Berkarya di Media Lewat Cerita Perjalanan


Assalamu'alaikum Wr Wb,

Sejumlah kemajuan dalam segi karya yang sebelumnya tidak pernah saya prediksi, tidak pernah saya jadikan resolusi, dan tidak pernah saya rencanakan, menjadi hal paling menonjol dari aktifitas blogging, traveling, dan travel writing yang saya lakukan dalam 9 bulan terakhir.

28 artikel traveling telah dimuat di majalah dan koran sejak bulan Maret hingga Desember 2014. Melahirkan sebuah naskah (bertema traveling) yang tak lama lagi akan dibukukan dalam antologi ke 3 sekuel Love Journey. Menjadi pemenang ke 2 lomba menulis blog tentang masjid (juga tema traveling). Inilah sederet pencapaian kecil saya di tahun 2014. Alhamdulillah.

Bagi mereka yang terbiasa menang kontes blog bergengsi, menulis hingga mencapai ratusan artikel dalam setahun, dikontrak oleh berbagai perusahaan ternama dan toko online terpercaya, serta menerbitkan belasan buku dalam setahun, pencapaian saya tentu masih sangat tidak ada apa-apanya. Namun bagi saya yang menjadikan kegiatan jalan-jalan, menulis, dan nge-blog hanya sebagai kesenangan, pencapaian-pencapaian ini  terasa luar biasa. 

Atas sejumput karya yang saya buat, sudah semestinya saya bersyukur namun tentu tidak untuk menjadikan saya berpuas diri sebab semua ini baru permulaan. Ke depan, tulisan saya harus lebih banyak lagi, lebih bermutu, dan lebih bermanfaat. Harus lebih banyak lagi media yang dirambah, bahkan majalah maskapai Garuda, Lion, Batik Air, dan Citilink harus saya tembus! Dan satu hal lagi, saya ingin makin fokus dalam menceritakan Indonesia sebagai negeri dengan wisata alam terbaik di dunia!

Apa yang saya dapat sejak menjadi travel writer di media massa?

Materi. Ya, bisa jadi itu hal pertama yang langsung terlintas dalam pikiran kebanyakan orang. Memang tak bisa dipungkiri 'pekerjaan' ini membuat saya mendulang keuntungan berupa uang. Siapa yang tak berbinar ketika nominal rupiah masuk rekening saban minggu dari media dan toko online yang membayar artikel saya? Betapa sederet kalimat dalam artikel traveling yang saya tulis dapat menghasilkan uang dengan begitu mudahnya. Lantas, apa benar materi menjadi motivasi utama menulis?

Mari tanyakan pada hati.

Buat saya menulis itu (apapun genre-nya) pekerjaan hati yang tidak selalu didasari oleh motivasi mengejar kepuasan materi. Dalam menekuni hobi menulis, saya lebih didorong untuk mendapatkan kepuasan batin dibanding kepuasan material. Misalnya, karena pekerjaan menulis lebih sesuai passion ataupun lebih bermanfaat bagi banyak orang. Menjadikan menulis hanya berdasarkan desakan finansial semata, saya yakin akan membuat saya amat terfokus pada materi. Manfaat dari  menulis pun akan terbengkalai.

Selain kepuasan batin, manfaat positif lainnya pun menghampiri, menjelma serupa bonus. Ada materi, personal branding, tawaran kerja sama untuk iklan, hadiah barang dari sponsor, peluang belajar ilmu travel writing dan travel fotografi, serta mendapat banyak teman baru.

Berikut adalah daftar artikel yang dimuat di majalah dan koran sepanjang tahun 2014:
  1. Bromo, Keajaiban Alam Penuh Keindahan; Rubrik Travelogue; Majalah Scarf Vol. 7, 2014.  
  2. Jembatan Cinta Pulau Tidung; Rubrik Jalan-Jalan; Koran Suara Merdeka Minggu 23 Maret 2014  
  3. Gua Sembat Di Pulau Maratua; Rubrik Pariwisata; Koran Pikiran Rakyat Sabtu 17 Mei 2014  
  4. Menikmati Sensasi Pasar Terapung; Rubrik Wisata, Majalah Sang Buah Hati Edisi Mei 2014 
  5. Tiu Kelep, Tirai Air Di Kaki Rinjani; Rubrik Pariwisata, Koran Pikiran Rakyat Sabtu 31 Mei 2014 
  6. Pasar Terapung Ala Bandung; Rubrik Travelogue, Majalah Scarf Vol.8, 2014.  
  7. Pesona Lembah Harau; Rubrik Jalan-Jalan, Koran Suara Merdeka, Minggu 01 Juni 2014 
  8. Berenang Bersama Ubur-Ubur Langka Di Danau Kakaban; Rubrik Wisata, Majalah Flona Edisi Juni 2014  
  9. Tebing Granit Di Lembah Harau; Rubrik Journey Of Heart, Majalah Noor Edisi Juni 2014 
  10. Rekreasi Malam Di BNS; Rubrik Traveling, Majalah Anakku Edisi Juni 2014  
  11. Berjumpa Bekantan Di Tarakan; Rubrik Wisata, Majalah Flona Edisi Juli 2014.  
  12. Menjejak Bohe Silian, Desa Wisata Maratua; Rubrik Fun Time, Majalah Cita Cinta Edisi No.13 Thn 2014. 
  13. Masjid Indah Di Tepian Sungai; Rubrik Jalan-Jalan, Koran Suara Merdeka Minggu 06 Juli 2014.  
  14. Lompat Pulau Di Kepulauan Derawan; Rubrik Jalan-Jalan, Majalah Pesona edisi Agustus 2014  
  15. Bermain Dan Berwisata Kuliner Di Pasar Terapung Lembang; Rubrik Traveling, Majalah Anakku edisi Agustus 2014. 
  16. The Istanbul Van Borneo; Rubrik Pariwisata Koran Pikiran Rakyat, Sabtu 19 Juli 2014. 
  17. Kehidupan Bersahaja Baduy Dalam; Rubrik Jalan-Jalan Koran Suara Merdeka, Minggu 14 September 2014. 
  18. Berenang Bersama Penyu Raksasa Di Pulau Maratua; Rubrik Wisata Majalah Flona edisi September 2014.  
  19. Maratua, Pulau Romantis Di Kepulauan Derawan; Rubrik Travel Majalah Paras Edisi No.132 Thn 2014. 
  20. Taman Alami Di Baduy Dalam; Rubrik Wisata Majalah Flona, Edisi No.142 - Oktober 2014  
  21. Pesona Masjid ICS; Rubrik Journey of Heart Majalah Noor, Edisi September 2014. 
  22. Semalam Di Perkampungan Baduy Dalam; Rubrik Pariwisata Koran Kedaulatan Rakyat, Sabtu 04 Oktober 2014. 
  23. Pesona Pantai Tanjung Lesung, Koran Suara Merdeka, Minggu 23 Nopember 2014.  
  24. Plesiran Di Kota Lama Batavia, Koran Kedaulatan Rakyat, Sabtu 6 Desember 2014.   
  25. Songket Rasa Cinta Dari Desa Pande Sikek, Koran Pikiran Rakyat, Sabtu 13 Desember 2014.  
  26. Derawan, Surga Tropis Yang Sempurna; Majalah Annisa Edisi Desember 2014.  
  27. Mendengarkan Keheningan Rinjani; Majalah Femina Edisi No.51 Desember 2014.  
  28. Pesona Masjid Agung Jawa Tengah; Majalah Noor Edisi No.12 Desember 2014.


Foto dari sini

Travel Writer
Ada kebanggaan tersendiri tiap kali artikel yang saya tulis dimuat di media massa. Bukan semata karena 'sukses nampang', tapi lebih pada perasaan lega karena bisa lulus dari sederet ketentuan menulis yang dibuat oleh media massa bersangkutan. Saya menjadikannya semacam tolak ukur kemampuan saya dalam memenuhi apa yang media inginkan.

Menulis artikel untuk media massa memang sangat berbeda dengan gaya penulisan di blog pribadi. Menulis untuk media massa harus memperhatikan betul ketentuan menulis sesuai dengan peruntukan artikelnya. Jika tidak, jangankan dimuat, dibaca saja tidak. 

Sepintas, menulis artikel perjalanan itu mudah, padahal dibutuhkan kecakapan khusus, wawasan, passion, dan pengetahuan yang holistik tentang dinamika aktivitas melancong dalam ranah wisata Indonesia. Ada jurus dan teknik tertentu yang harus dipelajari agar bisa menghasilkan artikel yang unik dan menarik. Tujuannya agar artikel yang dibuat berbeda dengan artikel promosi wisata pada umumnya.

Begitu juga dengan menembus media, ternyata tidak semudah yang pernah saya kira. Perlu usaha, perjuangan, dan kesabaran yang tidak sedikit. Proses menunggu kabar dari redaksi saja terkadang bisa menghilangkan kesabaran. Bahkan sebuah penolakan mampu meruntuhkan semangat untuk menulis. Yang lebih ekstrem lagi saat ada editor yang langsung mengatakan, "artikel dan foto kamu tidak bagus sama sekali". Jreng... sakitnya tuh di sini *nunjuk hati* :D 

Untuk sukses menulis artikel perjalanan dan menembus media, memang harus ada ilmunya. Sampai saat ini saya sendiri masih dalam proses belajar. Saya belajar dari orang-orang di sekeliling saya, khususnya pada mereka yang telah berpengalaman menulis di media massa seperti Mbak Irawati Prilia. Saya menempatkan diri saya benar-benar sebagai pemula karena saya ingin kemampuan menulis saya terus berkembang. Selain belajar langsung pada mbak Ira, saya juga belajar di kelas travel writing dan travel fotografi yang diisi oleh penulis-penulis yang sudah terkenal, seperti Mas Teguh Sudarisman, Gol A Gong, dan Fira Abdurrahman.

Berikut langkah-langkah untuk menjadi travel writer, baik di media massa maupun di blog. Saya kutip dari rubrik Siesta Leisure Republika:
  • Seorang travel writer tentu harus gemar jalan-jalan dan senang berbagi pengalaman, baik secara tulisan maupun lisan. Rajinlah membaca rubrik perjalanan di media massa agar paham gaya penulisan di tiap koran, tabloid, ataupun majalah.
  • Tekunlah dan bulatkan niat untuk menulis blog. Perbarui blog dengan rutin, minimal seminggu sekali harus ada tulisan baru. Semakin sering update maka blog semakin sering dikunjungi pembaca.
  • Tulisan harus deskriptif sehingga bisa membawa pembacanya ikut mengalami atau melihat apa yang dilihat penulis. Di samping itu, artikel yang dibuat mesti informatif, inspiratif, menarik, dan tidak monoton.
  • Cerita perjalanan yang dialami sendiri tentu lebih mudah untuk dituliskan ketimbang membuat cerita saduran. Saat jalan-jalan, rekam perjalanan melalui foto atau video untuk memudahkan memanggil memori tentang tempat yang disambangi. Rekam momen yang menarik, seperti ketika mencicipi kuliner khas, berbicara dengan warga lokal, atau saat mengikuti acara budaya setempat. Jangan ragu untuk menulis kenangan indah, lucu, atau pengalaman menarik, contohnya ketika tersesat. Segera menulis begitu selesai bepergian agat tiap detail masih segar dalam ingatan.
  • Gaya bahasa boleh saja ringan, tetapi juga tidak boleh terlalu santai. Banyak membaca blog dan buku bisa menjadi bahan referensi gaya penulisan. Gaya bertutur, seperti sedang bercerita kepada teman pun bisa dipakai, namun tetaplah menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik.
  • Gunakan media sosial untuk mempromosikan blog.
  • Foto harus sesuai dengan tulisan dan menguatkan isi tulisan. Tanpa dukungan foto, artikel sekeren apa pun akan terasa hambar.
  • Begitu sudah banyak pembaca, jangan lupakan terus menambah teman sesama blogger. Jalin pertemanan dengan baik.
  • Jagar agar pembaca tertarik melanjutkan bacaannya dengan berbagi tips penting seputar perjalanan maupun lokasi wisata.
  • Travel writer harus bercerita dengan jujur dan apa adanya. Cerita perjalanan dapat menginspirasi pembaca yang memiliki kondisi serupa, misalnya, bepergian dengan dana yang terbatas. Dalam menyelipkan pengalaman dan solusi untuk mengatasi dana terbatas itu, cerita kita akan berbeda dari kebanyakan tulisan.
Untuk tips lainnya, artikel-artikel pada tautan berikut bagus untuk disimak:

Tertarik untuk jadi travel writer di blog dan media massa? Mau tahu kuncinya? Lakukan! Mulailah dari sekarang. Tulis. Tulis. Tulis. Kirim! Jangan minder, jangan takut gagal, jangan jatuh semangat bila gagal. Kita tidak akan pernah tahu hasilnya kalau tidak pernah mencoba. Kalaupun gagal, jadikan pelajaran untuk memperbaiki kekurangan.


Yuk belajar dan melangkah bareng-bareng ^_^

Terompet Awet Untuk Si Kecil


Assalamu'alaikum Wr Wb,

Seperti biasa setiap jelang malam pergantian tahun, terompet menjadi barang yang paling banyak diperdagangkan. Bagi mereka yang merayakan pergantian tahun, terompet menjadi atribut yang cukup  penting. Tidak meriah malam pergantian tahun tanpa meniup terompet. Itu sebabnya keberadaan penjual terompet selalu dinanti dan disambut gembira oleh pembelinya.

Aneka bentuk terompet dijual oleh pedagang. Umumnya terompet tradisional buatan tangan, terbuat dari karton dan kertas warna-warni dan ditiup dengan alat pembunyi yang terbuat dari karton juga. Harganya dibanderol Rp 5.000 sampai dengan Rp 25.000 dengan berbagai variasi bentuk mulai dari terompet panjang biasa, hingga berbentuk naga.

Terompet tradisional (lokal) *Foto: Solopos.com*
Penjual terompet ini mudah sekali ditemukan. Biasanya mereka berdagang di pinggir-pinggir jalan yang ramai dilintasi kendaraan atau di sekitar tempat yang biasanya ramai dikunjungi masyarakat setempat. Keberadaannya selalu menarik perhatian karena bentuk dan aneka warna terompet yang dijajakan mudah mengundang perhatian. Ditambah bunyi nyaring dari terompet yang ditiup berulangkali oleh penjualnya, membuat siapapun yang melintas jadi ingin menoleh.

Jika sedang melintas di depan penjual terompet, yang paling antusias adalah anak saya. Dari balik kaca mobil biasanya dia langsung menunjuk ke penjual terompet, sambil berseru: “Terompet, Ma, terompeeeet……peeet…….peeeeeet”.

Tidak hanya berseru girang dan menirukan bunyi terompet, dia juga bergaya seperti sedang meniup terompet. Dan jika sudah seperti itu, dapat dipastikan dia akan meminta untuk dibelikan. “Nanti ya sayang, kita lagi jalan, susah kalau berhenti mendadak.” Hehe…alasan.

Sebetulnya bukan saya tidak mau membelikan, melainkan karena di rumah sudah punya. Tetapi terompetnya dari bahan plastik tebal, berbeda dengan terompet lokal seperti yang dijual abang-abang di pinggir jalan. Kabarnya terompet plastik ini diimpor dari Tiongkok dan saya membelinya bukan supaya terompet tradisional tidak laku di pasaran, melainkan karena alasan keamanan untuk anak saya.


Seperti kita tahu, terompet tradisional itu kan terbuat dari kertas karton. Nah, berhubung yang meniup adalah anak saya, di mana jika meniup sampai berkali-kali, kartonnya jadi basah kena air ludah. Jika sudah basah, kartonnya rusak, tapi pembunyi kadang belum ikut rusak sehingga terompet tetap saja ditiup. Ini yang bikin saya khawatir karena karton yang rusak itu bisa tertelan dalam mulutnya jika tidak diawasi.

Terompet Naga (suryaonline.co Fotografer: Hayu Yudha Prabowo)
Selain itu, rumbai-rumbai yang menjadi hiasan terompet karton ada yang terbuat dari kertas minyak yang mengandung bahan mirip glitter. Setiap dipegang glitternya menempel di kulit dan itu susah dihilangkan kecuali dibersihkan dengan sabun. Jika anak saya sedang mengusap wajah atau mata, glitternya ikut menempel di wajah dan sekitar matanya. Kadang dia sampai kelilipan. Bahkan ketika belum cuci tangan, dan dia memegang makanan, glitternya ikut menempel di makanan dan akhirnya ikut masuk perut. Bahaya, bukan? Itu sebabnya saya belikan dia terompet yang aman, yaitu terompet plastik buatan Tiongkok tadi.

Di mata saya, terompet Tiongkok memiliki bentuk yang elegan dan kokoh lantaran terbuat dari plastic. Lebih kuat dan mutifungsi. Terompet ini tidak mudah rusak bila terkena air. Tampilan terompet plastik juga mirip seperti mainan, itu sebabnya tetap menarik buat anak-anak, walaupun polos tanpa hiasan rumbai-rumbai seperti pada terompet lokal.

Umumnya terompet buatan luar ini menggunakan pompa. Untuk menghasilkan bunyi tidak dengan cara ditiup melainkan ditekan seperti halnya menyemprot obat nyamuk. Bunyi yang keluar pun lebih nyaring. Selain dipompa, terompet plastik juga ada yang ditiup. Bentuknya juga mirip terompet lokal, hanya bahannya saja yang beda.
Terompet Tahun Baru (Adit Chandra/http://www.flickr.com/photos/aditchandra/) *antaranews*

Dari segi harga terompet buatan luar memang lebih mahal tapi perbandingannya dengan terompet tradisional tidak terlalu jauh. Satu terompet buatan luar berkisar Rp 15.000 – Rp 75.000. Harga bervariasi tergantung bentuk dan bahan. Terompet plastik buatan luar ini saya beli semata untuk digunakan oleh anak saya. Jika saya ingin ikut menemaninya bermain terompet, saya cukup menggunakan terompet buatan lokal.

Terompet impor memang memiliki daya tarik sendiri sehingga peminatnya lebih tinggi ketimbang terompet lokal. Selain kualitas yang bagus, bentuk yang praktis, juga aman bagi anak-anak.

Saya sendiri pertama kali melihat terompet plastik bukan saat moment pergantian tahun, melainkan saat event pertandingan sepak bola yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta. Kejadiannya berbulan-bulan yang lalu. Waktu itu di TV ada liputan tentang suasana stadion menjelang pertandingan timnas Indonesia melawan timnas dari negara tetangga. Dalam acara tersebut ada segmen khusus yang menyajikan berita tentang penjual atribut supporter antara lain topi, kaos timnas, bendera, dan juga terompet. Nah, terompet inilah yang menjadi perhatian saya.
Terompet Plastik Vuvuzela / terompet stadion (Foto: cerita-dans.blogspot)

Dalam liputan tersebut disebutkan bahwa terompet yang dijual adalah terompet awet yang berbunyi nyaring, dan banyak digunakan oleh para supporter yang menonton langsung di dalam stadion. Nah, dari sinilah saya mulai tahu tentang terompet plastik. Saya jadi tertarik untuk memilikinya. Akhirnya saya pun beli. Bukan buat saya sih, tapi untuk anak saya hehe. Soalnya saya tahu dia suka dengan alat-alat yang menghasilkan bunyi. Selain seruling, pianika, gitar-gitaran, drum, dan organ betulan yang sudah dia punya, saya pikir terompet boleh juga buat dia mainkan.

Bulan Oktober kemarin saat Piala AFC U-19 di Myanmar tayang live di TV nasional, terompet plastik ini jadi atribut paling sering digunakan. Padahal kami cuma nonton di rumah, bukan di stadion terbuka, tapi yang heboh anak saya. Saat dia tahu kami ramai-ramai menyimak TV untuk menonton Evan Dimas dkk bertanding, dia jadi ikut-ikutan duduk di antara kami sambil memegang terompet.

Tahu apa yang anak saya lakukan? Setiap komentator di TV berteriak penuh semangat, dia juga ikut semangat meniup terompet. Kami yang pening, gol belum tecipta tapi terompet sudah nyaring berbunyi. Haha.
Terompet plastik yang dibunyikan dengan cara dipompa (Foto: Tokopedia)

Saat terjadi gol, lebih bising lagi. Terompet ditiup berulang-ulang. Disuruh berhenti ga mau berhenti. Aduuuh! Acara nonton bola di rumah jadi hingar bingar oleh bunyi terompet. Tapi saya tidak memarahinya karena saya tahu dia senang dengan terompetnya. Jadi saya biarkan saja, nanti juga lelah sendiri. Dan benar, belum usai babak pertama dia sudah berhenti. Terompet ditaruh, dan dia mengambil kaleng bekas Wafer Tango, dijadikan drum. Alat pemukulnya terompet! Alamaaaak. Untung terompet plastik, jadi ga mudah patah dipakai memukul kaleng.

Terompet plastik ini memang sudah jadi mainan anak saya. Meskipun musim pertandingan bola timnas U-19 (tim kesayangan saya hehe) sudah berlalu, tapi terompet plastik tetap dimainkan. Kondisinya masih bagus, dan saya suka dengan awetnya. Tanpa mengajak untuk tidak membeli terompet lokal, terompet impor berbahan plastik ini recomended lho buat anak-anak.

Berikut gambar terompet yang dimainan oleh anak saya :D




Dimuat di Majalah Femina No.51 Desember 2014

Cover

Assalamu'alaikum Wr wb,

Alhamdulillah akhirnya bisa nampang di Majalah Femina dalam rubrik Oleh-Oleh. Terasa begitu spesial sebab ini untuk pertama kalinya saya menjadi kontributor di Majalah Femina. Masuk di edisi ujung tahun, rasanya seperti dapat kado yang sangat manis.

Artikel yang saya tulis berjudul : Mendengarkan Keheningan Rinjani, bercerita tentang pengalaman berwisata di kaki Gunung Rinjani, Lombok. Artikel dimuat empat halaman, berisi tentang Sembalun yang subur, perkampungan Suku Sasak, Rumah Adat dan Makam Berugaq, serta Air Terjun Sendang Gila dan Tiu Kelep.

Untuk membaca cerita saya tentang pesona di kaki Gunung Rinjani, silakan beli majalahnya, ya, teman ^_^

Judul: Mendengarkan Keheningan Rinjani
Saya sudah lama kenal Femina, dan cukup sering membaca serta menikmati isinya. Ketika saya mulai aktif menulis artikel perjalanan untuk media, majalah ini masih sebatas mimpi untuk ditembus. Saya baru mampu menembus sisternya, Cita Cinta dan Pesona. Itu pun masing-masing baru satu kali. Syarat dan ketentuan menulis di Femina kabarnya banyak, itu sebabnya banyak orang mengatakan tidak mudah. Saya pun penasaran.

Meskipun Femina disebut-sebut sulit untuk ditembus, tapi saya tidak pesimis. Saya justru kesetrum untuk giat belajar dari tulisan-tulisan orang yang pernah dimuat, caranya dengan rajin membeli tiap edisi yang terbit. Saya juga jadi tekun mempelajari syarat dan ketentuan yang berlaku, sebab jika mengetahui aturan main, maka artikel tentu akan lebih mudah untuk dilirik. Terakhir, saya jadi bertekat kuat untuk membuat tulisan yang menarik. Nah, untuk yang satu ini saya belajar dari mbak Irawati yang sudah berpengalaman jadi kontributor di Femina, 

Satu hal lagi, untuk bisa nampang di rubrik Oleh-Oleh majalah Femina, mesti mempunyai foto-foto perjalanan yang bagus. Syukurlah kemarin foto-foto yang saya kirimkan bisa diterima dan dimuat. Bahkan salah satu foto, yakni foto senja dengan latar Gunung Rinjani, menjadi foto utama yang dimuat menjadi 2 halaman penuh.

Halaman ke 3 dan 4 tentang Desa Sembalun dan Air Terjun
Pengalaman pertama ini membuat saya makin yakin, bahwa memiliki rasa optimis dan berani itu sangat perlu. Tidak perlu takut dan minder untuk berkarya. Tidak peduli sesulit apapun kata orang, kalau tidak pernah mencoba kita tidak akan tahu hasilnya. Dan yang paling penting, banyak-banyak mendengar masukan dari orang lain.

Saya sendiri sewaktu mengirimkan artikel merasa sudah siap ditolak dan diterima. Diterima Alhamdulillah, tidak diterima akan saya jadikan pelajaran untuk menulis lebih bagus lagi.

Saya mengirim artikel ke Femina pada bulan Juni 2014 lalu dan baru dimuat pada bulan Desember ini. Itu artinya saya menunggu selama 6 bulan. Femina sendiri adalah majalah mingguan, berarti tulisan saya berada pada  antrian ke 24. Memang lama. Itu sebabnya harus sabar sebab artikel yang masuk ke Femina juga banyak.

Saya ingin berterima kasih kepada mbak Tita, senior redaktur yang begitu baik dan perhatian. Beliau mau berdiskusi soal artikel dan foto, bahkan memberi saran atas kekurangan yang ada. Bekerja sama dengan beliau membuat saya mendapat pelajaran dan pengalaman yang berharga.

Terima kasih Femina ^_^



Sedia Jaket Parka Setiap Traveling


Assalamu'alaikum Wr Wb,

Sudah tidak perlu ditanya lagi soal kesukaan saya pergi ke alam terbuka. Yang perlu ditanyakan justru seberapa tangguh saya berada di alam bebas itu. Jujur saya bukan pejalan tangguh. Kena angin masuk angin, kena hujan mudah flu, kena dingin jadi demam. Kena panas? Tidak masalah. Hehe. Manusia tropis.

Saya sadar mudah jatuh sakit. Namun itu bukan hambatan untuk bertualang. Justru harus maju terus pantang mundur. Melawan apapun yang bisa membuat sakit lebih baik ketimbang mundur. Jika memang hujan, dingin dan angin jadi hambatan, saya harus sedia perlengkapan yang mendukung saya agar tetap sehat, salah satunya jaket parka.

Parka merupakan jaket yang tampilannya menyerupai coat. Jaket ini termasuk jenis jaket yang biasa digunakan pada cuaca dingin, tergolong tahan terhadap air, didesain dengan panjang sebatas lutut, dan kerap dilengkapi dengan tudung berlapis bulu. Tak jarang terdapat drawnstrings di bagian pinggang dan manset. Terkadang orang menyebutnya sebagai over coat/long coat. Tetapi lazimnya disebut jaket parka.

Hoodie tanpa bulu + kerah lebar yang manis

Secara umum terdapat dua jenis jaket parka yang digunakan untuk menahan angin dan air.
Pertama, jaket yang terbuat dari bahan sederhana seperti katun atau nilon dan pemakaiannya masih membutuhkan baju dalam seperti kaus atau sweater.

Kedua, jenis jaket parka yang terbuat dari bahan dua lapis yang berisi dacron atau down biasa disebut dengan nama super parka atau down jacket. Jaket jenis ini mampu menghangatkan badan kendati suhu udara berada di bawah nol derajat celcius.

Jaket parka benda penting buat saya karena sangat bermanfaat melindungi tubuh dari perubahan kondisi lingkungan, juga menjaga badan agar tetap hangat sehingga dapat menjaga kondisi dan stamina tubuh saya selama traveling.

Hooded Parka Jaket VOLL
Saat ini saya punya 3 jaket parka hoodie, namun yang sering jadi partner traveling saya hanya satu, yakni seperti yang tampak pada foto-foto dalam tulisan ini.

Saya suka jaket ini karena modelnya pakai drawnstrings di pinggang. Warnanya coklat. Memiliki 2 saku depan. Double kancing berupa retsleting besi di bagian dalam dan kancing jepret di bagian luar. Tudung (hoodie) tebal dan kuat tanpa lapisan bulu. Material shell, linning dan filler terbuat dari polyester 100%. Untuk contrast 100% Raccon. 

Di bagian bawah jaket juga ada drawnstrings. Ada kerah lebar yang membuat tampilan jaket ini tampak manis, sehingga sangat mencerminkan pemakainya sebagai seorang perempuan.

Drawnstrings di pinggang + double kancing (retsleting+kancing jepret)

Jaket parka sudah saya gunakan untuk traveling ke beberapa tempat, antara lain ke Gunung Bromo di Jawa Timur, pegunungan Dieng di Jawa Tengah, Gunung Wayang dan Gunung Windu di Pengalengan Bandung Selatan, Pulau Tidung di Kepulauan Seribu, juga ke desa adat Baduy Dalam di Lebak Banten. Selama menggunakan jaket ini, Alhamdulillah saya merasa tubuh saya terlindungi dari udara dingin di pegunungan, angin kencang di lautan, dan hujan deras yang turun saat melakukan perjalanan.

Usia jaket parka yang saya punya hampir 5 tahun. Kondisinya masih bagus seperti baru. Padahal sangat sering saya pakai, terutama saat musim hujan. Fungsinya memang lebih dari sekedar payung maupun jas hujan. Pakai payung kadang merepotkan. Mesti dipegangi dan tidak bisa sambil berlari. Apalagi kalau ada angin, payung seperti mau terbang, dan tangan mesti kuat-kuat memegang gagang payung. Keluar dan masuk mobil dengan payung juga ribet. Kalau pakai parka, langsung wuuz jalan ga pake repot :D

Di pasaran ada banyak sekali merk jaket parka yang terkenal. Untuk memilikinya tentu tidak harus selalu merk luar negeri. Merk lokal juga banyak yang bagus. Saat ini industri perlengkapan outdoor Indonesia sudah berkembang cukup pesat, sehingga kualitasnya bisa bersaing dengan barang produksi luar negeri. 

Beberapa merk lokal yang bisa menjadi pilihan antara lain Consina, Eiger, Avtech, Rei, dan beberapa merk luar negeri seperti Jack Wolfskin, Timberland dan The North Face.

Jaket parka kuat menahan angin dan dingin

Tentang Bahan Polyester
Ada alasan tersendiri kenapa saya memilih bahan polyester untuk jaket saya. Bahan yang terbuat dari serat sintetis ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah tahan lama, tidak mudah kusut, lebih cepat kering saat dijemur, lebih tahan terhadap berbagai bakteri, tahan air (water-resistant) dan juga tidak mudah susut ataupun melar. Bahkan bahan ini sangat tahan terhadap terpaan angin kencang sekalipun. Itu sebabnya berguna saat dipakai berlayar di lautan.

Kelebihan lainnya adalah polyester tahan terhadap pencucian kimia atau dry cleaning maupun pelarut organik. Namun seperti jenis serat lainnya yang memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai bahan tekstil, polyester juga memiliki sedikit kelemahan seperti tidak bisa menyerap keringat, sehingga jika mengenakan baju ini di cuaca saat terik maka akan terasa panas.

Bahan yang bagus untuk jaket biasanya terbuat dari kulit (kulit domba dan sapi), tapi harganya sudah tentu mahal. Keunggulan bahan kulit asli karena awet. Jika kotor tidak perlu dicuci, cukup diusap dengan kain lembap. 

Sifat jaket kulit selain kuat dan tidak tembus angin, juga memiliki daya serap keringat yang baik. Selain nyaman dan cocok untuk segala cuaca, kelebihan jaket kulit adalah mampu meminimalisir dan memberikan perlindungan bagi tubuh dari luka akibat kecelakaan (misal, jatuh terpeleset di tebing). Ya, mungkin suatu hari kalau ada rejeki saya beli bahan kulit. Sementara bahan polyester juga sudah sangat bagus.

Tetap fashionable dengan jaket multifungsi :)

Fungsional dan Fashionable
Jaket parka memiliki siluet yang lebar dan selalu diidentikkan dengan tampilan yang maskulin. Namun tidak berarti jaket ini tidak bisa membuat tampilan jadi feminin. Selama bisa memadu padankannya dengan busana yang tepat, jaket parka tidak akan menimbulkan kesan maskulin. Bahkan efek ‘kucel’ yang biasanya lekat pada tampilan orang berjaket, bisa dihilangkan.

Untuk mendapatkan kesan feminin, pemakaian jaket parka pernah saya padukan dengan dress yang berwarna cerah ditambah dengan pemakaian tall boats. Sedangkan untuk mendapatkan kesan fresh, jaket parka saya padukan dengan pakaian bermotif floral.

Untuk kesan cool, jaket parka bisa dipadukan dengan boots dan celana panjang. Eh tapi saya belum pernah mencoba, hanya pernah melihat ada teman yang memakainya dan kelihatan bagus. Entah akan seperti apa jika saya mengenakan setelan ini. Bisa jadi bagai mahluk Tuhan paling sexy, tapi tidak menutup kemungkinan bagai mahluk Tuhan paling mengerikan haha

Memasukkan jaket parka ke dalam ransel, lalu membawanya selama perjalanan, seakan mampu menghapus beberapa kekhawatiran yang hinggap setiap kali saya hendak traveling.

Ya, pada dasarnya saya tidak ingin kedinginan atau pun kepanasan saat bepergian. Itu sebabnya jaket parka menjadi benda wajib yang harus saya bawa setiap kali traveling. Jaket ini mampu menjaga saya dari air hujan, udara dingin, dan angin kencang.

Jaket parka tidak hanya wajib punya karena fungsi, tetapi juga sebagai penunjang kesehatan dan penampilan diri ^_^

Sepatu Andalan Saat Traveling

Ema
Assalamu'alaikum Wr Wb,

Ada alasan sederhana yang biasa saya ungkapkan setiap kali ditanya mengapa saya menyukai sepatu boots wanita, adalah kesan menarik dan tidak biasa yang ditimbulkan ketika memakainya.

Seorang teman, Fatah, pernah memuji, “Boots membuat wanita yang memakainya terlihat sexy dan itu membuat level kecantikannya naik satu tingkat.” Hehe. Pujian spontan itu dilontarkannya ketika melihat boots yang saya pakai saat di Balekambang, Malang. Entahlah apa benar seperti itu. Tetapi mungkin saja demikian jika memandangnya dari sisi yang Fatah lihat.

Lain Fatah, lain pula dengan Selly. Di mata Selly, boots sebagai simbol kebebasan mengekspresikan diri sekaligus jati diri sesungguhnya dari pemakainya. Menurutnya, tampil ‘gagah’ dengan boots merupakan wujud anti mainstream dari kebanyakan cara wanita yang ingin tampil feminin.

Apapun itu, memilih memakai boots yang paling utama adalah karena fungsinya. Dari bentuknya yang tertutup, boots sangat berguna untuk melindungi kaki dari berbagai hal seperti salju, air bahkan lumpur. Namun, saya sendiri menyukai boots tak terbatas pada suatu musim, fungsi, dan event. Kalaupun ada batasannya, mungkin soal sikon saja. Tapi itu tidak mutlak, jika sedang ingin, saya tidak peduli soal sikon. Jika nanti disebut saltum (salah kostum), paling saya nyengir hehe.
Ema dan boots-nya. Tampil sangat edgy!
Berbicara tentang boots, saya teringat Ema teman saya. Wanita manis yang tinggal di Zeewolde, Belanda,  hampir 14 tahun lamanya. Ia bisa dibilang sebagai boots lover sejati. Koleksi sepatu boots-nya berjumlah 53 pasang!

Wow! Kamu punya toko boots, Ma? Haha.

Saya melongo mengetahui jumlah boots Ema. Jika dibanding saya yang ngaku-ngaku boots lover, kini saya hanya punya tiga pasang saja; 2 flat boots bahan kain dan 1 ankle boot suede. Model ankle itu favorit saya, hadiah dari seorang mbak yang sejak lama bermukim di Perancis. Sering saya pakai dalam berbagai kesempatan. Membandingkan jumlah boots saya dengan punya Ema, tentu saja saya sangat tidak ada apa-apanya.

Ema itu stylish, modis dan gemar memotret. Biasanya ia memotret ‘kampungnya’ di Belanda dan memperlihatkannya di akun sosmednya. Nah, diantara foto-foto panorama kampungnya yang indah itu, ia sesekali memperlihatkan gambar dirinya. Dan saya selalu suka melihat Ema berfoto dengan memakai boots, celana jeans, jacket dan kaca mata. Items fashion yang dikenakannya itu membuat penampilannya sangat edgy!

Pakai tall boots saat jalan-jalan ke Pantai Balekambang, Malang.
Bagi Ema boots bukan sekedar item fashion untuk menunjang penampilan, melainkan sebagai barang penting yang wajib dimiliki. Apalagi buat dirinya yang tinggal di negara yang mengalami musim salju. “Tidak mungkin winter pakai sneakers, kan? Pasti kedinginan kalo pake itu,” ucap Ema.

Belasan tahun tinggal di Belanda, membuat Ema tahu betul mana boots yang tepat untuk dipakai sesuai dengan empat musim di negaranya. Berhubung saat ini sedang winter, Ema pun berbagi cerita tentang boots winter. Menurutnya, boots winter yang bagus terbuat dari bahan kulit asli yang memiliki spesial lapisan hangat di dalamnya.

“Boots winter biasanya dirancang dengan special material yang berfungsi untuk melindungi kaki dari udara super dingin. Kebanyakan boots winter modelnya tinggi, atau biasa disebut tall boots. Namun di pasaran kini sudah banyak beredar model ankle boots (setinggi mata kaki). Meskipun lebih pendek, tapi materialnya sama. Aku sendiri lebih suka memilih tall boots karena aku nilai lebih nyaman dan hangat sebab menutup ujung kaki hingga betis,” terang Ema.

“Kalau soal merk, tidak harus ber-merk (bukan merk minded hehe ) tetapi yang jelas aku lebih suka boots dari bahan kulit asli, rasanya lebih nyaman dan tetap hangat ketika dipakai untuk perjalanan jauh,” tambahnya.

Pakai boots saat di Padang Pasir - Bromo
Di Belanda, harga boots winter bervariasi tergantung kualitas materialnya. Biasanya boots yang Ema beli berkisar antara Euro 100 – Euro 250. Jika sedang tidak terlalu urgent, Ema memilih membeli saat sale yang biasanya terjadi pada bulan January. Musim sale menjadi waktu yang paling ditunggu karena saat itu toko-toko menghabiskan stock winter. Harga boots turun sekitar 50% - 60% dari harga normal.

Selain sepatu boots yangg dipakai untunk winter, ada lagi jenis snow boots. Snow boots khusus dipakai saat snow turun. Kenapa? Karena materialnya didesign khusus. Bahannya kedap air (waterproof). Biasanya terbuat dari kain. Di dalamnya terdapat extra lapisan hangat. Untuk kualitas terbaik, material di dalamnya dilapisi bulu domba, kelinci etc. Snow boots punya sol yang berbeda. Solnya dibuat anti licin, karena setelah snow atau ketika snow, jalanan akan sangat licin. Dengan memakai snow boots jadi lebih aman tidak takut jatuh/terpeleset. Harga snow boots bervariasi mulai Euro 25 hingga ratusan euro tergantung kualitas, model dan merknya.
Ema tidak mempunyai toko tertentu yang menjadi tempat ia berlangganan boot sebab hampir semua toko di kotanya menjual brand yang sama kecuali merk Gucci, Channel, LV dan sekelasnya. Jika hanya merk Esprit, Guess, Tommy Hilfiger, Bronx, De Code, tersedia hampir di semua toko.

“Saya tinggal di Indonesia, pantas ga kalau pakai boots?” tanya saya malu-malu. Malu diketawain haha

“Kalau untuk mode atau trend sih ok aja. Apalagi aku kan suka style and suka lihat orang rapi/netjes (bahas Belandanya). Pakai boots malah keren, ya. Tapi Indonesia kan panas, jadi kalo aku ke Indonesia lebih pilih pakai sendal jepit daripada boots, kecuali memang ada acara tertentu hahaha….

Tawa Ema berderai. Begitu juga saya. Namun dalam hati saya merasa jleb juga hahaha.

Backpacking dengan boots andalan :D
Sependek pengalaman saya mengenakan boots, alhamdulillah selalu merasa baik-baik saja. Bagi para pemula yang tidak terbiasa mengenakan boots pastinya sepatu jenis ini akan menimbulkan rasa kurang nyaman karena kesan gerah yang ditimbulkan. Apalagi jika model sepatu boots yang dipilih adalah yang memiliki panjang mencapai lutut. Perlu waktu untuk menjadi terbiasa.

Seperti halnya Ema, kesukaan saya pada boots membuat saya pun ingin mengoleksi jenis sepatu ini. Namun karena kini tinggal di Indonesia, mungkin tidak perlu sampai sebanyak Ema. Punya 3-5 saja sudah cukup. Lagi pula tidak harus boots kulit segala, boots bahan kain dengan lapisan kulit tipis di bagian dalam juga sudah cukup.

Tall boots yang sudah saya punya selama ini kerap jadi andalan jika traveling ke tempat-tempat dingin seperti kawasan puncak seperti Gunung Mas di Cisarua dan daerah Pengalengan di Bandung Selatan. Kawasan Gunung Wayang Windu di Pengalengan terkenal dengan suhu udaranya yang dingin. Saya cukup sering ke sana untuk suatu urusan. Terkadang udara di sana berkisar antara 10-18 DC. Itu sebabnya jika ke sana saya memakai boots.

Ketika backpacking ke kawasan Taman Nasional Bromo Semeru Tengger saya juga memakai sepatu boots. Udara malam hingga pagi hari di kawasan itu sangat dingin. Memakai boots sangat membantu kaki saya agar tetap terasa hangat.
Ankle boots suede favoritku :D
Tall boots seperti yang saya punya mudah ditemukan di pasaran. Modelnya pun bervariasi, mulai dari yang bergaya cool sampai lucu ada. Bahannya pun kuat dan tahan lama, sehingga dapat dipakai baik oleh wanita yang feminim maupun tomboi.

Ohya, tahu tidak kalau saya pakai boots bukan untuk pergi ke tempat-tempat dingin saja tetapi juga ke tempat-tempat berlimpah cahaya matahari seperti pantai? hehe... Aneh ya. Sekilas sih iya, padahal menurut saya sih enggak :D Mungkin dirasa aneh karena di pantai kan udaranya panas. Apa ga tambah panas? Tenang. Kesan gerah pada boots bisa dihilangkan, kok. Bagian atas boots biasanya saya lipat hingga mencapai ankle. Kesan gerah pun hilang seketika.

Kok bisa? Ya bisalah, kan bukan dari bahan kulit tebal, jadi mudah dilipat sesuai keinginan.  
Jalan-jalan pun tetap nyaman dengan boots andalan.

Ingin mencoba?

Ayo travelling pakai sepatu boots :D



Aman Dengan Temporary Tattoo

Temporary tattoo (inai) pada pengantin dari bahan henna

Siang hari Minggu di Kota Tua, saya dan mbak Esti –sesama peserta workshop- bergegas menuju Taman Fatahillah. Di sana,  kami hendak mencari keberadaan pelukis jalanan. Ada tugas yang hendak kami kerjakan, dan kami harus berkejaran dengan waktu yang tak banyak.

Gang lebar di sudut jalan antara Museum Bank Indonesia dan Bank Mandiri penuh sesak oleh orang-orang. Para pedagang kaki lima ramai menggelar barang dagangan, seramai wisatawan yang lalu lalang dan datang silih berganti. Di mana pelukis jalanan?

Di antara deretan aneka baju kaos khas Kota Tua, aksesoris, makanan, minuman, pernak pernik, mobil VW kodok, motor antik, dan aneka barang kerajinan yang berderet di sepanjang trotoar, ada sebuah galeri lukisan menempel di tembok Museum Sejarah Jakarta. Nah, itu dia yang kami cari.

Pelukis tato temporer di Kota Tua Jakarta
Di depan galeri, seorang pelukis sedang sibuk mengerjakan lukisan. Ternyata, dialah pemilik galeri. Kami mulai bekerja, saya mengambil gambar, sementara mbak Esti mengorek informasi. Namun sayang, sang pelukis tak mau bicara. Meskipun kami berjibaku mengajukan tanya, ia memilih bungkam. Lukisan hitam putih karyanya, tampaknya lebih berbicara ketimbang dirinya. Liputan itu kami akhiri dengan segera.

Kami berlalu dari pelukis pemalu, pergi menuju zona inti kawasan Kota Tua, yakni Taman Fatahillah. Di sana, pengunjung dari berbagai kalangan usia tumpah ruah, bercampur dengan pedagang barang dan jasa. Ondel-ondel tinggi besar berdiri tegap di depan Museum Sejarah Jakarta, membisu di antara wisatawan yang genit berpose. Alahai…

Setelah mencari ke sana kemari, pelukis yang melukis di atas kanvas tak lagi kami jumpai. Kami justru bertemu dengan beberapa pelukis tubuh. Mereka berjumlah sekitar 6 orang. Berpakaian serba hitam, mulai dari baju, celana, hingga sepatu. Lengan mereka juga kehitaman, tebal oleh guratan tato. Wiiih… sangat rocker! Hiii….
asyik melukis tattoo dengan tancho

“Itu tato permanen, ya mas?” tanya saya pada salah seorang di antara pelukis tato itu.

“Bukan, mbak. Ini tato temporer namanya. Hanya bertahan dua minggu saja di kulit,” jawabnya.

Oh, tato temporer. Ya, saya pernah dengar itu. Temporary tattoo tidak bertahan lama dan mudah dihapus. Saya mengamati hamparan ragam tato di atas terpal. Beragam motif, mulai dari motif bunga sederhana, hingga motif tribal yang ribet. Entah berapa harga tiap motif, saya lupa menanyakannya.

Saya memperhatikan lelaki yang sedang jadi ‘korban”. Dia duduk dengan tubuh kaku, menghadap pelukis tato yang sedang melukis di dadanya. Ketika saya ambil gambarnya, ia menunduk. Mungkin malu dengan dada telanjangnya yang terbuka. Aiih….saya yang malu, tahu!

Mirip motif tato temporer yang dulu pernah saya coba
Sekilas saya mencoba membaca huruf-huruf yang sedang ditulis di dadanya. Ah, tidak terbaca! Haha. Kaligrafi hurufnya terlalu indah, sehingga sulit dieja oleh mata saya yang biasa membaca tulisan tangan jelek.

Oh ya, di sini, tarif lukis tato mulai dari Rp 30.000,- – Rp 600.000,- tergantung dari tingkat kesulitan gambar. Untuk harga paling murah itu, biasanya berupa gambar hiasan sederhana seperti biasa dikenakan pengantin wanita di Sumatra. Bahan yang digunakan adalah Henna yang banyak dijual di toko kosmetik. Sementara untuk harga yang paling mahal adalah untuk gambar yang berukuran lebih besar, seperti gambar Spiderman, bunga dan sebagainya yang membutuhkan gradasi atau bayangan gambar. Untuk itu dibutuhkan cat rambut bermerk Tancho (mereka biasa menyebutnya tinta tanco) untuk membuat gambar yang lebih besar dan membutuhkan beragam warna.

Tattoo Motif Wayang
Saya teringat ketika liburan di Pantai Anyer, Banten. Di area pantai ada penjual tato temporer. Sewaktu tahu tato-nya bisa dihapus, saya pun mencobanya. Harganya hanya Rp 15.000,- Gambarnya berupa sulur-sulur, daun dan bunga yang dilukis dengan tinta hitam. Bahannya dari henna dan ternyata mampu bertahan sekitar 3 minggu. Sempat khawatir terjadi apa-apa dengan kulit punggung tangan, tapi Alhamdulillah aman. Kulit saya tidak mengalami iritasi apapun.

Sejak itu saya tahu ternyata ada tato tidak permanen dan aman jika digunakan.

Jadi, jika sesekali ingin mencoba beragam bentuk tato tanpa takut sulit dihilangkan atau dihapus, tidak ada salahnya mencoba tato temporer. Temporarry tattoo biasanya berbahan dasar air (waterbased) sehingga tetap aman untuk kulit dengan kualitas warna yang cerah juga (tidak mudah pudar).

Saya sangat tidak menganjurkan tato permanen karena dapat menimbulkan efek yang berbahaya. Selain tidak bisa dihilangkan kecuali hanya dengan operasi, juga bisa menimbulkan penyakit dan infeksi.


Saya pernah membaca tulisan tentang penjelasan seorang dokter ahli aesthetic bahwa penggunaan jarum untuk tato sering tidak steril. Dan jika ini tidak diperhatikan, tato justru bisa jadi media menularkan beberapa penyakit seperti hepatitis, penyakit kulit dan bahkan HIV. Kulit yang terkena tato bisa bengkak dan terjadi infeksi, sementara kulit yang sudah terkena tato sampai pada bagian dermis atau bagian paling dalam kulit, tidak bisa dikeluarkan lagi.

Nah, bahaya sekali, bukan?

Jika ingin aman, cukup dengan temporary tattoo. Selain mudah dibuat, mudah dihapus, juga mudah didapatkan dengan harga terjangkau. Kita pun bisa membelinya melalui toko online seperti Tokopedia. Jadi, tidak perlu jauh-jauh ke Kota Tua dan meminta tolong orang lain untuk memasangkannya :)

Tattoo Frozen untuk anak-anak


Keterangan gambar:
Tato pengantin: spreadmyhappines.com/saffandiphoto.com
Pelukis tato temporer di Kota Tua: Katerina
Tato kupu-kupu, wayang, frozen: Tokopedia
Tato tangan (warna hitam): Google image

Popcorn, Cemilan Ringan Kaya Manfaat

Popcorn Garrett dalam berbagai rasa
Assalamu'alaikum Wr Wb,

Ucapkan kata popcorn pada anak saya, maka dia akan berseru girang sambil mengatakan: “Itu cemilan kesukaanku…!” Lalu tanyakan tentang rasa popcorn, maka dari mulut mungilnya spontan keluar nama-nama rasa berikut: “Original, manis, asin, carameeeeel…” He he.

Popcorn memang kegemaran anak saya. Ini adalah cemilan favoritnya. Jika diajukan pilihan padanya apakah mau permen, ice cream, atau popcorn, pasti yang dipilihnya popcorn. Namun jika ditawarkan popcorn atau buah-buahan seperti jeruk, anggur, dan apel, maka bukan popcorn saja yang dipilihnya, melainkan semuanya. Haha. Ya, dia memang penggemar popcorn, namun untuk urusan buah segar, dia sangat menyukainya. Tak mungkin ditolak.

Siapa yang tidak kenal popcorn? Kebanyakan orang pasti sudah kenal dan pernah makan popcorn. Cemilan ringan terbuat dari jagung ini merupakan cemilan populer dan digemari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua, tidak terkecuali saya.

Popcorn White Chocolate

Saat menonton film atau sedang berkumpul di rumah, salah satu cemilan yang pas untuk dinikmati adalah popcorn. Berbicara tentang menonton film, ada teman yang mengidentikkan popcorn dengan bioskop. Katanya, ada bioskop berarti ada popcorn. Hmm…benar juga. Di mana ada bioskop di situ ada counter snack, dan pasti ada popcorn he he.

Di bioskop favorit tempat saya biasa menonton film, Blitz Megaplex, counter pembelian tiket dijadikan satu dengan counter pembelian snack. Biasanya nih, seusai memesan tiket kasirnya langsung menanyakan: “Popcorn-nya, mbak?” Sambil berkata begitu tangannya bergerak gemulai menunjuk etalase penuh popcorn yang ada di sebelahnya, tepat di hadapan saya. Hayaaaah…. Nih kalau ada anak saya, tidak ditawarkan pun pasti sudah minta dibelikan.

Kalau saya sendiri sih kadang masih mikir. Sambil menatap etalase penuh popcorn, saya menghitung kancing: “beli enggak - beli enggak – beli enggak….” Akhirnya karena kelamaan bimbang, saya sampai di colek-colek oleh antrian di belakang, “Buruan dong, mbak!” . Haha. 

Popcorn Garrett
Saya rasa popcorn banyak digemari karena memang ‘ringan’. Cocok untuk menemani waktu-waktu santai. Apalagi kini popcorn telah dikreasikan dalam berbagai rasa sehingga lebih lezat untuk dinikmati. Dan yang lebih penting lagi, popcorn ternyata memiliki manfaat untuk kesehatan, khususnya popcorn polos (original). Dalam sebuah artikel online disebutkan para ilmuwan dan ahli medis baru-baru ini menemukan bahwa popcorn polos kaya nutrisi yang baik untuk tubuh.

Salah satu ulasan menarik yang dilansir Magforwomen dan diposting dalam rubrik Health lifestyle.okezone yang berjudul Manfaat Sehat Tersembunyi Dalam Popcorn, menyebutkan beberapa manfaat kesehatan dari konsumsi popcorn (original) yang perlu diketahui yaitu sbb: 

Popcorn kaya akan antioksidan
Bagian tengah popcorn dikenal penuh antioksidan. Bagian tengah itu adalah kernel yang biasanya sering menyangkut di antara gigi dan sulit untuk mengunyah. Antioksidan yang hadir dalam popcorn disebut polifenol. Popcorn membantu dalam memerangi radikal bebas dalam tubuh yang pada gilirannya mencegah penyakit jantung, kerusakan sel, dan proses penuaan.

Mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan juga dikenal untuk membantu dalam mencegah kanker. Satu-satunya alasan bahwa popcorn mengandung lebih banyak antioksidan dibandingkan buah, hal itu karena popcorn tak memiliki kadar air. Popcorn juga dikenal memiliki antioksidan yang disebut ferulic acid yang hadir dalam makanan seperti beras, barley, kacang-kacangan, dan biji-bijian lain yang memiliki manfaat kesehatan yang sama.

Popcorn memiliki sedikit lemak dari makanan ringan lainnya
Karena popcorn adalah makanan yang bisa langsung dikonsumsi tanpa bahan lain, memiliki sedikit kalori. Popcorn juga dikenal memiliki kandungan lemak lebih rendah daripada makanan ringan lain yang penuh keju dan minyak lainnya. Tapi jika makan popcorn dengan proses olahan mentega dan perasa buatan, tak mungkin bisa mendapatkan manfaat kesehatan ini. Popcorn dengan sedikit bumbu adalah makanan yang lezat yang sempurna sekaligus menyehatkan.

Popcorn Cheesy
Popcorn mengandung kebaikan biji-bijian
Karena kernel popcorn dasarnya adalah gandum, maka mengandung semua kebaikan biji-bijian. Para ahli mengklaim bahwa popcorn mengandung vitamin E, B, protein, mineral, minyak sehat, pati dan serat. Jadi ketika mengonsumsi popcorn, kita benar-benar memakan biji-bijian yang merupakan bagian penting dari menu makan harian.

Popcorn mengandung banyak serat
Salah satu manfaat utama dari popcorn adalah hal itu mengandung dosis yang sehat dari serat karena merupakan gandum. Fiber dikenal sangat baik untuk sistem pencernaan. Sebuah jumlah yang baik dari asupan serat bisa membuat kolesterol terus dalam kontrol dan mengatur gula darah. Selain itu, makan popcorn mengurangi ancaman penyakit jantung dan menjaga kebugaran secara keseluruhan tubuh

Popcorn adalah minim proses memasaknya
Salah satu manfaat kesehatan yang tersembunyi dari popcorn adalah minim proses masaknya atau tak sulit. Saat memasak popcorn, mereka akan meletup-letup di dapur dan kita bisa mengonsumsi semua kebaikan dari popcorn tanpa mengonsumsi penambah rasa. Gandum dan  makanan ringan kaya serat lainnya, seperti granola bar atau sereal mungkin mengandung gula penambah rasa, tapi semangkuk popcorn polos merupakan asupan alami dan menyehatkan.
Popcorn sudah seperti makanan wajib saat menonton bioskop. Namun berbagai riset kesehatan selalu menunjukkan bahwa popcorn, terutama dengan tambahan mentega, adalah camilan berkalori besar yang harus dijauhi selamanya.

Nah, siapa bilang popcorn itu tidak bermanfaat? Hehe… Tapi saya sih belum dengar ada yang bilang begitu :)) Sebetulnya awalnya saya sendiri khawatir lho anak saya gemar popcorn. Khawatir tidak sehat. Tapi setelah tahu manfaat yang terkandung dalam popcorn original, jadi tidak khawatir lagi.

Popcorn Mochachino

Mengenal manfaat popcorn membuat saya juga ingin mengenal asal mula popcorn. Dari berbagai sumber yang saya baca, ternyata popcorn telah ada sejak lama. Seperti dikutip dari popcorn.org,  makanan ini telah ada sejak ribuan tahun lalu. Popcorn telah dikenal sebagai makanan yang disajikan oleh suku Indian Aztec di Meksiko. Makanan ini disajikan dalam sebuah upacara penghormatan para dewa Aztec.

Bentuk popcorn untuk persebahan dewa suku Aztec digambarkan sebagai biji jagung kering, yang dipanaskan kemudian pecah mengeluarkan isi dan mengembang berwarna putih seperti bunga yang sangat putih. Suku Aztec menggambarkan popcorn sebagai berkah hujan es yang diberikan oleh dewa air.

Pada tahun 1948, di Bat Cave Meksiko ditemukan biji popcorn yang diperkirakan telah berusia 4000 tahun. Kemudian popcorn berbagai rasa pertama kali diciptakan oleh orang bernama Cracker Jack. Pada tahun 1871 ia bersama seorang imigran dari Jerman, William Rueckheim, menjual popcorn dengan mesin sederhana. Kemudian Cracker jack bertemu dengan rekannya yang menjual marshmallow pada tahun 1893. Kemudian saat World’s Fair pertama di Chicago muncullah ide untuk membuat popcorn yang dilapisi sirup gula.

Awalnya konsumen tidak menyukai rasa popcorn berlapis sirup gula yang lengket dan berbau. Lalu diciptakan resep rahasia untuk membuat popcorn lapis sirup gula yang tidak lengket dan renyah. Inilah awal terciptanya popcorn caramel yang digemari banyak orang. Cracker Jack Company adalah perusahaan pertama yang membuat popcorn karamel.

Popcorn Original Caramel

Di masa sekarang, popcorn telah dikreasikan dalam berbagai rasa. Bukan hanya rasa original, manis, asin, dan caramel tetapi juga rasa pedas dan rasa lainnya. Berikut variasi rasa popcorn yang saya dapatkan dari berbagai sumber. Saya pilih yang rasanya menurut saya paling unik dan bikin penasaran :D
  • Popcorn Bumbu Bawang Putih dan Cabai; rasanya pedaaas
  • Pistachio Caramel Popcorn; gulanya tebal melapisi permukaan popcorn.
  • Chili-Lime Popcorn;  Snack pedas ini cocok dikonsumsi saat udara panas. Rasa jeruk limau yang asam ini menggugah selera setiap orang yang mellihatnya.
  • Sugar and Spice Popcorn; Popcorn manis ini dibuat dengan mencampurkan gula dan kayu manis. Sangat cocok jika disajikan saat pesta. Karena rasanya manis bisa juga dijadikan sebagai camilan pengganti permen.
  • Popcorn Selai Kacang dan Cokelat; Campuran selai kacang dan cokelatnya menciptakan rasa yang asyik.
  • Popcorn Manis Rumput Laut; Rasa manis dan gurih merupakan perpaduan yang sempurna. Rumput laut (nori) yang dicincang kasar ini memberikan rasa baru pada popcorn. Rasa manisnya berasal dari madu yang dipercikkan diatas popcorn.
  • Wasabi Popcorn; penasaran deh sama rasa popcorn satu ini hehe

Begitu beragam rasa popcorn, hingga saya pun bingung mana yang paling enak untuk dinikmati lebih dulu he he. Tapi, apapun rasanya, dinikmati saat santai ataupun saat menonton, pasti enak semua. Namun kembali lagi , jika ingin popcorn yang dapat memberi manfaat untuk kesehatan pilihlah rasa original. Oke...oke?

Yuk beli cemilan popcorn :)

*****

Keterangan:
Sumber semua foto popcorn dari Tokopedia