Wisata Kuliner Bersama Keluarga di Pabrik Tahu Na Po Tet Tangerang Selatan

"Mbak Kate, kuliner khas asli Tangsel apa ya?"

"Waduh, apa ya? Kayaknya cilok, eh apa seblak ya, mungkin bakso, oh mungkin sate bebek, atau sate bandeng, laksa, nasi sumsum, hmm....apa dah saya nggak tahu." 😅

Bingung, ragu, dan gak jelas banget kan jawaban saya? wkwkwk

Dulu saya memang sering mati kutu kata tiap ditanya oleh teman soal kuliner asli Tangsel. Di BSD tempat saya tinggal, memang ada beragam jenis kuliner. Jika saya sebutkan semua, panjangnya bakal melebihi gerbong kereta. Segala macam olahan seafood, ayam, sapi, nasi, buah, sayur, biji-bijian, tepung (roti dan kue) semua ada, jumlahnya bejibun. Tapi, yang manakah makanan khas Tangsel? Itu dia yang bikin saya susah jawab. Misalkan saya sebut sate bebek, bukankah di daerah lain juga ada?

Sebenarnya, ada beberapa kuliner khas Tangsel yang cukup populer di tengah masyarakat Tangsel itu sendiri, di antaranya: Dodol Cilenggang, Laksa Ciater, Gecom (tauge oncom), Tahu Serpong, Emping Menes, dan Kue Apem.

Semua kuliner khas Tangsel itu sudah saya coba. Yang paling sering saya beli Tahu Serpong karena paling disukai oleh suami dan ibu saya. Mereka bilang, suka dengan tekstur dan rasa tahunya yang enak.

Nah, bicara soal tahu nih, ternyata nggak jauh dari BSD tempat saya tinggal, ada pabrik tahu Na Po Tet yang berlokasi di Pamulang Tangsel. Apakah tahu Serpong dibuat di sana? Kenapa pabrik tahu Na Po tet jadi tujuan wisata kuliner orang-orang? Yuk saya ceritakan!
Tahu Na Po Tet Sejak 1965

Cara Menuju Pabrik Tahu Na Po Tet

Pabrik Tahu Na Po Tet terletak di Jl. Tekukur 10 No.2, RW.8, Bakti Jaya, Kec. Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten 15315. Rincian alamat tersebut saya baca di halaman pencarian Google. Saya sendiri sebetulnya agak bingung, disebutkan nama kecamatannya Setu, padahal lokasinya di Pamulang. Bukankah Pamulang adalah nama kecamatan?

Pamulang bertetangga dengan BSD tempat saya tinggal. Jarak tempuh dari rumah saya ke Tahu Na Po Tet kurang lebih 7 kilometer saja. Dapat ditempuh dalam waktu  kurang dari 15 menit jika tidak macet. Jalan menuju Pamulang bisa lewat Viktor dan Ciater. Jika lewat jalan raya Ciater, melewati kantor walikota Tangsel. Bisa juga berkendara lewat jalan kampung agak sempit yang tembus ke sekolah Nur Fatahillah Pamulang. Bebas sih, dari Taman Tekno BSD lewat Muncul atau pun ke perempatan Viktor juga bisa.

Jika berkendara dari arah Muncul atau perempatan Viktor, letak Tahu Na Po Tet ada di kanan jalan, tinggal belok dan ikuti jalan sampai ketemu Perumahan Permata Pamulang berarti sudah dekat. Rute yang diberikan oleh Google Map akurat, kita dituntun sampai ke tujuan dengan tepat. Gak dibawa nyasar ke sana kemari apalagi ke hati Nicholas Saputra #eaaa gubraks.


Tampak depan Pabrik tahu Na Po Tet tidak terlihat seperti pabrik, melainkan seperti rumah biasa dengan halaman depan yang lebar. Tidak bertingkat, megah, apalagi bergaya kekinian dan mentereng. Tapi saya suka lho, halaman depannya yang jadi tempat parkir itu terlihat bersih. Bersih itu penting banget yaw, jadi pandangan pertama yang bikin suka hati, selanjutnya terserah Anda #apaan dah 😂

Saat kami (saya bersama suami dan anak) tiba, jalan komplek depan pabrik tahu sudah dipadati oleh mobil dan motor pengunjung hingga bagian dalam. Tapi kami beruntung pas datang ada mobil lain yang keluar, jadi bisa parkir di dalam. Itu juga berkat bantuan mamang parkir.

Ada tiket masuk? Nggak ada. Paling nanti pas pulang bayar si mamang parkirnya saja seikhlasnya, misalnya ikhlas 1 juta, ya udah bayar aja segitu 😂
Mobil pengunjung Tahu Na Po Tet di halaman depan pabrik

Bagian depan Tahu Na Po Tet, persis di bawah plang nama itu adalah jalan masuk ke area jajan tamu. Tempat makan ada di belakang. Dari depan sudah keliatan banyak pohon tinggi dan rindang di belakang. Nah, di bawah pohon-pohon itulah tempat tamu makan.

Jejeran foto keluarga pendiri Na Po Tet dan foto-foto tamu dari kalangan pejabat, tokoh masyarakat, artis, hingga Abang None kota Tangsel.

 Deretan jajanan di jalan masuk

Produk UMKM warga sekitar pabrik tahu Na Po Tet

 Harganya normal kayak harga jual di pasar

Makanan khas Betawi, dari Nasi Uduk murah meriah cuma 10 ribu saja per bungkus, sampai kue cucur dan gemblong

Depannya Kecil dan Biasa, Dalamnya Luas dan Nyaman Bikin Betah

Namanya pabrik tahu tapi penampakannya tidak seperti pabrik. Jangankan melihat orang-orang sedang bekerja membuat tahu, wujud bahan pembuat tahu pun tak nampak. Nah, kalau tahu siap makan ada banyak.

Sejak pertama masuk melewati papan nama Tahu Na Po Tet, yang pertama saya lihat adalah deretan meja penuh aneka makanan yang bisa kita beli bila suka. Di sana ada 2 wanita yang bertugas sebagai kasir dan penerima pesanan. 

Area makan pengunjung hanya beberapa langkah saja dari kasir, berupa taman terbuka berbentuk segi empat dan berukuran cukup luas. Dikelilingi pohon-pohon tinggi berdaun lebat. Di pinggirnya ada beberapa pondok makan semi terbuka (beratap tapi tanpa dinding), beberapa gerobak makanan di salah satu sisi (dekat area masuk setelah kasir), musala, toilet, dan tempat cuci tangan yang bertebaran di segala penjuru. 

Saya langsung suka dan merasa nyaman karena taman dan keseluruhan area makan serba bersih, bebas dari pemandangan yang bikin tak enak mata. Air di tiap wastafel cuci tangan melimpah, sabun cair untuk cuci tangan juga penuh. Saya juga suka dengan konsep makan di taman, beratap langit saja tapi tidak bikin kepanasan meski di siang terik. Ada pohon-pohon jadi peneduh alami yang bikin udara di taman jadi sejuk. Itu sebabnya saya pesan meja di taman saja, supaya udara yang dihirup selalu segar. Makan di tempat makan ramai orang, masih perlu jaga-jaga kalau masih pandemi gini.

Kita baru bisa pesan makanan jika sudah dapat meja. Selama belum dapat meja, pesanan belum diproses, demi kenyamanan tamu itu sendiri supaya bisa makan dengan cara duduk, bukan berdiri. Emangnya kondangan kalo makan pake berdiri? hihi. Setelah dapat meja, nanti ada yang antar daftar menu. Setelah punya pesanan, baru kita ke depan lagi (kasir) buat pesan dan bayar. 

Dalam situasi sangat ramai, hindari sembarang pindah meja karena pesanan bisa nyasar dan itu bikin repot para mbak dan mas pelayan. Kecuali mendadak hujan deras, yang tadinya pesan meja di taman terpaksa pindah ke pondok, ya gak apa, tapi wajib memberitahu mbak-mbak yang ada di kasir. Kita juga nggak mau kan pesanan gak sampai-sampai gara makanan kita mendarat di meja lain? Setelah bayar, kita tinggal tunggu saja di meja. Selagi menunggu, jika bawa anak, anaknya bisa main-main dulu di taman. Di situ ada perosotan dan ayunan buat bermain.

Saya lihat kebanyakan pengunjung datang bersama keluarga. Ada yang bawa anak istri dan orang tua. Ada pula rombongan komunitas pesepeda. Rombongan ibu-ibu abis olahraga. Macem-macem. Oh ya, saya agak kaget pas ada anjing mendekati dan gak mau pergi, ternyata bawaan pengunjung. Nah, jujur aja nih, kalau di tempat makan begini, saya tidak setuju pengunjung bawa hewan peliharaan. Apalagi dilepas gitu aja. Gimana kalau kencing dan pup sembarangan? Apalagi kalau terjadi di dekat kita saat makan? Bisa hilang selera makan saat itu juga. Jadi tolong deh, jangan rusak kenyamanan tempat ini dengan membawa dan melepas hewan peliharaan sembarangan. Bukan saya benci hewan, tapi liat-liat tempat kalau mau bawa. Mungkin ini bisa jadi perhatian pihak Na Po Tet ya, biar lebih ketat terhadap pengunjung yang bawa hewan peliharaan. Mungkin kalau mau bawa, titip di depan (kalau ada tempat penitipan), atau pegangin biar gak keluyuran. Saya juga akan melakukan hal yang sama kalau bawa kucing peliharaan.
Pondok di tengah dan di sebelah kiri adalah tempat makan. Pondok di pojok kanan itu tempat gerobak soto, bakso, es krim, es kelapa, es cendol dan lainnya. 

Ini meja yang saya tempati bersama suami dan anak perempuan saya. Tamannya terlihat bersih kan? Ada ayunan dan perosotan di taman buat anak-anak bermain. Ada pondok semi terbuka di latar belakang, salah satu tempat makan di Na Po Tet.


Jam 12:40 (sesuai watermark waktu dari kamera realme GT Master), saat terik, tapi gak kepanasan karena banyak pohon. Kena sinar dikit-dikit tak apalah, asal gak lama. Pohonnya seperti yang tampak di foto. Pohon-pohon itu tumbuh tinggi di sekeliling area taman.

Banyak Pilihan Menu, Kami Pilih Menu Serba Tahu, Biar Makin Tahu! 

Dapur Tahu Na Po Tet menyediakan beragam pilihan menu. Jadi, meskipun di sini pabrik tahu, bukan berarti menu tahu saja yang ada. Kita bisa pilih menu selain tahu. Nah, berikut daftar menu yang saya contek dari lembar nota yang saya terima saat selesai melakukan pembayaran:

Aneka Tahu: Tahu Goreng (5 pcs), Tahu Aci (10 pcs), Tahu Isi (10 pcs), Baso Tahu, Tahu Kuning sari / Tahu Putih sari.

Menu makan berat: Nasi Putih, Sayur Asem, Gado-Gado, Karedok,  Ayam Goreng, Jengkol Kecap, Ikan Nila Pecak (+/- 350gr), Ikan Nila Goreng (+/- 350gr), Ikan Gurame Goreng (600/700gr), Ikan Gurame Pecak (600/700gr), Tumis Kangkung, Tumis Toge, Telur Asin.

Jajanan: Siomay, Dimsum, Soto Mie Daging, Soto Daging, Soto Mie Ayam, Soto Ayam.

Snack: Pisang Goreng (10 pcs), Kerupuk Kulit, Kacang Goreng, Keripik Singkong, Kerupuk Udang, Peyek, Kentang Goreng.

Minuman: Es Teh Tawar, Teh Tawar Hangat, Teh Manis Hangat, Susu Kedelai 300ml, Kopi Hitam, Kopi+Susu, Es Kancil (es timun), Air Mineral, Lemon Tea, Jus Jambu, Jus Jeruk, Kopi Botol Caramel/Kelapa/Ori, Kelapa Bulat, Mpon-Mpon, Kunyit Asam, dan Kedondong.

Harga tidak tercantum dalam daftar menu, jika ingin tahu boleh tanya dulu sebelum pesan. 

Saya bersama anak dan suami sepakat pesan menu serba tahu, biar benar-benar afdol wiskul ke pabrik tahu hanya makan tahu. Walaupun sebenarnya nih, saya bukan penggemar berat tahu. Maksudnya gini, ada tahu saya makan, satu atau dua potong cukup. Kalau gak ada tahu, saya nggak nyariin. Beda dengan suami dan anak saya Aisyah, mereka ini penggemar berat tahu. Terutama suami, maunya tiap makan tuh ada tahu, entah itu digoreng, dibacem, dikukus, ditumis, atau dimakan bareng pecel/gado-gado. Emang sedoyan itu suami sama tahu. Jadi, ketika saya pesan 4 macam menu semuanya tahu, dia seneng-seneng aja 😁

Berikut pesanan saya: 
1 porsi Tahu Goreng (5 pcs) Rp 17.000,-
1 porsi Tahu Isi (10 pcs) Rp 30.000,-
3 porsi Baso Tahu total Rp 60.000,-
1 Es Teh Manis Rp 6.000,-
1 Kelapa Bulat Rp 20.000,-
Semua pesanan saya serba tahu. Tahu Isi, Tahu Goreng, dan Baso Tahu. Otak-otak bukan pesanan, sengaja diantar ke meja buat cemilan selagi kita menunggu pesanan datang. Otak-otaknya nggak gratis lho ya.

Baso Tahu isi 4 pcs Rp 20.000,-

1 porsi Tahu Isi  10 pcs Rp 30,000,-

Review Makan di Tahu Na Po Tet

Dari segi rasa, menurut lidah saya, standar saja. Tahu Goreng dan Tahu Isi rasanya sama seperti yang saya makan di tempat lain, atau seperti yang saya masak di rumah, dalam artian sama enak sesuai standar enak lidah saya. Mungkin karena saya sebenarnya tidak benar-benar bisa membedakan tahu enak itu seperti apa. Selama tidak asam dan kulitnya tidak keras, bagi saya tahu itu enak. 

Untuk Baso Tahu dengan rasa kuah yang standar, tanpa meninggalkan kesan mendalam, tapi saya bisa menikmati sampai 3 potong, tersisa 1 karena kekenyangan (suami yang menghabiskannya). 

Dari segi kesegaran, saya akui semua tahu yang disajikan di sini memiliki kesegaran berbeda dibanding beberapa tahu yang saya makan di rumah makan lain. Mungkin karena di pabrik tahunya langsung ya, jadi mereka hanya menggunakan tahu yang baru dibuat demi menjaga kualitas makanan untuk tamu.

Semua tahu yang dihidangkan disajikan fresh dari dapur. Baru digoreng ketika dipesan, jadi sampai di meja masih dalam keadaan panas. 

Ada yang bilang makan di sini pesanan kita lama sekali sampai di meja. Tapi saat saya ke sana, kami tidak perlu menunggu lama sampai jenuh apalagi letih lesu dan terkapar #halah haha. Begitu kami dapat meja dan membuat pesanan, otak-otak langsung diantar buat cemilan selagi menunggu. Gak lama kemudian minuman mendarat di meja, kelapa bulat datang belakangan. Belum sampai 10 menit, baso tahu sudah diantar, disusul tahu isi. Terakhir yang agak lamaan Tahu Goreng. Tapi bukan yang lama banget sih. Padahal saat itu ramai lho, jam makan siang pula. 

Dari segi kebersihan, saya acung jempol deh. Dari sejak di parkiran sampai masuk ke area makan, nyaman banget dilihat. Suasananya ya kayak lagi bersantai di belakang rumah nenek, sejuk dan asri, bersama orang-orang yang datang dengan tujuan yang sama: mengisi perut.

Meskipun rasa makanannya standar (biasa), tapi tempatnya bikin suka. Kadang bagi saya, tidak soal dengan rasa kalau tempatnya sreg di hati. Rasa makanan akan mengikuti suasana hati, jadi enak. Apalagi makannya bersama suami dan anak tersayang, betah aja makan di sini. 

Harga makanan juga standar, sama kayak di tempat jajan lain. Jadi nggak bakal bikin kantong kesedot banyak walau sedang berniat mentraktir rombongan yang makannya banyak. 

Buat warga Tangsel, Tahu Na Po Tet ini bisa jadi tujuan wisata kuliner yang menyenangkan. Kita bisa menikmati makan tahu di tengah suasana taman yang teduh, sekaligus jadi pengalaman makan tahu di pabrik tahu tertua di Tangerang Selatan (sejak 1965).

Buat teman-teman yang ingin melihat lebih jelas suasana tempat makan di Tahu Na Po Tet ini, bisa tonton melalui video yang saya upload di channel saya Katerina. S berikut ini:


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

29 komentar

  1. Saya kok baca panggilan Mba Rien di kalimat pertama agak gimanaa gitu.. "kate" Kalau org betawi ngartiinnya "pendek".. Xixixi.. Enakkan manggil Mba Rien. Biar kekinian.

    Btw, saya juga agak gagap, Mba kalau ditanya khas makanan Depok. Akhirnya saya bilang aja. Depok itu ngakunya Betawi, tapi letaknya Jabar. Jadi makanan banyak makanan betawi sama sunda. Kayak Tangsel gitu juga kali ya, Mba.

    Buktinya di Tahu Na Po Tet aja dijajakan masakan Betawi sama Sunda dominannya ya. Macam karedok, nasi uduk.

    Aah kalau main ke tangsel mampir dah kesana.

    BalasHapus
  2. Mbak Kate Middleton...eh Mbak Katerina alias Mbak Rien:) aku asli Kediri yang di Jawa Timur dijuluki Kota Tahu. Jadi lidahku paham bener mana tahu yang enak mana yang enggak.
    Wajib nih ke Na Po tet Pabrik Tahu Tangsel biar bisa bilang enak enggak tahunya..duh penasaran jadinya. Tempatnya asyik ya, bersih dan varian menunya beragam. Cuz aku agendakan!

    BalasHapus
  3. Wuih, ga nyangka ternyata pabrik tahu Na Po Tet ini sudah ada sejak tahun 1965 :D Beneran deh para pengunjung bisa betah menikmati wisata tahu, soalnya ga seperti pabrik ya. Menyenangkan kalau lihat dari foto2nya sih. Berkeliling ke penjuru arah tahunya hihihi.

    Aku tuh hampir tiap hari punya stok tahu :) Kepengen nyoba tahu Na Po Tet dan camilannya dong kapan2 bareng keluarga. Harga kubilang sih termasuk ramah di kantong ya. Tempatnya natural gini nyaman. Paling demen aku tahu bakso, tahu aci, trus soto ayam hahaha begah deh peyyut!

    BalasHapus
  4. Jadi inget dulu di Bekasi kalau mau beli tahu langsung ke pabriknya. Tapi boro-boro keren kaya gini. Ya bau khas pabrik tahu gitu deh.
    Ini keren banget tahu Na Po Tet. Nggak cuma produksi tapi juga masarin lewat restonya.
    Ini bisa dikirim ke luar kota nggak ya, mbak?
    Itu menggoda banget tahu gorengnya. Menul-menul kalo orang Jawa bilang, haha.
    Bayangin dicemil anget-anget enak banget pasti.

    BalasHapus
  5. Baca artikel ini jadi ingat klo lagi jalan jalan ke Kediri Jawa Timur mbak, ada pabrik tahu juga disana
    Eh ternyata di Serpong juga ada ya, malah jadi tempat wisata sekece ini
    enak ya mbak, dekat rumah
    pilihan menu tahunya pun beranekaragam ya

    BalasHapus
  6. Wah mbak kate...gimana kabar dengan si meghan? wkwkwkkw

    Baca tulisan ini, jadi berandai-andai bisa tahu kapan waktu ke pabrik tahu na po tet :D
    Mana tahu pas ke situ aku sudah punya level ikhlas kasih satu juta ke tukang parkir hihihihi.
    Aku suka tahu mbak, meski ya nggak sampai tergila2, tapi sukaaa...jadi kalau diajak kesini keknya ga bakalan nolak. Lagian tempatnya tampak teduh gituuu....

    BalasHapus
  7. Beberapa hari lalu lewat depan pabrik tahu Na Po Tet ini. Terus ingat posting Mbak Rien di Instagram tentang tempat makan ini. Saya ajakin suami mampir tapi karena sudah terlalu sore rasanya kurang mantap. Disamping juga sudah kenyang karena kulineran di Bogor. Dan tempat makan ini unik menurut saya. Serba tahu dan diproduksi sendiri. Lihat foto-foto makanan di sini jadi bikin ngiler deh. Jadi kalau lewat lagi nanti harus mampir

    BalasHapus
  8. Selama rasa tahu tidak asem, berarti tahu itu enak! Begitu pula dengan anggapan saya, Mbak. Selama tidak asem, berarti tahu itu enak hehehe
    Saya kok jadi ngiler lihat tahu kuahnya. Yang saya bayangkan itu seperti batagor kuah ya, Mbak :)

    BalasHapus
  9. Wuaaa ini yang kapan hari itu ya mbak di ig? Suka banget sama tempatnya. Apalagi aku pecinta tahu ahahaha.. Main kesini sama anak cocok banget ya, tempat luas, menunya enak enak, ada mainannya, terus bisa jajan oleh oleh juga. Komplit banget

    BalasHapus
  10. Ya ampun kak...aku ngilerrr hahaha.. Mau banget nih kesini kalo pas liburan ke Batavia..beneran tempatnya enak ya buat santay bareng keluarga..

    BalasHapus
  11. Mbaaa, aku udah pengen nyoba ke sini. Tamannya juga bersih mba. Soal rasa standar tapi pilihan makanan tahu tuh banyak. Kebetulan anak dan suamiku juga suka kuliner serba tahu. Ini pilihan buat aku bisa kesini bareng keluarga

    BalasHapus
  12. senangnya makan tahu di pabrik tertua di Tangsel ya mbak, mana tempatnya nyaman pula. Pas banget kulineran bareng keluarga karena disediakan juga mainan anak-anak jadi betah makan di sana ya.

    BalasHapus
  13. Jadi catatan kunjungan kalo nanti lewat daerah Tangsel. Aku juga menilai tahu enak itu dari rasa yang tidak asam dan kulit tidak keras.

    Sajiannya ternyata nggak hanya tahu, tapi ada menu lain yang menggoda selera. Aku lihat penampakan kuah bakso tahu jadi ngiler. Terlihat seger gitu, Mbak. Tempatnya juga asik, melestarikan pepohonan jadi nampak adem

    BalasHapus
  14. Tahu Na Po Tet ini udah lama banget ya. Menu yang tersedia juga banyak pilihannya. Dan saya itu takjub sama tempatnya. Depannya tampak biasa banget, tapi dalamnya ciamik. Selain itu banyak aneka jajan UMKM lokal yang tersedia. Bagus juga tuh idenya, salah satu cara untuk membantu pemasaran produk UMKMnya juga.

    BalasHapus
  15. Adek iparku tinggal di Pamulang, mba. Di perum Villa Inti Persada. tapiii kok aku blm erah diajakin ke Tahu Na Po Tet yaaakkk

    Moga2 thn depan kami ada rezeki bs plesir ke TangSel lagi.
    ntar aku ajakin adek iparku buat kulineran di sini.
    Kelihatan enjooyyy banget siik lokasinya

    BalasHapus
  16. Ini tuh beberapa kali aku pengen kesini setelah sepedahan tapi belum jadi-jadi. Enakan datang pas mereka baru buka ya mbak Rien, duh itu menunya pun menggiurkan sekali ya. Apalagi kami di rumah penyuka tahu semua.

    BalasHapus
  17. Nunggu antriannya sampai terkapar, kak Rien?
    Hhahaa...ini aku banget, nunggu leleus baru makan. Tapi yah..di Bandung tuh ada pabrik tahu Tauhid. Cuma gak ada tempat makannya gini.

    Ini asik banget.
    Ini nyontek menu olahan tahu yang bisa dimasak di rumah, bisa kali yaa..
    mengingat kami semua peggemar tahu.

    BalasHapus
  18. Jadi penasaran ama tahunya. Tampilan tahu baksonya itu bikin ngiler banget. Btw, tempat pembuatan tahunya di sebelah mananya mbak? Pengunjung nggak bisa sekalian liat ya?

    BalasHapus
  19. Pencinta tahu kayak ponakan saya wajib datang ke sini nih, sebab surga tahu yah, hehehe. harganya juga sangat terjangkau, bnayak variasi. Berwisata ama kelaurga yang punya anak kecil juga asik kayaknya sebab ada arena bermain buat anak juga

    BalasHapus
  20. Baru tahu kalau di Tangsel ada pabrik tahu yang udah tua. Menarik juga konsepnya dijadikan obyek wisata dmn org2 bisa membeli aneka olahan tahu dan bisa kulineran ya mbak. Bisa nih kapan2 kalau ke tangsel mampir sana. Aku juga suka makanan tahu, jd kripik, dicocol sambel, dijadikan tumisan dll suka semuaaa :D

    BalasHapus
  21. Menarik mbak, semuanya serba tahu. Sebagai penggemar tahu saya jadi tertarik. Apalagi tempatnya luas dan asri. Uduk 10 rb masih termasuk murah lah ya. Kapan2 ajak suami ke sini ah

    BalasHapus
  22. Semenjak ada tukang tahu keliling lewat depan rumah yang mana tahunya itu segar, empuk, dan lembut saya jadi tau mana tahu yang enak dan yang enggak. Mana yang berpengawet dan yang tidak. Jadi kalau belanja ke warung lihat tahu kenyal-kenyal agak keras dalam hati udah curiga ini pasti ada pengawetnya. Jadi penasaran nyoba tahu Na Po Tet.

    BalasHapus
  23. Wah jajanannya banyak ternyata ya, ngga cuma tahu doang. Tempat makannya juga nyaman, berasa pesta kebun gituu :))

    BalasHapus
  24. Aku penggemar tahu mbaa... kalau pas belanja tuh sampe paham mana rasa Tahu Bandungan, Tahu Jakarta dan tahu kuning (klo pas belanja di supermarket).

    Boleh juga nih kalau pas bisa ke Tangsel mampir wisata kuliner ke tahu Na Po Tet. Ngiler lihat tampilan tahu baksonya dengan kuah yang segeeerr... Tahu isinya tuh isi sayuran atau rebung mba? Klo di Semarang seringnya tahu isi tuh dalemnya rebung.

    BalasHapus
  25. Dalamnya luas, asri, dan rindang ya mbak. Tapi kalau terlalu ramai, aku akan exhausted juga sih ehehe. Harganya terjangkau juga mbak, menarik nih.

    BalasHapus
  26. MashaAllah. Menyelerakan nian ini Rien. Apolagi untuk aku yang penggemar tahu sejati. Tempatnyo jugo nyaman dan lengkap yo. Mesti visualnyo idak kekinian. Kalo aku main ke BSD, ajak kesini ye. Iiihhh pasti baleknyo jugo mborong ini hahahaha.

    BalasHapus
  27. Kulineran tahu langsung di pabrik tahunya, ini bener2 masih fresh banget ya tahunya. Jadinya lembut banget ya, walau digoreng. Enak banget ini, Mba Rien. Masih di daerah tempat tinggal pula ya. Iyess, saya pun setuju, kalau ke tempat wisata, apalagi tempat makan gini, baiknya janganlah bawa hewan peliharaan. Anak kecil aja kadang ada aja hal yg mebahayakan kalau ortunya agak lengah, apalagi hewab kan.

    BalasHapus
  28. Mba, sampe sekarang saya blom tahu lokasi tepat nya Pabrik Tahu Na Po Tet ini.
    Ini dideket komplek Permata Pamulang khan ya?

    Perbatasan Desa Rawa kalong - Gunung Sindur?

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!