7 Barang Penting yang Wajib kamu Bawa saat Liburan!

Barang Penting yang wajib Kamu Bawa Saat Liburan (Foto: pinterest.com)

Hal yang paling penting dan harus dilakukan sebelum liburan adalah menyiapkan barang-barang yang sangat penting untuk liburan.

Namun, ada sebagian orang yang menyepelekan hal tersebut atau mungkin tidak ada waktu untuk packing. Akibatnya, pasti ada saja barang yang tertinggal karena lupa untuk dibawa. Nah, kalau sudah begini bakalan repot sendiri dan bikin liburan  jadi kurang nyaman. Mau tidak mau jadi harus beli barang tersebut di tempat liburan. Jadi harus mengeluarkan budget lagi deh! Apa nggak sayang menambah pengeluaran lagi? Kalau aku sih sayang 😃

Biar liburan jadi nyaman kita memang harus bisa memastikan sudah membawa barang-barang yang benar-benar penting. Karena, jika membawa barang yang tidak penting, hal ini bakal bikin kita jadi repot sendiri bawa barang yang banyak.

Berikut ini ada beberapa barang penting yang wajib dibawa saat liburan.


1.Obat-obatan darurat, ketika sakit melanda

Sumber: pinterest.com

Jangan abaikan kesehatan selama liburan, jika merasa badan mulai tidak enak istirahat lah secukupnya dan jangan lupa minum obat agar badan  kembali berenergi ketika liburan. M

dari itu, membawa obat-obatan saat liburan seperti obat sakit kepala, obat maag, minyak kayu putih, dan lainnya sangatlah penting. Alhasil jadi gak akan repot-repot lagi untuk pergi ke rumah sakit.

2. Membawa uang tunai dan dokumen penting untuk keperluan tak terduga 

Sumber: pinterest.com

Ini nih masalah yang sering terjadi ketika berlibur, selain perlengkapan liburan yang harus dipersiapkan, hal yang paling utama untuk dibawa adalah uang tunai. Selama bepergian, saya paling anti jika harus selalu mengandalkan kartu kredit untuk pembayaran, karena setahu saya nggak semua tempat bisa menerima pembayaran lewat kartu. 

Sementara itu, jika liburan ke luar negeri yang tidak boleh banget dilupakan adalah membawa paspor dan kelengkapan travel. Wah kalau ini sudah pasti wajib. Gimana caranya keluar negeri tanpa paspor ya kan? Nah, kalau sampai lupa membawa paspor, otomatis tidak bisa berlibur dan tidak akan di izinkan masuk ke pesawat.

3. Kamera untuk mengabadikan momen saat liburan

Kamera buat mengabadikan tempat dan momen (Sumber: pinterest.com)

Bukan hanya seorang fotografer saja yang butuh kamera ketika berlibur, yang pasti  semua orang juga perlu membawa kamera. Apalagi jika berkunjung ke tempat yang bagus. Jangan sampai kehilangan momen tersebut untuk tidak mengabadikannya lewat foto.

Ketinggalan kamera? Saya sih bakal sedih kalau sampai kamera ketinggalan hehe. Nggak lengkap liburan tanpa foto-foto.

4. Membawa handuk kecil biar higienis

Handuk (Sumber: pinterest.com)

Biasanya barang penting yang satu ini sering lupa untuk dibawa. Padahal sangat penting untuk mengeringkan tubuh, jika tidak dikeringkan takutnya akan timbul gatal-gatal pada kulit yang bikin liburan jadi tidak nyaman. Atau mungkin di tempat hotel sudah disediakan handuk, tetapi tidak ada salahnya bukan untuk membawa handuk kecil agar lebih higienis dan praktis?

5. Headset untuk menemani kejenuhanmu 

Headset (Sumber: pinterest.com)

Benda yang satu ini pastinya penting banget untuk dibawa kemana-mana. Mau dipakai untuk jogging atau dibawa saat hangout pokoknya penting deh untuk menghibur diri dengan mendengarkan musik.

Bikin bosan gak sih saat menunggu pesawat atau kereta datang? Pastinya ada lah ya merasa bosan dan bingung mau ngapain lagi jika sedang menunggu. Nah, maka dari itu wireless headset ini membantu banget untuk menemani kejenuhan.

6. Kaca mata hitam, untuk melindungi mata di siang hari

Kaca mata hitam (Sumber: pinterest.com)

Kaca mata hitam ini berguna untuk melindungi mata di siang hari. Cocok nih untuk siapa saja yang akan berlibur ke pantai agar bisa melihat pemandangan dengan nyaman tanpa terhalang silaunya sinar matahari. Selain itu, dengan berkaca mata hitam, membuat pemakainya tetap terlihat stylish ketika berlibur.

7. Lotion untuk menjaga kulit tetap sehat

Lotion (Sumber: pinterest.com)

Barang yang satu ini juga wajib dibawa, lotion berguna untuk menjaga kesehatan kulit selama liburan. Jika cuaca di tempat liburan cukup dingin biasanya hanya perlu memakai moisturizer, karena cuaca yang dingin bisa membuat kulit jadi kering. Sementara itu, jika cuaca di tempat liburan cukup panas, kita hanya membutuhkan sunscreen, yang dapat mencegah sunburn pada kulit.

Nah, itu lah beberapa barang penting yang wajib dibawa ketika berlibur. Ingat ya sobat, jangan membawa barang yang dianggap tidak penting karena akan merepotkan saat berlibur di tempat tujuan. 

Selamat liburan!



Uniknya Pantai Batu Karas Pangandaran, Pernah Dijadikan Tempat Terapi Air Laut

Pantai Batu Karas Pangandaran - Berbicara tentang Pantai, Pantai Pangandaran jadi salah satu primadona wisata pantai, tentunya selain Bali. Namun di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat bukan hanya ada Pantai Pangandaran yang terkenal itu, tapi ada juga Pantai Batu Karas Pangandaran.
Pantai Batu Karas Pangandaran

Pantai ini terletak di Desa Batu Karas, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Suasananya cukup tenang, selain itu gelombang lautnya juga cukup bersahabat, sehingga mereka yang berkunjung ke Pantai ini akan betah berlama-lama menikmati ombak dan semilir angin pantai. 

Pantai yang berada sekitar 34 Km dari pusat kota Pangandaran ini punya keunikan tersendiri. Salah satunya yang terjadi pada tahun 2015, banyak pengunjung yang sengaja berwisata ke Pantai Batu Karas Pangandaran bukan cuma ingin menikmati panorama pantainya, tapi datang dengan tujuan melakukan terapi air laut.

Bahkan ada yang datang hampir setiap hari ke Pantai Batu Karas bersama istrinya untuk melakukan terapi air laut. 
Pantai Batu Karas Pangandaran

Dikutip dari media online lokal harapanrakyat.com, Sahrodin, salah seorang warga Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, yang melakukan terapi air laut di Pantai Batu Karas.

Awalnya salah seorang anak tetangganya yang mengidap penyakit asma tiba-tiba sembuh setelah sempat terhempas gelombang di Pantai Batu Karas. Secara tidak sengaja anak dengan penyakit asma itu meminum air laut. 

Sempat shock, namun lama kelamaan anak tersebut justru menunjukkan asmanya tidak lagi kambuh. Setelah diperiksa, dokter mengatakan anak tersebut tidak lagi menderita asma.

Dari sana Sahrodin yakin air laut di Pantai Batu Karas Pangandaran bisa menyembuhkan, sejak saat itu Sahrodin mulai rutin mengunjungi Pantai Batu Karas untuk melakukan terapi di sana. 

Pantai Batu Karas Pangandaran

Banyak warga yang akhirnya mengikuti jejak Sahrodin. Mereka yang melakukan terapi air laut di Pantai Batu Karas yakin jika pantai ini bisa menyembuhkan penyakit seperti diabetes, asma, kolesterol, darah tinggi, sampai penyakit kulit.

Dari pengakuan seorang pengunjung yang melakukan terapi air laut di Pantai Batu Karas, udara pagi di pantai ini bebas polusi.

Selain itu temperatur air laut yang hangat membuat nyaman ketika berendam di Pantai ini. Bahkan hantaman ombak di Pantai Batu Karas pada tubuh dipercaya bisa melancarkan peredaran darah. 

Baca juga: Wisata Pantai di Bangka
Pantai Batu Karas Pangandaran

Terkait terapi air laut di Pantai Batu Karas ini bisa percaya atau tidak, namun bagi yang suka surfing, pantai Batu Karas dikenal juga sebagai surganya para peselancar.

Ombaknya yang besar cocok untuk mereka yang hobi berselancar. Airnya sesekali terlihat tenang, namun ombaknya cukup menantang. Bahkan sejumlah peselancar menjuluki pantai ini dengan Bali Kecil.

Ombaknya memang cocok untuk peselancar pemula maupun professional. Salah satu situs surfing bahkan pernah menilai pantai Batu Karas memiliki rating 3,5 dari 5 bintang.

Bencana gempa dan tsunami Pangandaran yang sempat meluluhlantakkan Pantai Batu Karas pada 17 Juli 2016 lalu sempat membuat pantai ini sepi pengunjung. Namun peselancar professional berhasil memulihkan kepercayaan public terkait kemananan di Pantai ini.
Pantai Batu Karas Pangandaran

Keistimewaan Pantai Batu Karas Pangandaran adalah adanya teluk kecil yang membuat para peselancar tak perlu repot-repot mendayung jauh untuk sampai di titik awal gelombang.

Setidaknya ada 3 titik favorit para peselancar yang ingin menjajal ombak di Pantai Batu Karas, yakni Bulak Pendak, Legok Pari dan Karang.

Bulak Pendak cocok untuk para peselancar professional. Hal ini lantaran ombaknya yang tinggi dan panjang sangat menantang untuk ditaklukan para peselancar professional. 

Jika masih pemula, maka Legok Pari merupakan titik yang cocok untuk belajar surfing. Titik ini yang paling popular lantaran ombaknya tidak tinggi dan cukup aman bagi mereka yang baru mulai menjajaki selancar.

Selanjutnya Karang, di titik yang satu ini, surfing hanya bisa dilakukan ketika air laut sedang pasang. Jika air laut sedang surut, maka Karang cocoknya dijadikan tempat berenang biasa.
Pantai Batu Karas Pangandaran

Bagi para pemula, jangan khawatir, di Pantai Batu Karas Pangandaran ini, sudah ada perlengkapan surfing yang disewakan. Begitu pun dengan instruktur berpengalaman, siap menuntun para pemula yang baru pertama kali surfing.

Pantai Batu Karas juga memiliki fasilitas pendukung yang lengkap. Diantaranya hotel maupun pondok wisata bisa dijangkau beberapa menit saja dari pantai. Ada juga area bermain anak-anak dan tempat ibadah.

Bagi yang berkunjung ke Pantai Batu Karas Pangandaran dan menginap di salah satu hotelnya, pastikan menikmati sunset dan sunrise-nya. Jangan lewatkan keindahan tersebut di Pantai Batu Karas.


Asap Membawaku Kembali ke Riau

Pekanbaru, RIAU - Grup Whatsapp Forest Talk Pekanbaru masih aktif kendati event telah berlalu sejak tgl. 20 Juli 2019. Ada saja hal yang diperbincangkan, paling banyak kabar Riau terkini, dan saya selalu menyimak. Belakangan, cerita yang saya baca tak lagi indah, isinya tentang bencana kabut asap. Foto, video, link artikel, link postingan di medsos, semua mengabarkan tentang udara yang kian tak sehat akibat kebakaran hutan dan lahan di mana-mana, masyarakat mengalami gangguan kesehatan pernafasan, sungguh memprihatinkan. 
Riau Berkabut Asap

Aksi Sosial Bloggers Pekanbaru 

Adalah Bang Putra Senapelan, melalui pesan Whatsapp ia menyampaikan ide untuk melakukan aksi nyata dalam rangka #melawanasap. Idenya tak muluk-muluk dalam bentuk aksi besar, sekedar langkah kecil berupa kegiatan berbagi masker gratis kepada masyarakat Riau di Pekanbaru sudah sangat baik.

Senada dengan yang disampaikan oleh Bang Andrew Pradana, dengan ikut turun dan menyebarkan kepedulian terhadap dampak kebakaran dan asap yang terus berulang diharapkan bisa memberi dampak positif dan menggerakan teman-teman lainnya untuk peduli.

Siapa yang akan diajak bergerak bersama? Tentunya kelompok terdekat yaitu Blogger Pekanbaru. 


Bloggers Pekanbaru bekerjasama dengan Yayasan Doktor Sjahrir dan Climate Reality Indonesia

Ide dari Bang Putra dan rekan-rekan blogger Pekanbaru lainnya kemudian saya teruskan ke tim Yayasan Doktor Sjahrir dan Climate Reality Indonesia. Alhamdulillah direspon dengan sangat baik. Nggak pakai lama, melalui Ibu Titi dan Ibu Amanda, YDS dan Climate Reality Indonesia menyatakan setuju untuk membantu donasi.

Selanjutnya, saya hanya perlu 1/2 hari untuk berdiskusi dengan Bang Putra. Tanpa berlama-lama, pada hari berikutnya langsung ada realisasi. Dana masuk, dukungan masuk, apa lagi yang ditunggu? Nggak ada. Saatnya belanja masker, sesegera mungkin, karena kabut asap tak bisa menunggu.

Masker N95 dan Masker Nexcare Carbon

Belanja Masker di Glodok

Sobat dekat saya @utamiisharyani mengetahui aksi sosial yang akan diadakan oleh Bloggers Pekanbaru. Ia juga mengikuti berita kabut asap di Riau. Sebagai anak muda yang memiliki jiwa sosial dan rasa peduli yang tinggi, Tami antusias bergabung dan menawarkan diri untuk membantu saya belanja masker di Glodok Lindeteves. Suami saya nggak mau kalah, ia minta ikut untuk jadi driver dan tukang angkat-angkat dus. Baeklaaaah!

Hari Sabtu (10/8) adalah hari yang pendek untuk belanja karena sebagian besar toko hanya buka setengah hari. Apalagi besoknya Hari Raya Idul Adha, jadwal tutup toko dipercepat. 

Kami bergegas mencari, dari satu toko ke toko yang lain. Ada yang palsu, ada yang asli, ada yang murah, ada yang mahal, ada yang nggak ada sama sekali, ada yang bilang discontinue, ada yang serba ada apa saja tersedia. Selama mencari masker, saya bolak-balik konfirmasi ke rekan-rekan blogger di Pekanbaru biar nggak salah beli. Sayang kan udah beli banyak-banyak eh ternyata maskernya nggak cocok buat memfilter asap kebakaran hutan?

Apapun drama yang terjadi di pertokoan Glodok, akhirnya masker yang dibutuhkan berhasil didapatkan. Senang!

Glodok Lindeteves (10/8/2019)

Dapat 6 dus, total 2600 pcs masker

Selimut Asap di Hari Raya

Rencananya, semua masker akan saya kirim via kurir pada hari Minggu (11/8). Tapi saya ingat, hari Minggu adalah Hari Raya Idul Adha. Jasa pengiriman tutup. Saya juga tidak mungkin pergi-pergi dulu, mau fokus ibadah, dan pastinya melaksanakan kegiatan berqurban. 

Sabtu dan Minggu belum bisa kirim paket, Senin baru bisa. Lalu saya berpikir, jika paket saya antar ke kurir hari Senin, bisa jadi Selasa baru jalan. Rabu sampai Riau, dan mungkin saja Kamis baru tiba ditujuan. Alangkah lamanya. Biaya kirim juga tak murah. Saya sudah cek ongkirnya, sekitar 1-1,3 jutaan. Mahal juga yak! Setelah menghitung waktu dan biaya yang ada, lebih mending saya antar langsung ke Pekanbaru. Lebih cepat dikirim lebih baik, biar bisa lekas dibagikan.

Sementara itu di hari raya, masyarakat Riau menjalankan salat Ied dengan mengenakan masker. Kabut asap makin tebal. Sedih 😥

Salat hari raya pakai masker
Kondisi Pekanbaru di Hari Idul Adha 11 Agustus 2019

Ke Riau Aku Kembali

Senin pagi (12/8) hujan turun di bumi bagian Riau. Boleh teriak WOW gak sih? "WOW, kedatangan saya disambut hujan?! " 😂

Kabar menyenangkan tentang hujan semarak menghiasi ruang chat di Whatsapp. Walau sejenak saja, rasa syukur dan gembira terbaca dari ungkapan yang tertulis. Saya turut senang, bahkan berharap hujan terus turun agar bisa memadamkan api sehingga tiada lagi kabut asap menyelimuti satu provinsi.

Enam dus masker yang saya beli saya sulap menjadi 4 dus. Sebagian saya padatkan dalam dus lainnya, sebagian lagi masuk koper untuk dibawa ke kabin. Trik ini bukan hendak menipu pihak maskapai, melainkan agar berat bisa diminimalisir, biar biaya bagasi tak terlalu banyak membebani.

Syukurlah Batik Air free bagasi 20kg, plus 7 kilogram kabin, jadi hemat banyak. Walau ternyata, koper saya akhirnya masuk bagasi juga karena beratnya mencapai 9 kilogram! Huaaa rupanya timbangan di rumah saya ngaco! Dasar timbangan tua, bisa akurat hanya saat menghitung berat badan saja. Giliran barang dia keliru huhu. 

Ya sudahlah ya, nggak masalah, yang penting barang terbawa semua. 
Kiri masih 6 dus, kanan sudah jadi 4 dus dan 1 koper
Pekanbaru diselimuti asap 

Hotel Zuri Express Pekanbaru

Rasanya baru kemarin ke Pekanbaru untuk event Forest Talk with Bloggers Pekanbaru (20/7), sekarang sudah kembali. Saya agak nggak menyangka akan secepat ini berkunjung lagi. Apa saya harus berterima kasih kepada asap karena ia telah membuat saya datang lagi? Oh, tentu tidak. Asap tak layak mendapat ucapan terima kasih!

Dari Bandara Sultan Syarif Kasim saya langsung membawa semua barang ke Hotel Zuri Express Pekanbaru, tempat saya menginap sampai hari Selasa tgl. 13/8.

Oh ya, sebetulnya saya tidak bermaksud menginap. Setelah antar barang, pinginnya sih Senin sore langsung kembali ke Jakarta. Tetapi, Bang Andrew bilang kegiatan bagi-bagi masker akan diadakan pada hari Selasa. Wow baru sampai sudah langsung mau dibagikan? Yes, secepat itu memang, dan sayang sekali kalau saya tidak gabung.
Zuri Express Pekanbaru


Ah iya, boleh sedikit me-review kamar Zuri Express nggak? Kamar deluxe yang saya tempati cukup lapang buat sendirian. Interiornya cerah ceria dan kekinian. Semua oke saja kecuali satu hal: AC nya nggak dingin! 5 jam saya tunggu, udara kamar tetap tidak kunjung sejuk. Saat pertama kali masuk, saya sudah komplen sih, tapi nggak ada perbaikan berarti. Mas-mas hotelnya cuma mengutak-atik remot. Magrib saya komplen lagi, baru deh diseriusi. Kali ini yang datang seorang teknisi. Dia cuma bilang kalau AC nya perlu tambah freon. Apapun masalahnya pokoknya saya mau AC nya sejuk. Titik! Wkwkw. Yesss...malam harinya AC sudah normal, nggak gerah lagi!

Btw, kalau butuh kamar harga ekonomis, boleh juga nih hotel. Kamar deluxe-nya Rp 230ribuan saja per malam, tapi tanpa sarapan. Sarapan hotel bujet kan so so saja, mending sarapan di luar. 
Ditemani Vina menginap di Zuri Express 

Restoran Plaza Senapelan

Senin malam Elvina, Bang Andrew, Athrie, Mirwan, Muthia menemui saya di hotel. Sebuah perjumpaan yang menyenangkan! Gimana nggak merasa bahagia bertemu mereka yang ramah-amah dan penuh kehangatan?? Api kali hangat 😛

Senang banget pastinya bertemu Bloggers Pekanbaru. Meskipun event Forest Talk sudah berlalu, silaturahmi kami nggak putus, tetap terjalin baik, bahkan menjadi akrab 💗

Malam itu rencananya mau rakor. Ceilah rakor haha. Rakornya di Restoran Plaza, Plaza Senapelan. Eh nggak ding, rakornya nanti di hotel, sambil beres-beres masker. Tapi kami tetap keluar, cari makan dulu. Saya lapar maksimal maaaak! Setelah kenyang, kami langsung balik hotel, saya motoran dibonceng Vina. Ajib juga motoran malam-malam sama Vina. Diajak ngebut padahal katanya dia nggak hafal rute haha

Restoran Plaza, Plaza Senapelan

Masker-masker Untuk Korban Kabut Asap

Sebanyak 1 koper dan 2 dari 4 dus masker kami bongkar. Satu persatu dikeluarkan plastik. Plastiknya jadi sampah. Bah! Pekerjaan membongkar masker tak membutuhkan waktu lama, ada tangan Mirwan dan Vina yang lincah. Tas kain dari Lestarihutan.id yang dibagikan saat event jadi wadah masker, buat dibawa saat pembagian. Nggak hanya tas kain, rompi lestari hutan yang kece itu pun akan dipakai selama kegiatan, biar jadi identitas, bukan untuk gaya dan pamer nama.

Mirwan bertugas menjadi seksi dokumentasi, yang lainnya membagikan masker. Saya? Saya tukang mengamati saja hoahaha. Oh hei, kenapa mesti didokumentasikan segala? Berbagi mah berbagi aja, selesai. Nggak perlu orang tahu yeee kaaan? Hoho...kegiatan positif yang didokumentasikan dan nantinya bakal dibagikan ke medsos salah satu tujuan baiknya supaya bisa menginspirasi orang lain untuk ikut peduli. Kembali ke niaaaat :))

Pukul 5 subuh semua diahruskan kumpul di lobi Hotel Zuri Express, dan diharapkan jam 6 sudah di lokasi. Tempat pertama yang akan di datangi adalah Pasar Sukaramai. Kenapa pasar? Karena di pasar tempatnya orang beraktifitas di luar dan pastinya memerlukan masker. Tempat lainnya adalah sekolah-sekolah, perempatan di jalan protokol, bundaran tugu, dan beberapa tempat terbuka lainnya. Targetnya pastilah orang-orang yang banyak beraktifitas di luar. Bila ada permintaan masker di daerah yang terjadi kebakaran hutan, insha Allah akan dikirim.

Demikianlah rakor malam itu, di hotel Zuri Express. Rapat ala-ala itu dipimpin oleh Bang Andrew dengan penuh kesantaian dan kemanjaan. Mantul kan? Yoi 😂
Malam-malam tetap meluangkan waktu buat kumpul begini

Hari Berbagi Masker Gratis

Selasa pagi (13/8) sekitar jam 5 bang Andrew dkk sudah tiba di hotel. Hal itu membuat saya dan Vina panik, pasalnya kami bangun kesiangan. Athrie menemui kami di kamar, bikin makin panik saja karena kami belum siap huhu. Akhirnya, urusan mandi, berpakaian, dan dandan ala wanita jadi ngebut but buuuuut 💨💨

Pagi itu kami berenam. Ada Hairil, Mirwan, Athrie, Vina dan Bang Andrew. Hanya mereka yang bisa ikut pagi. Blogger lainnya akan menyusul dan bertemu di lokasi. Pasar Sukaramai kami tempuh dengan jalan kaki dari hotel. Nggak jauh, sekitar 300 meter saja. Lumayan buat mengolahragakan kaki, biar nggak manja naik kendaraan mulu. Padahal sampai sana pegel juga ciiiin haha dasar anak manja!! 😂

Selama berjalan menuju pasar, Hairil dan Bang Andrew mulai membagikan masker kepada orang-orang yang ditemui. Mulai tukang ojek, petugas kebersihan yang menyapu jalan, dan siapa saja yang berpapasan di jalan.

Masih subuh kumpul di lobi Zuri Express 
Lebih pagi lebih baik


Jalan kaki menuju pasar

Berseragam rompi Lestarihutan.id di Pasar Sukaramai
Pasar Sukaramai Pekanbaru

Pagi itu tak hujan, kota tampak berselimut kabut asap. Tipis sih, sependek yang saya lihat. Tapi, setipis apapun itu, tetaplah asap. Tidak bagus untuk kesehatan, bukan? Pasar Sukaramai seperti namanya, ramai orang lalu lalang dan berjualan. Di sanalah teman-teman blogger memulai kegiatan berbagi masker.

Dari satu orang menjadi dua, belasan, puluhan, dan seterusnya hingga akhirnya masker habis! Namanya juga butuh, gratis pula, peminatnya banyak. Bang Andrew dan Athrie kembali ke hotel mengambil masker. Kami menunggu di pasar. Sementara itu, blogger lainnya mulai berdatangan. Ada Muthia, Mutie, Nafi, dan Bang Putera. Tim makin banyak. Hore!

Pembagian masker sesi dua jadi makin cepat selesai. Ludes dalam sekejab. Lega pastinya, meski sebuah garis merah agak tebal menghiasi lengan Bang Putera. Entah tergores oleh apa, mungkin cakaran tanda sayang dari ibu-ibu yang berebut masker 😅






Kedai Kopi 328 Pekanbaru

Tepat jam 7 pembagian masker di Pasar Sukaramai selesai. Sesuai pesan Bang Andrew, kegiatan akan dilanjutkan setelah Dzuhur karena pagi itu beberapa orang mesti berangkat ke kantor untuk bekerja, dan yang lainnya mesti kembali ke rumah untuk mengurus keluarga. Mengenai teknisnya gimana, Bang Andrew mengajak kami membicarakannya di Kedai Kopi 328.

Kedai Kopi 328 terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 328, Kota Pekanbaru. Lokasinya berjarak sekitar 50 meter dari pasar. Ketika datang, tampak banyak orang sedang makan. Apa yang membuat warung dekat pasar ini ramai? Apakah kopinya? Ah, enggak juga. Saya malah tak lihat ada bloggers yang pesan kopi 😂

Yang jelas, di sini ada menu ketupat sayur, lontong pecel, bubur ayam, mie pangsit, aneka jajanan pasar, dan minuman teh/kopi.

Obrolan pagi di warung kopi mestinya beragam, dari A sampai Z. Tapi tidak dengan kami, di tengah kesibukan makan perbincangan didominasi perihal kegiatan pembagian masker. Kesimpulannya, tempat pembagian masker berikutnya di perempatan Tugu Zapin, dan akan dilakukan sekitar jam 1 siang. Sip. Sarapan dan obrolan tuntas, kami pun berpencar. Ada yang ke kantor, ke rumah, dan tempat lainnya. Saya, Elvina, dan Mirwan ikut Bang Putera, kembali ke Zuri Express.

Abis kenyang oleh asap, gantian kenyang oleh makanan di Kedai Kopi 328 😃

RR Cafe Delima

Di sela-sela mengikuti kegiatan Bloggers Pekanbaru, saya menyempatkan mencari souvenir khas Riau. Nafi @annafimuja merekomendasikan Rumah Tanjak Riau. Katanya, di sana ada selendang songket dan tanjak yang bisa dibeli buat oleh-oleh. Memang sih cuma songket KW murah meriah, tapi lumayanlah buat dipakai ala-ala. Saya jadi penasaran ingin lihat-lihat.

Pukul 10 saya dan Vina berangkat ke Rumah Tanjak Riau yang terletak di Jalan Melati Indah, Delima, Kec. Tampan, Kota Pekanbaru. Kami diantar oleh Bang putra. Nafi sudah menjelaskan lokasi toko ke Bang Putera. Karena itu dengan sangat percaya diri Bang Putra membawa kami tanpa dibantu google map, bahkan tanpa tahu alamat jelas toko. Bang Putera hanya berpatokan: Nggak jauh dari perempatan lampu merah, dan letaknya di sebelah kiri. Mana ada ketemu, yang ada kami bolak-balik kayak setrikaan sampai 3 kali 😂

Setelah dicarikan alamat lengkap oleh Nafi, akhirnya toko ketemu. Begitu kami sampai ternyata tokonya tutup. Tak menyerah, saya hubungi nomor telpon yang tertera pada spanduk di depan toko. Untunglah dijawab oleh pemiliknya langsung. Kami diminta menunggu, katanya anak gadisnya akan ke toko dalam waktu 15 menit. Duh, 15 menit lumayan lama, mending ngaso di kedai kopi, bisa sambil minum dan makan-makan sesuatu. Ngopi dimana?

Vina mengajak ke RR Cafe Delima, katanya di sana bisa buat duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kok Vina tahu? Ternyata, kafe yang terletak di Jalan Delima, Kel. Tabek Gadang, Kec. Tampan, Kota Pekanbaru itu berada tak jauh dari tempat tinggal Vina. Masih daerah kekuasaannya juga. Pantesan 😄

Pisgor Coklat Keju RR Coffee
Riau panas gaes, mudah haus mudah lapar bawaannya
Keren tulisan di dindingnya

Rumah Tanjak Riau

Kopi dan kudapan pisang goreng coklat keju di RR Cafe cukup ampuh mengusir kantuk. Semoga saja hal serupa dirasakan oleh Bang Putra dan Vina. Saya perhatikan mereka sudah terkantuk-kantuk sejak berangkat dari hotel. Harusnya kopi sudah membuat mereka segar lagi, semangat lagiii😄

Kami kembali meluncur ke Rumah Tanjak Riau. Sampai di sana, ternyata tokonya belum juga dibuka sodara-sodaraaa haha. Untunglah anak gadis yang punya toko sudah datang, tapi ia menunggu di luar. Heran juga, kenapa ia tak membuka tokonya, masuk, dan menunggu kami di dalam saja?

Ada banyak Tanjak dipajang, begitu juga kain dan selendang songket. Hmm..memang sih KW, bukan yang asli. Wajarlah kalau harganya murah meriah. Selembar selendang dibanderol Rp 60.000 dan Rp 50.000 untuk sebuah Tanjak. Warnanya banyak, cerah ceria meriah. Saya jadi punya ide untuk menjadikannya sebagai souvenir. Ya, souvenir untuk acara blogger gathering Asus di Balikpapan. Selain unik dan bisa dipakai bareng-bareng pas acara, juga cocok dengan tema "Colorful of My Life" yang akan diusung.

Saya membeli sepasang selendang dan tanjak untuk souvenir pribadi. Untuk souvenir acara Asus akan saya pesan di kemudian hari. Nanti biar dikirim via kurir saja ke Jakarta. Siti, anak gadis yang punya toko mengerti maksud saya, ia setuju dan mengatakan bisa. Alhamdulillah.

Saya menyukai produk khas tiap daerah. Menjadikannya souvenir untuk acara adalah cara sederhana saya dalam menghargai suatu budaya, dan mengenalkannya kepada orang-orang yang belum mengetahuinya. Sama seperti acara blogger gathering ASUS di Bandung pada bulan April lalu, syal tenun saya jadikan souvenir untuk bloggers Bandung. Tanjak hadir di Balikpapan pasti akan menjadi sesuatu yang unik, bukan?
Wanita Melayu berselendang dan Laki-Laki Melayu bertanjak

Makan Siang di Sultan Resto 

Belum afdol kulineran di Pekanbaru bila belum menyantap Masakan Khas Melayu. Ok baiklaaaah...mari datang ke Sultan Resto.

Pertama kali saya dengar nama Sultan Resto dari Ibu Amanda saat kami sama-sama ke Pekanbaru pada Bulan Juli lalu. Sayangnya waktu itu kami belum sempat ke Sultan Resto. Maka kali ini, keinginan untuk mencicipi menu khas Melayu di Sultan Resto harus jadi.

Sultan Resto, sebuah resto dengan unsur khas Melayu yang kental, bangunannya mengadopsi arsitektur Kesultanan Siak. Saya datang ke sini nggak cuma bisa menikmati beragam menu Khas Melayu, tapi juga bisa belajar budaya Melayu dan sejarah Kota Pekanbaru melalui foto-foto lama yang terpajang di dinding restoran.

Banyak pilihan menu yang bisa dipilih sesuai selera. Untuk momen pertama berkunjung, saya sangat tertarik pada menu Pindang Senangin. Apa pula itu? Ternyata Senangin itu nama ikan. Saya kira pindang yang bermakna "menyenangkan" 😆 Wah, hal baru nih kenal nama ikan Senangin. Saya kira ikan sungai lho, ternyata ikan laut. Pindangnya sangat enak. Cita rasa kuahnya cocok dengan selera saya. Saya nggak ada sampai berkomentar begini, "aduh asem banget, aduh rasa kunyit dan cabenya kebangetan nih..." Begituuuu!


Arief dan Bang Putra

Makan enak di Sultan Resto bareng Bang Putra, Vina, dan Arief. Formasi lengkap Blus nih ceritanya he he. Kami makan agak ngebut, diburu waktu untuk kegiatan bagi-bagi masker.

Semoga saja ada kesempatan ke Pekanbaru lagi untuk mencoba menu-menu lainnya sampai puas!

Oh iya, saya melewatkan bagian pelayan berpantun. Jadi di resto ini tuh ya, sesaat setelah makanan terhidang, si kakak pelayan akan berpantun. Pantun ala Melayu. Saya nggak lihat karena sedang berada di lantai atas untuk salat. Hmm jadi penasaran seperti apa pantunnya.

Ada lagi nih yang unik, wadah tempat air cuci tangan berupa teko. Tangan yang akan dicuci ditaruh di atas wadah lainnya, lalu disiram air yang dituangkan dari dalam teko. Jadi cuci tangannya bukan dicelup-celupkan ke air dalam mangkok seperti cara cuci tangan di rumah makan Padang 😀

@sultanresto.pekanbaru

Perempatan Tugu Zapin

Sesi kedua pembagian masker dilakukan di perempatan Tugu Zapin depan kantor gubernur Riau. Kami berada di sana sekitar pukul 2 siang. Matahari sedang garang segarang-garangnya. Panasnya menyengat, bikin badan banyak berkeringat. Tapi percayalah, sepanas apapun cuaca siang itu, tak melunturkan semangat kawan-kawan blogger Pekanbaru.

Vina dan Bang Putra kembali turun di jalan. Kali ini ada Arief ikut serta. Bang Andrew, Mirwan, dan Muthia baru datang kemudian. Tim bagi-bagi masker jadi banyak lagi. Semua turun ke jalan, kecuali saya, hanya berdiri di pinggir jalan sambil memegang kamera, mengabadikan kegiatan.

Perempatan Tugu Zapin ramai kendaraan. Saat lampu merah adalah saat yang aman untuk menghampiri para pengendara. Masker Nexcare dan N95 dibagikan, sebanyak yang bisa dibagi.

Hampir 1 jam di jalan. Tepat pukul 3 sore masker habis dibagikan, bertepatan dengan waktu saya untuk undur diri dari kegiatan. Saya harus bergegas ke bandara untuk kembali ke Jakarta. Pukul 17 Batik Air akan membawa saya terbang meninggalkan Riau.

Di perempatan Tugu Zapin saya berpisah dengan kawan-kawan blogger. Perpisahan yang tak bisa dipungkiri menghadirkan sejumput rasa sedih, seolah bakal lama berjumpa lagi dengan mereka yang sudah seperti saudara. Apakah bakal ada rindu di tiap asap yang mengudara?






Semoga Tak Ada Lagi Api dan Asap di Riau

Kabut asap sangat berbahaya bagi kesehatan pernafasan. Jangankan orang-orang yang berada di dekat sumber kebakaran, mereka yang berada di daerah yang jauh dari sumber asap juga bisa merasakan dampak yang serius.

Suami saya pernah di Riau pada tahun 2012 sampai 2015. Ia memiliki pengalaman buruk terhadap kabut asap yang terjadi pada tahun 2015. Ia tahu persis bagaimana rasanya menderita bernafas dalam tebalnya asap, dan itu yang membuatnya mengerti betapa mengerikan dampak asap bagi kesehatan pernafasan dalam jangka panjang.

Kegiatan bagi-bagi masker gratis adalah langkah kecil yang dilakukan oleh Blogger Pekanbaru dalam upaya mengatasi dampak kabut asap yang terjadi. Yayasan Doktor Sjahrir dan Climate Reality Indonesia yang fokus pada gerakan pelestarian hutan mendukung penuh kegiatan ini. Harapannya, tentu yang paling utama tidak ada lagi peristiwa kebakaran hutan, disengaja maupun tidak. Masyarakat bisa hidup aman dan sehat.



Peristiwa kebakaran hutan dan lahan tak hanya melanda Riau, tapi juga daerah lain seperti Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Kebanyakan dari kita tahu, kebakaran hutan dan lahan berdampak pada rusaknya ekosistem dan musnahnya flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di hutan. Asap yang ditimbulkan juga menjadi polusi udara yang dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernafasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), asma, penyakit paru obstruktif kronik. Selain itu, asap bisa mengganggu jarak pandang, terutama untuk transportasi penerbangan.

Kita tak boleh menutup mata pada semua itu bukan?

Kondisi Riau memang memprihatinkan. Mungkin karena itu pula pada hari yang sama, Selasa 13/8/2019 Menteri LHK Siti Nurbaya, Kapolri Tito Karnavian, Panglima TNI AD Hadi Tjahjanto, KA BPNB Doni Manardo, Gubernur Riau H. Syamsuar dan Forkompinda meninjau dan melakukan pemadaman titik api yang berada di 23 jalan koridor Langgam, Kab. Pelalawan, Riau.

Semoga ada solusi jitu yang dapat membuat bencana karhutla tak terulang lagi di masa yang akan datang.

Bloggers Pekanbaru Peduli Korban Asap Riau

Mungkin ada yang bertanya, mengapa laporan kegiatan Blogger Pekanbaru bagi-bagi masker diisi oleh cerita tentang kuliner, hotel, tanjak, hingga restoran? Karena saya seorang travel blogger. Saya juga melihat Pekanbaru dari sisi saya sebagai seorang pejalan yang gemar berwisata. Selama ada kabut asap, apa yang terjadi dengan kegiatan pariwisata di kota ini? Apakah masih bergeliat dan menarik untuk dinikmati?

Buat saya, Pekanbaru adalah kota yang menyenangkan untuk dikunjungi sebagai tujuan wisata. Banyak hal yang bisa dikagumi di sini. Banyak hal menarik yang bisa dituliskan. Banyak objek menawan yang bisa diabadikan dalam lensa. Banyak cerita yang bisa dituturkan. Banyak hal baik yang bisa dirasa.

PEKANBARU TANPA ASAP bikin siapapun jadi betah dan rindu untuk kembali.

Mari lebih peduli pada kebakaran hutan agar Indonesia lebih sehat, nyaman, dan aman.


www.yayasandoktorsjahrir.com
www.lestarihutan.id
IG: @yayasandoktorsjahrir
Twitter: @YSjahrir





Terima kasih kepada:
  • Bloggers Pekanbaru
  • Yayasan Doktor Sjahrir
  • Climate Reality Indonesia
  • Mas Amril Taufik Gobel di Jakarta
  • Utami Isharyani di Jakarta
  • Mbak Anne di Jakarta
  • Bang Putra Senapelan
  • Bang Andrew Pradana
  • Athrie
  • Elvina
  • Muthia
  • Mirwan Choky
  • Annafimuja
  • Mutia
  • Om Attayaya Yar Zam



Retropoint BnB Guest House Murah di Bandung

Retropoint BnB Bandung - Bulan Juli lalu, tepatnya tgl. 12-14 Juli 2019, saya piknik tipis-tipis ke Bandung. Perginya rombongan, bersama blogger yang abis acara bareng di Jakarta. Jumat siang kami naik kereta dari Stasiun Gambir, sampai di Bandung langsung menuju penginapan yang lokasinya nggak jauh dari Stasiun Bandung. Jika ditempuh dengan jalan kaki, jaraknya sekitar 10 menit saja. Nah, nama penginapannya Retropoint BnB. Sudah pernah tahu? Ternyata penginapannya menyenangkan lho. Ok saya ceritakan.
retropoint bandung
Retropoint BnB Bandung

Penginapan Murah di Bandung

Saya tuh ya, kalau cari penginapan buat liburan atau untuk suatu urusan di luar kota, biasanya mencari referensi dari orang terdekat dulu. Misal saudara, teman, sahabat, atau blogger-blogger yang saya kenal. Jika nggak dapat referensi sama sekali dari mereka, baru deh cari sendiri lewat saran-saran terbaik dari situs online booking terpercaya. Caranya, saya cari berdasarkan tingkat kepopulerannya di seantero kota, dan review-nya bisa dipercaya.

Nah, pas mau ke Bandung, saya dan kawan-kawan butuh tempat buat menginap. Kriterianya cuma satu: cakep di kantong alias murah meriah hemat bersahaja. Kenapa? Karena kamar tidur bakal kami pakai sebentar saja. Kalau mahal-mahal, ya sayang aja. Kami sampai di Bandung sudah sore. Malamnya langsung keluar cari tempat makan, trus nongkrong-nongkrong cantik di kedai kopi sampai agak larut malam. Besok paginya langsung cabut jalan-jalan. Nggak bakal banyak di kamar ya kan? 

Orang yang pertama kali saya hubungi buat bantu saya cari kamar harga cakep di kantong adalah Silvi. Owner @pandatravelbdo yang cantik itu sudah cukup lama jadi konsultan saya dalam urusan penginapan. Dari hostel, guest house, hotel, villa, resort, bagi saya dia jagoan. Banyak yang ia tahu dan seringkali selalu pas dengan yang saya mau. Maka, dari Silvi lah nama Retropoint Bnb tercetus.

Bersama kawan-kawan blogger jumpa Silvi di Bandung

Retropoint BnB

Retropoint BnB. BnB singkatan dari Bed and Breakfast. Jadi, jika kita menginap di penginapan yang namanya menggandeng BnB, berarti kita membayar untuk kamar tidur dan sarapan. Nah, sebelum menulis lebih lanjut, silakan dicatat baik-baik bahwa saat ini Retropoint menawarkan kamar saja tanpa breakfast.

Sejak beroperasi pada tahun 2014, Retropoint baru punya 7 kamar, tipe Standard dan Deluxe. Dengan jumlah kamar yang masih terbatas tersebut pengelola menganggap lebih efisien jika saat ini tanpa sarapan. Ke depannya nanti, setelah jumlah kamar bertambah dan banyak, sarapan akan disediakan.

Selamat datang di Retropoint BnB Bandung

Datang Langsung Lebih Murah

Sebelum saya cerita bagian dalam penginapan ini, saya informasikan dulu mengenai cara pesan kamar, pesan di mana dan berapa rate-nya. 

Retropoint BnB bisa dipesan lewat OTA seperti Traveloka, Booking.com, Tiket.com, PegiPegi, dan airbnb. Bisa juga dengan telpon langsung ke Retropoint. 

Yang perlu dicatat adalah jika kita pesan langsung (by phone atau pun datang langsung) maka kita bisa dapat harga lebih hemat. Jika bayar pakai Gopay ada diskon promo GOJEK sebesar 15%. Lumayan banget kan!

Ruang multifungsi, bisa jadi ruang makan, tempat bekerja, atau pun tempat berkumpul

Rate Kamar Retropoint BnB

Retropoint BnB punya dua tipe kamar, yaitu Standard dan Deluxe. Semua kamar tipe Deluxe terletak di lantai dasar, dibandrol dengan harga Rp 240.000 / malam. Sedangkan tipe Standard terletak di lantai dua dengan tarif permalam Rp 220.000,- Pada saat peak season tarif Deluxe Rp 350.000 dan Standard Rp 330.000/malam

Hari Jumat tgl. 12/7 kami datang bertiga belas. Karena saya sudah pesan dari jauh-jauh hari, pastinya kami semua kebagian kamar. Para lelaki berdua, sedangkan perempuan karena jumlahnya ganjil ada yang bertiga. Hari itu kami menguasai Retropoint, semua kamarnya jadi milik kami. Penguasa sehari 😝

Liburan rame-rame, nginap asyik di guest house murah

Apa beda kamar deluxe dan standard? Beda pada luas dan fasilitas extra bed di lantai "mezzanine". Kalau luas sih, bedanya tipis. Extra bed nya yang kentara banget, sekaligus unik. 

Kenapa saya bilang unik? Karena letaknya di atas kamar mandi. Plusnya, tempatnya kuat. Bisa ditiduri oleh dewasa, berbadan besar sekalipun. So, tidak usah khawatir meski tempatnya tinggi.

Minusnya? Ini sih menurut saya ya. Buat naik kudu mikir haha. Pasalnya, pijakan tangganya berupa besi kecil dengan tiang yang tegak lurus. Tapi tenang, Mbak Dian dan Bai sempat mencoba naik kok. Mereka aman-aman saja, malah santai-santai di atas. Intinya, kamar deluxe bisa buat bertiga. 

Deluxe Room

Deluxe Room

Guest House di Jantung Kota

Retropoint BnB bertempat di Jl. Haji Basar 61, Kebon Jati, Bandung. Seperti yang saya sebutkan di awal, guest house ini cukup dekat dari Stasiun Bandung. Jika jalan kaki ke sini jaraknya hanya sekitar 10 menit.

Kalau dilihat di peta sih, Retropoint ini berada di jantung kota Bandung. Cukup dekat dengan tempat ramai seperti alun-alun, Cibadak Night Culinary Festival, Gardujati streetfood atau Pasirkaliki streetfood.  Meskipun di jantung kota, letaknya agak ke dalam, membuatnya agak tersembunyi dari keramaian. Karena itu suasananya cukup tenang ketika kita butuh ruang dan waktu untuk istirahat. 

Tampak mungil di luar, besar di dalam

Pertama sampai, tampak depan guest house memang kecil. Tapi begitu masuk, ternyata luas juga sodara-sodara. Terdapat 4 kamar di lantai dasar, dan 3 kamar di lantai atas. Ada ruang makan apik meskipun mungil. Kami bisa duduk-duduk di situ buat sarapan, minum-minum kopi/teh, bahkan ketika butuh tempat buat bekerja dengan laptop.

Yah, walaupun menginap di sini tanpa sarapan, setidaknya pengelola mampu menyenangkan hati tamu dengan menyediakan minuman teh dan kopi secara gratis kapan saja tamu ingin.




Modern dan Instagramable

Dilihat dari namanya, Retro, mungkin kita berpikir tentang sesuatu yang bergaya 70 an sampai 90 an. Tapi percayalah, desain interior dengan gaya seperti itu tidak ditemukan pada guest house ini.

Nuansa yang ada tampak kekinian dengan dekorasi minimalis, menghadirkan spot-spot menarik buat berfoto. Setidaknya, kalau mau selfie-selfie manis selama di guest house, nggak akan mengecewakan.

Menariknya, tiap kamar punya layout yang berbeda. Siapa tahu ada yang sedang iseng ingin foto di tiap kamar, dijamin stock foto jadi beragam. Untuk bed ada 2 pilihan, twin dan single. Kamarnya bersih, sprei dan bantalnya juga demikian. Ada meja kerja dengan 1 kursi, serta TV dan AC. Wifi gratis bisa kita gunakan kapan saja, meski memang nggak ngebut-ngebut amat, tapi cukuplah untuk sekedar buka-buka medsos.



Saat kami di sana, pengelola tampaknya baru saja merenovasi sejumlah ruangan, seperti dinding yang baru dicat, baunya masih tercium. Di area reception desk terpajang sejumlah sandal jepit buat  dipakai harian. Tamu bisa membelinya jika diperlukan. 

Kamar mandi menggunakan standing shower dengan air panas dan dingin, serta sabun mandi dan shampoo, tanpa sikat gigi dan odol. Handuk bersih sudah tersedia.

Lainnya, kita bisa dapat info tempat-tempat kuliner terdekat dari resepsionis, bila mau bertanya. Jika kita mau jalan kaki keluar gang, pasti akan menjumpai banyak tempat makan, baik tempat semacam kafe maupun kedai-kedai kecil dan pedagang kaki lima. Pokoknya, mudah kalau urusan makan.


I Love Travel

Penginapan Serba Bisa

Menurut saya, Retropoint cocok untuk menginap dengan keluarga, sendiri, atau pun bersama teman-teman. Seperti saya dan kawan blogger, nginap rame-rame pesan banyak kamar, aduh senangnya. Berada di sini seolah satu keluarga besar sedang liburan bersama di rumah nenek. Kumpul santai, ngobrol bareng, sambil sarungan 😂

Tinggal beberapa hari, atau sebentar saja, Retropoint cocok untuk pelancong yang lebih banyak beraktivitas di luar. Yes, mereka yang banyak pergi kelayapan jalan-jalan menjelajah kota, dan lebih senang berburu kuliner di luar, ngapain bayar mahal-mahal kalau balik kamar cuma buat tidur dalam durasi yang pendek?





Liburan di Bandung

Mau piknik tipis-tipis, atau liburan tebal sekalian, penginapan pasti jadi kebutuhan mendesak. Nah, kalau ke Bandung, guest house seperti Retropoint ini bisa dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam daftar pesanan.  

Buat yang membutuhkan penginapan dengan kriteria seperti Retropoint, boleh banget hubungi ke nomor telepon 022-4266006 atau dari websitenya di www.retropoint-bnb.com. Nanti ada promo khusus sehingga harganya lebih murah. 

Baiknya pesan dari jauh-jauh hari supaya tidak kehabisan kamar. Pasalnya, nggak sedikit lho yang cari. Kalau hanya pesan 2 kamar, bisa bayar di tempat. Tapi kalau pesan lebih dari 2 kamar, perlu bayar dimuka dengan cara ditransfer ke rekening bank sebagai tanda jadi. 

Kami happy bermalam di Retropoint BnB Bandung 😍

Nah itu saja ulasan sederhana dari saya tentang Retropoint BnB. Semoga bermanfaat buat sobat traveler yang sedang mencari penginapan murah tapi bagus di Bandung. 

Retropoint BnB
Jalan H. Basar No. 61
Bandung-West Java

Facilities: private bed,LCD tv,wi-fi, tv cable,hot water, shower, AC

☎(+62)22 4266006
www.retropoint-bnb.com
IG https://www.instagram.com/retropointbnb/

Liburan Bandung bersama Bang Emmet, Mas Eko, Deddy Huang, Afith Husni, Bairuindra, Primastuti, Dian Radiata, Dewi Rieka, Kang Didno, Elvina Yanti, Tyar, dan Febri (Bandung 12/7/2019)