Jalan Cinta Menuju #AyoHijrah, Semangat Meninggalkan Riba Bersama Muamalat

Ketenangan adalah salah satu sumber kebahagiaan hidup. Meraihnya adalah impian setiap orang. Pada saat saya berusia 22 tahun, pinta yang paling banyak saya sampaikan kepada Tuhan adalah memiliki ketenangan.  #AyoHijrah adalah kobaran semangat untuk mencapai ketenangan itu.



Mendamba Ketenangan

Berteman dengan penjual minyak wangi, badan saya bisa ikut wangi. Begitulah kepribadian seseorang bila digambarkan dengan siapa ia bergaul. Masa muda saya banyak dikelilingi orang-orang muda yang ‘bebas’ dan miskin ajaran agama. Saya terkurung di dalamnya, berputar-putar, susah keluar. Sangat sering jauh dari segala perintah Tuhan, mulai dari cara berpakaian, hingga kewajiban sembahyang.

“Kamu gelandangan? Pakai baju kok selalu kayak kurang bahan.” 
Nggak salat karena takut make-up luntur kena air wudhu?”

Begitulah segelintir respon penuh sindir agar saya berpikir. Percayalah, ada ribuan tanya lainnya yang sukses bikin saya terjungkir. 

Para bijak bestari sepakat, hidayah bagaikan sebuah udara segar, tak akan datang untuk menyejukkan ruangan yang jendelanya ditutup rapat. Ketika ribuan petuah dialamatkan oleh orang-orang dalam lingkungan keluarga dan pekerjaan, apakah saya harus terus berdiam diri? Saya melawan, marah, tak suka jiwa saya digedor-gedor. Tapi sesungguhnya ruang kalbu saya gemetar, ingin membuka pintu dan mengakui salah, serta berharap ada yang tulus mengajak saya memperbaiki segala kesalahan.

Sadar diri salah arah, pun sudah di titik pasrah, doa sederhana saya panjatkan: “Tuhan, tolong kirimkan saya seorang laki-laki yang baik agamanya agar saya berjalan di jalan yang benar.”

#AyoHijrah
Jodoh Menuju Hijrah

Tuhan Maha Baik, pada usia 23 tahun hati saya didekatkan dengan laki-laki yang kerap jadi teman bertengkar. Di lingkungan kerja, bukan rahasia lagi kami berdua suka adu mulut. Orang-orang dekat kami tahu, keributan kami berdua selalu bermula dari ketidaksukaan saya pada segala nasihatnya terkait cara saya berbusana dan kesengajaan melalaikan perintah Tuhan. Kegigihannya menjadi tukang nasihat tak ada matinya!

Saya tidak tahu bagaimana cara Tuhan bekerja. Keras hati ini menjadi lembut, hingga akhirnya dilamar oleh laki-laki lawan adu mulut. “Kamu nggak salah menikahi gadis yang kalo pake baju perut dan keteknya keliatan itu?” Begitulah respon Amin, teman dekat suami kala itu. Satu-satunya jawaban suami yang melekat kuat dalam ingatan saya sampai sekarang hanya ini: “Ini salah satu jihad saya, mengajaknya hijrah.” Jawaban mantap, hingga si Amin terdiam dan berhenti memandang sebelah mata. 

Siapa pun yang kenal saya di masa lalu tahu, kenapa saya tak pernah memperlihatkan foto pernikahan, atau pun foto-foto penuh gaya ketika jadi gadis muda nan memesona. Sebabnya hanya satu: Semua foto yang ada memperlihatkan aurat. Bukan hanya rambut, tapi perut, lengan, dada, dan paha. Argh! Bahkan, ketika menjadi pengantin pun saya belum berhijab. Saya berkebaya agak ketat dan rambut disanggul jelita tanpa penutup. Foto-foto lama bertabur aurat. Makanya tak diumbar lagi ketika saya sudah berhijab. 

Di dunia ini, seburuk apapun masa lalu, setiap perempuan selalu punya kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik dan juga memiliki kesempatan untuk menjadi muslimah salehah. Laki-laki yang menikahi saya dikirim Tuhan untuk menjadi jalan saya menuju lebih baik, dari tidak menutup aurat menjadi berjilbab. Satu bulan setelah sah dihalalkan dengan suami, saya juga sah memakai kerudung.

#AyoHijrah

Berjilbab, Hijrah Untuk Allah

Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah SWT.” (HR. Bukhari].

Menikah dan berhijab adalah peristiwa bersejarah yang sangat penting dalam hidup saya. Keduanya sama-sama memberikan ketentraman dalam hidup, sebuah impian yang menjadi nyata. Saya sadar tak mudah menjalaninya, banyak kerikil yang menghalangi dan menyakiti hati.

“Jilbabi hati dulu baru kepala”. 
“Ah, nanti juga dibuka lagi. Paling cuma ikut-ikutan saja.” 
“Belum pantes lu jilbaban.” 
“Ngaji dulu yang bener baru nutup kepala”

Banyak cibiran yang bikin perasaan saya nano-nano kala itu. Kadang tak peduli, kadang jadi sedih. Kadang tetap kuat, kadang jadi lemah. Tapi semakin saya diragukan, semakin saya bersemangat meruntuhkan kencangnya cibiran. 

“Jilbab itu mutlak, hati itu abstrak.”
“Jilbab itu wajib sejak baliq, bukan harus menunggu jadi baik.”

Itu yang saya yakini. Tak terlambat untuk menjadi baik meski sudah lama baliq, bukan?

Suami memberi pengaruh besar dalam keputusan saya. Tapi di balik semua itu, Tuhan lah yang bekerja menggerakan semua. Apa yang terjadi adalah jawaban atas doa dan usaha. Suami hanya perantara. Jadi berjilbab bukan taat untuk suami semata, tapi untuk Tuhan paling utama. 



Menjauhi Riba, Hijrah Untuk Ketenangan Hidup

Suami mencintai saya dan anak-anak karena Allah, dengan segenap keimanannya. Baginya, melakukan hal baik di tiap detik kehidupan harus selalu diupayakan. Prinsip hidup yang dianutnya memberi saya banyak “kejutan” sejak pertama menikah. Bila awalnya hijrah diawali dengan berhijab, selanjutnya hijrah adalah tentang hidup tentram dengan menjauhi riba.

Sejak menikah kami tidak tinggal di rumah saya, tidak pula tinggal di rumah suami (rumah orang tua). Mudah bagi suami untuk mengajak saya tinggal di rumah orang tuanya yang besar itu. Selain dia adalah anak pertama, lelaki satu-satunya, juga adik-adiknya sudah tinggal di rumah masing-masing. Rumah sepi, hanya bapak ibu mertua. Tapi, suami memilih mandiri. Mengajak saya tinggal dirumah yang ia sewa dengan uang hasil keringatnya sendiri. Dan ia bertekat, setelah 2 tahun mengontrak harus sudah punya rumah sendiri yang dibeli dari hasil tabungan!

Tekat kuat itu diiringi dengan keputusan membuka rekening di bank syariah, satu-satunya pilihan kami saat itu adalah Bank Muamalat. Saya lupa kapan tepatnya suami mulai membuka rekening, yang jelas nama suami akhirnya sah terdaftar sebagai nasabah. Bisa diperiksa deh di bank kalau gak percaya hehe. Dan, di rekening bank Muamalat inilah uang halal kami terkumpul. Sungguh masya Allah, sesuai harapan, 2 tahun kemudian dengan tabungan itu kami berhasil membeli sebuah rumah di BSD. Tanpa berhutang, tidak minta orang tua, tidak pinjam sana-sini. Ah, itu keren!

Rumah kami bukan rumah mewah dan megah dengan tanah yang luasnya tak terkira. Tapi, itulah rumah idaman yang kami dapatkan dengan cara istimewa: mentaati Allah! Perjuangan mewujudkannya tak mudah, dimulai dari nol. Telah 15 tahun kami menempatinya, tak sedikitpun ada rasa ingin menjualnya meski rumah-rumah bagus terus bermunculan. Di rumah itu anak-anak kami lahir dan tumbuh besar. Di rumah itu pula saya menjalani kehidupan bersama keluarga dengan banyak kisah indah dan bermacam problema. 



Semangat Hijrah Untuk Allah

“Semangat hijrah harus terus dikobarkan, jangan pernah padam, meski banyak kendala.” Kata-kata inilah yang dulu sering saya dengar dari suami saat mengajak saya menabung untuk membeli rumah idaman. Perihal layanan perbankan, jangankan untuk menabung, untuk KPR saja suami hindari, apalagi bila melalui bank konvensional. 

Menabung di bank di tengah godaan bunga dan berbagai kemudahan, bisa meruntuhkan iman bila tak kuat. Kelak, kemungkinan yang terjadi adalah hancurnya kehidupan karena makan uang haram. Makanya harus hijrah.

Hijrah secara bahasa umum yaitu berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Hijrah terbagi menjadi dua, hijrah makkani dan hijrah ma’nawi. 

Dalam konteks sekarang ini, pemaknaan hijrah tentu bukan selalu indentik dengan meninggalkan kampung halaman seperti yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya, tetapi pemaknaan hijrah lebih kepada nilai-nilai dan spirit berhijrah itu sendiri. Ini karena hijrah dalam arti seperti ini tidak akan pernah berhenti sampai kapan pun.


Ayo Hijrah bersama Bank Muamalat

Bank Muamalat Indonesia sebagai bank pertama murni syariah di Indonesia mencoba memperluas fungsi, dari yang sebatas penyedia layanan perbankan syariah, menjadi agen penggerak semangat umat untuk terus-menerus meningkatkan diri ke arah ajaran Islam yang baik, sempurna dan menyeluruh (kaffah). Jadi tidak hanya berhijrah secara ibadah, tapi juga dalam hal mengelola keuangan.

Apakah yang dimaksud dengan #AyoHijrah?
Sesuai dengan arti dari Hijrah yang bermakna untuk “lebih baik” maka #AyoHijrah adalah gerakan yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama selalu meningkatkan diri ke arah yang lebih baik dalam segala hal.

Islam bukan hanya agama yang mengatur hubungan kita dengan Sang Pencipta, tapi juga merupakan jalan hidup (way of life) sehingga #AyoHijrah juga mengajak untuk menjalani hidup sesuai tuntunan Islam yang baik dan berkah.

Demikian pula melalui #AyoHijrah ini Bank Muamalat mengajak masyarakat untuk berhijrah dalam hal layanan perbankan (pengelolaan keuangan) dengan memanfaatkan layanan perbankan Syariah untuk hidup yang lebih berkah.

Tujuan gerakan #AyoHijrah
Dengan #AyoHijrah diharapkan ada peningkatan kualitas diri, baik secara individu maupun organisasi, untuk semakin kaffah menjalankan syariat Islam, khususnya dalam konteks layanan perbankan syariah. Cita-cita yang hendak diwujudkan oleh Bank Muamalat adalah menyetarakan pertumbuhan nasabah bank syariah agar setara dengan kondisi rakyat Indonesia yang mayoritas muslim.



Apa bentuk gerakan #AyoHijrah?
Secara umum gerakan #AyoHijrah dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan diri dalam berbagai bidang, khususnya mulai berpindah menggunakan layanan bank syariah untuk hidup yang lebih tenang dan berkah.

Kegiatan-kegiatannya antara lain namun tidak terbatas pada bentuk sebagai berikut:
  • Seminar / edukasi tentang perbankan Syariah
  • Open booth di pusat kegiatan masyarat
  • Kajian Islami dengan narasumber dari kalangan ulama
  • Pemberdayaan masjid sebagai salah satu agen perbankan Syariah


Mengapa masyarakat Indonesia harus Hijrah ke Bank Muamalat?
  • Bank Muamalat adalah bank pertama murni syariah di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1992.
  • Bank Muamalat tidak menginduk dari bank lain, sehingga terjaga kemurnian syariah nya.
  • Pengelolaan dana di Bank Muamalat didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi syariah yang dikawal dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah.
  • Bank Muamalat memilki produk dan layanan keuangan lengkap yang ditunjang dengan berbagai fasilitas seperti Mobile Banking, Internet Banking Muamalat dan jaringan ATM dan Kantor Cabang hingga ke luar negeri.


Produk Bank Muamalat #AyoHijrah

Untuk memberikan layanan yang lebih berkah untuk nasabah dan masyarakat maka produk Bank Muamalat kami berikan nama baru sebagai berikut :
  • Tabungan iB Hijrah
  • Tabungan iB Hijrah Haji dan Umrah
  • Tabungan iB Hijrah Rencana
  • Tabungan iB Hijrah Prima
  • Tabungan iB Hijrah Prima Berhadiah
  • Deposito iB Hijrah
  • Giro iB Hijrah
  • Pembiayaan Rumah iB Hijrah Angsuran Super Ringan dan Fix and Fix (masih dalam proses pengajuan kepada Regulator/OJK)
#AyoHijrah

Hijrah memang mudah, tapi istiqomah sangat berat perjuangannya. Di zaman modern seperti sekarang, riba sudah menjalar ke seluruh sendi kehidupan. Kartu kredit, tabungan/deposito, hingga kredit usaha/cicilan kendaraan/KPR adalah layanan perbankan yang sulit untuk dihindari. Berhijab pun demikian, sangat besar tantangannya. Godaan selalu ada, silih berganti menerpa. Namun, bukan berarti membuat kita harus menyerah dan berputus asa. Selama berusaha dan berdoa, langkah baik di jalan yang benar akan tetap terjaga. 

Kita semua pasti ingin bahagia, abadi selamanya, tiada duka, derita dan air mata. Maka, hanya dengan mendekat kepada Allah SWT kita punya kesempatan untuk bisa meraihnya. 

Hijrah adalah perjalanan untuk selalu menjadi lebih baik. Ia menjadi jalan menuju ketenangan hidup. Dalam ketenangan, rasa syukur akan meninggi, maka kebahagiaan bisa diraih. 

#AyoHijrah.


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

12 komentar

  1. Wah, aku baru tahu ternyata mbak Katerin mantan anak kurang bahan hehe. Btw masya Allah sekali proses pernikahannya, mbk. Dan aku pengen ntr beli rumah cash jg. Amin ya Allah.

    BalasHapus
  2. Joe: Aamiin YRA.

    Haha aib masa malu 😃

    BalasHapus
  3. Saya selalu salut dengan muslimah yang berhijab. Karena seburuk apapun sifat manusia (bagi wanita), namun jika ia berhijab dan menutup aurat, minimal sudah memenuhi kewajibannya sebagai orang islam. Karena menutup aurat wajib hukumnya, terutama bagi wanita muslim

    BalasHapus
  4. Mba Rien warbiyasaaaak!
    Salut banget aku dgn cerita hijrah mba Rien ini
    Tabarokallah.... salam hormat untuk Mas Arief, ya
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  5. Masya Allah...keren sekali perjalanan hijrahnya, bahagianya bisa dijodohkan dengan yang betul-betul bisa membawa kita pada kebaikan dunia akhirat.
    Insya Allah bakalan menang hadiah umrohnya nih...
    Salam kenal mba katerin

    BalasHapus
  6. Masya Allah...keren sekali perjalanan hijrahnya, bahagianya bisa dijodohkan dengan yang betul-betul bisa membawa kita pada kebaikan dunia akhirat.
    Insya Allah bakalan menang hadiah umrohnya nih...
    Salam kenal mba katerin

    BalasHapus
  7. ya, Allah mbak Rien. bacanya jadi dag dig dug...

    BalasHapus
  8. Masya Allah senang banget baca ini, banyak bertabur hikmah. Selamat ya, Mbk.

    BalasHapus
  9. Wah terharu saya bacanya Mbak. Perjuangan hijrah yang begitu menginspirasi. Memang hidayah bisa datang kapan saja dan melalui perantara orang2 yg tidak terduga. Thanks atas pencerahannya di tulisannya Mbak

    BalasHapus
  10. Kata mbak bukan tulisan hebat, iya. Tapi kisah perjalanan hijrahnya hebat. Selamat juara 2 mbak..

    BalasHapus
  11. Mantap.. cerita yang menarik dan sangat inspiratif.. semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.

    BalasHapus
  12. Wah... Kok saya merinding sendiri baca kisah awalnya sampe kebeli rumah cash di BSD itu.
    Luar biasa. Semoga hidup Mba Rien Mas Arief sekeluarga berkah dunia akhirat

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!