Melihat Tarsius di Belitung, Primata Terkecil di Dunia Bermata Besar Menggemaskan

Keberadaan Tarsius di Belitung membuktikan betapa kaya biodiversitas yang dimiliki Indonesia. Ketidaktahuan saya sebelum ini tentang adanya primata terkecil di dunia bermata besar nan lucu, menandakan betapa terbatasnya pengetahuan saya akan keunikan planet yang saya tempati. Padahal, hewan purba endemik Indonesia ini sudah ditemukan sejak 1993 di Sulawesi, diteliti selama 25 tahun oleh ilmuwan Amerika, telah ditulis dalam banyak artikel, dan dinyatakan sebagai satwa langka yang harus dilindungi. 
tarsius primata terkecil
Tarsius Primata Terkecil di Dunia

Video Tarsius Lomba Vlog Belitung

Pertama kali saya melihat Tarsius lewat video peserta lomba Vlog Pesona Pelangi Belitung yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Belitung dalam rangka menyemarakkan Festival Tanjung Kelayang 2 tahun 2019 yang digelar tgl. 15-19 November 2019. Dalam lomba tersebut, saya bertugas sebagai juri. 

Sebagai juri, saya menerima banyak video untuk ditonton dan dinilai, kurang lebih ada 70 an video yang menampilkan berbagai objek wisata yang ada di Belitung, salah satunya video Tarsius milik Budi Setiawan yang bisa Anda tonton di sini --> Melihat Tarsius di Habitat Aslinya (klik).

Saya merasa surprise dengan video Tarsius tersebut. Ternyata, ada hewan yang tak pernah saya tahu dan lihat, ada dan hidup di Belitung, dan dijadikan objek wisata. Wujudnya yang menurut saya agak aneh membuat saya diselimuti rasa penasaran. Begitu juga Mirwan, Travel Vlogger asal Pekanbaru yang menjadi rekan saya menjadi juri lomba, diliputi rasa ingin tahu yang besar terhadap Tarsius. 

"Jadi penasaran, ya, Mbak Kate. Lihat yuk, mumpung kita sedang di Belitung," ajak Mirwan.


Baca juga: Festival Tanjung Kelayang 2019 Belitung


ciri-ciri tarsius
Tarsius Bertubuh Monyet Bermata Burung Hantu

Tarsius Safari Night Tour

Sewaktu kami di Belitung, Jeffry dari Picniq Tour Belitung menghubungi saya pada suatu sore (18/11/2019), ia mengajak saya, Mirwan, dan Afit untuk melihat Tarsius di Bukit Peramun, kalau kami mau.


Menurut Jeffry, melihat Tarsius di Belitung pada waktu malam bakal jadi pengalaman wisata seru yang lain dari biasanya. 


"Nanti malam dijemput ama Anit ya," ucap Jeffry melalui pesan Whatsapp.


Ajakan menarik itu tentu saja sayang untuk ditolak. Apalagi, Jeffry sudah siapkan mobil dan guide untuk mengantar kami, siapa yang tak mau? Tapi, malam itu saya dkk harus menghadiri undangan Dispar Belitung untuk acara Malam Puncak Festival Tanjung Kelayang. Tawaran melihat Tarsius terpaksa dilewatkan. Saya minta Jeffry tunda untuk esok hari.


Kenapa melihat Tarsius lebih seru di malam hari?

Seperti diketahui, Tarsius adalah makhluk nokturnal yang melakukan aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Oleh sebab itu Tarsius berburu makanan pada malam hari. Bagi yang ingin berjumpa Tarsius di habitatnya, waktu malam merupakan kesempatan paling baik.


Jika Jeffry menyebut Bukit Peramun sebagai tempat untuk mengajak kami melihat Tarsius, maka Budi Setiawan melalui video yang saya sebutkan di atas melakukan Tarsius Safari Night Tours di Batu Mentas.


Akhirnya, saya dan Mirwan, serta Afit, bukan melihat Tarsius di Bukit Peramun maupun di Batu Mentas, melainkan di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Belitung Timur (Beltim) pada Rabu 19/11/2019. Kenapa di sana? Karena kami sudah tak punya waktu lagi untuk melihat di malam hari.


tarsius belitung
Kantor Disbudpar Belitung Timur (difoto oleh Rega)

Melihat Tarsius di Disbudpar Belitung Timur


Melihat Tarsius langsung di habitatnya tentu punya sensasi sendiri yang berbeda dengan melihatnya di dalam kandang di kantor Disbudpar Belitung Timur. Saya sendiri sebetulnya tidak mengira ada Tarsius yang dikandang dan bisa dilihat dengan mudah tanpa perlu masuk hutan dan gelap-gelapan di malam hari.


Sebelum saya lanjut cerita tentang pengalaman pertama saya bertemu langsung dengan Tarsius, terlebih dahulu saya ingin katakan bahwa saya persilakan siapa saja yang ingin berpendapat mengenai pengandangan Tarsius di Belitung Timur ini ya :) 


- Harusnya dilepas bebaskan di alamnya kan?

- Apa nggak tersiksa tuh dijauhkan dari kelompoknya?

Jika ada yang bertanya hal demikian berarti sama seperti saya. Rasa penasaran membuat saya tetap masuk menuju kandang yang terletak di tempat terbuka. Ya, kandangnya bukan di dalam ruangan tertutup. Ini agak melegakan, meski tetap saja tidak tega karena Tarsius ini dikurung.


Sewaktu saya memposting foto Tarsius di Instagram, ada yang komen dan mengaku bahwa Tarsius yang saya lihat di Disbudpar Beltim itu miliknya. Beliau Pak Dr. Helly Tjandra,  DK, mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Parisiwata Belitung Timur. Tak saya sangka Tarsius tersebut peliharaan beliau. Saya dan Pak @hellytjandra sudah lama saling follow di IG, tapi  baru kali berinteraksi berkat Tarsius. 


tarsius belitung
Dipelihara dalam kandang 


Tarsius Dalam Kandang

Kantor Disbudpar Belitung Timur merupakan pusat informasi pariwisata Belitung Timur. Di sini terdapat koleksi benda-benda yang berkaitan dengan sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, wisata alam, dan bahkan beberapa hewan khas yang hidup di Belitung Timur bisa dijumpai di sini.  Tarsius adalah salah satunya.


Tidak ada tiket masuk yang harus kami bayar, namun di akhir tour kami sampai di ruang informasi, di sana ada kotak sumbangan sukarela yang bisa diisi dengan uang sebagai tip untuk guide yang menemani selama berkeliling. 


Nah, guide kami hari itu Mas Sumirza Oktopiandi @sumirzaoktopiandi. Mas Mirza ini salah satu mantan Bujang Belitung Timur (gelar kontes pemuda Belitung Timur) dan merupakan Duta Pemuda Indonesia 2018 (seperti yang tertulis di bio IG).


Setelah diawali dengan melihat-lihat koleksi kopi di ruangan Museum Kopi Mini dan beberapa contoh serbuk timah hasil tambang, kami diajak ke bagian belakang yang terbuka. Di sana ada penangkaran hewan buaya, kura-kura, dan Tarsius. Ketiga hewan peliharaan tersebut berada dalam kandangnya masing-masing. Mana yang paling ingin saya lihat dari ketiganya? Tentu saja Tarsius.


Kandang Tarsius agak ke belakang setelah kandang buaya. Kandangnya terbuat dari kawat dengan kerapatan yang tidak memungkinkan Tarsius bisa lolos namun tetap mudah dilihat dari luar. 


tarsius indonesia
Kandang Tarsius

Tarsius Lucu dan Menggemaskan


Ada perasaan senang bercampur takjub ketika kaki terus melangkah mendekati kandang Tarsius. Perasaan itu seperti ketika pertama kali akan melihat Komodo liar di Pulau Rinca, Flores. Bedanya, komodo bikin saya agak tegang dan takut, sedangkan Tarsius malah ada gemas-gemasnya. 


Akhirnya, kami bertiga melihat Tarsius dari jarak dekat. Meski dari luar kandang, Tarsius terlihat sangat jelas. Rasa gemas yang sudah menjalari perasaan sejak sebelum bertemu langsung, akhirnya meledak dalam wujud ceracau.


"Ya ampun lucu bangeeet...!"

"Manis dan gemesin bangeeeet...!"
"Boleh dipegang gak sih? Boleh kasih makan gak?"
"Pingin pegang, pingin gendong, pingin ciuuuum..." 

Entah kata apa lagi yang saya ucapkan saat itu. Yang jelas, ekspresi senang campur kagum bagai memancar dari seluruh bagian tubuh saya. Ekspresi ini amat berbeda ketika saya bertemu komodo pertama kali, penuh rasa takut. Wajah tegang, badan agak gemetar, jantung kayak mau copot, dan tidak mau jauh-jauh dari ranger. Ya iyalah ya, yang satu hewan besar buas dan liar, yang satunya kecil dalam kandang! 😂


Mas Mirza memberikan sekilas informasi tentang Tarsius. Di antaranya, tentang telapak tangan dan kaki Tarsius yang bisa menempel kuat dan lama pada apapun yang dipegang sehingga tidak gampang jatuh, tentang mata Tarsius yang besar tak pernah berkedip, dan tentang makanan Tarsius berupa jangkrik, serangga, burung, dan lainnya. 


Bagian paling menariknya, urusan cinta seekor Tarsius. Hah?


Tarsius Hewan Monogami


Menurut keterangan Mas Mirza, Tarsius adalah hewan yang tidak bisa dijodohkan. Tarsius akan kawin hanya dengan pasangan yang ia cari sendiri dan tidak akan berganti pasangan sampai mati. Di hutan tempat ia tinggal, Tarsius biasanya menempati satu pohon dan hanya tinggal dengan keluarganya. 


Dengan sifat monogami tersebut, maka ketika ada yang bermaksud membawakan pasangan pada Tarsius, usahanya akan sia-sia. Itu kenapa Tarsius dalam kandang ini sendirian. Meski dibawakan pasangan agar beranak pinak, hal itu tak akan terjadi jika bukan dengan pasangan pilihannya sendiri. 


Nah, bagaimana caranya menemukan Tarsius yang berpasangan? Bukan pekerjaan mudah, Ferguso! 


Melihat Tarsius dalam kandang ini hidup sendiri tanpa pasangan, saya jadi kasihan. Jika terus dikandang sampai akhir usianya, kelak ia akan mati sia-sia tanpa memiliki keturunan😭 


tarsius sumatra
Dari foto ini bisa terlihat ukuran Tarsius sangat kecil, tak ada separuh luas wajah saya 😂


Fakta Tarsius Belitung

Di Belitung, Tarsius bisa dijumpai di Taman Wisata Alam Batu Mentas. Lokasinya berdekatan dengan sungai. Jika beruntung aneka binatang liar lainnya juga bisa dijumpai di sini, seperti burung, ular, tikus hutan, ikan, monyet, dan lainnya. 


Selain di Batu Mentas, Tarsius juga bisa ditemukan di Bukit Peramun. Jika mau ke sana, bisa diguide oleh operator tour Belitung seperti Picniq Tour Belitung (IG @picniqtour).


Nama lokal Tarsius Belitung adalah "Pelilean" dan nama ilmiahnya Chephalopacus Bancanus Saltator.


Tarsius merupakan ikonnya Geopark Belitung.


Mangsa paling utama Tarsius (khususnya di Belitung) adalah serangga seperti kecoa, jangkrik, belalang, dan kadang-kadang reptil kecil seperti kadal. Jadi, jangan karena Tarsius mirip monyet maka makanannya buah ataupun daun. Bukan itu. Di daerah manapun Tarsius berada, makanannya sama.


Jika belum ada kesempatan buat berjumpa Tarsius di alam bebas, silakan pergi ke Disbudpar Belitung Timur dulu untuk dapat melihat Tarsius dalam kandang. 

Tarsius dalam logo pariwisata Lets Go Belitung

Fakta Tarsius Dunia


Setelah melihat Tarsius di Belitung Timur, saya mencari tahu lebih jauh mengenai Tarsius melalui video dan artikel online, dan menemukan banyak sumber yang semoga saja bisa dipercaya. Jadi, informasi berikut saya dapatkan dari berbagai sumber. Saya kutip untuk saya bagikan kembali supaya tulisan ini menjadi lebih banyak informasi. Di akhir tulisan, akan saya sebutkan link sumber bacaan. 


Tarsius adalah primata terkecil di dunia, sekaligus satu-satunya primata karnivora murni di Bumi.


Tarsius merupakan genus monotipe dari famili Tarsiidae, primata endemik yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Filipina. (dikutip dari tn-babul.org).


Tarsius merupakan binatang nokturnal (aktif pada malam hari) dan Indonesia menduduki peringkat pertama dengan jumlah spesies Tarsius terbanyak di dunia. (dikutip dari ksdae.menlhk.go.id).


Dan yang paling penting untuk diketahui adalah :

Tarsius merupakan salah satu dari 25 spesies primata yang paling terancam punah di dunia. 

Jadi, sebelum Anda berhasrat ingin melihat Tarsius, memujanya sebagai hewan menggemaskan, lalu mencari cara untuk memiliki dan memeliharanya, ingatkan diri Anda untuk peduli akan kelestarian satwa unik satu ini. Yuk sama-sama!


Satwa Endemik Indonesia


Disebutkan bahwa Tarsius tersebar di Indonesia, salah satunya di Sumatera. Tak disebut di hutan Sumatera bagian mana, faktanya saya berjumpa Tarsius pertama kali di Belitung. Saya belum mencari tahu lagi, di daerah mana lagi di Sumatera Tarsius bisa dijumpai.


Tarsius merupakan satwa endemik di sejumlah pulau yang ada di Indonesia, yaitu Sulawesi, Pulau Peleng, dan Pulau Selajar. Akan tetapi, jumlah spesies tarsius terbesar ditemukan di semenanjung utara Pulau Sulawesi.


Habitat tarsius adalah di hutan hujan primer dan sekunder, namun mereka lebih suka tinggal di hutan sekunder. Hal ini kemungkinan disebabkan lantaran banyaknya bahan makanan di hutan pertumbuhan sekunder.


Habitat mereka berkisar dari hutan hujan dataran rendah dekat permukaan laut hingga hutan hujan pegunungan rendah hingga 1500 m. Terkadang tarsius juga dapat ditemukan di hutan bakau dan semak belukar.


Jenis Tarsius Siau atau Tarsius asli Pulau Siau, Sulawesi, adalah yang paling terancam kepunahan. Bukan sekadar diberikan status Critically Endangered oleh IUCN Red List, bahkan Tarsius Tumpara atau Siau Island Tarsier pun termasuk salah satu dari 25 primata paling terancam punah di dunia. 

Jurnal Primate Conservation

Indonesia merupakan negara ketiga di dunia yang memiliki kekayaan primata, setelah Brazil dan Madagaskar. Sulawesi disebut sebagai daerah yang memiliki paling banyak spesies Tarsius. Saat ini spesies Tarsius asli Indonesia sudah  berjumlah 11 spesies. 

Dari 11 spesies tersebut, 2 spesies paling baru ditemukan pada tahun 2017 di Semenanjung bagian Utara Sulawesi. Penemunya adalah ilmuwan dari Western Washington University, Kebun Raya Bogor - LIPI, Australian National University dan International Union for Conservation of Nature (IUCN). Dua spesies paling baru tersebut dinamai Tarsius Spectrumgurskyae dan Tarsius Supriatnai. Keduanya dideskripsikan dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam Jurnal Primate Conservation


Nama Tarsius Spectrumgurskyae dan Tarsius Supriatnai diberikan sebagai penghormatan kepada dua ilmuwan yang berperan penting dalam upaya konservasi di Indonesia yaitu Dr. Sharon Gursky, profesor antropologi di Texas A&M University, AS, yang mendedikasikan 25 tahun hidupnya untuk mempelajari tarsius di Taman Nasional Tangkoko di Sulawesi Utara, yang dikenal sebagai ahli perilaku tarsius. Juga, Dr. Jatna Supriatna, profesor biologi di Universitas Indonesia, yang telah mensponsori berbagai riset konservasi di Indonesia, dan menjabat sebagai Direktur Conservation International di Indonesia selama 15 tahun.


Ciri Fisik Tarsius


Ketika pertama kali melihat Tarsius secara langsung, saya melihat Tarsius mirip beberapa hewan. Dari mata mirip Burung Hantu. Dari badan mirip Monyet. Memiliki telinga mirip telinga kelelawar, dan memiliki ekor mirip ekor tikus. 


Secara fisik, Tarsius memang seperti perpaduan antara monyet dan burung hantu. Dalam sebuah tulisan yang saya baca disebutkan struktur tengkorak kepala dan wajah Tarsius hampir serupa dengan burung hantu namun dengan tubuh seperti monyet. Badannya ditutupi bulu-bulu halus dan lembut berwarna abu-abu, membuat tarsius terlihat seperti boneka ketika sedang tidur.  


Dengan tubuhnya yang kecil, kita pasti penasaran dengan bobot Tarsius. Berapa sih berat badan Tarsius? Ternyata, bobot Tarsius Betina maksimum 114 gram, sedangkan Tarsius Jantan maksimum 130 gram. Ringan sekali bukan?


Bagaimana dengan jari-jari Tarsius? Jujur, kadang di benak saya Tarsius ini mirip alien di Star Wars lho. Dari muka, juga dari bentuk jari-jari tangan dan kakinya yang menonjolkan tulang-tulang kurus dan kecil, terlihat aneh di mata saya, sampai saya terpikir Tarsius adalah mahluk yang enggak-enggak 😂


Tapi jangan salah, Tarsius memiliki rentang kaki yang panjang sehingga mampu melompat hingga 3 meter. Proporsi panjang kakinya dengan panjang tangannya adalah terpanjang diantara primata lain. Nah, tangan dan kaki yang panjang ini dirancang untuk berpegangan dan mencengkeram.


Tarsius memiliki ekor panjang dengan jumbai bulu di sepertiga ujung ekor. Mirip ekor tikus. Jika diamati lama-lama, ekor inilah yang membuat rasa gemas saya pada Tarsius jadi menghilang. Kenapa? Karena saya jijik pada tikus 😃


Sebagai tambahan informasi, Tarsius betina memiliki masa kehamilan sekitar 6 bulan dan biasanya kelahiran terjadi selama Mei atau November. Tarsius betina melahirkan satu anak yang saat dilahirkan telah memiliki bulu di seluruh tubuhnya dan mata yang terbuka, serta umumnya berbobot 23 gram.

Seperti halnya perilaku bayi komodo, bayi Tarsius juga bisa langsung memanjat ketika masih berusia satu hari. Induk Tarsius akan menyapih anaknya saat telah berusia 80 hari dan setelah itu anak-anak Tarsius dapat langsung hidup secara mandiri. Tarsius mencapai kematangan seksual pada usia 17 bulan.



Tarsius, Primata Asal Sulawesi yang Menginspirasi Karakter Star Wars
Apakah karakter Yoda dalam Star Wars terinspirasi dari Tarsius? (foto: goodnewsfromindonesia.id)

Mata Besar Selalu Menatap

Bagian paling unik dari Tarsius ada pada matanya yang besar.


Di antara mamalia lain, ukuran mata Tarsius bahkan lebih besar dibanding ukuran otaknya. Kalau diperhatikan, mata besarnya yang selalu menatap itu tak pernah berkedip. Namun, keterbatasan ini tergantikan dengan kemampuan memutar kepalanya 180 derajat ke arah manapun. Persis seperti yang dilakukan burung hantu.


Tarsius memiliki kemampuan penglihatan yang sangat baik, bahkan tanpa adanya jaringan bola mata reflektif yang banyak dipunyai satwa nokturnal lain. Mata besarnya dapat digunakan untuk melihat dengan tajam di kegelapan malam. Sebuah adaptasi yang luar biasa yang membuatnya menjadi penjelajah malam yang hebat. Berkat matanya, ia bisa dengan mudah menemukan makanan di gelapnya malam.



Terancam Punah

Kita tentu bangga Indonesia menjadi tempat tinggal primata paling mengesankan di dunia, dan kita punya 11 spesies asli tergolong langka yang diketahui hidup di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya. 


Saya pun senang bisa melihat langsung Tarsius di Belitung, meski tidak tahu itu jenis spesies yang mana. Penampilan fisik, khususnya pada jari-jari tangan dan kaki, berbeda dari spesies di Sulawesi yang saya lihat di foto. Silakan bandingkan Tarsius jepretan saya dengan foto Tarsius yang saya pinjam dari goodnewasformindonesia.id di atas.


Memang, daerah penyebaran Tarsius sangat luas, namun itu terjadi di masa lalu. Kini hanya dapat ditemukan di sedikit wilayah. 


Maka, ada yang lebih penting untuk diketahui....


Sampai saat ini populasi Tarsius cenderung menurun menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources atau Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) pada tahun 2012. Penurunan populasi itu dipengaruhi faktor-faktor dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). (dikutip dari uajy.ac.id).


Jika Anda membaca lebih banyak lagi informasi mengenai Tarsius pada link yang saya sebutkan di bawah ini, mungkin Anda akan memiliki pemikiran yang sama dengan saya untuk turut menjaga dan mendukung kelestarian Tarsius di dunia.


Satu hal yang pasti, jika hutan kita tetap dalam kondisi baik, maka kelanjutan hidup Tarsius juga baik.


Saya, Mirwan, dan Afith bersama Mirza dan rekannya, staf Disbudpar Belitung Timur

Sumber bacaan Tarsius:
1. Satuharapan.com
http://www.satuharapan.com/read-detail/read/tarsius-si-penjelajah-malam-yang-menggemaskan

2. Mongabay.co.id

https://www.mongabay.co.id/2017/05/06/dua-spesies-tarsius-baru-yang-menginspirasi-yoda-ditemukan-di-sulawesi/

https://www.mongabay.co.id/2019/10/11/tarsius-niemitz-dinobatkan-sebagai-jenis-baru-setelah-25-tahun-ditemukan/


3. IDN Times
https://www.idntimes.com/science/discovery/eka-amira/5-fakta-menarik-tarsius-exp-c1c2

4. Goodnewsfromindonesia.id
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/05/04/tarsius-primata-asal-sulawesi-yang-menginspirasi-karakter-star-wars

Sumber foto Tarsius:
Dokumentasi pribadi. Kamera ASUS Zenfone 6.


Trip Belitung Timur via: 
Picniq Tour & Travel
IG: @picniqtour 
+62 821 7560 1111 admin
+62 819 4955 5588 @jeff_picniq
+62 819 4922 2216 @anit_belitung

Selamat Jalan Bapak

Innalillahi wa inna ilahi roji'un

Pada hari Selasa tgl. 14 Januari 2020 Bapak Mertua menghembuskan nafas terakhirnya di RS Mitra Keluarga, Depok, Jawa Barat. Beliau meninggal di usia 77 tahun 21 hari karena sakit yang diderita sejak pertengahan tahun 2019. Bapak meninggalkan seorang istri, 3 orang anak, dan 6 orang cucu. Saya dan keluarga berduka dan merasa kehilangan beliau. Saya mengenal Bapak sebagai orang yang sangat baik. Ia baik sebagai seorang laki-laki muslim, mantan prajurit, suami, bapak, dan kakek. Saya bersyukur memiliki beliau sebagai Bapak Mertua. Alhamdulillah.
Tentara Humoris Itu Telah Pergi

Kondisi Tak Sehat Paska Operasi

Bulan April 2019 suami cerita ke saya bahwa Bapak menderita sakit di selangkangan, disebutkan nama penyakitnya Hernia. Karena sudah parah, pada bulan Mei (bulan Ramadan) akhirnya Bapak menjalani operasi di RS Mitra Keluarga, Depok. 

Paska operasi, Bapak banyak beristirahat untuk pemulihan, bahkan saat lebaran di bulan Juni 2019 Bapak tidak kemana-mana. Biasanya, tiap lebaran Bapak dan ibu pergi menyambangi saudara-saudaranya di Jabodetabek, bersama kami anak-anak dan cucu-cucunya. Tentu saja, kali ini tidak.

Beberapa hari setelah lebaran, saya sekeluarga dan keluarganya adik-adik suami road trip bersama ke Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur) selama 7 hari. Road trip ini biasanya dilakukan tiap lebaran oleh adik ipar saya dan keluarganya. Selain mengunjungi keluarga suaminya di Jember, juga mengunjungi saudara bapak dan ibu kami di Jawa Tengah. Sudah tentu, Bapak dan Ibu selalu ikut. Namun, kali ini tidak, Bapak tinggal di rumah saja bersama Ibu. 

Kondisi Bapak memang jauh berubah paska operasi. Tidak sesehat dan segagah sebelumnya. Juga, tidak setenang dan seceria sebelumnya. Semua aktivitasnya banyak dibantu. Namun, beliau masih bisa berjalan pelan dari kamar ke ruang tamu dan sebaliknya, atau untuk pergi ke kamar mandi, dibantu tongkat 4 kaki. Hingga akhirnya, harus menggunakan kursi roda untuk duduk agar tak berdiri terlalu lama dan lebih mudah untuk berpindah-pindah tempat.

Bulan Agustus 2019 menjadi momen terakhir Bapak menginap di rumah kami di BSD. Di bulan ini, Bapak dua kali bertandang. Pertama, Bapak datang bersama ibu dan adik-adik ipar serta para keponakan, bahkan Bapak menginap. Kedua, Bapak datang bersama Ibu saja, diantar keponakan. Dan hari itu, tgl. 28 Agustus 2019 menjadi terakhir kali Bapak datang ke rumah kami. 
Idul Fitri 2019 - Foto terakhir bersama Bapak, dalam formasi lengkap 

Nama Penyakit Tak Kunjung Diketahui

Dari waktu ke waktu, kondisi Bapak tak kunjung membaik, justru kian memburuk hingga harus dirawat inap beberapa kali di RS Mitra Keluarga dan selanjutnya rawat jalan tanpa henti sampai akhirnya harus dirawat inap di RSCM untuk pengobatan lebih intens dengan fasilitas yang lebih lengkap dan canggih.

Saya mendengar dari suami, para dokter spesialis sudah melakukan banyak pemeriksaan namun selama 1 bulan dirawat tak juga diketahui Bapak sakit apa. Bahkan hingga Bapak meninggal semua hasil pemeriksaan tak membuahkan hasil untuk sekadar mengetahui nama penyakit Bapak.

Selama dirawat, pengobatan dilakukan dalam rangka mengurangi rasa sakit yang bapak alami. Kata suami badan Bapak bengkak, dikira ginjal tapi bukan. Paru-paru sempat terendam, lalu teratasi. Tulang lengan patah/lepas karena tertindih oleh badan Bapak sendiri, lalu diobati karena rapuh. Perut sakit, otot-otot badan sakit, kaki sakit, dan hampir seluruh tubuh sakit. Saya juga diberitahu, mungkin Bapak akan cuci darah, ternyata tidak. Sampai katanya, Bapak diambil sesuatu di tulang sumsumnya, untuk diperiksa.

Setelah 1 bulan terbaring saja di RSCM, akhirnya Bapak boleh dibawa pulang dan dirawat di rumah, sambil rawat jalan ke RS tiap minggu. Hingga memasuki tahun 2020, kondisi Bapak tak jua membaik. Dan akhirnya, di hari ke 14 bulan Januri 2020, Bapak pergi untuk selamanya. 
11/01/2020 - Foto terakhir bersama Bapak, 3 hari sebelum beliau tiada

Jalan Untuk Berbakti 

Pada tahun 2018, kantor suami yang baru letaknya lebih dekat ke rumah Bapak. Itu kenapa saya biarkan suami lebih sering pulang ke Depok di hari kerja, dan baru ke BSD di akhir pekan. Selain hemat waktu dan tenaga (terlalu lelah untuk pergi pagi pulang malam), serta biaya, juga bisa lebih banyak punya waktu bersama Bapak dan Ibu yang sudah tua. Saya sangat memahami kondisi ini meski rasanya ingin suami tiap hari ada di rumah.

Allah sungguh Maha Pengatur segalanya. Ternyata ada maksud kenapa kantor suami jadi jauh dari BSD dan lebih dekat ke Depok. Ada maksud kenapa saya harus rela berpisah dengan suami di hari kerja, dan hanya bertemu di akhir pekan, itu karena Allah ingin suami membersamai Bapak di ujung usianya. Sejak sebelum sakit, selama sakit, hingga akhirnya Bapak menemui akhir usianya, Allah mudahkan suami untuk selalu berada di samping Bapak.  

Saya tahu betul apa yang diperbuat oleh suami dan adik-adiknya terhadap Bapak, selama Bapak sakit meski tak selalu melihat langsung. Mereka sangat perhatian, merawat Bapak tanpa henti, siang dan malam. Selama dirawat inap di RS, berrgantian menjaga, begadang hingga kurang tidur. Namun, tak sekalipun kasih sayang berkurang meski lelah merawat Bapak. Saya terharu dan bangga punya suami dan adik-adik ipar yang luar biasa sabar dan penuh kasih.

Itu kenapa tak ada penyesalan yang tampak pada suami dan adik-adik ketika akhirnya Bapak pergi. Sebab mereka sudah melakukan banyak hal terbaik dari yang mereka bisa, dengan penuh keikhlasan. Siapakah orang tua yang telah berhasil mendidik jiwa anak-anaknya seperti itu? Tentu saja ibu dan almarhum Bapak. 
Bapak dan Ibu

Orang Tua Terbaik

Bapak adalah orang tua terbaik untuk kami. Saya sangat bersyukur menjadi istri dari Mas Arif, putra sulung Bapak, laki-laki satunya, yang mewarisi kebaikan hati dalam diri Bapak. Mas arif adalah hadiah terindah dari Tuhan yang dikirimkan lewat dua orang tua yang baik. Terima kasih Bapak.

Ada banyak kenangan tentang Bapak yang melekat kuat dalam ingatan saya hingga hari ini. Tak akan cukup kata untuk menguraikan semuanya. Yang jelas, beliau adalah sosok Bapak yang humoris, kepada siapa saja gemar bercanda, dan sangat ramah. Saya tidak pernah memiliki rasa tidak baik terhadap beliau, semua tentang Bapak terasa menyenangkan dan enak untuk diingat. 

Jika sedang menginap di rumah Bapak, saya selalu mendengar suara Bapak membaca Alquran, tiap pagi seusai salat Subuh. Sebuah kebiasaan yang juga dilakukan oleh suami saya, mencontoh Bapak, sejak dulu sampai kini. Bapak selalu salat 5 waktu di masjid depan rumah, dan itu diikuti oleh anak dan cucu-cucunya, sampai kini. 

Bapak pandai membuat perabotan seperti lemari, rak, dan meja. Lemari besar di ruang makan, kitchen set, dan rak-rak di rumah Bapak, adalah buatan beliau. Soal alat bertukang, Bapak punya lengkap. Dengan keahlian dan peralatan itu Bapak melakukan hobinya, membuat kami bangga. Memang sih kami bisa beli, tapi buatan Bapak sendiri, punya arti tersendiri. Lemari pakaian di kamar saya adalah buatan Bapak, hadiah saat saya baru menikah dengan Mas Arif. Meski ada uang untuk membeli lemari baru dan modern, lemari buatan Bapak akan saya pakai, karena ia istimewa.

Dulu, sewaktu Mas Arif sedang tugas keluar kota, Bapak lah yang menemani Alief sunat di RS. Menenangkan Alief, dan membesarkan hati Alief untuk tak takut disunat. Bapak juga yang menemani Alief saat TK, pergi wisata sekolah ke Ancol. 
Saat Bapak menemani dan mengantar Alief sunat di RS

Seorang Arsitek

Renovasi rumah mungil saya di BSD banyak dilakukan atas ide-ide dan masukan dari Bapak. 

Ya, Bapak bukan hanya seorang prajurit gagah yang piawai mengangkat senjata, tapi juga seorang laki-laki dengan jiwa seni yang tinggi yang piawai membuat desain bangunan. 

Bapak dikenal sebagai arsitek yang keahliannya telah diakui. Mas Arif memberitahu saya, ketika masih bertugas, rumah-rumah dan bangunan yang dibangun oleh negara untuk tentara, diarsiteki oleh Bapak. 

Tak heran jika saya pernah menemukan buku-buku tentang rancangan bangunan rumah di rumah Bapak. Ternyata, dari sanalah Bapak belajar.

Gemar Olah Raga

Bapak hobi tenis. Olah raga satu ini sering beliau lakukan sejak masih bertugas di TNI AD. Dulu sewaktu keluarga Bapak masih tinggal di perumahan Markas TNI AD Koppasus di Cijantung 2, main tenisnya di Ditziad (Direktorat Zeni Angkatan Darat), di Berlan Jatinegara.

Setelah pensiun, intensitas Bapak olah raga tenis mulai berkurang, akhirnya tidak lagi sama sekali. Raketnya digantung. Beberapa tahun silam raket-raket itu dibawa oleh Mas Arif ke rumah kami di BSD. Katanya, jika masih bisa diperbaiki, tali senar akan diganti. Jika tidak, maka akan dikoleksi sebagai barang kenangan. Ternyata Mas Arif seorang penjaga barang kenangan :)

Tak lagi main tenis, bukan berarti Bapak berhenti berolah raga, beliau membuat kegiatan senam di masjid Jami Al Chasanah depan rumah di mana Bapak adalah salah satu pengurus di masjid tersebut. Yang diajak senam adalah bapak-bapak jamaah masjid. Kegiatan senam ini rutin dilakukan tiap hari yang ditentukan. 
Bapak dan kami

Mantan Tentara Berpangkat

Di akhir masa bertugas di TNI AD, Bapak memiliki pangkat yang tidak rendah, tapi karena beliau rendah hati, soal pangkat tidak pernah dibahas dan diceritakan dengan berlebihan. Mungkin karena sifat ini pula yang membuat Bapak berwasiat ke Mas Arif untuk tidak dimakamkan dengan upacara kebesaran militer jika kelak meninggal. Bapak ingin pemakaman biasa, dilakukan dengan khidmat oleh keluarga terdekat dan tetangga. 

Keinginan Bapak sama seperti almarhum kakek saya dulu, pernah berpangkat tinggi di kepolisian dengan jabatan terakhir sebagai Kapolda Jambi, tapi tidak menghendaki upacara kebesaran Polri saat pemakaman.

Bapak menikmati hari tuanya dengan tetap menjalin hubungan dengan rekan-rekan seangkatannya. Mereka bertemu dan berkumpul, mengadakan acara jalan-jalan, naik bus bareng keluar kota, liburan bersama. Kepada saya Bapak pernah cerita, waktu mereka ke Malang, Bapak membawa sound system sendiri untuk bernyanyi mengisi acara hiburan. 

Soal bernyanyi, Bapak memang sangat hobi. Bila kami ke rumah, Bapak akan menyetel CD lagu. Entah itu lagu anak-anak untuk didengar oleh cucu-cucunya yang saat itu masih kecil-kecil, atau lagu-lagu barat dewasa untuk ikut didengar oleh kami anak-anak dan mantunya.

Saat terakhir ke rumah saya, Bapak melihat Home Theater Panasonic kepunyaan saya. Saat itu saya menyetel lagu-lagu Sabyan, Bapak tampak mendengarkan, lalu berucap: "Suaranya bagus ya meskipun speakernya berukuran kecil-kecil. Kalau nanti ada lagi, Bapak mau ya Rien buat di rumah."

Saya tahu, Bapak sangat menyukai speaker box. Dulu kami pernah punya speaker kayu gede, dikasih ke Bapak karena Bapak suka. Pernah punya tape (buat muter kaset) yang suaranya menurut Bapak bagus, lalu kami kasih ke Bapak. Saya sempat terpikir untuk memberikan Home Theater itu ke Bapak, tapi belum terlaksana. Home Theater yang saya pakai saat ini merupakah hadiah lomba blog dari Panasonic. 
Semoga bertemu dan bersatu kembali di Surga

Arsitek Masjid Jami Al Chasanah

Masjid Jami Al Chasanah yang terletak di Komplek TNI AD, Cimanggis Depok adalah kenang-kenangan dari Bapak yang bisa kami lihat insha Allah dalam waktu lama. Masjid besar di tengah komplek TNI AD ini didesain oleh Bapak. Maketnya masih ada, dipajang di teras masjid. Kami bisa melihatnya kapan saja.

Masjid berada tepat di depan rumah Bapak. Kapanpun adzan dikumandangkan, suaranya akan terdengar kencang sampai ke sudut-sudut dalam rumah. Segala aktivitas ibadah pun bisa terlihat dari teras rumah. Itu kenapa salat 5 waktu Bapak selalu di masjid karena memang sangat dekat.

Saya masih terkenang Bapak bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu, lalu masuk kamar mengambil sarung dan peci. Wajahnya basah keluar kamar, berjalan melewati ruang tamu, mengucap salam pada kami di rumah, lalu berangkat jalan kaki menuju masjid. Bila pulang salat Ashar, sampai di ruang TV beliau minta minuman teh manis panas, dan saya mungkin hanya beberapa kali saja pernah membuatkannya karena memang tidak tiap saat berada di rumah Bapak. Sesekali saja saat saya sedang di sana.

Di masjid Jami Al Chasanah inilah Bapak disalatkan terakhir kali sebelum dimakamkan.

Semoga menjadi ladang pahala yang tak henti mengalir meski Bapak telah tiada.  
Maket masjid yang didesain oleh Bapak

Masjid Jami Al Chasanah, Komplek TNI AD Cimanggis Depok

Jenazah Bapak dibawa ke masjid
Jenazah Bapak disalatkan di Masjid Jami Al Chasanah

Desainer Sekolah TK Al Chasanah

Sekolah TK Al Chasanah terletak di lokasi yang sama dengan Masjid Jami Al Chasanah. Bangunannya juga di desain oleh Bapak, merupakan salah satu kenang-kenangan lainnya dari Bapak.

Saya bangga dengan Bapak, beliau mengisi usia senjanya dengan melakukan banyak hal baik. Menyibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat. Menikmati hari-hari dengan bahagia bersama keluarga, teman, tetangga, dan jamaah masjid. Saya bahagia melihatnya.

Sampai setelah dioperasi, Bapak masih ada dalam susunan pengurus, jadi bendahara masjid dalam waktu lama. 

Saya sangat percaya, Bapak adalah orang yang sangat jujur. Saya tidak perlu membuktikan hal tersebut untuk membuat orang lain percaya, cukuplah saya sebagai saksinya. 

Semoga kemampuan ilmu, tenaga, dan buah pikiran Bapak selama ini, menjadi ladang pahala yang tak pernah habis, Pak. 
Sekolah TK Al Chasanah

Hobi Foto Sejak Dulu

Bapak juga punya hobi foto sejak muda. Hobi tersebut menular ke Mas Arif. Bapak pernah memperlihatkan album jadul berisi foto-foto Mas Arif saat masih anak-anak usia SD, katanya itu jepretan Bapak semua. 

Ada juga foto Mas Arif saat SMA sedang memegang kamera analog. Kata Bapak, kamera tersebut adalah kamera andalan yang jadi kebanggaannya. Sering dibawa kemana pun saat bertugas keliling Indonesia. Nah, kamera tersebut masih ada, lengkap dengan lensa-lensanya, dan diberikan Bapak untuk Mas Arif, lalu dibawa ke BSD.

Selain kamera, Bapak juga memberi saya Tripod buatan Jepang yang ia punya sejak Mas Arif masih SD. Tripod itu saya terima dengan senang hati, dan saya pakai hingga saat ini. Memang jadul, tapi awetnya luar biasa. Kecil kurus, tapi kuat buat dipakai di kamera DSLR Canon EOS 70D saya yang beratnya 1,8kg. Tripod itu seukuran 30cm saja, tapi bila ditarik panjangnya mencapai 1 meter. 

Tripod pemberian Bapak sudah saya bawa keliling Indonesia, buat foto-foto. Suatu waktu saat hendak kembali ke Jakarta dari Batam, tripod tersebut ditahan petugas bandara, tidak boleh masuk kabin tapi dimasukkan dalam tempat khusus yang dikategorikan benda berbahaya. Mungkin karena terbuat dari besi, jadi ditaruh ditempat aman dengan dibuatkan dokumen tertulis. Saya sempat khawatir tripod disita, untunglah tidak. Tak jadi hilang barang kenangan dari Bapak.

Bapak juga memberi Mas Arif teropong tentara, masih bagus dan tak ada lecet sedikitpun.

Karena sering bepergian keliling Indonesia, Bapak selalu membawa setrika traveling. Nah, setrika traveling itu masih berfungsi dengan baik, dan kemudian diwariskan kepada saya. Percaya nggak, setrika itu saya bawa setiap kali saya traveling. Sayangnya, 2 tahun lalu kabel setrika itu terbakar saat dipakai oleh seorang teman, sempat diperbaiki dan dipakai lagi, tapi rusak lagi. Bodi setrika masih bagus, hanya kabelnya yang perlu diganti lagi.

Banyak barang jadul berusia lebih dari 30 tahun yang Bapak punya dan diwariskan kepada  Mas Arif dan saya. Mungkin karena saya traveler dan suka foto, maka barang-barang tersebut dirasa Bapak lebih cocok untuk saya.

Seperti itulah hubungan baik saya dengan Bapak mertua. Manis dan baik, meski dalam diam dan tidak pernah lebay ditampakkan.

Terima kasih Ya Allah Engkau beri aku Bapak mertua sebaik ini. 
Tripod buatan Jepang berusia lebih dari 30 tahun warisan Bapak

Disayangi dan Menyayangi

Bapak kandung saya meninggal ketika saya berusia 15 bulan. Saya tidak pernah ingat rasanya ditimang, dipeluk, disayang, dan dipanggil-pangil penuh kasih oleh Bapak saya karena saya ditinggal saat masih baby. Sehingga, ketika agak besar saya tahu bapak saya meninggal, saya tidak merasa kehilangan karena tidak ada kenangan yang bisa saya ingat.

Memiliki Bapak (mertua) yang kemudian meninggal membuat saya mengerti bagaimana rasanya kehilangan Bapak. 

Saya menyayangi Bapak mertua seperti suami saya menyayangi Bapaknya. Meski tidak banyak berdekatan (sejak menikah kami tidak tinggal serumah dengan Bapak dan Ibu mertua), tapi saya punya rasa memiliki yang kuat terhadap Bapak. 

Saya tidak tiap hari melihat Bapak, tidak tiap minggu mengunjungi, kadang pernah sebulan baru bertemu, kadang lebih dari itu (karena suatu keadaan) baru bisa bersua. Namun, doa untuk Bapak selalu ada dan Bapak selalu di hati, sebagaimana ia selalu di hati Mas Arif.

Bapak sangat baik. 




Selamat Jalan Bapak

Tiap hari (weekdays) Mas Arif di Cimanggis, Depok. Weekend baru ke BSD kumpul dengan saya dan anak-anak. 

Sabtu, 11 Januari 2020, saya mengunjungi Bapak di Cimanggis, berdua saja dengan Mas Arif. Hari itu, saya mendapati Bapak dalam kondisi yang kian ringkih. Badannya kian kurus, sebab makanan tak banyak lagi dapat masuk ke perutnya. Rencananya, jika tetap tak bisa makan, akan dibawa ke RS. Tapi hari itu, Bapak mau makan, meski kemudian dimuntahkan.

Saya dan Mas Arif bertemu Bapak sampai sore. Mas Arif menyuapi Bapak untuk makan, mengobrol, memijat, dan membasuh badan Bapak yang sudah tak bisa bangkit lagi dari tempat tidur. Sore jelang magrib kami pulang. Sebelum itu, saya mengajak Mas Arif berfoto bersama Bapak.

Itulah foto terakhir kami bersama Bapak sebelum Bapak tiada 3 hari kemudian. 

Selasa malam (14/1/2019), melalui Whatsapp Mas Arif mengabari saya bahwa Bapak pingsan dan malam itu juga bersama ibu dan adik-adik Mas Arif membawa Bapak ke RS Mitra Keluarga Depok. Kami semua lalu berdoa yang terbaik untuk Bapak. 

Kabar duka itu akhirnya datang, Jam 10 malam Bapak menghembuskan nafas terakhirnya.



Bapak telah pergi dengan tenang. Tidak sakit lagi.

Urusan beliau di dunia sudah selesai. Anak-anak sudah menikah dan mandiri, sudah punya cucu, dan sudah mendampingi ibu dengan baik untuk waktu yang panjang. 

Alhamdulillah sudah berhaji, lengkap sudah Rukun Islam beliau sebagai muslim.

Insha Allah Husnul Khotimah. Diterima segala amal baiknya. Diampuni segala dosa dan salah. Ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Warisan paling berharga yang saya punya dari Bapak adalah Mas Arif. Lelaki baik yang menjadi teman hidup saya.

Terima kasih Bapak sudah menjadi Bapak Mertua saya yang paling baik.

Semoga kelak saya, Mas Arif, dan anak-anak berada di Surga dan bertemu Bapak di sana, juga dengan Bapak kandung saya, besan yang tak pernah Bapak lihat, dan kita berkumpul dalam kebahagiaan yang abadi.

Aamiin Ya Robbal Alamin.



Akses Mudah Tiket Online Murah dan Nikmati Perjalanan Anda

Akses Mudah Tiket Online Murah dan Nikmati Perjalanan Anda

Tiket Online MurahTeknologi telah mengubah banyak hal. Kecepatan, kemudahan, keakuratan, dan kepraktisan. Internet menjadi hal yang banyak mengubah pola hidup masyarakat dari yang serba manual menjadi mekanis. Tak heran jika banyak yang semakin bergantung dengan internet untuk memecahkan kesulitan-kesulitan. Salah satunya adalah dalam hal memesan tiket perjalanan.

Jika dahulu memesan tiket harus datang ke agen terlebih dahulu dan membayar di agen tersebut. Belum lagi harus mengantri panjang yang sangat melelahkan. 

Namun, dengan adanya internet, kita cukup duduk manis di rumah, memegang smartphone, membuka aplikasi travel agent, lalu pesan tiket murah online di sini, dan kemudian membayar dengan mentransfer di ATM atau dengan sistem e-banking

Mudah sekali bukan?

Baca juga: Traveling Murah dengan Kereta Api

Online Travel Agent Yang Banyak Pilihannya

Saat ini semakin banyak yang mengembangkan online travel agent demi memberikan kemudahan dalam mendapatkan tiket. Baik tiket pesawat, kereta api, kapal, maupun bis. Kita bisa membukanya satu persatu dan membandingkan harga mana yang paling cocok. Jika rajin, siapa tahu bisa beruntung mendapatkan promo.

Berikut adalah rekomendasi online travel agent yang sudah dipercaya oleh banyak traveler yakni Tiket.com, Traveloka, PegiPegi, Nusatrip, AirAsiaGo, Via.com, Expedia, Ezytravel, Airpaz, Tiket2, ArenaTiket, Ctrip, MyTrip,  dan masih banyak lagi.

Pastikan Agen Tiket Anda Terpercaya

Reservasi tiket melalui online dapat dilakukan selama 24 jam. Namun, kita perlu memperhatikan mengenai persyaratan dari agen-agen terpercaya tersebut.

1.Harga Tiket Jelas
Harga yang diberikan harus benar-benar jelas dan transparan. Setiap orang bisa mengakses harga tersebut tanpa harus ada yang disembunyikan. 

2.Sistem Pembayaran yang Beraneka Ragam
Agen yang terpercaya akan menggunakan nama akun bank sesuai dengan nama perusahaan dan bukan nama perorangan. Sistem pembayaran yang ditawarkan bisa melalui ATM, internet banking, transfer melalui teller bank, kartu kredit, maupun melalui mini market yang menyediakan jasa pembayaran.

3.Legalitas Jelas dan Terpercaya
Pastikan bahwa agen tersebut benar-benar legal dengan adanya dokumen-dokumen legalitas seperti NPWP, akta pendirian perusahaan, dan tanda daftar perusahaan.

4.Prosesnya Cepat
Mulai dari pemesanan, pembayaran, hingga proses verifikasi dari agen setelah kita melakukan proses pembayaran dilakukan dengan cepat dan tidak mengulur-ulur waktu.

Keuntungan Booking Tiket Secara Online

Banyak kemudahan yang akan kita dapatkan dengan memesan atau mem-booking tiket secara online. Apa saja kemudahan-kemudahan itu?

1.Bisa Dilakukan di Mana Saja
Selama kita memegang smartphone dan di tempat tersebut terdapat jaringan internet untuk mengakses dan membuka aplikasi online travel agent tersebut, maka kita tetap bisa memesan tiket.

2.Bisa Dilakukan Kapan Saja
Berbeda dengan agen-agen yang mengharuskan datang ke agen tersebut. Mereka pastinya memiliki jam kerja dan jika telah usai jam kerja, maka agen tersebut tutup. Namun melalui online travel agent, selama 24 jam setiap harinya kitaa bisa memesan tiket. 

3.Bisa Membandingkan Harga Termurah
Melalui online travel agent, kita dapat berselancar di banyak agen untuk bisa membandingkan setiap harganya. Karena di setiap agen tentu memiliki harga yang berbeda-beda. Nah, dengan membandingkan secara online tersebut, kitada memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan tiket dengan harga yang murah. Apalagi jika kita menemukan promo tiket. Itu akan lebih menguntungkan.

4.Bisa Mengetahui Harga Terlebih Dahulu
Sebelum melakukan proses pemesanan, kita akan disajikan dengan banyak pilihan jenis transportasi dengan harga-harganya. Jadi, akan sangat memudahkan untuk mengetahui harga jauh-jauh hari sebelum berangkat.

5.Memudahkan 
Hanya cukup menggerakkan jari-jari dengan lincah pada setiap perintah yang sudah disediakan dan kita berhak memilihnya. Apalagi biasanya di agen online tersebut juga disediakan pengaturan kapan kita berangkat. Sehingga semua yang dibutuhkan sudah terpenuhi di situs agen online tersebut.

Saat ini memesan tiket bukan lagi menjadi kesulitan. Apalagi untuk menemukan tiket-tiket dengan penawaran harga yang murah. Banyak sekali bisa ditemukan secara online di agen travel yang bisa diakses selama 24 jam. 

Kita hanya perlu memesan, membayarnya, dan dengan cepat akan memperoleh verifikasi atau bukti pemesanan beserta tiket. Selanjutnya, tinggal bersiap untuk melakukan perjalanan dengan nyaman dan aman dengan transportasi pilihan.