Staycation di Lembang Asri Resort: Pengalaman Menginap di Tengah Alam yang Tenang

pengalaman menginap di lembang asri resort

Pengalaman Staycation di Lembang Asri Resort

Staycation perdana di tahun 2025, saya dan keluarga menginap di Lembang Asri Resort. Awalnya nggak pasang ekspektasi tinggi, tapi begitu sampai? Wah, langsung jatuh cinta! Pengen nambah malam, deh!

Tempat ini direkomendasikan oleh teman saya, Rizal, yang udah tiga kali nginep di sini. Katanya, view-nya cakep banget, dan ternyata dia nggak bohong! Rizal pun selalu balik ke sini, jadi saya pikir pasti ada sesuatu yang spesial di resort ini. 

Sebenarnya, sempat kepikiran balik ke Trizara Resort (sudah tiga kali ke sana, bahkan pernah sekali bareng keluarga), tapi kali ini pengen coba suasana baru. Akhirnya, pilihan jatuh ke Lembang Asri. 

Baca juga: Wisata Keluarga di Asstro Highland Ciater Subang 

ulasan lembang asri resort

Pertama Sampai: Resortnya Ternyata Luas, Privat, dan Seru!

Lembang Asri Resort ini luas! Waktu saya lihat di OTA, bayangan saya ini cuma satu bangunan besar yang isinya lengkap. Kayak hotel-hotel biasa lah. Eh, ternyata pas sampai, semua fasilitasnya terpisah-pisah, tapi tetap saling terhubung. 

Mulai dari front office buat check-in, kamar, restoran, kolam renang, kafe, playground, spa, sampai lapangan tenis. Masing-masing punya lokasi sendiri. Jadi lebih privat dan nggak terlalu ramai. 

Saat check-in hampir jam 7 malam, mas resepsionis ngasih saya peta sambil jelasin rute ke kamar. "Posisi kita sekarang di sini, Bu, di bawah. Kamar Ibu di sini, di atas." 

Atas gedung? Tentu bukan! Tapi di atas bukit! haha.

review lembang asri resort

Saking luasnya resort ini, sampai harus dikasih peta biar nggak nyasar. Letak tiap tempatnya lumayan berjauhan. Dari Front Office ke suite room yang saya pesan aja rasanya kayak perjalanan dari kutub selatan ke kutub utara, wkwk. 

Ya nggak sejauh itu juga lah, tapi tetep aja ngos-ngosan kalau jalan kaki sambil geret koper. Jalannya nanjak, belok-belok, lewatin jurang sama lembah, plus bonus "4 musim" di perjalanan! Narasi ini sungguh hiperbola! 

Oh iya, saya sampai sana udah malam. Jadi ya, petualangan di tengah kegelapan lengkap sudah! Hahaha. 

Mas resepsionis juga detail kasih arahan. Mulai dari belokan, tanjakan, sampai "landmark" kayak kolam renang, playground, sama lampu-lampu jalan. Untung ada peta, kalau nggak ya, bisa-bisa treasure hunt sebelum masuk kamar. 

map lembang asri resort
Setiap tamu yang baru check-in akan mendapat map ini dari resepsionis saat proses check-in. Begitu juga saya

Dan bener aja lho, di perjalanan, kami sempet bingung di salah satu belokan. Untung ada petugas yang sigap nunjukin arah sambil senyum ramah. Mas petugasnya kayak memang sudah nungguin gitu. Mungkin udah saling koordinasi sama petugas di FO. 

Petugasnya naik motor keliling resort, jadi efisien banget, kayak delivery khusus buat tamu yang nyasar. 

Meskipun area resort ini luas, soal keamanan tidak perlu diragukan. Hanya ada satu pintu masuk yang dijaga dengan ketat oleh satpam di gerbang utama. Jadi, meskipun cocok untuk menjelajah dan sedikit berpetualang, rasa aman tetap terjaga. 

Dari foto ini bisa keliatan kalau jalan di resort ini menanjak, dan tempat ini sudah di atas.

Oh ya, ada satu hal menarik tentang kontur tanah di sini. Medannya cukup menanjak, dengan kamar suite yang saya pesan berada di area lebih tinggi, sedangkan front office terletak di bagian bawah. 

Awalnya saya pikir berjalan kaki ke kamar akan menjadi ide yang santai, tapi tanjakannya ternyata cukup menguji stamina, apalagi sambil menarik koper dan membawa tas. 

Untungnya, kendaraan bisa langsung parkir di depan kamar, jadi barang bawaan tidak perlu diangkut sambil ngos-ngosan. Sungguh penyelamat! haha. Ya kali abis letih seharian, pas sampe disuruh naik-naik ke puncak bukit. Yang ada sampe kamar langsung tepar, lalu terbangun 3 hari kemudian haha.

blog review lembang asri resort
Ini Suite Room yang kami tempati, hanya bagian bawah. Bagian atas adalah kamar lain dengan akses yang berbeda. Masuk ke kamar yang di atas kamar kami itu melalui tanjakan di belakang bangunan, bukan lewat tangga. Bagian belakang bangunan ini juga bisa dicapai menggunakan kendaraan.
 

Kamar Suite: Luas, Nyaman, Tapi Tanpa AC!

Suite room yang saya pesan melalui tiket.com ini punya ukuran yang lega, 53 meter persegi. Di dalamnya ada dua queen bed yang pas untuk empat orang. Karena kami berlima, tinggal tambahkan extra bed, dan serunya, masih ada cukup ruang untuk tiga extra bed lagi kalau memang diperlukan. 

Fasilitas di kamar lengkap. Ada sofa besar yang nyaman untuk selonjoran, dua single sofa untuk duduk santai, TV, kulkas kecil untuk menyimpan camilan, dan dispenser. Meski galonnya hanya terisi setengah, tetap berguna untuk isi ulang air. 

Tak ketinggalan ada teh, kopi, gula, cangkir dan teko pemanas air. Meja rias dengan cermin besar sangat cocok untuk yang butuh waktu berdandan, ditambah lemari pakaian yang luas untuk menyimpan barang bawaan. Bahkan, ada wastafel praktis di luar kamar mandi, jadi tidak perlu antre kamar mandi kalau ada yang mau cuci tangan. 


Kamar mandinya dilengkapi dengan shower dan air hangat yang mengalir lancar, meskipun tidak tersedia bathtub. Perlengkapan mandi yang disediakan juga lengkap, mulai dari sabun, sampo, hingga handuk dengan jumlah yang sesuai dengan kapasitas kamar.

Di depan kamar, terdapat teras kecil dengan dua kursi dan satu meja. Tempat ini sangat nyaman untuk duduk santai sambil menikmati udara segar khas Lembang.

Selain itu, parkiran pribadi tersedia tepat di depan kamar, sehingga tidak perlu repot mencari tempat parkir yang jauh. Ketika kami tiba, petugas langsung sigap membantu membawa barang-barang ke kamar. Jika membutuhkan bantuan, cukup bilang saja kepada mereka. Yang menarik, petugas juga memastikan keamanan kendaraan dengan mengganjal ban mobil menggunakan batu. Hal ini sangat penting mengingat area parkir di resort ini tidak rata dan banyak tanjakan.

Lucunya, saat kami hendak keluar, mobil terasa sulit bergerak. Setelah dicek, ternyata kami lupa melepas ganjalan batu! Momen ini cukup mengundang tawa sekaligus membuat kami semakin mengapresiasi perhatian petugas terhadap keselamatan tamu.

 
Nah, satu hal yang mungkin bikin beberapa orang heran, kamar ini nggak dilengkapi AC. Buat saya sih, ini bukan masalah karena udara di sini sudah sejuk, bahkan cenderung dingin. Tapi anak saya, Alief, yang biasa tidur dengan AC, sempat merasa suhu kamar ini kurang dingin. 

Sebelum datang, saya sempat baca ulasan di Google. Memang ada tamu yang mengeluh soal ketiadaan AC, katanya kamar terasa gerah meskipun sudah pakai kipas. Saya jadi penasaran dan tanya Rizal, temanku, yang pernah menginap di suite room ini juga. 

Rizal bilang, udara di kamar memang sejuk-sejuk aja, tapi anaknya sempat merasa gerah, jadi dia pakai AC portable yang ternyata disediakan pihak resort. Wah, kok saya nggak nemu AC portable ini, ya?

Untungnya, saya dan keluarga nggak merasa gerah sama sekali. 

Saya tanya Alief, "Segerah apa, sih?" Ternyata menurutnya hanya "gerah biasa." Alief tetap bisa tidur nyaman meskipun tanpa AC, jadi saya simpulkan udara kamar ini cukup sejuk, walau mungkin nggak sedingin yang dia harapkan. 

Saya, suami, ibu, dan Aisyah malah adem-adem aja, bahkan selimutan saat tidur. 

Jadi ya, intinya beda orang beda rasa! Kalau kamu tipe yang nggak bisa tidur tanpa AC, mungkin bisa tanya soal AC portable ke pihak resort. Tapi kalau kamu tipe yang adem-ademan kayak kami, kamar ini bakal tetap nyaman buat staycation. 

Kirana Spa, Lembang Asri Resort
 

Tentang Menu Sarapannya

Sebelum ke sini, teman saya sudah kasih bocoran soal makanan di resort ini. Katanya, “Makanannya biasa aja. Kalau lapar, mending pesan GoFood atau cari makan di luar aja. Room service? Jangan harap cepat. Rasanya juga, ya... seadanya. Tapi kalau sarapannya, masih ada yang bisa dimakan.” 

Berbekal cerita itu, saya pun menyusun strategi. Kami tiba sudah malam, jadi aman makan dulu di luar. Nggak lupa, saya bawa aneka snack sebagai cadangan kalau tiba-tiba lapar tengah malam: kue, roti, biskuit, keripik, puding, buah, sereal, dan minuman sachet seperti Energen. Lengkap banget, kan? 

Malam pertama sukses dilewati tanpa order room service. Semua bekal dimanfaatkan sebagai camilan, terutama kalau ada rasa pengen ngemil muncul tiba-tiba. 

Tapi jangan salah, bukan berarti saya anti sama makanan restonya. Kalau anak-anak tiba-tiba pengen pesan, dan nggak masalah soal rasanya, tetap akan saya pesankan kok. 

Cempaka Restaurant (bagian depan)
Cempaka Restaurant (bagian samping, akses masuk saat hendak sarapan)
 

Pagi Hari: Sunrise, Sarapan, dan Suasana Berbeda

Pagi-pagi sebelum jam 6, saya dan suami memutuskan jalan-jalan ke rooftop dekat kolam renang buat lihat sunrise. Sayangnya, matahari terbitnya agak tertutup mendung, tapi suasananya tetap tenang dan damai. Kami cuma ketemu dua orang lain yang juga sedang menikmati pagi, di bawah langit yang nggak sepenuhnya cerah tapi tetap berkesan.

Setelah puas, kami lanjut jalan kaki menyusuri tanjakan dan turunan di sekitar resort. Sepanjang jalan, cuma sedikit orang yang kami temui, dan saya sempat mikir, “Aneh, resort secantik ini kok sepi banget ya?” 

Mungkin masih pada di kamar, leyeh-leyeh, santai. Namanya juga lagi liburan ya, kan? Masa pagi-pagi di sini malah bersiap berangkat kerja hahaha.

Sekitar jam 8, kami menuju restoran buat sarapan, sambil mikir, “Apakah suasana restoran bakal sepi juga kayak pagi tadi?”

Dan… surprise! Resort yang tadi pagi sunyi senyap, sekarang berubah jadi rame. Restoran penuh sesak dengan tamu yang siap sarapan. Sampai hampir nggak kebagian meja! Ternyata, tamu-tamu serempak sarapan, jadi rame dah!

Matahari terbitnya ga sempurna, tertutup mendung.

sunrise-nya udah lewat baru foto-foto 😂
 

Makanannya Gimana?

Soal makanan, saya nggak ingat semuanya (maaf, terlalu fokus makan, hahaha). Tapi saya bisa cerita sedikit dari apa yang saya lihat dan ambil. Sebelum itu, sebagai info saja nih. Kamar kami kan kapasitas untuk 4 dewasa. Karena berlima, satu orang kena charge Rp 100.000 untuk sarapan. Jadi kemarin kami bayar segitu.

Ok lanjut. Begitu masuk restoran, di sebelah kiri ada aneka makanan pembuka dan penutup: buah-buahan seperti pisang, pepaya, dan melon potong; salad; puding; kue-kue; jajanan pasar; roti; dan dua macam sereal lengkap dengan susu. 

Minumannya ada teh, kopi, infused water, air mineral, dan es teh. 

Untuk makanan beratnya, tersedia nasi putih, nasi goreng, mi goreng, ayam goreng, dan beberapa lauk yang jujur saya lupa detailnya (kayaknya ada empat atau lima macam). 

Ada juga bubur ayam, pasta, sosis, kentang goreng, plus makanan rebus seperti kacang tanah dan ubi. Oh, saya sempat lihat sesuatu yang mirip cireng, tapi sayangnya nggak sempat nyoba.

Karena restoran ramai, saya cuma ambil makanan yang dekat dari meja kami. Syukurlah, semua yang saya ambil habis. Alhamdulillah nggak mubazir. 

Rasa makanannya cocok saja di lidah saya. Mungkin saya memang gak terlalu ekspektasi tinggi. Mungkin juga karena suasananya yang bikin rasa biasa jadi terasa lebih nikmat? Atau memang makanannya pas dengan selera saya? Entahlah. Yang jelas, saya nggak merasa kecewa, tapi juga bukan merasa yang terlalu bahagia. 

Kesimpulannya, sarapan di resort ini buat saya ya... pas saja. Nggak istimewa banget, tapi cukup menyenangkan. 

Dengan pemandangan restoran yang menghadap matahari terbit dan suasana pagi yang penuh kehangatan, pengalaman sarapan di sini tetap terasa spesial. 

Menu yang bisa dipesan di Cempaka Restaurant


Tampak tamu sedang sarapan di area luar bagian belakang resto. Gedung di latar belakang adalah Murdania Convention Hall punya Lembang Asri Resort.
 

 
Udah Antisipasi Stok Camilan, Eh Ternyata Ada Warung Jajan di Resort!

Cuaca dingin di Lembang bisa bikin cepat lapar, kan? Jadi, sebelum sampai di resort, saya mampir ke minimarket dulu untuk membeli camilan ringan dan beberapa minuman hangat yang tinggal diseduh. 

Siapa tahu di resort nggak ada tempat jualan atau, lebih parahnya, malas keluar malam. Better safe than sorry! 

Tapi, eh, apa yang terjadi?  Pagi-pagi, ketika saya dan suami berjalan santai ke rooftop untuk menyaksikan sunrise, kami malah menemukan sebuah... WARUNG! Namanya Warung Sindang.

Lokasinya di tengah-tengah kawasan resort, dekat dengan playground, cuma sekitar 100 meter dari kamar. Bahkan, warung itu bisa terlihat langsung dari teras kamar kami. Jadi, tinggal jalan kaki, gampang banget! 

WARUNG SINDANG. Ke sindang gaes kalo laper 😂

Jajanan khas warung

Warung ini menawarkan beragam makanan: Indomie rebus dan goreng, mie bakso, tempe mendoan, pisang goreng, bahkan kopi panas! 

Tempatnya bersih dan cozy, sesuai dengan standar resort. Benar-benar cocok untuk duduk santai sambil menikmati udara segar yang dingin. Bayangkan, deh: mie panas, kopi hangat, dan pemandangan alam yang memesona... benar-benar kombinasi sempurna! 

Lucunya, malam sebelumnya, saat pertama kali tiba di resort, kami sebenarnya sudah sempat lewat warung ini dalam perjalanan menuju kamar yang cukup jauh dari front office. Tapi karena fokus ke untuk menemukan letak kamar, kami tidak menyadari keberadaannya. 

Kalau tahu ada warung ini, mungkin stok camilan yang saya beli bakal tetap rapi di rak minimarket!  Tapi ya sudah lah, rezeki minimarket itu, kan. Kalau masih mau jajan, ya tinggal jajan lagi aja di Warung Sindang.

Nongkrong di sini dipastikan betah 
  
Adem di bawah pohon. Sebelah kiri agak ke atas ada playground, sebelah kanan agak ke bawah ada kolam renang.

Ngomong-ngomong, di resort ini tentu saja ada restoran dan kafe, tapi jam operasionalnya terbatas, terutama pada malam hari. Nah, warung ini jadi penyelamat banget untuk mengatasi rasa lapar atau sekadar ngemil di sela-sela waktu santai. 

Jadi, kalau menginap di sini, jangan lupa untuk eksplor area sekitar. Warung ini beneran berguna, terutama buat yang suka ngemil sambil menikmati suasana resort. 

Mie rebus panas di udara dingin? Nikmat mana lagi yang kau dustakan~ 😋

Berikut foto Teratai Kafe. Salah satu tempat yang bisa dituju untuk makan-makan di resort.

Cafe Teratai, buat yang mau bersantai dekat kolam renang sambil mengudap menu favorit kafe

Mau order makanan di mana? Cempaka Restaurant, Warung Sindang, atau di Teratai Cafe ini? Bebas. Semua bisa.

Gagal Renang? Ya Sudah, Nontonin Kolam Aja!

Rencana seru untuk berenang saat staycation di Lembang Asri Resort akhirnya berubah jadi acara duduk santai saja nontonin anak-anak renang dari kafe di pinggir kolam! Hahaha. 

Awalnya, saya cukup optimis, apalagi teman saya yakni Rizal (Rizal lagi Rizal lagi haha) bilang ada kolam dengan air hangat khusus untuk anak-anak. Saya sempat berpikir, satu kolam itu buat anak-anak (dengan air hangat) dan satu lagi buat dewasa (dengan air biasa). Tapi ternyata, saya keliru besar! 

Begitu sampai di kolam, saya baru sadar kalau keduanya memang kolam untuk anak-anak! Airnya dangkal, dan cuma cocok buat anak-anak yang ingin main air. Aisyah pun batal berenang karena keburu datang bulan. Bye-bye deh rencana seru-seruan nyemplung pagi-pagi. 

Memang, berenang bukan tujuan utama kami staycation kali ini. Tapi kalau di resort sudah ada kolam renang, pasti penasaran ingin coba, kan?

Itu sebabnya suami dan anak-anak tetap membawa baju renang, meskipun akhirnya tidak terpakai. Bahkan, Aisyah sampai membawa baju renang baru yang dibeli khusus untuk dipakai di sini. Namun, pada akhirnya, malah tidak jadi dipakai. Haha, batal "dianyarin" deh!

Meski rencana berenang gagal, staycation kami tetap seru dan penuh cerita. 

Moral dari cerita ini? 

Kalau berenang jadi salah satu agenda utama liburan, pastikan dulu cek fasilitas kolamnya dengan teliti, supaya nggak jadi tim gagal renang kayak kami!  

Meski begitu, Lembang Asri Resort tetap worth it kok buat jadi tujuan liburan santai. Udara sejuk, pemandangan yang indah, dan playground buat anak-anak tetap bikin staycation ini tetap menyenangkan!  

Acara berenang berubah jadi duduk santai sambil nontonin kolam saja! Hahaha.

duo kesayangan yang gagal renang

Kucing Oren Lucu yang Bikin Hati Meleleh!

Jadi, ceritanya pas pagi-pagi banget, saat jalan di sekitaran rooftop buat lihat sunrise, kami bertemu dengan kucing oren cakep. Bulu ekornya mengembang dengan elegan, mirip bunga liar yang mekar di tengah hutan. 

Awalnya sih dia duduk-duduk jauh di dekat restoran, nggak terlalu dekat. Tapi suami saya, yang matanya jeli banget, langsung ngeh sama si kucing. 

Gak pakai lama, suami langsung manggil si oren, dan karena kebetulan suami saya selalu siap sedia bawa makanan kucing, langsung deh dikeluarkan! 

Ngomong-ngomong soal ngasih makan kucing, nih ada beberapa tips yang bisa diterapin biar kita tetap bertanggung jawab saat berinteraksi dengan makhluk imut satu ini:

1️. Taruh makanannya di atas daun atau kertas. Tungguin dia selesai makan, lalu buang alasnya ke tempat sampah. Dengan cara ini, kita nggak ninggalin sampah di area sekitar, kan?
2️. Kalau lagi buru-buru dan nggak sempat cari alas, taruh langsung makanannya di tempat yang bersih supaya nggak ninggalin sampah. Nggak mau dong jadi manusia yang bikin lingkungan jadi berantakan? 

Balik lagi ke si oren, dia kelihatan kayak kucing peliharaan yang sudah terawat dengan baik. Bulu halus, bersih, dan mengkilap, tingkah lakunya juga sopan. Kamu lulusan sekolah kepribadian kucing, ya yen? Si oyen ditanya ga jawab. Mungkin karena saya nanyanya dalam hati. Wkwk!

Eh, yang lebih seru lagi, pas jam 8-an, saat kami lagi sarapan, si oren muncul lagi! Kali ini dia lagi asyik berjemur di dekat tangga depan restoran, seolah sedang menikmati waktu healing dengan santai. 

Lucu banget sih, si oren ini. Keberadaannya bener-bener bikin pagi kami jadi lebih ceria. Siapa yang bisa menahan godaan kucing gemesin kayak gini coba? 🐾 

Dalam Pelukan Aisyah

Di Bawah Lindungan  Bayangan Kabah Aisyah

Worth It untuk Staycation Santai!

Meskipun ada beberapa hal yang nggak sesuai ekspektasi (kayak kolam renang), Lembang Asri Resort tetap jadi pilihan staycation yang menyenangkan. Udara sejuk, pemandangan indah, dan fasilitas lengkap bikin liburan di sini terasa spesial! 

Lokasinya yang strategis, dekat dengan berbagai wisata Lembang, bikin resort ini jadi tempat yang pas buat staycation santai dengan vibes adem. 

Jadi, kalau kamu lagi nyari tempat yang tenang buat recharge, resort ini wajib banget masuk wishlist! Siapa tahu kamu juga bakal punya pengalaman seru yang bisa dibagi. 

Spathodea Garden

Playground

Ada kuda yang bisa disewa untuk ditunggangi keliling resort. Harganya 50.000 sekali putaran

Hammock di Spathodea Garden. Boleh digunakan oleh semua tamu yang mengingap di sini. Free.

Tenis court. Di sebelahnya ada tempat main flying fox, Mini Soccer Court, dan Badminton Court
ATV & Motor Cross Track

Buat saya dan keluarga, staycation di Lembang Asri Resort ini menyenangkan! Suasananya yang tenang dan nyaman bikin betah, dan meskipun luas, jarak antar fasilitas malah bikin tempat ini terasa lebih privat. Ini jadi nilai tambah buat keluarga yang mencari ketenangan, sekaligus kesenangan. 

Kamar yang nyaman, meskipun tanpa AC, tetap sejuk karena udara Lembang yang dingin. Sarapan nggak mewah-mewah amat, tapi cukup buat nambah energi. Ditambah lagi, ada warung jajan yang bikin happy! 

BAHAGIA ITU SEDERHANA: Main sama kucing yang berjemur di tangga depan resto setelah sarapan aja udah bikin Aisyah bahagia
Alief dan Aisyah terhenti di sini. Ngeliatin apa coba? Pemandangan alam Lembang dan puncak-puncak gunung di kejauhan

Resort ini nyaman, sejuk, dan bikin betah di setiap sudutnya.
  
Kalau ada kesempatan lagi balik ke Lembang Asri Resort, saya pasti mau! Selain karena betah dengan pemandangannya yang luar biasa, suasananya yang asri benar-benar cocok untuk sejenak menjauh dari rutinitas sehari-hari. Kalau boleh berharap, semoga salah satu kolam renang anak bisa diganti jadi kolam untuk dewasa. Dengan begitu, liburan akan terasa lebih seru dan ada lebih banyak aktivitas yang bisa dinikmati seluruh anggota keluarga. Kemarin, saya belum sempat mencoba flying fox, tenis, soccer, badminton, dan ATV. Jadi, kalau nanti ada kesempatan ke sini lagi, semuanya itu ingin saya coba. Aamiin. Insha Allah.

Berikut daftar rate kamar di Lembang Asri Resort. Barangkali ada yang butuh, silakan disimak.

Di akhir tulisan ini, saya mau ceritakan sebuah "aib". Kalau dalam Islam, ga boleh ya umbar aib. Tapi aib yang ini kategori boleh diumbar. Wkwk.

Jadi ceritanya, sependek saya pernah menginap di Lembang, saya gak pernah mandi!!! Terakhir nginap di Lembang itu 2018 kayaknya, tepatnya di Sandalwood Boutique Hotel. Sebelumnya pernah beberapa kali di Trizara Resort. Pernah juga di wilayah lain di Bandung tapi sama-sama di dataran tinggi seperti Pengalengan, Ciwidey, pernah di Hotel Padma, Clove garden, dan lainnya. Semuanya berudara dingin yang bikin menggigil. Tapi tenang, saya nginap di tempat-tempat berudara dingin itu paling lama cuma 3 hari 2 malam.. Jadi cuma sebentar kok ga mandinya. Hihi. Kalau lebih lama, ya terpaksa mandilah. Kenapa ga mandi? Saya ga berani karena udaranya sangat dingin. Meskipun ada air hangat di kamar mandinya, tetap menggigil. 

Naaah tumben banget kemarin pas di Lembang Asri ini saya BERANI MANDI!! Iya, mandi beneran dan sesudahnya ga merasa kedinginan. Aneh sangat aneh! Baru kali ini terjadi. Saya jadi berpikir.... mungkin seiring waktu, semakin ke sini, terjadi perubahan iklim yang membuat Lembang tak lagi sedingin dulu. 

Jadi, di Lembang Asri ini saya sudah berani mandi, tapi juga tetap merasa sejuk dan nyaman tinggal di kamarnya meskipun tanpa AC.

Liburan ke Lembang Lewat Subang: Mampir ke Asstro Highland Ciater, Destinasi Wisata Keluarga yang Menyenangkan

Asstro Highland Ciater Destinasi Wisata Keluarga di Subang

Asstro Highland Ciater, Destinasi Wisata Keluarga di Subang

Akhir tahun 2024 dan awal 2025 ini punya tiga momen liburan sekaligus: Natal, Tahun Baru, dan libur semester anak sekolah. Totalnya ada dua minggu waktu luang, tapi kami memilih liburan di akhir-akhir saja, ketika orang-orang mulai kembali ke rutinitas. Kok begitu? Karena buat kami, seringnya nih saat liburan justru lebih nyaman di rumah.

Liburan di rumah itu jadi momen langka di keluarga kami. Biasanya, anggota keluarga sibuk dengan aktivitas masing-masing: suami kerja, Aisyah sekolah, dan Alief kuliah. Apalagi hampir setahun ini Alief magang, pulangnya lebih malam lagi sehingga sedikit waktu ada di rumah. Jadi, saat libur, semua kompak di rumah, menikmati waktu bersama: tidur, makan, leyeh-leyeh, nonton, atau sesekali keluar makan bareng di sekitaran BSD saja. Praktis, jalanan dan tempat wisata yang ramai selama liburan tidak jadi pilihan kami. Tapi jangan salah paham, bukan berarti kami anti-liburan di luar rumah di musim liburan. Semua itu tergantung pada situasi, kondisi, dan juga tujuan yang ingin kami datangi!

Nah, pada musim libur kali ini, saat masa libur hampir usai, barulah kami memulai perjalanan. Kali ini tujuannya sederhana: Lembang, Bandung. Awalnya sempat kepikiran liburan ke pantai di Aston Anyer, tapi melihat cuaca yang kurang bersahabat, seperti angin, ombak tinggi,  dan hujan, bahkan saya mengkhawatirkan adanya potensi gempa dan tsunami. Akhirnya kami pilih daerah yang lebih aman dan adem di daerah pegunungan, yakni di Lembang.

Baca juga: Liburan Keluarga di Pulau Pari Kepulauan Seribu

Jepretan dari balik jendela mobil yang terus melaju. Makin jauh sungainya makin bagus. Airnya jernih, mengalir deras di antara batu-batu di dasar sungai. 

Rute Perjalanan Ke Lembang Via Subang

Sebelum berangkat, saya tanya ke beberapa teman yang tinggal di Bandung soal kondisi lalu lintas dari dan menuju Lembang. Saran yang saya dapat bervariasi. Ada yang bilang macet parah, ada yang menyarankan lewat Punclut, dan Bang Dede, yang merupakan teman saya dari Bandung, menyarankan rute lewat Subang. Akhirnya, suami memutuskan untuk mencoba jalur Subang.

Awalnya, jalanan terasa biasa saja: lebar dan ramai. Tapi semakin jauh, jalannya mengecil, mulai masuk ke pedesaan dengan pemandangan sawah, kebun, dan sungai. Kami bahkan melewati sungai dangkal berair jernih dengan batu-batu besar. Di sekitar sungai ada warung-warung kecil, tempat beberapa mobil singgah dan ada keluarga tampak asyik bermain air. Sempat tergoda ingin turun, tapi langsung ingat target harus sampai di Lembang maksimal jam 1 siang. Anak-anak dan suami sudah menatap sungai dengan penuh harap, tapi sama-sama menahan diri supaya nggak terlalu malam sampai Lembang.

Akhirnya sampai di puncak, melewati kebun teh yang diselimuti kabut tebal
  
Oh iya, kami berangkat dari BSD itu sekitar jam 10. Mestinya perjalanan 3 jam saja kami sudah di Bandung. Tapi karena ada mampir-mampir di jalan dan rest area untuk belanja camilan, salat, dan ke toilet, jadinya lebih lama dari perkiraan. Apalagi setelah lewat Subang, makin bertambah panjang durasi perjalanan.

Ternyata, jalan terus menanjak, dengan tikungan tajam dan jurang di sisi jalan. Beberapa kali berpapasan dengan kendaraan dari arah berlawanan, jantung saya rasanya mau copot! Dalam hati mulai bertanya, “Ini bener nggak sih jalannya?” Tapi suami, dengan gaya tenangnya, menjawab, "Kalau macet sih nggak mungkin, tapi deg-degan iya."

Sumber gambar: Asstro Highland Ciater

Ketemu Asstro Highland!

Setelah tanjakan yang bikin sport jantung, kami sampai di ketinggian dengan panorama kebun teh sejauh mata memandang. Suasana di sepanjang jalan mulai ramai. Dari kendaraan yang melintas, hingga orang-orang yang tampaknya tengah berwisata. Saya bahkan melihat ada bus terparkir dekat sebuah tempat makan di sisi kiri jalan. Warung-warung makan memang mulai terlihat ramai. Sepertinya memang sudah berada di kawasan wisata kebun teh.

Kabut saat itu berubah menjadi lebih tebal, jarak pandang makin pendek. Saya suka melihatnya, terasa indah meskipun pandangan berkurang.

Lalu saya melihat sebuah bangunan di tengah kebun teh dengan banyak mobil di sekitarnya. “Alief, pelan-pelan, itu kayaknya restoran. Kalau iya, kita makan di sini saja,” kata saya ke Alief yang menggantikan suami menyetir. Ternyata, tempat yang saya maksud itu adalah Asstro Highland Ciater!

Kanan pas baru datang, kiri udah mau pulang 😁

Karena sudah hampir jam 3 sore, kami memutuskan berhenti untuk makan. Niat awal makan di RM Sindangreret Lembang sebelum jam 1 pun bubar sudah. Fyi aja nih ya, Sindangreret Lembang masih 2 jam perjalanan lagi dari Asstro. Haha, masih jauh.

Untungnya, dalam perjalanan kami membawa bekal makanan ringan, jadi nggak sampai kelaparan banget. Bekal sederhana ini sukses jadi penyelamat: roti, biskuit, dan beberapa camilan favorit Alief dan Aisyah.

Saat masuk Asstro, kami salah jalur ke pintu keluar. Bapak petugas dengan ramah mengarahkan ke pintu masuk yang benar. Di loket, kami dikenai biaya Rp 25.000 per orang untuk tiket masuk, dan Rp 5.000 untuk parkir. Rupanya, Asstro Highland adalah tempat wisata dengan restoran di dalamnya – bukan sebaliknya. Oh jadi gitu konsepnya. Oke. 

Parkiran luas

Pintu masuk resto sekaligus jalan masuk kawasan wisata Asstro Highland

Apa yang Menarik di Asstro Highland?

Daya tarik utama ada pada penginapan glamping-nya. Namun, di sini, pengunjung bisa menikmati wisata kebun teh dengan banyak aktivitas seru seperti naik ATV, flying fox, berkuda, hingga foto-foto di spot yang estetik. Harga tiketnya cukup terjangkau:

  • Tiket Masuk (Senin-Jumat): Rp 20.000/orang (termasuk soft drink).
  • Tiket Masuk (Sabtu-Minggu): Rp 25.000/orang (termasuk soft drink).
  • Flying Fox: Rp 30.000/orang.
  • ATV/UTV: Rp 200.000/unit.
  • Berkuda (khusus anak-anak): Rp 40.000/anak.
  • Feeding Animal: Rp 20.000/orang.
  • Offroad: Mulai Rp 300.000 tergantung rute.

Fasilitas di sini lengkap: ada musholla besar, gazebo, spot foto indoor dan outdoor, restoran, hingga penginapan dan area parkir yang lega. Saya dan Aisyah sempat tergoda mencoba flying fox, tapi batal karena berharap bisa makan dulu, baru nanti main. Taunya abis makan malah surut niat main flying foxnya karena turun hujan. Haha.

Flying fox, bisa ditonton dari teras resto
ada spot foto di kebun teh
menyusuri kebun teh
Spot foto berbentuk sarang burung di ketinggian, dengan latar kebun teh yang diselimuti awan
Pose mode gelut antara ibu dan anak
Di malam hari, lampu-lampu yang terpasang pada rangka besi itu menyala, menciptakan penampakan seperti lorong bercahaya
Ketika kabut sedang tebal seperti ini, terasa sekali bahwa udara di tempat ini memang dingin
 

Kuliner di Asstro Highland Ciater

Restoran "Liwet Asep Stroberi" (Asstro) merupakan restoran khas Sunda yang berdiri sejak 2006. Menyantap sajian khas Sunda yang memanjakan lidah dan menggugah selera di sini bisa sambil memetik stroberi sendiri merupakan kelebihan yang hampir ada di seluruh cabang restoran ini. 

Dengan berbagai inovasi wisata alam maupun permainan hingga 17 tahun terakhir ini, kini Asstro sudah memiliki lebih dari 20 cabang yang tersebar di wilayah Jawa Barat hingga Jogjakarta.

Restoran

Untuk mempermudah, kami pesan paket liwet gurame bakar yang sudah termasuk tempe mendoan dan tahu goreng, ikan peda masak cabai, sayur asem, sambal, dan lalapan. Tambahannya, kami pesan pisang goreng yang dicocol ke selai stroberi dari kebun, bandrek hangat, dan minuman lainnya.

Rasanya? Enak dan porsinya cukup besar. "Lalapannya ini fresh banget, kayak baru dipetik dari kebun belakang," celetuk suami yang memang doyan lalapan.

Nasi Liwet Gurame Bakar
Pisang Goreng dengan cocolan stroberi dan minuman bandrek

Selama menunggu makanan datang, saya, suami, dan Aisyah asyik menjelajah area sekitar restoran. Kami mencoba spot foto, berjalan-jalan di kebun teh, dan melihat-lihat pemandangan dari ketinggian. Sementara Alief dan ibu lebih memilih tetap duduk di meja makan yang kebetulan di area teras (semi-outdoor) sambil mengagumi pemandangan kabut tipis yang menyelimuti kebun teh.

Setelah makanan datang, Alief memberitahu kami yang masih berada di kebun teh dan saat itulah kami mengakhiri berfoto-foto. Suasana makin jadi seru karena pesanan yang ditunggu-tunggu akhirnya terhidang. Alhamdulillah ikan gurame bakar beserta lauk-lauk pelengkapnya habis diserbu. Pisang gorengnya pun jadi rebutan. Enak dicocol selai stroberi segar, dengan rasa manis yang menyegarkan tanpa tambahan pemanis. "Ini lebih enak dari yang biasa kita bikin di rumah," kata anak saya, sambil menyantap potongan terakhirnya.

Pilihan menu di sini sangat beragam, dengan harga yang wajar sesuai kualitas rasa yang ditawarkan. Untuk informasi menu dan harga, silakan cek bio Instagram @asstrohighlandciater. Kami berlima  menghabiskan sekitar 500ribuan, yang artinya setiap orang hanya membayar sekitar 100ribuan saja. Makan segitu gak kurang. Kenyang tapi ga mubazir. Cukup.


Asstro Highland Ciater

Asstro Highland Ciater adalah destinasi yang cocok untuk liburan keluarga di Subang. Tempatnya nyaman, fasilitas lengkap, dan pemandangannya luar biasa. Kalau kamu mencari destinasi baru untuk healing di sekitar Subang dan Lembang, tempat ini wajib masuk daftar kunjungan! Saya pun memasukkan tempat ini untuk tempat glamping bersama keluarga. Semoga suatu hari nanti ada kesempatan baiknya. Tunggu aja.

Kalau penasaran, kamu bisa cek informasi lebih lengkap tentang Asstro Highland Ciater melalui IG @asstrohighlandciater. Di bio profilnya terdapat link untuk melihat harga tiket wisata, menu restoran, dan tarif menginap yang mereka tawarkan. Untuk penginapannya bervariasi, mulai dari 2 jutaan hingga 5 jutaan per malam.

Berikut saya tampilkan map kawasan wisata Asstro Highland Ciater beserta sekilas informasi penginapan dan kegiatan yang bisa dilakukan di Asstro. Sumber gambar dari Asstro.



 

Sebuah Pengingat dari Serunya Menemukan Asstro Highland Ciater

Senang bisa berada di sini! Jujur, saya baru pertama kali dengar nama Asstro Highland Ciater, jadi agak ketinggalan informasi, hehe. Tapi, ternyata tempat ini asyik buat wisata keluarga. Selain pemandangannya yang keren, makanannya juga enak-enak.

Sekali lagi, semua ini berawal dari anggapan saya seolah kami telah salah jalan, atau lebih tepatnya nyasar. Saya bahkan sempat berpikir untuk mengajak suami dan anak-anak putar balik. Namun, ternyata melanjutkan perjalanan justru membawa kami ke tempat yang indah ini. MasyaAllah, tak disangka! 

Dari situasi ini saya seolah kembali diingatkan bahwa jangan mudah menyerah atau terburu-buru mengambil keputusan ketika menghadapi situasi yang tampak salah. Kadang, jalan yang kita anggap keliru justru bisa membawa kita ke tempat yang indah dan penuh hikmah. Bersabarlah dan teruslah melangkah, karena hasil terbaik sering datang dari perjalanan yang tak terduga.

  
Meskipun betah di sini, kami tetap harus segera melanjutkan perjalanan ke Lembang. Cukup singgah sebentar saja, yang penting sudah tahu tempat ini, menikmati suasana dan makanan, dan tentu saja, keindahan alamnya. Insha Allah lain kali ingin kembali!

Pukul 16.25, kami meninggalkan Asstro Highland Ciater dan melanjutkan perjalanan ke Lembang. Dua jam kemudian, pada pukul 18.45 WIB, kami tiba di Lembang Asri Resort. Alhamdulillah, perjalanan panjang akhirnya berakhir dengan menyenangkan.

Selanjutnya, saya akan cerita pengalaman keluarga kami  staycation di Lembang Asri Resort. Banyak hal menarik yang kami temukan di sana. Tungguin ceritanya ya!