Petang Horor di Benteng Torre Tidore

BENTENG TORRE - TIDORE MALUKU UTARA

Sepenggal cerita horor saat mengunjungi Tidore pada bulan April 2017. Sebuah kejadian yang dialami langsung oleh teman trip, dan saya hanya kebagian cerita saat telah pergi dari tempat itu. Entah kenapa, seringkali seperti itu, tahunya ada sesuatu saat sudah beda waktu dan tempat. Mungkin supaya penakut seperti saya, tidak pingsan ketakutan di tempat kejadian 😂

Ada horor di Benteng Torre dan di penginapan yang kami tempati selama 6 hari tinggal di Tidore. Dari penampakan kakek cebol di benteng, hingga rombongan kunti main perosotan di kolam. Belum terlalu basi untuk diceritakan, bukan? 😁

Oh ya, kenalkan ini teman-teman saya saat 7 hari di Tidore. Yuk Annie Nugraha, Mas Dwi Setijowidodo, Deddy Huang, Haryadi Yansyah Omnduut, Mbak Zulfa EmakMbolang, Rifky Papan Pelangi, Mas Eko Nurhuda, Ayu, Mpok Tati. Tentunya ada Bu Woro dan Ci Ita, dalam foto.

Dengan teman-teman travel blogger, berfoto bersama di depan Kedaton Kesultan Tidore

Tidore, Maluku Utara, 12 April 2017.

Hari itu adalah puncak peringatan hari jadi Tidore ke-909 yang digelar di Kedaton Kesultanan Tidore. Saya dan rekan-rekan blogger undangan dari pihak Sultan, hadir sejak pagi hingga siang, mengikuti acara demi acara, yang berujung dengan makan siang di istana bersama para tokoh masyarakat/adat, pejabat istana dan pemerintahan, dan tamu-tamu penting kesultanan Tidore. 

Sebuah pengalaman istimewa untuk diceritakan di sini, sependek saya menjadi travel blogger, hadir di acara penting Tidore. Kalian bisa baca banyak tulisan saya tentang Tidore di blog ini, dengan mengetik kata Tidore di pencarian.

Kelar dari acara di Kedaton pada siang itu, sorenya saya dan kawan-kawan bepergian mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal Tidore, salah duanya Benteng Tahula yang berada tak jauh dari penginapan, dan Benteng Torre yang berada di bagian belakang Kedaton Tidore.

Semua berangkat, semua gembira. Inilah Benteng Torre yang saya maksud:
Bangunan Benteng Torre berdiri sejak 1578. Kalau Katerina, berdiri disitu pada 12/4/2017, hanya beberapa menit saja 😅 

Ada pemandangan gunung yang terlihat dari Benteng Torre

Ada pemandangan laut dan Gunung Gamalama di Ternate yang terlihat dari Benteng Torre

Ada sunset dan sunrise yang bisa disaksikan dari Benteng Torre

Sekilas tentang BENTENG TORRE

Benteng Torre dibangun atas perintah Sancho de Vasconcelos atas ijin dari Sultan Gapi Baguna pada tanggal 6 Januari 1578. Ijin tersebut didapat setelah Portugis diusir dari Ternate oleh Sultan Baabullah karena Portugis telah membunuh Sultan Khairun pada tahun 1570. Nama Torre kemungkinan berhubungan dengan nama kapten Portugis pada saat itu yaitu Hernando De La Torre.

Benteng Torre terletak di ketinggian bukit, tepat di bagian belakang Kedaton Kesultanan Tidore. Secara keseluruhan Benteng Torre telah mengalami kerusakan dan hanya menyisakan kurang lebih 30% dari keseluruhan bangunan. Hanya dinding keliling bagian depan saja yang masih berdiri. Diduga akibat gempa yang seringkali terjadi di masa lalu. Setelah berabad-abad, baru pada tahun 2014 Benteng Torre dipugar. 

Benteng Torre berdiri menghadap ke arah tenggara dan berbentuk persegi empat dengan tambahan bangunan setengah lingkaran di sisi barat daya atau bagian kanan depan. Benteng yang dulu berdiri angkuh tersebut, sekarang hampir tiap hari hanya melamun syahdu menyaksikan angin dan ombak bersabung di lautan. 

Untuk mencapai benteng, kita harus menaiki tangga tinggi dan panjang, cukup untuk bikin nafas ngos-ngosan. Tapi di sini udara tidak terlalu gerah, cenderung sejuk, khas udara di ketinggian. Sesampainya di atas, mata kita akan disambut oleh warna-warni bunga yang tumbuh subur di taman benteng. Bersihnya taman, menambah rasa nyaman.  
Benteng Torre -  Bersih dan nyaman

Benteng Torre - Banyak bunga di taman benteng
 
Jika diperhatikan, tumpukan bebatuan muntahan dari gunung masih ada di sekitar benteng. Selebihnya, adalah pemandangan sekeliling yang amat memukau. Ada gunung yang berdiri gagah, desa-desa yang makmur, laut biru dengan kapal melintas sesekali, bahkan pemandangan Gunung Gamalama di Ternate. Semua itu adalah pemandangan gratis yang bisa kita nikmati dari benteng.

Tidore dikenal minim polusi, langitnya senantiasa biru, dan bila malam, bintang-bintang bertaburan, berkelip indah. Maka sudah tentu, saat duduk-duduk sore di benteng bersama kawan, tak cuma mata, paru-paru pun jadi amat dimanjakan.  

Dari benteng yang kian dilanda uzur dan bermetamorfosis menjadi artefak dari masa silam yang hanya dibanggakan warga sekitarnya ini, kita dapat menyaksikan betapa menawannya matahari terbit maupun terbenam di Tidore.

Tangga yang dikeliling batu-batu muntahan dari gunung


Tangga naik, sebab benteng berada di ketinggian bukit

Pemandangan yang terlihat ketika menaiki tangga

Petang Mistis di Waktu Magrib

Keterangan waktu pada foto yang saya ambil dengan kamera Canon EOS 70D saat tiba di Benteng Torre adalah jam 3.58 sore. Artinya, jam 5.58 sore waktu Tidore. Tentunya, jelang magrib saat itu, jam-jam rawan setan, kata orang tua dulu he he

Namun, langit masih benderang. Suasana di benteng pun belum nampak redup, saya pun tidak merasakan ada aura negatif, ataupun sinyal takut ketika sampai di sana. Itu sebabnya, saya percaya diri memasuki benteng, berfoto, sendiri maupun bersama yang lain. Saya mencoba berbagai sudut, berpose dengan kain yang saya bawa. Kalian bisa lihat dari foto yang sudah saya tampilkan di atas.

Salah seorang yang jadi perhatian saya adalah Yayan, sebab dari awal saya lihat cuma dia yang paling berani dan sering berada di tempat-tempat ekstrem benteng. Maksud saya, di bagian tertinggi dan pinggir benteng dengan berbagai pose, mulai dari berdiri, duduk, bahkan berbaring. Tapi, saya tidak menegurnya, sebab saya sendiri sibuk dengan kain kodian, properti berfoto.

Hingga, sampailah saya pada suatu sudut benteng, ada ruang kecil semi terbuka, saya mulai merasa tidak enak berlama-lama berdiri di sana. Tapi tetap saja saya berdiri di sana, mencoba segala gaya, demi foto. Selepas itu, langit mulai gelap, ada warna kemerahan pertanda langit akan tenggelam, dan kami masih di sana, belum mau pergi.

Sesuatu yang tak kasat mata, berkeliaran, entah. Hanya mereka yang "peka" yang melihat, tetapi Yayan, tiba-tiba diberi "keistimewaan" sesaat. Untuk pertama kali dalam hidupnya, mata Yayan melihat penampakan seram!!!!
Yayan banyak terlihat di sini, sekedar BERDIRI atau berjalan kecil lalu balik lagi

Dari DUDUK dan kemudian berbaring, lalu selfie

Sosok cebol dari balik pohon kelapa

Amati 2 foto yang ada Yayan di atas, ada dua pohon kelapa berdiri tegak di sana, di luar benteng. Dari balik salah satu pohon itulah, sesosok mahluk muncul menampakkan diri pada Yayan.

"Seperti apa Yan rupanya? Anak-anak apa orang tua?" tanya saya penasaran.

"Mukanya sih orang tua, mbak. Tapi badannya kayak anak-anak. Persis kayak setan di Film Anak Ajaib!"

Lalu Yayan menunjukan sebuah foto, saya hampir terjengkang kaget melihatnya. Ngeri sekali lah penampakan sosok itu.

"Bandel, sudah dibilangin jangan lihat-lihat ke situ," kata Yuk Annie.

Ternyata, sebelumnya Yayan sudah diperingatkan, tapi masih bandel. Mungkin penasaran ya, akhirnya ditunjukkan wujudnya. Kapok kau Yan!!! hahaha

Magrib, di benteng tua, dan Yayan yang bandel, perpaduan sempurna buat bikin salah seorang dari kami ketakutan. Dan itu, jatuh pada Yayan ha ha 😂

Pantesan, setelah magrib, suasana di benteng mulai nggak enak. Tapi nggak sampai bikin saya merasa ketakutan dan merinding. Mungkin karena banyak temennya, pemberani-pemberani pula he he. Sebetulnya, ada sosok lain di sana, banyak, kata Yuk Annie. Syukurlah saya gak liat apa-apa. Amit-amit jangan sampai, bisa-bisa ga mau bepergian lagi nanti haha.

Kalau diingat lagi, telah magrib saat itu, kami masih di sana, di bagian dalam benteng yang tak beratap. Yang lain masih bernafsu berfoto dengan latar langit jingga, saya sudah menyimpan kamera dan pingin lekas turun. Pingin cepat balik ke penginapan. Penginapan yang ternyata, tak kalah horornya.
Di tempat ini saya agak merinding, tidak berani masuk, padahal disuruh masuk buat foto

Senja, di atas benteng, Ayu.

Ada Horor di Penginapan

Ini bagian terseram yang terjadi selama di penginapan. Tapi lagi-lagi, saya tidak melihat secara langsung, hanya dapat cerita dari sesama teman trip yang menginap di losmen yang sama.

Ohya perlu kalian tahu, pada saat itu belum ada hotel berbintang yang berdiri di Tidore. Hanya ada rumah-rumah yang dijadikan penginapan, atau pun losmen seperti yang kami tempati.

Penginapan kami berada di Kota Tidore, tepat di pinggir jalan utama. Bagian belakangnya amatlah menyenangkan karena langsung menghadap ke laut, tentunya tiap saat punya view terbaik. Tak ada aura angker, atau pun kesan seram pada losmen tersebut. Baik dilihat dari depan, maupun belakang. Kamarnya pun biasa, tidak membuat saya merinding atau merasakan sesuatu. Pada dasarnya, saya memang tidak peka sih, tidak pula bisa melihat atau mendengar sesuatu yang aneh dari dunia lain. Jadi, kesan saya ya selalu sama. Nggak angker he he

Saya menempati kamar yang cukup besar, di dalamnya ada beberapa kasur dan bisa kami tempati berempat, yaitu saya, Yuk Annie, Mbak ZUlfa, dan Mbak Tati. Sedangkan Ayu sendiri di kamar yang lain. Deddy, Mas Eko, Yayan, dan Rifqy, entah di kamar yang mana. Pastinya mereka dapat 1 kamar untuk berdua.

Nah, pada suatu sore jelang magrib, lagi-lagi magrib ya, saya bersama Mas Eko, Deddy, dan Mbak Tati berenang di belakang penginapan. Bukan kolam renanglah pastinya ya, wong langsung laut gitu. Yak, kami berenang di laut, tapi bukan di laut luas, hanya di area terbatas yang diberi pembatas. Kalau kata Rifqy sih, batas antara dunia nyata dan dunia lain wkwk

Di sana ada perosotan, bak kolam bermain anak-anak. Nah, kami berenang-renang di sekitar perosotan itu saja. Kayak gini perosotannya

Area wisata di belakang penginapan

"Kolam Alami" terlihat dari balkon penginapan

Kumpul Main Para Mahluk Halus

Malam itu, suara angin laut begitu ribut. 

Oh ya, tiap malam suara-suara memang terdengar berisik di balik dinding kamar. Entah suara angin, maupun debur ombak. Kadang, saking ributnya, jendela kecil yang menghadap ke laut itu seperti diketok-ketok. 

Ternyata....

Sore selepas kami berenang di belakang penginapan, malamnya ada yang ikutan bermain dan berenang. Ramai sekali, hingga suaranya sangat ribut, bak suara anak-anak yang girang saat bermain bersama teman-temannya. 

Katanya, kata Mas Dwi lho ya, yang pada main itu segerombolan mahluk halus. Dari kunti, sampai pocong juga ada . Hadeuuuh!!!

"Ayu juga liat, Mbak Rien," kata Yayan.

"Jangan-jangan Yuk Annie juga lihat," tebak saya.

"Iya kali mbak."

Alamaaaaak!! Ngeri kali lah. Kenapa pula main di sana malam-malam. Apa karena liat kami main perosotan seru, jadi pingin seru-seruan juga sama rombongan kalian dari alam gaib sana? 😅

Semoga jumpa lagi di trip lainnya tanpa cerita-cerita horor lagi 😃
 
Ada banyak tempat yang saya kunjungi selama di Tidore. Hanya di Benteng Torre saja ada  kejadian horor yang saya tahu. Entah juga kalau yang lain di tempat lain, mungkin ada lagi tapi tak cerita. 

Selama 7 hari 6 malam menginap di Tidore, di penginapan yang sama, hanya satu kali itu saja cerita horor yang ada di penginapan. Itupun bukan terjadi dalam penginapan, tapi di bagian luar, di tempat pemandian terbuka. 

Herannya, saya tidak kapok ke Tidore. Pada bulan Februari 2018, saya kembali ke Tidore, jalan-jalan lagi, dan menginap di penginapan yang sama, tapi beda bangunan, dan di kamar yang berbeda tentunya.

Tak ada cerita horor saat kunjungan kedua di Tidore.

Mungkin juga karena tak ada yang cerita he he.

Video Benteng Torre bisa dilihat pada channel saya berikut ini. Selamat menonton. Jangan lupa like, subscribe, dan komen ya. Terima kasih!


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

68 komentar

  1. Hahaha. Pengalaman istimewa nian. Tapi dak bikin kapok ye.

    Torre kan memang dekat makam yang idak jauh dari tanggo itu. Mangkonyo rawan nian. Kalo penginapan memang banyak cerito. Kalo dijingok'i berarti wongnyo pemberani. Tapi mun penakut, mato langsung digelapi atau langsung pingsan. Ini cerito rombongan kementrian itu hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dak kapok yuk, walau ada yang seram, di atas itu indah nian pemandangannya.

      Iyo ye, ado makam dekat tangga. Mayan ngeri. Herannya rombongan Yayan tetap ke sana pas pagi-pagi haha

      Hapus
    2. Selamo idak ganggu dan kito tetap jago kelakuan, seharusnyo kito dak perlu takut. Karena sejatinyo kedudukan kito lebih tinggi dibandingkan mereka

      Hapus
    3. Saya setuju sih dengan pendapat yuk Annie. Kedudukan manusia lebih tinggi dari makhluk halus. Tetapi, tetap aja kalau saya dikasih kesempatan untuk melihat bisa-bisa gak akan dilupakan. Gak mau ke sana lagi. Soalnya saya penakut hahaha

      Hapus
  2. Nanggapin komen Yuk annie di atas, alhamdulillah gak liat yang di penginapan. Kami jg beruntung nginep di kamar depan hahaha.

    Ampun penunggu Torre, cuma numpang foto. Nggak ada niat jahat. Sungguh haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ooooh dirimu di kamar depan. Berarti foto yang pada gelimpangan di kamar, yang ada mas Eko tidur dengan kepala masuk kolong ranjang itu, kamar kamu ya Yan? haha enaklah di kamar depan. Kami kamar belakang, viewnyo ke kolam tempat para kunti main perosotan haha

      Hapus
  3. duh mbak Rien, pinginnnnnn kesana
    apalagi semua tersenyum dan fotonya penuh warna
    Mungkin si cebol mahluk gaib pingin ikutan ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pingin ikutan foto2? haha ampuun jangaan

      Hapus
    2. Pengen ikut main perosotan yang nyempungnya langsung ke laut.
      Eh saya, walau bukan temennya si cebol, juga pengen lho. Duh asyik banget main ginian, apalagi jaman kecil dulu belum kenal mainan kayak gini

      Hapus
  4. Seru, saya sudah pernah sampai Ambon saja belum ke Tidore. Pasti pemandangan alamnya natural banget. Cerita horornya tidak terlalu menegangkan dibandingkan kemegahan benteng Tidore dan anugrah alam. Indonesia bagus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidore natural banget mas. Saya sampai bercita2 pingin bikin rumah di sana :D

      Saya belum ke Ambon malahan

      Hapus
  5. Nggak bisa merasakan kehadiran "mereka" sebenernya kebahagiaan tersendiri loh, Mbak :) Aku suka benteng-benteng kuno begitu. Sayangnya, "penghuni benteng" juga suka dan pengen kenalan :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, aku bahagia ga bisa merasakan/melihat/mendengar kehadiran mahluk2 halus itu. Seumur hidup sampai mati, jangan sampai! haha

      Hapus
  6. Bentengnya bersih dan terawat ya, banyak bunga warni warni di bagian depannya. jangan-jangan si cebolnya betah karena lingkungannya asri gitu ya.

    Beruntung ya mbak, nggak bisa lihat yang begituan, jadinya nggak kapok buat ke Tidore lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udara di sana sejuk, tanaman mudah tumbuh, dan bunga-bunga pun bermekaran, indah.
      Iya mbak, herannya meski takut, aku gak kapok.

      Hapus
  7. Wkwkwkw!
    Sebetulnya kalau rame-rame itu seru kok. Apapun yang kita temuin. Kecuali sendirian dan lagi gak pengen digangguin. Salahnya Yayan, dia gak bilang ke yang lain saat itu juga suoaya bisa kenalan bareng-bareng... Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya penakut. Kalau ramean agak mendingan. Tapi walau rame-rame dalam 1 kamar, saya takut sendirian ke kamar mandi. Itulah saya :))

      Iya, sengaja disimpan Yayan selama di sana.

      Hapus
  8. Ya Allah mbaaa... tahu gak aku jadi ga terlalu takut baca ceritanya gegara terhipnotis sama foto-foto liburan mbak dan teman-teman blogger. Bagus banget pemandangannya ya mba Tidore itu. Kalau untuk cerita horornya bisa jadi pelengkap aja nih, hehehe. Ditunggu kisah selanjutnya ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, sengaja saya pajang foto-foto indah di benteng, biar bacanya nggak terlalu serem. Tapi di sana memang ga keliatan serem. Kecuali ketemu mahluk tertentu, baru serem XD

      Hapus
  9. waaah mayan mencekam ceritanya mbak
    tapi jadi kenangan tersendiri ya
    jadi ingat terus,
    cantik sekali benteng tidore ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ditulis gini jadinya terbaca mencekam ya. Padahal pas di sana saya ga merasakan haha Mungkin karena ga liat dan belum diceritain

      Hapus
  10. Ya ampuun... kakek cebol dan rombongan kunti...
    Apa lagi ada acara ya mereka 😅😅😅😅

    BalasHapus
  11. Aku malah kagum sama foto foto pake kainnya mbak Rien loh!

    Idenya dari mana sih? Jadi terlihat lebih jenjang dan tinggi!

    Usul ah sama para desainer kapan-kapan kalo butuh peragawati yang Traveller bisa ke dirimu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha semua kembali ke angle, cara pakai busana/properti, semua bisa keliatan kayak pragawati tinggi semampai wkwk Mbak Tanti becandanya gemesin

      Hapus
  12. Kalau liat fotonya, sekilas mirip banget ama benteng Keraton di BauBau Mba, persis banget juga terbuat dari batuan gitu.

    Saya pernah dengar cerita orang-orang tua di sana, katanya dulu para tetua di kesultanan Buton, kalau sholat Jumat ke Maluku sana, ajaib hehehe.
    Entah benar atau enggak, tapi memang sekilas arsitektur kunonya mirip-mirip.

    Kalau ke tempat-tempat baru apalagi di tempat bersejarah gitu, memang selalu ada hal-hal istimewa ya, termasuk yang horor-horor hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku belum pernah ke Keraton BauBau. Ada kemiripan rupanya ya. Tapi benteng kuno peninggalan penjajah rata-rata sama, apalagi misalnya sama2 dibangun oleh Belanda, Portugis, atau Jepang.

      Hapus
  13. itu makhluk lainnya iri sama kalian kali mbak, masa manusia aja yang boleh main perosotan dan mandi di laut, mereka juga pengen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha bisa juga nih analisanya Mbak Nanik

      Hapus
  14. Mak Erin lancar sekali yaa liburannya.. trip terooossss😄😄😄 aku yakin kalo gak corona udah beredar kemana-mana pasfi nih hehehe...

    Di bandung kayanya gada benteng yang ada gua belanda dan gua jepang lumayan sama krengkinya ma benteng

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama pandemi ga ada trip lagi huhuhu
      Gua sama nyereminlah ama benteng. Lebih ngeri lagi kalau goa. Aku takut ruang gelap dan sempit soalnya :D Pernah maksain diri pas di Pulau Maratua dan Lampung, nangis tuh dalam gua. Ga teriak sih, tapi air mata mengalir.

      Hapus
  15. Kayaknya di hampir semua destinasi wisata PASTI ada makhluk ghoibnya mbaa.
    Ya ALLAH, semogaaa kita tetep ngga bisa lihat hal2 kayak gitu ya.
    Ngeri kaliii :D

    BalasHapus
  16. terpesona dengan kain merah yang menjuntai

    nggak takut kotor? Itu gimana caranya kok bisa sampai sana dengan kain (batik) ya?

    hahaha Mbak Rien selalu aya aya wae

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kain batik masukin ransel bun, sampe sana baru pakai haha
      Dulu kalau jalan emang biasa bawa macam-macam kain buat foto :))

      Hapus
  17. Kalau punya teman pemberani dan nggak yang menceritakan horor ya jadinya juga terbawa suasana asik aja menikmati keadaan dan pemandangan di sana haha..

    Yang penting mah alhamdulillah ya mbak, bisa ikutan momen kece bareng travel blogger ke Benteng Torre

    BalasHapus
  18. Benteng Torre ini kalau dari foto-foto mba Rien tampak eksotis dan terawat. Yang berkunjung juga tersenyum gembira, mungkin yang 'tinggal' di sana ikut memberikan sambutan selamat datang. Tapi beruntung yg ga bisa lihat.

    Lha, saya baca semakin ke paragrah akhir, kok rambut2 di tangan malah merinding, ikutan serem.

    BalasHapus
  19. Kalau udh terhipnotis dengan keindahan objek wisatanya maka ingin kembali lagi ya mbak. Walau ada kisah horor yang pernah dialami.

    BalasHapus
  20. Kalau nyata ada, kasihan ya takutnya pada ga mau main ke sana dan nginap di penginapannya. Tapi semua kembali ke pribadinya sih ya. Justru ada yg sengaja mendatangi lokasi yg kata orang ada penghuninya. Mau kenalan kali, hehehe

    BalasHapus
  21. Mbak.. diriku sampe zoom foto yg ada yayannya di atas.. karna penasaran pengen tahu sosoknya kayak apa.

    Tapi berharap juga nggak ngelihat sosok apa2.. takut ggak bisa tidur :D

    BalasHapus
  22. Kalau saya sih yang penting bersama-sama. Kalau sendiri bisa merinding juga, sih hahahaha

    BalasHapus
  23. Wahh, pengin bangett main2 ke sini rame2
    SUnsetnya indaaahhh

    BalasHapus
  24. saya jadi ikut merinding mas :O

    BalasHapus
  25. Seru amat ceritanya mbaa.. kalau pengalaman gini ada temennya jadi ngeri2 gapapa gitu ya.. kalau sendiri pasti beda cerita, hahah..

    btw aku kok seneng ya liat ada perosotan yg langsung ke laut gitu, lucu bangeet

    BalasHapus
  26. Tapi memang kalau di tempat wisata seperti ini, maghrib itu harus sudah keluar dari situ. Sama kayak cerita kalau ke Lawang Sewu. Btw, ini kalau bacain citra travelingmu seru juga ya mbak, selain bisa explore daerah tapi jadi tau cerita horos setiap daerah.

    BalasHapus
  27. dan aku malah terlalu fokus dan terhipnotis sama semua foto dengan pemandangan yang eksotis begini.. ah keren banget sih, ceritanya juga seru jadi ada pengalaman yang menarik

    BalasHapus
  28. Kesan pertama begitu melihat foto2 wisata Bentemg Torre ini adalah soal kebersihannya :) Nyaman banget berada di tempat ini. Wisata sejarah memang menyenangkan ya apalagi beramai2. Kalau makhluk halus konon katanya gemar bergentayangan dan menampakkan dirinya di tempat2 beginian hehehe..Sepiiiii, adem, apalagi pas gealap hiiiiyy kabooooorrrr dari si cebolll! :D :D

    BalasHapus
  29. Yg ajaib dari mba Rien tuh.... traveler yg penakut on the spot, tapi berani bangettt nulis story horor kayak gini :D
    Emejiiingg buanget

    BalasHapus
  30. Masya Allah cantiknya alam tidore. Apalagi pas naik tangga, kiri dan kanan taman yang indah. Duh bisa berhenti sejenak selfie dulu di taman benteng torre

    BalasHapus
  31. Benteng Torre termasuk bagus juga ya untuk ukuran benteng lama zaman dulu. Mana bersih lagi

    Ngebayangin makhluk halus pada main di kolam. Macam mana itu? Mbak Rien nih ceritanya aneh-aneh

    BalasHapus
  32. Bangunan -bangunan bersajar seperti ini pasti punya cerita tersendiri ya mbak. Wah salah banget nih baca blognya mbak rien jam segini. Merinding euy abis bacanya

    BalasHapus
  33. Serunya para blogger pergi travelling. Meski ada kejadian horor, tapi karena rame² tentu tetep seru dong ya.

    BalasHapus
  34. Benteng Torre ini bagus juga ya mbak, meski usianya sudah tua
    jalan jalan ke benteng memang menyenangkan, tapi klo da matahari terbenam memang aura mistis berdatangan ya mbak

    BalasHapus
  35. wah, kekanya gak mecing nih anatara jdul dan isinya, hehehe. apalagi liat foto judulnya banyak bunga. seru sekali ya mba. tapi ya namanya bekas port ya pasti hororlah, kebayang aktivitasnya dulu di sana saat zaman penjajahan yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak Milda. Komennya bikin saya jadi pingin belajar lagi cara mecingin judul dan isi :D
      Eh tapi komen mbak membuat judul dan isi tulisan malah terkesan nyambung lho. Soalnya mbak bilang "ya namanya bekas port pasti hororlah" :D

      Hapus
  36. Kirain kalo di Tidore wujud dan nama hantunya beda Mbak, ternyata masih sama Kunti n Pocong ya hehehe
    Jelang maghrib memang rawan bahkan dalam Islam dijelaskan kalo syaitan keluar pada waktu tersebut.

    BalasHapus
  37. Aku kalau ke tempat bersejarah begitu emang harus lebih hati-hati, mba. Satu sisi aku belum pernah ke Tidore. Padahal lama tinggal di Ambon :D
    Makasih mba sudah membuat aku rindu maluku :)

    BalasHapus
  38. Ngeri ngeri sedap ya mbk, aku udah mbayangin yang serem serem ahahaha. Bagus banget ya mbk Benteng Torre ini, semoga bisa mrnginjakkan kaki disini

    BalasHapus
  39. Jalan-jalannya sih asyik, destinasinya juga menarik, tapi yang tampak-tampak tak kasat mata itu bikin ngeri, haha. Duh, amit-amit dah, jangan sampai bisa liat yang begituan. Saya cuma baca artikel ini aja merinding, gimana kalau ketemuan. Wadow.

    BalasHapus
  40. Untung baca ini sore masih terang, kalau malam hiiiii
    Aku termsuk penakut juga Mbak..Mana kadang bisa merasa, tapi ga bisa lihat yang tak kasat mata (kalau kakakku bisa lihat). Nah, suamiku sering ga percaya. Kalau ada tempat yang kelihatan gimana gitu auranya dia santai aja....Tapi jadi bikin aku berani sih ini hihihi
    Hebatnya meski dah dapat cerita Mbak Rien masih ke situ lagi dan nginep di tempat yang sama. Keren uji nyalinya!

    BalasHapus
  41. Kalau ramean gitu pasti ga merinding dan takut ya mba coba kalau cuma beduaan yang ada ngeri wkwkwk...tapi jadi pengalaman berkesan ya mba duh aku jadi rindu jalan2 semoga bisa ke Tidore

    BalasHapus
  42. Bikin deg-degan di setiap blogpost travelling bareng kak Katerina.
    Hehehe...tapi seru. Ini bisa menjadi ada kisah yang bisa dituturkan oleh guide lokal ya...
    Bagaimana sejarahnya dan membuat wisatawan aware masalah kesopanan bila datang ke tempat-tempat yang baru dan asing.

    BalasHapus
  43. Untung aku gak bisa liat, udah ngezoom2 bagian kelapa gak ada apa2 hahaha :P
    Mungkin karena bangunan lama ya mbak jd ada rasa singupnya gitu. APalagi ke sananya hampir magrib yg cahaya agak2 piye gtu :D
    Semoga kapan2 bisa menjelajahi bentengnya juga :D

    BalasHapus
  44. Ahhh mbak kat, aku baca ini malam malam huhuuu...
    Tapi memang ya wisata peninggalan sejarah gitu kadang buat merinding.. Sama kayak yang di benteng malborough bengkulu kalo pas masuk area penjara nya tuh bawaannya serem

    BalasHapus
  45. Ya ampun mbak, saya merinding bacanya... Satu kunti aja udah horor banget, ini sama teman-temannya pula...
    Terus yang di benteng juga padahal asri gitu ya banyak bunga...

    BalasHapus
  46. Buat yang ga bisa lihat macam-macam kayak kita, sebenarnya di tiap perjalanan malah santai ya mba. Yang bikin spaneng tuh begitu teman lain yang bisa ngeliat yang horor gitu cerita. Langsung deh berubah jadi penakut seketika hehehee...

    Dulu pas ke Jember, satu rombongan trip yang bisa ngerasain gitu-gitu ada beberapa. Jadi kayak trip horor deh wkwkwk... Klo pas ke Madura, Lampung dan Palembang ga ada yang begitu.

    BalasHapus
  47. Wah, seru ceritanya. Saya termasuk tidak bisa melihat tapi bisa merasa. Kalau perasaan tiba-tiba nggak enak, saya milih berlalu... Hihi...

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!