Naik KRL Commuter Line, Makan Siang di Restoran GIOI Senopati

Naik KRL  Commuter Line, Makan Siang  di GIOI Senopati

Akhirnya aku naik KRL Commuter Line lagi setelah 3 tahun libur panjang. 

Terakhir naik tahun 2019, tahun di mana aku mulai terbiasa naik kereta. Jujur kuakui manfaat naik kereta dari BSD ke Jakarta jauh lebih unggul daripada naik mobil pribadi. Karena itu, aku suka jadi terbiasa.

Hingga akhirnya...

Pada bulan Maret 2020 pandemi melanda negeri. Sejak itu, jangankan naik kereta, naik mobil pribadi pun jadi sangat jarang. Lebih banyak tinggal di rumah, biar gak ketularan penyakit.

Baru pada Desember 2022 lalu naik KRL lagi. Buat menghadiri undangan lunch meeting dari PR ASUS Indonesia, tempatnya di Restoran Gioi Senopati, Jakarta Selatan. Rasanya seperti punya momen bersejarah, dan menjadi penting untuk dituliskan 😅

GIOI Senopati bersama Head of PR ASUS Indonesia dan beberapa teman content creator

Rasa yang Memudar

Lama gak naik KRL, rasa "terbiasa" itu mulai memudar, bahkan sekadar membayangkan kembali naik KRL saja jadi agak tegang. 

Biar gak makin pudar, kutonton video reel teman-teman content creator yang konsisten kampanye naik transportasi umum, khususnya KRL Jabodetabek. Hasilnya? Aku kembali tercerahkan. 

"Oh mudah banget ya, dan tetap murah, tapi fasilitas, keamanan, dan kenyamanannya makin bagus!" 

Tetap murah? Ya. Coba lihat tarif bus bandara di Intermark Indonesia yang rutin aku gunakan bila hendak ke bandara. Sebelum pandemi Rp35.000,- saja. Sejak dan setelah pandemi naik drastis jadi Rp75.000,-

Sedangkan commuter line? Masih sama. Dulu Rp3.000, sekarang pun masih segitu. Nominal tersebut berdasarkan pendebetan yang terecord di kartu Flazz ku. Memang gak bisa dibandingkan sih, beda moda juga kan. Tapi setidaknya ada perbedaan signifikan soal tarif.

Selain itu, aku jadi suka nyimak cerita Mbak Ade Anita soal kebanggaannya naik transportasi umum KRL yang dilakukan oleh keluarganya. Sangat kagum dengan cara pandang keluarga Mbak Anita dalam hal transportasi. Alasannya bukan semata untuk kepentingan pribadi, tapi lebih jauh untuk orang banyak, lingkungan, dan kehidupan yang lebih baik.

Pengalaman pernah tinggal di luar negeri bisa jadi salah satu faktor yang membuat Mbak Ade Anita punya pengalaman baik dalam hal naik kendaraan umum. Dan itu membuat cara pandangnya sangat positif.



Pengalaman pribadi mbak Ade Anita yang dibagikan di medsos (tanpa disponsori oleh siapa-siapa) sangat menginspirasi. Termasuk komentar-komentar pada status tersebut, menambah keyakinan diri untuk mengikuti jejak baik mereka. 

Status Mbak Ade Anita dapat di baca di sini : Mbak Ade Anita - Transportasi Jabodetabek.

KRL Jabodetabek

Pilihan untuk selalu naik kendaraan umum kadang kembali pada "di mananya". Karena gak semua tempat moda transportasi umum itu ada dan mudah. Jadi di sini, aku bicara sebagai warga yang tinggal di Jabodetabek.

Kalau bicara Jabodetabek, sarana transportasi umum semakin ke sini semakin lengkap dan memadai. KRL, MRT, LRT, bus, dan lainnya sudah ada dari dan ke mana saja. Mudah dan murah. Nah, kalau sudah disediakan lengkap, menolak memanfaatkannya adalah hal yang sangat disayangkan.

Buatku yang tinggal di BSD City, ada Stasiun Rawa Buntu dalam kota. Cukup dekat dari rumah. Tinggal naik gocar ke stasiun atau diantar oleh anak/suami saja. Lalu naik KRL, turun di stasiun terdekat dari tujuan. 

Misal mau ke FX Sudirman, aku tinggal turun di Stasiun Palmerah. Selanjutnya bisa disambung dengan ojol, taksi online, angkot, atau bus TJ. Aku biasanya naik Gocar. Kalau ojol GORIDE / GRAB Bike, suamiku gak ijinkan. Suami takut nanti aku jatohlah, olenglah, dan ga rela aku nempel driver 😂

Naik KRL bareng Tami dan Mbak Ria, pergi ke acara ASUS di Hotel Aloft Jakpus 4/12/2022

Karena ASUS Jadi Rajin ke Jakarta

Sebetulnya aku jarang sekali pergi keluar rumah sendirian dengan tujuan ke Jakarta atau tempat jauh lainnya dari rumah. Kalau masih sekitaran BSD saja sering. Biasanya keluar untuk rutinitas antar anak sekolah saja, belanja ke pasar, mall, klinik, tempat makan, dan beberapa keperluan harian lainnya. 

Karena jadi content creator maka keluar dari BSD itu jadi ada. Sebagai blogger, ada saja undangan yang menghampiri. Kalau dulu tiap ada undangan rasanya pengen datang, tapi belakangan sudah membatasi diri, mengurangi aktivitas ke banyak tempat dan tujuan, untuk alasan keluarga. Dan aku bahagia dengan pembatasan itu, membuatku santai, tenang, dan fokus pada hal-hal prioritasku.

Keluar dari rumah untuk tujuan ke Jakarta, sekarang lebih sering untuk acara ASUS saja. Sempat dua kali untuk kegiatan Funworld. Lainnya belum dulu. Waktunya belum ada.

Pergi ke acara ASUS kadang bersama Alief. Kadang sendiri saja jika Alief sedang sibuk kuliah dan mengerjakan tugas-tugas. Kalau ke Jakarta untuk acara keluarga beda cerita, perginya tentu sama keluarga. Suami dan kedua anak ikut serta.

Pernah ada acaranya ASUS saat weekend. Kami berangkat sekeluarga, bawa mobil. Karena mau jalan-jalan di Jakarta, pergi ke beberapa tempat hingga pulang malam, dan kami bawa banyak barang, termasuk barang-barang berharga seperti kamera DSLR dan beberapa laptop. 

Lain halnya kalau aku pergi sendiri dan gak pake bawa barang macam-macam, cussss aja naik kereta gak masalah. 

Acara ASUS di The Akmani Hotel tgl. 12/12/2021. Yang diundang aku dan Alief. Suami dan Aisyah ikut serta. Karena hari itu Minggu. Mau jalan-jalan ke beberapa tempat di Jakarta. Perginya merasa perlu bawa kendaraan karena banyak tujuan dan banyak bawa barang berharga.

Mahal = Nyaman&Aman?

Nah, ASUS tuh sering bikin acara di beberapa hotel di Jakarta Pusat. Jauh dari rumahku. Weekdays pula. Ga ada yang antar karena suami di kantor, Alief kuliah. Naik apa? Taksi online.

Buat ke sana biasanya aku naik gocar/grabcar dari BSD dengan biaya PP kurang lebih hingga Rp300.000. Belum bensin, tol, dan parkirnya hitung sendiri. Belum tenaga buat nyetirnya, stress sama macetnya, duuh..

Alhamdulillah akhirnya terkompori untuk naik KRL karena KRL sekarang makin nyaman dan aman, dan pastinya murah. Kalau soal aman, pernah hampir ragu gara-gara tahu ada kejadian blogger dijambret dan dicopet di kereta. Ngeri juga.

Tapi aku sadar. Yang namanya kejahatan bisa terjadi di mana saja. Tinggal kitanya yang banyakin doa, tingkatkan waspada, dan jaga diri baik-baik. Insha Allah, Allah akan melindungi.

Jadi, aku pingin banget naik KRL lagi. Udah minta ijin suami juga, dan suami bilang gini: "Iya gpp, tapi hati-hati. Kalau pergi/pulang di jam sibuk, keretanya padat, tunda dulu, atau naik taksi online aja. Kalau mau papa jemput, kasihtau aja," ujar suamiku.

Suamiku takut banget aku kenapa-kenapa 😄 Tentu karena suamiku sayang aku 💖

Naik KRL sendiri. Pertama kali setelah 3 tahun ga naik. Naik dari Stasiun Rawa Buntu, turun di Stasiun Palmerah. 3/12/2022

Bisa GOTRANSIT

Sepanjang tahun 2022, undangan acara di Jakarta dari ASUS beruntun. Kala itu aku masih maju mundur mau naik KRL. Antara masih dihantui virus corona, berjubelnya orang, gak kuat bila berdiri lama, dan beberapa hal lainnya yang mungkin bagi orang lain hal sepele tapi bagiku enggak. 

Akhirnya tetap saja kemana-mana naik mobil. Kadang naik taksi online, kadang diantar suami atau Alief.

Hingga akhirnya, tgl. 3 Desember 2022 lalu aku memutuskan mulai naik KRL Communter Line lagi untuk pergi ke acara lunch meeting dengan PR ASUS Indonesia di restoran GIOI Senopati Jakarta Selatan.

Sebelum memutuskan naik kereta, aku sempat tanya ke teman-teman soal cara naik kereta sekarang gimana. Siapa tahu ada perubahan, ya kan? 

"Sekarang bisa pakai GoTransit, Mbak Rien," ujar Tami (IG nya di @utamiisharyani).

Tami memang pengguna aktif KRL. Udah paling tepat aku nanya dia. Aku dikirimi foto tempat barcode di stasiun. Buat nunjukin nanti scanning-nya di mana. Selain dari Tami, info-info dari Mbak Maya Siswadi juga sangat membantuku.

Jadi GoTransit itu kita tinggal scan barcode di stasiun pakai aplikasi GOJEK. Apakah aku mencobanya?


Kompor Meleduk

Meskipun penasaran pengen coba Go Transit, kartu-kartu yang bisa dipakai buat naik KRL tetap aku siapkan.

Mandiri e-money, BCA Flazz, Indomaret Card, hingga kartu yang dulu beli di stasiun, semua aku kumpulkan. Siapa tahu gagal pakai app GOJEK, masih ada kartu yang bisa di-tap. Lalu, semua kartu itu aku isi saldo, buat jaga-jaga kali aja ada kartu yang error saat di-tap 😂

Tgl 3 Des 2022 itu aku tidak serta merta juga sih naik KRL. Sendiri pula. Bisa terjadi karena abis ngobrol sama teman-teman blogger yang kebetulan bakal berangkat bareng ke acara ASUS di Aloft Hotel tgl. 4 Des 2022. 


Dari obrolan itulah aku merasa jadi punya persiapan matang. Mungkin karena sudah punya bekal info yang lengkap, plus adanya para "kompor" yang bikin keberanianku jadi meleduk!  🔥

Stasiun Palmerah

BERHASIL dan Menyenangkan!

Dari rumah aku naik GOCAR ke Stasiun Rawa Buntu. 

Awalnya mau nyobain masuk pakai GOTransit. Tapi situasi stasiun saat itu ramai. Muncul khawatir nanti jadi lama prosesnya, bisa memperlama antrian masuk. Saat itu lebih mikirin orang lain ketimbang buru-buru mewujudkan nyobain GoTransit 😂

Mendadak juga merasa gak aman untuk mengeluarkan HP buat buka aplikasi GOJEK. Akhirnya tapping kartu aja deh daripada gugup nanti malah panik. Kelamaan di rumah aja, pas ketemu keramaian di stasiun malah cemas 😂

Alhamdulillah saat itu kereta cepat datang. Gerbongnya pun lumayan lengang. 

Begitu masuk, alhamdulillah langsung dapat tempat duduk. Rasanya lega. Hilang kekhawatiran bakal berdiri dan berjubel hehe. Lantas, karena sudah merasa aman dan nyaman, terbitlah rasa pengen selfie buat mengabadikan momen pertama keretaan lagi setelah 3 tahun. Norak? Biarin 😂

Setelah sekali jepret selfie, kusimpan lagi HP ke dalam tas. Berusaha banget sepanjang berkereta itu gak tertidur. Biar selalu waspada gitu, juga takut kelewat stasiunnya. Alhamdulillah kurang lebih 20 menit sampai di Stasiun Palmerah. Rasanya pengen teriak: Yeay aku berhasil! 🤣

Sejak dulu, ada 2 spot yang gak pernah absen aku jepret saat berada di Stasiun Palmerah, yakni lantai atas stasiun dan jembatan menuju halte arah Senayan. Aku suka dengan lengkung atapnya dan pola pada langit-langitnya.

Lantai atas stasiun

Jembatan menuju halte arah Senayan

Supir Musafir 

Hari itu Jumat. Janji temu untuk lunch meeting di Restoran GIOI di Senopati jam 12 siang, saat umat muslim Jumatan.

Sesaat setelah aku berada dalam mobil GOCAR yang aku pesan, adzan berkumandang. Di situ memang ada masjid MPR. Suara adzannya terdengar olehku.

"Pak, kalau mau Jumatan dulu silakan. Saya bisa tunggu," ucapku kepada driver. Kutawarkan dengan tulus dan tidak masalah jika terlambat tiba di GIOI. 

"Oh tidak apa bu. Saya kan musafir. Nanti salat Dzuhur saja," jawab laki-laki yang tampak udah gak muda lagi itu.

Mendengar jawaban itu, aku diam saja, lalu membatin, "Mungkin syarat musafir si bapak sudah terpenuhi. Mungkin."

Kuperiksa pesan di WA, Olin dan Mas Firman (PR Asus) sudah sampai di restoran. Yang lainnya belum. Aku jadi merasa santai meskipun saat itu perjalanan gak begitu lancar. Padahal, jalan Senopati arah ke GIOI restoran merupakan jalan dengan satu arah (oneway).

Restoran GIOI ada di sebelah kanan jalan. Tampak bangunannya dua lantai. Depannya ada area parkir yang terbatas. Mobil yang mengantarku tak bisa berhenti lama. Jadi, aku ngebut keluar mobil, biar gak diklakson dari belakang he he. Paling ga suka dengar klakson, ga sopan, bikin panik juga kadang-kadang he he.

Karena bergegas itulah aku gak mikirin mau motret tampak luar resto. Jadi, foto berikut aku pinjam dari beberapa sumber.

GIOI Senopati dan tempat parkir yang terbatas. (sumber: zomato.com)

Pintu masuk GIOI. (sumber: larismanis.com)

Dining area GIOI Senopati (sumber: zomato.com)

Gak Punya Musala

Sampai di restoran, yang kutanyakan pertama kali adalah toilet dan musala. Toiletnya ada, musolanya gak ada. Haiyaaah! Jadi kalau mau solat mesti keluar, dan ternyata masjidnya jauuuuh 😅

Saat itu restonya masih agak sepi. Suasananya tenang. Berasa bakal enak buat ngobrol santai maupun bisnis. Apalagi Mas Firman dan Olin pesan tempat private dalam ruangan semi tertutup di pojokan. Pencahayaannya bagus, agak redup yang bikin nyaman.

Aku dan Andre sudah duluan sampai. Abis itu baru Horas, Askar, dan yang paling belakangan tiba Mas Eko. Katanya kutbah Jumatnya lama, ustadnya spesial. Mas Eko nya pengen cepet bubar tapi kayak ada yang nahan untuk tetap mendengarkan ceramah sampai selesai 😄

"Ayo Mbak Kate langsung pesen minuman dan makanan, bebas mau pesen apa aja," ujar Olin.

PR ASUS mah gitu! Bikin enak hati wkwkwk. Selalu, tiap diundang acara, makan duluuuu sampe puas dan kenyang, baru urusan kerja. Dibebasin mau makan apa aja dan berapa, tinggal kitanya aja yang tahu diri wkwk. Yoha!



Spesialnya Bebek, Aku Pilih Tom Yum  

GIOI Senopati berlokasi di kawasan Senopati, Jakarta. GIOI merupakan salah satu restoran yang served Indonesian fusion food. Menunya beragam dan ada untuk vegan juga. 

Selain di Senopati, GIOI juga ada di PIK dan Menteng. Aku belum pernah mendatangi semuanya, jadi ini pertama aku ke GIOI. 

Berbeda dengan tampilan luarnya yang biasa saja, desain interior-nya justru bagusss! Waitress-nya juga helpful

Harga yang ditawarkan tergantung set menu apa yang hendak di-order. Ada menu standar dengan harga yang terjangkau, ada juga spesial menu yang harganya relatif mahal. Meski demikian, soal rasa, gak perlu diragukan lagi.  

Dari beberapa review yang aku baca, menu Salmon Lodeh paling banyak dipuji. Sedangkan signature dish nya sendiri adalah menu bebek, yakni Roast Duck Curry dan GIOI'S Signature Crispy Duck

Aku sama sekali lagi gak kepengen makan bebek saat itu. Apalagi di rumah juga hampir tiap hari makan bebek pesan di Bebek Kaleyo. Ya walaupun beda tempat dan tentu beda masakan, tetep aja hari itu aku ga tertarik makan bebek. Pilihanku jatuh pada Creamy Tiger Prawn Tom Yum
Creamy Tiger Prawn Tom Yum

Nggak Nyesel Pesan Creamy Tiger Prawn Tom Yum

Creamy Tiger Prawn Tom Yum dibanderol dengan harga IDR 175K

Menu populer Thailand satu ini menghadirkan element rasa sweet, salty, sour, and spicy.  Perpaduan rasa yang bikin happy. Asam dan pedas namun lembut dan mengenyangkan. 

Berasa pedasnya, tapi gak bikin kepedasan. Biasanya kalau makan tom yum di resto lain sering kepedasan, kalau ini nggak. Makanku jadi nikmat, ga dikit-dikit minum. 

Isian udang windunya gak pelit. Cumi, bakso ikan, jamur champignon, chikuwa juga ada deh kayaknya, aku agak lupa haha. Pokoknya semuanya berdesakan dalam mangkok yang gak kecil. Awalnya kukira bakal habis untuk dinikmati sendiri, ternyata kudu sharing biar ga mubazir. Apalagi menu ini disajikan dengan nasi, makin mempercepat rasa kenyang.  

Andre yang tampak bingung mau pesan apaan, langsung aku sarankan Creamy Tiger Prawn Tom Yum, dan dia setuju. Hasilnya? Sebuah pujian atas citarasa: Mantap! 

Sexual Healing

Ini nama minuman. Unik ya. Pada mikir kemana hayo pas baca namanya? 😅

Sexual Healing terbuat dari campuran buah dengan Sprite. Salah satu buahnya adalah buah naga. Rasa manis yang amat tipis justru bikin minuman ini enak banget, rasanya segar. Bukan malah tambah haus. Pastinya jadi ampuh banget buat ngilangin haus yang muncul setelah perjalanan naik kereta. Walau Sprite-nya bikin aku marahin diri sendiri, "Bukannya menghindar malah santai aja order!" 

He he. Aku punya masalah lambung. Soda kudu banget dihindari kalau ga mau kesakitan.



Kenyang tapi Resah! 

Mas Firman dan Mas Eko memesan nasi goreng yang sama, dan Askar makan ayam tanpa nasi. Diet katanya. Diet nasi doang😅 

Horas datang saat aku sedang sibuk menghabiskan Tom Yum. Dia duduk di sebelahku. Lalu membuka buku menu. Dibacanya nama menu dengan suara yang membuatku bisa mendengar dengan jelas. Dia diskusi dengan Askar soal menu apa yang pengen di pesan. 

Ternyata....
Horas memesan menu halal versi dia, tapi haram versi aku. 
Duuuuh...di sini ternyata sedia menu babi! Ya Allah ampuni hambamu ini baru ngeh😭

Aku memang salah. Sejak awal fokus saja sama menu tom yum dan minuman yang direkomendasikan oleh waitress. Karena merasa sudah ketemu yang cocok, jadi gak mau baca keseluruhan daftar menu lagi. Padahal makanan tanpa babi dan dengan babi, berurutan dalam buku menu. Terpampang nyata gak disembunyikan. Minuman beralkohol juga sedia. Gimana ya, meskipun ga pesan makanan gak halal, tetap saja berasa ketelen yang gak halal. Hu hu aku resah karena makanan yang dimasak oleh resto dilakukan di satu dapur. Huaaa 😭

Bukan salah Olin yang pilih tempat, tapi salahku yang gak main periksa dulu. Kan bisa nolak, lalu kasih saran ke tempat lain yang aman. Atau datang, tapi ga usah ikut pesan apa-apa. 

Gak sedia musola itu saja sebenarnya sudah bikin aku gelisah. Semakin nyata saat tahu menunya sangat tidak ramah muslim. Sekali lagi ini bukan salah yang punya resto. Salahku yang datang gak cek dulu.

Daftar menu GIOI Senopati dapat dilihat pada link bio IG @GIOIJakarta

Nasi gorengnya Mas Eko

Ayam, pesanannya Askar

KODE VOUCHER Buat Belanja Hemat Laptop ASUS

Lunch meeting di GIOI hari itu adalah untuk membicarakan laptop-laptop ASUS terbaru yang nantinya akan kami informasikan melalui medsos masing-masing.

Ada 4 laptop ASUS yang diperlihatkan pada kami hari itu. Semuanya laptop baru. Bahkan 1 unit ada yang belum buka segel.

Di antaranya: ASUS ZenBook Pro 16X OLED,  Zenbook 14 OLED (UM3402), ASUS ZenBook S13 Flip OLED (UP5302), dan Vivobook 14X OLED A1403.

Nah, sekalian nih. 

Aku mau info KODE VOUCHER belanja laptop ASUS supaya lebih hemat! 

Jadi, di sini aku gak cuma ngoceh soal laptop-laptop kece yang bisa dipilih untuk digunakan sehari-hari sesuai kebutuhan, tapi juga info diskon supaya bisa beli laptop ASUS dengan harga lebih hemat bila belinya di ASUS ONLINE STORE. 

Bukan cuma DISKON senilai Rp500ribu, tapi juga bebas ongkir ke mana pun tujuan selama masih di Indonesia, gratis biaya packing kayu, dan gratis asuransi pengiriman.



Info KODE VOUCHER belanja laptop ASUS supaya lebih hemat! ✨🤩


Berikut ketentuannya:

✅ Khusus buat belanja laptop ASUS Zenbook dan Vivobook saja

✅ Gunakan kode voucher: 𝗔𝗦𝗨𝗦𝗧𝗥𝗔𝗩𝗘𝗟𝟱𝟬𝟬𝗞 untuk potongan sebesar IDR 500K supaya lebih hemat

✅ 𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐀𝐒𝐔𝐒 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐞 pada link berikut: https://bit.ly/BeliLaptopASUS

✅ 𝐊𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚 𝐛𝐞𝐥𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐀𝐒𝐔𝐒 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐞 𝐚𝐣𝐚? Karena gak semua laptop ASUS ada di ASUS Offline Store

✅ Kode voucher berlaku untuk semua laptop ASUS yang tersedia pada link ASUS Online Store. Tidak pakai syarat apapun, langsung saja gunakan.

✅ 𝐊𝐨𝐝𝐞 𝐯𝐨𝐮𝐜𝐡𝐞𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐃𝐞𝐬𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟐 𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐌𝐚𝐫𝐞𝐭 𝟐𝟎𝟐𝟑

Kapan lagi bisa belanja laptop @asusid sehemat ini? 😀

Tahun baru ganti laptop yang tepat sesuai kebutuhan, buat menunjang aktivitas supaya makin lancar, produktif, dan sukses!

Daftar produk laptop ASUS bisa dilihat pada link berikut: https://bit.ly/DAFTARPRODUKASUS

Laptop-laptop yang aku hands-on saat di resto GIOI bisa dilihat pada IG reel berikut. Siapa tahu ada yang cocok, kamu bisa langsung beli dengan menggunakan kode voucher di atas untuk potongan harga sebesar Rp 500.000,-

 


 


Empat video Reel di atas berisi ulasan laptop hasil dari lunch meeting yang aku lakukan bersama teman-teman content creator di Restoran GIOI Senopati.

Deretan karya yang merupakan tujuan dari perjalanan naik kereta dari BSD ke Jakarta. Naik kereta pertama setelah tiga tahun libur panjang.

Menuliskan cerita naik kereta pergi ke GIOI untuk meeting ASUS ini menyisakan beberapa hal yang masih terpatri dalam ingatan:

  • Supir GOCAR yang rumahnya di Bekasi mengaku musafir saat bekerja di Jakarta, maka ia merasa wajar gak salat Jumat. Hmm....
  • Restoran yang menunya ada beberapa masakan babi, membuatku resah gak abis-abis meski aku gak makan babi. Mungkin tobatku kurang serius makanya masih resah? 
  • Pengalaman pertama naik kereta setelah lama libur sangat menyenangkan. Lancar, aman, nyaman, dan ga semenakutkan yang kubayangkan. 

Acara meeting kecil kami ternyata gak sebentar. Hampir jam 5 baru kelar. Tadinya aku berencana pulang naik kereta lagi. Tapi suami datang menjemput. Ia belum rela jika aku naik kereta di jam sibuk (jam pulang kerja), khawatir penuh, berjubel, berdesakan, dan aku ga kebagian duduk. 

Molten Callebaut Pandan yang dibawa pulang

Aku baru saja memesan Molten Callebaut Pandan ketika suami mengabari sudah dalam perjalanan menuju GIOI. Dessert satu ini agak lama dibuat. Bahkan saat suamiku sudah hampir dekat GIOI, baru selesai. Aku gak keburu menikmatinya di restoran. 

Akhirnya, dessert rekomendasi dari Olin itu aku minta bungkus. Tepat ketika selesai dibungkus, suamiku sudah di depan resto.

M O LT E N CA L L E BAU T PA N DA N  IDR 75K

Soft & crumbly golden sponge pandan

lava served with pandan ice cream.

Nyaris saja gagal mencicipi Molten Callebaut Pandan haha. Ga mubazir sih andai gak keburu selesai saat aku dijemput. Masih bisa dimakan oleh Mas Eko, Askar, atau yang lainnya. 

Andai makanan belum jadi, kan bisa ditunggu? Suami datang tinggal parkir dulu. NAH, gak bisa gitu!

Sore itu parkiran GIOI penuh. Mobil pengunjung yang baru datang ga boleh parkir di jalan. Bikin macet. Apalagi di situ jalannya oneway, dan GIOI itu ada di sebelah kanan jalan. Jadi, pas suami datang, aku harus segera masuk mobil, dan langsung jalan lagi.

Masalah banget memang soal parkiran di sana. Kalau punya supir pribadi sih, tinggal turun aja, biar supir yang urus mau parkir di mana. Atau, naik taksi online saja. Pas sampai tinggal turun gak perlu mikirin mau parkir di mana. Itu kalau lagi ramai. Kalau lagi sepi mah santai.

Pilihan teh di GIOI. Aku pesan salah satunya buat diminum saat meeting

Open Bar 

Selagi masih hangat, kunikmati perlahan Molten Callebaut Pandan di tengah perjalanan yang gak lancar jaya. Gerimis pula, dan makin deras. Lengkap sudah berada dalam pelukan macetnya Jakarta. 

Kuajak suami mencicipi makananku, tapi ditolaknya. Mau konsen nyetir katanya 😀

Akhirnya kusisakan agar suamiku bisa mencicipinya sesampai di rumah. 

Sepanjang perjalanan pulang menuju rumah di BSD City, kuceritakan pada suami semua hal yang kualami di hari itu. Persis seperti yang aku tulis di sini. 💕

Naik Menara Teratai, Landmark Kota Purwokerto di Kawasan Bung Karno

Berburu View Kota Purwokerto dari Ketinggian

Pertama kali aku tahu Menara Teratai dari Pungky, teman blogger asal Depok yang sudah lama bermukim di Purwokerto. 

Pungky bekerja di bidang pariwisata, di bawah Dinporabudpar Purwokerto. Tentunya Pungky tahu objek wisata kota apa yang bisa direkomendasikan ke aku. Nah, salah satunya Menara Teratai itu.

"Kalau mau lihat Kota Purwokerto dari ketinggian, dari Menara Teratai bagus banget, Mbak Rien," ujar Pungky.

Buatku yang memang suka berburu cityscape bila datang ke suatu kota, info dari Pungky sangat berguna. Jadi, kutanggapi informasi dari Pungky dengan antusias.

Tapi, bukankah dari ketinggian gedung hotel pun bisa dapat view kota? 🤔

Foto bareng Pungky di Menara Teratai

Menginap di Luminor Hotel, Dapatnya View Punggung Mall 

Selama di Purwokerto, aku dan keluarga menginap di Hotel Luminor. Alasanku memilih Luminor karena lokasinya strategis di pusat kota. Dekat alun-alun Purwokerto, dekat pula dengan beberapa objek wisata dalam kota. 

Gedung hotelnya pun tinggi, mestinya sih punya view kota.

Baca juga: Menginap di Hotel Luminor Purwokerto

Tapi ternyata, view yang kudapat dari kamarku adalah punggung mall. Mending kalau cuma selebar punggung Gong Yoo, ini lebarnya 1000 punggung Lee Min Ho! Nutupnya banyak! Hadeuh 😅 

Aku mesti keluar kamar, pergi ke sisi lain hotel supaya dapat view yang aku mau. Spot pandang terdekat dari kamar adalah lorong menuju lift yang menghadap ke selatan. Di situ ada dinding kaca lebar menghadap bagian depan hotel. Ternyata, inilah view yang aku lihat... gak seberapa spesial 😄

View Menara Teratai dari Luminor Hotel

"Naik Menara Teratai bu kalau mau dapat view 360⁰," ujar staff hotel Luminor yang aku tanyai pada suatu pagi.

Oh. Okay! 

Berarti memang bakal beda cerita kalau memandang kota dari Menara Teratai. Lebih luas karena bisa dilihat dari segala penjuru. Saran Pungky buat naik Menara Teratai memang udah paling bener.

"Kalau ibu mau lihat kecantikan Menara Teratai di malam hari, ibu tinggal lihat dari hotel kita aja bisa kok bu, bahkan dari dalam kamar ," ucap staff hotel menambahkan.

Ha? Apaaaa?? 😱

Tambahan informasi tersebut aslinya bikin sebel. Telat kak! Mosok ngasih tahunya pas kami udah mau check-out? hu hu. Ya salahku juga sih. Coba sejak awal tiba di hotel langsung nanya, apa ada kamar dengan spesial view atau apa gitu, jadi bisa milih, ya kan? Andai pun gak dapat kamar view Menara Teratai, seenggaknya masih bisa melipir ke lorong depan kamar yang menghadap menara, bisa liat-liat sambil motret.

Menara Teratai di malam hari. (Sumber foto Banyumas24Jam.com)

Meskipun telat diinfo, alhamdulillah beberapa jam sebelum check-out kami masih sempat melihat pemandangan Menara Teratai dari hotel. Aku pun sempat ambil foto sebelum nanti gantian motret dari ketinggian menara.

Sesalku cuma karena gak liat di waktu malam. Keindahan Menara Teratai akan lebih memesona saat lampu warna-warninya bersinar di kegelapan. 

Ini sih yang nyesel cuma aku. Anak-anak dan suami mah santai. Dapat view syukur, gak dapat ya udah 😂

Buat yang berencana berlibur di Purwokerto, misalkan nginap di Luminor, dan pengen stay di kamar dengan view Menara Teratai, harus request dulu ke hotel. Sampaikan saat melakukan pemesanan, supaya terhindar dari view punggung mall yang bikin boring 😂

Dari hotel ternyata bisa lihat Menara Teratai
View Menara Teratai dari Luminor Hotel. Bukit dan pegunungan di kejauhan, tertutup kabut

Menerjang Panas yang Amat Menyengat 

Hari itu Minggu, tgl. 19 Juni 2022. Hari terakhir kami di Purwokerto. Selepas check-out dari Luminor Hotel, kami pergi berwisata. Hanya city tour murah meriah, tapi istimewa, dan bikin bahagia. Istimewanya karena jalan-jalannya sama keluarga, di kota yang sama-sama kami datangi untuk pertama kali.

Sesuai rekomendasi Pungky, kami mengunjungi Taman Mas Kemambang dan Menara Teratai. Taman dulu, menara kemudian.

Baca juga: Berwisata di Taman Mas Kemambang Purwokerto.

Seperti yang sudah kuceritakan sebelumnya, Taman Mas Kemambang itu cantik, bersih, dan nyaman. Tiket masuknya pun murah meriah, tapi isi tamannya sungguh gak murahan. Mau main, jajan, atau sekadar keliling liat-liat saja, semua menyenangkan. 

Bermain di Taman Mas Kemambang

Refreshing di Taman Mas Kemambang

Hari itu Purwokerto panas sekali. Gerah udah pasti. Silau sih jangan ditanya, mata terpicing-picing dibuatnya. 

Aisyah dan Alief main scooter listrik. Aku dan suami keliling liat-liat taman, kolam penuh ikan, dan pastinya foto-foto. Tak lupa jajan minuman. Haus banget euy...

Setelah puas bermain, jajan, dan jeprat-jepret di Taman Mas Kemambang, kami lanjut ke Menara Teratai.

Waktu mau masuk mobil, ya Allah berasa masuk oven wkwk. 

Nyalain AC lama bener sejuknya, saking mobil lama kepanasan di parkiran kali ya. Tapi, keinginan untuk lanjut berwisata ke Menara Teratai tak surut. Tetap maju tak gentar menerjang cuaca Purwokerto yang panasnya sungguh durjana 😂

Jembatan Proklamator. Puncak Menara Teratai terlihat di latar belakang

Kawasan Bung Karno

Jarak dari Taman Mas Kemambang ke Menara Teratai kurang lebih 3 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit saja. Perjalanan lancar, ga ada macet seperti di Jakarta. Hanya stop di lampu merah, itu pun tak lama, karena jumlah kendaraan gak kayak ular naga panjangnya.

Rute perjalanan kami melewati Alun-Alun Kota Purwokerto, lalu belok kiri meniti jembatan Proklamator dengan sensasi yang biasa-biasa saja. Mungkin jadi spesial kalau pas lewat tiba-tiba ada suara orang baca proklamasi wkwk. Yang ada merinding.

Soal Jembatan Proklamator itu sudah pernah aku posting beberapa kali di instagramku. Jembatan ikonik yang pesonanya berkali lipat bila dilihat pada malam hari, saat lampu warna-warninya menyala.

Nah, dari Jembatan Proklamator itu, Menara Teratai sudah terlihat. Hanya perlu 2 menit saja untuk sampai di parkirannya. 

Tempat di mana Menara Teratai dan Jembatan Proklamator berada ini dinamakan Kawasan Bung Karno.

Berfoto di Jembatan Proklamator

Berkunjung Sebelum Sah Diresmikan

Kawasan Bung Karno meliputi Menara Teratai, Convention Hall Putra Sang Fajar, Jembatan Proklamator, dan Madhang Maning Park.

Telah diresmikan oleh Ketua DPR Republik Indonesia, Ibu Dr. (H.C) Puan Maharani pada hari Rabu tgl. 6 Juli 2022.

Jadi, ketika kami ke sana pada bulan Juni statusnya belum diresmikan. Meski begitu, Menara Teratai sudah beroperasi sejak bulan Mei dan sudah bisa dikunjungi oleh masyarakat setempat, maupun pendatang dari luar kota Purwokerto.

Berikut video peresmian Menara Teratai yang aku ambil dari IG resmi @menarateratai_purwokerto


Masih Baru, Belum Ada Peneduh

Kawasan Bung Karno meliputi hingga 1,4 kilometer di antara jalan yang menghubungkan Jalan Jenderal Soedirman dan Jalan Gerilya.

Luas, tentu saja. Tapi aku agak tercengang dengan keadaan sekeliling menara yang belum ada apa-apa, bahkan terlihat biasa saja. Mungkin karena masih baru. Belum ada taman asri layaknya objek wisata nan indah di tengah kota. 

Di situ hanya ada menara dan sebuah gedung yang dinamakan Convention Hall Putra Sang Fajar. Sisanya pelataran yang sudah dipasangi konblok, parkiran terbuka yang dilengkapi toilet, dan lahan kosong terbuka yang belum diapa-apain.

Madhang Maning Park yang mana dong? 🤔

Parkirannya luas. Berlapis konblok dan beratap langit saja. Karuan saja di siang bolong amat panas saat itu, berlama-lama di parkiran berasa dipanggang. Tinggal taburi garam jadi manusia asin 😅

Ada sih pohon, tapi masih kecil-kecil. Sepertinya baru ditanam. Mudah-mudahan saat ini, setelah 6 bulan berlalu sejak aku dari sana, pohonnya sudah tumbuh besar. Biar parkirannya adem.

Jalan masuk parkiran menara - Juni 2022
Area Parkir Menara Teratai. Sudah ada pohon yang ditanam, tinggal tunggu tinggi besar dan rindang biar adem 🌳

Matahari Kelewatan Garang

Berasa banget dihantui gosong, meskipun sudah pakai sunblock. Alief mencemaskan jerawatnya bakal tumbuh bermekaran. Hanya suami dan Aisyah yang santai tralala. Duo bapak anak yang emang selalu santuy to the max. Mau panas, mau hujan, tetep santuuuy 😅

Berdiam saja dalam mobil ngapain. Kasihan si AC mobil kudu kerja keras menghalau udara panas. Lagian sudah sampai di lokasi masa puter balik lalu pergi?

Pilihannya tentu saja bergegas keluar. Ada dua buah payung selalu standby tinggal disambar, biar gak terlalu sakit kena sengatan matahari saat jalan kaki dari parkiran hingga menara.

Menaranya gak jauh. Kurang lebih 20 meter saja dari parkiran. Tapi di tengah cuaca panas menyengat saat itu, jarak pendek berasa jadi ratusan kilometer!

Sebelum jalan meninggalkan parkiran, kami foto bareng dulu dengan latar belakang menara. Biar afdol gitu. Sekaligus jadi bukti manis bahwa kami pernah berpanas-panas ria di menara, kena sengat sinar matahari yang menggila 😂


Meski kepanasan, aku bersyukur hari itu cuaca cerah. Kami bisa berkegiatan dengan lancar, dan bisa dapat foto-foto indah.

Sehari sebelumnya (18/6/2022) hujan deras melanda Purwokerto, sejak sore sampai malam. Akibatnya kami gagal mengunjungi Taman Mas Kemambang dan Menara Teratai. Padahal sudah sampai gerbang taman. Mau maksain masuk saat hujan gak mungkin banget karena tamannya 100% outdoor. Ngapain coba hujan-hujanan di taman?

Akhirnya kami putar balik ke hotel. Saat melewati Jembatan Proklamator dan Menara Teratai cuma bisa dadah-dadah dari dalam mobil. Karena hujan belum berhenti. Rencana singgah untuk motret gagal total.

Jadi, meskipun siang itu kepanasan, tetap senang karena akhirnya berhasil mengunjungi menara.

Kalau cuaca gak cerah, mana mungkin aku bisa dapat foto dengan langit sebiru ini? 

Convention Hall Putra Sang Fajar

Tiket Menara Teratai

Menara Teratai buka tiap hari mulai pukul 09.00 WIB. 

Bulan Juni 2022 lalu saat kami ke sana harga tiket masuk Menara Teratai Rp 25.000 saat weekend dan Rp 20.000 saat weekdays. Dengan tiket tersebut pengunjung bisa masuk ke lobby dan naik menara sampai lantai 5.

Nah kabar baiknya nih, sekarang masuk lantai lobby Menara Teratai sudah GRATIS. Kalau naik sampai lantai 5 baru beli tiket.

Tempat pembelian tiket ada di pintu masuk menara sebelah Timur yang menghadap gedung Convention Hall Putra Sang Fajar. 

Tidak ada antrian masuk saat itu, proses pembelian tiket jadi cepat.

Yang aku rasakan ketika sudah boleh masuk itu adalah ademUdara dalam menara ternyata sejuuuuk banget! Rasanya kayak abis keluar oven lalu pindah masuk kulkas hehe. Ya gak sedingin kulkas juga sih 😂

Setelah mendapatkan tiket kami diarahkan menuju lift yang letaknya masih di lantai yang sama. Tiket masuk harus tetap disimpan selama masih dalam menara. Buat diperiksa tiap masuk lift saat berpindah lantai. 


Di Lantai Lobby Menara Ada Teratai Resto, Diorama, Pameran Lukisan dan Foto, Komik, dan Buku

Menara Teratai memiliki ketinggian 114 meter, terdiri dari 5 lantai. 

Lantai terbawah yang disebut lantai 1 merupakan lobby dengan ruangan berbentuk lingkaran, mengikuti bentuk menara. Di tengah-tengahnya ada lift untuk naik dan turun menara. 

Di lantai ini juga ada Teratai Resto. 

Jadi andalan buat jajan makanan dan minuman selama berada di menara. Soalnya, dekat menara gak ada warung dan rumah makan, semuanya jauh. Mesti keluar kawasan dulu kalau mau jajan. Kalau sudah keluar menara, nanti pas balik lagi mesti beli tiket baru. Jadi kalau butuh makan dan minum, cuma bisa ngandalin kafe dan resto yang ada dalam menara.

Masuk lobby di lantai dasar menara gratis. Jadi kalau ke menara cuma mau datang buat makan di restonya, gak perlu bayar tiket. Naik menara baru bayar.

Di Resto Teratai kami jajan minuman, gak jajan makanan. Suami sudah berpesan mau makan siang dengan soto di kedai Soto Raja Lama H. Suradi saja. Jadi aku gak punya cerita makanan Resto Teratai kayak apa. 

Baca juga: Mencicipi Kuliner Soto dan Mendoan Asli Purwokerto

Teratai Resto di lantai lobby

Restonya nyaman, bersih, dan kita bisa bersantai sejenak sambil menikmati makanan dan minuman yang tersedia

Selain Teratai Resto, di lantai lobby juga ada pameran foto, lukisan, diorama Bung Karno, komik non fiksi, dan buku baca untuk dibaca di tempat.

Pengunjung diperbolehkan melihat-lihat dan berfoto.

Di area pameran disediakan beberapa bangku. Bisa buat duduk-duduk setelah capek keliling menara. Kalau duduk di resto kan seenggaknya mesti beli minum ya, kalau di sini tinggal duduk saja.

Toilet pengunjung juga ada di lantai lobby. Toiletnya bersih, terpisah untuk wanita dan pria.
 
Pojok pameran

Cafe dan Coworking Space di Lantai 2

Menara Teratai gak hanya berfungsi sebagai menara pandang. Lebih dari itu juga dapat digunakan sebagai tempat bekerja.

Lantai dua Menara Teratai Purwokerto siap memfasilitasi pengusaha yang membutuhkan kantor dengan konsep menarik dan fasilitas eksklusif. 

Official IG @menarateratai_purwokerti menyebutkan coworking space tersebut tersedia hanya untuk 10 pengusaha.

Jadi, kalau ada pengusaha yang berminat untuk buka kantor di Menara Teratai, bisa langsung menghubungi pihak pengelola menara.

Ngantor di landmark kota? Istimewa sih.

Di lantai 2 juga terdapat Soekarno Circle Coffeeshop. Mau ngopi di menara? Di sinilah tempatnya.

Soekarno Circle Coffeeshop di lantai 2 Menara Teratai. (Sumber foto IG @soekarnocircle)

Toilet Menara Teratai

Tata Cara Naik Menara

Beberapa hal berikut perlu diperhatikan oleh pengunjung yang akan naik Menara Teratai. Aku tulis di sini untuk diketahui bersama. 

  • Saat naik lift, hanya petugas yang boleh menekan tombol lift
  • Jumlah pengunjung dibatasi maksimal 15 orang dalam sekali naik
  • Naik lift hanya sampai lantai 4. Dari lantai 4 ke 5 pakai tangga
  • Lift berhenti beroperasi setiap  2 jam sekali
  • Saat terjadi hujan dan petir, lantai 4 harus ditinggalkan oleh siapa pun, tanpa terkecuali
  • Tangga dari lantai 4 menuju rooftop di lantai 5 tidak aman untuk lansia, wanita hamil, dan anak kecil. Karena itu pihak pengelola membuat himbauan khusus mengenai hal tersebut

Nanti kalau sudah di menara hal-hal yang disebutkan di atas bakal diberitahu oleh petugasnya.

Hanya petugas menara yang boleh menekan tombol lift

Pengalaman Naik Menara

Sebelum naik menara, tiket kami diperiksa oleh petugas yang berdiri di depan lift. 

Kemudian seorang petugas perempuan ikut masuk lift, mengantar kami naik menara. Sesuai aturan, pengunjung gak naik dan turun sendiri, tapi diantar. Urusan menekan tombol lift pun hanya dilakukan oleh petugas.

Selama dalam lift itu mbak petugasnya dengan ramah menjelaskan kondisi lantai yang akan kami tuju itu seperti apa, dan aturan apa saja yang mesti kami patuhi selama berada di lantai menara. 

Apa yang disampaikan bertujuan untuk keamanan dan keselamatan selama berkunjung. Selebihnya, silakan nikmati menara pandang dengan cara masing-masing. 

Tangga naik dari lantai 4 ke lantai 5 rooftop

Pintu rooftop semi outdoor

Menara Tinggi tapi Cuma 5 Lantai

Sekadar info aja nih. Menara Teratai memiliki tinggi 114 meter. Tapi lantainya cuma 5, pendek dong? Enggak. 

Ada jarak cukup panjang antara lantai 2 dan 3. Dalam jarak yang cukup panjang itu tidak ada lantai sama sekali. Kalau ada lantainya mungkin sudah melewati 3-4 lantai.

Setelah tinggi mendekati puncak menara, baru ada lantai lagi yang disebut dengan lantai 3, 4, dan 5.

Puncak Menara berbentuk bunga teratai. Di bawah kelopak teratai inilah terdapat lantai 3,4, dan 5. Spot untuk melihat landscape Kota Purwokerto. (Sumber gambar dari video @fathan_drone)

Bagian dalam kubah menara

Lantai Kaca Untuk Pemberani yang Ingin Menantang Adrenalin

Ada 3 lantai yang bisa dinaiki untuk menyaksikan keindahan landscape Purwokerto. Yakni lantai 3 ruangan ber-AC, lantai 4 ruang kaca, dan lantai 5 rooftop semi outdoor.

Seingatku kami kemarin naiknya tidak berurutan. 

Pertama diantar ke lantai 4 dulu, lantai dengan ruang kaca. Setelah itu kami naik ke lantai 5 lewat tangga. Terakhir baru ke lantai 3 yang ruangannya ber-AC.

Di antara ketiga lantai itu, lantai 3 disebut sebagai Ruang Observasi Outdoor. Karena punya lantai kaca tembus pandang yang view bagian bawahnya langsung menghujam permukaan tanah. Bagi yang berani boleh coba. 

Kalau aku sih gak berani. Dibayar pun ga mau 😂 

Dulu pernah berani nginjek lantai kaca di Jembatan Berendeng Tangerang. Bagian bawah dek observasi ngadep ke sungai Cisadane yang deras dan dalam. Waktu itu berani karena mikirnya kalau jatuh ga bedebam ke tempat yang keras, tapi ke air. Paling hanyut aja hehe. Nah kalau di menara ini kan kalau jatoh (naudzubillah) di atas tanah keras. Hancur badan dan hati. Duh!

Aturan naik lantai kaca maksimal 2 orang, dan harus lepas sepatu. Adakah teman pembacaku yang udah coba?

Lantai 3 menara, ruangan ber-AC
Lantai kaca di Lantai 3 Menara. Ada yang berani? (Sumber: IG Reel @menarateratai_purwokerto)

Lantai 4 ruang kaca
Lantai 5 rooftop semi outdoor

Pemandangan Indah dari Ketinggian

Tempat dengan pemandangan indah seringkali menjadi salah satu objek wisata yang paling dicari. Orang-orang yang mencarinya rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan membayar biaya perjalanan yang kadang gak sedikit.

Kenapa dicari?

Bagiku, melihat pemandangan indah bukan sebatas mengagumi saja, namun seringkali mampu menambah ketenangan hati dan pikiran, serta rasa syukur. Tak jarang menjadi sumber inspirasi dalam berkarya. 

Pemandangan indah bisa ditemukan di mana saja. Ada di ketinggian gunung, di ketinggian gedung hotel, bahkan di ketinggian menara. 

Dulu pernah berada di ketinggian Gunung Anak Krakatau di Lampung, Gunung Bromo di Jatim, dan di lereng Gunung Kie Matubu di Tidore. Dari tempat-tempat itu tersuguh pemandangan alam yang bila disaksikan bikin hati dipenuhi rasa sukacita. Ada hamparan padang pasir, savana, dan perbukitan. Ada pantai, selat Sunda, dan pulau-pulau yang terpisah oleh lautan. Ada pedesaan subur yang masyarakatnya hidup tenang.

Indahnya cityscape Kota Metropolitan Jakarta, pernah kusaksikan dari ketinggian hotel berbintang di Jakarta. Dari lantai tertinggi kamar Hotel Harris FX Senayan, rooftop Westin Hotel, kamar hotel JW Marriot, Aryaduta, Pullman, dan lainnya. Siang dan malam, pemandangan kota dari hotel-hotel itu sama menakjubkan.

Pengalamanku naik menara baru segelintir. Dulu pernah naik menara suar di Pulau Lengkuas Belitung sampai lantai tertinggi. Masya Allah pemandangannya, indah tiada tara. Kabarnya menara tersebut sudah gak boleh dinaiki karena usianya yang udah tua mulai rawan bagi keselamatan.

Dan kali ini, naik Menara Teratai, tentu saja kudapatkan pemandangan yang membuatku kagum. Hamparan sawah, pemukiman, dan gunung yang berdiri gagah di latar belakang berpayung awan di bawah langit biru yang menenangkan. Semuanya memenuhi ruang penglihatan, tanpa penghalang.

Satu-satunya foto pemandangan yang aku jepret dari ketinggian menara. Pemandangan ini lebih indah ketika dilihat langsung dengan mata.

Menara Teratai Landmark Purwokerto

Di sini tempat hiburan, festival, perlombaan, senam kebugaran, fashion week, pesta rakyat, dan berbagai macam kegiatan lainnya sering diadakan.

Tempat masyarakat kota berkumpul dengan berbagai macam kegiatan positif.

Dan tentu saja, tempat paling ideal untuk menikmati pemandangan Purwokerto dari ketinggian.

Tiketnya murah, dan dengan biaya semurah itu sudah dapat pengalaman bagus. 

Di IG @menarateratai_purwokerto aku lihat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pernah bersantai sambil bersantap di ketinggian rooftop menara. 


Foto Pemandangannya Sedikit Sekali...

Ternyata gak banyak foto dan video pemandangan yang kuambil dari ketinggian menara. Yang aku maksud di sini bener-bener foto pemandangan yang diambil dari menara, bukan foto kami saat dalam menara.

Seluruh isi galeri foto di ponsel sudah kuperiksa. Cuma 1 foto saja yang ada. Lainnya bukan pemandangan. Aku cek di ponsel anak-anak dan suamiku juga ga ada. 

Mungkin saat itu kami benar-benar berhenti dengan urusan kamera. Melupakan ponsel, membiarkan mata, hati dan telinga saja yang bekerja.

Sepertinya saat itu aku gak cuma lupa pada urusan motret dan video, pada panas menggila yang hampir menghadangku ke menara pun aku lupa 😅

Berada di ketinggian, mendapatkan apa yang ingin aku lihat, membuatku merasa senang, sekaligus menjadi tenang. Lalu, sejenak lupa pada beberapa hal...

Kadang suka gitu, kalau sudah menemukan apa yang dicari, bisa larut menikmati suasana...






Berkunjung ke Menara Teratai, bukan hanya aku yang suka, anak-anak dan suami juga. Pengalaman kami baik saat berkunjung. Alhamdulillah.

Pas di atas menara itu, suasananya kan sepi, cuma ada kami. Aku rasanya pengen rebahan 😂 Ya gimana ya, udaranya sejuk, seluruh sudut lantainya bersih, suasananya tenang, nyaman banget buat bersantai...

Cuma khawatir ketiduran, gak ada yang tahu, lalu terkunci di atas gak bisa turun sampai besok wk wk. Ga mungkin juga sih, petugas pasti ceki-ceki dulu sebelum menutup pintu rooftop dan menghentikan lift 😃😄

Video kami di Menara Teratai sudah aku posting di IG Reel 👇