Tampilkan postingan dengan label kuliner pamulang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuliner pamulang. Tampilkan semua postingan

Wisata Kuliner Bersama Keluarga di Pabrik Tahu Na Po Tet Tangerang Selatan

"Mbak Kate, kuliner khas asli Tangsel apa ya?"

"Waduh, apa ya? Kayaknya cilok, eh apa seblak ya, mungkin bakso, oh mungkin sate bebek, atau sate bandeng, laksa, nasi sumsum, hmm....apa dah saya nggak tahu." 😅

Bingung, ragu, dan gak jelas banget kan jawaban saya? wkwkwk

Dulu saya memang sering mati kutu kata tiap ditanya oleh teman soal kuliner asli Tangsel. Di BSD tempat saya tinggal, memang ada beragam jenis kuliner. Jika saya sebutkan semua, panjangnya bakal melebihi gerbong kereta. Segala macam olahan seafood, ayam, sapi, nasi, buah, sayur, biji-bijian, tepung (roti dan kue) semua ada, jumlahnya bejibun. Tapi, yang manakah makanan khas Tangsel? Itu dia yang bikin saya susah jawab. Misalkan saya sebut sate bebek, bukankah di daerah lain juga ada?

Sebenarnya, ada beberapa kuliner khas Tangsel yang cukup populer di tengah masyarakat Tangsel itu sendiri, di antaranya: Dodol Cilenggang, Laksa Ciater, Gecom (tauge oncom), Tahu Serpong, Emping Menes, dan Kue Apem.

Semua kuliner khas Tangsel itu sudah saya coba. Yang paling sering saya beli Tahu Serpong karena paling disukai oleh suami dan ibu saya. Mereka bilang, suka dengan tekstur dan rasa tahunya yang enak.

Nah, bicara soal tahu nih, ternyata nggak jauh dari BSD tempat saya tinggal, ada pabrik tahu Na Po Tet yang berlokasi di Pamulang Tangsel. Apakah tahu Serpong dibuat di sana? Kenapa pabrik tahu Na Po tet jadi tujuan wisata kuliner orang-orang? Yuk saya ceritakan!
Tahu Na Po Tet Sejak 1965

Cara Menuju Pabrik Tahu Na Po Tet

Pabrik Tahu Na Po Tet terletak di Jl. Tekukur 10 No.2, RW.8, Bakti Jaya, Kec. Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten 15315. Rincian alamat tersebut saya baca di halaman pencarian Google. Saya sendiri sebetulnya agak bingung, disebutkan nama kecamatannya Setu, padahal lokasinya di Pamulang. Bukankah Pamulang adalah nama kecamatan?

Pamulang bertetangga dengan BSD tempat saya tinggal. Jarak tempuh dari rumah saya ke Tahu Na Po Tet kurang lebih 7 kilometer saja. Dapat ditempuh dalam waktu  kurang dari 15 menit jika tidak macet. Jalan menuju Pamulang bisa lewat Viktor dan Ciater. Jika lewat jalan raya Ciater, melewati kantor walikota Tangsel. Bisa juga berkendara lewat jalan kampung agak sempit yang tembus ke sekolah Nur Fatahillah Pamulang. Bebas sih, dari Taman Tekno BSD lewat Muncul atau pun ke perempatan Viktor juga bisa.

Jika berkendara dari arah Muncul atau perempatan Viktor, letak Tahu Na Po Tet ada di kanan jalan, tinggal belok dan ikuti jalan sampai ketemu Perumahan Permata Pamulang berarti sudah dekat. Rute yang diberikan oleh Google Map akurat, kita dituntun sampai ke tujuan dengan tepat. Gak dibawa nyasar ke sana kemari apalagi ke hati Nicholas Saputra #eaaa gubraks.


Tampak depan Pabrik tahu Na Po Tet tidak terlihat seperti pabrik, melainkan seperti rumah biasa dengan halaman depan yang lebar. Tidak bertingkat, megah, apalagi bergaya kekinian dan mentereng. Tapi saya suka lho, halaman depannya yang jadi tempat parkir itu terlihat bersih. Bersih itu penting banget yaw, jadi pandangan pertama yang bikin suka hati, selanjutnya terserah Anda #apaan dah 😂

Saat kami (saya bersama suami dan anak) tiba, jalan komplek depan pabrik tahu sudah dipadati oleh mobil dan motor pengunjung hingga bagian dalam. Tapi kami beruntung pas datang ada mobil lain yang keluar, jadi bisa parkir di dalam. Itu juga berkat bantuan mamang parkir.

Ada tiket masuk? Nggak ada. Paling nanti pas pulang bayar si mamang parkirnya saja seikhlasnya, misalnya ikhlas 1 juta, ya udah bayar aja segitu 😂
Mobil pengunjung Tahu Na Po Tet di halaman depan pabrik

Bagian depan Tahu Na Po Tet, persis di bawah plang nama itu adalah jalan masuk ke area jajan tamu. Tempat makan ada di belakang. Dari depan sudah keliatan banyak pohon tinggi dan rindang di belakang. Nah, di bawah pohon-pohon itulah tempat tamu makan.

Jejeran foto keluarga pendiri Na Po Tet dan foto-foto tamu dari kalangan pejabat, tokoh masyarakat, artis, hingga Abang None kota Tangsel.

 Deretan jajanan di jalan masuk

Produk UMKM warga sekitar pabrik tahu Na Po Tet

 Harganya normal kayak harga jual di pasar

Makanan khas Betawi, dari Nasi Uduk murah meriah cuma 10 ribu saja per bungkus, sampai kue cucur dan gemblong

Depannya Kecil dan Biasa, Dalamnya Luas dan Nyaman Bikin Betah

Namanya pabrik tahu tapi penampakannya tidak seperti pabrik. Jangankan melihat orang-orang sedang bekerja membuat tahu, wujud bahan pembuat tahu pun tak nampak. Nah, kalau tahu siap makan ada banyak.

Sejak pertama masuk melewati papan nama Tahu Na Po Tet, yang pertama saya lihat adalah deretan meja penuh aneka makanan yang bisa kita beli bila suka. Di sana ada 2 wanita yang bertugas sebagai kasir dan penerima pesanan. 

Area makan pengunjung hanya beberapa langkah saja dari kasir, berupa taman terbuka berbentuk segi empat dan berukuran cukup luas. Dikelilingi pohon-pohon tinggi berdaun lebat. Di pinggirnya ada beberapa pondok makan semi terbuka (beratap tapi tanpa dinding), beberapa gerobak makanan di salah satu sisi (dekat area masuk setelah kasir), musala, toilet, dan tempat cuci tangan yang bertebaran di segala penjuru. 

Saya langsung suka dan merasa nyaman karena taman dan keseluruhan area makan serba bersih, bebas dari pemandangan yang bikin tak enak mata. Air di tiap wastafel cuci tangan melimpah, sabun cair untuk cuci tangan juga penuh. Saya juga suka dengan konsep makan di taman, beratap langit saja tapi tidak bikin kepanasan meski di siang terik. Ada pohon-pohon jadi peneduh alami yang bikin udara di taman jadi sejuk. Itu sebabnya saya pesan meja di taman saja, supaya udara yang dihirup selalu segar. Makan di tempat makan ramai orang, masih perlu jaga-jaga kalau masih pandemi gini.

Kita baru bisa pesan makanan jika sudah dapat meja. Selama belum dapat meja, pesanan belum diproses, demi kenyamanan tamu itu sendiri supaya bisa makan dengan cara duduk, bukan berdiri. Emangnya kondangan kalo makan pake berdiri? hihi. Setelah dapat meja, nanti ada yang antar daftar menu. Setelah punya pesanan, baru kita ke depan lagi (kasir) buat pesan dan bayar. 

Dalam situasi sangat ramai, hindari sembarang pindah meja karena pesanan bisa nyasar dan itu bikin repot para mbak dan mas pelayan. Kecuali mendadak hujan deras, yang tadinya pesan meja di taman terpaksa pindah ke pondok, ya gak apa, tapi wajib memberitahu mbak-mbak yang ada di kasir. Kita juga nggak mau kan pesanan gak sampai-sampai gara makanan kita mendarat di meja lain? Setelah bayar, kita tinggal tunggu saja di meja. Selagi menunggu, jika bawa anak, anaknya bisa main-main dulu di taman. Di situ ada perosotan dan ayunan buat bermain.

Saya lihat kebanyakan pengunjung datang bersama keluarga. Ada yang bawa anak istri dan orang tua. Ada pula rombongan komunitas pesepeda. Rombongan ibu-ibu abis olahraga. Macem-macem. Oh ya, saya agak kaget pas ada anjing mendekati dan gak mau pergi, ternyata bawaan pengunjung. Nah, jujur aja nih, kalau di tempat makan begini, saya tidak setuju pengunjung bawa hewan peliharaan. Apalagi dilepas gitu aja. Gimana kalau kencing dan pup sembarangan? Apalagi kalau terjadi di dekat kita saat makan? Bisa hilang selera makan saat itu juga. Jadi tolong deh, jangan rusak kenyamanan tempat ini dengan membawa dan melepas hewan peliharaan sembarangan. Bukan saya benci hewan, tapi liat-liat tempat kalau mau bawa. Mungkin ini bisa jadi perhatian pihak Na Po Tet ya, biar lebih ketat terhadap pengunjung yang bawa hewan peliharaan. Mungkin kalau mau bawa, titip di depan (kalau ada tempat penitipan), atau pegangin biar gak keluyuran. Saya juga akan melakukan hal yang sama kalau bawa kucing peliharaan.
Pondok di tengah dan di sebelah kiri adalah tempat makan. Pondok di pojok kanan itu tempat gerobak soto, bakso, es krim, es kelapa, es cendol dan lainnya. 

Ini meja yang saya tempati bersama suami dan anak perempuan saya. Tamannya terlihat bersih kan? Ada ayunan dan perosotan di taman buat anak-anak bermain. Ada pondok semi terbuka di latar belakang, salah satu tempat makan di Na Po Tet.


Jam 12:40 (sesuai watermark waktu dari kamera realme GT Master), saat terik, tapi gak kepanasan karena banyak pohon. Kena sinar dikit-dikit tak apalah, asal gak lama. Pohonnya seperti yang tampak di foto. Pohon-pohon itu tumbuh tinggi di sekeliling area taman.

Banyak Pilihan Menu, Kami Pilih Menu Serba Tahu, Biar Makin Tahu! 

Dapur Tahu Na Po Tet menyediakan beragam pilihan menu. Jadi, meskipun di sini pabrik tahu, bukan berarti menu tahu saja yang ada. Kita bisa pilih menu selain tahu. Nah, berikut daftar menu yang saya contek dari lembar nota yang saya terima saat selesai melakukan pembayaran:

Aneka Tahu: Tahu Goreng (5 pcs), Tahu Aci (10 pcs), Tahu Isi (10 pcs), Baso Tahu, Tahu Kuning sari / Tahu Putih sari.

Menu makan berat: Nasi Putih, Sayur Asem, Gado-Gado, Karedok,  Ayam Goreng, Jengkol Kecap, Ikan Nila Pecak (+/- 350gr), Ikan Nila Goreng (+/- 350gr), Ikan Gurame Goreng (600/700gr), Ikan Gurame Pecak (600/700gr), Tumis Kangkung, Tumis Toge, Telur Asin.

Jajanan: Siomay, Dimsum, Soto Mie Daging, Soto Daging, Soto Mie Ayam, Soto Ayam.

Snack: Pisang Goreng (10 pcs), Kerupuk Kulit, Kacang Goreng, Keripik Singkong, Kerupuk Udang, Peyek, Kentang Goreng.

Minuman: Es Teh Tawar, Teh Tawar Hangat, Teh Manis Hangat, Susu Kedelai 300ml, Kopi Hitam, Kopi+Susu, Es Kancil (es timun), Air Mineral, Lemon Tea, Jus Jambu, Jus Jeruk, Kopi Botol Caramel/Kelapa/Ori, Kelapa Bulat, Mpon-Mpon, Kunyit Asam, dan Kedondong.

Harga tidak tercantum dalam daftar menu, jika ingin tahu boleh tanya dulu sebelum pesan. 

Saya bersama anak dan suami sepakat pesan menu serba tahu, biar benar-benar afdol wiskul ke pabrik tahu hanya makan tahu. Walaupun sebenarnya nih, saya bukan penggemar berat tahu. Maksudnya gini, ada tahu saya makan, satu atau dua potong cukup. Kalau gak ada tahu, saya nggak nyariin. Beda dengan suami dan anak saya Aisyah, mereka ini penggemar berat tahu. Terutama suami, maunya tiap makan tuh ada tahu, entah itu digoreng, dibacem, dikukus, ditumis, atau dimakan bareng pecel/gado-gado. Emang sedoyan itu suami sama tahu. Jadi, ketika saya pesan 4 macam menu semuanya tahu, dia seneng-seneng aja 😁

Berikut pesanan saya: 
1 porsi Tahu Goreng (5 pcs) Rp 17.000,-
1 porsi Tahu Isi (10 pcs) Rp 30.000,-
3 porsi Baso Tahu total Rp 60.000,-
1 Es Teh Manis Rp 6.000,-
1 Kelapa Bulat Rp 20.000,-
Semua pesanan saya serba tahu. Tahu Isi, Tahu Goreng, dan Baso Tahu. Otak-otak bukan pesanan, sengaja diantar ke meja buat cemilan selagi kita menunggu pesanan datang. Otak-otaknya nggak gratis lho ya.

Baso Tahu isi 4 pcs Rp 20.000,-

1 porsi Tahu Isi  10 pcs Rp 30,000,-

Review Makan di Tahu Na Po Tet

Dari segi rasa, menurut lidah saya, standar saja. Tahu Goreng dan Tahu Isi rasanya sama seperti yang saya makan di tempat lain, atau seperti yang saya masak di rumah, dalam artian sama enak sesuai standar enak lidah saya. Mungkin karena saya sebenarnya tidak benar-benar bisa membedakan tahu enak itu seperti apa. Selama tidak asam dan kulitnya tidak keras, bagi saya tahu itu enak. 

Untuk Baso Tahu dengan rasa kuah yang standar, tanpa meninggalkan kesan mendalam, tapi saya bisa menikmati sampai 3 potong, tersisa 1 karena kekenyangan (suami yang menghabiskannya). 

Dari segi kesegaran, saya akui semua tahu yang disajikan di sini memiliki kesegaran berbeda dibanding beberapa tahu yang saya makan di rumah makan lain. Mungkin karena di pabrik tahunya langsung ya, jadi mereka hanya menggunakan tahu yang baru dibuat demi menjaga kualitas makanan untuk tamu.

Semua tahu yang dihidangkan disajikan fresh dari dapur. Baru digoreng ketika dipesan, jadi sampai di meja masih dalam keadaan panas. 

Ada yang bilang makan di sini pesanan kita lama sekali sampai di meja. Tapi saat saya ke sana, kami tidak perlu menunggu lama sampai jenuh apalagi letih lesu dan terkapar #halah haha. Begitu kami dapat meja dan membuat pesanan, otak-otak langsung diantar buat cemilan selagi menunggu. Gak lama kemudian minuman mendarat di meja, kelapa bulat datang belakangan. Belum sampai 10 menit, baso tahu sudah diantar, disusul tahu isi. Terakhir yang agak lamaan Tahu Goreng. Tapi bukan yang lama banget sih. Padahal saat itu ramai lho, jam makan siang pula. 

Dari segi kebersihan, saya acung jempol deh. Dari sejak di parkiran sampai masuk ke area makan, nyaman banget dilihat. Suasananya ya kayak lagi bersantai di belakang rumah nenek, sejuk dan asri, bersama orang-orang yang datang dengan tujuan yang sama: mengisi perut.

Meskipun rasa makanannya standar (biasa), tapi tempatnya bikin suka. Kadang bagi saya, tidak soal dengan rasa kalau tempatnya sreg di hati. Rasa makanan akan mengikuti suasana hati, jadi enak. Apalagi makannya bersama suami dan anak tersayang, betah aja makan di sini. 

Harga makanan juga standar, sama kayak di tempat jajan lain. Jadi nggak bakal bikin kantong kesedot banyak walau sedang berniat mentraktir rombongan yang makannya banyak. 

Buat warga Tangsel, Tahu Na Po Tet ini bisa jadi tujuan wisata kuliner yang menyenangkan. Kita bisa menikmati makan tahu di tengah suasana taman yang teduh, sekaligus jadi pengalaman makan tahu di pabrik tahu tertua di Tangerang Selatan (sejak 1965).

Buat teman-teman yang ingin melihat lebih jelas suasana tempat makan di Tahu Na Po Tet ini, bisa tonton melalui video yang saya upload di channel saya Katerina. S berikut ini:


Ow My Plate Suguhkan Menu Serba Hot Plate, Yuk Nikmati Menu-menu Terenaknya

Menikmati Menu-Menu Terenak di Ow My Plate Pamulang

Bulan Nopember tahun 2017 ini, Restoran Ow My Plate hadir di Pamulang. Sebelumnya, Ow My Plate sudah hadir di Jakarta Utara (Desember 2016), Malang, Palembang dan Tasik. Buat seluruh pecinta hot plate yang tinggal di wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya, kehadiran Ow My Plate tentu sebuah kabar baik. Sudahkah kalian kemari?

everything about hot plate
Ow My Plate Pamulang ~ Everything About Hot Plate

Sabtu sore (11/11/2017), saya berdua suami berkunjung ke Ow My Plate Pamulang. Lokasi resto cukup dekat dari rumah kami di BSD, dan sangat mudah ditemukan. Ow My Plate berada di Jalan Pamulang Raya. Satu deretan dengan Superindo, paling pojok. Jika datang dari arah Serpong, resto ada di sisi kiri jalan, sebelum Masjid Al Mujahidin, sebelum bundaran Universitas Pamulang. Restorannya mudah dikenali karena nama Ow My Plate tertulis besar di bagian luar bangunan. Dari jarak 500 meter pun sudah kelihatan.



Nama Ow My Plate dibuat oleh owner-nya dengan tujuan untuk memberikan kesan WOW pada pengunjung lewat aneka makanan hot plate yang disajikan. Jadi, jika datang kemari, fokuslah pada makanannya.

Untuk ruangan resto, boleh dibilang nuansanya sangat minimalis namun tetap nyaman. Seperti yang saya lihat ketika masuk, dekorasi ruangan minim detail. Meja dan kursinya pun simple. Sedangkan pada sisi ruangan yang menempel tembok diberi sentuhan sofa. Di dinding terdapat lukisan bergambar aneka menu hot plate. Meskipun bangunan resto memiliki 2 lantai, saat ini ruang yang digunakan hanya di lantai dasar yang berkapasitas sekitar 70 seat. Ruangannya semi outdoor, tanpa AC. Selama di resto, alunan musik dengan lagu-lagu kekinian diputar nonstop.

Nuansa minimalis tapi nyaman


Kursi dan meja simple

Nongkrong sore-sore di Ow My Plate bersama pasangan, apalagi Sabtu malam, jadi  pilihan yang menarik. Nggak kalah asyik kalau ajak-ajak teman, jadi ajang kumpul buat ngobrolin apa saja sambil menikmati makanan-makanan kesukaan. 


Seperti sore itu, saya tak cuma berdua suami, ada teman lain juga, para blogger yang belakangan ini beberapa kali jalan bareng saya. Ada Dewi, Tami, dan Ajie. Kebetulan kami sama-sama tinggal di Tangerang Selatan, jadi mudah deh buat ketemu. 

Malam Mingguan asyik nongkrong di Ow My Plate

Saatnya memilih menu. Saya bertanya pada waiter tentang menu-menu yang disarankan. Beberapa nama disebut, di antaranya Volcano Rice (menu utama), Nasi Sambal Matah dengan dua pilihan Dori atau Chicken Katsu (menu utama), dan Ow My Brownies (dessert). 


Tanpa ragu, kami pesan ketiganya. Tambahannya berupa 3 macam dessert yaitu Choco Nut Mantou with Ice Cream, Kraffel Cheese Mantou with Ice Cream, dan Strawberry Fruit Loops Mantou with Ice Cream. Untuk minumannya kami memesan Strawberry Milk, Melon Milk, Milo Dino, dan Leci Yakult.

Aneka menu utama  dan pilihan topping untuk tambahan


Pilihan dessert dan minuman

Volcano Rice merupakan salah satu menu unggulan di Ow My Plate. Berupa nasi yang dibentuk seperti gunung yang ditaruh di tengah plate. Dikelilingi oleh irisan bakso, sosis, bawang bombay, daun bawang, telur, keju, dan jamur. Menariknya, menu ini baru bisa dinikmati setelah sang waiter melakukan atraksi kecil berupa menuangkan telur yang dicampur susu ke atas nasi. 

Gunungan nasi Volcano Rice dituang dengan cairan telur campur susu

Ada lubang semacam ‘kawah’ di puncak gunung nasi, di situlah campuran telur dan susu dituangkan. Cairannya mengalir ke bawah bagaikan lelehan lahar, melewati lekukan yang sudah dibuatkan sebelumnya. Sebelum menuangkan telur, waiter menanyakan apakah nasinya mau basah atau kering. Kalau memilih kering, berarti telur yang dituangkan tadi akan dimasak sampai matang. Jika basah, akan dimasak setengah matang. Setelah campuran telur dan susu dituang sampai habis, nasi diaduk-diaduk hingga semua bahan tercampur merata. Setelah itu, baru bisa dinikmati. 

Atraksi kecil saat penyajian Volcano Rice

Menu Volcano Rice hadir dalam porsi yang banyak, karenanya disajikan untuk dua orang. Kita bisa memesan dengan rasa pedas sesuai level, mulai dari level 1 sampai 5. Saya dan Dewi memilih level 2, sedangkan suami dan Aji memilih level 5. Jangan tanya bagaimana pedasnya level 5, level dua saja lidah saya seperti kebakar. Tapi herannya, tetap saja bisa makan sampai banyak he he. Volcano Rice dapat dinikmati dengan harga Rp 55.000,-

Volcano Rice siap disantap

Menu Sambal Matah terdiri dari 2 pilihan yakni Dori dan Chicken Katsu. Masing-masing pilihan menu berupa nasi putih disertai jagung, bawang bombay, dan telur mata sapi setengah matang. Sensasi kelezatannya memang terletak pada sambal matahnya. Menu untuk sendiri ini hadir dalam porsi yang pas dan mengenyangkan, dengan ukuran Chicken Katsu yang tidak kecil. 


Harga Sambal Matah Chicken Katsu Rp 32.000,-
Harga Sambal Matah Dori Rp 34.000,-

Sambal Matah Chicken Katsu

Ow My Brownies jadi dessert terenak yang saya nikmati di Ow My Plate. Brownies legit dalam ukuran yang pas, bertabur kacang dan es krim vanila yang disajikan hangat. Saus coklat jadi tambahan yang manis untuk membuatnya semakin yummy. Recommended banget. Hanya Rp 28.000,-

Ow My Brownies - Dessert terenak recommended!

Dessert lainnya tak kalah enak. Ada Choco Nut Mantou with Ice Cream, Kraffel Cheese Mantou with Ice Cream, dan Strawberry Fruit Loops Mantou with Ice Cream. Semua disajikan hangat di atas plate, dan tentunya dengan Ice Cream yang yummy 😋. Masing-masing menu hadir dalam porsi yang banyak. Kalau dimakan sendiri, buat saya kebanyakan. Apalagi kalau sebelumnya menyantap Volcano Rice, mungkin sulit untuk dihabiskan. Jadi, dessert ini bisa sharing buat 2-3 orang. Kecuali kalian makannya banyak, 1 porsi bisa saja kurang hehe.

dessert ow my plate
Kraffel Cheese Mantou with Ice Cream Rp 25K


Choco Nut Mantou with Ice Cream
Choco Nut Mantou with Ice Cream Rp 25K


dessert ow my plate
Strawberry Fruit Loops Mantou with Ice Cream Rp 25K
Strawberry Milk Rp 14K, Melon Milk Rp 14K, Milo Dino Rp 17K, dan Leci Yakult Rp 14K

Itulah beberapa menu yang kami coba di Ow My Plate Pamulang. Buat saya, Volcano Rice dan Ow My Plate adalah juaranya. Wajar jadi menu unggulan, favorit para pengunjung. Kalau ke sini, kamu mesti coba keduanya. 

Ow My Plate juga memiliki menu lainnya seperti Teriyaki Sauce, Rica-rica, Saus Sate, Curry Sauce, White Cream Sauce, Pepper Sauce, Saos Padang, Aglio Olio, Gulai, Fish & Chips. Harga makanan hot plate ini hanya dibandrol seharga Rp 28.000,- hingga Rp 55.000,Tersedia juga topping yang dapat ditambahkan ke dalam menu yang sudah dipilih seperti Beef/Chicken, Keju, Jamur, Sosis, Smoked Beef, Kornet, Nasi, Jagung, Spaghetti, dan juga Telur. Untuk menambah topping ini dikenakan biaya tambahan dengan harga mulai dari Rp 5000,- hingga Rp 10.000,-.

Kulineran Sabtu Malam bareng suami, Dewi, Tami, dan Ajie

Sabtu malam lalu, resto ini sangat ramai. Tamu yang datang nonstop. Kursi-kursi sangat jarang kosong terlalu lama. Begitu ada yang keluar, langsung ada yang masuk lagi. Beberapa bahkan sempat mengantri sampai pengunjung sebelumnya keluar dulu. Semakin malam semakin ramai. Nah, kalau kalian kemari buat duduk-duduk santai sambil bekerja dengan laptop dalam waktu agak lama, sepertinya tidak cocok. Kecuali ada jam-jam tertentu di mana jumlah pengunjungnya tidak seramai yang saya jumpai Sabtu malam kemarin, mungkin masih bisalah. Kalau buat nongkrong dan memuaskan lidah dengan makan-makan enak sambil ngobrol-ngobrol seru, cocok banget. 

Kami sudah makan di Ow My Plate. Kalian kapan?


Ramai pengunjung!

Ow My Plate Pamulang
Jalan Pamulang Raya Blok SH 12 No. 7
Pamulang, Tangerang Selatan
Instagram: @OwMyPlate