Tiada Gundah di Tidore

Padanan permai antara gunung dan laut menjadi simfoni unik Bumi Marijang, bersanding sejarah yang menghidupkan julukan legendaris The Spice Island.

tidore kepulauan maluku utara
Tidore Kepulauan - Maluku Utara

Nama Tidore berasal dari rangkaian kata "To Ado Re" yang berarti "Aku Telah Sampai". Sebelum itu, Pulau Tidore dikenal dengan sebutan "Limau Duko" atau "Kie Duko" karena di pulau tersebut terdapat gunung berapi. 

Adalah Kie Marijang, gugusan pulau tertinggi kepulauan Maluku, yang berdiri tegak di sana. Kini gunung tersebut sudah tidak aktif lagi. Marijang dalam bahasa Tidore bermakna gunung atau puncak yang indah.

Tidore kerap disandingkan dengan Ternate karena letaknya bersebelahan. Dua pulau ini hanya terpisah selat dan Pulau Maitara. Keindahan pemandangannya diabadikan dalam uang kertas Rp. 1000, di mana tergambar Pulau Maitara yang berada di antara keduanya. Dengan menumpang kapal cepat, pulau kecil yang dijuluki The Spice Island ini dapat dicapai dalam waktu sekitar 15 menit dari Pelabuhan Bastiong, Ternate.


pulau maitara tidore
Pulau Maitara yang tergambar dalam uang Rp 1.000,-

BENTENG TAHULA

Bagi penggemar wisata sejarah dan budaya, ada 3 destinasi yang wajib dikunjungi di Tidore yaitu Benteng Tahula, Benteng Torre dan Kedaton Kesultanan. Ketiganya bukan hanya tercatat dalam kisah Indonesia, tapi mengguncang dunia sebagai titik pembuktian teori Heliosentri-nya Copernicus. Benteng Torre dan Tahula peninggalan Bangsa Portugis, menunjukkan bukti bahwa salah satu bangsa besar Eropa pernah berada di Pulau Tidore.

Benteng Tahula terletak di Jalan Syaifudin, Desa Soa Sio, Kota Tidore Kepulauan. Lokasi benteng berada di atas bukit yang curam di daerah pesisir. Untuk mencapai Benteng Tahula harus mendaki ratusan anak tangga hingga puncaknya. Di atas benteng terlihat jelas seluruh kota Sia Sio juga sebagian lekuk Pulau Tidore. Terdapat makam dan semacam kolam di halaman benteng.

Tonton juga video : Travel Blogger goes to Tidore

benteng tahula di soa sio
Salah satu sisi Benteng Tahula yang menghadap ke Soa Sio

Benteng Tahula dikenal juga dengan nama Benteng Tohula atau Kota Hula. Pembangunannya baru dimulai pada tahun 1610 oleh Chirstobal de Azcqueta Menchacha (1610-1612), gubernur Spanyol saat itu. Pekerjaan pembangunan selesai tahun 1615 pada masa gubernur Spanyol Don Jeronimo de Silva (1612-1617) dan benteng ini diberi nama Santiago de los Caballeros de Tidore atau Sanctiago Caualleros de los de la de ysla Tidore. Spanyol menggunakan benteng ini hingga tahun 1662. Setelah kepergian Spanyol, pada tahun 1707, Belanda yang berkuasa saat itu meminta Sultan Tidore untuk menghancurkan Benteng Tahula. Namun, sebelum Benteng Tahula sepenuhnya dibongkar, Sultan Tidore Hamzah Fahroedin (1659-1700) meminta benteng dipertahankan sebagai tempat tinggal kerajaan.

Benteng Tahula adalah salah satu penanda perdagangan rempah di masa lalu. Benteng ini menjadi saksi ribuan pelayaran setiap harinya keluar masuk Pulau Tidore. Bukan hanya angkutan rempah, tapi juga pelayaran rakyat penghubung antar pulau-pulau di Maluku Utara. 

Tangga menuju puncak benteng


BENTENG TORRE

Benteng Torre dibangun atas perintah Sancho de Vasconcelos yang mendapat ijin dari Sultan Gapi Baguna tanggal 6 Januari 1578. Ijin ini didapat setelah Portugis diusir dari Ternate oleh Sultan Baabullah karena Portugis telah membunuh Sultan Khairun pada tahun 1570. Nama Torre kemungkinan berhubungan dengan nama kapten Portugis pada saat itu yaitu Hernando De La Torre.

Benteng Torre tidak berada di tepian laut, melainkan di atas bukit, tepat di buritan Kedaton Kesultanan Tidore. Secara keseluruhan Benteng Torre telah mengalami kerusakan dan hanya menyisakan kurang lebih 30% dari keseluruhan bangunan. Hanya dinding keliling bagian depan saja yang masih berdiri. Diduga akibat gempa yang seringkali terjadi di masa lalu. Setelah berabad-abad, baru pada tahun 2014 benteng ini dipugar.

Benteng-benteng yang dulu berdiri angkuh, sekarang melamun syahdu menyaksikan angin dan ombak bersabung di lautan. Tumpukan bebatuan muntahan dari gunung masih ada di sekitar benteng. Benteng yang berada di ketinggian ini menghadap ke arah tenggara dan berbentuk persegi empat dengan tambahan bangunan setengah lingkaran di sisi barat daya atau bagian kanan depan. Duduk-duduk sore di sini, mata saya dimanjakan oleh panorama laut Tidore yang biru. Sedangkan pada pagi hari, dari atas benteng yang kian dilanda uzur dan bermetamorfosis menjadi artefak dari masa silam yang hanya dibanggakan warga sekitarnya ini, kita dapat menyaksikan betapa menawannya matahari terbit di Tidore.


cara menuju benteng torre
Benteng Torre di atas bukit


NEGERI ATAS AWAN

Gura Bunga merupakan desa tertinggi di Tidore, berada di lereng Gunung Marijang yang mempunyai ketinggian 1.730mdpl, menjadikannya sebagai gunung tertinggi di Maluku Utara. Gunung berbentuk kerucut hampir sempurna ini, dindingnya digurat banyak sumber air dan dirimbuni dengan tumpukan batu untuk ritual adat.

Untuk mencapai Kie Matubu (puncak Kie Marijang) diperlukan lima jam lagi perjalanan kaki. Dari puncaknya kita dapat menikmati panorama Pulau Ternate dan Maitara, Pulau Mare yang teluknya menjadi persingggahan kahia (lumba-lumba), serta hutan-hutan hijau di lembah sekeliling gunung yang memeluk hangat rimbun pohon pala dan cengkih, muara segala pelayaran akbar bermula.

Salah satu Negeri Atas Awan di Tidore ini seringkali diselimuti oleh kabut yang menimbulkan kesan magis. Dari sudut mana pun, suasana desa ini diselimuti ketenangan. Warganya senantiasa menyapa ramah. Rumah-rumah dengan halaman yang sangat bersih dihiasi bermacam bunga yang beraneka warna, membuat desa ini tampak menawan. 

Tonton juga video : Negeri di Atas Awan Tidore

desa gura bunga tidore
Rumah tradisional Tidore di Desa Gura Bunga

Di Gurabunga masih terdapat rumah asli Tidore. Di sini pula para sowohi,  yang menjadi penghubung Kesultanan Tidore dengan roh para leluhur, menetap. Kelurahan yang berada di ketinggian 900mdpl ini dihuni oleh lima marga dengan rumah adat masing-masing marga, menjadi simbol persatuan keanekaragaman adat budaya. Berbaur dengan masyarakat setempat dan mencoba merasakan sentuhan kehidupan dan kearifan lokalnya, menjadi pengalaman berharga yang saya dapat dari Gura Bunga.

Bulan April lalu, Gura Bunga menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan Sonine Gurua, yaitu perayaan masyarakat pegunungan untuk mengekspresikan kegembiraan dan sukacita sebagai ungkapan syukur menyambut datangnya Hari Jadi Tidore ke-909 tahun 2017. Dalam acara tersebut diadakan perjamuan bagi tamu yang datang dengan suguhan kuliner khas pegunungan seperti kofi dabe (kopi rempah) dll, serta atraksi-atraksi seni dan budaya masyarakat pegunungan. Di sini pula diadakan prosesi Tagi Kie, yaitu prosesi pengambilan air oleh masyarakat adat Soa Romtoha Tomayou.

kie matubu gura bunga
Gura Bunga di malam hari, berlatar Kie Matubu

KAMPUNG KALAODI

Tidore mempunyai kampung Kalaodi yang disebut sebagai Kampung Ekologi Pelindung Tidore. Terletak di bagian utara Tidore dan berada di ketinggian sekitar 900mdpl. Kebun-kebun di kampung Kalaodi termasuk dalam kawasan hutan lindung Tagafura yang kaya dengan tanaman-tanaman produktif seperti cengkih dan pala.

Kedua komoditi ini adalah penghasilan utama sebagian besar warga Kalaodi. Di sela-sela tanaman rempah itu, warga juga menanam kenari, kayumanis dan pinang. Beberapa kerajinan dari bambu seperti Saloi dan Tolu yang banyak dijual di Pasar Goto (pasar tradisional Tidore) juga dihasilkan dari sini. Saloi semacam keranjang untuk dipakai ke kebun, sedangkan Tolu  sejenis topi lebar pelindung kepala dari hujan dan panas. 

pesona kalaodi
Dari ketinggian Desa Kalaodi, terlihat Pulau Maitara dan Pulau Ternate

Suasana kampung Kalaodi sangat tenang. Jalanannya kerap lengang. Sesekali saja motor berlalu santai. Di kebun-kebunnya, pohon-pohon rempah tinggi menjulang, tumbuh rapat hampir sepanjang jalan. Buah cengkih dan pala dijemur begitu saja di tepi jalan tanpa khawatir akan hilang. 

Kampung dengan udara sejuk sepanjang waktu ini tak hanya kaya akan rempah, tapi juga kaya akan keindahan panorama. Pemandangan menawan kota Tidore dan Pulau Halmahera di timur, juga Pulau Maitara dan Pulau Ternate di sebelah barat, menjadi suguhan yang bisa dinikmati setiap saat.

desa kalaodi tidore
Sejuk, bersih, dan tenang

EKSOTISME PULAU FAILONGA

Pulau Tidore memiliki 12 pulau besar dan kecil, di antaranya Pulau Failonga, Pulau Mare, Pulau Maitara, Pulau Tamong, Pulau Pasi, Pulau Woda, Pulau Joji, Pulau Guratu, dan Pulau Sibu. Masing-masing pulau menawarkan keanekaragaman hayati laut timur yang pesonanya sulit untuk ditolak. Saya mengunjungi salah satunya yaitu Pulau Failonga. Sebuah pulau dengan air laut bagaikan cermin, membuat awan putih tidak hanya berkeliaran di langit, tetapi juga di air laut.

Failonga terkenal dengan keindahan pasir putih dan bebatuan yang indah. Cocok untuk tempat rekreasi, memancing, diving dan snorkeling.  Dari Pelabuhan Goto, pulau seluas 1,1 km2 ini dapat ditempuh selama 10 menit dengan menggunakan speedboat. Pulau Failonga masuk dalam kategori pulau-pulau kecil, hanya butuh sekitar 20 menit untuk mengitarinya

Sembilan puluh delapan persen Failonga adalah tebing batu yang sebagiannya tergolong curam. Sisanya berupa pantai dan batuan berukuran kecil yang melandai. Pantai pasir putih nan halusnya juga dilindungi batuan berukuran raksasa dari deburan ombak. Airnya yang sangat jernih, hangat, dan dangkal, membuat siapapun betah untuk menikmati panorama bawah lautnya yang menawan. Benar-benar surga tersembunyi di laut Tidore. 


pulau failonga maluku utara
Pantai pasir putih dan air jernih di laut Pulau Failonga yang menawan


KULINER KHAS TIDORE

Mempelajari pengaruh rempah dalam kehidupan masyarakat Tidore makin lengkap jika disertai dengan mencicipi tradisi kulinernya. Masyarakat Tidore yang terkenal gemar mengunyah menawarkan pilihan menu yang beragam. Beberapa diantaranya sudah sering terdengar, namun baru kali ini saya makan langsung di tempatnya.

Sagu Singkong atau biasa disebut Kasbi menjadi makanan pokok pengganti nasi di Tidore. Sagu Singkong dibuat dari parutan singkong kering yang dimasukkan ke dalam sebuah cetakan yang terbuat dari gerabah yang terlebih dahulu dibakar diatas sebuah tungku panjang. Di masa lampau, Kasbi merupakan makanan yang awet sampai satu tahun, sehingga sering dibawa oleh para pejuang dan pelaut Tidore ataupun pelaut kolonial yang singgah di Tidore sejak jaman dahulu sebagai bekal untuk perang ataupun pergi berlayar di lautan. 

kuliner gohu kasbi tidore
Beberapa kuliner khas Tidore: Gohu, Ikan bakar dabu-dabu, kasbi

Kasbi secara umum seperti roti tawar bakar, tapi bentuknya pipih persegi panjang. Kasbi lebih berserat dan lebih cepet mengenyangkan.  Lebih legit dari roti tawar. Kasbi biasanya dikonsumsi bersamaan dengan lauk ikan yang dibakar, panggang, berkuah ataupun goreng.  Bisa juga ditambahkan selai, jadi kudapan teman minum teh. Di Tidore, Kasbi yang dibuat oleh pembuat rumahan dijual seharga 10.000/8pcs. 

Ada pula Gohu, kerap disebut sashimi ala Tidore. Terbuat dari ikan mentah segar yang dicampur beberapa bumbu masak dan dibiarkan matang dengan cara disiram minyak kelapa mendidih. Salah satu kekayaan kuliner khas Nusantara ini tak hanya lezat, tapi juga sehat karena menggunakan ikan dan bahan-bahan alami yang segar. Selain teman yang cocok untuk nasi hangat, Gohu juga pasangan yang tepat untuk Popeda, kuliner khas Tidore lainnya. Olahan ikan lainnya berupa Kakap Goreng yang disiram sambal dabu-dabu, sambal khas Maluku Utara.

 
istana kesultanan tidore
Kedaton Kesultanan Tidore

KEDATON KESULTANAN TIDORE

Istana sepuh yang di sebut Kadato Kie ini berkedip manis menghadap laut. Tempat di mana semua sabda Sultan diampu dan dipatuhi di seantero wilayah kekuasaannya. Di sinilah saksi bisu sepak terjang Kesultanan Tidore, masa saat Sultan Nuku berkuasa sejak 1797, hingga berjaya dengan mempersatukan seluruh kerajaan di perairan Maluku termasuk Papua dan mengusir kompeni Belanda tanpa pertumpahan darah.

Abad berganti, masa berlalu. Kejayaan Kesultanan Tidore menjadi kenangan yang diabadikan dalam catatan sejarah. Kini Kadato Kie hanya dipakai untuk acara seremonial, juga tempat menyimpan, merawat, dan memamerkan benda-benda pusaka milik kesultanan, seperti senjata (pedang dan perisai), mahkota, pisau keris Sultan, Al Quran tinta emas, pedang, pakaian Sultan, pakaian panglima perang/Kapita Lao.

Pada perayaan Hari Jadi Tidore ke-909 bulan April lalu, beberapa rangkaian acara dan adat istiadat Tidore dilaksanakan di Kadato Kie. Melalui kegiatan inilah saya akhirnya punya kesempatan menginjakkan kaki di dalamnya, bertemu Sultan dan Permaisuri, ikut dalam acara makan Saro (makan adat), bahkan duduk lama menyaksikan ritual Rakib Taji Besi.


Baca juga: Menjadi Juri Lomba Menulis Blog Tidore

Sultan Tidore Jou Husain Syah dan Permaisuri di Hari Jadi Tidore ke-909

Festival Tidore, April - Setiap Tahun

Prosesi Tagi Kie, Rora Ake Dango, Parade Juanga Sultan Tidore, Rora Paji, Panji Nyili-Nyili, hingga Kirab Agung Kesultanan, merupakan tradisi dan adat istiadat Tidore yang masih dilestarikan hingga saat ini. Kegiatan budaya ini bisa disaksikan saat memperingati Hari Jadi Tidore yang rutin diadakan tiap tahun pada bulan April.

Parade Juanga adalah ekspedisi hongi Tidore di mana Sultan Tidore dan Bobato melakukan pelayaran mengelilingi teritori Kesultanan Tidore dan singgah di Kadaton Sultan Ternate dalam lawatan silaturahim, juga untuk mengunjungi masyarakat Tidore yang berada di Ternate. Selanjutnya, di Kadato Tidore di Ternate, Sultan akan singgah beberapa waktu untuk bersilaturahim sekaligus mengundang (dawaro se siloloa) masyarakat adat Tidore di Ternate untuk pulang menghadiri perayaan Hari Jadi Tidore (HJT). 

festival tidore
Dua dari puluhan kapal yang mengikuti Parade Juanga
Pasukan pengamanan dari istana ikut serta Parade Juanga

Setelah Parade Juanga, malamnya dilaksanakan perjalanan Paji Nyili-Nyili. Dalam perjalanan ini, duplikat paji diarak melalui soa (kampung) menuju Kadato Kie melalui perjalanan laut dan darat sesuai rute Napak Tilas Perjuangan Sultan Nuku. Para Bobato Kesultanan Tidore ikut dalam acara Perjalanan Paji Nyili-Nyili. Kurang lebih 700 orang dari lima negeri yakni Raja Ampat, Seram, Maba, Patani, Weda dan Nyili-Nyili dalam Kesultanan Tidore. Tepat tanggal 12 April 2017, seluruh pasukan Paji Nyili-Nyili dari 4 penjuru bertemu di depan Kadato Kie, disambut oleh Sultan, Bobato dalam upacara adat.

Moment menggetarkan yang jangan dilewatkan menjelang upacara puncak HJT adalah saat Pasukan Kirab Agung Kesultanan menerima Paji Angkatan Perang, Paji Gimalaha & Famanyira di tempat penyatuan Paji (Limau Soasio), untuk kemudian diarak memasuki lokasi upacara di Sinoni Salaka, Kadato Kie. 

Paji Nyili Nyili

Mari sejenak pulang ke Tidore, tanah di mana tradisi dan kearifan dirawat dalam kebijaksanaan, kesabaran, dan kerendahhatian para sowohi dan Joguru sejak ratusan tahun lampau.  

Syukur dofu-dofu, Joo.


CARA KE TIDORE 
 
Pulau Tidore cukup mudah dicapai dari Ternate, di mana bandara yang menghubungkan Provinsi Maluku Utara dengan daerah-daerah lain di Indonesia berada. Dari Ternate naik speedboat dari pelabuhan Bastiong dengan ongkos Rp. 10.000,- selama 10 menit menuju Pelabuhan Rum di Tidore. Setelah itu baru naik angkot atau sewa bentor (becak motor) untuk membawa kita keliling Tidore. Ongkos bentor Rp 5.000,- – Rp 10.000,-

PENGINAPAN

Seroja adalah satu-satunya penginapan di Tidore yang sudah beroperasi puluhan tahun.  Rumah dengan luas sekitar 500an m2 ini, walaupun tampak sangat sederhana di bagian luar, tapi mampu memberikan kenyamanan bagi yang singgah. Terletak di jalan utama Kelurahan Soasio, penginapan ini berada tak jauh dari beberapa tempat wisata sejarah seperti Benteng Tahula, Masjid Kesultanan (Sigi Kolano), Makam Sultan Nuku, Dermaga Kesultanan (Doro Kolano), dan Kadato Kie (Istana Kesultanan Tidore). Harga sewa kamar Rp 300.000,- – Rp 350.000,-/kamar. Sudah termasuk sarapan kue dengan secangkir teh atau kopi.  Tersedia juga jasa cuci baju.

RESTORAN 
 
Tidore minim restoran. Hanya ada warung-warung makan kecil pinggir jalan atau pinggir pantai yang bisa dijadikan tempat makan. Satu dari sedikit restoran yang saya rekomendasikan sebagai restoran yang menyajikan menu-menu khas Tidore adalah Restoran Safira Beach di Cobodoe.  

Di sini tersedia Kasbi, Gohu, Soup Ikan, Kakap dabu-dabu, dan lain-lain. Restoran Safira terletak di pinggir pantai, mempunyai view ke laut lepas dan pulau-pulau di sekitar Tidore. Safira Beach:  IG @safirabeachresto, Telepon: 0813-2698-4446

inflight magazine xpressair
Xpressair inflight magazine Juy 2017

Tulisan Tidore ini dimuat di Majalah Xpressair edisi Juli 2017. Saya posting di sini dalam versi sedikit berbeda dari yang dimuat di majalah, tetapi dari segi isi tetap sama. Semoga bermanfaat :)
  
Semua foto diambil oleh saya, Katerina, dan menggunakan kamera saya. Saya tidak perkenankan kepada siapapun untuk menggunakan foto yang saya posting di sini kecuali dengan ijin saya terlebih dahulu.

Terima kasih kepada Ngofa Tidore Tour & Travel yang telah membawa saya ke Tidore selama 6 hari (plus 3 hari di Ternate) untuk mengikuti Festival Tidore 2017 dalam rangka Hari Jadi Tidore ke-909. Sebuah pengalaman berharga yang sangat berkesan dan tidak terlupakan 😍💜💕

Cerita tentang Tidore akan saya tulis kembali pada postingan-postingan berikutnya dalam versi berbeda dari tulisan versi majalah. Untuk video-video tentang Tidore, dapat dilihat dalam channel youtube saya di www.youtube.com/katerinas



Contacts: Anita Gathmir – 0815.1433.7014, Gathmir – 0816.829.959, Annie Nugraha – 0811.108582. Emails: anitagathmir99@gmail.com, gathmir@yahoo.com, annie.nugraha@gmail.com, visittidore@gmail.com



Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

26 komentar

  1. Cantiknya tidore, lucky you mbak katerina bisa berkunjung kesana... ditunggu cerita lain ttg tidore

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Karena jadi blogger aku punya kesempatan melihat indahnya salah satu kepulauan di Indonesia Timur. Mbak Maya pun juga berpeluang sama. Insha Allah tulisan Tidore lainnya akan menyusul 😊

      Hapus
  2. Kalau izin isi komentar di sini boleh gak yuk? 😅

    Kece nian yuk rien nih, tulisannyo terbang dibaco byk org di atas pesawat. Inspiratif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah menuliskannya saja aku sudah senang Ded. Apalagi ada yang baca. Alhamdulilla kalaudi pesawat dibaca. Yang penting bermanfaat.

      Terimo kaseh Deddy

      Hapus
  3. The best nian emang mbak Rien ini. Tidoreeeee ai mis yu.

    Omnduut.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kita punya kesempatan menjejak Tidore lagi bareng2 ya Yan. Aamiin.

      Hapus
  4. Tidore...
    Wisata yang mampu bikin aku tak tidur...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berangkat kak. Pesan paket turnya ke mbak Anita 😊

      Hapus
  5. pengalaman yang menarik dalam menyusuri alam Tidore mbak. keren tulisan mbak, bisa dijadikan referensi kalau esok ingin kirim tulisan ke majalah travel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku belum menulis semua pengalamanku San. Ini baru rangkuman dari destinasi2 unggulan di Tidore. Banyak cerita lainnya yang masih aku simpan dalam2.

      Hapus
  6. Cantiknya Pulau Maitara & Benteng Torre..
    apalagi di Benteng Torrenya kalau pagi bisa lihat matahari terbit..pasti bikin tambah cantik pemandangannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keindahan Tidore bisa dilihat dari sudut manapun. Sunrise, sunset, gunung, pulau2, semuanya bisa kita nikmati. Cantik luar biasa.

      Hapus
  7. menarik semua, ceritanya...fotonya...inspiring selalu mba

    BalasHapus
  8. Aku baper baca tulisan ini
    Bikin mupeng pengen ke Tidore
    Semoga suatu hari bisa menginjakkan kaki disana
    Cara mbak Rien bertutur tentang Tidore asik banget, ditambah foto2nya yang ciamik
    Perpaduan pas

    BalasHapus
  9. Yey mb Rien keren dapat kesempatan mengelilingi Tidore sekaligus eksplore kuliner dan budaya saluuut. Mupeng banget berada di negeri atas awan, bisa lihat dari atas pemandangan yg eksotis. Plus laut nya yg besar ah bagus pokoknya. Mb Rien detail bgt tulisannya sampai kasih tau cara2 ke sana dan akomodasinya bagaimana. Inspiratif

    BalasHapus
  10. Semoga suatu saat bisa ke Tidore. Kebetulan keluarga dari nenek suami banyak di Ternate, sekalian silaturahmi, tapiii ngumpulin sangunya duluuuuu TFS infonya :D

    Moga2 Tidore selalu terjaga aamiin :D

    BalasHapus
  11. Tidore cantik banget. Pantai pasir putihnya, bentengnya. Jadi pengen ke sana. Selamat juga ya mba tulisannya dimuat di majalah, selalu keren dan inspiratif mbakyuku satu iniii

    BalasHapus
  12. Gunungnya cantik banget, alamnya asri, terus kulinernya juga..dr fotonya aja bikin ngilerrrr...

    BalasHapus
  13. yeay baca juga deh. jadi tahu kalo nulis buat majalah lebih formal ya bahasanya, ga pakai hehe atau tuing-tuing misalnya=D. Makasih banyak Mbak, doakan bisa kayak Mbak Rien ya eksplor keindahan Indonesia

    BalasHapus
  14. Mbak katerina...indah sekali tidore ini...duhh...kapan bisa keliling nusantara seperti mb kate ini...

    BalasHapus
  15. Ternyata pesona tidorr tiada tara. Saay mendengar cerita dr saudara yg pernah berkunjung. Cuman bisa pasang tampang mupeng. Alhamdulillah baca tulisan mbak yg bisa sedikit mengobati rasa penasaranku.

    BalasHapus
  16. Kalau udah begini rasanya pengen jalaaaaaan terus yaaa mba hehehe.. semoga cuti kantor bertambah :)

    BalasHapus
  17. 2017 aja udah berusia 9096 tahun, dan kotanya tetap bersih, alamnya indah...semoga tahun 2019 tetap terjaga semuanya, Indonesia Timur memang indah ya, namun sayang tak banyak yang punya kesempatan bisa kesana, lantaran harga tiketnya yang masih melambung :(

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!