Rejeki Content Creator Youtube, Semakin Percaya Diri dan Jadi Mandiri

Sejak awal nggak pernah menargetkan dapat penghasilan dari adsense youtube, tapi kenyataannya malah cair begitu cepat. Bahkan kini bisa mencicipi honor yang tidak sedikit sejak jadi mentor video editing untuk para pengurus OSIS SMP di tempat dulu pernah bersekolah.
zenbook duo laptop content creator
Content Creator Youtube

Kejutan di Channel Onedox


Sejak memutuskan serius menjalani hobi sebagai videomaker, Alief serius membuat konten di youtube. Saat ini, Februari 2020, channel Onedox miliknya sudah memasuki usia 7 bulan dengan total view 1,7juta (lifetime Jul 2019-Feb 2020). Apa saja yang sudah ia lakukan dan capai?


Di usia channel yang masih amat muda, Alief tentu belum menjadi siapa-siapa. Dia masih sebatas melakukan apa yang ia sukai; menjadi remaja SMA yang hobi pegang kamera, gemar utak-atik aplikasi editing video untuk mengolah hasil rekaman menjadi sesuatu yang bisa ditonton sebagai hiburan, dan terus belajar dari semua hal yang ia sukai itu.


Subscriber channel Onedox saat ini 19,3K (28/2/2020). Sudah ada 16 video yang semuanya asli buatan sendiri. Nah saya dong. Channel sudah 7 tahun berisi 293 video, subsciber baru 1281 dan sampai sekarang belum bisa di-monetize 😂


Video-video di channel Onedox didominasi oleh cerita keseharian anak SMA di sekolah, dan diselingi oleh 3 video gadget ASUS. Mengenai video produk ASUS, semua dibuat atas keinginan Alief sendiri karena faktanya dia memang pengguna, mulai dari laptop, hp, hingga powerbank.


Bicara soal pencapaian, mungkin beberapa orang langsung tertuju pada penghasilan yang Alief dapatkan. Tapi, mari lihat karya yang dibuatnya dengan sangat serius di tengah kesibukan belajar dan kerap jadi tim sibuk panitia di acara-acara besar sekolah. Alief sebetulnya hanya punya sedikit waktu senggang dan di waktu yang sedikit itulah dia mengeksekusi ide-idenya. 


Bagi saya, pencapaian Alief saat ini ada pada kemampuan dia mengatur waktu.


Saya pernah cerita soal asal mula channel Onedox di sini (klik) --> Youtuber Onedox Remaja Santuy Nggak Anti ROG

content creator youtube
Channel Onedox
Channel Analytics 

Buka Rekening Tabungan


Sejak bulan November 2019 Alief sudah saya buatkan rekening pribadi di BCA. Kenapa di BCA? Karena di BCA anak belum 17 tahun seperti Alief bisa punya rekening atas nama sendiri. Di bank lain, rekening untuk usia di bawah umur adalah rekening QQ yaitu rekening gabungan atas nama orang tua. Untuk pembuatan rekening di BCA sangat mudah, bisa pakai kartu pelajar yang disertai KK dan KTP orang tua, dan harus didampingi orang tua. Waktu itu, saya dan suami yang mendampingi Alief.


Alasan membuat rekening untuk Alief agar memudahkan saya menaruh biaya kebutuhan bulanannya, seperti uang bensin, uang kegiatan sekolah, uang makan/jajan di luar rumah, uang sedekah+infaq+sumbangan, dan keperluan dia buat gaya (beli parfum, pomade, nonton, dll) 😁 


Biasanya semua uang untuk kebutuhan bulanan Alief saya berikan tunai, tapi lama-lama kok rasanya lebih aman kalau saya taruh di rekening saja. Saat butuh cash, dia tinggal ambil di ATM. Kalau belanja/makan di kafe, dia tinggal debet ATM. Jadi tidak perlu selalu bawa-bawa banyak uang di dompet. 


Pokoknya, dengan punya rekening, jadi lebih praktis buat Alief dan saya. Selain itu, rekening tersebut bisa Alief gunakan sebagai tempat menerima pendapatan dari adsense Youtube, dan ternyata juga digunakan Alief tempat menyimpan keuntungan hasil jualan makanan yang dilakukannya di sekolah bersama temannya.  


Di bulan November 2019 saya memang sudah menduga Alief bakal memiliki pendapatan dari Google. Sejak di-monetize, saya lihat nominal adsense Alief terus melambung. Bikin saya makin tak ragu membuatkannya rekening pribadi. Tetapi, rekening yang baru dibuat  tidak bisa digunakan sebagai bank pembayaran karena nama pemilik rekening harus sama dengan nama di kartu identitas (KTP). Jadi, untuk sementara tetap pakai rekening saya sampai nanti Alief sudah punya kartu identitas sendiri.


Untuk saat ini Alief belum bisa menggunakan fasilitas internet banking (klikbca), baru sebatas mobile banking saja. Kartu ATM nya pun masih warna biru (silver) dengan nilai transaksi yang terbatas. Nanti kalau sudah 17 tahun baru bisa pakai kartu gold dan dapat menggunakan fasilitas Klik BCA. Untuk saat ini, fasilitas yang ada sebetulnya sudah lebih dari cukup. Toh cuma untuk keperluan menyimpan, tarik tunai, dan sesekali transaksi belanja yang belum besar-besar amat.

Kartu ATM Rekening Pribadi Untuk Usia di Bawah Umur

Penghasilan dari Adsense Youtube


Alhamdulillah tgl. 23 Februari 2020 Alief menerima transferan pertama hasil adsense Youtube. Sesuatu yang awalnya tidak ada dalam target untuk dikejar karena channel Onedox dibuat sebagai tempat memajang hasil hobi, bukan sebagai pekerjaan. 


Waktu yang dilalui untuk menerima transferan tidak secepat memalingkan wajah. Sejak di-monetize pada bulan September 2019, ada beberapa tahap yang dilalui sampai akhirnya Februari 2020 bisa cair. 


Dorongan untuk me-monetize channel Onedox datang dari beberapa kawan youtuber yang saya kenal. Kebetulan Youtube malah menawarkan lebih dulu sebelum Alief mengajukan monetize. Ya sudah diladeni, dan ternyata gampang prosesnya. Meski tampak gampang, kami sebetulnya sempat abai, karena waktu itu masih berpikir untuk fokus saja bikin konten, adsense mah santai aja. Setelah melihat n
ominal pendapatan adsense terus bergerak naik melampaui batas minimum pembayaran, baru deh saya seriusi.


Proses verifikasi ID dan rekening punya masa tunggu hampir 1,5 bulan sampai akhirnya dapat PIN dari Google yang dikirim ke rumah via POS Indonesia. Setelah verifikasi PIN, lanjut verifikasi ulang rekening untuk proses pembayaran. Nah, pada saat verifikasi ulang inilah agak bermasalah. 


Karena nggak mau jadi tambah bermasalah, saya minta tolong seorang rekan blogger yang saya percayai untuk membantu menyelesaikan proses verifikasi. Saya sampai berikan padanya password akun adsense Alief. Alhamdulillah beres dan akhirnya rejeki pertama Alief dari Google masuk ke rekening saya pada tgl. 23 Februari 2020. 


Sebagai blogger yang juga pernah merasakan mencicipi adsense blog pertama kali, saya tahu gimana senangnya Alief menerima transferan tersebut. Bagi orang lain yang sudah biasa terima duit adsense, ya biasa aja kali ya. Tapi bagi Alief, pasti sesuatu. Kalian yang udah dapat duit adsense berpuluh-puluh juta, nggak usah sebut saya dan Alief norak deh. Kalian pasti gini juga awalnya haha


Berbagi Rejeki dan Naik Gunung


Transferan dari Google saya transfer semua ke rekening Alief. Katanya dia mau bagi -bagi ke beberapa orang temannya yang selama ini sudah bantu syuting dan ikut serta jadi model dalam videonya. Baguslah, berarti dia menghargai jasa teman-temannya. 


Saya nggak nagih apa-apa. Malah ditanya ingin diberi apa. Saya bilang belikan 5 botol Kiranti aja! Anaknya kejengkang. "Hobi amat Ma minum Kiranti??" haha 


"Aku mau pergi naik gunung di Bogor. Mau beli tiket perjalanan, carrier bag, dan sepatu gunung." 


Ternyata, Alief mau bertualang.


Saya agak resah dengan keinginannya itu. Bukan soal uang yang akan dia pakai belanja tiket dan barang-barang, tapi soal waktu naik gunung yang katanya akan dilaksanakan pada bulan Maret ini. Saya lihat cuaca belum bersahabat buat adventure ke gunung. Sebagai mantan pendaki yang dulu aktif sekali naik gunung, bojoku menguasai ilmu per pendakian. Jadi, saya tanya padanya apakah diijinkan atau tidak. Katanya lihat kondisi cuaca. Kalau tetap hujan, tunda sampai cuaca kembali normal. 


Alief mulai punya rencana-rencana dan keinginan yang tak lagi sederhana seperti waktu masih usia di bawah 12 tahun. Kini dia menyukai aktivitas menantang. Dan saya masih seorang ibu yang kadang-kadang masih anggap dia sebagai anak usia SD yang harus selalu dalam pandangan mata. Ya, semacam belum berani melepasnya jauh-jauh dari rumah, apalagi untuk kegiatan di alam bebas. 


Saya harus berdamai dulu dengan diri sendiri untuk masalah ini 😂 

youtuber onedox
Apakah sudah bisa dilepas ke gunung dengan teman-temannya?

Berbagi Ilmu Video Editing

Saya percaya kini Alief punya skill editing video yang cukup baik. Tapi, saya agak ragu apakah dia sudah cukup baik jadi mentor video editing bagi para siswa SMP. Sekolah yang saya maksud adalah SMP Islam swasta tempat Alief dulu bersekolah. Pembina OSIS di sana mengundang Alief untuk berbagi ilmu kepada para pengurus OSIS serta anggota. 

Saya kenal dengan wali kelas Alief saat masih SMP. Kenal juga dengan pembina OSIS, para admin, dan security sekolah. Sampai sekarang saya masih terhubung dengan mereka. Kebetulan, SMP tersebut satu yayasan dengan SD tempat anak bungsu saya bersekolah. Jadi bila sedang ada kegiatan sekolah, kadang berpapasan dan saling menyapa. 

Karena kenal dan masih kontak itulah saya berani hubungi mereka untuk cek apakah benar Alief diminta mengajar video editing? Ternyata, memang benar. 

Ada beberapa faktor yang membuat Alief diundang. Pertama, karena memang dianggap memiliki kemampuan editing video. Deretan video di youtube sebagai bukti adanya karya. Kedua, karena hubungan baik yang masih terjalin. Ketiga, kadang dimintai bantuan oleh pembina OSIS di SMP, dan Alief mau lakukan. Keempat, pengalaman hadir di acara ASUS dan bertemu para content creator ternama Indonesia, menjadi catatan khusus yang tidak diabaikan begitu saja. 

Terhitung sejak Januari sampai sekarang tiap hari Kamis dan Jumat sore Alief pergi ke SMP untuk menemui adik-adik tingkatnya belajar video editing. Katanya sih kelas belajarnya santai. Kadang pesertanya ramai, kadang beberapa orang saja. Tapi kegiatan tetap rutin dilaksanakan. Biasanya dari SMA dia pulang dulu ke rumah, mandi dan ganti baju, lalu berangkat ke SMP. Pulang setelah magrib. Sibuk sekali 😅

Nah, bulan Februari ini Alief menerima honor pertamanya yang kemudian ia simpan semua di dalam rekening.

Ibu mana sih yang nggak senang anaknya begini? Saya sangat senang. Namun, rasa senang saya bukan semata soal uang yang dihasilkan, tetapi soal banyaknya kemajuan yang terjadi pada kepribadian Alief, salah duanya adalah keberanian dan kepercayaan diri. Kemampuan Alief tampil di depan banyak orang adalah sesuatu yang dulu mustahil akan saya lihat dari dirinya.

zenbook duo
Berani dan Percaya Diri


Berani dan Percaya Diri 

Ada banyak rasa percaya diri Alief yang saya kagumi. Contoh paling sederhana saat ia tampil di depan kamera, bisa lancar berkata dan bergaya. 

Di kepanitiaan acara sekolah, dia masuk tim sponsor yang bertugas membuat proposal, dan bertemu dengan orang penting di perusahaan, membicarakan maksud dan tujuan dengan jelas dan rinci, semua itu bisa dilakukannya dengan mudah. 

Kemampuan berbahasa juga yang membuatnya pernah diikutsertakan dalam lomba-lomba debat antar sekolah, baik dalam bahasa Indonesia, maupun bahasa Inggris. 

Alief juga memiliki gaya berkomunikasi yang baik dengan guru-gurunya, baik dengan guru saat SMP maupun kini di SMA. Ia dekat dengan pembina OSIS dan wali kelas, dan cukup di kenal di sekolah karena aktif di banyak kegiatan. Mungkin, berkat hubungan baik yang terjalin, serta rajin bantu-bantu kegiatan dengan tanpa pamrih, yang membuatnya ditawari mengajar video editing di SMP. Hal lain juga terjadi, Alief pernah jadi alumni tamu pada saat kegiatan LDK SMP. 

Alief sekarang bukanlah Alief yang dulu. Dulu, jangankan bertemu dan tampil di depan orang banyak, pergi ke kasir di minimarket sendirian saja tidak berani. Padahal tidak saya tinggal, cuma melihat dari jarak tertentu. Di tempat cukur rambut juga begitu. Buat ngomong ke mas tukang cukur aja, bilang mau potong rambut model ini itu, dia nggak mau. Katanya malu. Sama tukang es kelapa juga nggak berani bilang mau pesan air kelapa  tanpa es atau pakai es. Semua harus saya. 

Dulu, kepercayaan diri Alief sangat bermasalah. Sekarang, jangankan ngomong sama kasir atau tukang cukur, sama orang di perusahaan yang mau sponsori acara saja dia berani. Sekarang bisa lancar menjelaskan sebuah produk, bisa lancar ngevlog di tempat ramai, dan bisa tampil ngajar di depan siswa-siswi SMP. 

Kepercayaan diri dan kemampuan berbicara inilah yang bikin saya bahagia. Soal honor, alhamdulillah bonusnya. 
Bersama teman-teman sekolah 


Video Produk ASUS 

Di antara video tema sekolah, terselip video produk hp dan laptop ASUS di channel Onedox. 

Teman-teman tentu tahu, saya merupakan salah satu blogger ASUS yang aktif promosi produk ASUS melalui blog dan media sosial. Namun saya tidak ingin Alief melakukan seperti yang saya lakukan hanya berdasarkan keinginan saya. 

Kendati saya punya pengalaman lebih dulu menjadi pembuat konten, tidak berarti saya lebih pintar dari Alief, tidak pula merasa berhak untuk menyetir Alief dalam berkarya. Tugas saya sebatas memberi ilmu yang sesuai dengan apa yang ia sukai, dan mengingatkan untuk membuat konten yang baik dan bermanfaat, serta membekali perangkat yang cocok dengan kebutuhan. 

Tahun lalu pernah ada tawaran kerjasama membuat video produk makanan, minuman, dan produk perawatan rambut untuk anak muda. Honornya lumayan. Saya bujuk Alief agar mau terima kerjasamanya, tapi Alief menolak karena konsep dan materi video ditentukan, ia merasa tidak bebas dan dibatasi. Dia ingin video kerjasama itu memakai latar belakang cerita anak sekolah. Karena nggak boleh, ya sudah lewat. Intinya, kalau nggak cocok, meski ada fee lumayan, gak akan diambil. Yang gak ada fee, tapi dia suka, ya dia kerjakan.  

Entah nanti saat dia sudah lulus SMA dan jadi mahasiswa, mungkin Alief sudah mau membuka diri untuk bikin video tanpa nuansa anak SMA lagi. Sebetulnya mirip saya juga. Kadang kalau ada tawaran untuk IG @travelerien yang temanya nggak nyambung dengan nuansa travel, nggak saya ambil. Kecuali masih bisa disesuaikan sedikit-sedikit okelah. Kalau nggak bisa banget, nggak akan saya paksakan, meski bayarannya lumayan. Atau kalau mau bebas, saya alihkan ke akun @katerinadaily, sayangnya akun itu jarang dilirik karena followernya masih sedikit haha. Ya, untuk paid promote biasanya yang diincar akun @travelerien yang followernya udah 14K itu. 

Balik lagi ke channel Alief, soal video produk ASUS, semua dibuat atas keinginan Alief sendiri. Dia memang pengguna produk ASUS, dan menyukainya. Saya tidak pernah ikut campur dalam konten produk ASUS yang dia buat. Dia yang punya ide, dia yang eksekusi. Dari ROG Phone 1, ROG Phone 2, hingga ZenBook Duo, semua ide video dari Alief sendiri.  

Video review ASUS yang ada di channel Onedox adalah cara Alief berbagi ilmu dan informasi kepada penggemarnya tentang perangkat yang digunakan untuk membuat konten. Mulai dari pengambilan gambar, proses editing, hingga menjadi karya yang bisa dipajang. 

ZenBook Duo

Perangkat Content Creator

Jika membuka tampilan halaman utama Channel Onedox, baris ketiga berisi deretan video produk ASUS yang Alief review. Di sana ada ROG Phone 1, ROG Phone 2, dan ZenBook Duo.


Tahun lalu, ROG Phone 1 banyak dipakai Alief untuk berbagai aktivitas. Tapi yang pasti, paling sering digunakan untuk bermain game, dan dipakai untuk membuat video. 


Dulu, saat belum punya mikrofon untuk vlog, ROG Phone 1 sering berfungsi sebagai mic. Itu kenapa dalam video-video yang dibuat tahun lalu, Alief sering terlihat berbicara sambil memegang ROG Phone 1. Orang mengira Alief sedang sengaja pamer HP ROG karena ditampakkan berulang kali dekat wajah. Padahal, dalam scene itu Alief sedang menjadikan HP sebagai mic 😂


Padahal, kalau dipikir-pikir, prasangka sedang pamer malah memunculkan komentar kepo dari penonton yang kemudian meminta informasi lebih jauh tentang HP yang Alief pakai. Secara tidak sengaja, jadi semacam promosi buat ROG Phone 1 hehe.


Setelah punya mic BOYA, HP ROG tidak lagi dipakai sebagai mic. HP ROG dipakai untuk ambil video saja, bergantian dengan kamera DSLR. Selanjutnya, Alief memakai ROG Phone 2 untuk video-video terbarunya di tahun 2020. Kualitas gambar tentu saja semakin baik karena spesifikasi kamera untuk video di ROG Phone 2 lebih bagus. Baterainya pun luar biasa, 6000mAH! Bikin kegiatan syuting bisa berlama-lama tanpa dijeda oleh urusan habis batre.


Untuk keperluan editing video, dulu Alief pakai PC. Setelah punya ZenBook UM431 AMD Series, semua urusan editing pindah ke laptop. Setahun belakangan ini aplikasi edit video yang digunakan Alief adalah Davinci Resolve 16. Aplikasi video editor canggih ini lancar digunakan di ZenBook UM431. Namun, setelah ada ZenBook Duo, proses editing video jauh lebih ngebut.

ASUS ZenBook Duo

ZenBook Duo


ZenBook Duo diluncurkan di Indonesia pada tgl. 11 Desember 2019 dalam acara bertajuk "The Laptop of Tomorrow". Acara peluncuran dihadiri oleh Rich Brian selaku brand ambassador ZenBook Duo & ZenBook Pro Duo. Spesialnya, Alief bisa hadir di acara ini atas undangan ASUS.


Kehadiran Alief memberi banyak arti bagi dirinya sendiri. Jadi momen pertama kali melihat langsung peluncuran produk ASUS, merk perangkat yang selama ini ia gunakan untuk membuat konten. Dapat bertemu Agung Hapsah, youtuber kondang yang selama ini dia idolakan, serta para content creator ternama lainnya seperti Arief Muhammad, Benny Lim, dan Raditya Dika. 


Saya senang sekali Alief bisa hadir, acara yang  menurut saya memang "Alief Banget". Selain mendapat kesempatan bertemu dengan para content creator hebat tadi, Alief juga bisa berkenalan langsung dengan ZenBook Duo dan ZenBook Pro Duo, laptopnya Content Creator.


Alhamdulillah 2 minggu setelah peluncuran (minggu ke-3 Desember 2019), akhirnya Alief bisa menjajal ZenBook Duo, tepat saat memasuki liburan semester 1 yang berbarengan dengan libur tahun baru 2020. Momen yang pas sekali buat Alief karena bisa merasakan kehebatan ZenBook Duo saat punya banyak waktu senggang. Kebetulan di musim liburan itu kami sedang tidak bepergian ke mana pun. Alief bisa berpuas ria main ZenBook Duo dan ia berhasil menyelesaikan 4 video selama libur. Produktif sekali!


Baca juga: Nonton Rich Brian di Event ZenBook The Laptop of Tomorrow (klik)

Alief berjumpa Agung Hapsah di acara peluncuran ZenBook Duo & ZenBook Pro Duo (11/12/2019)

ZenBook Duo, Laptop Canggih Sangat Cocok Buat Editing Video

Sampai saat ini, saya belum memiliki pengalaman khusus dengan ZenBook Duo. Selama berada di rumah, laptop ini dipakai oleh Alief seorang. Pernah pinjam sesekali, buat nonton drama Korea di Netflix 😂


Ya, mumpung pakai laptop dengan layar terbaik di kelasnya, pasti hebat untuk pengalaman menonton yang sifatnya untuk hiburan.



"ZenBook Duo UX481 menggunakan layar beresolusi Full HD dengan tingkat reproduksi warna kelas profesional, yaitu pada color space sRGB hingga 100%. Tidak hanya itu, warna yang dihasilkan di layar laptop ini juga akurat karena telah dikalibrasi dan telah mengantongi sertifikasi Pantone Validated Display."

Saya juga seorang content creator, tapi kebutuhan saya akan laptop sudah cukup dengan menggunakan ZenBook UX31UAL. Saya tidak punya pekerjaan mendesain atau pun editing yang mengharuskan pakai laptop secanggih ZenBook Duo. Kalau Alief, iya perlu banget. 

Ada banyak keunggulan dalam ZenBook Duo. Tapi ada dua hal yang paling Alief sukai yaitu kemampuan editing video yang super kencang, dan adanya Screenpad Plus. Pengalaman akan dua hal tersebut diceritakan oleh Alief melalui videonya, bisa ditonton pada link berikut: Review ZenBook Duo (klik).


Setelah ini saya akan mengulas sedikit tentang ZenBook Duo. 

ScreenPad Plus

ScreenPad Plus

"Screenpad Plus paling berguna buat editing soalnya kita jadi bisa liat interface lebih banyak," ujar Alief.

ZenBook Duo merupakan laptop pertama di dunia yang hadir dengan ScreenPad Plus, yaitu sebuah layar interaktif yang dilengkapi dengan fitur khusus untuk menunjang kebutuhan multitasking dan menghadirkan pengalaman penggunaan layar ganda di mana saja.

ScreenPad Plus pada dasarnya merupakan layar kedua dengan ukuran setengah dari layar utama. Dengan kata lain ukuran resolusi ScreenPad Plus di ZenBook Duo UX481 juga sama seperti layar utamanya dan memiliki kualitas panel yang sama dengan layar utamanya. 

ScreenPad Plus hadir dengan ukuran layar yang jauh lebih besar dan dirancang khusus untuk memaksimalkan produktivitas. 

ZenBook Duo ditenagai oleh prosesor Intel terkini, yaitu 10th Gen Intel® Core™. 
Baterai dan Pen
1 x USB 3.1 Type-A (Gen2), 1 x Combo Audio Jack
1 x USB 3.1 Type-A (Gen1), 1 x USB 3.1 Type-C (Gen2), 1 x HDMI

Mobilitas untuk Content Creator

ZenBook Duo UX481 merupakan laptop premium untuk para content creator yang lebih membutuhkan laptop ringkas dengan dua layar. Untuk mendukung kegiatan para penggunanya, laptop ini tidak hanya dilengkapi dengan ScreenPad Plus tetapi juga layar terbaik di kelasnya. 


ZenBook Duo UX481 menggunakan layar beresolusi Full HD dengan tingkat reproduksi warna kelas profesional, yaitu pada color space sRGB hingga 100%. Tidak hanya itu, warna yang dihasilkan di layar laptop ini juga akurat karena telah dikalibrasi dan telah mengantongi sertifikasi Pantone Validated Display. Bisa dikatakan bahwa laptop ini juga cocok untuk para profesional kreatif yang sering bekerja dengan aplikasi kreatif standar seperti editor foto atau ilustrator. 

ZenBook Duo UX481 ditenagai oleh 10th Gen Intel® Core™ Processor dengan opsi mulai dari Intel® Core™ i5-10210U serta Intel® Core™ i7-10510U. Kedua prosesor tersebut hadir dengan performa yang telah dioptimalkan dan mampu tampil lebih baik dari generasi sebelumnya. Tidak hanya itu, prosesor Intel generasi ke-10 kali ini juga hadir dengan konsumsi daya yang lebih rendah dan membuat ZenBook Duo UX481 dapat bertahan lebih lama tanpa perlu terhubung ke sumber listrik.

Soal grafis, beberapa varian ZenBook Duo UX481 ditenagai oleh chip grafis NVIDIA GeForce MX250. Meski performanya tidak sekencang GeForce RTX2060 di ZenBook Pro Duo UX581, GefOrce MX250 tetap powerful untuk menjalankan berbagai aplikasi kreatif seperti photo editor. Performa ZenBook Duo UX481 juga lebih kencang berkat dukungan RAM DDR4 berkapasitas hingga 16GB serta NVMe PCIe SSD hingga 1TB. 
Content creator juga butuh dukungan orang tua :D


Main Spec.
ASUS ZenBook Duo UX481
CPU
Intel® Core™ i5-10210U Processor 1.6 GHz (6M Cache, up to 4.2 GHz)
Intel® Core™ i7-10510U Processor 1.8 GHz (8M Cache, up to 4.9 GHz)
Operating System
Windows 10
Memory
8GB DDR4 (Core i5 Variant)
16GB DDR4 (Core i7 variant)
Storage
512GB M.2 NVMe PCIe SSD
1TB M.2 NVMe PCIe SSD
Display
Main Display:
14(16:9) IPS FHD (1920x1080), 100% sRGB, Pantone Validated Display, 300nits
ScreenPad Plus:
12,6” (16:4,5) FHD Touch Screen (1920x240) wide-view
Graphics
Intel UHD Graphics 630
NVIDIA GeForce MX250 with 2GB VRAM
Input/Output
1 x USB 3.1 Type-A (Gen1), 1 x USB 3.1 Type-A (Gen2), 1 x USB 3.1 Type-C (Gen2), 1 x Combo Audio Jack, 1 x HDMI
Camera
IR HD Web Camera (support Windows Hello facial recognition)
Connectivity
Wi-Fi 5(802.11ax) 2*2 + Bluetooth 5.0
Audio
Built-in Harman / Kardon certified speaker, Built-in array microphone
Battery
70WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion
Dimension
32.3(W) x 22.3(D) x 1.99 ~ 1.99 (H) cm
Weight
1,5Kg
Colors
Celestial Blue
Price
Rp16.299.000 (Core i5, UMA, 8GB/512GB)
Rp18.299.000 (Core i5, MX250, 8GB/512GB)
Rp20.299.000 (Core i7, MX250, 16GB/512GB)
Rp23.999.000 (Core i7, MX250, 16GB/1TB)
ZENBOOK DUO - LAPTOP CONTENT CREATOR
Dukungan Untuk Content Creator

Menjalani hobi akan membuat seseorang merasa senang dan tenang, sehingga hidup terasa lebih bermakna. 


Hobi membuat video dan "bermain" dengan aplikasi editing video adalah cara Alief mengisi waktu senggang. Jika kemudian hobi tersebut ternyata menghasilkan, berarti sudah menjadi jalannya rejeki untuk menghampiri. Tentu baik untuk diseriusi, namun bukan sampai menjadi semacam pekerjaan. Belum saatnya buat Alief.


Alief masih seorang pelajar, kegiatan utamanya belajar. Bekerja dan mencari uang adalah kewajiban suami saya. Kebutuhan hidup Alief masih jadi tanggung jawab kami sebagai orang tuanya. Jadi, ketika saya mendukung Alief jadi content creator di Youtube, saya sedang tidak mengekspose Alief menjadi seorang pekerja yang harus menghasilkan uang.

Alhamdulillah.


Saya bersyukur atas apa yang Alief capai kali ini, yaitu Kepercayaan Diri dan Kemampuan Mengatur Waktu.


Semoga di lain waktu, ada cerita lain lagi tentang Alief.



Sail Komodo Pulau Rinca, Jumpa Komodo di Sarangnya

Dalam laporan bertajuk Lonely Planet's Best in Travel 2020, Nusa Tenggara Timur, Indonesia meraih peringkat 1 dalam Top 10 Best-Value Destination atau 10 Destinasi dengan Harga Terbaik untuk dikunjungi pada tahun 2020. 

Kabar manis itu membuat saya jadi semangat untuk melanjutkan cerita pengalaman menjelajah Nusa Tenggara Timur. Maka, postingan kali ini akan menjadi Part 2 Sail Komodo 2019. Semoga belum basi, meski setelah 1 tahun dari sana baru bisa lanjut nulis lagi.


Cerita Sail Komodo diawali dari sini, silakan baca dulu di: Live on Board Komodo, Pengalaman Seru Naik Kapal Phinisi di Labuan Bajo

best in travel 2020
Komodo di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur
Why you should visit East Nusa Tenggara in 2020?

These Indonesian islands offer idyllic beaches and wide open exploration for less than you might think (Lonely Planet)


Dalam artikel Top 10 Best-Value Destination Lonely Planet, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditampilkan dengan indah lewat video berdurasi 1 menit 37 detik. Semua orang bisa lihat betapa memesona NTT dengan keajaiban alamnya yang luar biasa. Salah satunya terdapat Taman Nasional Komodo (TNK) atau Komodo National Park, tempat di mana komodo hidup di habitatnya dan menjadi ikon wisata Indonesia yang mendunia.


Nusa Tenggara Timur adalah tentang pulau-pulau memesona dengan pantai-pantai nan indah memanjakan mata, serta laut dengan air jernih berisi beragam kekayaan hayati yang sangat menakjubkan untuk diselami. 


Benar kata orang. Sebagai orang Indonesia, setidaknya pernah satu kali ke Nusa Tenggara Timur. Pernyataan ini tidak berlebihan, khususnya buat penggemar wisata petualangan. Dan memang, menjelajah NTT jadi pengalaman paling mengesankan sependek saya pernah keliling Indonesia untuk berwisata.


Saya juga ingin suatu hari nanti pergi ke Labuan Bajo lagi bersama suami dan anak-anak, agar mereka tak sekadar bangga pada peringkat istimewa yang diberikan oleh situs perjalanan terkemuka dunia itu saja, tapi benar-benar pergi menjelajah. Meski saya tidak tahu, apakah biaya masuk Taman Nasional Komodo nanti akan sama terjangkau seperti ketika saya ke sana tahun 2019 lalu. Kenapa?


Kabar wisata Labuan Bajo bakal jadi wisata ekslusif berbiaya mahal, bikin traveler tidak tajir macam saya jadi pikir-pikir! Sobat traveler sudah tahu belum tentang hal tersebut?
best destination travel 2020
Pulau Padar, Komodo National Park, Nusa Tenggara Timur

Jurassic Park akan Dibangun di Labuan Bajo

Dalam 2 tahun terakhir, Kawasan Pariwisata Super Prioritas Taman Nasional Komodo (TNK) punya kabar cukup menghebohkan dunia pariwisata. Menurut saya sih heboh ya kalau beritanya begini:

Diawali pada bulan Agustus 2018, api menghanguskan 10 hektar padang rumput Gili Lawa yang terletak di TNK. Diduga akibat puntung rokok dan kembang api, tapi hal itu tak terbukti. Lalu, netizen bersuara, pro dan kontra. Yang pro minta ditutup biar segenap isi TNK aman. Yang kontra minta tetap dibuka biar wisatawan tetap bisa ke sana dan pelaku wisata tetap hidup.

Bulan April 2019, Presiden Jokowi menyetujui penutupan sementara Pulau Komodo dan penutupan akan dimulai pada tahun 2020 untuk penataan ulang. (Gub NTT sebut Jokowi setuju Pulau Komodo ditutup - regional.kompas.com 9/4/2019)

Bulan Oktober 2019, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut B Panjaitan membantah isu penutupan Pulau Komodo. Yang ada, Pulau Komodo tidak akan ditutup namun akan dijadikan wisata eksklusif. Tiket masuknya 14 juta! (hipwee.com 2/10/2019).

Kabar terbaru di awal tahun 2020, nantinya pemerintah akan menata Taman Nasional Komodo dengan pendekatan geopark berkelanjutan mirip dengan tema Jurassic Park. Perancangnya Yori Antar Anwar, seorang ahli lingkungan, alam dan budaya Nusantara. (goodnewsfromindonesia.id 26/1/2020). 

The Jakarta Post (5/2/2020) dalam artikel berjudul Komodo Island eyes 50,000 tourists after premium membership system introduced menyebutkan "Entry tickets to the destination will be set at US$1,000 per year per person." 


Bagaimana menurut kamu? 
pengalaman sail komodo labuan bajo
Kapal-kapal Wisata di Labuan Bajo

Sail Komodo Pasti Seru

Di Taman Nasional Komodo terdapat 3 pulau besar, yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar. Pulau yang akan dibangun dengan konsep Jurassic Park adalah Pulau Rinca, pulau yang saya datangi tahun lalu. Kamu bisa tonton video saya jumpa komodo di Pulau Rinca di channel saya berikut ini (klik) --> Berjumpa 13 Komodo di Sarangnya.


Banyak teman dekat ingin pergi melihat Komodo di Taman Nasional Komodo. Pertanyaan yang paling sering diajukan ke saya adalah "Perlu berapa lama agar puas menjelajah Taman Nasional Komodo?"


Kadar kepuasan tiap orang berbeda. Jika sekadar jumpa komodo, seharian saja cukup. Buat saya yang amat penakut pada reptil, 10 menit bertemu komodo rasanya seperti setahun! Bukanlah hal menarik berlama-lama di sarang komodo. Lain halnya jika memang ingin lama-lama mengamati perilaku komodo, memotret atau membuat video komod sejak pagi sampai ketemu pagi lagi, setidaknya seminggu baru puas. 


Waktu ideal keliling kawasan Taman Nasional Komodo minimal 3 hari. Dalam waktu 3 hari 2 malam, wisatawan sudah bisa mencicipi berlayar di Taman Nasional Komodo. Naik kapal keliling dari satu pulau ke pulau lain, menjelajah daratan, bermain di pantai, dan melakukan kegiatan berenang, snorkeling, dan diving di spot-spot pilihan.


Di Labuan Bajo ada banyak penjual paket wisata Sail Komodo. Kamu tinggal pilih sreg dengan penjual yang mana. Kalau saya, tahun lalu pilih pakai Gamanesia Holiday (IG @gamanesia.id). Jasa tour Labuan Bajo satu ini sudah saya kenal dengan baik, saya pun sudah merasakan bagaimana pelayanan baik mereka terhadap tamu.


Berapa lama waktu yang harus diluangkan jika ingin sail komodo? Untuk seorang karyawan, setidaknya perlu cuti 5 hari. Hari pertama berangkat ke Labuan Bajo, lalu menginap dulu 1 malam sebelum berangkat sail di hari ke-2. Buat yang ingin menginap dengan gaya mewah bisa pesan room di AYANA Komodo Resort, atau yang agak sederhana tapi nyaman dan berpemandangan mewah bisa di Escape Bajo. Tinggal pilih sesuai selera dan isi kantong. Kalau nggak mau repot urusan hotel, serahkan saja pada tour operator yang kita pakai.


Hari kedua sampai ke empat mulai sail. Setelah sail menginap lagi 1 malam sebelum kembali ke kota asal. Bisa saja hanya 3 hari tanpa menginap dulu di Labuan Bajo, langsung sail, tapi pastikan dapat penerbangan paling pagi untuk berangkat dan penerbangan paling malam untuk pulang.


Dengan berlayar ada banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi dan banyak aktivitas seru yang bisa dilakukan. Untuk tahu aktivitas apa saja yang bisa dilakukan saat sail komodo di Labuan Bajo, silakan baca di artikel saya berikut ini: Sail Komodo 3D2n Labuan Bajo 
cara keliling taman nasional komodo
Keliling Taman Nasional Komodo Naik Kapal Semi Phinisi Lamburajo

Berlayar di Taman Nasional Komodo Itu Istimewa

Bagi saya, Sail komodo punya cita rasa tersendiri yang berbeda dengan petualangan di tempat wisata lainnya. Sesedikit pengalaman saya pernah keliling Indonesia untuk berwisata, belum pernah terjadi saya berlayar seperti di Labuan Bajo. 


Sail komodo bukan semata tentang menaklukkan rasa takut bertemu langsung dengan komodo mematikan, tapi juga aktivitas berlayar yang sangat mengesankan. Sebuah kesenangan berisiko, namun jadi pengalaman berharga, bahkan bagi seorang turis yang dianggap manja dan alay.


Dulu pernah keliling Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur, menjelajah pulau-pulau pakai kapal, tapi bukan menginap di kapal, melainkan di cottage di Pulau Derawan dan di home stay di Desa Bohe Silian di Pulau Maratua. 

Naik kapal serupa yang saya naiki di Labuan Bajo mungkin bisa di mana saja, malah tidak akan ada apa-apanya bila dibanding naik kapal pesiar mewah. Tapi, berlayar di Taman Nasional Komodo tidak akan ada dua di tempat lain. Karena itu trip Komodo akan lebih afdol bila dengan sail. 


Wisatawan di Labuan Bajo bisa saja pergi ke Pulau Rinca, atau ke Pulau Komodo tanpa harus menginap di kapal. Hanya datang dan pergi ke Labuan Bajo lagi. Tapi bagi saya rasanya sungguh tak akan semengesankan bila bermalam beberapa hari di dalam kapal.
Di sini kami bermalam, di sebuah teluk dekat Pulau Rinca


Komodo Masuk Kapal 

Perjumpaan saya dengan komodo terjadi di Pulau Rinca, pulau tak berpenduduk dan dikenal sebagai sarangnya komodo. Pulau lain tempat untuk berjumpa komodo yaitu Pulau Komodo. Di sana ada perkampungan, kita bisa berinteraksi dengan warga lokal, bahkan menumpang bermalam.


Saya akan memulai cerita ini pada suatu sore, di hari Sabtu (16/3/2019). Setelah menyaksikan ribuan kelelewar terbang di bawah langit petang yang kelabu, kapal kami bergerak mendekati Pulau Rinca. Namun, kapal tidak bersandar di dermaga, tetap di perairan, pada sebuah teluk. Di sanalah kami akan bermalam. 

Berada di perairan Pulau Rinca membuat saya teringat ucapan Pak Deddy guide tentang komodo bisa berenang. Bagaimana jika komodo itu menyeberang masuk kapal saat kami sedang tidur? Saya agak cemas, tapi karena tak ingin berpikir yang tidak-tidak, saya bergegas menyibukkan diri dengan bergegas mandi, makan, dan kemudian pergi tidur. Tapi tetap saja, letih badan membuat benak kembali dipenuhi bayangan komodo berenang mendekati kapal, naik dari pinggiran dek terbawah dekat deretan kamar tidur, membuat heboh. Alangkah ngerinya jika itu benar-benar terjadi. 

Malam itu, setelah Katharina (teman satu kamar) naik ke ranjangnya, pintu kamar saya tutup rapat-rapat. Saya pastikan kunci terpasang kuat. Setelah beberapa saat mata sulit terpejam, akhirnya saya bisa tidur. Buaian ombak yang membuat badan kapal sesekali bergoyang pelan, sepertinya telah membantu membawa saya pergi ke alam mimpi. Apa yang dikhawatirkan tentang komodo tak terjadi, dan saya dengar hal itu memang tak pernah terjadi.

Keesokan pagi, saat alam raya mulai benderang, saya bisa lihat betapa dekatnya kapal kami dengan Pulau Rinca. Dengan jarak sedekat itu, maka dekat pula kami dengan komodo liar, bukan? Saya kembali bergidik.
Kapal di belakang adalah kapal kami, hanya beberapa ratus meter saja dari dermaga Pulau Rinca

Merasa Cinta di Dermaga Pulau Rinca

Terbangun di hari Minggu pagi (17/3/2019), saya mendapati suasana yang begitu tenang. Tak ada berisik deru angin. Tak ada ribut suara burung. Tak ada ombak yang mengayun badan kapal. Apakah pagi di tempat ini selalu setenang ini? 

Di bawah matahari yang mulai berbagi kehangatan, di bawah langit biru yang memayungi lautan, saya terpaku di anjungan kapal selama hampir 30 menitan, menikmati keelokan alam. Sebuah pagi di tempat tak biasa, yang tidak tiap hari bisa saya jumpai. Rasanya saya ingin mematung di sana berlama-lama. Namun, mandi dan sarapan harus disegerakan. Komodo di Pulau Rinca sudah menunggu untuk dijumpai. Setelah makan dan dandan, sekoci berkapasitas terbatas meluncur cepat meninggalkan kapal, membawa kami menyeberang bergantian.

Hanya perlu waktu kurang dari 6 menit bagi sekoci untuk merapat di jetty. Suasana dermaga tampak masih sepi. Sepertinya, kami jadi pengunjung pertama. Hari itu, memang tak ada kapal lain selain kami yang bermalam di perairan Pulau Rinca. Wajar jika bisa datang paling awal.


Kami tak diburu-buru meninggalkan jetty. Ada waktu untuk sesaat menikmati keelokan pagi dari dermaga. Saya ter-wow-wow, antara norak dan takjub dengan panorama alam yang yang tersaji indah ke mana pun mata memandang. Hanya ada laut tenang dan daratan sunyi yang diselimuti kedamaian. Masihkah saya di bumi?


Bukankah tempat seperti ini terlalu romantis jika dilewatkan tanpa bercumbu? 


Bercumbu dengan pancaran sinar sang mentari, dengan sapuan angin yang menghembuskan kesegaran laut, dengan pemandangan yang tersaji nun jauh di horison, dengan panorama barisan bukit yang hanya dihuni oleh hewan dan tumbuhan, dengan laut yang sedang bermusuhan dengan gelombang, dengan udara bersih yang menyegarkan paru-paru, dengan segala hal yang membuat hati merasa cinta.


Seringkali kurasakan, tempat sedamai dan sesehat ini seumpama obat, mampu membunuh segala gundah dan resah, menikam rasa kecewa dan sedih, dan meringankan segala beban yang menggelayuti pundak. Mengibaratkan keindahan sebagai obat, meskipun jiwa raga sedang tidak sakit, adalah cara mudah merawat sehat...
Pemandangan pagi dari jembatan dermaga Pulau Rinca

Para Ranger di Dermaga

Di dermaga sudah ada beberapa pria pemandu (ranger) yang telah siap untuk diajak menemani trekking keliling Pulau Rinca. Untuk jumlah kami bertiga belas, kami mendapatkan dua ranger


Setiap ranger ada biaya. Saya tidak tahu berapa biaya ranger kami saat itu, karena segala urusan pembayaran sudah diurus oleh Gamanesia. Kami tinggal masuk dan jalan saja. Saya juga tidak tergerak untuk mencari tahu dengan bertanya langsung ke ranger


Jadi, untuk melengkapi tulisan ini, saya mencari tahu di internet, dan inilah biaya masuk Taman Nasional Komodo yang berlaku pada tahun 2019:


- Karcis Masuk Taman Nasional Komodo Rp 5000 / orang

- Jasa Pemandu Rp 80.000 / grup (5 orang)
- Snorkeling Rp 15.000 / orang
- Kegiatan Pengamatan Hidupan Liar Rp 10.000 / orang 
- Kegiatan Wisata Alam Penelusuran Hutan (trekking) Rp 5000 / orang
- Karcis masuk kendaraan air (kapal) 100-500PK Rp 150.000 / hari
- Tiket TN Komodo & Retribusi Daerah (excl. diving) Rp 265.000 / orang (wisatawan Nusantara) dan Rp 460.000 / orang weekdays (wisatawan mancanegara)

Sumber informasi harga tiket (klik) --> Tiket Masuk Taman Nasional Komodo 

Para ranger sudah menunggu di sini

Komodo Mengincar Wanita Haid. Benarkah?

Setelah mendapatkan ranger, kami berangkat jalan kaki menuju kantor TNK yang berjarak kurang lebih 100 meter dari dermaga. Tadinya, sebelum perjalanan dimulai, saya berharap ranger memberi petunjuk keselamatan tentang bagaimana bila terjadi sesuatu saat bertemu komodo di tengah jalan. Sekilas pun tak apa. Tapi ternyata semua informasi akan diberikan kemudian, di kantor TNK.


Saya jadi agak gentar. Meski diberitahu dalam 100 meter itu keadaan aman, namun siapa yang bisa menjamin tak akan ada komodo liar tiba-tiba datang dan lewat? Bukankah jalan menuju kantor aksesnya terbuka ke arah manapun?


Ketakutan terbesar saya berasal dari kondisi sedang haid. Bukan hal baru bagi saya mendengar wanita haid dapat ancaman komodo. Sebelum ke TNK, pernah ada dua cerita yang saya dengar soal kejadian wanita haid dibuntuti komodo. 


Pertama, cerita wanita haid masuk toilet. Di luar pintu, seekor komodo sudah menunggu. Cerita kedua, ada turis wanita Jepang mendadak haid di lokasi, darahnya menodai celana dan berceceran. Seekor komodo terus menerus mengikutinya, bahkan hingga si wanita dipaksa kembali masuk kapal, si komodo juga membuntuti hingga ke kapal. Cerita horor itu sangat menghantui dan saya semakin dihantui ketika sudah berada di Pulau Rinca.


Saya memberitahu ulang Pak Deddy mengenai keadaan saya sedang haid, dan memintanya jangan membuat jarak. Pak Deddy mengerti, ia menenangkan saya. Katanya jangan khawatir, ikuti saja dia dan ranger, dan "jangan bikin ulah". 


Salah seorang teman jalan cerita, kalau tak salah ingat Ve, saat itu dia seharusnya sedang haid. Tapi, karena mau berjumpa komodo, dia menunda haidnya dengan minum obat penunda haid. Saya pikir, cara ini boleh juga dicoba demi keamanan diri.


Dengan tidak adanya sekilas info cara menyelamatkan diri dari komodo, yang seharusnya langsung diberikan diawal sejak dari dermaga, menjadi alasan kenapa saya was-was. Lain waktu, jika kamu ke sini, tidak usah menunggu ranger bicara soal keselamatan, langsung saja tanyakan. Atau, bekali saja diri sendiri dengan informasi yang bisa dicari diinternet tentang bagaimana seharusnya ketika mulai memasuki Pulau Rinca. Tidak usah menunggu sampai briefing di kantor.
Jalan yang menghubungkan dermaga dengan lokasi kantor dan rumah penjaga TNK di Pulau Rinca






Jalan Setapak Menuju Komodo

Di Pulau Padar, pengunjung dapat berjalan kaki di atas jalan setapak berbatu yang tebal, rapi, dan cukup nyaman. Di Pulau Rinca, jalan setapak yang kami lewati berupa tanah mengandung lumpur dan pasir. 


Permukaan jalan setapak tidak mulus, beberapa agak basah dan licin, beberapa lainnya berlubang berisi genangan air. Tanah basah mengandung pasir dan lumpur itu mudah menempel di sepatu, susah dibersihkan. Jalan di sini cocoknya pakai boot yang kuat tapi ringan dan bisa menutup kaki sampai betis. Selain agar tidak basah, juga menjaga kaki aman dari goresan semak dan alang-alang saat trekking sampai jauh ke perbukitan.


Kami berjalan beriringan, mengikuti jalan yang berkelok. Bukit di sebelah kiri jalan, menyerupai dinding alam yang menampakkan tanah tebal bercorak coklat kehitaman. Tak ada pohon tinggi dan rindang, hanya mangrove saja di sebelah kanan jalan. Setahu saya, kadal, biawak, ular, sangat suka tinggal di hutan bakau. Tentu saja, komodo juga ada di sana. Perjalanan pendek itu terasa jadi menyeramkan. Mata saya jadi liar memandang, penuh rasa was-was. 


Sejumlah papan petunjuk dan peringatan untuk para wisatawan terpasang di beberapa tempat di sisi jalan. Bisa dibaca sebagai pengganti ketiadaan penjelasan dari ranger. Beberapa tempat sampah juga bisa ditemui di jalur yang dilewati. Kalau punya sampah, tinggal taruh di situ. Kalau punya mantan, juga bisa dibuang di situ he he.


Di sisi jalan setapak terdapat beberapa lampu jalan, bertiang pendek. Lampu-lampu itu pasti berguna ketika lewat di malam hari. Saya sih nggak kepikiran jalan di sana pada malam hari ya. Jalan siang hari saja banyak seramnya.


Kurang lebih 50 meter setelah belokan bukit, kami sampai di sebuah gerbang yang di sisi kiri dan kanannya terdapat patung komodo dalam posisi tegak. Pada bagian atas gerbang terpampang banner bertuliskan "Welcome to Loh Buaya, Komodo National Park". Seandainya tulisan itu dibuat di atas material permanen bernuansa alam, tentu akan matching dengan keadaan sekitar.  


Jalan setapak tanah berakhir di gerbang itu, selanjutnya semen yang kasar. Sayangnya, jalan semen itu hanya beberapa meter saja. Selebihnya tanah lagi. Nanggung sekali fasilitas jalan kaki di tempat ini. Kalau tidak bisa buat bagus, mending tidak buat sama sekali. Biar semua orang jalannya di tanah saja sejak awal sampai akhir.



Hei, ada komodo!


Seseorang berteriak. Saya kaget, seketika deg-degan. Padahal, posisi komodo yang dimaksud tidak terlalu dekat. Jaraknya kira-kira 50 meter dari tempat kami berdiri. Saya langsung bergerak ingin merapat ke Pak Deddy, tapi Pak Deddy malah menjauh, mendekati komodo. Saya lihat tangannya dalam posisi siap memotret, menjadikan kami sebagai latar belakang komodo. Tak ada Pak Deddy, saya beralih mendekati mas ranger, cari aman.


Perjumpaan dengan komodo pertama terjadi tak berapa lama setelah kami melewati gerbang bertuliskan Selamat Datang. Agak tidak menyangka akan semudah itu bertemu komodo. Saya kira harus trekking sampai jauh baru bisa jumpa. 


Setelah melihat langsung, saya bisa menggambarkan bentuk komodo. Badan komodo persis seperti biawak, tapi berukuran raksasa, dan mematikan. 


Kata ranger, komodo yang muncul di sekitar gerbang biasanya keluar untuk berjemur, dan tentu saja sambil mencari makan. Kami tidak perlu terlalu khawatir karena komodo yang berada dekat kantor tidak seliar dan seganas yang berada di hutan dan perbukitan. 


Anggapan saya bahwa komodo ada di mana-mana itu benar. Bisa saja dalam 100 meter pertama perjalanan menuju kantor TNK, ada komodo berdiam dalam bakau, di balik batang dan akar-akar yang menyembul. Kata "aman" yang diucapkan ranger jangan dipercaya sepenuhnya. Kita harus tetap waspada dari segala kemungkinan yang terjadi.
Dipotret oleh Pak Deddy, pakai kameraku
Ini tampak depan si komodo
Dan itu Pak Deddy 😃


Kantor Taman Nasional Komodo

Setelah bertakjub ria jumpa komodo pertama, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju kantor TNK yang berjarak kurang lebih 50 meter dari gerbang. Di kanan jalan terhampar tanah lapang berselimut rumput hijau yang tebal. Sementara di belakangnya, bukit-bukit hijau berjajar sambung menyambung hingga jauh, tempat di mana komodo tinggal bersama kawanannya. Di sanalah kami akan trekking. Memandang bebukitan itu, saya disergap kengerian. Nyali saya ciut lagi.


Ranger kami dua orang. Di tangan kedua ranger tergenggam tongkat kayu denganujung bercabang berbentuk huruf V. Tongkat itu jadi senjata andalan untuk menghadapi komodo bila terjadi penyerangan terhadap wisatawan. Menurut cerita, bentuk V pada ujung tongkat punya sejarah sendiri. Sayangnya saya tidak mengorek lebih dalam. Hanya sempat heran, kenapa komodo begitu takut pada cabang kayu tersebut. 


Kami sampai di area kantor TNK. Ada beberapa bangunan kayu berbentuk panggung dengan tiang yang pendek, berdiri di beberapa tempat, berdekatan. Bangunan pertama merupakan kantor, biasa disebut balai. Di depannya, terpancang tiang tinggi dengan bendera merah putih yang tak henti berkibar. 


Di depan bangunan kantor terdapat papan nama bertuliskan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Balai Taman Nasional Komodo, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Komodo Wilayah 1 Pulau Rinca, dan Resor Loh Buaya. 


Selain balai, terdapat juga bangunan kafe, rumah tinggal (mess) karyawan, dapur, dan toilet umum. Kami diajak berkumpul di luar kantor, di bawah pohon besar yang tumbuh dekat kafe. Di sanalah ranger mulai memberi arahan kepada kami. 


Larangan Bertemu Komodo

Ranger utama bicara sangat banyak perihal aturan selama trekking. Dengan wajah sangat serius, suara tegas terdengar dingin, seolah hendak mengatakan bahwa ini bukan trekking main-main. Ia punya tanggung jawab besar terhadap keselamatan 2 jenis mahluk hidup, manusia dan komodo. 

Menurut mas ranger, dulu pernah ada turis asing yang cuek bebek mendekati komodo dari jarak sangat dekat. Karena sudah keluar batas aman, si ranger memperingatkan dengan keras. Tapi si bule tidak peduli, ranger jadi marah. Nah, kemarahan ranger rupanya bikin si turis kesal, ranger dianggap kasar pengunjung. Bahkan, si turis komplen lewat artikel, isinya mengesankan ranger TNK itu tidak sopan dan kurang ajar. Berita tersebut sampai ke TNK, ranger yang dimaksud diberi sanksi, dicopot dari pekerjaan. 

Kalau sudah begini yang kasihan rangernya. Padahal mereka juga serba salah. Sebetulnya apa susahnya ya patuh pada aturan. Toh semua demi keselamatan nyawa kita juga. Nggak mungkin ada ranger yang mau lihat wisatawannya mati digigit komodo. Kalau tiba-tiba galak, pasti karena kitanya ngeyel.

Segala macam aturan tentang apa yang dibolehkan dan dilarang, semua disampaikan. Tidak sembarang memberi makan komodo. Tidak terlalu dekat. Tidak memisahkan diri dari rombongan. Tidak mengayunkan tongkat/kayu/tongsis atau apapun berbentuk batangan yang dapat membuat komodo jadi merasa terancam. Tidak membuat gerakan tiba-tiba seperti berlari cepat, melompat tiba-tiba, dan semacamnya, sebab memancing komodo jadi mendekat. Tidak mengeluarkan suara-suara keras, berteriak atau memukul-mukul sesuatu. 

Pokoknya, semua hal yang berpotensi menimbulkan gangguan bagi si komodo, sangat dilarang. Jika sampai terjadi dikejar komodo, harus lari zig zag, sebab komodo bisanya lari lurus. Intinya, selama berada di kawasan TNK harus tenang, santai, tetap jaga jarak, dan selalu waspada. 


Kita takut komodo, komodo juga takut sama manusia. Sama-sama merasa terancam dan tidak mau diganggu. Bedanya, kalau salah satu panik dan terjadi gelut, komodo lebih kuat dan mematikan. 
Briefing di sini
Bersih enak dilihat

Berfoto dengan Komodo 

Penjelasan panjang lebar dari ranger mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama trekking, memberi saya bekal yang cukup untuk jadi percaya diri dan bernyali. Setidaknya saya sudah tahu apa yang bisa saya lakukan bila terjadi sesuatu. 


Perjalanan dimulai, kami melewati rumah inap, kemudian dapur. Dan, di sinilah komodo-komodo bermunculan, entah dari mana. Ketakutan itu kembali datang kawan....


Awalnya satu, lalu dua, tiga, dan seterusnya. Mereka bergerak lambat sambil menjauh. Mungkinkah terganggu oleh kedatangan kami? Komodo-komodo itu tidak seagresif yang saya kira. Tidak mendekat, apalagi menampakan sikap hendak menyerang. Mungkin mereka kenyang? 😃


Seekor komodo berbadan besar dengan panjang 3 meter muncul dari arah kanan jalan setapak. Ia bergerak maju ke arah dapur. Ranger memberi isyarat agar kami mengikuti si komodo. Apa yang akan kami lakukan?


Komodo itu berhenti. Kepalanya terangkat, bergerak tengok kiri dan kanan, seolah mengawasi sekeliling. Saya deg-degan takut. Melihatnya diam malah bikin ciut, saya sampai mundur beberapa langkah. 


Ranger dan Pak Deddy menyuruh kami berdiri di belakang komodo, sambil jaga jarak. Seakan mengerti, komodo itu diam di tempat, membiarkan kami berfoto. Sungguh momen ajaib, berfoto dengan komodo di sarang komodo, sebuah kejadian langka dalam hidup saya.


Setelah berfoto bersama, selanjutnya foto sendiri-sendiri bersama komodo, bergantian. Sebuah foto yang kemudian saya bangga-banggakan pada keluarga di rumah. Saya bilang ke anak, "ini lho ibumu yang sangat penakut sama reptil akhirnya berhasil foto sama komodo"


Sesungguhnya, saya sedang membunuh rasa takut dengan melakukan apa yang saya takutkan.  
Panjang 3 meter
Model utama dan figurannya

Rombongan Komodo di Bawah Dapur

Di antara rasa senang, terdapat rasa cemas yang tak mau pergi. Sesekali bernyali, selebihnya berada dalam ketegangan yang tak kunjung berakhir kecuali telah pergi dari Pulau Rinca. 


Puncak ketegangan terjadi ketika saya melihat rombongan komodo berkumpul dekat dapur. Mereka tampak sangat beringas, ribut berebut makanan yang dilempar oleh mas-mas di dapur. Gerakan gesit, lidah menjulur, mata berapi-api, dan mulut yang melahap habis daging merah yang dilemparkan, memenuhi pandangan mata. Saya bergidik.

Ular kecil saja bikin saya ngeri, apalagi komodo. 

Sebetulnya, kata ranger, orang dapur tidak boleh memberi makan komodo seperti itu. Apa yang terjadi saat itu, memberi makanan, sangat jarang dilakukan. Mungkin, agar ada pertunjukkan yang bisa kami lihat, makanya dilakukan. Komodo pada umumnya jarang makan, jadwalnya malah bisa satu bulan sekali. Tapi sekali makan jumlahnya banyak. 

Di Pulau Rinca komodo bisa makan apa saja yang dijumpai, misal kerbau, rusa, bahkan kera. Bagian paling mematikan dari komodo adalah air liurnya. Bila terkena, harus segera mendapatkan penangan cepat. Dulu, korban gigitan komodo harus dibawa ke RS di Bali dan Singapore. Namun kini, obat racun komodo sudah tersedia di RS Siloam di Labuan Bajo. Informasi mengenai hal ini saya dengar dari ranger dan guide.

Saya berharap tidak ada satu pun wisatawan atau pun petugas TNK yang kena gigit komodo. Meskipun ada obatnya, lebih baik tidak sama sekali. Bila digigit di Pulau Rinca, perjalanan kembali ke Labuan Bajo tidak bisa cepat. Harus naik kapal dengan waktu kurang lebih 1 jam. Itu pun bila di laut sedang tenang, tidak ada badai, hujan, atau pun angin kencang. Bila ada helikopter ambulan, bisa lebih cepat sampai. Semoga nanti ada. 
Sosok mematikan
Ramai komodo di dapur

Telur Komodo

Setelah melihat banyak komodo di dapur, saya mulai ragu untuk meneruskan perjalanan ke hutan maupun ke bukit-bukit untuk mencari penampakan komodo liar di alam bebas. Jika di sekitar kantor saja sudah sebanyak itu, apalagi di hutan? Saya sungguh tidak siap jika terjadi apa-apa, apalagi harus lari menghindari kejaran komodo.


Namun, semua orang bersemangat dan punya keberanian. Haruskah saya tinggal dan menunggu saja di kafe, tidak ikut trekking? Setelah dipikir-pikir, rasanya sayang sudah jauh-jauh ke Pulau Rinca tak ikut menjelajah. Akhirnya saya beranikan diri untuk tetap ikut. Mas ranger dan pak Deddy guide saya tempel terus. Saya berusaha mencari aman dengan berada dekat mereka.

Di dalam hutan, belum begitu jauh sejak meninggalkan area dapur, kami diperlihatkan tempat telur komodo disimpan. Di bawah pohon-pohon, komodo menggali beberapa lubang. Telur hanya disimpan di salah satu lubang saja, lubang lainnya semacam buat pengalih perhatian supaya telur tidak dicuri hewan lain, seperti babi.

Masa pengeraman telur komodo 9 bulan, sama seperti usia kandungan anak manusia. Setelah sembilan bulan telur tersebut akan menetas dengan sendirinya. Biasanya bayi komodo baru menetas langsung pergi naik pohon, menghindari induknya atau komodo lain yang akan memangsanya. Bayi komodo akan tetap tinggal di pohon sampai berusia 3 tahun. Selama di pohon, bayi komodo makan reptil kecil seperti tokek, kadal, ular, dan burung.

Kadang pernah bayi komodo meloncat dari pohon, hinggap di badan orang yang sedang lewat. Nah, bayi komodo di bawah usia 3 tahun tidak berbahaya bila menggigit. Racun air liurnya belum ada. Setelah berusia 3 tahun anak komodo sudah berani tinggal di bawah. Karena badannya sudah besar dan sudah tidak lagi menjadi incaran komodo dewasa.

Komodo dewasa bisa memanjat pohon selama batangnya bisa dipeluk. Itu kenapa komodo kecil di pohon biasanya naik ke dahan paling tinggi dan kecil, supaya tidak bisa dicapai oleh komodo dewasa. 

Banyak pengetahuan yang saya dapat dari ranger ketika kami berada di tempat pengeraman telur komodo. Gambar tempat telur komodo di bawah ini:
Tempat penyimpanan telur komodo


Hujan Deras Gagal Trekking

Kami semakin masuk ke dalam hutan. Pada sebuah jembatan kayu yang di bawahnya ada semacam parit besar yang biasanya digenai oleh air yang mengalir, ranger mengajak berhenti. Ia melanjutkan cerita mengenai kehidupan komodo. Di parit itu, saat sedang berisi banyak air, biasanya komodo datang untuk berendam. Seperti halnya kerbau, mampir mandi dan minum, lalu pergi lagi.

Ketika sedang berada di jembatan tiba-tiba turun hujan. Mulanya gerimis, lalu makin lama makin deras. Saat itulah diputuskan untuk menghentikan perjalanan, kami diajak kembali ke kantor. Semua setuju. Saya bergegas memakai mantel hujan plastik. Lalu lari tunggang langgang bersama yang lain. 

Kami masih berharap hujan berhenti supaya bisa lanjut trekking, tapi tak ada tanda-tanda hujan akan reda, malah makin deras. Udara kian dingin, kaki basah, yang terpikir adalah minum teh hangat dan indomie pedas. Tak ada cara lain untuk mengatasi hal itu selain pergi ke kafe. Dengan berlarian di bawah hujan, akhirnya bisa duduk manis di kafe, bersama pengunjung lain. Mau tak mau cuma di kafe inilah kami bisa menghabiskan waktu kunjung, menunggu hujan reda dengan menikmati mie instan dan minum teh.

Meskipun tidak jadi trekking, kami tidak mengeluh. Mungkin, karena sudah jumpa 13 komodo di dapur dan di sekitar kantor, sudah cukup puas. Saya sendiri merasa lebih senang tidak jadi trekking. Karena jujur saja, nyali saya tidak cukup besar bila benar-benar sampai jumpa komodo di hutan sunyi, atau bukit yang sepi.

Saat makan indomie, komodo pun masih terlihat melintas di lapangan, di bawah hujan deras. Langka terjadi, menikmati semangkuk indomie sambil menonton komodo main hujan hehe. 
Kafe Komodo
Makan indomie di Kafe Komodo, ditemani komodo :D
Komodo di bawah hujan

Souvenir Komodo di Kafe Komodo
Pesan Ranger Komodo

Pada akhirnya hujan reda, tetapi waktu kami terbatas, tak bisa lagi melanjutkan trekking. Jika dilanjutkan, jadwal akan berantakan, sebab hari itu adalah hari terakhir trip Komodo, dan rombongan harus kembali ke Jakarta sesuai jadwal.


Komodo dekat kafe jadi komodo terakhir yang saya lihat di Pulau Rinca. Apakah saya puas? Untuk pengalaman bertemu komodo, jelas saya sangat puas. Total ada 13 komodo yang saya jumpai di pulau ini. Saya sudah melihat wujudnya secara langsung, melihat perilakunya, mendengar suaranya, dan sempat berfoto dengan pose sejuta umat.

Ketidakpuasan mungkin ada pada keinginan untuk menjelajah. Ya, walaupun saya hanyalah penjelajah amatiran, tetap saja yang namanya masuk lebih jauh ke hutan, pergi lebih lama menerjang semak dan ilalang di perbukitan, merasakan ketegangan jumpa komodo di alam liar, adalah kesenangan yang sudah lama jadi dambaan.

Namun, sekali lagi, kita harus lihat-lihat kondisi alam. Cuaca sedang tidak bersahabat, tentunya ada resiko yang harus dihadapi bila diteruskan. Jadi, batal trekking, lalu pulang, adalah pilihan terbaik. Batal trekking bisa jadi suatu tanda, bahwa suatu hari saya harus datang lagi untuk Sail Komodo. Dan saya tak mau sendiri bila ke Taman Nasional Komodo lagi. Saya mau ajak suami dan kedua anak saya. Supaya mereka pun bisa melihat langsung  "serpihan surga" yang jatuh di Nusa Tenggara Timur.

Ranger di dermaga berpesan, "setidaknya sekali seumur hidupmu, pergi sail Komodo. Datang ke Pulau Rinca, bertemu komodo di sarangnya."

Tentu saja, pesan paling menariknya adalah lindungi komodo dengan menjaga kelestarian alam yang menjadi habitatnya. Jangan sampai, hewan purba yang masih tersisa di dunia ini menjadi tinggal nama.
Sampai jumpa lagi Pulau Rinca!