Masjid Ramlie Musofa, Monumen Cinta Sejati yang Menggetarkan Hati

Masjid Ramlie Musofa Jakarta Utara – Akhirnya rasa penasaranku pada penampakan masjid dalam video klip adzan magrib di TV Indosiar terjawab. Masjid megah menyerupai Taj Mahal dalam video adzan tersebut ternyata bernama Ramlie Musofa, terletak di sisi Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara.  
Masjid Ramlie Musofa, Danau Sunter, Jakarta Utara
Masjid Ramlie Musofa, Danau Sunter, Jakarta Utara 

Wedding Anniversary

Suatu hari di minggu ke-4 bulan Juni 2018, suami bertanya padaku; “Masjid yang bikin mama penasaran itu adalah monumen cinta seorang Ramlie Rasidin. Mau tahu ceritanya nggak?” 

“Iya, aku mau!” 

“Nanti, pas peringatan hari perkawinan kita ke-16 kita cari tahu di sana,” lanjutnya.

Dialog tersebut menjadi awal cerita kunjunganku ke Masjid Ramlie Musofa. Terlepas dari rasa penasaran yang ada, ajakan itu kusambut dengan suka cita karena niat suami mengajakku ke sana untuk suatu alasan; merayakan suka cita atas usia perkawinan kami. Aku gembira!

Bahagiaku mungkin teramat receh. Diajak ke masjid di Jakarta saja, bukan masjid megah di luar negeri, apalagi di Mekkah, rasa senangku bukan kepalang. Bagaimana jika nanti pergi berdua beribadah (sambil memperingati hari perkawinan) di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram? Bisa menjulang tinggi girangku.  

Tepat di ujung bulan Juni kami berangkat. Anak-anak kami bawa serta agar kebahagiaan makin sempurna, sebab merekalah anugerah terindah dalam kehidupan cinta kami. “Ini hari bersejarah mama dan papa, kita jalan-jalannya ke masjid.” Aku menekankan kata ‘masjid’, agar mereka paham ini bukan jalan-jalan mahal, atau jajan-jajan mewah, tapi jalan-jalan yang insha Allah bermakna. 

Tak ada sanggahan. Semua ikut berangkat tanpa rasa enggan.

Lantas, ada makna apa di balik kunjungan ke ‘monumen cinta” tepat di hari perkawinan kami ke-16 ini?  


Baca juga: Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi
Masjid Ramlie Musofa, Danau Sunter, Jakarta Utara
Masjid Ramlie Musofa, Danau Sunter, Jakarta Utara 

 Lokasi Masjid Dekat Danau Sunter yang Terkenal

Untuk merayakan hari spesial, kami tak melakukan persiapan khusus. Aku hanya menyampaikan ajakan untuk mengenakan busana bernuansa putih. Dan aku senang, suami dan anak-anak tak ada yang menolak. Bahkan di luar sangkaku, kami berempat kompak bergamis putih-putih! Berasa jamaah apa gitu. 

Masjid Ramlie Musofa terletak di kawasan perumahan Jalan Danau Sunter Raya Selatan Blok I/10 12C-14A, Jakarta Utara. Untuk mencapainya, kami berkendara mobil dari BSD City, Serpong, Tangerang Selatan. 

Rute yang kami tempuh lewat jalan tol Serpong Bintaro - tol bandara Soeta - tol Tanjung Priuk - Ancol. Dari Ancol kami tinggal mengikuti petunjuk Google Map menuju Danau Sunter Selatan. Sebetulnya, tanpa mengandalkan Google Map Insha Allah bisa sampai, Mas Arif hafal daerah sana. 

Arah ke Ancol bisa jadi patokan jika naik kendaraan umum. Bila menggunakan taksi (konvensional/online), tinggal tap Masjid Ramli Musofa. Biasanya di map langsung muncul komplek perumahan dekat Danau Sunter. Karena danau ini terkenal, lokasinya sangat mudah untuk dicari.

Jika sudah berada di Jalan Danau Sunter, tinggal tolehkan pandangan ke sebelah kiri (posisi danau di sebelah kanan). Letak masjid berada di tengah perumahan, sangat mudah ditemukan karena bangunannya unik mirip Taj Mahal di India.  
Baca juga: Masjid Islamic Center Samarinda
Parkiran luar depan masjid


Gratis Masuk dan Parkir di Masjid Ramlie Musofa

Hari masih cukup pagi ketika kami sampai di Masjid Ramlie Musofa. Area depan bagian luar masjid masih kosong. Kami langsung memilih tempat parkir yang paling strategis; dekat jalan. Kata Mas Arif, biar mudah keluarnya.

Lahan parkir Masjid Ramlie Musofa sangat terbatas. Bagian luar depan masjid yang berbatasan langsung dengan jalan raya hanya bisa ditempati sekitar 6-7 mobil. Itu pun berbagi tempat dengan motor. 

Danau Sunter hanya berjarak sekitar 20 meter dari depan masjid. Saat mengarahkan pandangan ke danau, terlihat olehku ramai orang sedang berolahraga. Ada yang bersepeda, jalan kaki, dan berlari. Beberapa orang duduk-duduk, memandangi permukaan air danau yang  berkilau memantulkan cahaya matahari pagi yang tumpah. 

Kembali ke masjid, ada dua gerbang besar di sisi paling kiri dan paling kanan. Masing-masing berfungsi sebagai tempat masuk dan keluar mobil. Jadi, bila masuk bukan berarti boleh parkir di dalam, hanya sebagai tempat untuk menurunkan dan menaikkan pengunjung saja. 

Tidak ada tiket masuk masjid yang harus dibayar. Tidak ada pula biaya parkir bagi yang membawa kendaraan. Meski begitu, kendaraan Insha Allah aman karena tetap dalam pengawasan petugas keamanan masjid.  
Baca juga: Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri Depok
Pintu masuk komplek masjid

“Assalamualaikum akhi, Allahu Akbar!” 

Salam ramah disertai takbir penuh semangat terucap kencang dari seorang security di gerbang. Ucapan itu ditujukan kepada suamiku yang berjalan paling depan, saat kami mulai memasuki halaman masjid. Aku menoleh kaget. Kukira ada laskar apa gitu yang sedang lewat. Ternyata sapaan itu ditujukan untuk kami. 

Hmmm… mungkin karena kostum gamis serba putih membuat kami disapa sedahsyat itu. Sebab kuperhatikan, pengunjung lain yang datang setelah kami, tak disapa pakai takbir segala 😂

Kompak bergamis 😄

Monumen Cinta Inspirasi dari Taj Mahal 

Tampilan asli Masjid Ramlie Musofa jauh lebih mengesankan dari yang aku lihat di TV. Keunikan bentuk bangunannya yang dominan berwarna putih, serta ukurannya yang lebih besar dibanding rumah-rumah elit di sekitarnya, langsung mencuri perhatian mata.

Satu hal yang pasti, melihat Masjid Ramlie Musofa pertama kali, ingatanku langsung tertuju pada Taj Mahal, satu dari tujuh keajaiban dunia yang berada di India. Seperti diketahui oleh banyak orang di dunia, Taj Mahal adalah monumen lambang cinta seorang raja terhadap istrinya. Kisah berdirinya Taj Mahal inilah yang menjadi inspirasi berdirinya Masjid Ramlie Musofa. 

Sang pendiri masjid yaitu Haji Ramli Rasidin, mendirikan Masjid Ramlie Musofa sebagai monumen cintanya. Pertama, cinta terhadap Allah SWT. Kedua, terhadap Islam. Ketiga, terhadap keluarga. 

Monumen cinta berbentuk masjid, bukankah itu mengagumkan? Pendirinya sudah tentu berharap agar masjid tetap abadi seperti Taj Mahal dan dipenuhi jamaah sepanjang masa. 

Sebuah filosofi cinta nan indah di balik Masjid Ramlie Musofa. Aku jadi penasaran untuk mengenal sosok pendirinya, Ramli Rasidin.  

monumen cinta kepada tuhan
Sekilas mirip Taj Mahal, Monumen cinta sang raja kepada istrinya


Arti Nama Ramli Musofa

Ramlie Musofa. Nama yang terdengar Islami. Apakah nama seseorang? 

Nama Ramlie Musofa yang dilekatkan sebagai nama masjid berasal dari inisial keluarga pendirinya, yaitu Ra untuk Ramli Rasidin dan Lie untuk nama sang istri, Lie Njok Kim. Sementara itu untuk Mu berasal dari nama Muhammad anak pertama Ramli, So dari Sofian anak kedua, dan Fa dari kata Fabian, nama anak ketiga.

Di masjid ini, nama Ramli Musofa ditulis dalam dua jenis aksara, yaitu aksara latin dan aksara Mandarin. Huruf Mandarin tersebut tersebut sesuai dengan latar belakang pendirinya yang merupakan keturunan Tionghoa.  

Masjid Ramlie Musofa, Danau Sunter, Jakarta Utara
Ornamen masjid kombinasi budaya Cina, Arab, Melayu

Aku tertarik menyimak latar belakang Haji Ramli Rasidin, sang pendiri masjid. Sayangnya saat di sana, tak kujumpai Pak Sofian (anak Haji Ramli) yang biasanya jadi narasumber bila ada pengunjung yang ingin mencari tahu lebih dalam tentang sejarah masjid. Mungkin harus bikin janji temu dulu supaya bisa diwawancara. 

Aku hanya bisa mengorek sedikit informasi ke pekerja yang kujumpai di dalam masjid dan seorang petugas keamanan yang berjaga di pintu gerbang. Sisanya aku baca-baca di berbagai sumber.

Disebutkan bahwa Haji Ramli adalah seorang mualaf Indonesia keturunan Tionghoa asal Aceh yang merantau ke Jakarta pada awal 1970-an. Sewaktu di Aceh, keluarga Haji Ramli sudah terbiasa dengan lingkungan yang Islami. Ia bersama anak-anaknya, kakek dan buyutnya semua lahir di Aceh. Dulu ayah Ramli punya 13 usaha di Aceh, tapi kemudian bangkrut. Setelah itu Ramli pindah ke Jakarta bersama keluarganya, dan 4 kali juga bangkrut. Kemudahan dari Allah SWT baru ada pada usahanya yang terakhir, sampai sekarang. 

Masjid Ramlie Musofa, Danau Sunter, Jakarta Utara
Pengunjung Masjid Ramlie Musofa

Mimpi Indah Seorang Mualaf Tionghoa Setelah 40 tahun

Bermimpilah setinggi mungkin, dan bersabarlah dalam menggapainya. 

Takjub rasa hati saat tahu Masjid Ramlie Musofa adalah wujud mimpi Haji Ramli selama 40 tahun. Mimpi yang dibuat sejak beliau mulai memeluk Islam. Bagi kaum tak berharta berlimpah sepertiku, mimpi seperti itu seolah abadi sebatas mimpi.

Kekuatan niat menemukan wujudnya. Pada tahun 2011 pemasangan pancang pertama Masjid Ramli Musofa mulai dilakukan. Pembangunan berjalan lancar pada awalnya, lalu sempat terkendala sekitar 2 tahun. Berkat kuasaNYA akhirnya pembangunan selesai, masjid megah pun berdiri, kemudian diresmikan oleh Prof Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal) dan H Ramli Musofa pada tanggal 15 Mei 2016. 

Berkunjung bersama keluarga

Untuk Beribadah dan Membimbing Para Mualaf

Sebagaimana umumnya tujuan masjid dibangun adalah sebagai tempat untuk beribadah, tempat belajar ilmu agama, mengkaji Al-Quran, silaturahmi, dan berbagai kegiatan keislaman lainnya. Masjid Ramli juga memiliki tujuan mulia lainnya, yaitu sebagai tempat untuk membimbing mualaf-mualaf yang baru masuk Islam, serta sebagai salah satu destinasi alternatif dalam berwisata religi.

Sebagai masjid yang kini telah menjadi salah satu objek wisata, Masjid Ramli Musofa sangat terbuka kepada siapa pun yang ingin berkunjung, termasuk pengunjung beragama lain, atau pun pemuka agama lain untuk tujuan silaturahim. 

Biasanya, aktivitas mengambil foto atau berfoto di masjid, banyak dilakukan di tengah kegiatan berkunjung. Keindahan arsitektur masjid menjadi alasan untuk mengabadikannya dalam lensa kamera.

Perihal pengambilan gambar ini, tidak ada larangan dari pihak pengelola. Asalkan menyesuaikan keadaan. Misalnya, saat kegiatan ibadah salat, atau sedang ada pengajian, tentunya harus dihentikan dulu. Supaya jamaah bisa khusuk. Di luar itu, bebas saja. 

Buat yang ingin berkunjung ke Masjid Ramlie Musofa, jadwal buka masjid setiap hari sejak waktu Subuh hingga malam hari sekira pukul 21:30 WIB.  

Ruang salat utama

Arsitektur Indah Kombinasi Tiga Budaya

Taj Mahal memang menjadi inspirasi dari konsep desain masjid Ramlie Musofa. Namun sesungguhnya, arsitekturnya yang unik, serta keindahan ornamen pada masjid merupakan kombinasi tiga budaya yaitu Melayu, Arab dan Cina. 

Inspirasi budaya Arab didapatkan oleh Haji Ramli dan keluarganya saat melakukan umrah dan berjalan- jalan ke Masjid Nabawi di Madinah. Beberapa detail dari masjid di sana mereka potret, lalu ditunjukkan kepada arsitek Julius Danu yang non-Muslim, untuk kemudian diterapkan dalam desain masjid.

Selain konsep desain dan arsitektur yang serba menarik, penggunaan bahan dan material pun dipilih yang terbaik. Tak ada informasi yang menyebutkan berapa banyak biaya yang dihabiskan untuk membangun masjid. Haji Ramli memang tidak pernah mengungkapkannya. Mungkin memang demikian keinginan Haji Ramli demi menghindari riya. Karena sejatinya niat membangun masjid hanya untuk Allah SWT. Dari Allah, untuk Allah, dan kepada Allah SWT. 

Ukiran di salah satu pintu masjid

Aksara Cina dan Ukiran Tiga Bahasa Surah Al-Quran

Selain arsitektur yang menyerupai Taj Mahal, Masjid Ramlie Musofa mempunyai keunikan lain yaitu adanya kaligrafi surat Al Quran di dinding-dindingnya. Uniknya, surat tersebut dipahat dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Mandarin. 

Aksara Cina dihadirkan untuk menandakan bahwa masjid tersebut didirikan oleh keturunan Tionghoa. Keberadaan aksara Cina surat Al Quran berbahasa Mandarin juga ditujukan memudahkan turis asal Cina yang ingin memahami Islam.  

Surah Al-Qariah dipahat di tembok pagar bagian depan masjid

Di hadapan masjid, bagian luar dekat pangkal tangga, ada guratan potongan ayat Surah al- Qari'ah dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Sedangkan di sisi kanan dan kiri tangga utama, tergurat surah Al-Fatihah, juga dalam tiga bahasa: Arab, terjemahan bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. 

Ada makna tersendiri dari penempatan kedua surat tersebut. Surah Al-Qari'ah untuk mengingatkan bahwa akhirat itu benar adanya. Manusia diperintah untuk berbuat baik selagi ada waktu di dunia. Sedangkan surah Al-Fatihah bermakna sebagai pengingat pada doa mohon petunjuk jalan yang lurus, ihdina ash- shiraat al-mustaqim (Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus). 

Surat Al Fatihah di gurat di dinding kiri dan kanan tangga

Fasilitas Masjid Penunjang Kegiatan Ibadah

Masjid Ramli Musofa berdiri di lahan seluas 2.000 meter persegi. Memiliki tinggi sekitar 30 meter, terdiri atas tiga tingkat. Sebagai tempat ibadah dan juga tujuan wisata religi, masjid ini telah memiliki sejumlah fasilitas memadai, terutama yang ditujukan sebagai penunjang kegiatan ibadah seperti ruang salat, tempat wudhu, toilet, tangga, dan lift.

Ruang utama untuk shalat terletak di lantai dua. Untuk mencapainya, ada tangga utama di bagian depan masjid. Bagi lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas bisa menggunakan lift. Kadang di waktu hujan tangga menjadi basah, sehingga dikhawatirkan terpeleset bila ada ibu-ibu hamil yang akan memasuki masjid. 



Selain 2 lift, pengelola masjid juga menyediakan toilet khusus bagi penyandang disabilitas baik laki-laki maupun perempuan. Fasilitas tempat wudhu yang begitu nyaman terletak tak jauh dari pintu masuk masjid. Dindingnya dihiasi dengan gambar langkah-langkah berwudhu yang benar mulai dari niat, doa sebelum berwudhu, tata cara hingga doa setelah wudhu. Uniknya, langkah-langkah berwudhu ini selain berbahasa Indonesia, juga tertulis dengan huruf Mandarin dan Arab. 

Bedug Masjid Ramlie Musofa

Balkon lantai 2 Masjid Ramlie Musofa

Di bagian depan di lantai 2 masjid,  terdapat bedug berukuran cukup besar yang dipukul setiap sebelum adzan.

Jajaran lampu pijar membuat bangunan masjid makin memperlihatkan kecantikannya, ditambah lagi kubah berukuran besar yang dikelilingi sejumlah tiang-tiang kecil yang bertuliskan Allah dengan tulisan Arab saat memasuki ruang salat. 





Acara Pernikahan di Masjid Ramlie Musofa

Kunjungan kami ke Masjid Musofa bersamaan dengan berlangsungnya acara pernikahan. Itu sebabnya ketika sampai kami tidak langsung masuk ke dalam ruang salat utama, melainkan berkeliling di lantai 2 masjid, melihat-lihat dan mengambil foto. Banyak keluarga dan tamu mempelai yang hadir. Mereka tampak lalu lalang dengan busana muslim yang rapi.  Beberapa mengenakan baju seragam, mungkin keluarga mempelai.

Dari pintu-pintu besar di sekeliling masjid, juga dari jendela-jendela yang terbuka, kami sesekali mengintip acara yang berjalan khidmat tersebut. Bahkan secara tak sengaja, ketika berdiri di balkon bagian depan, sang pengantin wanitanya tampak sedang ‘disembunyikan’ dalam salah satu ruang. Mungkin baru keluar setelah akad selesai. 

Pengantin

Ada rasa haru yang membuat mataku berkaca-kaca ketika mendengar ijab kabul diucapkan. Ada rasa syahdu ketika doa-doa dan lantunan ayat suci dibacakan. Ada semacam rindu yang bertalu-talu....

Jadi terkenang 16 tahun yang lalu, di hari yang sama, saat aku dan suami mengikat janji sehidup semati dalam pernikahan yang sah. Dan hari ini, kami datang memperingati hari jadi itu. 

Di masjid ini, siapa saja boleh mengadakan acara pernikahan, gratis tak dipungut bayaran. Pengelola hanya menyediakan kotak amal, tempat menaruh sedekah untuk kegiatan ibadah atau pun perawatan masjid. Jumlahnya bebas, tidak ditentukan. Semacam sumbangan sukarela saja.  

Seusai gelaran akad nikah

Foto bersama para keluarga pengantin

Monumen Cinta Untuk Tuhan, Agama, dan Keluarga

Masjid Ramlie Musofa, sebuah monumen cinta yang diawali dari mimpi, demi cinta kepada Allah SWT, Islam, dan keluarga. 

Bila sedang ingin mendekatkan diri pada Tuhan, melepaskan kepenatan dan kejenuhan, menambah ilmu pengetahuan, serta meningkatkan kualitas diri, mengunjungi objek wisata religi seperti Masjid Ramlie Musofa ini bisa menjadi pilihan yang baik. 

Masjid ini jadi pengingat yang indah tentang makna cinta sejati. Sebuah rumah tempat ibadah yang mengajak siapapun untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT sambil memanjatkan doa dan mengingat hari akhir.  

Dari seorang mualaf kita diingatkan bahwa Islam itu mengajarkan kebaikan, mengajarkan kedamaian, memperingatkan tentang adanya hari akhir.

Masjid Ramlie Musofa monumen cinta taj mahal
Monumen cinta yang indah 💗

Dan aku mengerti kenapa suami mengajakku dan anak-anak kemari. Ada makna cinta yang ingin ia ungkapkan secara tersirat.

Tentang cintanya pada Tuhan, Islam, dan keluarga.

Monumen itu terpancang dalam jiwanya. 

💗


30 Juni 2018
Foto-foto dokumentasi pribadi Katerina & Arif.

Mengubah Tantangan Menjadi Peluang Guna Memperbaiki Kehidupan

If you love a tree you will be more beautiful than before!” — Amit Ray
(Jika kamu mencintai pohon, kamu akan lebih cantik dari sebelumnya!)

Teak Garden, Badau, Belitung

Kesan apa yang muncul dalam benakmu ketika melihat foto ini? Segar, sejuk, teduh, atau cantik? 

Dua tahun lalu, tepatnya 25 Juli 2016, aku dan rekanku sedang dalam perjalanan dari Pulau Leebong menuju kota Tanjung Pandan. Pak Toto, pengelola Pulau Leebong yang menemani dan mengantar kami, mengajak mampir ke Perkebunan Jati Teak Garden di Kecamatan Badau, Belitung, tempat foto ini dibuat.

Tak ada dalam rencana untuk singgah, apalagi berfoto-foto di antara batang-batang pohon jati merah yang ditanam. Tapi kemudian aku sungguh menyukai kedatanganku di tempat ini. Ada suasana berbeda yang aku rasa dan ada hal menarik yang aku ketahui. 

Keduanya sama menyenangkan 😊

Mau kuceritakan tentang kedua hal tersebut?

Pertama, selama 3 hari aku dan rekanku berada di Pulau Leebong. Kami khusuk menjelajah, memotret, dan menikmati keindahan pulau. Mulai dari daratan, pantai, laut, hingga hutan mangrove di pulau-pulau tak berpenghuni. Maka ketika dibawa ke kebun jati ini, seolah aku meloncat ke planet lain!

Kedua, tempat di mana pohon-pohon jati ini tumbuh, dulunya adalah lubang-lubang besar menganga bekas eksploitasi tambang timah. Jadi, sesungguhnya perkebunan ini adalah hasil reklamasi. Pengelolanya melakukan praktik keberlangsungan lingkungan sebagai upaya pelestarian alam dan menjadikan lahan tak berguna kembali berdaya guna.

Di kebun jati merah Teak Garden 

Selain ditanami jati, perkebunan terpadu seluas ratusan hektar ini juga ditanami pohon durian, mangga dan buah naga. Jika dibiarkan terlantar, mungkin sampai sekarang lahan bekas tambang timah hanya menjadi areal kosong dan gersang yang tak ada faedahnya bagi kehidupan. 

Lihatlah kembali foto kami di kebun jati.

Ia adalah gambaran nyata buah keberanian seorang Tellie Gozelie, pendiri Teak Garden, dalam melakukan terobosan penuh kenekatan. 

Lahan mati dan tak subur telah disulap menjadi perkebunan yang menghasilkan secara ekonomi. Pun alam menjadi hijau, segar berseri kembali. 

Begitu cantik.

Perkebunan Sawit

Petani Swadaya

Di Sumatera, ada beberapa perkebunan yang aku tahu dan pernah aku sambangi. Di antaranya kebun kopi, kebun teh, kebun lada, kebun damar, dan kebun sawit. Kebun yang aku sebut terakhir, sepertinya jarang ada traveler yang sengaja mengunjunginya di tengah liburan, kecuali memang punya niat 😄

Bicara tentang perkebunan, Jambi dan Riau terkenal dengan kebun sawitnya yang sangat luas. Ada yang sudah pernah melihat langsung perkebunan sawit di dua daerah tersebut? Apa yang terlintas di benakmu mengenai kebun di sana? Peremajaan lahan atau kerusakan lahan?

Sependek yang aku tahu, petani kelapa sawit swadaya di Riau dan Jambi adalah mitra strategis Sinar Mas Agribusiness and Food. 



Menyebut nama Sinar Mas, berarti aku akan menyinggung sedikit tentang program CSR Sinar Mas di dua daerah tersebut. Boleh ya berbagi sedikit informasi sebagai bekal pengetahuan bersama. Biar jalan-jalan juga ada faedahnya 😃

Jadi ceritanya, sejak tahun 2015 secara bertahap Sinar Mas mendukung petani melakukan peremajaan perkebunan. Upaya ini sejalan dengan program pemerintah untuk meremajakan perkebunan kelapa sawit rakyat. Praktiknya dengan memberikan pendampingan on-farm dalam bentuk pemberian benih bersertifikat, pemupukan, praktik agronomi berkelanjutan, berikut mencarikan sumber pendanaan, dengan menyediakan jaminan panen (off-taker)

Nah, tujuan kemitraan strategis tersebut agar para petani swadaya dapat mengingkatkan produktivitas, dan tentunya penghasilan mereka. 



Hingga tahun ini Sinar Mas Agribusiness and Food telah meremajakan perkebunan kelapa sawit petani swadaya seluas 1.400 hektare (ha) dengan menjangkau lebih 600 petani di Riau dan Jambi.

Komitmen dukungan perusahaan diperkuat melalui penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan organisasi masyarakat sipil SNV Netherlands Development pada medio tahun lalu. Melalui MoU itu, Sinar Mas bersama SNV Netherlands Development membantu petani swadaya meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka.

Pendampingan juga dilakukan agar para petani dapat menerima sertifikasi minyak sawit berkelanjutan seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).  

Kemitraan semacam ini diharapkan membuat praktik agribisnis para petani selalu sejalan dengan kebijakan Golden Agri-Resources Social and Environmental Policy (GSEP), yakni meningkatkan produktivitas kebun melalui praktik terbaik, yang berarti meningkatkan pula pendapatan petani. 





Mandiri dan Lestari Lewat Desa Makmur Peduli Api

Selain itu, Sinar Mas juga mempunyai program bersama Desa Makmur Peduli Api (DMPA). 

Awalnya, inisiasi DMPA adalah untuk mitigasi kebakaran serta perambahan hutan dan lahan di sekitar konsesi perusahaan. Namun dalam perkembangannya, peranan DMPA semakin menyeluruh tak hanya mitigasi, tapi sekaligus membangun kemandirian sosial dan ekonomi warga pedesaan melalui wanatani ramah lingkungan, termasuk pengentasan sengketa tenurial di wilayah tersebut. 



Kebakaran memang kerap terjadi di sekitar konsesi perusahaan, bahkan hingga memasuki kawasan konsesi. Penyebabnya beragam. Mulai dari faktor iklim dan cuaca yang kering, kelalaian, semisal dari bara puntung rokok yang membakar rumput kering lantas membesar dan menyambar kemana-mana, atau akibat pembukaan lahan untuk bercocok tanam dengan pembakaran. 

Biarpun sebabnya beragam, yang hampir selalu seragam adalah tudingan jika perusahaan jadi pelakunya. Tak berdasar karena jika sampai kebakaran terjadi, justru perusahaan lah yang merugi paling besar. Tanaman musnah, target produksi meleset, keanekaragaman hayati ambruk, dan ribuan karyawan yang ada di lokasi kesehatannya terganggu karena terselimuti asap. 



Konsep DMPA adalah pemberdayaan masyarakat yang dikombinasikan dengan upaya pelestarian lingkungan. Masyarakat diarahkan bercocok tanam hortikultura (sayur mayur dan buah-buahan), tanaman pangan, peternakan, perikanan, serta mengolah makanan baik untuk konsumsi sendiri maupun dijual.

APP Sinar Mas memfasilitasi dari hulu ke hilirnya, mulai dari penyediaan alat, benih, pendampingan, hingga membantu memasarkan produk. Penetapan program dilakukan secara partisipatif bersama masyarakat melalui pertemuan dan dialog dengan berbagai stakeholders, mulai dari perangkat desa, tokoh masyarakat, hingga kelompok tani yang sudah ada.





Desa yang disasar program DMPA merupakan hasil identifikasi dengan karakteristik memiliki akses pemanfaatan sumber daya hutan, ataupun memiliki dampak langsung dengan kegiatan operasional perusahaan. 

Selain itu, warga desa maupun kelompok tani yang ada mendapatkan pula bantuan fasilitas sertaperalatan pencegahan kebakaran hutan. 

Aku sih senang banget ya ada perusahaan seperti Sinar Mas yang mengedepankan 6 nilai-nilai utama yaitu integritas, sikap positif, berkomitmen, kebaikan berkelanjutan, inovatif dan loyal. Selama 80 Tahun perusahaan ini bergelut dibidang tanaman, pendidikan, dll yang kalian bisa cek di link ini Program CSR Sinar Mas.



Nah, kalau misal aku diajak Sinar Mas jalan untuk melihat area pertanian, pingin deh ke DMPA itu. Bertemu masyarakat petani yang bercocok tanam dan tentunya melihat berlimpahnya hasil tani yang menjadi mata pencarian

Jadi ingin berterima kasih kepada Sinar Mas karena sudah mau peduli dan banyak memberikan hal baik untuk Indonesia selama 80 tahun ini.


Kalau kamu, pingin punya perkebunan apa, di mana, dan sama siapa?