tentang Auto Follow itu....

Fitur ini bisa disetel dengan memilih hastag. Misal, #TravelBlogger. Maka semua orang yang posting dengan memakai hastag itu akan difollow oleh aplikasi. Saya tinggal melihat pergerakan angka following, biasanya terus meningkat.

Jeleknya nih, saya pernah ketemu akun wanita/pria sexy di timeline. Perasaan saya tidak pernah follow kenapa jadi bermunculan di timeline. Unggahannya foto-foto nggak senonoh pula. Setelah cek ke sana kemari ketahuanlah ternyata mereka-mereka itu mencantumkan hastag yang saya tuju. Lha kok bisa-bisanya foto mesum pakai hastag #travelblogger? Apa dia seorang travel blogger? Duh!

Suami saya pernah tanya lho kok saya follow akun bule telanjang dada mulu. Hihi ternyata itu akun yang terfollow oleh aplikasi. Teman saya juga gitu pernah tanya saya, kok saya ngelike foto telanjang. Rupanya, setelah akun sexy tadi saya follow, otomatis jadi target yang kena like otomatis. Maka jangan heran kalau kemudian akun saya kepergok ngelike foto aneh-aneh he he.

Itu baru beberapa efek samping dari Auto Like dan Auto Follow lho...


Kena Hukum Instagram

Saya pernah mengalami IG nggak bisa diapa-apain. Tidak bisa posting, follow, unfollow, like, dan komen. Katanya, saya telah melakukan aktivitas tidak biasa. Mungkin karena aktivitas yang dilakukan oleh aplikasi terlalu banyak. Jadinya dianggap spam.

Namanya juga bukan manusia yang bekerja, ya nggak manusiawi banget memang punya asisten di App he he.

Meskipun menggunakan bantuan aplikasi, saya tetap membuka timeline. Tiap hari saya sudah punya alokasi waktu khusus buat bermedia sosial. Di IG sekian waktunya, di FB, Twitter, dan blog masing-masing ada waktunya. Setelah itu ya saya tinggal, gantian tugas diambil alih oleh aplikasi.

Nah, saat saya sedang online, biasanya saya memeriksa notifikasi dulu, membalas komen, memberi komen (bila ada tag masuk), dan meninggalkan jejak love. Setelah itu baru walking walking (bahasa apaan ini?) dari satu akun ke akun yang lainnya. Biasanya ya cuma 10 unggahan teratas. Kalau kebanyakan nggak ada waktu.

Komen Template

Satu lagi, dulu saya pernah cek fitur Auto Comment. Jadi, di applikasi ini kita bisa meninggalkan komen di banyak postingan. Kita tinggal setting postingan apa yang ingin kita komen, caranya dengan filter hastag, misal #TravelBlogger. Maka, setiap ada postingan menggunakan hastag tersebut, komen yang sudah kita setting dalam fitur otomatis akan mendarat di postingan berhastag #TravelBlogger.

Misalnya gini, saya bikin komen "Hi, nice post!". Maka, penerima akan membaca komen itu. Ada berapa banyak penerima? Ya sebanyak yang posting dengan hastag #TravelBlogger. Aneh nggak sih komen tersebar kemana-mana dan kalimatnya sama. Berasa banget robot yang berkerja! haha. 

Saya nggak pernah pakai fitur itu. Kebayang kalau unggahannya nggak nyambung, misal foto/video bunuh-bunuhan, lalu kita memberi komen "Hi, nice post!" OMG, bunuh-bunuhan nice post ya? 😂

Fitur yang nggak banget!


Serba Auto Untungnya apa?

Fitur Auto Follow itu ada manfaatnya walau lebih banyak efek sampingnya. Saya benar-benar mendapat kenalan baru sesama blogger yang meminati dunia traveling dan fotografi. Jadi dapat inspirasi baru dari orang-orang di berbagai tempat di dunia. Memang nggak banyak, tapi ada, dan tak sedikit yang follow balik. Mungkin ini yang bikin IG saya cepat banyak dapat follower kala itu.

Fitur Auto Like in Timeline itu juga berguna. Banyak kok teman-teman yang tidak peduli apakah itu manusia atau app yang memberi like, yang penting bagi mereka postingannya di like. Tahu sendiri kan, ada aja yang tiap hari ngarep dapat like banyak. Nah, yang begini enak dibikin senang lewat app hihi.

Sudah Stop Pakai Followers Assistant

Saya sebenarnya nggak ada keinginan untuk memberi testimoni mengenai aplikasi satu ini. Dari dulu suka atau kesal ya diam saja. Pakai sebentar, lalu good bye. Ealah nggak tahunya lupa logout, lupa unsub. 

Sekarang mendadak ngoceh karena urusan unfol yang bikin geregetan. Nggak bermaksud nuduh aplikasi ini sih. Tapi kalau kata kebanyakan teman, satu-satunya kemungkinan adalah dari app model auto follow dan auto unfollow gini. Apalagi lupa logout, apa saja bisa terjadi.

Ada Mak Icoel ketua KEB, Mbak Lina Sasmita kesayanganku, Rifa Mulyawan sobatku di Komunitas Blogger Air Asia, Mbak Prima teman di Jogja, Hairil Habibi di Pekanbaru, Diaz Kaslina sobat cantikku di Jogja, Gandi teman baik dari Solo, dan masih banyak lagi sobat dekat dan baikku yang diunfol oleh IG ku, perbuatan entah oleh si app atau siapa, yang jelas nggak mungkin banget saya unfol mereka 💙


Akun-akun yang kena auto unfollow dan sudah difollow lagi

Sekarang applikasi Followers Assistant ini sudah saya logout dan uninstall. Mudah-mudahan tidak ada kejadian lagi. Buat yang merasa terunfol dan telah membaca penjelasan ini, semoga bisa mengerti. 

Kalau masih ada yang nggak mau ngerti dan tetap saja suudzon, ya terserah saja. Capek juga menjelaskan satu persatu. Cukup postingan ini saja jadi penjelasan 😂

Saya masih berusaha cek manual siapa saja yang terunfol. Kalau ketemu akan langsung saya follow lagi. Kalau enggak, ya lewat hihi.

Hasil temuan pagi ini akun-akun yang kena unfol adalah @astin_astanti @windahtsu @rani_yulianty @atre7 @alaikaabdullah @anneadzkia @cilya_bcl @komburmamak @ulihape @agathamemey @meyagatha @yu.kitamakan @hermini79 @tianlustiana @gulanyagulali @qatrinnadya @advencious @mayasiswadi

Banyak banget kan? Semuanya temanku, banyak yang kukenal baik dan nggak mungkin banget aku unfol dengan sengaja.

Kapok pakai app auto auto haha









Lockdown Staycation di Hotel Grand Zuri BSD City

Telah berminggu-minggu suami bekerja di rumah (work from home), anak-anak belajar di rumah (home learning), dan saya pun tidak kemana-mana betah #DiRumahAja mengikuti aturan pemerintah selama Corona Virus melanda, demi kebaikan bersama. 

Lalu, apa yang akan terjadi bila kemudian saya mencari suasana berbeda dengan pergi ke hotel? Masih bisakah #SocialDistancing? Sukses kah bila #WorkFromHotel

Inilah pengalaman saya #LockdownStaycation di Hotel Grandzuri BSD City, Serpong pada tgl. 21-22 April lalu.
hotel grand zuri bsd city terbaik
Hotel Grandzuri BSD City, Serpong

Hotel di Seluruh Dunia Bernasib Sama


Sejak dunia dilanda Virus Corona, dunia pariwisata luluh lantak, hotel pun terkena dampak. Penawaran harga kamar terjun sebebas-bebasnya. Paket menginap 3 juta per bulan bahkan ditawarkan dengan gencar oleh beberapa hotel di Bali. Dalam kondisi normal, harga murah meriah tersebut adalah kabar gembira, namun di situasi seperti saat ini, banting harga bikin hati tidak tega untuk bertamu, bahkan saya merasa sangat nelangsa melihat sejumlah hotel tutup dan merumahkan karyawannya. 

Bagaimana dengan hotel-hotel yang ada di BSD City tempat saya tinggal?

Sejak pemerintah menetapkan aturan PSBB, beberapa hotel sekitar BSD City tutup sementara waktu karena wabah Covid-19, namun Grand Zuri BSD City  tetap beroperasi. 


Grand Zuri BSD tetap buka adalah kabar baik di tengah kondisi buruk, yang artinya hotel masih bisa bertahan karena masih bisa melayani tamu yang akan menginap,  serta mempekerjakan dan menggaji para karyawan, meskipun mungkin disertai dengan kebijakan tertentu. Buruknya tentu dari penurunan jumlah tamu, bahkan bisa saja tak ada tamu sama sekali. Siapa coba yang ingin keluar rumah di situasi seperti sekarang? Selain khawatir tertular saat berpapasan dengan orang lain yang kita tidak tahu apakah sehat atau sakit, juga bakal ada pengeluaran tambahan, padahal di situasi tak tentu saat ini mestinya banyak berhemat.


Benarkah di kondisi seperti sekarang menginap di hotel tidak aman dan buang-buang duit? Simak terus ya tulisan ini....

pengalaman menginap di hotel grand zuri bsd
Bertiga bertamu ke Hotel Grand Zuri BSD City. Situasinya sepi.

Paket Lockdown Staycation 


Paket Lockdown Staycation yang diluncurkan oleh Grand Zuri BSD City sesungguhnya merupakan bentuk dukungan terhadap kampanye Social Distancing dan anjuran Stay at Home dengan menginap untuk karantina pribadi atau bagi tamu yang bosan di rumah untuk suasana yang berbeda. 


Kalau saya pribadi, pergi ke hotel bukan karena alasan bosan di rumah. Rasa aman dan nyaman ada kok di rumah, dan selalu merasa betah. Jika akhirnya pergi ke hotel, salah satu alasannya untuk mendapatkan suasana berbeda terkait dengan kegiatan bekerja. Tapi memang ada banyak orang yang bosan di rumah saja dan ingin berganti suasana dalam beberapa hari, setelah puas lalu kembali lagi ke rumah. 


"Paket Lockdwon Staycation ini juga sangat menarik bagi tamu yang tidak bisa kembali ke daerah atau negara asalnya dan membutuhkan akomodasi yang terjangkau, aman, dan nyaman," ujar Pak Anton Hartanto, GM Hotel Grand Zuri BSD City.

Benar juga, saat banyak orang yang tak bisa keluar kota atau negara, katakanlah "terkurung" karena aturan pemerintah di kota asal atau negara asal terkait Corona, staycation di hotel bisa jadi pilihan. Bahkan, ketika merasa sangat perlu mengkarantina diri, berdiam diri dalam kamar hotel juga bisa dilakukan. 


Jelang lebaran begini biasanya orang-orang bersiap mudik. Nah, berhubung sedang nggak boleh mudik, bila memang ingin pergi, coba deh pergi ke tempat yang aman buat didatangi, misalnya hotel dekat rumah, atau hotel mana saja yang masih dalam kota. Yang penting, pastikan hotelnya aman, kitanya bisa jaga diri, dan mau mengikuti aturan hotel dalam pencegahan Covid-19.

promo hotel bulan ramadan

Paket Menginap Harga Istimewa


Bicara soal rate kamar, selama wabah banyak sekali hotel banting harga. Sebut saja ME Hotels dan SB Hotel, mereka menawarkan harga 3 juta per bulan room only. Dari segi harga jelas sangat terjangkau, jadi nggak perlu merogoh kocek dalam-dalam jika saat ini ingin menginap manja di hotel mewah.


Kenapa saya nggak ambil? Enggak lah, hotel dengan paket 3 juta perbulan itu jauh di Bali. Jika ke sana bakal terbang melewati bandara, tempat melintasnya orang dari berbagai kota dan negara. Ada resiko lebih besar terhadap Covid-19. Kalau hotel dalam kota masih bisa saya pertimbangkan. Seperti Hotel Grand Zuri BSD City ini, lokasinya dekat dari rumah, berjarak sekitar 4,8 kilometer saja. 


Menginap di hotel buang duit? Siapa bilang?


Saat ini banyak hotel menawarkan paket menginap dengan harga istimewa. Ketika ada orang mampu mengambil paket tersebut, saya tidak beranggapan bahwa orang itu sedang buang-buang duit. Saya justru melihatnya sedang berbagi rejeki agar hotel bisa tetap hidup dan para karyawan hotel bisa tetap bekerja. Lagipula, rate sedang turun toh? Hemat banyak namanya. 


Rate paket lockdown staycation Grand Zuri memang menarik, walau tidak sampai anjlok seperti dua hotel yang saya sebutkan, tapi tentu ada alasan tersendiri kenapa ditawarkan dengan harga IDR 4,5 juta per malam. Selain bukan room only, juga karena benefitnya beragam. 


Simak deh rangkaian paket menginap di Grand Zuri BSD City berikut ini, terdapat beberapa pilihan 7days/14Days/30Days. Penawaran ini berlaku untuk periode menginap sampai 30 June 2020. Ini baru April. Paketnya masih lama!

Paket Lockdown Staycation Hotel Grand Zuri BSD City
7 Days
(Consecutive Night)
14 Days
(Consecutive Night)
30 Days
(Consecutive Night)

Rp. 4.500.000

Superior room
Breakfast 1 or 2 person
Free upgrade
Free laundry 4 pieces
Free early check in
Free late check out
Discount 20% F&B
Discount 20% laundry
Free 1 complimentary voucher superior (after check out)

Rp. 8.000.000

Superior room
Breakfast 1 or 2 person
Free upgrade
Free laundry 4 pieces
Free early check in
Free late check out
Discount 20% F&B
Discount 20% laundry
Free 1 complimentary voucher superior (after check out)


Rp. 16.000.000

Superior room
Breakfast 1 or 2 person
Free upgrade
Free laundry 4 pieces
Free early check in
Free late check out
Discount 20% F&B
Discount 20% laundry
Free 1 complimentary voucher superior (after check out)

STAYcation #STAYsafe #STAYhealthy


Saya percaya, setiap orang yang melek Covid-19 pasti berupaya agar bisa aman dan terhindar dari penyakit tersebut. Baik ketika di rumah maupun di luar rumah. Bagaimana dengan hotel? Saya yakin orang-orang yang bekerja di hotel pun tidak mau ambil resiko menjadi sakit. Mereka ingin aman, tamu juga harus sehat dan selamat.


Ketika memilih untuk tetap beroperasi, Grand Zuri BSD menjalankan secara serius tindakan pencegahan terhadap penyebaran Covid-19 di seluruh area hotel dengan fasilitas pendukung pencegahan serta disinfectan treatment secara detail dan teratur baik untuk area seluruh tamu, karyawan serta perlakuan ekstra hati-hati kepada pemasok bahan-bahan kebutuhan makanan dan hotel sesuai standar kebersihan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) dan pemerintah.


Secara teori, hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Pak Anton Hartanto, General Manager Grand Zuri BSD City kepada saya ketika bertamu ke hotel pada hari Rabu tgl. 22 April 2020 lalu. Sedangkan secara praktek, saya menyaksikan dan mengalaminya langsung sejak berangkat, setiba di hotel, selama di hotel, hingga meninggalkan hotel pada Kamis siang tgl. 23 April 2020.

Layanan jemput ke rumah. Saat tiba di rumah, driver sudah mengenakan masker dan sarung tangan, serta menjaga jarak aman selama duduk di dalam mobil. Sesuai aturan PSBB, satu mobil hanya membawa 3 orang, yaitu driver, saya, dan suami. Sedangkan anak laki-laki saya berkendara motor ke hotel.
Diantar sampai hotel. Kami langsung diarahkan ke tempat cuci tangan terlebih dahulu.
Tempat cuci tangan di pojok kanan area drop off, depan lobby hotel.
Area cek tamu. Wajib pakai masker, setelah cuci tangan boleh pakai hand sanitizer lagi bila perlu, dan diukur suhu tubuh dulu sebelum masuk, dan diberi arahan untuk tidak berlama-lama di tempat check-in. 
Pembatasan penggunaan lift ditandai kotak sebagai tempat boleh diisi pengguna

Protokol Kesehatan Masuk Hotel


Biasanya bila hendak ke Grand Zuri saya akan datang dan berkendara sendiri bersama keluarga. Kali ini saya memesan layanan antar jemput. Alhamdulillah bisa. Supir hanya perlu berkendara sejauh 4,8 kilometer ke rumah, dan kami hanya perlu menghabiskan waktu tempuh kurang dari 10 menit untuk mencapai hotel. Dekat bukan? Iya, kalau jauh saya pasti akan pikir-pikir lagi 😃


Ketika tiba di rumah, supir sudah mengenakan masker dan sarung tangan. Ia memasukkan barang-barang kami dengan rapi di bagasi. Saat berada dalam mobil, saya dan suami diingatkan untuk menjaga jarak meskipun kami adalah keluarga. Supir duduk sendiri di bangku depan, kami berdua di bangku tengah. 


Sampai di hotel, begitu turun dari mobil, kami langsung diarahkan ke tempat cuci tangan yang tersedia di area depan lobby. Setelah itu baru melewati area pengecekan pribadi sesuai protokol kesehatan Covid-19 yaitu pengukuran suhu tubuh, pemakaian masker, dan tangan yang sudah dalam keadaan bersih. Bila salah satu tidak lengkap, maka akan ditahan dulu untuk tidak masuk hotel.


Area lobby hotel tampak sepi karena pihak hotel memang meminta agar tamu tidak berlama-lama di lobby bila tidak ada perlu. Proses check-in juga dipermudah agar tidak terjadi antrian dan penumpukan tamu. Sedikit atau banyak tamu, aturan ini tetap diberlakukan. Saat kami tiba kunci sudah disiapkan dan langsung diberikan, kami langsung dipersilakan menuju lift dan diminta agar segera pergi ke kamar.


Ada pembatasan penggunaan lift yaitu melalui tanda kotak di lantai lift sebagai letak pengguna berdiri, sehingga isi lift tidak terlalu rapat dan padat. 

Social distancing juga berlaku di hotel. Tamu secara otomatis mengisolasi diri dalam kamar. Menghindari tempat yang memungkinan berkumpul/bertemu tamu lain

Fasilitas Hotel Masih Dibuka


Hotel tidak berlebihan dalam melakukan pembatasan terhadap fasilitas untuk tamu. Kolam renang dan pusat kebugaran sampai saat ini masih dibuka. 


Selama 2 hari di hotel saya lihat kolam renang hanya dipakai oleh anak-anak, itu pun satu keluarga. Tak ada orang dewasa di dalam air. Ibu dari anak-anak yang berenang saya lihat hanya duduk mengawasi dari bangku di pinggir kolam. Situasi ini saya lihat pada Rabu sore dan Kamis pagi.


Di pusat kebugaran, tampak hanya beberapa orang saja, dan masing-masing memakai masker. Bila ada yang memakai alat fitnes di pojok kiri, yang lainnya pergi ke pojok kanan. Menurut keterangan Pak Anton, semua peralatan di gym rutin disemprot disinfectan, baik sebelum digunakan maupun setelah digunakan, demi menjaga kesehatan tamu dari Covid-19.


Kapasitas lift hotel saat ini dibatasi hanya untuk 6 orang. Tapi pada prakteknya bila sudah terisi 4 orang, yang lain tidak mau masuk lagi. 


Aturan social distancing juga diterapkan di restoran. Letak antar meja kini dibuat berjarak. Sarapan kini diantar ke kamar, tidak di restoran seperti biasanya. Untuk makan siang dan makan malam pun tamu kini lebih suka memesan untuk diantar ke kamar, itu sebabnya restoran kini tampak sepi.


Dengan adanya kesadaran tamu dalam menjaga jarak, pihak hotel tentu jadi terbantu dalam bekerja. 

Sendirian saja di gym
Akhirnya berdua di gym, sama anak.
Anak-anak dari satu keluarga bermain di kolam renang

Work From Hotel


Saya pergi ke hotel di musim social distancing sekadar untuk ganti suasana, bukan datang dengan bergaya seperti orang hendak liburan, tapi untuk bekerja.


Yak, pergi ke hotel kan cuma ganti suasana, kerja ya tetap kerja. Suami bekerja dari hotel, anak belajar dari hotel, saya pun sama dengan mereka, berkarya dari hotel. Sebut saja kami Work From Hotel 😀


Yang membedakan adalah kegiatan saya. Bila di rumah mesti sambil memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, kalau di hotel tinggal makan dan fokus saja sama pekerjaan saya di media sosial dan blog. Di saat tidak bekerja, apa yang kami lakukan? Nonton film bareng di TV! he he.


Anak perempuan saya tidak saya ajak, sebab di rumah ada ibu. Di situasi seperti sekarang, mengajak orang tua keluar rumah cukup rentan. Jadi, biarlah saya, suami, dan anak lanang saja. Ibu dan anak gadis berdua di rumah. Tahu sendiri kan, anak saya yang cewek itu kalau ketemu kolam renang nggak tahan untuk nggak nyebur. Nah, kalau sudah nyebur bakal lama, bahkan seringnya sampai pilek. Jadi biar aman, biarlah dia di rumah, toh kami cuma menginap 1 malam.

Work from hotel
Work From Hotel

Mencicipi Menu Rice Bowl, Topping Melimpah Bikin Kenyang


Ini bagian paling menyenangkan untuk diceritakan, makanan! 😍 


Sejak diberlakukannya Social Distancing, hotel melakukan sejumlah penyesuaian termasuk di restoran. Letak antara meja yang satu dan meja lainnya dibuat berjarak. Kini sarapan diantar ke kamar, tidak lagi disajikan prasmanan di restoran. Bahkan untuk makan siang dan malam tamu dianjurkan memesan makanan dan minuman yang diantar ke kamar.


Saat staycation, hotel sedang menawarkan beberapa paket makan yang nantinya akan digelar selama Ramadan. Salah satunya paket makanan Ayam Mamak's berupa rice bowl dan rice box dengan berbagai topping menggugah selera.


Pilihan menu rice bowl di antaranya Rice Bowl Ayam Teriyaki, Rice Bowl Empal Daging Suwir Balado, Rice Bowl Chicken Katsu, Rice Bowl Ayam Suwir Rica, Rice Bowl Dory Fish Lada Garam,  Rice Bowl Cakalang Suwir Dabu.


Pilihan menu rice box di antaranya Nasi Timbel, Nasi Ayam Bakar, Nasi Ayam Geprek, Nasi Ikan Asam Manis, Nasi Ayam Lada Hitam, dan Nasi Ayam BBQ.


Nah, saya mengawali bersantap di hari Rabu siang dengan menu Rice Bowl Empal Daging Suwir, Rice Bowl Ayam Teriyaki, dan Rice Box Ayam Geprek. Dessert-nya Pisang Goreng Geprek. Semua sajian ini berporsi besar. Topping melimpah, dan mengenyangkan!

Rice Bowl Ayam Teriyaki, cocok banget jadi pilihan suamiku yang saat itu nggak bisa makan pedas
Rice Bowl Empal Daging Suwir Balado. Paling juara! Topping melimpah dan bikin kenyang!
Favoritnya Alief, Rice Bowl Ayam Geprek. Potongan ayamnya gede!
Terenak! Pisang Goreng Geprek.
Menu dinner Rabu 22/4/2020: Rice Bowl Ikan Lada Garam, Rice Bowl Ayam Katsu, Rice Bowl Cakalang Dabu

Sarapan di Kamar


Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, saat ini sarapan tamu hotel diantar ke kamar. Tamu hanya diminta memilih 2 menu sarapan, Indonesian Breakfast atau Continental Breakfast. 


Continental Breakfast terdiri dari toast bread or croissant, butter & jam, omelet/fried egg/sramble/boiled, slice fruit, tea/coffee.


Indonesian Breakfast terdiri dari fried rice/fried noodle/chicken porridge/soto ayam, orange juice/guava, tea or coffee, slice fruit.

Sarapan bertiga di teras kamar. 

Food Festive Ramadan 1441H


Food Festive yang digelar oleh Grand Zuri BSD City selama bulan Ramadan menunjukkan kreativitas yang pantang mati meskipun di tengah pandemi. 


Melalui kepiawaian Chef Abdul Malik, hotel menyajikan secara khusus pilihan menu makanan dan minuman kepada tamu hotel menginap maupun yang hanya ingin memesan dan menikmati bersama keluarga bersantap di rumah.


Ada pula Drive Thru, pilihan sajian untuk berbuka puasa/ takjilan yang dapat dibeli mulai Jam 16.00 – Jam 19.00.  Lokasi di Teras Hotel Grand Zuri dan hanya melayani makanan untuk take away.


Ayam Mamak's, Pilihan Makanan Utama dari Rice bowl hingga Nasi timbel dapat di pesan dan antar ke rumah, dengan minimal pembelian 100.000 dan maksimal pengantaran berjarak 5Km dari Grand Zuri BSDCITY.


Family Package Delivery merupakan Pilihan Makanan Traditional dan sajian khusus dari Chef hotel yang dikemas untuk makanan siap antar dan disantap di rumah atau di kantor. Paket pilihan mulai untuk 4 Pax/8Pax/12Pax, atau harga mulai dari 250.000 – 600.000. Pemesanan sudah diterima H-1, harga belum termasuk biaya pengantaran. Pembayaran diterima sebelum pengantaran makanan, dan hanya berlaku untuk area BSDCITY dan Tangerang Selatan.







Standar kebersihan WHO 


Ada nggak sih rasa was-was terhadap makanan yang disajikan hotel? Oh tentu ada. Tetapi saya tidak terlena pada ketakutan yang ada, saya mencari tahu tentang bagaimana hotel memberi rasa tenang pada tamu ketika bersantap.

Rasa tenang itu ada karena Grand Zuri BSD menjalankan secara serius tindakan pencegahan terhadap penyebaran Covid-19 pada karyawan serta perlakuan ekstra hati-hati kepada pemasok bahan-bahan kebutuhan makanan dan hotel sesuai standar kebersihan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) dan pemerintah.


Chef Abdul Malik

Stay Safe, Happy, and Healthy

Menginap di Hotel Grand Zuri BSD City, sebuah pengalaman yang mungkin akan menjadi sejarah, staycation di tengah pandemi.

Ini bukan sekadar staycation biasa, ini mungkin bagian empati saya terhadap salah satu sektor industri yang terkena dampak. 

Saya kagum pada orang-orang yang tetap bersemangat menjalani pekerjaan, pantang menyerah meski corona deras menerjang. Semoga kesabaran dan ketabahan selalu menyertai setiap langkah. 

Suatu hari musibah global ini insha Allah akan berakhir, dan bila hari itu tiba, kebahagiaan akan kembali mekar pada setiap nafas.

Terima kasih Grand Zuri BSD, atas keramahan dan kehangatan yang diberikan. 
Saya merasa aman, dan sangat merasa sehat. 
Stay safe and healthy with @grandzuri.bsd


Buat teman-teman pembaca yang ingin mencoba staycation di tengah pandemi saat ini, pastikan memilih hotel terpercaya yang serius melaksanakan tindakan pencegahan Covid-19 di seluruh area hotel, termasuk karyawan, dan pemasok bahan makanan.

Jika tak yakin hotel yang dituju aman, tunda kedatangan. 

Kenakan masker selama berada di hotel, terutama di area yang sering berpapasan dengan tamu seperti di lobby, lift, lorong kamar, restoran, kolam renang, dan tempat gym. 

Seperti halnya di lingkungan perumahan orang-orang banyak tinggal di rumah saja, maka di hotel banyaklah tinggal di kamar saja.

Selalu jaga kebersihan diri sendiri, rajin cuci tangan, hindari kontak dengan siapapun, jaga jarak, dan jangan lupa berdoa semoga selalu sehat dan selamat dari Covid-19.

Stay safe and healthy with @grandzuri.bsd