Karakteristik Utama Batik Pekalongan


Batik merupakan warisan budaya Indonesia, ia juga dijadikan sebagai lambang busana dari masyarakat dalam negeri. Tak heran jika seandainya diwajibkan bagi siapa saja paling tidak memiliki satu koleksi busana batik. 

Dari sekian banyak jenis batik yang ada di Indonesia, Jawa Tengah menjadi salah satu surganya, hampir semua kawasan yang ada di Jawa Tengah memproduksi batik mereka masing-masing, tentunya dengan motif yang berbeda-beda. Tak kalah dengan Yogyakarta maupun Solo, Pekalongan juga menjadi salah satu produsen batik yang cukup dikenal. Ia lebih sering dinamai sebagai batik Pekalongan.

Koleksi baju batik sebenarnya tak hanya bisa digunakan pada saat acara-acara penting seperti kelulusan atau juga pernikahan saja, sekarang ini banyak sekali model baju harian yang ditawarkan dalam motif batik. Diantaranya adalah babydoll untuk tidur atau juga kemeja, semuanya cocok digunakan pada hari-hari biasa, jadi tak harus menunggu nanti. Siapa pun bisa mulai mengoleksi pakaian dengan motif batik ini sekarang juga.



Sebenarnya pilihan batik yang ada di Indonesia sangat beragam mulai dari jenis tulis hingga cap. Namun tentunya batik yang dikerjakan secara tulis atau asli jauh lebih unggul dibandingkan yang lain. Nilai estetikanya jauh lebih terlihat, belum lagi dengan kualitasnya, batik ini sangat awet dan tak mudah luntur karena terbuat dari pewarna alami yaitu malam. Berbicara mengenai karakteristik batik Pekalongan, paling tidak ada beberapa karakteristik atau ciri yang harus diketahui untuk membedakannya dengan yang lain, diantaranya adalah:

1. Didominasi oleh warna-warna cerah, umumnya banyak diantara anak muda yang kurang senang untuk menggunakan baju batik, salah satu alasannya karena nampak seperti orangtua. Bukan tanpa alasan jika sebenarnya batik ini didominasi oleh warna-warna gelap seperti biru tua, cokelat dan juga hitam. namun batik dari Pekalongan berbeda. Ia justru lebih banyak mengeluarkan warna cerah seperti merah, hijau, biru dan juga kuning, jadi cocok digunakan untuk semua usia, termasuk anak muda.

2. Motif yang digambarkan dalam batik yang satu ini terbilang riil, kebanyakan motif batik hanya beberapa gambar garis atau juga floral yang diulang-ulang, semuanya nampak sama saja. Namun berbeda dengan jenis batik yang berasal dari Pekalongan ini karena ia nampak jauh lebih real, baik dari dimensi maupun penggunaan warnanya.

3. Ciri khas gambar dari batik yang diproduksi oleh keturunan Tionghoa memiliki motif naga, tak hanya penduduk asli Indonesia saja, nyatanya banyak juga diantara produsen yang memiliki datang China disini, mereka menerapkan motif yang agak berbeda yaitu gambar naga yang menjadi ciri khasnya.

4. Flora dan fauna juga mendominasi motif batik tersebut, untuk produsen batik dari Pekalongan asli umumnya lebih senang mendominasi warna batiknya dengan motif flora dan juga fauna yang lebih hidup. Sehingga bukan hal yang mustahil untuk menemukan lebih banyak corak dibandingkan dengan batik dari daerah yang lainnya.

5. Umumnya memberikan full color, warna yang dituangkan selalu bertabrakan dari satu motif ke motif yang lainnya sehingga memang nampak sangat full color.



Bagaimana, tertarik untuk menjadikan batik Pekalongan ini sebagai salah satu koleksi di rumah? Tak harus datang ke Pekalongan terlebih dahulu untuk mendapatkannya, karena ia juga sudah dijual hingga ke seluruh kawasan yang ada di Indonesia. Bahkan kamu juga dapat memesannya secara online, sangat mudah bukan jika ingin membeli :)

  
*sumber gambar: www.bukalapak.com

(adv)

Menikmati Kuliner Khas Lampung di Restoran Cikwo


“Kak, nanti saat di Lampung, ajak kami kulineran di rumah makan yang menyajikan menu khas Lampung ya. Kita ingin cicip masakan yang benar-benar khas dari Lampung.”

Permintaan itu saya sampaikan lewat grup Festival Krakatau 2016 di WhatsApp. Sekitar 1 minggu sebelum saya dan teman-teman travel blogger dari Balikpapan, Jogja, Babel, Batam, Jakarta, dan Palembang berangkat ke Lampung untuk mengikuti kegiatan Festival Krakatau 2016 pada tgl 27-28 Agustus 2016.

Teman-teman di grup pun setuju. Kakak yang dimintai tolong tidak mengiyakan, tidak pula menolak. Hanya merespon dengan satu kata : “Noted”. 


Jumat tgl. 26/8 kami sudah di Lampung. Malamnya kulineran di Warung Mie Aceh Jambo Raya. Sabtu pagi berangkat ke Gunung Anak Krakatau. Pulang sudah tengah malam. Minggu siang sebelum menyaksikan Semarak Budaya di Tugu Adipura, kami baru punya kesempatan untuk kulineran.

Request kulineran itu ternyata dipenuhi.

Minggu siang setelah diajak main-main ke Munca Teropong Laut, kami diajak ke Restoran Cikwo yang terletak di Jl. Nusa Indah 3 No. 1 Pakis Kawat Bandar Lampung.
Kita makan di Resto Cikwo ya mbak Lina....

Nama Restoran Cikwo tidak asing lagi di telinga saya. Sejak berteman dengan blogger Lampung nama Resto Cikwo sudah beberapa kali disebut-sebut. Meski begitu, setelah beberapa kali ke Lampung (sekitar 5 kali), saya belum juga kesampaian mampir. Seringnya sih karena tidak sempat. Entah itu terburu-buru berangkat ke luar kota Bandar Lampung, atau pun buru-buru kembali ke Jakarta.

Sepintas yang saya tahu tentang Restoran Cikwo adalah rumah makan yang menyajikan beragam jenis kuliner asli dari Provinsi Lampung. Tadinya, nama makanan yang saya ketahui bisa dinikmati di rumah makan ini hanya seruit, gulai taboh, dan pindang. Tidak ada yang lain. Dan selama ini yang paling buat penasaran adalah seruit. 

Girly banget ya warna cat restorannya :D

Seruit itu semacam sambal yang dicampur dan dimakan dengan terung. Sambalnya tidak langsung jadi, tapi baru dibuat saat akan makan. Dan katanya, untuk membuat seruit ada caranya. 

Pada nyobain pakai Siger :D

Jadi, di rumah makan ini, nggak cuma makanannya yang khas Lampung, pernak-pernik di dalam ruang makannya juga dihiasi beberapa barang yang mencirikan Lampung. Ada mahkota siger yang terkenal itu. Lengkap dengan perhiasan kalung, serta kain peghias leher. Kita para perempuan langsung deh pingin pakai. Gantian satu-satu. Mulai dari mbak Dian, Rian, Mbak Ros, saya, dan mbak Lina. Lalu, cekrak cekrek foto.

Nggak cuma siger mahkota wanita, mahkota laki-lakinya pun ada. Yang paling bergaya siapa lagi kalau bukan Maman. Dia pakai itu mahkota, udah ganteng ga ketulungan mirip pangeran, tapi pas lihat baju kaosnya, aduh….hilang deh pesona seorang pangeran.

Yayan kemana? Dia nggak nyobain pakai mahkota. Bujang tuna asmara itu mungkin takut kena kutukan, pakai mahkota bisa bikin 3 kali gagal kawin. He he percaya aja.


Di sini juga ada aneka oleh-oleh khas Lampung seperti Kopi Lampung dan bermacam snack.
Ada kopi lampung, ayo dibeli buat yang hobi ngopi


Semacam peralatan tradisional masyarakat Lampung yang dipajang di restoran


Aneka oleh-oleh dan buku-buku tentang Lampung buat dibaca-baca di tempat

Makanan cukup lama dihidangkan, mungkin karena diolah dulu, agar disajikan segar. Sementara, Indra sudah siap-siap untuk memperagakan cara membuat seruit. Saat makanan mulai satu persatu dihidangkan, langsung dong heboh moto-moto. Pakai naik kursi segala pokoknya.

Nah, setelah semua makan tersaji, baru deh melongo nggak tahu namanya. Saya sampai sulit lho menyebut dan menghafalnya. Akhirnya minta tolong mas pelayan untuk mencatatnya. Mau tahu nggak apa saja? Ini nih:

Sop Tuhuk, Sate Tuhuk, Taboh Iwa Tapa, Pandap, Khetak Belulang, Bekasam, Sambal Khalipu, Pindang Baung, Pepes Baung.

Di antara semua nama itu, hanya pindang baung dan pepes baung yang saya tahu. Lantas, di mana seruitnya? Oh iya, mana ya??




Gulai Taboh


Terong bakar bahan utama untuk membuat seruit

Inilah saatnya melihat Indra membuat seruit.

Jadi ternyata, seruit itu terdiri dari beberapa macam makanan yang diolah menjadi makanan utama. Apa saja campurannya? Ini yang ditunjukkan oleh Indra:

  • 1 sendok sambal terasi
  • 2 sendok kuah pindang
  • 1 potong terung bakar/terung rebus
  • 1 sendok tempoyak (durian yang dipermentasi)
  • ikan pepes beserta bumbu pepesnya (ambil satu atau dua suir)
  • 2 sendok kuah gulai taboh ikan tapa yang diasap

Semua bahan tersebut lalu diaduk dengan tangan sesuai budaya dan tradisi masyarakat Lampung, baik dari suku pepadun maupun suku saibatin. Dengan cara diaduk, maka bercampurlah rasa gurih dari ikan, rasa asam dari tempoyak, dan rasa sedap sambal terasi. Setelah diaduk rata, baru dinamakan seruit.
 
Seruit buatan Indra sudah jadi, yuk disantap...

Buat yang masih penasaran cara membuatnya, bisa lihat dalam video di akhir postingan ini ya.

Sebagai informasi, pada tahun 2015, Seruit Lampung telah masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) provinsi Lampung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Tradisi makan seruit bersama disebut ‘Nyeruit’. Nyeruit telah menjadi budaya makan bersama masyarakat suku Lampung sejak dulu, baik dalam aktivitas makan bersama dilingkup keluarga hingga dalam gelaran pesta adat atau pesta pernikahan. Di masa kini, aktifitas nyeruit ini juga dilakukan di acara-acara pemerintahan.

Karena judulnya untuk kebersamaan, aktivitas nyeruit ini memang lebih afdol kalau dilakukan bersama-sama.

Seruit  disebut juga sebagai sambal, pelengkap hidangan gulai taboh, pindang, dan aneka lalapan.


Oh ya, buat kamu yang tidak suka durian, mungkin bakal mikir dua kali ya makan seruit hehe. Saya sih ga ada masalah dengan durian, baik rasa maupun aroma. Jadi, sambal seruit ini ok ok saja melewati lidah saya. Unik sih rasanya, dan baru kali ini coba. Masih penasaran ingin coba lagi.

Kulineran di Lampung kali ini benar-benar spesial, lidah saya akhirnya bisa merasakan kuliner asli yang sudah lama saya idam-idamkan. Rasanya baru sah kulineran di Lampung kalau sudah mencecap masakan aslinya.

Sebuah cita rasa yang amat khas.

Senang bisa memperkaya khazanah kuliner Nusantara lewat sajian di Restoran Cikwo.
Mbak Isna Subana (tengah baju hitam) foto bersama travel blogger: Yayan, Lina Sasmita, Dian Radiata, Arie goiq, Maman, Rian, Hari JT, mbak Rosanna, dan Indra. 

Kamu sudah mampir ke rumah makan ini? Kalau belum, mampir deh, sekalian kenalan dengan pemilik restonya, Mbak Isna Subana. Baik dan ramah banget orangnya. Tidak sulit dimintai informasi tentang menu-menu di restonya. Bikin pingin mampir lagi kalau besok-besok kalau ke Lampung lagi.

Semoga seruit dan aktifitas nyeruit ini dapat lestari. 



Wisata Pulau Kepayang Belitung

Wisata Pulau Kepayang Belitung

Sriwijaya inflight magazine edisi nomor 66 bulan Agustus 2016 memuat artikel dan foto Pulau Kepayang dalam rubrik Discover Island. Tulisan dan foto lebih banyak mengenai Pulau Kepayang bisa dibaca dan dilihat pada postingan saya terdahulu. Di sini saya tampilkan ulang dalam versi lebih pendek dan foto lebih sedikit. Semoga dapat menjadi referensi teman-teman yang berencana untuk liburan ke Pulau Belitung.

~~~~~~~~

Pulau Belitung memiliki keindahan alam berupa pantai dan pulau-pulau kecil yang mempunyai ciri khusus dengan adanya batu-batu granit berbagai ukuran. Dari ukuran kecil hingga sangat besar terhampar di sepanjang pantai hingga di lautan yang berjarak beberapa ratus meter dari tepian pantai. Keberadaan batu-batu tersebut merupakan suguhan alam yang tergolong langka dan jarang dijumpai di pulau-pulau lainnya di Indonesia.

Jelajah pulau menjadi kegiatan paling digemari ketika berwisata di Belitung. Ada banyak pulau yang bisa dikunjungi, salah satu yang tidak boleh dilewatkan adalah Pulau Kepayang. Pulau Kepayang merupakan salah satu pulau kecil tak berpenghuni yang terpisah dengan pulau utama Belitung. Sebelum dinamakan Pulau Kepayang, pulau yang berdekatan dengan Pulau Lengkuas ini  dinamakan Pulau Babi oleh masyarakat setempat.
majalah sriwijaya
Sriwijaya inflight magazine 66 / Agustus
Pulau Kepayang terdiri dari dua pulau yakni Pulau Kepayang Besar dan Pulau Kepayang kecil. Letaknya berdekatan. Memiliki pemandangan yang sama indah berupa hamparan bebatuan granit, air jernih yang dangkal, serta beragam jenis ikan dan terumbu karang. Air lautnya berwarna biru kehijauan, berpadu dengan pantai yang ditutupi pasir putih berkilau. Daratannya ditumbuhi hutan hujan dengan pohon yang banyak.

Pulau Kepayang tidak terlalu luas, tetapi memiliki fasilitas penunjang wisata seperti penginapan, rumah makan, dan area outbound. Tidak ada tiket yang harus dibayar untuk memasuki Pulau Kepayang. Wisatawan yang melakukan kegiatan jelajah pulau di Belitung biasanya mampir ke pulau ini untuk istirahat dan makan siang. Menu yang disediakan kebanyakan masakan berbahan ikan. Karena merupakan satu-satunya pulau yang memiliki rumah makan, tak heran pulau ini jadi andalan sebagai tempat melepas lapar dan dahaga.
Gugusan batu-batu besar di perairan sekitar Pulau Kepayang
Selain memiliki gugusan batu-batu besar, di Pulau Kepayang terdapat Kepayang Eco Resort, penangkaran penyu, serta pelestarian batu karang yang dikelola oleh Kelompok Peduli Lingkungan Belitung (KPLB). Untuk memasuki area tersebut dikenakan tiket masuk sebesar Rp 10.000,- per orang. Di sini pengunjung bisa melihat tempat penyu bertelur, tempat penetasan, serta kolam-kolam tempat pemeliharaan bayi penyu dan penyu dewasa. Sedangkan untuk pelestarian karang, pengunjung dapat terlibat dalam upaya konservasi dengan mengadopsi karang seharga Rp 50.000 / stek. Tidak wajib, tapi dianjurkan.

Pulau Kepayang sangat cocok untuk tempat refreshing. Suasananya tenang, sejuk, dan memiliki pemandangan pantai yang indah. Di hutan kecilnya banyak tumbuh pohon kelapa yang buahnya kerap dipetik untuk disuguhkan kepada pengunjung yang datang. Bagi yang senang menikmati keindahan pemandangan bawah laut, pulau ini menjadi salah satu tempat favorit untuk snorkeling. Pulau-pulau kecil yang mengelilingi Pulau Kepayang seakan menjadi benteng, membuat perairan yang ada di depan pantai Pulau Kepayang menjadi tenang. Cocok untuk berenang, snorkeling, diving, atau pun memancing.
Restoran di Pulau Kepayang




Penginapan di Pulau Kepayang

Untuk mencapai Pulau Kepayang dapat menggunakan perahu nelayan bermesin katinting dari Pantai Tanjung Kelayang. Harga sewa sekitar Rp. 450.000 per hari. Dengan perahu tersebut  wisatawan dapat berlayar dari pulau ke pulau seperti Pulau Lengkuas, Pulau Burung, Pulau Batu Berlayar dan Pulau Kepayang. Jika hanya ke Pulau Kepayang, waktu tempuh sekitar 15 menit saja dari Pantai Tanjung Kelayang. 

Menikmati keindahan Pulau Kepayang tidak cukup dalam satu hari, idealnya mesti beberapa hari. Apabila menginap di Pulau Kepayang, makan akan punya banyak waktu untuk menjelajah. Dan tentunya akan lebih banyak hal berkesan yang didapatkan dari Pulau Kepayang.

Dikelola oleh Kelompok Peduli Lingkungan Belitung


di pulau ini kamu bisa menyaksikan daur hidup penyu


Dukung pelestarian penyu yuk...

Info:
Kunjungan ke Pulau Kepayang sudah saya lakukan sebanyak dua kali. Pertama bulan September 2015 dan kedua bulan Mei 2016. Wisata Pulau Kepayang
merupakan bagian dari paket wisata Belitung yang saya beli lewat Viscatour. Paketnya bisa dilihat di sini: Paket Tour Belitung 3D2N Jika kamu tertarik, kamu bisa hubungi ViscaTour melalui nomor telpon dan email yang tertera di websitenya. Selain pelayanan yang baik, harganya pun terjangkau. Pengalaman saya menggunakan jasa Viscatour sangat baik. Saya rekomendasikan pada siapapun yang ingin berwisata ke Belitung.  

*Semua foto oleh Katerina

Batu Lapis dan Pulau Mengkudu, Tempat Wisata Menarik di Lampung Selatan

tiket pesawat murah
Batu Lapis di Lampung Selatan

“Pergi ke Kalianda, Rien. Pantai-pantainya cukup bagus. Di sana juga banyak penginapan dan kamu bisa main ke Pulau Mengkudu sekaligus berkunjung ke Batu Lapis.”

Mas Yo sahabat saya merekomendasikan Kalianda untuk saya kunjungi di akhir bulan Agustus lalu. Saat nama Kalianda disebut, ingatan saya melayang pada acara Festival Krakatau 2015. Saat itu saya mengikuti Tur Krakatau bersama para undangan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung. Kalianda menjadi titik keberangkatan kami menuju Gunung Anak Krakatau, tepatnya dari dermaga Grand Elty Krakatoa Resort.

Dalam acara Tur Krakatau itulah pertama kali saya ke Kalianda. Dari dalam bus yang saya tumpangi, saya tidak terlalu memperhatikan keadaan pantai-pantai yang dilewati. Hanya melihat sekilas saja, dan rasanya saya tidak melihat ada pantai yang bikin saya tertarik dan ingin mengunjunginya suatu waktu. Itu sebabnya ketika Kalianda disebut saya tidak begitu antusias. Tetapi, Pulau Mengkudu dan Batu Lapis itu yang membuat saya penasaran.

Pesona seperti apa yang dimiliki Batu Lapis dan Pulau Mengkudu?
wisata lampung selatan
Pulau Mengkudu tanpa pohon mengkudu
Berwisata ke Lampung Selatan
Selasa tgl. 30 Agustus 2016 saya berangkat ke Kalianda bersama @KelilingLampung. Kalianda merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yang terletak di kaki Gunung Rajabasa. Kota kecil nan bersahaja ini juga terletak di tepi pantai di sepanjang Teluk Lampung. Saya berangkat dari Bandar Lampung dengan menggunakan kendaraan admin #KelilingLampung.  Waktu tempuh menuju Rajabasa diperkirakan sekitar 2,5 jam.

Memasuki wilayah Lampung Selatan, kami melewati Pelabuhan Panjang Pelindo. Saat mengamati keadaan sekitar kiri dan kanan jalan, saya merasa seolah pernah melintasi jalan tersebut. Seperti jalan menuju Pelabuhan Bakauheni. Hal itu dibenarkan oleh Mas Yo. Lampung Selatan memang merupakan sebuah kabupaten yang menjadi pintu gerbang Provinsi Lampung. Di kabupaten ini terdapat Pelabuhan Bakauheni, tempat bersandar kapal-kapal yang membawa penumpang/barang dari Pulau Jawa.
Kulineran di Kalianda, Pindang Patin dan Pindang Simba
Kulineran di Kalianda
Memasuki jam makan siang, mobil kami menepi ke sebelah kanan jalan di sebuah rumah makan pindang pegagan. Pengunjung sedang ramai. Mas Yo sudah beberapa kali makan pindang di tempat ini. Rasanya biasa tapi ikannya segar, begitu menurutnya. 

Biasanya kalau rumah makan ramai pengunjung, ikan dan bahan makanan yang digunakan yang segar karena stock bahan yang ada tidak disimpan lama-lama. Di rumah makan ini kami hanya menghabiskan Rp 82 ribu untuk pindang patin, pindang simba, 2 nasi dan minum 2 buah air kelapa bulat. Cukup murah?

Usai makan siang yang mengenyangkan itu, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Rajabasa. Suasana pesisir mulai tampak. Desa-desa di pinggir laut dengan warga yang tengah beraktifitas, serta rumah-rumah yang berbaris rapi, memperlihatkan kehidupan yang cukup makmur. Plang-plang bertuliskan home stay dan paket wisata mulai terlihat di beberapa tempat. Pertanda kami sudah memasuki kawasan wisata.
Wisata pantai canti
Pantai Canti Lampung Selatan

Pantai Canti dan Pantai Wartawan
Jalan yang kami lalui di Desa Waymuli, Kecamatan Rajabasa, makin lama makin ke pinggir laut. Mobil melintasi dua pantai ternama di Lampung Selatan yaitu Pantai Canti dan Pantai Wartawan. Karena pemandangan yang terlihat di kedua pantai itu cukup menarik, kami sempat berhenti beberapa saat untuk mengambil foto.

Pelabuhan Canti merupakan salah satu titik keberangkatan wisatawan yang hendak berangkat ke Gunung Anak Krakatau. Menurut cerita, jika berangkat dari Canti, maka jarak tempuh menuju gunung tidak terlalu panjang. Pantai Canti memiliki hamparan pasir putih. Di antara rimbunnya pepohonan yang melengkapi keindahan pantai ini, tedapat saung-saung yang asik untuk duduk-duduk santai atau rebahan, atau sekedar menatap pulau-pulau kecil di kejauhan.

Pantai Wartawan adalah pantai yang tak terlalu luas tetapi memiliki keunikan karena terdapat sumber air panas. Jika mampir ke pantai ini kita bisa memanfaatkan sumber air panasnya  untuk merebus telur. 
Pantai Wartawan di Lampung Selatan
Pantai Kahai
Kahai adalah nama tempat yang terletak di Kecamatan Rajabasa, tepatnya di Desa Batu Balak - Lampung Selatan yang berjarak tempuh kurang lebih 30 km dari pelabuhan Bakauheni. Kahai sendiri merupakan tempat yang subur dengan pemandangan alam yang sangat memukau, panorama laut yang indah dengan udara yang segar yang tentunya dapat memanjakan mata manusia.

Pukul 13.30 kami sampai di Krakatau Kahai Beach Hotel. Penginapan pinggir laut ini terletak di Jl. Raya Pesisir Batubalak No.99 Rajabasa, Lampung Selatan. Dari jalan raya, lokasinya ada di sebelah kanan jalan. Setelah melewati gerbang, ada turunan, kemudian belok kanan ada jalan agak naik. Tepat di atas bukit/tebing terdapat beberapa bangunan berupa restoran, hotel, campingground room (rumah kayu). Sedangkan di area pantai terdapat water boom yang bisa digunakan oleh tamu hotel maupun umum.
Water Boom di Pantai Kahai, Krakatau Kahai Beach Hotel

Sebelum kemari, saya sempat melakukan pencarian beberapa hotel di Google, sampai akhirnya menemukan website www.krakataukahaibeach.com. Di antara kamar-kamar yang ditawarkan, saya tertarik dengan campingground room berupa bangunan rumah kayu di atas tebing yang menghadap ke laut. Harga per malam nya Rp 600.000 include sarapan untuk dua orang dan dua tiket masuk water boom. Ada disc 30% untuk weekdays. 

Nah, karena harganya bersahabat dengan kantong, kamar inilah yang saya pesan. Harga bagus, view bagus, dan kamar kayunya pun unik, sempurna.
Rumah kayu dengan kamar mandi di luar

Fasilitas di Rumah Kayu: double bed, AC, TV, slipper, 2 botol air mineral, WIFI

Tarif kamar rumah kayu (campingground room) include sarapan untuk 2 orang

Pulau Mengkudu
Perahu untuk menyeberang ke Pulau Mengkudu kami pesan melalui hotel Krakatau Kahai Beach. Per orang dikenakan biaya Rp 40.000 untuk pulang dan pergi dari/ke Pulau Mengkudu. Biasanya di akhir pekan pengunjung lebih banyak dan harga sewanya bisa lebih murah.

Dari hotel ada motor yang disediakan untuk berangkat menuju titik persewaan perahu yang akan menyeberang ke Pulau Mengkudu. Jaraknya tidak terlalu jauh tapi kalau jalan kaki lumayan. Sempat mau pakai mobil, tapi orang hotel bilang nanti repot parkirnya. 

Akhirnya kami naik motor. Security hotel yang mengikuti dari belakang berencana membawa motor itu kembali ke hotel. Tidak ditinggal selama kami pergi ke Pulau Mengkudu. Tiba di tempat persewaan perahu ada yang minta bayaran parkir sebesar Rp 10.000. Guide dari hotel yang mengikuti dari belakang terlihat tidak setuju dengan tagihan uang tersebut karena motor kami tidak parkir, melainkan cuma mengantar lalu pergi lagi.  
Jukung (perahu) yang mengantar kami ke Pulau Mengkudu

Sore itu kami menyeberang ke Pulau Mengkudu. Pulaunya cukup dekat, 20 menit saja kami sudah sampai. Ternyata perahu tidak berlabuh di Pulau Mengkudu, melainkan di pulau pasir timbul yang menghubungkan antara daratan Sumatera dengan Pulau Mengkudu. 

Pasir timbul tersebut tidak akan terlihat ketika air laut pasang. Jadi sebenarnya Pulau Mengkudu bisa dicapai lewat daratan. Tapi tidak disarankan karena medannya sulit berupa bukit-bukit terjal. Karena itu menggunakan perahu lebih mudah dan aman. 
Jalan ini adalah pulau pasir timbul yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Mengkudu


Ada biaya tiket masuk pulau sebesar Rp 10.000 perorang. Hari itu hari Selasa, pengunjungnya sedikit, hanya ada 4 anak muda sedang bermain air di pinggir pantai. Saat kami tiba, mereka berjalan ke arah bukit, menuju Batu Lapis. Di akhir pekan, pengunjung pulau cukup ramai, bisa mencapai seratus orang per hari nya. Sedangkan di hari libur nasional, atau libur hari raya, pengunjung bisa mencapai 500-an orang. Demikian keterangan dari mas-mas yang menyewakan alat snorkling di warung dekat pantai.

Di sini memang ada warung, tapi cuma satu-satunya. Bagi yang ingin membeli air minum, mie instant, atau sekedar jajan gorengan, bisa ke warung tersebut. Nah, di warung itu pulalah terdapat persewaan alat-alat snorkeling.
Selamat datang di Pulau Mengkudu
Satu-satunya warung

Kami memilih untuk menikmati suasana saja. Oh ya, jalan kaki di pulau pasir timbul  perlu menggunakan sandal. Lumayan sakit kalau jalan kaki karena ada banyak batu-batu berbagai bentuk dan ukuran cukup tajam bila diinjak, berserakan di atas pasir. Jarak antara daratan Lampung dengan Pulau Mengkudu tidak panjang, sekitar 50 meter saja.

Sorenya kami berenang karena tidak tahan dengan godaan airnya yang jernih dan kebiruan. Air lautnya terasa hangat, bikin saya betah berlama-lama berendam. Apalagi sambil menikmati pemandangan bukit-bukit di daratan pulau Sumatra yang terlihat begitu hijau, sangat memanjakan mata. 
Banyak batu di permukaan pasirnya, kudu pakai sendal biar nyaman jalan kaki

Jalan-jalan di pulau, eh ketemu biawak besar 

Pulau Mengkudu memiliki luas sekitar dua hektare. Pulau mungil tak berpenghuni ini terletak di Desa Batu Balak, Kecamatan Rajabasa. Dinamakan Pulau Mengkudu karena pada tahun 1980-an di pulau ini banyak dijumpai pohon mengkudu. Namun kini pulau ditumbuhi pohon bakau. 

Saat berjalan-jalan di pulau ini, udara terasa sejuk karena banyak pohon yang menaungi. Mesti hati-hati selama berjalan di antara bakau sebab saya menemukan seekor biawak besar sedang melintas di antara daun-daun kering dan akar pohon. Ngeri juga kalau digigit he he.



Batu Lapis
 
Sebelum hari terlalu petang, perahu datang menjemput. Kami pun pulang. Sekitar 10 menit setelah berangkat dari Pulau Mengkudu, perahu merapat ke pinggiran untuk singgah di Batu Lapis. Agak sedikit sulit perahu bersandar. Hempasan ombak cukup kuat, begitu juga angin sore. Karena itu perlu hati-hati. Apalagi batu-batunya licin. Perahu benar-benar harus ditarik dan dipegang dengan kuat agar kami bisa turun dengan selamat.

Batu karang berlapis-lapis yang berundak-undak itu berwarna kehitaman, tersusun rapi, dan terlihat sangat unik. Sesuatu yang langka dan belum pernah saya jumpai. Mirip bebatuan di Tanah Lot Bali. Lapisan-lapisan pada batunya sangat rapi. Seperti dipahat. Seperti ada yang menyusunnya. Padahal semua terbentuk secara alami. Bisa jadi karena faktor alam, terkena hempasan ombak, arus deras, terjangan gelombang, angin atau apa saja yang ada di sekitarnya. Ombak yang menghantam dan laut biru jernih di dekatnya membangun estetika tempat tersebut.
batu lapis

Di salah satu sisi, ada celah di antaran bebatuan itu sehingga membentuk semacam kolam. Saya berjalan dari satu undakan ke undakan lainnya. Di undakan paling atas, bapak pengemudi perahu duduk menghisap rokok. Matanya lekat memandang lautan. Seolah sedang berbincang mesra dengan alam. Sementara guide tinggal di perahu, menjauh dari batu agar tidak terkenan dorongan ombak yang menghempas bebatuan. 

Hari kian petang, matahari sebentar lagi tenggelam. Saya mengambil gambar sebanyak mungkin selagi alam raya belum kehilangan cahaya. Setelah puas, baru duduk-duduk saja, menikmati pemandangan petang yang mulai menyajikan nuansa romantis. Langit mulai berhias selendang jingga.



Tak salah jika Batu Lapis menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat bertualang di Lampung Selatan. Tempat ini menghadirkan inspirasi, juga sebait puisi sunyi.

Cara mudah menuju Lampung Selatan
Pertama-tama, datanglah ke Lampung. Ada dua cara untuk menuju Lampung yaitu lewat darat dan udara. Jika dari Jakarta lewat udara, ada banyak maskapai rute Jakarta-Lampung yang melayani penerbangan sejak pagi sampai sore. Lalu, dari bandara Radin Intan Lampung, sewalah mobil untuk menjangkau daerah pesisir di Lampung Selatan.

Jika dari Jakarta lewat darat, sesampainya di Pelabuhan Bakauheni, sewalah kendaraan mobil ataupun ojeg motor dalam waktu kurang lebih 45 menit saja. Sementara jika datang dari arah Kota Kalianda, jaraknya hanya sekitar 30 Km dan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun ojeg motor.

Waktu terbang dari Jakarta-Lampung tergolong singkat karena jaraknya memang dekat. Meski dekat, tidak berarti tiket pesawatnya murah. Jika memesan jauh hari sebelum keberangkatan, atau saat ada tiket promo, saya kadang bisa dapat harga ramah di kantong. Tapi jika memesan sudah dekat hari H, tak jarang mengoyak kantong. 
.
Jelang senja di Batu Lapis

Belanja Tiket Pesawat Murah ke Lampung
Saya suka berwisata di Lampung. Provinsi satu ini seperti crème brulle yang manis dan lembut. Makin dijilat makin enak. Makin banyak objek wisata dijamah, makin penasaran bikin ingin datang lagi dan datang lagi.

Sesekali sih ada dapat sponsor, entah itu tiket pesawat atau pun penginapan. Tapi jarang. Seringnya bayar sendiri. Untuk menyiasati agar tetap bisa jalan-jalan tanpa bikin kantong koyak sana sini, saya kudu pinter-pinter mencari tiket pesawat murah. Ada cara untuk mendapatkannya, yakni melalui tiket2.com

Tiket2.com adalah website dengan fitur perbandingan penerbangan dan pemesanan tiket. Website ini telah membangun sebuah database maskapai, bandara dan rute di Indonesia dan Asia yang sangat besar sehingga harga yang akan didapat dengan memesan tiket pesawat di Tiket2.com sangatlah bersaing.
tiket pesawat promo

Belakangan, dari tiket2.com lah saya menemukan harga tiket pesawat termurah untuk setiap penerbangan, setiap hari. Dengan begini, urusan tiket untuk jalan-jalan ke Lampung atau ke daerah lainnya, bukan masalah lagi. Andai pun sanggup bayar tidak murah, tiket pesawat promo tetap jadi incaran. Kalau ada uang lebih sisa beli tiket, bisa digunakan untuk membayar keperluan lainnya seperti untuk bayar taksi, ojek, ataupun belanja oleh-oleh.


Mau ini? Cek www.tiket2.com


Oh ya, saya juga ingin menginformasikan bahwa Tiket2 saat ini sedang mengadakan kontes tiket pesawat gratis, dimana setiap orang bisa memenangkan tiket gratis ke tujuan favorit di Indonesia dan luar negeri. Kalau mau ikutan, bisa cek di website Tiket2.com ya. Siapa tahu beruntung.

Kalau sudah dapat tiket pesawat murah, yuk terbang ke Lampung mengunjungi Pulau Mengkudu dan Batu Lapis di Lampung Selatan.

pulau mengkudu
Yuk ke Pulau Mengkudu