Menu Makan Tur Sailing Komodo, Fresh Dimasak di Atas Kapal

Menu Makan Tur Sailing Komodo, Fresh Dimasak di Atas Kapal

Khawatir Soal Makan di Kapal?

Makan apa saja selama 3D2N tur sailing komodo? Siapa yang masak? Masak di mana, pakai apa? Makan apa dengan siapa? Bahan makanan di simpan di mana, pakai apa?

Jreng...jreng...banyak sekali lah pertanyaannya. Khawatir banget cuma dihidangkan mie instant gagal matang karena air kurang panas, atau cuma minum air dingin sepanjang waktu haha. Dikira wisata Labuan Bajo itu masih primitif apa 😂

Biar kata bukan kapal megah nan mewah ala Genting Dream cruise yang berlayar dari Singapore-Malaysia-Thailand itu, kapal-kapal wisata di Labuan Bajo yang bawa wisatawan domestik maupun mancanegara itu nggak akan bikin kita kayak orang susah.

Dunia wisata kita, termasuk Labuan Bajo dengan wisata komodo-nya yang mendunia itu udah lama maju. Turis-turis asing dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong datang dan betah berlama-lama di Flores bukan cuma tertawan oleh pesona alamnya, tapi karena layanan berkelas dari pelaku wisata di Labuan Bajo sudah semakin baik, termasuk akomodasi dan urusan makan.

Berlayar dengan kapal wisata di Taman Nasional Komodo itu gak ada ceritanya kelaparan di kapal, dan gak ada ceritanya di kapal cuma makan mie instant doang atau cuma minum air bening ga ada rasa ga ada warna ga ada cinta #eh.

Nah sekarang saya mau cerita pengalaman tur sailing komodo. Makan apa saja selama 3D2N berlayar di Taman Nasional Komodo? Tulisan ini bakal bertabur foto makanan dan muka-muka senang sedang makan. Bersiaplah untuk dipamerin hihi. 

Oh, sebelum itu, saya perlihatkan dulu beberapa foto model kapal wisata untuk tur sailing komodo hasil jepretin sendiri ketika sedang berlayar ke mana kapal membawa saya saat itu. Sekadar untuk diketahui, kapal yang saya naiki merupakan kapal pinisi. Tidak semua kapal wisata di sana adalah kapal pinisi. Jadi, meskipun ada yang sebut cuma semi pinisi, tetap saya bangga. Kapan lagi naik kapal pinisi yang jadi simbol kedigdayaan pelaut Indonesia ya kan?

Ini Kapal Lamborajo, kapal phinisi yang saya tumpangi bersama 11 teman traveler. Foto ini saya ambil dari web Kapal Lamborajo

Nah kalau ini foto Kapal Lamburajo jepretan saya. Dipotret dari atas sekoci, sesaat setelah mengunjungi Pulau Kalong yang banyak banget kalongnya.

Kapal wisata lain yang saya potret dari atas kapal, lokasi di perairan dekat Pantai Pink, Pulau Komodo

Kapal wisata lainnya, saya jepret dari atas kapal. Lokasi di perairan dekat Pulau Padar

Kapal wisata lainnya jenis pinisi, saya jepret dari atas kapal, lokasi perairan dekat Pulau Kalong

Di Kapal Ada Chef & Koki. Menu Makan Sesuai Maunya Tamu/Wisatawan

Sebelum berangkat tur saya sudah diberitahu bahwa menu makan tiap hari pasti berganti. Di kapal ada yang masak, ada yang atur menu. Kita tinggal makan. 

Siapa yang masak? Siapa yang cuci piring? Siapa yang gosok pantat panci? Halah, kok dipikirin haha.

Umumnya, kapal-kapal wisata ekslusif di Labuan Bajo punya chef. Sebagian lainnya dengan juru masak atau koki saja. Standarnya pernah belajar masak di sekolah-sekolah perhotelan, pernah kursus masak bersertifikat, pernah kerja di restoran hotel, punya pengalaman masak di restoran berbintang, dan pernah-pernah lainnya yang berhubungan dengan masak buat tamu wisatawan. 

Menu yang dihidangkan tergantung request tamu. Jika tamu bule minta makanan ala mereka, maka menu western yang dimasak. Gak mungkin dibuatkan pecel lelel pakai sambal dan lalap kemangi, atau nasi padang pakai lalap daun singkong rebus ha-ha-ha. 

Jika bulenya minta makanan tradisional Indonesia, pasti ditanya dulu menu Indonesia mana saja yang mereka inginkan, gak  mungkin ujug-ujug dibuatin gulai tempoyak wk-wk-wk.

Wisatawan domestik macam kami, jika minta menu barat boleh saja. Asal masih sesuai bujet. Tapi ngapainlah ya pesan menu-menu luar. Wong menu kita enak-enak dan banyak ragamnya. Gak bakal bosan. Lagian malah lebih afdol kalau liburan di negeri sendiri makannya makanan ala Indonesia saja. Biar bisa diangkat dalam konten, jadi kebanggaan, dan lestari.

Saya tidak tahu pasti tema kuliner mana yang kami nikmati selama makan di kapal. Tapi yang pasti tiap hari ada seafood. Anggap saja kuliner yang disajikan adalah kuliner Labuan Bajo. Prinsip saya terserah mau masak apa yang penting HALAL dan bersih.
Makan siang tgl. 15/3/2019 seusai berenang, snorkeling dan diving di laut Pulau Kenawa

Porsi makan siang untuk 11 orang

Sebelum diserbu

Ketika diserbu 😂

Pemandangan saat makan siang hari itu

Seperti Apa Dapur Kapal? Siapa Chef nya?

Saya nggak pernah masuk galley (dapur) kapal. Tapi saya tahu letaknya di deck bawah, di buritan kapal. Btw, kenapa ya dapur tuh selalu diletakkan di belakang? Apa karena dianggap tempat "kotor" dan bau (bau macem-macem bahan makanan)? Padahal WC yang jadi tempat buat kotoran malah sering di depan. Mestinya tempat bikin makanan yang di depan, tempat buang kotoran baru di belakang #dipikirin amat mak? wk-wk-wk. 

Ada ruang kosong di antara kabin, dapur dan kamar mandi. Saya lihat di situ ada bermacam bahan makanan seperti beras dan yang lainnya. Ada 2 gentong besar berisi air bersih, khusus untuk masak. Jika hendak ke kamar mandi paling belakang, saya pasti melewati ruang agak sempit itu.

Pak Deddy guide tidak menyebut juru masak kami sebagai chef, tapi dia bilang yang masak adalah juru masak kapal berpengalaman. 

Seingat saya ada dua kru pria yang sibuk wara wiri di dapur. Saya pernah berpapasan dengan salah salah satunya saat hendak ke kamar mandi. Si mas tersebut sedang menenteng panci. Ketemu saya dia cuma senyum sambil mengangguk. Abis itu buang muka dan pergi. Mungkin menghindari saya biar gak minta diajak liat dapur ha-ha-ha.

Juru masaknya berpakaian santai. Selalu berbaju kaos dan pakai bawahan celana pendek. Sepertinya orang Flores asli, terlihat dari tampilannya yang khas seperti kebanyakan orang Indonesia Timur.

Kalau saya ingat-ingat lagi, mas-mas yang masak di kapal kami itu, selain lincah mengolah bahan makanan menjadi masakan sedap siap santap, mereka juga lihai meng-handle urusan apapun dalam kapal. Apapun kata kapten, mereka kerjakan, kecuali disuruh potong leher wk-wkw-wk. Selain masak, mencuci peralatan masak dan makan, mereka juga bertugas mengantar kami ke daratan pakai sekoci, hingga merapikan dan membersihkan seluruh bagian kapal. 

Serba bisa ya mas juru masaknya 😍😆

Ohya, mereka pria-pria berotot lho. Lengan dan kakinya terlihat kuat dan keras. Bahunya lebar dan tegap. Berkulit gelap. Bergigi rapi dan putih. Senyumnya manis dan ramah sekali wk-wk-wk. *lalu pemirsa nagih foto biar ga hoax wk-wk-wk.

Santai sore di ujung depan kapal 15/3/2019

Selalu ada cemilan sore, Pisang Goreng Keju!

Cemilannya buat nunggu sunset kayak gini. Seksi kan? Sunsetnya 😛

Hidangan Rapi, Bersih, dan Tepat Waktu

Tepat waktu di sini artinya makanan terhidang sesuai dengan jadwal kegiatan kami. 

Contohnya begini. Waktu kami keluar kapal subuh untuk jelajah Pulau Padar, sarapan kami disiapkan hanya pada saat kami sudah kembali ke kapal, jam berapa pun itu. Mereka nggak masak sesuai jam sarapan, tapi sesuai jam kapan kami sudah berada di kapal. Ya kali mereka masak subuh lalu makanan digotong-gotong ke darat biar bisa makan sesuai jam sarapan pada umumnya. Rempong kali lah.

Sewaktu di Pulau Kenawa, kegiatan snorkeling dan diving-nya lama. Sudah lewat jam makan siang baru kelar. Namanya juga main air ya, kalau sebentar ya ga seru. Nah, makannya kan udah siang tuh. Tapi, pas kami makan, makanan masih hangat, masih garing, belum dingin dan belum lembek. Pokoknya masih fresh.

Jadi gitu ya. Kru kapal udah ngerti kapan waktu masak dan menyajikan. Gak ada ceritanya kami makan makanan yang sudah dimasak 6-8 jam yang lalu. Gak ada ceritanya makanan yang sudah dimasak lalu dipanaskan lagi biar kembali terasa hangat. Mereka juga gak mau tamunya sakit perut gara-gara makan makanan yang udah rusak. Nama kapal mereka bisa rusak gara-gara itu. Bisa-bisa gak ada yang mau sewa lagi. Berabe kan?

Dari segi kebersihan juga bagus. Peralatan saji dan peralatan makan selalu bersih. Makanan yang dihidangkan selalu ditutup pakai cling wrap. Baru kami buka bila mau makan.

Penyajian makanan menggunakan peralatan saji yang sesuai dengan jamuan table manner. Walaupun kami makannya lesehan di lantai kapal, tapi makanan disuguhkan ga sembarangan. Padahal kami yang makan, sering tampil sembarangan wk-wk-wk. Maksud saya, kadang makan saat badan masih basah (abis berenang). Kadang ada yang masih pakai kolor doang. Kadang cuma sarungan. Kadang belum mandi dan cuci muka. Pokoknya berantakan.
Menu makan malam 15/3/2019 Spaghetti nyempil di antara tumisan kangkung dan sate ikan wk-wk-wk

Sebelum diserbu

"Kru kapal bersantai di ruang kemudi saat kami sibuk makan malam 😂
 

Tempat Makan Terbaik: Ocean View Cabin 

Ocean view cabin terletak di lantai teratas kapal. Tempat nyaman buat berkumpul dan makan. Asyik jadi tempat leyeh-leyeh saat ingin bersantai. Ada atapnya biar nggak kepanasan dan kehujanan.

Di lantai 2 ini ada satu kamar suite berkapasitas 3-4 orang, bersebelahan dengan bridge (tempat kapten mengemudikan kapal), dan ada sun deck di bagian forward. Di kiri kanan ada hallway buat berpindah dari depan ke tengah, lalu ke belakang kapal.

Ada meja lebar tapi pendek sebagai meja saji. Bila makan kami duduk mengelilingi meja itu, beralas karpet tipis yang hangat, atau bisa pakai bantal duduk. 

Ada kulkas kecil tempat menaruh minuman apa saja. Dari kulkas inilah kami mendapatkan minuman dingin. 

Sekeliling deck atas ini terbuka. Angin bisa bebas keluar masuk. Jika hujan dan berangin kencang, kadang airnya menyerbu masuk, tapi nggak sampai ke tengah. 

Di saat makan, kapal sering mendekat ke pulau-pulau yang kami lewati. Hal itu membuat pemandangan yang kami lihat bukan cuma laut dan langit, tapi juga daratan dengan bukit-bukitnya yang berbalut rumput hijau.

Nikmat bukan main merasakan makan enak di atas kapal sambil liat pemandangan indah yang nggak mungkin bisa tiap hari dilihat secara langsung. 

Flores sangat menawan. Saya sangat terkesan dan jatuh cinta.
Sarapan jam 9, tgl. 16/3/2019, setelah jelajah Pulau Padar

Nasi goreng, telur dadar, sosis goreng, buah semangka

Pemandangan saat sarapan, aduhai indahnya 😍

Kuliner Seafood di atas Kapal

Seafood mendominasi menu di tiap hidangan makanan, khususnya makan siang dan malam. Kalau pagi jarang ada lauk macem-macem. Paling banter telur dadar, sosis goreng, dan ayam goreng.

Ikan, kerang, udang, cumi, kepiting, semua ada dalam hidangan makan. Dimasak dengan menu berbeda, dan selalu enak. Soal citarasa, standar enak tiap orang berbeda ya. Tapi buat saya, tidak kecewa dengan masakan koki kapal kami.

Hanya saja, makan di tempat tertentu yang gak biasa seperti di kapal wisata, dikelilingi pemandangan cantik sepanjang waktu, dalam suasana gembira, urusan ga enak seperti hilang ditelan bumi. Semua jadi sedap dan lezat.

Kadang juga, rasa enak muncul begitu saja saat dalam keadaan sangat lapar. Iyah, semua enak-enak saja kalau sedang lapar. 

Kegiatan menjelajah pulau itu memang asyik. Treking, berenang, snorkeling, diving, semua menyenangkan. Pas melakukannya happy ga berasa capek, padahal menguras energi. Makanya, ketika udahan pasti diserbu haus dan lapar. Pas ketemu makanan, semua disikat, sampai kenyang. Ga peduli hambar, asin, pedas, manis, tahu-tahu makanan habis. Piring makan bersih bersinar kayak dijilat kucing 😂

Buat traveler yang nggak suka seafood, mungkin akan mengalami sedikit kesusahan dengan menu makanan yang kami makan saat itu. Ada pilihan lain seperti telur, ayam, bakso sapi, dan sayuran. Kalau mau non seafood sama sekali bisa saja, tinggal request sejak awal. Tapi pastikan di dalam rombongan memang anti seafood semua. Jangan sampai demi diri sendiri, yang lain jadi nggak makan seafood

Seafood segar yang dimasak di kapal dibawa dari Labuan Bajo, hasil tangkapan nelayan Labuan Bajo. Jika masih hidup, disimpan dalam drum berisi air. Jika sudah mati, disimpan dalam freezer bersama bahan makan segar lainnya.
Makan siang 16/3/2019

Siapa cepat dia dapat 😂

Meskipun pada makan banyak, makanan yang dihidangkan tak pernah sampai kekurangan


Snack Time Pisang Goreng dan Kopi Hitam Panas

Setiap sore jam 4 ada snack. Selama mengalami 2 kali sore di atas kapal, cemilan yang dihidangkan berupa Pisang Goreng Keju  dan Pisang Goreng Coklat. Minumannya teh dan kopi.

Sore tgl. 15/3/2019 pisang goreng keju. Sore tgl. 16/3/2019 pisang goreng coklat. Sore tgl. 17/3/2021 kami sudah balik ke Labuan Bajo, tidak di kapal lagi.

Masing-masing kami membawa cemilan sendiri ke kapal. Cemilan itu kami beli di minimarket di Kampung Ujung saat masih di Labuan Bajo. Dari keripik, biskuit, roti, dan lainnya. Bahkan, mie instan pun ikut masuk kantong belanjaan.

Nah, soal makan mie instan ini pernah saya lakukan sekali. Kita bisa masak sendiri, atau minta tolong mas-mas juru masak yang masakin. Tinggal berikan saja mie-nya. Nanti kalau sudah jadi diantar.

Enak kok makan mie instan di kapal. Apalagi saat udara dingin. Kuahnya diisi irisan cabe rawit. Rasa pedas dan kuahnya yang panas membara itu bikin lu bagai ditimpa jutaan rasa bahagia wk-wk-wk. 

Menyeruput kuah mie saat berlayar itu memang sesuatu gaesssss. Sayangnya saya tahu diri, perut saya tidak bersahabat kalau makannya keseringan dan kebanyakan. Jadi, cukuplah satu bungkus saja dijadikan sebagai "snack". Daripada bikin repot ga bisa nikmati kegiatan berwisata, mending tahan mulut dan perut dari nikmatnya mie instant 😁
leyeh-leyeh di sun deck (16/3/2019)

Sepiring Pisang Goreng Coklat buat menemani leyeh-leyeh. Rela dibagi-bagi? 😂


Pisang gorengnya buat temani sore saat menyaksikan ribuan kalong melintas di udara. Sore itu mendung parah, ga ada sunset sama sekali
Menu Makan Malam (16/3/2019) - Makanannya sudah terhidang, orangnya sibuk "makan HP" wkwkwk 

Ikan bakarnya enak banget!

Sarapan Bareng Komodo di Pulau Rinca

Hari terakhir jelajah Taman Nasional Komodo (17/3/2019) kami pergi ke sarangnya komodo di Pulau Rinca. Cerita tentang Komodo di Pulau Rinca sudah pernah saya tuliskan di blog ini. Videonya pun ada, bisa di tonton di channel Youtube saya.

Sejak malam kami sudah berada di teluk Pulau Rinca. Kami bermalam di sana, di atas laut. Jadi, paginya tinggal merapat, turun, dan menjejak pulau. 

Saat keluar kapal kami dalam keadaan belum sarapan. Saat itu memang masih terlalu pagi. Jadi kami langsung jalan. Sayangnya, baru beberapa saat menjelajah hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Perjalanan terhenti, kami kembali ke titik awal perjalanan. Di sana ada mess, kantor, dan cafe. Kami berteduh di cafe.

Cafe di Pulau Rinca ini tentu bukan seperti cafe-cafe di kota. Tapi kondisinya baik dan bersih. Di situ kita bisa pesan minuman teh dan kopi serta makanan mie. 

Dalam suasana pagi yang hujan, udara dingin, belum sarapan pula, sudah tentu jadi merasa lapar. Akhirnya kami pesan mie instan dan teh buat ganjel perut sebelum makan masakan di kapal.

Ohya, area cafe dan mess ini bukan tempat sepi dari komodo. Di mana-mana ada komodo, baik berukuran kecil maupun besar, ada banyak. Jadi, saat kami makan di cafe itu, sudah pasti bisa sambil lihat komodo lalu lalang.

Kapan lagi sarapan mie instan ditemani komodo ya kan ha-ha-ha. Cuma ada di Pulau Rinca, sarangnya komodo.
Hujan dan komodo menemani kami sarapan mie instan di cafe komodo

Ada komodo di antara saya dan Siau Bun 😂

Makan Siang Sebelum Badai, Sampai Mabok Tapi Tak Kapok

Hujan seperti tak mau berhenti, kami lama menunggu, tapi yang ditunggu tak kunjung reda. Ketika mulai reda, hari sudah makin siang, tapi waktu untuk menjelajah sudah banyak berkurang. Padahal sorenya jadwal teman-teman balik ke Jakarta. Akhirnya, diputuskan kembali ke kapal dan pulang. 

Kecewa? Enggak. Karena kami sudah berjumpa 13 komodo meskipun penjelajahan masih pendek. 

Kembali ke kapal, dan makanan sudah menunggu! 😍

Menu makan pagi jelang siang berupa nasi kuning dengan nuget ayam dan telur balado, nikmatnya bukan main. Tentu saja mengalahkan mie instan yang dimakan di cafe komodo itu.

Dan ini adalah makan terakhir di kapal. Selanjutnya kami kembali berlayar cepat menuju Labuan Bajo. 

Ternyata setelah itu, angin kencang dan hujan deras melanda. Gelombang tinggi membuat kapal berguncang-guncang. Layar berkibar-kibar. Air menyerbu masuk kapal. Kami bersembunyi dalam kamar.

Kapten teriak-teriak ke kru. Jaket pelampung diamankan, sekoci disiapkan, pintu-pintu kamar disuruh ditutup, terpal-terpal di-hallway diturunkan (biar ga tampias). Semua bersiap bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan. 

Pemandangan sekeliling serba putih. Air hujan yang sangat deras telah membatasi pandangan. Hempasan angin dan air mengenai kapal hingga masuk sampai ke dalam.

Di tengah situasi yang mencekam itu, saya membuka HP, berusaha mengirim pesan, siap-siap berwasiat ke keluarga. Tapi sinyal durjana itu tidak muncul-muncul. Yang ada saya oleng di kamar. Mabok! wk-wk-wk saya muntah gaesss. Semua makanan yang saya makan pagi itu keluar.

Saya istigfar dan banyak berdoa. Tak ada yang Maha Pelindung dan Penyelamat selain Allah SWT.
Makanan terakhir yang dinikmati di kapal


Masih santai sebelum badai
Kapal melaju di tengah derasnya hujan dan kencangnya angin

Alhamdulillah badai berlalu 

Saya dan teman-teman senang bisa kembali ke Labuan Bajo dalam keadaan sehat dan selamat. Alhamdulillah
 

Liburan Sailing Komodo Paket Komplit. Saya bangga dengan Pariwisata Indonesia

Saya nggak nyangka sailing komodo jadi pengalaman liburan paling berkesan di antara semua liburan yang pernah saya lakukan di Indonesia. Kegiatannya paling komplit. 

Dari segi transportasi, saya mengendarai naik mobil, pesawat, kapal, perahu, bahkan sekoci.
Dari akomodasi, saya tidur di bunk bed hotel di Labuan Bajo, King Bed di Escape Bajo, dan bunk bed di dalam kapal.

Jelajah lautnya ada aktivitas berenang, snorkeling, hingga diving. Di darat treking naik bukit turun bukit.
Di laut ketemu ikan-ikan segala rupa hingga pari raksasa yang disebut manta. Di darat ketemu si komodo hewan purba. Di udara saya melihat ribuan kalong terbang bergerombol gak habis-habis.

Pengalaman makan juga beragam. Makan di hotel kece (Escape Bajo) berpemandangan laut, makan di tenda (Kuliner Kampung Ujung) di pinggir laut, makan di atas kapal yang berlayar di laut, makan di restoran seafood terbaik Labuan Bajo (Restoran Artomoro), dan makan di sarangnya komodo ditemani komodo. 

Saya mengalami banyak berada di situasi aman terkendali yang bikin hati tenang dan senang, tetapi juga merasakan berada di situasi buruk yang bikin panik dan berasa mau mati dihempas badai wk-wk-wk.

Perjalanan pulang itu memang mencekam. Bikin mabok tapi gak bikin saya kapok. Saya masih ingin mengalami lagi tur sailing komodo. Kelak jika situasi wisata sudah aman, saya mau ajak suami dan anak-anak.

Meski tampak berani, saya bukan sekadar nekat tanpa perhitungan. Standar keselamatan di kapal itu sudah ada. Saya bisa berenang. Jaket pelampung ada jika tercebur ke laut. Sekoci ada bila ingin kabur dari lokasi bahaya. Artinya, jika terjadi oleng dan karam, masih ada alat untuk menyelamatkan diri. Pastinya, ada Allah Maha Penyelamat tempat berdoa mohon perlindungan.

Berpetualang itu selalu memberikan rasa tersendiri dalam jiwa. Ada hal luar biasa yang tak bisa diceritakan, hanya bisa dirasakan oleh yang menyukainya. 

Wisata alam Indonesia selalu membuat bangga untuk diceritakan. Tak ada duanya. 

Bila ditanya tempat mana di bumi ini yang paling menarik untuk dikunjungi, dijadikan tempat berlibur, tetap Indonesia nomor satu.


Paket tur sailing komodo 2019 masih 3,7 juta perorang sudah termasuk:
- Antar jemput bandara di Labuan Bajo
- Akomodasi di Labuan Bajo (hotel dan makan)
- Sewa Kapal 3hari (sudah termasuk makan 3x sehari, snack, kegiatan wisata dari pulau ke pulau)
- Tidak termasuk tiket pesawat PP ke Labuan Bajo

Tak lama setelah trip bulan Maret 2019 itu, harga paket turun jadi 2,5 juta. Fasilitasnya masih sama. Ada sih yang mahalnya 2x lipat, per orang bisa kena 5 jutaan. Dapatnya kapal yang lebih eksklusif dan tripnya private. Ohya, kapal yang kami gunakan itu sekali jalan sewanya bisa sampai 40 juta. Nah, kalau tajir melintir mah, sewa aja buat sendiri, jalan bareng keluarga saja. Kalau mau hemat, ya jalan rame-rame ikut paket trip. Dan kalau mau enak, bawa rombongan sendiri saja, sama teman-teman sendiri yang kita kenal. Oh tapi, yang gak dikenal bukan berarti gak enak, malah bisa merasakan gimana rasanya jalan dengan orang lain yang asing bagi kita. Kita bisa belajar banyak hal.

Paket wisata Komodo dan Labuan Bajo yang saya ikuti ini dulu bisa dibeli di Gamanesia @gamanesia.id dan Picniq Tour @picniqtour. Sekarang bukannya ga bisa dibeli lagi, tapi mereka masih pada libur jualan paket wisata. Lagi pandemi. Orang-orang lagi libur liburan. Iyaaah...LIBUR dari LIBURAN 😂

Tulisan saya berisi cerita liburan Sailing Komodo juga dapat di baca pada tautan berikut (klik)

Salah satu video saat sailing komodo: Jumpa komodo di Pulau Rinca : 

TRAC Promo Sewa Mobil di Masa PPKM Untuk Pekerja Profesional Sektor Esensial dan Kritikal

TRAC Promo Sewa Mobil Selama PPKM
TRAC Promo Sewa Mobil Selama PPKM
 

"Ma, minggu depan papa keluar kota ada urusan, tolong siapkan keperluan menginap selama 5 hari, ya Ma."

"Siap, mas. Oh ya, mama bisa ikut nggak?"

"Iya, bisa dong. Sekalian mama bantu cari sewa mobil buat nanti selama di Bandung ya."

"Supirnya sekalian, mas?"

"Iya, sama supir, biar nggak capek."

Girang bukan main pas tahu suami ada pekerjaan keluar kota dan ternyata bisa ajak saya. Rasanya mau loncat-loncat sambil teriak hore senorak mungkin ha-ha-ha. Begitulah ciri-ciri kelamaan di rumah saja, sekali diajak bepergian rasa senangnya sampai pengen salto. Padahal ke Bandung doang, bukan ke Swiss gaes ha-ha-ha. Eits, saya senang bukan berarti saya bosan di rumah lho ya, konsepnya bukan itu. 

Prinsip saya selama pandemi parah begini masih sama; "lebih baik bosan dari pada sakit". Lantas, kenapa suami saya tidak WFH, masih keluar rumah masuk kantor bahkan keluar kota mulu? Gimana tuh penerapan anjuran di rumah saja?

Oh tenang. Ada alasan kuat dan jelas soal itu. Suami pergi bukan sembarang pergi. Dan pastinya ada tata caranya supaya bepergian tetap aman. Kondisi diri pribadi, mobil yang digunakan, hotel yang ditempati, makanan dan minuman yang dikonsumsi, semua ada syaratnya. Tahun lalu udah pernah saya bahas sih, bisa baca di Tips Traveling di Masa Pandemi. Sekarang saya mau bahas lagi. Simak ya.

Kala itu, ke Bandung nggak jadi nge-rental karena driver belum punya surat bebas Covid-19

Gagal Sewa Mobil Karena Supir Belum Punya Surat Bebas Covid

Suami paling suka minta bantuan saya untuk urus keperluan perjalanan. Katanya, saya ini detail, teliti, cepat, sigap dan selalu beres. Pokoknya saya sangat bisa diandalkan! Begitulah pujian suami. Bukan jumawa lho, kita ini memang harus jadi yang paling bisa diandalkan oleh suami. Mosok suami mesti ngandalin orang lain buat urus keperluan dan barang pribadinya wk-wk-wk.

Segala keperluan buat pergi selama 5 hari beres. Gimana dengan urusan sewa mobil yang diminta suami? Tidak beres saudara-saudara. Lhooo gimana sih, katanya bisa diandalkan? 😅

Ternyata, driver yang saya pesan belum punya surat bebas covid. Saat diminta, perusahaan travel baru mau ajak si driver periksa, dan ternyata hasilnya baru ada 3 hari kemudian. Lha, mana keburu? Padahal kami mesti berangkat besoknya. Kirain setiap driver sudah ready tinggal bawa gitu. Ternyata baru mau periksa bila diminta. 

Saya bisa saja cari lagi driver di tempat lain, tapi waktunya sudah mepet. Akhirnya suami putuskan pakai mobil sendiri, nyetir sendiri. Biar aman. Ya, walaupun nanti bakal ada capeknya, tapi rasanya jadi lebih lega karena kami berangkat dengan kondisi yang lebih pasti. 

Itu kejadian bulan Oktober tahun lalu, dan setelah itu saya belum bepergian lagi ikut suami. Suami mah masih terus bolak-balik keluar kota. Biasanya pergi bersama tim. Saya nggak diajak hihi. Nah berikut prosedur kerja baik di dalam maupun saat keluar kota yang dijalani suami, tetap ketat dari tahun lalu sampai sekarang.

  • Bila di dalam kota saja, seminggu sekali Swab Antigen. Jika diketahui tak sengaja telah kontak erat dengan orang positif Covid, baru SWAB PCR
  • Tiap hari membuat laporan suhu tubuh dan saturasi oksigen
  • Selama di kantor pakai alat makan pribadi, alat salat pribadi, dan tidak sembarang menggunakan barang orang lain
  • Bila hendak keluar kota (masih di Tanah Jawa), karantina dulu 1 minggu di hotel, lalu SWAB PCR, bila negatif baru berangkat. Berangkatnya pakai mobil, bukan pesawat. Naik pesawat jika sudah beda pulau.
  • Bila sewa mobil dan supir, supirnya harus negatif Covid yang dibuktikan dengan surat keterangan terbaru. Mobil yang dipakai harus steril, dan drivernya benar-benar disiplin menerapkan prokes selama di perjalanan. 
  • Jika bepergian dengan transportasi udara (biasanya perusahaan menggunakan pesawat dan helikopter sewaan, bukan komersil) karantina dulu 1 minggu di hotel, lalu SWAB PCR, bila negatif baru berangkat. Seluruh awak pesawat dan pilot helikopter yang digunakan juga harus sehat. 

Seketat itu perusahaan mengawasi kesehatan karyawannya, menggunakan standar kesehatan & keselamatan paling tinggi (meski berbiaya mihil), alhamdulillah sejauh ini perusahaan berhasil melindungi banyak pekerjanya.

Untuk konsekuensi pribadi suami, jadi sering lama nggak ketemu saya dan anak-anak, karena prosedur travelingnya panjang pakai karantina di hotel segala sebelum dan sesudah pergi. Kalau saya pribadi, tak apa rindu, yang penting suami sehat dan aman.  

Keluar kota di masa pandemi.  Di tempat yang menjadi "surganya" energi panas bumi 

Mereka yang tidak bisa bekerja hanya dari rumah saja

Sejak awal pandemi (Maret 2020) Dinas Tenaga Kerja DKI pernah membuat surat edaran (diikuti oleh daerah lain) berisi desakan kepada perusahaan untuk mengikuti seruan melaksanakan kegiatan dari rumah saja, kecuali empat usaha yakni di bidang kesehatan, energi, jasa keuangan, dan pangan. 

Kala itu, teriakan "Woiiii di rumah aja woiii, jangan keluyuran, emang ga bisa kerja dari rumah aja?" menggema di mana-mana. Namun, lemparan teriakan itu ada yang "salah alamat", mengenai para pekerja yang termasuk golongan critical worker dan essential.

Apa itu critical worker dan essential? Siapa saja yang termasuk di dalamnya?

Golongan critical worker mencakup para pekerja yang bergelut pada bidang energi, kesehatan, keamanan, logistik dan transportasi, industri makanan, minuman dan penunjangnya, petrokimia, semen, objek vital nasional, penanganan bencana, proyek strategis nasional, konstruksi, utilitas dasar (listrik dan air), serta industri pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari.

Cakupan pekerja profesional sektor essential adalah pekerja yang bergelut pada bidang keuangan dan perbankan, pasar modal, sistem pembayaran, teknologi informasi dan komunikasi, perhotelan penanganan karantina, serta industri orientasi ekspor. 

Suami saya masuk golongan mana? Sebagai seorang analyst yang bekerja untuk perusahaan yang bergelut pada bidang energi, suami saya merupakan pekerja profesional golongan critical worker.

Beberapa orang yang saya kenal dekat merupakan pekerja golongan critical worker  dan essential. Karenanya, saya berhati-hati mengalamatkan seruan untuk #DiRumahAja. Sebab, memang tidak semua orang harus berhenti pergi ke tempat kerjanya. 

Beberapa lainnya juga tak bisa di rumah saja karena alasan "makan". Tak keluar rumah maka tak ada uang untuk beli makan 😥

Seumpama laut yang kena badai, kita sama-sama ditengah laut itu, tapi kita berada di kapal yang berbeda. Tiap orang punya kapal sendiri, entah itu besar atau kecil. Tiap orang punya perjuangannya sendiri dalam bertahan di kapalnya.〰

Pekerja profesional sektor esensial dan kritikal

TRAC Mudah dan Aman Sewa Mobil Buat Pekerja

"Ma, papa berangkat ya, insha Allah sebelum lebaran balik Jakarta".

Di tengah badai tsunami yang terus menerjang, suami saya masih sibuk kerja. Tiap hari ke kantor dan beberapa kali keluar kota. Sebelum lebaran Idul Fitri pergi, sebelum lebaran Idul Adha juga pergi. Ngeluh? Ya enggaklah wk-wk-wk. Sangat bersyukur suami punya pekerjaan yang baik dan alhamdulillah dia juga sehat. 

Bukan cuma suami saya saja yang tetap bekerja di luar rumah, di luar sana mungkin ada jutaan pekerja essential dan critical lainnya pun mengalami hal yang sama. Bahkan, saat PPKM berlaku seperti saat ini.

Bekerja dan bepergian. Bagaimana dengan keamanan perjalanan? Tentunya, setiap orang ingin perjalanannya aman. Baik ketika bepergian di dalam kota saja, maupun saat keluar kota. Baik ketika membawa kendaraan pribadi, maupun menggunakan kendaraan sewa. Baik saat tidak pandemi, apalagi di masa pandemi saat ini.

Tahun lalu, saat dampak corona belum separah sekarang saja orang-orang butuh kendaraan yang memenuhi syarat bepergian di masa pandemi, dan supir yang sehat untuk melakukan perjalanan. Apalagi tahun ini, syaratnya bukan cuma hasil negatif dari SWAB PCR, tapi juga harus sudah vaksin dan menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Ada nggak sewa mobil yang sudah selengkap itu? Ada dong, TRAC!

Sudah tahu TRAC kan ya? 

TRAC adalah perusahaan rental yang memberikan solusi transportasi yang dirancang khusus, serta menyediakan beragam transportasi berbasis kontrak dengan jangka waktu kerjasama minimal 1 tahun.

Untuk info selengkapnya mengenai TRAC bisa kunjungi website https://www.trac.astra.co.id/

Nah, kaitannya dengan situasi pandemi saat ini, terutama adanya PPKM, TRAC mengadakan program We Care We Share sebagai bentuk dukungan kepada seluruh pekerja profesional yang masuk ke dalam golongan essential dan critical worker untuk mendapatkan kemudahan transportasi dengan aman dan nyaman selama perjalanan di masa PPKM darurat. 

TRAC Program We Care We Share 

Promo Sewa Mobil Selama PPKM untuk Pekerja Sektor Esensial dan Kritikal

Kabar baik untuk perusahaan, jika karyawannya tetap bekerja di masa PPKM, kini bisa bebas khawatir. Serahkan saja urusan sewa mobil untuk kegiatan bekerja pada TRAC. 

TRAC peduli dengan keamanan dan kenyamanan pekerja sektor esensial dan kritikal agar tetap aman di perjalanan. Khusus buat pekerja di sektor esensial dan kritikal, ada harga spesial untuk sewa unit kendaraan di TRAC mulai dari Rp225.000,-.

Berikut unit dan harga yang berlaku untuk promo spesial ini:

  1. Sewa Mobil Lepas Kunci, Tipe mobil: Avanza, Harga Rp300,000
  2. Sewa Mobil Lepas Kunci, Tipe mobil: Innova, Harga Rp450,000
  3. Sewa 12 jam + driver, Tipe mobil: Avanza, Harga Rp450,000
  4. Sewa 12 jam + driver, Tipe mobil:  Innova, Harga Rp650,000

Selain itu, ada juga promo bundling sewa mobil lepas kunci yang membuat harganya menjadi lebih murah seperti berikut ini.

  1. Avanza, 4 hari, harga bundling Rp1,100,000, harga harian Rp275,000
  2. Avanza, 7 hari, harga bundling Rp1,750,000, harga harian Rp250,000
  3. Avanza, 10 hari, harga bundling Rp2,250,000, harga harian Rp225,000
  4. Innova, 4 hari, harga bundling Rp1,700,000, harga harian Rp425,000
  5. Innova, 7 hari, harga bundling Rp2,800,000, harga harian Rp400,000
  6. Innova, 10 hari, harga bundling Rp3,750,000, harga harian Rp375,000
 
Gimana? Murah banget kan biaya sewanya? Promo begini mah mesti diserbu. Serbu hematnya, serbu amannya.

Bebas Khawatir dengan TRAC SMART PROTOCOL 

Urusan berkendara mobil bukan mobil pribadi selama masa pandemi ini memang bikin khawatir. 

Saya kalau sedang naik mobil orang (misal taksi online) sudah pasti pilih-pilih. Harus ada sekatnya, supir harus sudah vaksin (ada catatan di app maupun di dalam mobilnya), dan sebisa mungkin selama berada dalam satu kendaraan itu nggak ngobrol (meskipun sama-sama pakai masker). Biarin deh diem-dieman kayak musuhan 😆

Separno itu sama virus bukan karena lebay, tapi karena nggak mau sakit. 

Nah, sewa mobil dan pengemudi TRAC kini lebih aman dan nyaman.  

Untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19, TRAC menerapkan SMART PROTOCOL seperti berikut:

  1. Melakukan penyemprotan disinfektan ke semua unit yang akan melayani dan setelah melayani pelanggan.
  2. Menyediakan hand sanitizer di semua unit yang bertugas melayani penumpang.
  3. Menerapkan social distancing di seluruh unit yang mengangkut penumpang.
  4. Memberikan sekat pembatas (berbahan fiber) antara driver dengan penumpang.
  5. Setiap driver yang bertugas akan melalui proses pengecekan kesehatan.
  6. Setiap driver yang bertugas diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan.
  7. Driver tidak diperkenankan melakukan kontak fisik apapun kepada penumpang.

 

Syarat & Ketentuan Promo Sewa Mobil Selama PPKM

Siapa pun bisa menikmati promo sewa mobil selama PPKM dari TRAC, namun tentu ada syarat dan ketentuannya. Silakan disimak dan dicatat:
  • Promo sewa mobil lepas kunci berlaku untuk customer profesional yang masuk ke dalam golongan pekerja esensial dan kritikal. Jadi, semisal kamu adalah karyawan di warteg atau wartel, promo ini tidak berlaku buatmu he-he-he
  • Periode pemesanan berlaku sampai 31 Agustus 2021. Akhir Agustus lho ya, bukan akhir tahun, apalagi akhir kisah cinta #lho?!
  • Harga yang berlaku merupakan biaya sewa mobil harian yang sudah didiskon dan sudah termasuk ppn. 
  • Harga yang berlaku menyesuaikan dengan ketersediaan unit di tiap cabang TRAC. 
  • Untuk mendapatkan promo ini wajib melampirkan KTP, SIM A, ID card perusahaan & email perusahaan yang masih aktif sebagai syarat membership TRAC (syarat lebih detail akan diinformasikan pada saat proses reservasi). Nah, buat anak-anak yang belum punya KTP nggak usah coba-coba sewa. Buat yang udah dewasa tapi belum punya KTP dan SIM, kebangetan namanya wk-wk-wk
  • Seorang penyewa hanya dapat menyewa 1 unit mobil.
  • Promo ini tidak dapat digabungkan dengan promo lainnya. Catet, ya catet. Kan biasanya ada tuh yang kemaruk semua promo mau disikat sekaligus (kayak akuuuh) wkw-wk-wk
  • Pemesanan dapat dilakukan melalui call center di 1500-009 atau WA 0811-1177-087. Bukan ke nomor WA aku tentunya hi-hi-hi.
  • Jika penyewa melewati batas waktu pengembalian sewa mobil, akan dikenakan biaya extra hours dengan tambahan Rp75.000,-/jam untuk unit sewa mobil lepas kunci, sedangkan untuk sewa unit + driver akan dikenakan biaya tambahan mulai dari Rp125.000,-/jam tergantung tipe unit.
  • Untuk penggunaan pelayanan unit + driver dengan tujuan luar kota, akan dikenakan biaya penambahan. Nah, catet ya suamiku. Ini penting! 😅
  • Biaya pengantaran unit akan disesuai dengan daftar harga dari cabang. 
Download Aplikasi TRAC di App Store dan Google Play Store
 

Sewa Mobil Melalui Aplikasi Trac To Go. Download di Google Play Store dan Apple Appstore

Berpergian menjadi lebih aman dan nyaman bersama TRAC yang mengutamakan Smart Protocol sebagai antisipasi COVID-19.

Nah, tunggu apa lagi? 

Segera download aplikasi TRAC To Go yang tersedia di Google Play Store maupun Appstore.

Berikut adalah link untuk download aplikasi.

Link GooglePlay Store: 

Link Apple App Store

Selamat menikmati perjalanan aman bersama TRAC! 

Sebelum berpisah dari artikel ini, saya kasih bonus foto dulu. Foto ketika bekerja di masa pandemi, sambil berlibur di puncak Gunung Patuha, Ciwidey Bandung. Buat apa coba? Buat narsis? Eeeeh bukan. Buat jadi obat kangen jalan-jalan, walau cuma sementaraaaa wk-wkw-wk. Yang ada malah bikin halu dan tambah kangen traveling hiks. 

Semoga pagebluk corona ini segera berlalu. Buat yang sedang sakit, moga cepat sembuh. Yang sehat, moga tetap sehat. 

Buat semua yang tetap bekerja di luar rumah selama pandemi ini, semoga selalu diberi kesehatan, kelancaran, keselamatan, dan selalu aman di perjalanan. Aamiin.

Stay safe and healthy, teman-teman.