Tampilkan postingan dengan label visit tidore. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label visit tidore. Tampilkan semua postingan

Tiada Gundah di Tidore

Padanan permai antara gunung dan laut menjadi simfoni unik Bumi Marijang, bersanding sejarah yang menghidupkan julukan legendaris The Spice Island.

tidore kepulauan maluku utara
Tidore Kepulauan - Maluku Utara

Nama Tidore berasal dari rangkaian kata "To Ado Re" yang berarti "Aku Telah Sampai". Sebelum itu, Pulau Tidore dikenal dengan sebutan "Limau Duko" atau "Kie Duko" karena di pulau tersebut terdapat gunung berapi. 

Adalah Kie Marijang, gugusan pulau tertinggi kepulauan Maluku, yang berdiri tegak di sana. Kini gunung tersebut sudah tidak aktif lagi. Marijang dalam bahasa Tidore bermakna gunung atau puncak yang indah.

Tidore kerap disandingkan dengan Ternate karena letaknya bersebelahan. Dua pulau ini hanya terpisah selat dan Pulau Maitara. Keindahan pemandangannya diabadikan dalam uang kertas Rp. 1000, di mana tergambar Pulau Maitara yang berada di antara keduanya. Dengan menumpang kapal cepat, pulau kecil yang dijuluki The Spice Island ini dapat dicapai dalam waktu sekitar 15 menit dari Pelabuhan Bastiong, Ternate.


pulau maitara tidore
Pulau Maitara yang tergambar dalam uang Rp 1.000,-

BENTENG TAHULA

Bagi penggemar wisata sejarah dan budaya, ada 3 destinasi yang wajib dikunjungi di Tidore yaitu Benteng Tahula, Benteng Torre dan Kedaton Kesultanan. Ketiganya bukan hanya tercatat dalam kisah Indonesia, tapi mengguncang dunia sebagai titik pembuktian teori Heliosentri-nya Copernicus. Benteng Torre dan Tahula peninggalan Bangsa Portugis, menunjukkan bukti bahwa salah satu bangsa besar Eropa pernah berada di Pulau Tidore.

Benteng Tahula terletak di Jalan Syaifudin, Desa Soa Sio, Kota Tidore Kepulauan. Lokasi benteng berada di atas bukit yang curam di daerah pesisir. Untuk mencapai Benteng Tahula harus mendaki ratusan anak tangga hingga puncaknya. Di atas benteng terlihat jelas seluruh kota Sia Sio juga sebagian lekuk Pulau Tidore. Terdapat makam dan semacam kolam di halaman benteng.

Tonton juga video : Travel Blogger goes to Tidore

benteng tahula di soa sio
Salah satu sisi Benteng Tahula yang menghadap ke Soa Sio

Benteng Tahula dikenal juga dengan nama Benteng Tohula atau Kota Hula. Pembangunannya baru dimulai pada tahun 1610 oleh Chirstobal de Azcqueta Menchacha (1610-1612), gubernur Spanyol saat itu. Pekerjaan pembangunan selesai tahun 1615 pada masa gubernur Spanyol Don Jeronimo de Silva (1612-1617) dan benteng ini diberi nama Santiago de los Caballeros de Tidore atau Sanctiago Caualleros de los de la de ysla Tidore. Spanyol menggunakan benteng ini hingga tahun 1662. Setelah kepergian Spanyol, pada tahun 1707, Belanda yang berkuasa saat itu meminta Sultan Tidore untuk menghancurkan Benteng Tahula. Namun, sebelum Benteng Tahula sepenuhnya dibongkar, Sultan Tidore Hamzah Fahroedin (1659-1700) meminta benteng dipertahankan sebagai tempat tinggal kerajaan.

Benteng Tahula adalah salah satu penanda perdagangan rempah di masa lalu. Benteng ini menjadi saksi ribuan pelayaran setiap harinya keluar masuk Pulau Tidore. Bukan hanya angkutan rempah, tapi juga pelayaran rakyat penghubung antar pulau-pulau di Maluku Utara. 

Tangga menuju puncak benteng


BENTENG TORRE

Benteng Torre dibangun atas perintah Sancho de Vasconcelos yang mendapat ijin dari Sultan Gapi Baguna tanggal 6 Januari 1578. Ijin ini didapat setelah Portugis diusir dari Ternate oleh Sultan Baabullah karena Portugis telah membunuh Sultan Khairun pada tahun 1570. Nama Torre kemungkinan berhubungan dengan nama kapten Portugis pada saat itu yaitu Hernando De La Torre.

Benteng Torre tidak berada di tepian laut, melainkan di atas bukit, tepat di buritan Kedaton Kesultanan Tidore. Secara keseluruhan Benteng Torre telah mengalami kerusakan dan hanya menyisakan kurang lebih 30% dari keseluruhan bangunan. Hanya dinding keliling bagian depan saja yang masih berdiri. Diduga akibat gempa yang seringkali terjadi di masa lalu. Setelah berabad-abad, baru pada tahun 2014 benteng ini dipugar.

Benteng-benteng yang dulu berdiri angkuh, sekarang melamun syahdu menyaksikan angin dan ombak bersabung di lautan. Tumpukan bebatuan muntahan dari gunung masih ada di sekitar benteng. Benteng yang berada di ketinggian ini menghadap ke arah tenggara dan berbentuk persegi empat dengan tambahan bangunan setengah lingkaran di sisi barat daya atau bagian kanan depan. Duduk-duduk sore di sini, mata saya dimanjakan oleh panorama laut Tidore yang biru. Sedangkan pada pagi hari, dari atas benteng yang kian dilanda uzur dan bermetamorfosis menjadi artefak dari masa silam yang hanya dibanggakan warga sekitarnya ini, kita dapat menyaksikan betapa menawannya matahari terbit di Tidore.


cara menuju benteng torre
Benteng Torre di atas bukit


NEGERI ATAS AWAN

Gura Bunga merupakan desa tertinggi di Tidore, berada di lereng Gunung Marijang yang mempunyai ketinggian 1.730mdpl, menjadikannya sebagai gunung tertinggi di Maluku Utara. Gunung berbentuk kerucut hampir sempurna ini, dindingnya digurat banyak sumber air dan dirimbuni dengan tumpukan batu untuk ritual adat.

Untuk mencapai Kie Matubu (puncak Kie Marijang) diperlukan lima jam lagi perjalanan kaki. Dari puncaknya kita dapat menikmati panorama Pulau Ternate dan Maitara, Pulau Mare yang teluknya menjadi persingggahan kahia (lumba-lumba), serta hutan-hutan hijau di lembah sekeliling gunung yang memeluk hangat rimbun pohon pala dan cengkih, muara segala pelayaran akbar bermula.

Salah satu Negeri Atas Awan di Tidore ini seringkali diselimuti oleh kabut yang menimbulkan kesan magis. Dari sudut mana pun, suasana desa ini diselimuti ketenangan. Warganya senantiasa menyapa ramah. Rumah-rumah dengan halaman yang sangat bersih dihiasi bermacam bunga yang beraneka warna, membuat desa ini tampak menawan. 

Tonton juga video : Negeri di Atas Awan Tidore

desa gura bunga tidore
Rumah tradisional Tidore di Desa Gura Bunga

Di Gurabunga masih terdapat rumah asli Tidore. Di sini pula para sowohi,  yang menjadi penghubung Kesultanan Tidore dengan roh para leluhur, menetap. Kelurahan yang berada di ketinggian 900mdpl ini dihuni oleh lima marga dengan rumah adat masing-masing marga, menjadi simbol persatuan keanekaragaman adat budaya. Berbaur dengan masyarakat setempat dan mencoba merasakan sentuhan kehidupan dan kearifan lokalnya, menjadi pengalaman berharga yang saya dapat dari Gura Bunga.

Bulan April lalu, Gura Bunga menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan Sonine Gurua, yaitu perayaan masyarakat pegunungan untuk mengekspresikan kegembiraan dan sukacita sebagai ungkapan syukur menyambut datangnya Hari Jadi Tidore ke-909 tahun 2017. Dalam acara tersebut diadakan perjamuan bagi tamu yang datang dengan suguhan kuliner khas pegunungan seperti kofi dabe (kopi rempah) dll, serta atraksi-atraksi seni dan budaya masyarakat pegunungan. Di sini pula diadakan prosesi Tagi Kie, yaitu prosesi pengambilan air oleh masyarakat adat Soa Romtoha Tomayou.

kie matubu gura bunga
Gura Bunga di malam hari, berlatar Kie Matubu

KAMPUNG KALAODI

Tidore mempunyai kampung Kalaodi yang disebut sebagai Kampung Ekologi Pelindung Tidore. Terletak di bagian utara Tidore dan berada di ketinggian sekitar 900mdpl. Kebun-kebun di kampung Kalaodi termasuk dalam kawasan hutan lindung Tagafura yang kaya dengan tanaman-tanaman produktif seperti cengkih dan pala.

Kedua komoditi ini adalah penghasilan utama sebagian besar warga Kalaodi. Di sela-sela tanaman rempah itu, warga juga menanam kenari, kayumanis dan pinang. Beberapa kerajinan dari bambu seperti Saloi dan Tolu yang banyak dijual di Pasar Goto (pasar tradisional Tidore) juga dihasilkan dari sini. Saloi semacam keranjang untuk dipakai ke kebun, sedangkan Tolu  sejenis topi lebar pelindung kepala dari hujan dan panas. 

pesona kalaodi
Dari ketinggian Desa Kalaodi, terlihat Pulau Maitara dan Pulau Ternate

Suasana kampung Kalaodi sangat tenang. Jalanannya kerap lengang. Sesekali saja motor berlalu santai. Di kebun-kebunnya, pohon-pohon rempah tinggi menjulang, tumbuh rapat hampir sepanjang jalan. Buah cengkih dan pala dijemur begitu saja di tepi jalan tanpa khawatir akan hilang. 

Kampung dengan udara sejuk sepanjang waktu ini tak hanya kaya akan rempah, tapi juga kaya akan keindahan panorama. Pemandangan menawan kota Tidore dan Pulau Halmahera di timur, juga Pulau Maitara dan Pulau Ternate di sebelah barat, menjadi suguhan yang bisa dinikmati setiap saat.

desa kalaodi tidore
Sejuk, bersih, dan tenang

EKSOTISME PULAU FAILONGA

Pulau Tidore memiliki 12 pulau besar dan kecil, di antaranya Pulau Failonga, Pulau Mare, Pulau Maitara, Pulau Tamong, Pulau Pasi, Pulau Woda, Pulau Joji, Pulau Guratu, dan Pulau Sibu. Masing-masing pulau menawarkan keanekaragaman hayati laut timur yang pesonanya sulit untuk ditolak. Saya mengunjungi salah satunya yaitu Pulau Failonga. Sebuah pulau dengan air laut bagaikan cermin, membuat awan putih tidak hanya berkeliaran di langit, tetapi juga di air laut.

Failonga terkenal dengan keindahan pasir putih dan bebatuan yang indah. Cocok untuk tempat rekreasi, memancing, diving dan snorkeling.  Dari Pelabuhan Goto, pulau seluas 1,1 km2 ini dapat ditempuh selama 10 menit dengan menggunakan speedboat. Pulau Failonga masuk dalam kategori pulau-pulau kecil, hanya butuh sekitar 20 menit untuk mengitarinya

Sembilan puluh delapan persen Failonga adalah tebing batu yang sebagiannya tergolong curam. Sisanya berupa pantai dan batuan berukuran kecil yang melandai. Pantai pasir putih nan halusnya juga dilindungi batuan berukuran raksasa dari deburan ombak. Airnya yang sangat jernih, hangat, dan dangkal, membuat siapapun betah untuk menikmati panorama bawah lautnya yang menawan. Benar-benar surga tersembunyi di laut Tidore. 


pulau failonga maluku utara
Pantai pasir putih dan air jernih di laut Pulau Failonga yang menawan


KULINER KHAS TIDORE

Mempelajari pengaruh rempah dalam kehidupan masyarakat Tidore makin lengkap jika disertai dengan mencicipi tradisi kulinernya. Masyarakat Tidore yang terkenal gemar mengunyah menawarkan pilihan menu yang beragam. Beberapa diantaranya sudah sering terdengar, namun baru kali ini saya makan langsung di tempatnya.

Sagu Singkong atau biasa disebut Kasbi menjadi makanan pokok pengganti nasi di Tidore. Sagu Singkong dibuat dari parutan singkong kering yang dimasukkan ke dalam sebuah cetakan yang terbuat dari gerabah yang terlebih dahulu dibakar diatas sebuah tungku panjang. Di masa lampau, Kasbi merupakan makanan yang awet sampai satu tahun, sehingga sering dibawa oleh para pejuang dan pelaut Tidore ataupun pelaut kolonial yang singgah di Tidore sejak jaman dahulu sebagai bekal untuk perang ataupun pergi berlayar di lautan. 

kuliner gohu kasbi tidore
Beberapa kuliner khas Tidore: Gohu, Ikan bakar dabu-dabu, kasbi

Kasbi secara umum seperti roti tawar bakar, tapi bentuknya pipih persegi panjang. Kasbi lebih berserat dan lebih cepet mengenyangkan.  Lebih legit dari roti tawar. Kasbi biasanya dikonsumsi bersamaan dengan lauk ikan yang dibakar, panggang, berkuah ataupun goreng.  Bisa juga ditambahkan selai, jadi kudapan teman minum teh. Di Tidore, Kasbi yang dibuat oleh pembuat rumahan dijual seharga 10.000/8pcs. 

Ada pula Gohu, kerap disebut sashimi ala Tidore. Terbuat dari ikan mentah segar yang dicampur beberapa bumbu masak dan dibiarkan matang dengan cara disiram minyak kelapa mendidih. Salah satu kekayaan kuliner khas Nusantara ini tak hanya lezat, tapi juga sehat karena menggunakan ikan dan bahan-bahan alami yang segar. Selain teman yang cocok untuk nasi hangat, Gohu juga pasangan yang tepat untuk Popeda, kuliner khas Tidore lainnya. Olahan ikan lainnya berupa Kakap Goreng yang disiram sambal dabu-dabu, sambal khas Maluku Utara.

 
istana kesultanan tidore
Kedaton Kesultanan Tidore

KEDATON KESULTANAN TIDORE

Istana sepuh yang di sebut Kadato Kie ini berkedip manis menghadap laut. Tempat di mana semua sabda Sultan diampu dan dipatuhi di seantero wilayah kekuasaannya. Di sinilah saksi bisu sepak terjang Kesultanan Tidore, masa saat Sultan Nuku berkuasa sejak 1797, hingga berjaya dengan mempersatukan seluruh kerajaan di perairan Maluku termasuk Papua dan mengusir kompeni Belanda tanpa pertumpahan darah.

Abad berganti, masa berlalu. Kejayaan Kesultanan Tidore menjadi kenangan yang diabadikan dalam catatan sejarah. Kini Kadato Kie hanya dipakai untuk acara seremonial, juga tempat menyimpan, merawat, dan memamerkan benda-benda pusaka milik kesultanan, seperti senjata (pedang dan perisai), mahkota, pisau keris Sultan, Al Quran tinta emas, pedang, pakaian Sultan, pakaian panglima perang/Kapita Lao.

Pada perayaan Hari Jadi Tidore ke-909 bulan April lalu, beberapa rangkaian acara dan adat istiadat Tidore dilaksanakan di Kadato Kie. Melalui kegiatan inilah saya akhirnya punya kesempatan menginjakkan kaki di dalamnya, bertemu Sultan dan Permaisuri, ikut dalam acara makan Saro (makan adat), bahkan duduk lama menyaksikan ritual Rakib Taji Besi.


Baca juga: Menjadi Juri Lomba Menulis Blog Tidore

Sultan Tidore Jou Husain Syah dan Permaisuri di Hari Jadi Tidore ke-909

Festival Tidore, April - Setiap Tahun

Prosesi Tagi Kie, Rora Ake Dango, Parade Juanga Sultan Tidore, Rora Paji, Panji Nyili-Nyili, hingga Kirab Agung Kesultanan, merupakan tradisi dan adat istiadat Tidore yang masih dilestarikan hingga saat ini. Kegiatan budaya ini bisa disaksikan saat memperingati Hari Jadi Tidore yang rutin diadakan tiap tahun pada bulan April.

Parade Juanga adalah ekspedisi hongi Tidore di mana Sultan Tidore dan Bobato melakukan pelayaran mengelilingi teritori Kesultanan Tidore dan singgah di Kadaton Sultan Ternate dalam lawatan silaturahim, juga untuk mengunjungi masyarakat Tidore yang berada di Ternate. Selanjutnya, di Kadato Tidore di Ternate, Sultan akan singgah beberapa waktu untuk bersilaturahim sekaligus mengundang (dawaro se siloloa) masyarakat adat Tidore di Ternate untuk pulang menghadiri perayaan Hari Jadi Tidore (HJT). 

festival tidore
Dua dari puluhan kapal yang mengikuti Parade Juanga
Pasukan pengamanan dari istana ikut serta Parade Juanga

Setelah Parade Juanga, malamnya dilaksanakan perjalanan Paji Nyili-Nyili. Dalam perjalanan ini, duplikat paji diarak melalui soa (kampung) menuju Kadato Kie melalui perjalanan laut dan darat sesuai rute Napak Tilas Perjuangan Sultan Nuku. Para Bobato Kesultanan Tidore ikut dalam acara Perjalanan Paji Nyili-Nyili. Kurang lebih 700 orang dari lima negeri yakni Raja Ampat, Seram, Maba, Patani, Weda dan Nyili-Nyili dalam Kesultanan Tidore. Tepat tanggal 12 April 2017, seluruh pasukan Paji Nyili-Nyili dari 4 penjuru bertemu di depan Kadato Kie, disambut oleh Sultan, Bobato dalam upacara adat.

Moment menggetarkan yang jangan dilewatkan menjelang upacara puncak HJT adalah saat Pasukan Kirab Agung Kesultanan menerima Paji Angkatan Perang, Paji Gimalaha & Famanyira di tempat penyatuan Paji (Limau Soasio), untuk kemudian diarak memasuki lokasi upacara di Sinoni Salaka, Kadato Kie. 

Paji Nyili Nyili

Mari sejenak pulang ke Tidore, tanah di mana tradisi dan kearifan dirawat dalam kebijaksanaan, kesabaran, dan kerendahhatian para sowohi dan Joguru sejak ratusan tahun lampau.  

Syukur dofu-dofu, Joo.


CARA KE TIDORE 
 
Pulau Tidore cukup mudah dicapai dari Ternate, di mana bandara yang menghubungkan Provinsi Maluku Utara dengan daerah-daerah lain di Indonesia berada. Dari Ternate naik speedboat dari pelabuhan Bastiong dengan ongkos Rp. 10.000,- selama 10 menit menuju Pelabuhan Rum di Tidore. Setelah itu baru naik angkot atau sewa bentor (becak motor) untuk membawa kita keliling Tidore. Ongkos bentor Rp 5.000,- – Rp 10.000,-

PENGINAPAN

Seroja adalah satu-satunya penginapan di Tidore yang sudah beroperasi puluhan tahun.  Rumah dengan luas sekitar 500an m2 ini, walaupun tampak sangat sederhana di bagian luar, tapi mampu memberikan kenyamanan bagi yang singgah. Terletak di jalan utama Kelurahan Soasio, penginapan ini berada tak jauh dari beberapa tempat wisata sejarah seperti Benteng Tahula, Masjid Kesultanan (Sigi Kolano), Makam Sultan Nuku, Dermaga Kesultanan (Doro Kolano), dan Kadato Kie (Istana Kesultanan Tidore). Harga sewa kamar Rp 300.000,- – Rp 350.000,-/kamar. Sudah termasuk sarapan kue dengan secangkir teh atau kopi.  Tersedia juga jasa cuci baju.

RESTORAN 
 
Tidore minim restoran. Hanya ada warung-warung makan kecil pinggir jalan atau pinggir pantai yang bisa dijadikan tempat makan. Satu dari sedikit restoran yang saya rekomendasikan sebagai restoran yang menyajikan menu-menu khas Tidore adalah Restoran Safira Beach di Cobodoe.  

Di sini tersedia Kasbi, Gohu, Soup Ikan, Kakap dabu-dabu, dan lain-lain. Restoran Safira terletak di pinggir pantai, mempunyai view ke laut lepas dan pulau-pulau di sekitar Tidore. Safira Beach:  IG @safirabeachresto, Telepon: 0813-2698-4446

inflight magazine xpressair
Xpressair inflight magazine Juy 2017

Tulisan Tidore ini dimuat di Majalah Xpressair edisi Juli 2017. Saya posting di sini dalam versi sedikit berbeda dari yang dimuat di majalah, tetapi dari segi isi tetap sama. Semoga bermanfaat :)
  
Semua foto diambil oleh saya, Katerina, dan menggunakan kamera saya. Saya tidak perkenankan kepada siapapun untuk menggunakan foto yang saya posting di sini kecuali dengan ijin saya terlebih dahulu.

Terima kasih kepada Ngofa Tidore Tour & Travel yang telah membawa saya ke Tidore selama 6 hari (plus 3 hari di Ternate) untuk mengikuti Festival Tidore 2017 dalam rangka Hari Jadi Tidore ke-909. Sebuah pengalaman berharga yang sangat berkesan dan tidak terlupakan 😍💜💕

Cerita tentang Tidore akan saya tulis kembali pada postingan-postingan berikutnya dalam versi berbeda dari tulisan versi majalah. Untuk video-video tentang Tidore, dapat dilihat dalam channel youtube saya di www.youtube.com/katerinas



Contacts: Anita Gathmir – 0815.1433.7014, Gathmir – 0816.829.959, Annie Nugraha – 0811.108582. Emails: anitagathmir99@gmail.com, gathmir@yahoo.com, annie.nugraha@gmail.com, visittidore@gmail.com



Nikmati Kuliner Khas Tidore Ini di Safira Beach Restaurant

Tidore tersohor sebagai negeri penghasil rempah sehingga dijuluki The Spice Island. Di masa lampau, pulau kecil ini pernah menghipnotis para penjelajah ulung dari berbagai belahan dunia untuk berlabuh dan membawa pulang cengkeh, pala, kayu manis dan banyak komoditas rempah lainnya untuk dijual kembali di pasar Eropa.

Abad berlalu, masa berganti. Para ‘penjarah’ rempah telah lama pergi. Dermaga Bumi Marijang kini sepi dari kapal para penjajah, tapi rempah tetap berlimpah. Adakah rempah itu bergelimang sedap dalam tiap menu masakan khas Tidore? Akankah saya mencicipi rasa dan aroma wanginya dalam hidangan-hidangan menggugah selera? Kali ini, perkenankan lidah saya “menjarah” Tidore lewat citarasa masakan aslinya.  


kuliner maluku utara
Kuliner Khas Tidore

Restoran Pinggir Pantai 
 
Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIT ketika kami tiba di Safira Beach Restaurant yang terletak di Cobodoe, Tidore. Saat itu, rasa lapar seolah melanda hingga tingkat dewa. Padahal, tiga jam sebelumnya ada nasi uduk berlauk ikan goreng dan telur balado yang saya santap di pelabuhan Rum. Salahnya, nasi uduk enak itu hanya mampu separuhnya saja masuk perut. Derita perut bermuatan kecil, cepat kenyang berdampak cepat lapar. Wajar ketika sampai di Safira saya rada oleng. 


Bagian depan Resto Safira tak seperti resto pada umumnya. Penampakannya seperti rumah tinggal biasa. Setelah semua rombongan turun dari mobil, Mbak Anita mengarahkan kami untuk berjalan ke belakang, melewati halaman di samping rumah. Ternyata, di belakang terdapat taman dengan pondok-pondok makan yang menghadap langsung ke laut.

Taman yang asri dengan pohon-pohon yang tinggi dan rindang, membuat area makan jadi teduh. Udara pun terasa sejuk. Air laut hanya beberapa meter saja dari pondok makan. Beberapa speed boat milik Safira bersandar dekat pantai. Sementara di kejauhan, Pulau Failonga tampak kecil, bergeming di antara ombak dan angin yang bersabung di lautan.


Baca juga: Tempat Wisata Kuliner di Belitung

Tampak depan Safira Beach Restaurant
Jalan samping menuju pondok-pondok makan yang terletak di belakang
Suasana di area pondok makan

Langsung menghadap pantai dan laut

Masakan Minim Rempah

Kenapa pulau kaya rempah ini masakannya minim rempah? Pertanyaan itu melintas dalam benak saya ketika mengetahui tak banyak makanan Tidore yang dibuat dengan menggunakan rempah.

Saya mencoba mencari tahu dari beberapa sumber online. Salah seorang penulis menuturkan bahwa ia mendapat penjelasan dari buku Kepulauan Rempah-rempah karya M. Adnan Amal (saya belum baca langsung bukunya) yang menyebutkan bahwa cengkeh dan pala memang tak banyak berperan dalam isi dapur masyarakat Tidore dan sekitarnya. Di masa lalu, penduduk tidak menanamnya dan tidak membudidayakannya. Kalaupun digunakan, kebanyakan hanya sebagai campuran obat atau minyak oles saja. Hal tersebut diperkuat oleh catatan Alfred Russel Wallace yang melawat ke kepulauan Maluku sekitar tahun 1857. Dalam bukunya yang terkenal “The Malay Archipelago”, Wallace menjelaskan bahwa pala dan cengkeh bukan kebutuhan pokok masyarakat. Bahkan pala dan cengkeh, yang menjadi komoditas 'rebutan' bagi pedagang Eropa, justru tidak banyak digunakan untuk aneka olahan yang tersaji dari dapur penduduk setempat.

Menu-menu khas Tidore dan kepulauan di Maluku rata-rata menggunakan ikan segar sebagai bahannya. Sedangkan bumbu-bumbunya kebanyakan menggunakan bumbu dasar seperti garam, bawang dan cabe saja. Bayangan saya tentang makanan kaya rempah semacam rendang, opor, soto, sayur ketupat, dll, langsung hilang tak berbekas saat Kasbi, Gohu, Kakap Dabu-Dabu, Kakap Balado, Sup Ikan tersaji di meja. Inilah beberapa kuliner minim rempah itu. 

Blogger, Ngofa Tidore, dan pemilik Safira Beach Restaurant

Kasbi

Diantara menu-menu yang terhidang, Kasbi lebih dulu menarik perhatian saya. Mungkin karena bentuknya yang sangat mirip roti tawar, sehingga menimbulkan keheranan.  


“Apa kami bakal  makan siang dengan roti tawar?” 

Oh tidak! Ternyata itu bukan roti tawar, melainkan sagu singkong. 

Kasbi terbuat dari singkong yang parut dan dipanggang dalam gerabah yang dipanaskan di atas api kayu bakar. Setelah saya cicipi, ternyata tidak selembut roti tawar, tapi rasanya lebih legit. Makan 1 potong (separuh dari ukuran cetaknya), sudah membuat saya merasa cukup. Jika diteruskan 2 potong, saya yakin bakal kenyang. Beda dengan roti tawar biasa, 3 lembar baru merasa kenyang.  

Baca juga: Makan Enak di Kafe Cantik The Magnolia Floral Cafe

Proses pembuatan Kasbi *Sumber foto annienugraha.com*

Kasbi bisa dimakan langsung tanpa apapun. Namun lebih enak jika disantap bersama olahan ikan bakar/goreng/panggang. Kalau saya sendiri, menikmati Kasbi dengan Gohu rasanya lebih nendang. Saya belum mencoba versi kasbi diolesi selai kenari. Tapi sudah kebayang akan lezat sekali jika jadi teman minum teh/susu/kopi.

Di masa lampau, Kasbi merupakan makanan yang awet sampai satu tahun, sehingga sering dibawa oleh para pejuang dan pelaut Tidore ataupun pelaut kolonial yang singgah di Tidore sejak jaman dahulu sebagai bekal untuk perang ataupun pergi berlayar di lautan. 

sagu singkong
Kasbi (Sagu Singkong)

Gohu

Sashimi ala Tidore, begitu orang menyebutnya. Buat mereka yang tidak suka ikan mentah, kemungkinan akan mundur untuk menyantapnya. Beda dengan saya, makin mentah, justru makin menantang di lidah. Tapi tergantung ikannya juga kali ya. Kalau ikan segar, saya tidak pakai ragu lagi, begitu tersaji langsung disikat. 


Bagi masyarakat Tidore, rumus wajib membuat menu Gohu adalah IKAN SEGAR. Apapun ikannya, yang penting ikan segar, dan sangat disarankan ikan laut. Ikan Tuna misalnya. Bumbu Gohu sangat mudah. Terdiri dari campuran bawang dan cabe yang diiris tipis-tipis, serta perasan air lemon cui dan daun kemangi untuk pewangi. Semua bahan tersebut dicampur dan diaduk rata, terakhir baru diberi minyak kelapa mendidih. Sesederhana itu cara membuatnya tapi kelezatannya melekat begitu lama dalam mulut . 

Buat saya, GOHU adalah menu JUARA yang sangat menggugah selera. Kalau ditanya kuliner Tidore mana yang paling dikangeni, GOHU tentu saja. 

kuliner maluku utara
GOHU, Kuliner JUARA dari Tidore

Kakap Dabu-Dabu
Saya penggemar sambal. Banyak jenis sambal yang saya suka, tapi banyak sambal yang tidak saya makan. Bukan tidak enak, tapi karena tiap kali hendak makan, saya kudu lihat-lihat kondisi lambung dulu. Jika sedang “luar binasa”, semua hal yang berhubungan dengan cabe akan saya abaikan hehe.

Sambal dabu-dabu tidak asing bagi saya. Meski tergolong jarang menikmatinya, sambal ini sudah beberapa kali mampir di lidah. Bedanya, jika selama ini lidah saya biasa-biasa saja merespon citarasa-nya, kali ini jadi spesial. Kemungkinan karena beberapa faktor. Pertama, ikannya memang ikan yang benar-benar segar. Kedua, tempat makannya di Tidore. Ketiga, makannya bareng teman-teman Ngofa Tidore dan blogger-blogger juara lomba menulis blog Tidore. Kadang-kadang begitu ya, soal rasa bisa tergantung apa, dimana, dan sama siapa makannya he he.

Ikan kakap digoreng matang, lalu disiram dengan sambal dabu-dabu. Gurih daging ikan kakap berpadu dengan irisan bawang dan tomat mentah, serta cabe utuh yang disiramkan pada ikan. Kalau nggak ingat malu, mungkin satu potong ikan berlumur dabu-dabu itu sudah saya habiskan sendirian! #kecil-kecil nafsu makannya gede juga yak :p 

Kakap Sambal Dabu-Dabu

Sup Ikan

Serba ikan, termasuk sup. Masakan berkuah ini cocok jadi menu pembuka. Rasa kuahnya gurih sekaligus segar. Di antara makanan serba ikan yang kering dan bersambal, sup jadi penyelamat bagi mereka yang tidak mampu makan makanan pedas. Kalau sedang bawa anak kecil, sup ikan ini bisa jadi menu favorit yang sayang untuk dilewatkan dari daftar pesanan. 


Selain makanan yang sudah saya sebutkan tadi, ada pula Kakap Sambal Balado dan Tumis Daun Sawi. Sepertinya dua menu ini bukan khas Tidore karena di daerah lain pun punya menu serupa.

Menikmati sajian serba ikan ala Safira, bikin makan jadi nambah-nambah. Saya berani jamin, masakannya benar-benar enak. Tidak bisa dipungkiri di sinilah saya jatuh cinta pada kuliner Tidore bernama Gohu dan Kakap Dabu-Dabu. Dua menu ini saya cari-cari di Jakarta dan sekitarnya, belum ketemu. Asli, saya kangen Gohu T_T


Baca juga: Kulineran di Lemongrass Cafe & Resto Bogor

Sup Ikan

Tidak banyak restoran di Tidore. Restoran seperti Safira bisa dihitung jari. Tempat makan lainnya hanya warung-warung nasi biasa, dekat pasar, terminal, maupun pelabuhan. Itupun belum tentu menyediakan menu khas. Salah satu yang bisa saya rekomendasikan saat ini adalah Safira Beach Restaurant, tempat kami makan siang itu (8/4/2017). Di sini, selain menikmati citarasa, juga menikmati suasana tepi laut. 

Coba lihat foto berikut ini, wajah-wajah sumringah yang menikmati lezatnya kuliner khas Tidore di Safira Beach Restaurant :
Haryadi Yansyah, Deddy Huang, Eko Nurhuda, Rifqi, Ayu, Mbak Zulfa, Yuk Annie, Bu Woro, Fia, Mbak Anita, Kak Gathmir, Yuk Annie, Mbak Tati, dan Mas Dwi. Ada juga kawan-kawan Tidore seperti Bam dan Eros :)






Lapis Tidore

Ada banyak jenis kue khas Tidore yang saya cicipi selama berada di Tidore. Tapi, tidak semua namanya mampu saya hafal. Kue-kue tersebut saya jumpai di Penginapan Seroja, di Desa Gurabunga, dan di Kedaton Kesultanan Tidore. Bentuknya unik-unik dengan rasa yang bervariasi.

Salah satu kudapan khas Tidore adalah lapis Tidore. Nama kue ini mudah dihafal karena namanya mudah diucapkan. Yang menjadikannya khas adalah selai yang digunakan, yaitu selai kenari. Di Tidore, buah kenari banyak digunakan untuk bahan makanan dan minuman. Kenari bisa dibuat jadi selai, taburan minuman Guraka, campuran talam sagu bakar, bahkan jadi sambal. 



Restoran Safira memproduksi Lapis Tidore. Konon katanya, Lapis Tidore Safira terkenal enak dan memiliki banyak pelanggan se-Tidore hingga Ternate (delivery). Makanan satu ini dibuat dengan baik, tanpa menggunakan bahan pengawet, tentunya sehat untuk dikonsumsi. Masa awetnya sekitar 5-7 hari.

Kami diajak ke ‘dapur’ tempat produksi Safira Lapis Tidore. Letak dapurnya dekat dengan pondok tempat kami makan. Di sana, ada 5 orang pekerja sedang beraktivitas membuat kue. Kami diperkenankan melihat bahan-bahan dan cara membuatnya. Bahan utama terdiri dari terigu, telur, gula, dan susu kental manis. Untuk selainya ada 3 pilihan rasa, yaitu kenari, kacang, dan coklat. Dari ketiganya, Lapis Tidore selai kenari jadi best seller, karena khas Maluku Utara. 







Produksi Safira Lapis Tidore maksimal 70 buah per hari. Kadang tergantung pesanan. Bisa  lebih banyak dari itu jika pesanan sedang banyak. Tidak sekedar melihat cara pembuatan, kami juga diberi kesempatan untuk mencicipi lapis Tidore yang sudah jadi.  

Lidah memang tidak bisa bohong ya, kue enak itu rasanya tidak cuma sampai di lidah, tapi juga di hati. Sayangnya saat itu saya tidak membeli. Karena baru hari pertama di Tidore, masih lama kembali ke Jakarta, saya santai saja. Ternyata, ketika tiba saatnya meninggalkan Tidore, malah tidak bisa mampir lagi. Hiks. Padahal ingin beli buat oleh-oleh pulang ke Jakarta. Sekarang baru deh nyesel

Kenari yang akan dijadikan selai Lapis Tidore


Ada selai kenari di tiap lapisannya


Siap untuk dikemas


Siap untuk dijual :)

Jika berkunjung ke Tidore, Safira Beach Restaurant recommended untuk dijadikan tempat menikmati aneka kuliner khas Tidore. Kamu juga bisa beli oleh-oleh Lapis Tidore di sini.

Harga Safira Lapis Tidore:
Lapis Tidore Kenari Rp 60.000,- per buah
Lapis Tidore Kacang Rp 50.000,- per buah
Lapis Tidore Cokelar Rp 65.000,- per buah

Safira Beach Restaurant
Instagram: @safirabeachresto
Instagram: @lapistidoresafira
HP: 08111010444 (Bukhari Fabanyo)
Jalan Kemakmuran Ling, Cobodoe, Tidore 97813 



Contacts: Anita Gathmir – 0815.1433.7014, Gathmir – 0816.829.959, Annie Nugraha – 0811.108582
Emails: anitagathmir99@gmail.com, gathmir@yahoo.com, annie.nugraha@gmail.com, visittidore@gmail.com