Tampilkan postingan dengan label content creator. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label content creator. Tampilkan semua postingan

Aku Suka Pada Apa yang Disukai Oleh Anakku

Dulu, anak perempuan saya --Aisyah Humayra, sejak umur dua tahun hingga lima tahun, pernah membuat kami (saya dan suami) nggak ngecat dinding rumah selama hampir tiga tahun.

Selama tiga tahun itu, dinding rumah kami belepotan penuh coretan. Alat coret yang digunakan bermacam-macam, dari pensil warna, spidol warna, krayon, cat lukis, stabilo, pulpen, hingga spidol besar yang biasa dipakai buat menulis di white board

Semua alat tulis dan pewarna yang saya sebutkan itu bagi Aisyah adalah mainan paling menyenangkan. Tepatnya, buat bersenang-senang mencoreti seluruh dinding rumah 😅
Kakak dan adik

Cerita ini saya tulis saat saya sedang merasa sangat rindu pada masa kecil anak-anak saya. Masa-masa sangat menggemaskan dan serba menyenangkan. Banyak momen yang membuat saya jadi tersenyum dan tertawa, semua terasa begitu indah.  

Saat kini anak-anak sudah remaja, bukan berarti tidak indah, sama menyenangkan, hanya beda masanya.

Saya mengenang ulah Aisyah mencoret dinding. Masa itu berlangsung cukup lama (3 tahun) dan selama itu pula kami membiarkannya. Meskipun buku gambar dan kertas sudah disediakan, tetap saja dinding jadi kanvas favorit. 

Tiap kelar menggambar benang kusut, atau garis mencong-mencong (nggak lurus) di dinding, Aisyah akan tertawa sambil mengajak kami memandangi coretannya. Anak kecil itu bangga sekali dengan hasil karyanya, walau di mata saya entah gambar apa, hanya dia yang tahu.

Dulu, jika ada tamu datang ke rumah, baik itu teman saya maupun teman suami, atau saudara dan kerabat kami, Aisyah bukannya duduk tenang atau pergi dan bersembunyi, malahan mendekat, lalu dengan bangga memperlihatkan hasil coretannya, bak mahakarya yang layak untuk dikagumi.

Begitu juga dengan kakaknya --Alief-- yang suka dengan robot-robotan dan mobil-mobilan (Alief dulu suka mengoleksi HW). Setiap ada tamu datang ke rumah dia mendekat, lalu membongkar kotak penyimpanan mainannya di depan tamu. Iya lho, di depan tamu!

Alhasil, setiap ada tamu bertandang, rumah kami bukannya terlihat rapi, malah berantakan karena dua bocil sibuk "pamer" 😂 
Siswi SMP

Saya sangat suka dengan anak-anak yang aktif. Menyaksikan mereka banyak bergerak, bermain, dan bercerita, rasanya bahagia. Saya justru menjadi tenang jika mereka selalu ceria, berarti mereka sehat. 

Mudah bagi saya untuk mendeteksi ada suatu masalah dengan anak-anak, yakni pada saat mereka tidak mau bermain, lesu, dan tidak tertarik dengan barang-barang yang mereka sukai. Diamnya anak, berarti ada yang sakit. Saat itulah saya menjadi tidak tenang.

"Berisiknya" anak adalah tanda anak sehat. Bukan sesuatu yang harus dimarahi. Menurut saya begitu.

Alhamdulillah, masa-masa mencurahkan segenap tenaga dan perhatian super ekstra sudah terlewati. Segala keriuhan bahkan kerusuhan anak-anak yang membuat saya sebagai ibu mesti jungkir balik merawat dan mengasuh mereka, kini sudah tak melelahkan seperti dulu. 

Bukan berarti perhatian saya mengendor, lebih kepada "banting tenaga" nya yang udah nggak seperti dulu. Anak-anak sudah mandiri. Nggak perlu dimandikan lagi, dipakaikan baju, disuapi makan, semua sudah bisa mereka lakukan sendiri. 

Saya pun nggak perlu pasang mata kayak kamera CCTV yang tiap detik mengawasi tingkah polah mereka karena khawatir ada hal-hal yang membahayakan  seperti jatoh dari tangga, kepeleset saat lantai dipel belum kering, keselek makanan yang lupa disuwir-suwir, atau hal-hal lainnya. 

Kini perhatian ekstra untuk anak-anak sudah berganti pada kegiatan ibadah mereka, sekolah/kuliah mereka, dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan untuk mengisi waktu senggang. *(suami saya yang ngomong gitu) 😁
Aisyah dan Alief bersama seluruh sepupunya dari keluarga suamiku. Cucu bapak dan ibu mertuaku hanya 6 ini saja. Tiga foto anak kecil di atas lemari adalah tiga anak laki-laki dalam foto ini 😃
 
Masa-masa tidak mengecat dinding rumah selama tiga tahun sudah berlalu. Sekarang Aisyah sudah besar, sudah bersekolah di SMP. 

Hobi coret-coret sewaktu kecil tetap ada, tapi sudah bukan di dinding lagi, melainkan di sketch book, handphone, dan laptop. Kalau dulu tempat untuk menggambarnya murah meriah pakai kertas bekas saja (suami sering bawa kertas bekas dari kantor), buku gambar anak TK seharga 2000 - 5000, bahkan dinding rumah. Sekarang kanvasnya  gadget, dan itu mahal cuy ! 😅

Namun, saya ingin seperti dulu, menganggap "enteng" alat main anak. Maksud saya, melihatnya sebagai alat "bermain" menyenangkan yang baik untuk mengasah keterampilan dan kreativitas si anak, bukan sebagai alat yang membuat rugi. 

Saya perhitungan, tapi perhitungannya dari kaca mata positif si anak, dan itu untuk sesuatu yang jauh ke depan.

Perkara beli smartphone dan laptop, saya pakai prinsip sekali mendayung seluruh lautan di bumi terlampaui. *lebay 😆. Begini, anak sekolah memang perlu perangkat macam HP dan laptop toh? Ok, beri laptop dan smartphone buat sekolah, utamanya itu. Selanjutnya dipakai buat bermain (game online), dan melakukan hobi. 

Hobi yang dimaksud adalah menggambar yang seiring waktu membawa Aisyah pada kegiatan membuat berbagai macam desain. Nah, dari hobi mendesain inilah Aisyah menantang diri lewat berbagai kompetisi di sekolah, dan akhirnya mencicipi jadi juara.
Juara 2. Karya Aisyah gambar paling atas *(nama sekolah saya tutup sebagai salah satu bentuk kehati-hatian saya menjaga anak di dunia maya)

Juara Favorit. Karya Aisyah (Aisyah Humayra) 2 gambar di bawah dalam poster ini. *(nama sekolah saya tutup sebagai salah satu bentuk kehati-hatian saya menjaga anak di dunia maya)

Juara Favorit *(nama sekolah saya tutup sebagai salah satu bentuk kehati-hatian saya menjaga anak di dunia maya)

Juara 2 tingkat sekolah*(nama sekolah saya tutup sebagai salah satu bentuk kehati-hatian saya menjaga anak di dunia maya)

Juara 2 Lomba Tingkat Nasional. *(nama sekolah saya tutup sebagai salah satu bentuk kehati-hatian saya menjaga anak di dunia maya)

Spanduk ini ternyata sudah lama dipajang di depan sekolah dekat gerbang. Saya baru lihat sejak Aisyah mulai PTM. Itu pun setelah beberapa kali lewat baru sadar kalau itu gambar Aisyah. Langsung deh foto-foto norak 😃

Aisyah ini cewek banget, nggak ada tomboy-tomboynya. Bicaranya lemah lembut, dan mudah menangis kalau ada yang membuat hatinya sedih atau kecewa. Nangisnya nggak pakai suara, apalagi ngoceh, hanya berupa air mata yang menetes. Perasaannya yang halus itu tipikal anak seniman bukan sih? 

Saya pernah baca, anak-anak yang dilatih memainkan alat musik, bisa memperhalus perasaannya, membuatnya lebih peka. Nah, ini mah nggak les apa-apa. Kalau dengar musik sih suka. Sukanya lagu-lagu berbahasa Jepang (dari kegemaran ini makanya dia ngerti dikit-dikit bahasa Jepang). Eh, tapi, apa hubungannya dengan perasaan halus ya? wkwkw 
Aisyah memakai kostum tari bersama teman-teman satu kelasnya, saat pentas seni di SD
 
Ngomong-ngomong soal les, Aisyah nggak suka ekskul Taekwondo, Silat, dan beberapa aktivitas fisik yang berhubungan dengan olah tubuh, kecuali renang. Beda dengan saya waktu kecil. Saya suka pramuka, jadi anggota marching band sekolah, bahkan belajar wushu walau nggak sampai jadi atlit hahaha.

Aisyah sukanya belajar menggambar, kerajinan tangan, dan editing foto/video. Kursus gambar yang pernah dia ikuti kursus manga (online), jadwal belajarnya 2 kali dalam seminggu. 

Buku-buku yang Aisyah baca adalah buku belajar gambar, dan semuanya tebal-tebal. 

Sewaktu seusia Aisyah saya membaca novel Pendekar Rajawali Sakti dan Wiro Sableng. Malahan sejak SD saya sudah melahap semua novel Pasukan mau Tahu karya Enyd Blyton. 

Anak saya gimana? Nggak ada yang suka baca novel 😅 Oh, tapi, Aisyah dan Alief sangat suka baca komik. 
Sejak masih KB (kelompok bermain), TK, SD, dan sekarang SMP saya ingin selalu menjadi mama driver yang melepas dia pergi memasuki sekolah dan menunggunya di saat pulang sekolah.

Saya suka kepo kalau liat Aisyah berlama-lama buka laptop atau hape, pengen tahu dia nonton apaan di youtube. Ternyata, sering kedapatan nonton video-video life hack dan tutorial kerajinan tangan. Ujung-ujungnya nih, abis nonton biasanya dia nyodorin daftar belanjaan. Giliran saya yang tercengang liat biaya beli alat 😅

Tapi sekali lagi, saya suka anak saya meminta dibelikan alat-alat buat bikin prakarya. Itu artinya dia punya hobi. 

Anak-anak yang memiliki hobi dan melakukan hobinya, akan merasa bahagia. Anak yang bahagia memiliki semangat untuk hidup baik di hari ini dan nanti.

Saya banyak duit? Enggak banyak, tapi ada. Dan saya bisa menahan diri dari membeli barang yang nggak perlu supaya duitnya bisa dipakai buat beli kebutuhan hobi anak.

Menghias tas kain polos

Membuat bunga dari kain perca untuk hiasan tas kain

Percobaan perdana membuat makrame

1 gulung tali makrame bisa dianyam menjadi 2-3 hiasan makrame

Menghias mug buat tempat pensil

Hiasan bunga terbuat dari light clay

Kerajinan berbahan kerang kombinasi light clay

Hasil kerajinan kerang 

Boneka jari dari kain flanel. Saat itu Aisyah masih SD.

Aisyah menggambar mama (saya) di aplikasi online. Gambar ini dia kerjakan saat sedang di ruang tunggu dokter. Gambarnya selesai sebelum namanya dipanggil perawat 😀

Hasil gambar mama. Proses bikin bisa dilihat dalam video reel di IG @travelerien

Tiap ada waktu luang sering diisi dengan menggambar, di mana pun. Idenya berasal dari apa saja yang dia lihat atau pikirkan saat itu.

Laptop sering dibawa ke mana pun, buat menggambar dan mengerjakan desain. Kalau sedang di kafe, katanya buat ngisi waktu saat menunggu pesanan yang belum diantar ke meja 😀 *Laptop: ASUS ZenBook Flip S UX371*

Aisyah yang bebikinan, saya yang seru liatnya. Nggak ikut bikin? Nggak. Saya mumet kalau menganyam tali 😂 

Kesukaan tiap orang memang beda sih ya. Tapi bukan berarti saya nggak suka dengan apa yang disukai Aisyah.

Saya hobinya menulis, foto-foto, dan jalan-jalan. Apa Aisyah menyukai hobi saya? Suka, tapi nggak semua. Soal menulis, minat dan bakat Aisyah belum ada. Tapi dia mau baca kalau saya kasih liat tulisan saya yang dimuat di majalah pesawat. Kalau foto, sukanya moto (motret), kurang suka difoto. Kalau jalan-jalan, dia suka.

Suami saya suka jalan dan hal-hal berbau petualangan, suka foto, dan berbakat dalam hal menggambar. Saya rasa, bakat menggambar Aisyah ini menurun dari suami saya. Oh, dari mbah akungnya, ding. Iya, alm bapak mertua saya pandai menggambar, beliau arsitek, ahli menggambar bangunan.  

Alief hobi apa? Desain dan video editing. Itu sebabnya dia kuliah jurusan DKV new-media. Dia juga main youtube buat majang konten-konten video yang dia buat. Orang menyebutnya sebagai content creator.

Suami saya bilang ke saya, "apapun hobi baik anak, dukung dengan baik, dan yang penting akhlaknya baik dan beragama dengan baik. Jadi tolong bantu saya membawa anak-anak kita jadi anak-anak yang nggak hanya sukses di dunia tapi lebih utama sukses di akhirat."

Jleb!

Sebagai orang tua yang nggak sempurna dan masih harus banyak belajar, pesan suami langsung ngena di hati nggak pake rem 💨
Menemani Aisyah uji publik bacaan Quran di sekolah. Kala itu, ketika masih muda dan tampan, dengan rambut masih hitam.

Sampai rambutnya memutih (tua dan tetap tampan), tetap memberikan waktu untuk Aisyah, hadir di sesi kelulusan khatam Quran (khotmil Quran).

Alhamdulillah

Masya Allah


Sekian cerita dari seorang ibu yang karena hobinya jalan-jalan, menulis, dan foto-foto pernah dianggap bakal gak becus urus anak, mengabaikan waktu bersama keluarga, kurang sayang dan perhatian pada anak, sehingga sulit memiliki anak yang bahagia dan berprestasi.

"Jangan menilai seseorang hanya dari 1 bab yang kau baca, karena cerita hidupnya tertulis lengkap dalam 1 buku. " 

#apaansih? 😂

Masya Allah. Alhamdulillah.

Semoga anak-anak senantiasa sehat, bahagia, dan menjadi hamba Allah yang taat dan bertaqwa.

Tidak ada ibu yang sempurna di dunia ini, yang ada adalah ibu yang ingin melakukan hal terbaik untuk anak-anaknya dengan cara yang sempurna.

Semoga Allah senantiasa limpahkan kesehatan, kesabaran, dan kekuatan pada kami para ibu dalam membesarkan dan mengasuh anak-anak kami.

Perangkat Penting Untuk Mahasiswa Kuliah DKV New Media - BINUS University

Laptop Tepat Untuk Mendukung Mahasiswa Kuliah Jurusan DKV New Media, Content Creator, dan Video Editor 

"Bapak/Ibu semua, untuk perangkat yang akan digunakan oleh mahasiswa jurusan DKV New-Media mohon disiapkan untuk anaknya antara lain laptop, tablet, printer, dan kamera dengan masing-masing spesifikasi sebagai berikut....." ujar Budi Sriherlambang, S.Sn, M. in imagineering, Head of Program of New Media Program - School of Design Binus University di acara Parents Day Sesi Jurusan yang digelar secara online melalui Zoom pada hari Sabtu tanggal 25 September 2021.

Terkejut dengan penjelasan mengenai perangkat-perangkat yang akan digunakan anak saya sebagai mahasiswa DKV New Media di Binus University?? Enggak!!! Haha. 

Bukan sombong, bukan pula sok tajir, tapi karena saya memang sudah mengira perangkat tersebut bakal dibutuhkan oleh mahasiswa DKV. 

Tahun lalu sejak Alief mulai daftar masuk Binus (waktu itu Alief baru masuk kelas 12), saya sudah cari tahu semua hal tentang jurusan yang dia ambil, sampai ke perangkat apa yang bakal digunakan. Hanya saja, saat itu saya belum tahu spesifikasinya apa saja, karena yang namanya ilmu dan teknologi kan berkembang, ada inovasi-inovasi indah yang membuat takjub, maka kemungkinan spesifikasi yang dibutuhkan pun berubah sesuai kondisi terkini.

Parents Day Sesi Jurusan tgl. 25 September 2021 ini adalah pertemuan kedua para orang tua mahasiswa khusus Jurusan DKV New Media. Pertemuan pertama Webinar for Parents pada tgl. 3 Juli 2021 lalu untuk seluruh parents mahasiswa baru Binusian 2025.

Sesi Jurusan DKV New Media

Para Pejabat di DKV Binus University yang hadir di acara webinar, di antaranya Bapak Budi Sriherlambang, S.Sn, M. in imagineeringHead of Program of New Media Program - School of Design Binus University, Bapak Dr., Drs Lintang Widyokusumo, MFA, Lecturer of Desain Komunikasi Visual dan lainnya.

Perkuliahan Dimulai 27 September 2021 Secara Online dan Onsite, Peralatan Kuliah Sudah Harus Lengkap

Sesuai situasi pandemi saat ini, kampus memberikan dua pilihan kepada mahasiswa untuk perkuliahan yang akan dimulai pada bulan September 2021 yaitu online dan onsite. Mahasiswa boleh mengubah pilihannya pada semester berikutnya. Jadi, pilihan untuk kuliah online ini sifatnya sementara saja, hanya selama masih pandemi.

Alief memilih perkuliahan online, dan dia agak sedikit menyesal dengan pilihannya karena ternyata situasi per September ini mulai mendingan, yang artinya dia merasa cukup aman bila kuliah datang langsung ke kampus. Bukan menyesal yang berlebihan sih ya, karena katanya semester dua nanti dia bisa ubah pilihan ke onsite.

Mengenai peralatan kuliah yang diperlukan oleh jurusan DKV New Media, selain laptop, tablet, kamera, dan printer+scanner yang telah disebutkan oleh Pak Budi Sriherlambang, yang tak kalah penting dan wajib ada di antaranya :
  • Pensil Grafit (lunak, sedang, keras)
  • Pensil Warna (klasik, watercolor, pastel) 
  • Sketchbook (Ukuran A3)
  • Kertas (Padalarang, HVS, Art Paper, Art Carton, Duplex)
  • Alat Tulis Kantor (penghapus, penggaris, pulpen, rautan pensil, binder/buku tulis, jangka, cutter, cutting mat, lem kertas, spidol selotip, drawing pen)
  • Cat & Kuas (Cat Air, Cat Minyak, Cat Poster, Cat Akrilik)

Selama bulan September kemarin, saya dan Alief bergegas belanja semua barang itu. Alhamdulillah ada Toko Gramedia di Mall Teras Kota yang dekat dari rumah, semua yang dibutuhkan ada di sana. Tinggal saya merogoh kocek dengan berkeringat. Eh, belum keringatan sih kalau peralatan pensil, kertas dan lain-lainnya itu. Mulai keringatan dingin tuh pas bagian gadget 😂😅

Ini perangkat kuliah mahasiswa jurusan DKV New Media yang harus dimiliki: Laptop, Tablet dengan Stylus, Printer sekaligus scanner, dan kamera (sesuai materi webinar)

Ini adalah spesifikasi paling minimal dari laptop yang digunakan

Saya: ???????? 😂😅

Perangkat yang Mendukung Kuliah Jurusan DKV New Media

Hal paling penting dari membeli sebuah laptop dan perangkat lainnya seperti tablet, kamera, dan printer adalah belilah sesuai dengan kebutuhan! Bukan asal keren, canggih, mahal, atau karena hal lain-lainnya berdasarkan merk.  

Bapak Budi Sriherlambang, S.Sn, M. in imagineeringHead of Program of New Media Program - School of Design Binus University menjelaskan dengan lengkap perangkat apa saja yang dibutuhkan oleh mahasiswa/i DKV New Media, di antaranya:
  • Laptop dengan spesifikasi paling minimal harus menggunakan prosesor 1.4-2Ghz quad core i5, RAM 8GB, Hardrive 128GB, GPU 2GB
  • Tablet pendukung yang dilengkapi stylus untuk menggambar dengan penyimpanan 128GB
  • Printer sekaligus scanner untuk mencetak ukuran A4 dengan teknologi inkjet 
  • Kamera DSLR untuk fotografi.

Dalam ruang chat di aplikasi Zoom saat webinar berlangsung, ramai orang tua bertanya mengenai perangkat tersebut, khususnya spesifikasi laptop. Beberapa orang tua menanyakan mengenai apa itu SSD, prosesor, jumlah memory, dan lainnya sambil menyebutkan berbagai merk laptop. 

Wajar sih ya, karena orang tua harus mengetahui betul laptop mana yang mesti mereka beli untuk anaknya. Kalau saya, hanya menanyakan satu hal saja:

"Jika laptopnya sudah dua layar, dilengkapi stylus untuk menggambar, touch screen, RAM 32GB, apa mesti perangkat pendukung tablet?"

Lalu dijawab dengan tegas oleh Pak Budi Sriherlambang, "Oh tidak perlu lagi ibu. Tablet itu hanya bila laptopnya belum mendukung untuk menggambar di layar."

Alhamdulillah, mamak-mamak ini senang kalau gitu 😂

"Terserah merk apa, yang penting speknya sesuai yang dibutuhkan," ujar Pak Budi Sriherlambang. Beliau juga sempat menyebutkan Laptop Gaming sebagai laptop yang spesifikasinya tinggi, cocok buat anak DKV.

Hasil mencari laptop yang cocok untuk anak DKV, content creator, video editor

Semoga awet selama 4 tahun kuliah

Buat memperlancar kegiatan kuliah, menimba ilmu dan menyelesaikan tugas-tugas. Buat menghasilkan cuan lewat job-job yang didapatkan. Biar tetap produktif bikin konten video di Youtube 😃😍

 

Bukan Hanya Untuk Kuliah Anak DKV, Laptop Ini Juga Untuk Content Creator dan Video Editor


Saat ini Alief bukan hanya mahasiswa Jurusan DKV New Media. Sejak masih SMA dia sudah menjadi Content Creator, tepatnya Video Creator di Youtube di Channel ONEDOX. Dan, sejak bulan Juli 2021 ini dia jadi freelancer sebagai Video Editor di sebuah channel media & entertainment. 

Saya tahu Alief bukan hanya butuh laptop yang mendukung untuk kuliahnya, tapi juga mendukung kegiatannya sebagai content creator, sekaligus Video Editor.

Saya harus bisa mencari laptop yang tepat untuk Alief agar semua aktivitas yang dilakukannya sehari-hari bisa berjalan dengan lancar. Dia harus menyelesaikan tugas-tugas kuliah tepat waktu, menyelesaikan job-job yang dia terima hampir tiap hari, dan juga harus produktif membuat konten untuk channel-nya ONEDOX.

Sebagai blogger yang sudah biasa mengulas produk-produk laptop ASUS, saya bisa dengan mudah menemukan mana laptop yang paling cocok untuk Alief gunakan, yaitu:

ASUS ZenBook Pro Duo 15 UX581GV OLED 4K Intel Core i9 NVIDIA RTX 2060 6GB, 1TB SSD, DDR4 32GB, Win 10 Pro 64-bit 
Laptop yang Tepat

Sudah Ada ASUS ZenBook Pro Duo UX581 Tidak Perlu Beli Tablet Pendukung Lagi!

Yak, dengan ZenBook Pro Duo UX518GV ini, saya tidak perlu lagi menyediakan tablet pendukung seperti yang disampaikan oleh Bapak Budi Sriherlambang.

ZenBook Pro Duo UX581GV sudah dilengkapi stylus untuk menggambar. Sudah punya dua layar biar gak pindah-pindah perangkat bisa mengerjakan 2 hal sekaligus. Memory sudah super gede RAM 32GB puas banget buat penyimpanan. Prosesornya pun nggak diragukan lagi super kencang dengan Intel Core i9 NVIDIA RTX 2060 6GB. Layarnya pun sudah OLED 4K, aman buat kesehatan mata meski berjam-jam di depan laptop.

Perihal harga, ZenBook Pro Duo UX581GV dibandrol Rp 56 jutaan.

Boleh jadi ini akan membuat kita para orang tua merogoh kocek super dalam, tapi ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan dari penggunaan laptop yang tepat untuk mereka yang aktif dan produktif bekerja/berkarya/berkuliah:

  • Saya tidak perlu lagi beli tablet. Tablet merk buah seperti yang dimaksud oleh Pak Budi kan nggak murah juga. Jika fungsi si tablet sudah ada di satu laptop, dan harga si tablet bisa dipakai buat beli 1 laptop canggih dengan spesifikasi tinggi, kenapa nggak beli satu laptop saja ya kan?

  • Saya lebih suka cara berpikir bahwa beli laptop itu jangan dilihat sebagai barang yang dibeli dan menghabiskan duit, tapi sebagai tools untuk mempercepat cari uang, syukur-syukur kalau bisa lebih banyak dari laptopnya. Kalau buat Alief, ya buat memperlancar kuliah menimba ilmu dan mengerjakan tugas-tugas. Sekaligus memperlancar pekerjaannya sebagai freelancer video editor. Dan juga, biar tetap produktif membuat video content di channel-nya, meskipun sibuk kuliah dan nge-job.

"Every home is a university and the parents are the teachers" 

Berdua suami, saat awal-awal mencari kampus yang tepat buat Alief, kami sampai datang ke kampus Binus di Alam Sutera. Karena sedang pandemi, kampusnya sepi, pada kuliah online 😁

Mendukung Bukan Memanjakan Anak

Alief masuk kuliah di BINUS University lulus dengan beasiswa 100%. Saya pernah menceritakannya di blog ini, bisa dibaca kembali di sini Lulus Tes Kuliah di Binus University Onedox Raih Widia Scholarship dengan Beasiswa 100%

Saya dan suami, bersama Alief juga tentunya, sudah mempersiapkan Alief kuliah sejak dia masih SMP. Sewaktu SMA minatnya sudah mulai kelihatan ada pada apa. Dia hobi desain dan editing, juga hobi fotografi dan videografi. Suka dengan dunia teknologi. Luwes tampil di depan orang. Punya jiwa entrepreneur, dan leadership yang menurut saya sudah oke untuk anak seumuran dia saat itu.

Saya dan suami mendukung minat Alief, dan kami membantunya menemukan tempat kuliah yang paling cocok. Alief kami bebaskan memilih, dan kami hanya memfasilitasi.

Sejak SMA dia sudah mencari uang sendiri buat jajan. Pernah jualan makanan di sekolah, jual jasa desain, jasa foto, jasa editing video, bahkan mengisi kelas Video Editing di SMP tempatnya bersekolah dulu. 

Baru 4 bulan ini Alief nge-freelance sebagai Video Editor dengan bayaran yang lumayan banget untuk anak baru lulus SMA macam Alief. Setidaknya, kalau dia mau beli monitor layar lebar, belanja peralatan studio di rumah, jajan parfum, jajan baju dan celana kesukaan dia, traktir teman-temannya makan, beli spare part motor, belanja makanan yang dia suka, dia sudah bisa bayar pakai uang hasil kerjanya sendiri. Dan yang pasti, kalau mau sedekah/infaq di masjid tempat dia biasa salat lima waktu berjamaah, dia nggak minta saya lagi. Sudah bisa bersedekah pakai uangnya sendiri.

Saya tidak menyuruh Alief kerja cari uang. Karena dia masih pelajar, dan sekarang masih kuliah. Tapi saya ajarkan dia cara mencari uang dengan keahlian dan peralatan yang dia punya. Kalau mau dapat uang, gunakan alat dan kemampuan. Harus usaha.  Eh, ternyata digunakan sama dia. Selama dia senang, ya silakan. 

Begitulah cara saya mendidik Alief. 

Dulu, waktu Alief mendaftar dengan beasiswa, dia mengajukan beberapa prestasi non akademik (bukan berarti secara akademik dia gak berprestasi lho ya hihi). Syaratnya, prestasi itu harus bersertifikat, baik diselenggarakan oleh suatu lembaga maupun oleh perusahaan tingkat nasional, terlebih oleh perusahaan global (level internasional). Dan ternyata, Alief berhasil!

Setiap orang tua pasti terharu dan bangga ya kalau anaknya berprestasi, sekecil apapun itu. Tapi yang lebih penting lagi adalah si anaknya bahagia dengan apa yang dilakukan dan dijalaninya. 

Baru-baru ini Alief menang lomba video yang diadakan oleh kampusnya Binus University. Lomba ini khusus untuk para mahasiswa penerima beasiswa. Alhamdulillah nama Alief ada diurutan pertama.

Videonya sendiri bertema: Perjalanan Mendapatkan Beasiswa BINUS. Dapat di tonton di instagram Alief @onedoxx




Kepercayaan dan Kesempatan Berharga yang Harus Disyukuri

Kotak kayu berisi ROG Phone II dari ASUS Indonesia mendarat dengan manis di kediaman saya pada tgl. 9 April 2020. Sebuah hadiah untuk Alief sebagai pemenang kategori video pada ajang Dyland Pros Giveaway ASUS ROG Phone II yang digelar di channel Dyland Pros

Saya yang pengen ROG Phone II, malah Alief yang dapat 😅

Jika Alief seorang blogger, mungkin cerita kemenangan pertama ini sudah ditulisnya di blog. Tapi dia punya mama blogger, ya sudah mamanya saja yang tulis he he.
rog phone II
Menang Dyland Pros ASUS ROG Phone II Giveaway

Dyland Pros, youtuber kondang pemilik 8,95 juta subscriber mengadakan Giveaway berhadiah 2 unit ASUS ROG Phone 2 untuk kategori video dan blog. Giveaway diadakan di channel Dyland Pros pada video berjudul Unbox ASUS ROG Phone II versi koper 30 juta + Giveaway!

Periode kompetisi sejak tgl. 20 Februari s.d 20 Maret 2020. Durasi giveaway cukup panjang. Bila ingin ikut, tentu cukup waktu untuk membuat tulisan atau video. 

Kesempatan baik ini tak dilewatkan oleh Alief. Sebuah video review ASUS ROG Phone II berdurasi 10:35 ia buat, dan diikutkan lomba. Tadinya Alief mau bikin 2 video, tapi ia tak ada waktu lagi, sibuk oleh tugas-tugas sekolah. Lagipula sudah jelang UTS. Akhirnya satu video saja yang diajukan ikut lomba.

Selanjutnya, saya dan Alief melupakan giveaway itu. Mendekati hari pengumuman, tiba-tiba di WAG ada perbincangan tentang ROG Phone II, dari sana saya teringatkan akan giveaway. Saat itu, tepat tgl. 1 April, hari di mana pengumuman lomba seharusnya sudah dipublikasi. Setelah saya cek, ternyata pengumuman pemenang ditunda karena sesuatu hal. Senin, tgl. 6 April 2020 pengumuman keluar.

Dan, Alief menang! Alhamdulillah
Giveaway Dyland Pros

Video Review ROG Phone II di channel Onedox

Pengumuman Pemenang Dyland Pros Giveaway ROG Phone 2

Berkat siapa jadi juara lomba video review ROG Phone II? 

Jika bicara soal berkat, maka kemenangan Alief adalah berkat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Benar bahwa Alief yang membuat video, menciptakan ide, mengerjakan proses pembuatan, hingga akhirnya menayangkannya di channel Onedox. Tetapi tentu saja di sana ada Tangan Tuhan yang bekerja.

Saya mamanya, memang kenal baik dengan orang-orang ASUS, beberapa di antaranya dekat. Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini pun saya setia "mainan" produk ASUS. Tapi itu semua bukan alasan buat Alief menang. 

Karya adalah alasan.

Ketiadaan karya dan ketidakikutsertaan dalam Giveaway, peluang menang adalah NOL.

Berkarya dan berkompetisi, maka kesempatan mendapatkan apa yang diinginkan otomatis terbuka. Ada tim penilai bukan kaleng-kaleng yang memilih, mereka tahu mana karya yang memang layak jadi juara.
Pemenang Giveaway: Alief kategori video, Bai kategori blog

Onedox Giveaway 20K Subscriber

Sementara itu, sembari menunggu pengumuman pemenang, tgl. 18 Maret 2020 Onedox menggelar Giveaway 20K Subscriber sebagai tanda terima kasih buat seluruh subscriber yang telah dengan setia menonton dan menghujat video-videonya 😂

Saat ini, Onedox bukan youtuber sekelas Dyland Pros. Dia youtuber kecil dan pemula, masih butiran debu. Jadi, jangan harap hadiah giveaway Onedox sama dengan Dyland. Yang satu berhadiah ASUS ROG Phone II, yang satu behadiah T-Shirt ROG dan Payung ROG. 

Namun, meskipun beda harga, tapi sama-sama berharga. Demikianlah saya dan Alief memandang ROG merhandise dari ASUS yang diberikan dalam rangka men-support Giveaway Onedox. 

Support yang sama, inilah yang saya sebut berharga.

Saya sendiri tidak menyangka hadiah Onedox Giveaway akhirnya berupa merhandise ROG. ROG Polo T-Shirt seharga Rp 499.000 dan ROG Umbrella with Reverse Open seharga Rp 150.000. Ada nama ROG di sandang oleh kedua merchandise itu, dan itu membuatnya jadi spesial.

Layak jadi hadiah, bukan?
Onedox 20K Subscriber Giveaway

Dyland Pros ASUS ROG Phone II Giveaway adalah kesempatan.
Menjadi juara dari giveaway itu adalah kepercayaan.

Kepercayaan dan Kesempatan adalah dua hal berharga dalam hidup yang harus disyukuri.

Dalam hubungannya dengan kesempatan, kepercayaan menjadi gerbang utama. 

Saya bilang sama Alief;

Jika orang lain mengenalmu sebagai orang yang jujur, maka berbagai bentuk tawaran akan datang. Jika memiliki skill tertentu maka akan banyak yang menyerahkan pekerjaan kepadamu. 

Boleh jadi di luar sana banyak orang memiliki skill yang sama, tapi dirimu akan dilirik karena pertimbangan kejujuran. Maka, kejujuran dan kepercayaan inilah yang menjadi nilai plus seseorang untuk mendapat rejeki, baik berupa materi maupun non materi." 

Kesempatan ada di antara usaha dan perbuatan nyata. Maka, jangan buang tiap kesempatan baik untuk memperoleh kepercayaan orang lain. 

Apakah saya sedang mensupport Alief? Tentu.
ROG Backpack Ranger Rp 4,1 juta

Dyland Pros ASUS ROG Phone II Giveaway adalah ajang lomba pertama yang diikuti Alief sejak memasuki dunia per-youtube-an, sekaligus jadi momen pertama kali menjuarai lomba video. Tentu saja, peristiwa ini jadi pengalaman sangat manis baginya. 

Dari segi hadiah, ini pertama kalinya Alief memiliki HP Gaming bagus berharga mahal. Tentu ia merasa senang dan bangga, dan sudah sepatutnya bersyukur. 

Secara materi, sejak menjadi youtuber, berturut-turut rejeki menghampiri. Ia mendapat penghasilan dari Google Adsense (alhamdulillah ada uang jajan sendiri), jadi pemateri workshop video editing, kecipratan hadiah laptop ZenBook (lewat doorprize yang saya dapatkan), dan yang terbaru mendapatkan hadiah ROG Phone II.

Di luar materi, ada banyak hal positif yang didapatkan; pengalaman berharga, ilmu yang bermanfaat, kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat dan para content creator ternama.

Baca jugaRejeki Content Creator dan Youtuber Onedox, Remaja Santuy Nggak Anti ROG
Nampang di Instagram ASUS ROG Indonesia

Saya jadi ingat tahun lalu, Alief daftar ikut akademi vlogger brand anu, ia dinyatakan diterima dan lolos persyaratan. Alief dihubungi pihak penyelenggara untuk bersiap dan datang. 

Namun, ketika semua telah lengkap dan tinggal berangkat, tiba-tiba dikabari dengan berita pahit. Pemilihan Alief dibatalkan! Pembatalan dengan cara sedemikian rupa, tak elok di telinga, telah membuat Alief kecewa. Saya lalu menelusuri apa yang terjadi, dan sungguh saya tak percaya, orang-orang dalam tim di event itu telah bekerja dengan tidak profesional.

Untunglah kekecewaan Alief tidak sampai berlarut. Saya bilang, besok pasti ada jalan lain untuk belajar dan berkarya. Ini bukan satu-satunya event untuk menimba ilmu dan pengalaman, bukan satu-satunya brand yang mampu mendatangkan orang-orang yang ahli di bidangnya.

Waktu kemudian berlalu dan memberi jawaban. Ada dukungan yang lebih baik menghampiri Alief, bukan hanya dari orang-orang hebat, tapi juga dari brand paling tepat dan dari perangkat-perangkat dahsyat.

Selamat buat 20K subscriber dan jadi juara lomba video dari kompetisi bukan kaleng² 💝
ROG Phone II - Hadiah Giveaway dari ASUS ROG Indonesia

#ASUSROGID
#RepublicOfGamers
#ContentCreator

Informasi detail mengenai ROG Phone II dapat di baca di website ASUS pada link berikut (klik) : ASUS ROG Phone II 

Tulisan berisi cerita saya saat menghadiri peluncuran ROG Phone 2 bisa di baca pada link berikut (klik): ROG Phone II HP Gaming Bukan Kaleng-Kaleng