Wujudkan Rumah Impian dengan 5 Tips Berikut Ini

Wujudkan Rumah Impian dengan 5 Tips Berikut ini (Pict: Pexels)


Memiliki rumah pribadi yang sesuai dengan impian merupakan cita-cita semua orang. Nah jika memiliki rencana untuk membangun sebuah rumah, maka harus menyiapkan segala hal dari jauh-jauh hari, salah satunya adalah anggaran keuangan untuk biaya konstruksinya. 

Tentunya menyiapkan uang untuk membangun sebuah rumah tidaklah mudah, seseorang harus bekerja keras hingga bisa mewujudkan keinginan tersebut.

Membangun rumah memang dinilai lebih menguntungkan dibandingkan membeli rumah yang sudah jadi. Namun, dalam proses pembangunan diperlukan banyak persiapan yang matang agar tidak ada kesalahan saat bangunan tersebut selesai. 

Untuk menopang segala kebutuhan pembangunan tersebut diperlukan anggaran dana yang memadai, dengan demikian yuk simak bagaimana cara menabung yang efektif untuk membangun rumah berikut ini.

5 Cara Menabung Efektif untuk Membangun Rumah

Agar bisa membangun rumah yang nyaman, kokoh, dan tahan lama, kamu harus memiliki dana yang pas. Pastinya anggaran ini harus disediakan sejak dini dengan cara menabung, dan berikut ini adalah 5 cara yang bisa kamu terapkan untuk mengumpulkan uang guna mencukupi kebutuhan pembangunan rumah yang nyaman.

1.Tentukan Jumlah Anggaran

Langkah pertama yang harus kamu lakukan sebelum mulai menabung adalah menentukan jumlah anggaran yang akan ditargetkan. Sebelum itu, kamu harus melakukan survey terlebih dulu tentang berapa harga anggaran konstruksi bangunan secara umum, selanjutnya rencanakan anggaran kamu sendiri agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kamu.

2.Tetapkan Target Perbulan

Setelah mengetahui berapa jumlah anggaran yang akan dicapai, kini kamu sudah bisa menabung dengan menetapkan sejumlah target perbulannya. Pastikan target yang harus dipenuhi ini sesuai dengan penghasilan kamu setiap bulannya. Namun, usahakanlah untuk memenuhi segala kebutuhan pribadi terlebih dulu agar tidak kekurangan.

3.Melunasi Hutang

Agar nantinya kamu bisa menabung dengan tenang, maka sebaiknya lunasi terlebih dulu hutang yang dimiliki. kamu bisa membuat anggaran khusus untuk melunasi hutang tersebut. Pastikan dana yang disisihkan lebih besar agar hutang bisa cepat lunas.

4.Investasi

Selain melakukan ketiga tips sebelumnya, investasi menjadi salah satu jalan tepat yang bisa kamu lakukan. Investasi sendiri bertujuan agar nantinya kamu memiliki penghasilan passive untuk membantu dalam pembangunan rumah. Ada beberapa jenis investasi seperti saham, reksadana, dan lain sebagainya yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan.

5.Hidup Sederhana

Tips terakhir adalah hidup sederhana. Saat mengumpulkan uang untuk membangun rumah, sebaiknya kamu mengubah kebiasaan mewah menjadi lebih sederhana agar bisa menghemat pengeluaran dan target bisa cepat terkumpul.

Kelima tips di atas akan sempurna jika kamu juga menggunakan aplikasi Senyumku untuk merencanakan biaya agar rumah impianmu bisa terwujud. Senyumku-Buka Rekening Online adalah aplikasi finansial yang akan membantu kamu dalam merencanakan berbagai anggaran dengan segala fasilitas yang dimilikinya. 

Salah satu fitur yang akan membantu menabung anggaran rumah adalah Celengan Senyumku. Fitur yang satu ini bisa digunakan untuk membuat daftar keinginan yang harus dipenuhi sehingga kamu pun dapat dengan mudah menyisihkan uang untuk membangun rumah. 

Selain itu, Senyumku juga memberikan tawaran menggiurkan lainnya seperti adanya bunga tabungan hingga 5.5 persen.

Senyumku sendiri merupakan produk dari PT Bank Amar Indonesia yang sudah hadir sejak tahun 2019. Untuk menjadi bagian dari nasabah Senyumku, kamu bisa mulai dengan membuka rekening online pintar. 

Cara mendaftarnya pun cukup mudah, kamu hanya perlu mengisi formulir, lalu siapkan foto KTP, dan juga swafoto. Bahkan kamu tidak perlu menyetorkan setoran awal.

Sebagai aplikasi catatan keuangan terbaik, Senyumku sangat cocok untuk membantu kamu dalam merealisasikan segala keinginan seperti membangun rumah. Dengan demikian, yuk segera unduh aplikasi Senyumku dan nikmati segala jenis penawaran lainnya. Bagaimana menurut kamu?

Serba-Serbi Trip Rombongan Saat Menginap di Malaysia

Serba-Serbi Trip Rombongan Saat Menginap di Malaysia
 

Trip dengan Rombongan Besar

Saya penakut, tapi gemar bepergian, karena itu saya tidak suka pergi sendirian. Minimal berdua. Bisa dengan suami saja, anak, saudara, teman atau sahabat dekat sesama perempuan. 

Saya suka bepergian dalam jumlah kecil tapi tidak menolak jika sesekali bepergian dengan kelompok besar. Ya walaupun pergi dengan rombongan besar itu kadang menyebabkan rasa nyaman jadi menipis. Tapi saya tidak masalah dengan itu. Toh masih ada hal lain yang bisa didapat dari safar, sesuatu yang lebih berharga bernama pengalaman. 

Istilah safar berasal dari bahasa Arab yang artinya tampak. Shadaqah bin Muhammad berkata, “safar merupakan timbangan seorang”. Disebut safar karena ia menampakkan akhlak seseorang (Al-Jami’ li akhlaq al-rawi wa adab al-sami’ 1793). Saat safar, sifat-sifat asli yang tersembunyi menjadi tampak dan terlihatApakah ia seorang penyabar, santun memiliki solidaritas sosial yang baik dan tetap berakhlakul-karimah; atau justru seorang yang temperamental, dan egoistis. 

Beradaptasi dengan sifat asli seseorang di tengah kegiatan berwisata yang dilakukan selama berhari-hari, buat saya adalah tantangan. Mampukah menaklukkan tantangan itu? Tak akan tahu bila tidak melakukannya.
Genting Highlands 18/2/2019 - Nyempil di antara ibu-ibu gaul yang sudah pada punya cucu 😃  

Hotel V8 Johor Bahru 13/2/2019 - Rombongan didominasi oleh emak-emak 😃

Beradaptasi adalah Pekerjaan Hati

Saya bukan orang yang bila merasa nyaman bepergian sendiri saja lantas tidak akan pernah bepergian dengan orang lain, atau bila nyaman bepergian dengan orang yang saya kenal saja, lantas tak akan bepergian dengan rombongan lain yang tak saling kenal. 

Bagi saya, menyenangkan mendobrak sesuatu dengan mencoba merasakan hal-hal yang berbeda, di luar apa yang saya sukai, di luar apa yang membuat nyaman. Seringkali saya merasa egois jika membiarkan diri sepi dari bermacam rasa. Seperti lidah dibiarkan mengecap rasa asin saja, mata melihat warna merah saja, hati sedih saja, alangkah membosankan. Bukankah hidup ini akan lebih bergairah bila kaya rasa?

Soal mencicipi rasa pahit, patah hati misalnya, bukan berarti saya ingin menderita karena itu, tapi lebih kepada mengetahui bagaimana cara agar hati terhindar dari patah dan cara sembuh dari patah.

Saya memaknai perjalanan sebagai cara untuk mengajak mata, telinga, dan hati menjumpai berbagai hal baru, baik yang diinginkan maupun tak diinginkan tapi terjadi, menikmati semua hal yang membuat hati merasa hangat, terbakar, atau sebaliknya merasa dingin dan menjadi beku, dengan sebaik-baik cara.

Beradaptasi sembari belajar mengelola emosi saat bepergian dengan orang lain, ke tempat lain, adalah pekerjaan hati yang bakal berguna untuk diri sendiri supaya kelak, nanti, atau saat itu juga bisa belajar jadi lebih bijaksana, menghargai orang lain, dan tidak sempit dalam menilai sesuatu atau seseorang. 

Dalam cerita saya kali ini, saya bepergian dengan 150an wisatawan asal Indonesia yang tak saling kenal dan tentu berbeda dalam sejumlah hal. Di sini saya akan membahas hal-hal yang saya lihat dari kaca mata saya sebagai bagian dari trip rombongan besar.

Ada dramanya, ada serunya, ada lucunya! 

Hotel V8 Johor Bahru - Hanya tiga cewek asal Manokwari ini yang muda-muda ceria dan super gaul 😃 

Teman sekamar selama 5 hari Trip Malaysia, Thailand, Singapura 😃
 

Lautan Koper di Lobby Hotel

Ada tiga hotel di Malaysia yang kami inapi di waktu berbeda yaitu Hotel V8 di Johor Bahru, Hotel Cairnhill Kuala Lumpur, dan Pacific Express Hotel Chinatown Kuala Lumpur.

Kami tidak pernah menginap lebih dari 1 malam di hotel-hotel tersebut karena destinasi yang kami kunjungi tiap hari pindah. Nah, karena selalu berpindah, maka selalu ada pemandangan lautan koper di lobby hotel setiap kali proses check-in dan check-out yang memakan waktu.

Proses masuk dan keluar hotel dengan rombongan besar tuh wow banget rasanya. Bayangkan, ada 150an orang. Saat check-in semua pengen segera masuk kamar  dan saat check-out semua harus keluar pada waktunya.

Seluruh tour guide (kurang lebih 8 orang) selalu bergegas bekerja. Begitu pula para petugas reservasi di FO sibuk menyelesaikan urusan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Walaupun faktanya, sembari menunggu kunci kamar dibagikan, bisa kita tinggal pergi umroh dulu gaes 😂 

Kesal? Sama sekali nggak kesal. Saya paham situasinya. Lha wong saya kalau check-in sendiri saja nggak selesai dalam 10 menit. Ini ada ratusan orang, ya wajar. Kalau ditelantarkan, baru ngeluh. Ini kan diurus dengan baik, hanya perlu bersabar saja.

Soal pemandangan koper-koper yang menguasai area lobby memang bikin ternganga. Udah kayak lapak koper di pasar 😂 Saya pernah kesulitan mencari koper sendiri, gara-gara ditinggal ke toilet sebentar, pas balik udah tercampur dengan koper-koper lain. 

Koper-koper itu kadang diduduki oleh yang punya, maklum kursi di lobby terbatas. Gapapa juga sih duduk di atas kopernya sendiri, ketimbang tiba-tiba gelar selendang duduk di lantai, apa kata dunia kalau wisatawan Indonesia ada yang seperti itu ha-ha-ha. 

Di saat-saat seperti ini, biasanya akan keliatan siapa yang sabar dan enggak. Walau tak diomong, akan tampak dari ekspresi muka dan bahasa tubuh. Muka kesal itu mudah kebaca kok. Adakah yang kesal? Saya amatin tuh satu-satu. Rajin banget dah 😅 

Ternyata, adanya muka ibu-ibu (beberapa cocok disebut nenek sih, karena udah pada punya cucu) yang masih seger sedang sibuk ngobrol seru sambil sesekali terbahak, entah mentertawakan apa. Beberapa sibuk berfoto dengan pose bak barisan vocal group. Ada yang sedang videocall-an dengan keluarganya di Indonesia, ada pula yang sibuk bedakan, bahkan lipstikan! Wow, mau masuk kamar kudu dandan dulu wk-wk-wk. 

Muka kesel mana? Gak ketemu. Padahal, kami check-in tuh seringnya malam, setelah keliling jalan-jalan. Mestinya letih! Ini pada masih ceria, semangat, menggebu, persis kayak batre yang nggak kenal kata lowbat. Hebatnya lagi, di tengah antri masuk kamar yang nunggunya nggak sebentar itu mereka santai nggak bete. Saya takjub lho!

Mestinya memang gitu ya. Namanya juga liburan buang duit, bukan sedang banting tulang cari duit, santai ajalah 😂
Suasana check-in di Hotel V8 Johor Bahru Tgl.13 Feb 2019

Hotel V8 Johor Bahru

Pacific Express Hotel Chinatown Kuala Lumpur - 18 Feb 2019

Hotel Chairnhill Kuala Lumpur - 14 Feb 2019

Menginap di Hotel Bagus Cuma Buat Numpang Tidur Doang

Tiap hari kami berwisata dari satu tempat ke tempat lain. Kegiatannya  berlangsung dari pagi sampai malam. Tiba di hotel sudah pasti selalu malam, dan besoknya keluar lagi ketika hari masih pagi. 

Di hotel memang benar-benar cuma numpang tidur. Jadi, selengkap dan sebagus apapun fasilitas yang ada di hotel, gak ada yang sempat menggunakannya untuk berleha-leha.

Tiap masuk kamar biasanya saya langsung bersih-bersih (mandi), salat (tapi lagi gak salat karena saat itu masih haid), mengisi daya hp dan kamera buat dipakai esok hari, abis itu baru tidur. Oh, sebelum tidur biasanya saya ambil foto dulu, foto pemandangan kota dari balik jendela kamar. Kebetulan dapat kamar selalu di lantai yang tinggi, view-nya cakep, sayang bila dilewatkan oleh lensa kamera.

Saya penasaran dengan situasi di pagi hari. Apakah pada telat, atau tepat waktu kumpul sesuai jam yang ditentukan. Ternyata, pada patuh dan tertib. Sejak jam 6 pagi sudah pada sarapan di restoran, fokus makan, lalu ngebut mengurus koper masing-masing. 

Rombongan hebat. Situasi aman terkendali. Nggak perlu diteriakin udah pada sadar diri mesti ngapain. Nggak ada yang manja dan pura-pura menderita! Bukan apa-apa, saya pernah lho dulu jalan dengan rombongan yang muda-muda, susah diatur dan nggak segesit yang tua-tua ini. Kalau mau jalan kudu dipanggil berulang-ulang baru mau gerak cepat.
Hotel V8 Johor Bahru -  Kamarnya bersih, nyaman, dan bikin nyenyak tidur

Empat dari tujuh bus di parkiran hotel V8 ini adalah bus kami

View malam dari kamar Hotel V8

Hotel Chairnhill Kuala Lumpur

Chairnhill Kuala Lumpur - View malam dari kamar kami

Chairnhill Kuala Lumpur - View pagi yang memperlihatkan barisan gunung nun jauh di ujung sana

Pacific Express Hotel Chinatown Kuala Lumpur - Kamarnya paling nyaman di antara 2 hotel lainnya.

Baru di Pacific Express Hotel ini saya keramas dan berlama-lama mandi karena kamar mandinya nggak nyeremin 😂

Suasana pagi di depan Pacific Express Hotel Chinatown

Beradaptasi dengan Kamar dan Makanan yang Nggak Selalu Sesuai Selera 

Selain cuma numpang tidur, hal lainnya yang dilakukan di hotel adalah numpang sarapan. Ini sih satu paket sama menginap ya, otomatis jadi bagian dari layanan yang bisa didapatkan. 

Di antara tiga hotel yaitu V8 di Johor Bahru, Chairnhill di Kuala Lumpur, dan Pacific Express Chinatown di Kuala Lumpur, yang terakhir menu sarapannya paling enak dan variatif.

Hotel V8 adalah hotel pertama yang kami inapi. Hotel ini memang sudah tidak terlihat baru lagi, tapi kamarnya bersih dan nyaman. Menu sarapan saja yang kurang sesuai dengan selera saya. Tidak ada menu spesial, pilihannya sedikit, dan tempat makannya pun biasa. Entah kenapa, saya merasa restonya sempit, langit-langitnya pendek. Apa karena penuh oleh rombongan kami? 

Sarapan di Chairnhill hotel lumayan lebih baik, menunya agak bervariasi dan saya bisa memilih makanan yang saya suka. Meski masih belum terasa ada yang istimewa dari menu-menunya, di sini saya lebih nyaman dengan suasana restorannya.

Tiga hari kemudian, setelah dari Singapura dan Thailand, kami balik lagi ke Malaysia, lalu menginap di Pacific Express Chinatown Kuala Lumpur. Nah, kali ini saya puas dengan menu sarapannya. Selain banyak pilihan, citarasanya pun tidak biasa-biasa saja. Restorannya juga tampil modern, suasana makan jadi lebih nyaman dan menyenangkan.

Soal kamar, saya merasakan suasana yang berbeda dari ketiga hotel yang diinapi. Sama-sama nyaman tapi beda auranya. Kamar V8 itu bagus, tapi saya merasa kayak "gelap". Saya tidak berani berlama-lama di kamar mandinya. Apalagi kami masuk kamar sudah hampir jam 10'an malam (kelamaan check-in), letak kamar di lantai atas yang jauh dan tinggi pula, ada rasa agak serem gitu. Makanya pas Lusi tidur, saya juga langsung tidur, buat menghindari rasa takut.

Kamar di Chairnhill juga bagus, bersih, tapi terasa masih "kurang terang". Di sini saya bahkan tidak mandi! ha-ha-ha. Tapi saya suka view-nya, baik malam maupun siang, selalu cakep!

Kamar paling nyenengin waktu di Pacific Express Hotel Chinatown. Desainnya lebih modern, "terang" dan saya merasa tenang ketika masuk. Gak sedikitpun merasa takut, resah, dan gelisah pada semut-semut merah #halah! Itu kenapa meski Lusi sudah tidur, saya berani mandi malam-malam, lama pula, bahkan keramas segala. Padahal, 5 hari dari hotel ke hotel, baru kali itu saya keramas. Soalnya, kamar mandi hotel bagi saya adalah salah satu ruang paling menakutkan. Kalau sudah merasa gak enak, biasanya saya cari aman: ga usah sering-sering ke kamar mandi. Nah, di hotel Pacific Express ini, saya berani berlama-lama! 😂

Pernah baca cerita saya yang ketakutan di kamar mandi hotel di Thailand? Yang sampe jerit-jerit dan lari berdua Lusi. Bisa baca di sini ya --> Takut Hantu di Friendly Hotel Hatyai. 😂
 
Sarapan di Hotel V8 - Johor Bahru. Di lidahku hambar gaes 😄

Hotel V8 Johor Bahru - Kalau udah foto-foto begini berarti udah mandi dan udah sarapan 😎

Sarapan di Hotel Chairnhill Kuala Lumpur. Buburnya cair banget gaes. Rotinya kebagian kulit😅

Penampakan Hotel Chairnhill 

Beberapa menu sarapan di Pacific Express Hotel Chinatown - Mie Goreng, Nasi Goreng, dll
Sosis Ayam, Sosis Sapi, Telur (orak-arik), Ayam goreng (tidak kelihatan di foto)

Suasana sarapan di Pacific Express

Sarapan ini dulu, abis itu makan mie pakai sosis dan telur. Kalau ketemu yang enak, makannya nambah-nambah :))

Mengenali diri dari Hal-Hal Kecil

Sebenarnya, cerita trip Malaysia dengan rombongan besar ini panjang. Di sini saya hanya menuliskan secuil saja, dari sudut pandang saya tentang bagaimana menikmati setiap hal kecil yang dialami saat bepergian dengan orang lain yang tak saya kenal.

Suasana saat check-in dan check-out yang lama sebenarnya bikin males bagi kebanyakan orang. Makanan yang nggak sesuai selera, maupun kamar mandi yang nggak selalu bikin tenang hati, mungkin bikin nggak betah bagi beberapa orang.

Ada tipe orang yang gak sabar dan ngomel-ngomel dengan apa yang tidak sesuai keinginannya. Ada yang santai, dan menikmati saja tanpa kesal. 

Saat kita memilih trip dengan rombongan, kita harusnya sudah tahu plus minusnya. Kalau nggak senang dengan minusnya, ya nggak usah ikut. Kalau tidak masalah, ya udah jalani saja jangan menyesal dan kesal.

Kalau saya pribadi, memang suka mencoba hal-hal baru. Ketika saya memutuskan pergi, saya siap dengan segala yang terjadi. Toh tujuannya biar tahu apa rasanya.

Makanan ga sesuai selera, tapi tetap saya makan, karena saya mikirin energi mesti diisi, mesti kenyang, biar nggak pingsan saat jalan-jalan, biar nggak sakit. 

Antri toilet di rest area lama, nunggu pesanan makanan lama, ketemu spot bagus pengen foto tapi nggak ada yang motoin, lagi asyik foto batre kameranya abis, lagi asyik videoan pakai HP batrenya abis, lagi haus minuman ga ada, dll... apa selalu harus kesal dan marah-marah?

Saya sering jalan dengan orang lain, jadi sering ketemu dengan orang (teman perjalanan) yang akhirnya keliatan sifat aslinya. Bukan emosi sama saya sih, tapi sama situasi. Kalau emosi ke saya, pernah juga sesekali, gara-gara tidak difotoin wk-wk-wk.

Nggak enaknya kalau kita bisa bagus moto orang tuh (ceileh BISA BAGUS haha), saat dimintain bantu foto, eh minta bantunya jadi keterusan. Lha, emang saya fotografer yang kudu selalu motretin orang lain di mana pun dia suka. Kalau nggak difotoin, lalu ngambek, nggak mau ngomong, menghindar, de el el gitu aja terus sampai trip bubar wk-wk-wk. 

Eh yang soal ngambek itu bukan kejadian pas di Malaysia ini ya. Alhamdulillah kalau pas di Malaysia ini tidak ada yang begitu. Saya yang nempel sama Lusi mulu (teman sekamar), tahu persis kalau trip Malaysia ini orang-orangnya seru, pada ngerti satu sama lain. Alhamdulillah banget.

Oh ya, dengan Lusi, saya baru kali itu jalan bareng dia, dan kami tuh bisa langsung akrab sejak pertama ketemu di bandara Soekarno Hatta. Sepanjang tour kami selalu berdua. Lusi itu asyik, orangnya pengertian, nggak ngambekan, dan saya nggak pernah liat dia ngeluh/ngomel. Lusi juga orangnya nggak jorok, saya sekamar sama dia nyaman. Kamar mandi bersih dan semua tetap rapi meskipun kami tuh kalau masuk kamar langsung gedabrukan pengen istirahat karena lelah abis keluyuran jalan-jalan. Biasanya kalau lelah tuh ga peduli ama kerapihan dan kebersihan lagi ya, semaunya berantakan amburadul. Ini sih enggak, tetap terpantau aman. Makanya nih ya, kalau nanti saya ikut tour kayak gini lagi, saya masih mau serba bareng sama Lusi 😍

Begitulah bepergian bagi saya, bukan hanya belajar beradaptasi dengan orang, tempat, dan situasi yang saya jumpai, tapi juga beradaptasi dengan diri sendiri. Untuk menjadi dewasa menghadapi hal di luar diri sendiri adalah dengan dengan belajar menghadapi hal di dalam diri  sendiri.

Kuala Lumpur 18 Februari 2019


Seumur-umur, baru kali ini saya liburan dengan rombongan besar. 150an orang, 4 bus, dan ratusan kamar hotel. Tentu ada situasi tak sempurna yang saya bayangkan, tapi ternyata...

Trip murah meriah hanya 5 jutaan saja keliling 3 negara, sudah termasuk tiket pesawat PP Jakarta - Malaysia, bus untuk pergi dari Malaysia - Singapura - Thailand, hotel, makan, dan tiket-tiket wisata ini...

Tidak murahan seperti harganya! 

Perjalanan seru, situasi aman lancar terkendali, akomodasi bagus, makan enak dan kenyang terus, semuanya menyenangkan. Travel yang handle trip ini hebat, peserta trip juga hebat. Sama-sama kompak.

Selalu ada sisi menarik dari setiap kegiatan berjalan-jalan, seperti apapun type perjalanannya. Tinggal pintar-pintar memanage diri saja. Nah, jadi netizen ga usah julid dengan meremehkan ikut trip rombongan. Saya bersaksi, trip rombongan itu tetap seru dan asyik! 

Cerita trip Malaysia ini akan saya tulis secara lengkap pada postingan berikutnya. Mau baca lagi kan? 😉

Buku Warung, Aplikasi Kirim Uang dan Akuntansi Terbaik untuk Bisnis

pexels

Aplikasi kirim uang adalah hal yang paling diandalkan saat ini untuk bisa mentransfer uang ke semua orang tanpa batas. 

Orang-orang semakin mengandalkan perangkat seluler untuk mengakses berbagai layanan aplikasi, salah satunya adalah untuk mentransfer uang. Sulit membayangkan sebuah perangkat telepon tanpa aplikasi.

Kita dapat menggunakan smartphone untuk berbagai hal mulai dari memesan makanan dan bahkan mencatat keuangan bisnis dan mengirimkan uang. 

Nah, jika kita seorang pebisnis, salah satu aplikasi terbaik yang bisa dipertimbangkan untuk mengirimkan uang dan layanan akuntansi bisnis adalah Buku Warung.  

Apa saja manfaat aplikasi transfer uang dari Buku Warung tersebut? Yuk simak.

Buku Warung, Aplikasi Kirim Uang dan Akutansi Terbaik untuk Bisnis
  

Manfaat Aplikasi Transfer Uang Buku Warung 

Aplikasi Buku Warung membuat hidup lebih mudah untuk mengirim uang ke siapa pun karena seluruh prosesnya lebih aman dan nyaman. 

Beberapa keuntungan menggunakan aplikasi akuntansi dan kirim uang dari Buku Warung sendiri adalah :

1. Hemat Waktu Untuk Hal-Hal yang Penting

Salah satu manfaat utama dari aplikasi Buku Warung selain mencatat keuangan bisnis adalah memberikan kemudahan dalam pengiriman uang kapanpun kita butuhkan, dimanapun kita berada.

Berkat aplikasi Buku Warung, kini kita dapat menyelesaikan transaksi di perangkat seluler dari rumah dengan sangat nyaman. Setelah mengunduh aplikasi Buku Warung, kita hanya perlu koneksi internet untuk mengatur transfer uang seluler. 

Mengirim uang melalui aplikasi transfer uang Buku Warung memberikan kita waktu lebih banyak untuk berkumpul dengan teman atau melakukan hobi yang kita sukai.

2. Cara Sederhana dan Aman Untuk Mentransfer Uang

Mengirim uang menggunakan aplikasi Buku Warung sangat sederhana dan mudah. Aplikasi dirancang dengan ramah pengguna, jadi meskipun ada di antara kita yang tidak paham teknologi, kamu tetap bisa kok menggunakannya. 

Buku Warung juga aman saat menyelesaikan semua transaksi di dalam aplikasi tanpa harus mengunjungi situs web eksternal.

Aplikasi Buku Warung menawarkan keamanan ketat seperti penambahan sandi dan token digital, untuk mengakses akun. Jadi mau mengirimkan uang ke manapun, semua jauh lebih aman dengan menggunakan aplikasi kirim uang dari Buku Warung.

3. Memiliki Riwayat Transaksi

Aplikasi Buku Warung membantu kita menghitung dan melacak uang yang kita kirimkan ke penerima. Kita dapat melihat catatan transaksi dari dalam aplikasi. Fitur khusus ini membantu pengirim mengecek riwayat transaksi keuangan yang ada.  

Aplikasi Buku Warung membuat transfer uang dapat diakses dan terjangkau. Tidak hanya bisa diandalkan untuk mengirimkan uang saja, aplikasi satu ini juga bisa digunakan untuk akuntansi bisnis.

Buku Warung bisa menghasilkan laporan keuangan bisnis terlihat rapi dan profesional. Dengan Buku Warung, kita bisa membuat mengakses laporan keuangan yang menyajikan sebuah dokumen penting untuk bisnis kita.  

Laporan keuangan adalah hal yang amat penting dalam bisnis, khususnya ketika kita berurusan dengan calon investor.

Laporan keuangan yang kita bagikan harus akurat, diformat dengan benar, dan dikirimkan tepat waktu. Jika tidak, investor akan memberi kesan negatif tentang keadaan keuangan kita dan bisa jadi kita akan kehilangan kesepakatan. Inilah pentingnya menggunakan aplikasi Buku Warung.

Aplikasi satu ini menghasilkan laporan keuangan dalam format standar yang siap diunduh dan dibagikan ketika kita ingin melihatnya. 

Bagi kalian yang ingin sekali menggunakan sebuah perangkat untuk memudahkan akuntansi bisnis dan bisa digunakan untuk mengirimkan uang, gunakan saja aplikasi Buku Warung.

Buat bisnis jadi lebih berkembang dengan memanfaatkan aplikasi Buku Warung. 

Mau tahu manfaat aplikasi akuntansi bisnis online untuk membuat bisnis terlihat hebat? Baca selengkapnya di https://bukuwarung.com/aplikasi-pembukuan-manfaat/.

Serba-Serbi Pengalaman Vaksin Keluarga. Dari Teriak Takut Disuntik Hingga Eskalator Horor

Saya sudah membaca pengalaman vaksin dari beberapa blog teman sesama blogger, mulai dari persiapan sebelum vaksin, ketika divaksin, hingga efek samping setelah vaksin. 

Sekarang saya juga mau berbagi pengalaman, tapi yang akan saya ceritakan di sini kebanyakan berupa situasi yang saya jumpai di lokasi vaksin. Dari hal-hal lucu, menakjubkan, menegangkan, hinggal horor yang bikin nyali kendor 😂


Sekeluarga Kompak Vaksin. Sinovac 1 dan 2 Kelar!

"Lho kok baru sekarang kelar vaksinnya," ujar netijen julid. Wkwkw. Maksud dia, vaksin corona kan udah dari beberapa bulan lalu diadakan, kenapa baru beres sekarang?

Kami sekeluarga kompak vaksin mulai bulan Juli (Sinovac dosis 1), dan baru kelar pada Agustus ini (Sinovac dosis 2). Kenapa baru Juli? Karena rejekinya kami memang baru datang di bulan Juli. Rejeki apa? Rejeki waktu dan kesehatan. Ingat, ingat...mau vaksin kudu sehat kan? Iya, apa iya? Iya dong.

Suami saya sangat sibuk sejak Maret sampai Juni, dan baru dipaksakan punya waktu buat vaksin pada bulan Juli. Meskipun super sibuk, saya bersaksi bahwa kesehatan suami saya yang bekerja di sektor kritikal diawasi sangat ketat oleh perusahaan, melebihi standar yang mungkin tak diketahui secara umum oleh masyarakat awam 😃

Saya sendiri baru mau vaksin jika didampingi suami. Soalnyaaaa, saya TAKUT DISUNTIK! Jika didampingi suami, setidaknya ketakutan saya yang sekeras batu itu bisa meleleh walau gak sampai mencair wk-wk-wk. Tapi, menanti suami bisa mendampingi itu susah sekali karena suami sibuk terus. Untuk cuti pun sulit karena pekerjaan lagi banyak-banyaknya. Bulan Juli kesibukan suami sejenak mereda. Bersamaan dengan itu, saya pun beruntung bisa dengan mudah dapat jadwal vaksin yang berlokasi di BSD. Jadi pas, saya bisa vaksin ditemani suami.

Bagaimana dengan anak-anak saya? Berkat info dari tetangga baik hati, kedua anak saya dapat jadwal vaksin keesokan hari setelah saya. Tempatnya pun masih di BSD, sangat dekat dari rumah. Sebetulnya, di sekolah anak saya juga ada vaksin gratis untuk siswa, tapi infonya baru mendarat di WA 1 jam kemudian setelah anak saya kelar divaksin. Sedangkan Alief, di kampusnya BINUS sejak Juni disediakan vaksin untuk mahasiswa dan keluarganya. Tapi vaksinnya untuk 18+. Alief 3 bulan lagi baru berumur 18 he-he-he.

Nah kalau ibu, sebetulnya sejak Mei apa Juni gitu, bisa datang langsung ke Puskesmas terdekat, karena usia lansia memang diundang dan diprioritaskan. Tinggal  datang bawa KTP pasti divaksin. Tapi, ibu baru mau vaksin setelah melihat kami sudah pada divaksin hi-hi-hi.

Buat netijen julid, niat kami vaksin udah lamaaaaa lewat, pelaksanaannya saja yang telat. Meskipun telat, selama belum vaksin itu kami berjuang keras berdarah-darah #halah, jaga diri biar gak tertular covid. Alhamdulillah perjuangan itu nggak sia-sia, kami semua kuat, sehat dan selamat sampai saat ini dan semoga sampai seterusnya. 

Oke ini dia serba-serbi di lokasi vaksin dari saya.

Saya takjub melihat antrian vaksin di Mall Teras Kota BSD tgl. 16 Juli 2021 ini. Rapi, tertib, dan lancar. Foto ini saya ambil dari eskalator saat menuju lantai 2.

Vaksin di Teras Kota: Antrian Sangat Rapi. Ada Teriakan Takut Disuntik

Saya dapat info ada vaksin di Teras Kota BSD dari IG @dinaskesehatantangsel. Daftarnya secara online. H-1 saya dapat pesan via WA, diminta hadir tgl. 16/7 jam 9.00-10.00. Saya datang diantar suami, biar berani. Sampai di lokasi, ternyata suami nggak boleh ikut karena bukan undangan, walau sekadar mendampingi. Jadilah saya masuk sendiri. Panik? Panik takut dong haha.

Namun, rasa takut dalam diri teralihkan oleh pemandangan antrian vaksin yang sangat tertib dan rapi. Tidak ada yang berisik, tidak rebutan, tidak sikut-sikutan. Emang antri berlian sampai mesti sikut-sikutan? 😅 Petugas yang mengatur antrian sangat tegas dan tidak sedikitpun lengah mengawasi kami. Hasilnya memang bikin saya terpana. LANCAR! Beda dengan yang pernah saya lihat di TV dan yang saya baca di berita-berita online, antrian semrawut, lama, dan melelahkan, sampai ada yang pusing dan pingsan segala. Wedew.

Alhamdulillah antrian vaksin di Teras Kota hari itu bagus sekali. Dari lantai dasar, kami bergantian naik ke lantai 2, hingga lantai 3 (depan CGV) di tempat pelaksanaan penyuntikan vaksin. Nah, di lantai 3 itu ada 3 kelompok antrian yaitu antrian screening kesehatan, antrian suntik, dan antrian ambil kartu vaksin yang telah di isi oleh petugas pencatat data vaksin. Prosesnya lancar jaya, nggak ada yang menggangu pandangan mata.

Pada saat antri suntik, baru deh ada yang bikin tawa saya hampir meledak. Seorang wanita dewasa teriak, nada suaranya mirip orang nangis ketakutan,"aduuh tolong tolooong sakiiiit...". Dia teraduh-aduh sambil merem dan geleng-geleng kepala. Rupanya dia takut disuntik gaes!

"Mbak, sudah selesai kok dari tadi. Udah, jangan nangis," ucap petugas medis perempuan yang menyuntik. 

Asli saya pengen ngakak di balik masker!! Tapi kalau saya terbahak, nanti malah orang-orang yang menatap saya. Padahaaaaal..padahal ya, diri sendiri juga takut. Dari si mbak itu saya belajar: NGGAK USAH TERIAK TAKUT! Nanti malu-maluin diketawain orang 😂

Lantai dasar mall Teras Kota 16/7/2021. Di lantai dasar ini untuk pendaftaran ulang dan pengambilan formulir untuk diisi oleh tiap peserta vaksin

Vaksinnya bisa rapi antri, kalau selfie di booth foto vaksin udah ga bisa antri wk-wk-wk

Vaksin umur 12-17 di STIKES Banten, BSD: Gagal Berani di Depan Anak!

Bulan Juli itu, selain berburu vaksin untuk diri sendiri, saya juga berburu vaksin untuk kedua anak saya. Banyak sih info tempat vaksin-nya, tapi kebanyakan ada di luar BSD seperti di Jakarta. Saya pilih sabar menunggu daripada buru-buru dan pergi jauh ke sana kemari capek dan pusing nanti malah bikin turun imun ya kan? Pikir saya, nggak mungkin di BSD nggak ada. Ternyata benar, vaksin di BSD banyak gaes. Dari yang diadakan oleh BSD (Sinar Mas), masjid-masjid, gereja-gereja, sampai mall, sekolah, dan kampus. 

Pada hari saya melakukan vaksin, saya dapat info ada 2 lokasi vaksin untuk umur 12-17 tahun yaitu di sebuah resto di Gading Serpong dan di Mall Tangcit. Karena agak dekat dari BSD, saya pilih yang di Gading Serpong. Tadinya udah siap tuh berangkat tgl. 17/7 ke Gading Serpong, eh, tiba-tiba tetangga ngabarin, katanya teman dia (namanya dokter Isni) sedang ngadain vaksin 12-17 di STIKES Banten, BSD Serpong. 

STIKES Banten gaeees, di BSD. Dekat dari rumah. Masya Allah. REJEKI banget deh anak saya dapat yang dekat, mudah pula. 

Nah, di STIKES itu diadakan 2 hari. Hari pertama khusus civitas akedemika, hari kedua untuk masyarakat umum. Karena kami datang di hari kedua, pesertanya rame dong. Untungnya kami datang jam 7 (sesuai instruksi dokter Isni), peserta belum membludak. Saya pun boleh masuk mendampingi anak, tapi suami tidak karena pendamping tidak boleh lebih dari 1 orang.

Saya ini sok jadi pendamping vaksin padahal takut jarum suntik. Tapi masa iya di depan kedua anak mesti menunjukkan rasa takut? Bisa-bisa bikin anak mundur gara-gara saya 😆

Sebetulnya Alief nggak minta saya dampingi. Kalau Aisyah memang minta ditemani, bukan karena takut disuntik, tapi belum PD saat maju sendirian untuk pemeriksaan kesehatan dan mengisi form data. 

Alief dan Aisyah nomor antrinya berurutan. Suntiknya pun bareng, saya jadi bisa menyaksikan keduanya dari dekat. 

Niat saya deket-deket sama anak kan biar dia tenang, gak taunya malah saya yang tegang ha-ha-ha. Ketika lengan Aisyah disuntik, mukanya datar aja gitu. Meringis enggak, ketawa juga enggak. Ya iyalah masak ketawa 😁 Matanya santai banget menatap jarum suntik. 

Ketika jarum suntik mendekati lengannya, Aisyah tetap tenang. Malah saya yang meringis dan berucap "aduuuh" agak kenceng. Dokternya langsung noleh ke saya wk-wk-wk. Pikir dokternya, nih ibunya lebay banget. Wong anaknya tenang gitu. Ya udahlah ya, pokoknya saya gagal berani di depan anak! 😅

Al dan Ai Vaksin di STIKES Banten, BSD Serpong. Sinovac 1 tgl. 17 Juli 2021

Kedua anak suntik vaksin bareng di sini, dan saya menyaksikan keduanya dengan tegang gaeeees 😂

Kelar suntik vaksin, pamerin brosur berisi informasi KIPI aja ya gaes, bukan kartu Vaksin. Ingat, kartu vaksin berisi data pribadi jangan dipamerkan, bisa bahaya disalahgunakan oleh orang tak bertanggung jawab 😀

Vaksin di Puskesmas Ciater : Ibu-ibu Hebring Gak Jaga Jarak Marah Ditegor

Para lansia di komplek saya sejak awal sudah diprioritaskan untuk vaksin. Pak dan bu RT sudah mengingatkan berkali-kali melalui WAG RT dan WAG RW agar para lansia langsung pergi ke Puskesmas (sesuai kelurahan masing-masing) untuk vaksin. Cukup bawa KTP, nggak perlu yang lain.

Tetapi, seperti saya ceritakan di awal, ibu baru mau vaksin setelah melihat kami kelar vaksin. Jadi, setelah suami vaksin (8/7), saya vaksin (16/7), dan kedua anak vaksin (17/7), ibu langsung semangat mau vaksin. 

Tgl 19/7 ibu saya antar ke puskes. Kami datang pagi sebelum jam 7. Sampai puskes langsung ikut orang baris antri ambil nomor. Karena antriannya agak panjang, saya yang antri, ibu saya minta duduk saja. Jam 7 nomor dibagikan. Ibu dapat nomor 50an. Vaksin dimulai jam 8. Jadi satu jam tuh kami nunggu. Nunggunya di depan UGD.

Nah, di depan UGD itu bangku tunggu terbatas, cuma bisa buat 4-5 orang. Ibu saya tidak kebagian. Di depan UGD itu saya lihat orang-orang sibuk mengisi formulir, saling tanya cara mengisi formulir, saling pinjam pulpen, ngobrol, dan ada yang mondar-mandir bosan. Situasi yang menurut saya tidak aman.

Ada beberapa ibu-ibu ngumpul, ngobrol dengan suara kenceng. Saya amati pakaiannya. Ada yang bercelana ketat, pakai baju warna ngejreng, kerudungnya tersampir seksi di kepala karena melorot sana sini memperlihatkan leher dan rambut. Ada yang pakai rok dengan ikat pinggang berbentuk rantai berwarna emas kuning, ukurannya gede udah mirip rantai jangkar kapal wk-wk-wk. Ibu lainnya pakai kaftan lebar dengan kalung batu berkilau-kilau. Mereka ini gak jaga jarak, parahnya ada yang lepas masker (diturunkan ke bawah dagu). Pas ngomong diturunkan, kelar ngomong dinaikan lagi ha-ha-ha kebalik-balik fungsinya.

Saya ajak ibu saya menjauh dari mereka sambil bilang ke ibu-ibu itu: "Ibu-ibu maaf, maskernya tolong dipakai, dan jangan berkerumun begini." 

Eeeeh dua orang langsung melotot ke saya, satu orang lagi langsung ngomong gini: 
"Jaga jarak apaan, kita sehat semua kok ini. Lagian kita mau vaksin, ga ada yang kena covid."

Eeeeng iiiiing eeeeng 😏 Dah lah, saya nggak mau jelasin apa-apa. Soalnya, dari kalimat yang diucapkan itu, saya sudah bisa tebak seperti apa cara berpikirnya wk-wk-wk.

Antri ambil nomor

Setelah ambil nomor diminta menunggu di sini karena jam 8 panggilan vaksin dilakukan di pintu UGD

Antrian menunggu panggilan vaksin yang baru dimulai jam 8

Ibu melakukan pemeriksaan kesehatan. Tensi ibu saat itu 140 persekian. Dokternya bilang aman, ibu boleh vaksin.

Alhamdulillah selesai vaksin sinovac ke-1

Vaksin Sinovac ke-2 di STIKES : Kali Ini Gagal Lihat Jarum Suntik!

Jadwal dosis ke-2 Sinovac untuk anak-anak jatuh pada tgl. 12 Agustus 2021. Nah, belajar dari gagal berani waktu liat Aisyah disuntik Sinovac 1, kali ini saya bertekat mau tenang tanpa tegang. Jangan sampai saya teraduh-aduh lagi.

Oh ya, pelaksanaan vaksin ke-2 ini dilaksanakan selama 3 hari. Hari pertama dan kedua khusus untuk civitas akademika, hari ketiga untuk masyarakat umum. Dokter Isni menghimbau agar kedua anak saya datang di hari pertama supaya tidak terlalu ramai. Sewaktu datang ternyata beneran lengang. Mungkin karena kepagian, bahkan para petugas masih sibuk menata meja. Tapi peserta vaksin sudah bisa ambil nomor. Alief dan Aisyah dapat nomor urut 9 dan 10. 

Antrian lancar jaya, cepat dan lancar. Saya bahkan leluasa memotret kedua anak saya. "Mama ngonten terus," kata Aisyah 😅 Ya gitu deh, anak vaksin pun dijadikan konten hi-hi-hi.

Sewaktu pemeriksaan kesehatan, tensi Aisyah 90 per sekian. Termasuk rendah. Padahal sebelum berangkat sudah sarapan nasi goreng pakai telur, minum susu juga. Malamnya pun dia tidur cepat, dan tidak dalam kondisi kelelahan. Lalu, perawat di meja suntik bilang ke saya agar Aisyah diberi minum. Nah, saya ga bawa minum tuh. "Di kantin itu ada bu, bisa beli di situ saja

"Ok, saya beli minum dulu. Tunggu ya." Saya bergegas tuh, karena mikir Aisyah harus segera minum sebelum disuntik. Untung kantinnya di situ juga, kurang lebih berjarak 8 meter dari meja tempat vaksin.

Eh, pas saya balik dari beli minum, saya lihat lengan baju Aisyah agak kebuka, saya kira siap-siap mau disuntik, ternyata itu tuh udah kelar suntiknya. Lhaaaa udahan?? Hu-hu-hu Saya kecewa! 

Saya kan pingin liat Aisyah disuntik. Sekalian mau nunjukin ke Aisyah bahwa kali ini saya berani liat jarum suntik, eeeh malah gagal gara-gara cari air minum 😂

Datang pagi masih sepi, langsung isi form vaksin untuk vaksin ke-2 Sinovac. STIKES Banten, BSD Serpong 12/8/2021

Alief diperiksa oleh dr. Inti, Aisyah diperiksa oleh dr. Isni. Dokternya ramah-ramah. Pemeriksaannya juga teliti.

Aisyah dan dokter Isni. Suhu tubuh normal (36 sekian), tensi 90 per sekian (lumayan rendah)

Kali ini di STIKES ada photobooth vaksin. Jadi bisa ikut nampang bareng anak hihi. Alhamdulillah Aisyah dan Alief sudah selesai vaksin Sinovac ke-2.

Vaksin Sinovac ke-2 di Puskesmas Ciater : Panggilan Nomor Satu!

Ibu melakukan vaksin Sinovac ke-2 tgl. 16 Agustus 2021. Kali ini situasinya beda dengan yang pertama. Jika sebelumnya harus antri dulu buat ambil nomor, kali ini begitu sampai di puskes langsung diberi nomor oleh satpam yang bertugas di depan. 

Ibu dapat nomor 57. Harusnya sudah ada 50an orang di puskes saat itu, tapi tak ada. Pada kemana? Ternyata pada pulang dulu, nanti jam 8 pas vaksin dimulai baru pada balik. Oalah, pantesan. 

Kali ini rasanya lebih nyaman, tak ada ibu-ibu hebring ngobrol kenceng sambil melotot wk-wk-wk. Saya dan ibu bisa duduk santai di bangku tunggu (depan UGD). Bahkan boleh duduk di dalam. 

Sebagai informasi, vaksin Sinovac 1 di Puskes sudah habis. Kalau saya tak salah ingat, Pak RT kami pernah mengumumkan sejak tgl. 12 Agustus di Puksesmas adanya vaksin Sinovac 2. Buat yang belum pernah vaksin akan mendapatkan vaksin Astrazeneca.

Nah, dari cerita mbak-mbak yang hari itu mau vaksin, katanya sudah ada beberapa orang yang datang mau vaksin sinovac 1, tapi karena habis, dan diganti dengan Astrazeneca, beberapa orang jadi urung. Katanya ada yang takut dengan efek sampingnya. Jadi, sepinya peserta vaksin pagi itu, bisa jadi karena ada yang khawatir akan hal itu. Padahal soal efek samping mah, tergantung kondisi orangnya, dan soal efek bisa beda-beda pada tiap orang.

Mendekati jam 8, seorang petugas medis meminta kartu vaksin ibu untuk diperiksa. Entah apanya yang diperiksa. Yang jelas, setelah diperiksa itu, petugas bilang ke ibu bisa divaksin. Mungkin buat mencocokan ketersediaan vaksin sesuai domisili. 

Tepat jam 8 ibu dipanggil duluan. Saya senang lansia diprioritaskan begini. Jadinya nggak perlu lama nunggu. Saat periksa kesehatan, tensi ibu kali ini 130 per sekian. Gak setinggi sebelumnya. Alhamdulillah kondisi ibu sehat. Dan, karena duluan dipanggil, proses vaksin ibu cepat selesai. 

Puskesmas Ciater tgl. 16/8/2021

Situasi yang lengang dan tenang, bisa santai dan nyaman menunggu sampai jam mulai vaksin (8:00)

Ibu dipanggil paling awal. Alhamdulillah hasil periksa tensi dan suhu tubuh normal semua. Kesehatan juga baik.

Bulan lalu waktu vaksin pertama nggak bisa selfie-selfie begini karena ramai dan berisik. Kalau sekarang bisa santai Wefie sama ibu he he.

Alhamdulillah sudah selesai vaksin Sinovac 1 & 2. Semoga ibu senantiasa sehat. Aamiin


Vaksin Sinovac ke-2 di Teras Kota : Eskalator HOROR dan si Penyerobot Antrian.

Jadwal saya untuk vaksin sinovac ke-2 adalah tgl. 13 Agustus 2021, lokasinya masih sama di Teras Kota BSD. Belajar dari pengalaman vaksin pertama bulan lalu, kali ini saya datang lebih awal. Ternyata, seawal-awalnya saya datang, tetap kalah cepat sama yang lain. Ketika tiba, antrian masuk mall sudah 30an orang. Gilak cepet amat. Apa orang-orang bermalam di teras mall demi bisa jadi yang terdepan dalam antrian? 😅

Vaksin di Teras Kota tidak pakai sistem nomor antri. Antrian berdasarkan kedatangan saja. Meskipun begitu, tidak terjadi kesemrawutan. Semua tertib. 

Oh ada sih 1 pelaku yang norak banget. Seorang perempuan yang umurnya saya taksir 10 tahun lebih tua dari saya. Dia menyerobot antrian sejak dari luar. Jadi ceritanya dia jalan melewati antrian sambil telpon-telponan. Suaranya kenceng, suara orang yang dia telpon juga terdengar kencang. Nah, orang-orang kan mengira dia itu lewat doang, mau masuk bukan buat vaksin, mungkin mau kerja di supermarket, atau jangan-jangan salah satu petugas vaksin, jadi dia dibiarkan merangsek maju tak terkendali.

Eeeeeh pas sampai barisan agak depan, dia berhenti, dan masih telpon-telponan. Mukanya sambil toleh sana-sini dan terus bicara di HP. Satpam udah liatin si ibu itu, ibunya cuek kayak gak tau, dan terus saja telponan. Tepat jam 8 mall dibuka, antrian boleh masuk, ibu itu ikut jalan dari luar barisan, dan cussss nyelonong gitu aja. Saya masih mengira dia karyawan mall. Tapi, pas barisan sampai di meja pendaftaran ulang, si ibu itu juga ada dalam barisan (depan). Lhaaa??? Busyet deh ibu, taktiknya jitu banget ya nyerobot antrian. Dari beratus-ratus orang, cuma ibu itu doang yang kelakuannya aneh 😃

Datang lebih awal membuat saya menyaksikan pemandangan seperti ini, bangku antrian masih banyak kosong. Vaksin Sinovac 2 di Teras Kota BSD, 13 Agustus 2021

Kelar vaksin, pemandangan antrian di lantai dasar mall sudah seperti ini. Sudah ramai tapi tetap rapi dan tertib. Dari sini nanti antrian bergantian naik ke lantai 3, dan turun melalui eskalator tempat saya mengambil gambar ini. 

Di lantai dasar mall kami ambil form di meja pendaftaran yang petugasnya banyak, lalu antri di bangku yang jumlahnya beratus-ratus, mengisi formulir, dan menunggu arahan petugas untuk bergantian naik ke lantai 3. Semua sama seperti bulan lalu, lancar dan tertib. Apalagi saat itu masih awal dan belum rame, bangku antrian masih banyak yang kosong.

Proses pemeriksaan kesehatan juga lancar, tapi petugas tampak belum datang semua karena ada 2 meja masih kosong. Antrian di tempat penyuntikan cuma 1, bulan lalu seingat saya ada 3-4 meja. Mungkin belum datang. Antrian suntik jadi agak lambat. Tapi gak sampai berjam-jam. Saya cuma menunggu kurang lebih 10 menit.

Antrian terakhir di meja pencatatan data dan kartu. Baru ada 1 meja dengan beberapa petugas saja. Bulan lalu seingat saya petugasnya sampai 10 orang lebih. Nah, pas giliran saya mau tarok form dan kartu, 1 meja dibuka dan saya langsung dipanggil. Jadilah punya saya duluan diproses dan cepat selesai. Ada seorang perempuan yang udah duluan dan antri di meja lain tiba-tiba protes karena liat kartu saya bisa duluan selesai. Ya iyalah bu, kan kita beda petugas, bukan di petugas tempat ibu yang udah duluan antri sejak 15 menit lalu hi-hi-hi.

Situasi di lantai 3 saat antri screening kesehatan (kiri) dan antri suntik vaksin (kanan)

Baru ada 1 meja vaksin dengan 2 petugas.

Petugas Medis Pelaksana Vaksin. Meskipun di satu meja ada 2 petugas medis, tapi vaksinatornya hanya 1.

Karena udah selesai, saya pun pingin langsung turun. Oh tapi sebelum itu saya sempatkan untuk foto dulu di booth vaksin. 

Nah seperti biasa, untuk turun mesti lewat eskalator yang ada dalam CGV. Ada sih lift, tapi seingat saya sedang tidak boleh digunakan. Jadi satu-satunya jalan turun lewat eskalator dalam CGV. Tapi CGV nya gelap gaes. Semua lampunya mati! Sebagai penakut, saya langsung terpaku depan CGV itu. Mau masuk tapi kok serem, soalnya sepi banget! Ini gara-gara proses vaksin saya terlalu cepat selesai 😅

Seorang bapak petugas keamanan menghampiri saya, mungkin heran liat saya maju mundur cantik depan CGV.

"Eskalatornya di dalam bu, pojok kanan itu," ucap bapak itu. Dalam hati saya jawab, "saya juga tahu pak, masalahnya kok gelap?" 

"Oh iya pak, terima kasih," ucap saya. Bapak itu kembali menjalankan tugasnya, menyambut peserta vaksin yang baru tiba dan mengarahkan ke tempat antrian.

Saya celingak-celinguk melihat keadaan, barangkali ada yang udah selesai dan mau turun, biar ada barengan. Ternyata belum ada gaes! Duh, semesta kok mendukung banget ketakutan saya ya ha-ha-ha. 

Daripada saya berdiri nggak jelas depan CGV itu, akhirnya saya lariiiiii wk-wk-wk. Lari ke eskalator kayak orang dikejar setan, padahal jarak pintu masuk CGV ke eskalator itu paling cuma 10-15 meter ha-ha-ha. Dan selamat! Selamat turun lewat eskalator yang sepi banget kayak di foto berikut ini.

Gelap-gelap gini berasa horor, eskalatornya di dalam, saya maju mundur mau masuk, karena sepi dan sendirian, akhirnya lari gaes ke eskalatornya wk-wk-wk

Turun sendirian. Sepi kan? wk-wk-wk


Satu-satunya yang nggak vaksin di BSD adalah Pak SUAMI!

Suami saya doang yang vaksinnya enggak di BSD, melainkan di luar pulau, dan bukan vaksin yang dilaksanakan di tempat untuk umum. 

Situasi saat hendak vaksin pun bukan dalam keadaan longgar, tapi di tengah perjalanan menuju pulang ke Jakarta. Dilakukan setelah naik helikopter dan sebelum naik pesawat. 

Kelar vaksin suami saya berseloroh, "Makanya Ma, hasilnya beda nih. Abis vaksin, papa  berubah banyak. Efek sampingnya dahsyat!"

"Berubah gimana pa?"

"Berubah jadi mirip banget sama Keanu Reeves!"

Gubraxxxx suami gw wk-wk-wk.



Efek samping setelah vaksin, berubah mirip Keanu Reeves 😂

Persiapan Sebelum Vaksin dan Efek Samping Setelah Vaksin


Persiapan kami sebelum vaksin kurang lebih sama dengan yang diketahui oleh orang kebanyakan. 

Sejak berburu jadwal vaksin, walaupun belum dapat jadwal, saya sudah mengingatkan anak-anak untuk:

- Tidak begadang
- Tidak melakukan aktifitas berat/berlebihan
- Tidak rebahan saja, alias tetap harus aktif bergerak buat lawan lemas dan malas, misalnya dengan olahraga dalam rumah
- Makan makanan yang aman buat perut, tidak asam, tidak pedas, pokoknya hindari makanan yang bikin perut jadi mual muntah mules. Kalau perut sakit biasanya jadi males makan dan bikin lemas. Jangan sampai lemas.
- Menghindari minum minuman dingin biar nggak mudah kena flu dan pilek. Kalau udah flu biasanya disertai demam.
- Tidak stress. Jauh-jauh dari hal-hal yang bikin pikiran jadi berat.
- Cek kesehatan pribadi, bila perlu pergi ke dokter untuk periksa lebih detail.
- Prokes 5M semakin ketat!

Sebetulnya, hal-hal seperti itu sudah dilakukan tiap hari, bukan karena saat mau vaksin saja. Tapi tetap harus jadi perhatian khusus agar kondisi kesehatan saat hendak vaksin benar-benar stabil. Dengan kondisi yang prima, insha Allah terhindar dari efek samping yang tak diinginkan. 

Alhamdulillah kondisi saya, anak-anak, dan ibu semua baik saat pelaksanaan vaksin.

Untuk efek samping, tidak terjadi hal-hal seperti yang diceritakan orang-orang, misal jadi sering lapar, banyak makan, sering ngantuk, banyak tidur, bahkan sampai demam, pingsan, sakit, dan lainnya. ALHAMDULILLAH hal itu tidak terjadi pada kami.

Saya pulang vaksin pertama jadi lapar, karena memang sudah jamnya makan siang. Abis makan jadi ngantuk, karena memang sudah jamnya tidur/istirahat siang 😀

Kalau ada yang bilang badan jadi lemes abis vaksin, coba cek:
- mungkin berangkat belum sarapan
- kurang minum karena menahan diri untuk tidak minum di tempat vaksin yang ramai orang
- stress dengan waktu antri yang terlalu lama, jadi lelah badan dan pikiran
- cemas berlebihan karena takut dengan cerita orang soal efek vaksin
- kelaparan karena sampai jam makan siang masih antri vaksin

Itu menurut saya pribadi ya. Mungkin saja ada alasan medis lainnya, dan itu biasanya tergantung kondisi kesehatan masing-masing.
Keluarga Berencana - Keluarga Vaksin 😆

Saya pribadi senang sekali akhirnya keluarga sudah selesai semua divaksin. Meskipun begitu, perjuangan untuk menjaga kesehatan bukan berhenti di sini, justru harus tetap dilakukan, baik saat wabah masih melanda seperti sekarang, maupun nanti setelah virus-virus itu pergi. 

Selama kita hidup, sehat itu sangat penting, agar setiap hal baik yang hendak kita lakukan bisa dijalankan dengan mudah.

Beribadah, bekerja, bermain, bersekolah, bertemu orang-orang, berlibur, bersedekah, bepergian, blogging, dan semuanya, semuanya, semuanya jadi mudah bila kita dalam kondisi sehat.

Jadi bagaimana dengan teman-teman, sudah ajak keluarga untuk vaksin corona?