Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner. Tampilkan semua postingan

Pilihan Event Wisata Kuliner untuk Cicipi Cita Rasa Nusantara

Event Wisata Kuliner Cita Rasa Nusantara *Foto: Freepik.com (gambar hanya ilustrasi)
  
Dunia wisata kuliner Indonesia saat ini bukan lagi hanya sekadar menjadi urusan mengisi perut, tapi sudah menjadi gaya hidup. Dari sisi industri, kuliner Indonesia juga terus mengalami revolusi yang cukup masif. Beragam aneka sajian kuliner baru terus bermunculan. Bahkan untuk saat ini dunia wisata kuliner juga menjadi bagian dari pendorong pariwisata. Hal ini tentunya menjadi sebuah kesempatan menarik bagi kamu yang hobi mencicipi masakan lokal khas nusantara dalam satu venue tanpa harus mengunjungi banyak tempat.

Agar tidak ketinggalan momen-momen penting festival kuliner khas Nusantara, ikuti tips wisata kuliner asyik dan catat jadwal food festival Indonesia di bawah ini.

Tips Berwisata Kuliner yang Asyik

1. Buat list kuliner yang akan dicicipi

Pertama-tama, buat daftar lengkap mengenai kuliner yang akan dicicipi. Jika perlu, sebelum berangkat liburan kamu bisa meluangkan sedikit waktu untuk mencari beberapa referensi tempat. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai jajanan atau makanan apa saja yang patut dicoba.

2. Jangan lupa mencari informasi atau rekomendasi makanan

Carilah keterangan lengkap mengenai jenis makanan, tempat terbaik, hingga harganya. Sebagai tambahan, kamu juga bisa bertanya pada teman maupun kerabat dari daerah yang akan dituju. Jangan lewatkan kesempatan mencicipi sajian khas atau legendaris daerah yang akan kamu kunjungi.

3. Cari yang berbeda atau tidak ada di kota asal

Berikutnya adalah cari jenis makanan yang berbeda atau tidak ada di kota asal kamu. Beranikan diri mencoba makanan baru. Meski terkadang nama, bahan baku, atau cara pengolahannya nampak aneh, jangan takut mencicipi. Tak ada salahnya melakukan sedikit petualangan rasa. Sebab mungkin kamu takkan berkesempatan mencicipi sajian tersebut di masa mendatang.

Jadwal Wisata Kuliner Indonesia 2022

1. Aceh Culinary Festival,  24-26 Juni 2022

Sumber: Freepik.com (gambar hanya ilustrasi)

Siapa sih yang tidak terlena dengan tampilan kue meuseukat yang cantik? Dodol khas Aceh ini berbahan dasar nanas, yang memang terkenal sebagai kue cantik di dunia. Kamu juga bisa merasakan lembut dan hangatnya Bubur Kanji Rumbi dengan rasa rempah khas Aceh, ditambah irisan daging dan taburan sayur yang menggugah selera. Semua bisa kamu rasakan dengan mudah dalam satu tempat ketika menghadiri Aceh Culinary Festival pada bulan Juni 2022.

Aceh Culinary Festival adalah event yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Ide utama Aceh Culinary Festival adalah mengumpulkan kuliner tradisional dari seluruh provinsi di Indonesia, terkhususnya Aceh, untuk dapat dinikmati para food travelers di satu tempat sekaligus.

Rangkaian acara dari Aceh Culinary Festival terdiri atas Launching Ensiklopedia Kuliner Nusantara, Food Hunt VIP, Festival Budaya Tematik (Festival Seni Tradisi Gayo Highland, Festival Seni Tradisi Aceh Pesisir), dan Festival Musik Tematik (Cross Genre Music Fest). Selain itu, Aceh Culinary Festival 2022, bekerja sama dengan operator tour dan travel di Aceh, akan menyusun paket wisata kuliner ke objek-objek wisata kuliner yang ada di Aceh. Tidak hanya rumah makan, paket wisata ini juga berisi berbagai aktivitas seru seperti jelajah pasar, belajar memasak masakan khas Aceh, dan sebagainya. Paket Wisata Kuliner Aceh Culinary Festival 2022 meliputi Paket Open Trip dan Private Trip ke event offline Aceh Culinary Festival melalui tiga jalur utama food traveling, yaitu Aceh Besar, Bkamu Aceh, Sabang dan Takengon. Pemilihan ketiga area ini bukan hanya karena potensi wisata kulinernya, tetapi juga didukung oleh daya tarik alamnya.

2. Jakarta Dessert Week,  2- 23 Oktober 2022

Sumber: Freepik.com (gambar hanya ilustrasi)

Jakarta Dessert Week adalah sebuah transformasi online menikmati wisata kuliner khas Jakarta tanpa harus keluar rumah. Ada lebih dari 100 varian dessert yang bisa kamu temukan dalam food festival ini.

Di Jakarta Dessert Week kamu bisa menemukan jajanan tradisional seperti Kerak Telor. Kerak Telor adalah makanan khas dengan cita rasa ala Betawi. Rasa Kerak Telor yang nikmat dan enak dimakan selagi hangat dijamin akan membuat kamu ketagihan. 

Selain Kerak Telor, ada juga Asinan Betawi yang wajib dicoba kala berwisata kuliner di Jakarta Dessert Week. Selain sehat dan memiliki rasa yang unik, makanan satu ini juga cukup lezat dan segar dinikmati saat cuaca Jakarta sedang panas. Makanan hasil kombinasi Budaya Betawi dengan Budaya Cina ini banyak digemari dan wajib kamu coba selain jenis dessert lainnya.

Berpindah dari sistem offline di tahun 2019, ke sistem online di 2020 dan 2021 dengan menggandeng marketplace Tokopedia, saat ini Jakarta Dessert Week melebarkan jangkauan pasar dan menjadikan festival wisata kuliner makanan khas Jakarta menjadi lebih inklusif .

Jakarta Dessert Week 2022 akan membawa perubahan besar adaptasi resto fisik ke platform e-commerce. Pada festival ini, para pelaku usaha didukung untuk memahami strategi berniaga online dan menampilkan produk yang delivery-friendly.

Jakarta Dessert Week 2022 akan dilakukan secara hibrida, menyatukan kepraktisan belanja digital, serta pengalaman sensori dalam bentuk festival offline. Jakarta Dessert Week 2022 akan menampilkan pesan penting tentang potensi wisata kuliner Indonesia melalui celebrity chef pilihan. Selain itu, akan ada penampilan chef terbaik di industri kuliner Indonesia yang sekaligus menghadirkan edukasi bagi publik serta prestise bagi Kota Jakarta.

3. Keuken, Bandung Food and Beverage Festival, 7 Agustus 2022

Sumber: Freepik.com (gambar hanya ilustrasi)

Bandung tidak hanya dikenal dengan wisata alamnya yang melimpah tapi juga dengan wisata kuliner yang nikmat dan penuh cita rasa.

Jika kamu berjalan-jalan di Bandung, kamu akan menemukan banyak makanan khas yang sulit dilupakan. Sebut saja makanan Batagor yang merupakan singkatan dari bakso tahu goreng dengan siraman kuah kacang yang sudah sangat terkenal di Indonesia.

Atau kamu juga bisa mencicipi segarnya Rujak Cuka yang merupakan kuliner dari buah-buahan hingga sayuran yang bercampur dengan kuah asam dengan rasa pedas manis asam dan menggugah selera. Semuanya tentu bisa kamu dapatkan dengan mudah di satu tempat dalam festival Keuken, Bandung Food and Beverage Festival.

Event dengan tema identik food and beverage festival ini sudah berlangsung sejak tahun 2011. Festival ini sempat diselenggarakan di beberapa lokasi di Kota Bandung. Di tahun 2022, Keuken kembali hadir dengan konsep dan tema yang berbeda dari sebelumnya, yaitu “Reclaim The Street, Eat!”. Keuken mengusung konsep 6 event dengan 6 lokasi yang berbeda-beda, mulai dari Keuken Surprise Stove, Keuken Round Table, Keuken Coffee Week, Keuken Delightful Discoveries dan Keuken, The Festival.

Keuken bertujuan menyatukan antara spatial intervention, food stories dan community gathering dalam satu wadah rangkaian acara yang dikemas apik serta unik, dengan beberapa program-program menarik. Selain itu, Keuken juga menjadi ajang untuk meningkatkan potensi para pelaku wirausaha bidang food and beverage di kota Bandung khususnya, dan Indonesia pada umumnya agar dikenal oleh cakupan Nusantara maupun mancanegara.

4. Jakarta Fashion & Food Festival, 1 September – 16 Oktober 2022

Memadukan dunia fashion dan kuliner adalah tujuan utama diadakannya Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF). Tema besar mode dan kuliner JFFF diwujudkan pada tiga rangkaian utama acara, yaitu Fashion Extravaganza, Food Festival, dan Gading Nite Carnival.

Jakarta Fashion & Food Festival yang diadakan sejak tahun 2004 oleh Summarecon dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ini secara konsisten dari tahun ke tahun menggandeng para pelaku industri mode dan kuliner dengan skala kecil dan menengah.  Jakarta Fashion & Food Festival ini menghadirkan cita rasa kuliner khas nusantara dan internasional dalam Kampoeng Tempo Doeloe dan Wonderful Culinary Expo. 

Tujuan dari JFFF adalah menikmati cita rasa Indonesia dalam satu tempat. Selain menumbuhkan kepraktisan, juga menumbuhkan rasa cinta terhadap masakan khas asli Nusantara yang tidak kalah nikmatnya. Namun, wisata tidak hanya sekedar mencicipi lezatnya kuliner Nusantara, tapi juga mengenal budayanya. Ingin tahu juga tentang event festival lainnya? Kunjungi website Indonesia Travel Event dan segera catat tanggalnya. Pastikan kamu hadir bersama kerabat maupun saudara dengan mematuhi aturan protokol kesehatan!


Yuk Icip-Icip Kuliner Khas Bali di Ibukota

Kuliner Khas Bali di Ibukota - Nusantara sejak dulu terkenal dengan kulinernya yang beragam. Salah satu kuliner Indonesia yang memiliki cita rasa yang khas dan mulai menjadi primadona di tanah air adalah kuliner khas Bali. Bumbu yang didominasi oleh bawang merah, bawang putih, lengkuas, sereh, kunyit, jahe, kencur, dan cabai yang begitu pedas membuat kuliner Bali sangat disukai oleh sejumlah  kalangan. 

Kuliner Bali (sumber: www.putumade.id)

Bagi Anda yang belum berkesempatan untuk merasakan kuliner khas Bali asli di tanah Bali karena kesibukan yang mendera, sebetulnya tidak perlu khawatir. Kini di Jakarta sudah banyak kuliner dari pulau Dewata terbaik yang bisa dicicipi dan juga dengan venue yang menyuguhkan aura khas Bali yang cocok untuk update status maupun insta story. 😀

By the way, untuk ponselnya tetap bisa berinternetan lancar termasuk update status dan selfie di mana pun, saat ini sudah bisa pulsa mudah dan murah di Traveloka. Silahkan saja mengecek harga pulsa all operator untuk mendapatkan harga terjangkau untuk kebutuhan dengan layanan 24 jam. Beli online bayar mudah. Harga jujur & transparan. Diskon langsung tiap hari. Tanpa biaya tambahan 😊

So, Berikut ini setidaknya ada enam restoran yang menyajikan kuliner khas Bali terbaik di Jakarta. 

Ayam Betutu Gilimanuk

Bicara kuliner khas Bali tidak akan lepas dari menu Ayam Betutu. Salah satu restoran yang menyajikan menu betutu terbaik di Jakarta adalah Ayam Betutu Gilimanuk yang memiliki dua outlet di Jakarta. Pertama ada di Jalan Balai Pustaka Timur No. 25, Rawamangun, Jakarta Timur. Kedua berada di Jalan Wolter Monginsidi No. 63A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.  

Menu betutu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu ayam dan bebek. Masing-masing dapat dimasak dengan kuah, goreng, atau bakar, sesuai dengan selera Anda. Berbeda dengan restoran khas Bali lainnya, Ayam Betutu Gilimanuk buka lebih awal. Ayam Betutu Gilimanuk buka setiap hari sejak pukul 08:30 – 21:00 dengan kepadatan tertinggi saat jam 11:00 -13:00.  

Ayam Betutu Gilimanuk (sumber: magazine.job-like.com)

Putu Made

Terletak di Senayan City Lantai 5, Jalan Asia Afrika Lot 19, Jakarta, Putu Made menyajikan berbagai hidangan khas Bali yang menggugah selera. Sajian khas Bali yang ditawarkan antara lain Cumi Sambal Sereh, Kepiting Soka, Lumpia Goreng Betutu, Sop Kepala Ikan, Sup Ikan Tenggiri, Sate Lilit Ayam dan Bebek. 

Bagi Anda yang menginginkan menu untuk sharing dapat memilih Putu Made Seafood Platter yang berisi segala kenikmatan hidangan laut. Ada juga Putu Made Bebek Betutu dengan daging bebek yang lembut dan gurih. Apabila Anda menginginkan menu personal dapat memilih aneka nasi campur Bali yang sudah terkenal nikmat. 

Harga yang ditawarkan memang terbilang cukup tinggi, namun para pemburu kuliner khas merekomendasikan tempat yang memiliki great value. Artinya harga yang ditawarkan tentu saja sebanding dengan pengalaman kuliner baru yang akan Anda dapatkan. 

Bagi Anda yang ingin merasakan salah satu restoran khas Bali terbaik di Jakarta, Putu Made buka setiap hari pada pukul 10:00 – 22:00.  

(sumber foto: www.putumade.id)

Little Ubud

Bagi Anda yang sedang berada di kawasan Kelapa Gading, Anda dapat mengunjungi Little Ubud yang berlokasi di Ruko Cordoba Blok G No. 2, Jalan Marina Indah, Jakarta Utara. Little Ubud menyediakan dua jenis hidangan yaitu, prasmanan dan made-to-order. Namun keduanya tetap memiliki cita rasa Bali yang khas.  

Salah satu yang direkomendasikan untuk Anda adalah Nasi Pedas yang dilengkapi dengan kulit ayam yang crispy. Sehingga membuat Anda merasa menikmati sepiring nasi campur di Pantai Sanur. 

Namun apabila Anda menginginkan hidangan lain, Anda dapat memesan menu Rice Bowl yang terdiri dari Salted Egg Shrimp, Salted Egg Squid, Rica-Rica Beef, Rica-Rica Chicken atau Roasted Pork. Harga yang ditawarkan pun cukup murah yaitu berkisar antara Rp30.000 hingga Rp125.000.  

Little Ubud buka setiap hari sejak pukul 11:00 – 22:00. 

(sumber: www.anakjajan.com)

Holyduck

Suasana restoran bertemakan Bali dengan aksen kayu ini membuat suasana terasa nyaman dan homey. Menu yang menjadi signature dish adalah Signature Crispy Duck. Bebek goreng renyah dengan bumbu Bali yang juicy ini disajikan dengan tiga jenis sambal khas Bali. Selain itu juga ada Bebek Palalah Bali, yaitu bebek suir bumbu khas Bali dan Bebek Mentega, bebek goreng dengan saus mentega spesial yang penuh rasa.   

Bagi Anda yang kurang suka dengan bebek, dapat memilih menu lainnya seperti Ayam Goreng Kremesan Rempah, Ayam Bakar Bumbu Rujak, Sate Bebek Gilimanuk, Sate Ayam Tabanan, atau Sate Lilit. 

Bagi anda yang ingin mencoba, Holyduck buka setiap hari pukul 10:00 – 22:00, dan terletak di Bukit Gold Mediterania, Ruko Crown Golf Blok B No. 52-56, Jalan Marina Indah Raya, Jakarta Utara.
Bebek Bengil. 

Bebek Bengil (sumber: www.zomato.com)

Bebek Bengil menjadi salah satu restoran yang menyajikan menu khas Bali dengan spesialisasi daging bebek. Restoran ini memilki banyak outlet di Jakarta antara lain di Mall Gandaria City, Mall Epicentrum Walk Kuningan, Mall Senayan City.

Bebek Bengil buka setiap hari pada pukul 10:00 – 22:00.  Sejumlah para foodie  di berbagai blog pun merekomendasikan Bebek Betutu dan sambal matahnya yang segar sekaligus pedas. 


Kuliner Pijok-pijok Khas Way Kanan di Kampung Wisata Gedung Batin

Kuliner Pijok-pijok di Desa Gedung Batin Way Kanan

Kampung wisata “lestari” Gedung Batin menawarkan wisata ekologi dan budaya perkampungan tradisional Lampung Way Kanan. Merupakan satu diantara kampung tua di kabupaten Way Kanan. Di sini masih bisa kita lihat peninggalan budaya nenek moyang dari arsitektur khas Lampung Tempo Doeloe sampai perabotan-antik sebagai penghias ruangan. Keunikan kampung ini menjadi daya tarik wisata yang sayang untuk dilewatkan. 

Dalam event Gedung Batin Bamboo Rafting yang digelar pada tanggal 8 Oktober 2017, salah satu kegiatannya adalah makan bersama menikmati Kuliner Pijok-Pijok yang dilaksanakan di rumah kepala desa Gedung Batin, salah satu rumah tua berusia ratusan tahun yang masih berdiri kokoh.  

kuliner khas way kanan
Kuliner pijok-pijok Way Kanan

Pengalaman pertama saya kulineran Pijok-pijok pada bulan April 2017 lalu saat event Festival Radin Djambat. Tempatnya di rumah Ibu Devi, kepala desa Gedung Batin. Kesimpulan sementara dari sekilas info yang saya dapat sebelum mencoba adalah pijok-pijok merupakan cara makan, bukan sebutan yang mengacu pada makanannya. Maknanya jadi benderang buat saya kala dipraktekkan langsung oleh Bapak Adipati Surya, Bupati Way Kanan, saat kami makan siang bersamanya. 

Pada prakteknya, pijok-pijok serupa ‘nyeruit’ yang namanya lebih populer digunakan oleh masyarakat Lampung. Secara sederhana, nyeruit adalah aktivitas dari membuat seruit (sambal) dan memakannya secara bersama-sama.  

Baca juga : Trail Adventure Air Terjun Puteri Malu

Makan bersama bapak bupati Way Kanan

Dalam tradisi masyarakat Way Kanan, membuat sambal dari campuran beberapa makanan dengan menggunakan tangan (tidak dibantu alat pengulek/ulekan) dan dilakukan bersama-sama disebut pijok-pijok. Sambal khas dalam tradisi pijok-pijok terdiri dari cabe, terasi, cung kediro (semacam tomat ukuran kecil), tempoyak, kuah pindang ikan (biasanya ikan baung), daging ikan baung, terong rebus/bakar, timun mentah (bagian isinya). Semua makanan tersebut dikumpulkan dalam satu wadah (piring/mangkok), dicampur dan dilumatkan dengan menggunakan tangan hingga menjadi “sambal baru” yang siap dimakan bersama nasi, lauk pauk, sayur, dan aneka lalapan mentah maupun direbus. Biasanya, pijok-pijok yang dilakukan oleh seorang laki-laki dimakan untuk dirinya sendiri. Jika dibuat oleh perempuan, sambalnya untuk dimakan bersama-sama. 

Aneka lalapan

Pindang Ikan Patin

terung rebus bagian terpenting pijok-pijok maupun nyeruit

Hidangan makan ala Gedung Batin

Dalam event Gedung Batin Bamboo Rafting baru-baru ini, kuliner pijok-pijok jadi bagian dari kegiatan yang saya tunggu-tunggu. Rasa rindu untuk mengecap ulang racikan sambal khas, dan memaknai filosofi di baliknya, membuat saya tidak ingin ketinggalan. Itu sebabnya seusai bamboo rafting, saya memilih bergegas mandi dan ganti pakaian kering ketimbang berlama-lama berbaur dengan warga yang tumpah ruah di lokasi finish bamboo rafting. Bukan maksud hati untuk menjauh dari keramaian, apalagi menghindar berinteraksi dengan warga, tapi sekedar mengejar jadwal ‘wajib’ agar tak ketinggalan. 


Baca juga: Tiada Resah di Pulau Sebesi

Suasana Desa Gedung Batin

Rumah kepala desa tempat kulineran pijok-pijok

Di ruang rumah kepala desa yang lapang, makan siang sudah dihidangkan. Ada dua kelompok hidangan yang ditata memanjang. Dilihat dari jumlah tempat duduk yang tersedia di depan hidangan, saya yakin tidak akan mampu memuat seluruh peserta bamboo rafting. Mungkin karena itu jumlah peserta yang ikut pijok-pijok dibatasi. Meski dibatasi, sebenarnya peserta yang belum kebagian masih bisa antri, menunggu kloter pertama selesai dulu. Lain halnya jika makanan disajikan ala buffe, tidak perlu antri. Langsung ambil saja, lalu bawa makanannya pergi menjauh dari hidangan. 

Bapak wakil bupati bergabung dengan para wisman

Di hadapan saya telah duduk rombongan bapak kepala dari dinasnya masing-masing. Di antaranya Bapak Kadarsyah Kadis Perikanan. Beliau salah seorang penyumbang ikan yang digunakan dalam kuliner pijok-pijok. Bapak Hendri Syahri Kepala Badan Pendapatan Daerah. Bapak Pardi Kadis Sosial, dan Staf Ahli Bapak Juanda. Beberapa wisman dan ibu-ibu PNS juga duduk satu hidangan dengan kami. Sedangkan Bapak Wakil Bupati duduk pada hidangan lainnya, bergabung dengan para wisman dan media.

“Ayo langsung makan saja,” ucap Pak Kadarsyah.

Seperti genderang yang ditabuh, ajakan itu menjadi tanda dimulainya acara makan. Meski acara makan ini resmi, tapi dilakukan dalam suasana santai. Bapak-bapak pejabat duduk bersila di lantai rumah, sama rendah dengan kami. Tidak ada acara sambutan sebagai tanda dimulainya pijok-pijok. Tiap yang sudah duduk di depan hidangan, langsung menyendok nasi, menyeruput minuman, dan mulai menyuap makanan. Ada sedikit tanya dalam benak saya mengenai bagian meracik sambal yang tidak diperlihatkan. Tadinya saya berharap semua peserta yang turut makan, khususnya para wisman, memperoleh penjelasan tentang apa itu pijok-pijok, dan apa makna dibalik tradisi pijok-pijok. Saya pikir itu perlu sebagai cara untuk mengenalkan kuliner khas ke wisatawan yang datang ke Gedung Batin. 



Acara makan tidak berlangsung cepat. Makanan enak dan suasana yang menyenangkan memang bikin betah, jadi susah beranjak. Tapi bagaimana pun, masih ada orang lain yang belum makan. Tetap harus minggir dari hadapan hidangan.

Makanan masih banyak, masih bisa dinikmati oleh kloter kedua. Tapi sayang, kloter dua yang ditunggu tak datang-datang. Entah deh kemana, mungkin sudah makan di tempat lain. Mungkin juga sudah pergi karena ngambek nggak bisa makan bareng dengan kloter pertama *kidding 😄


Baca juga: To The Scenic of Pulau Pisang

Melestarikan Pijok-pijok

Makanan akhirnya diangkut ke belakang, khawatir nanti makanan nggak sengaja kena injak, sebab suasana rumah yang tadinya tenang mendadak jadi riuh oleh urusan foto-foto. Ibu-ibu warga desa yang hari itu berkumpul di rumah kepala desa, yang sejak pagi bergotong royong memasak makanan untuk para undangan, sibuk berfoto dengan para wisman. Bukan ibu-ibu saja sih. Beberapa peserta lokal dan anak-anak muda desa yang kebetulan berada di rumah juga jadi ikut berfoto. Acara foto-foto ini tidak sebentar. Agak lama menunggu mereka kelar. Mungkin hal yang langka buat mereka bisa sedekat itu dengan para bule. Walau jelas sekali di mata saya, beberapa bule tampak lelah karena tak henti diajak foto. Saya cuma bisa menikmati suasana saat itu sambil senyum-senyum, terutama melihat keriaan pada wajah-wajah yang berhasil berfoto dengan bule yang diincarnya. 



Wisata Kampung Bali Sadhar

Dengan berakhirnya kuliner pijok-pijok, berarti berakhir pula rangkaian kegiatan Gedung Batin Bamboo Rafting. Namun, masih ada kegiatan lainnya yang kami ikuti bersama para wisman yaitu berkunjung ke Bali Sadhar yang sedang mengadakan upacara Ruwat Bumi. Kami di ajak ke sana untuk melihat-lihat.

Bali Sadhar adalah sebuah desa di Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Desa ini dihuni oleh para transmigran dari Bali yang mengungsi ke Lampung paska letusan Gunung Agung. Setelah puluhan tahun, akhirnya mereka memilih untuk menetap di Lampung. Bali Sadhar terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu Bali Sadhar Utara, Bali Sadhar Tengah, dan Bali Sadhar Selatan. Masing-masih wilayah dipimpin oleh kepala kampung. Bali Sadhar bukanlah satu-satunya perkampungan Bali yang ada di Lampung, bahkan di Way Kanan. Selain Bali Sadhar, ada juga kampung Bali di Sopoyono, Kecamatan Negeri Agung, Kabupaten Way Kanan. 

Nuansa Bali dalam warna-warna cerah khas ornamen Lampung

Ramik Ragom sepertinya bukan sekadar semboyan bagi Kabupaten Way Kanan. Berbagai suku, agama, dan budaya hidup rukun berdampingan di kabupaten ini. Salah satunya adalah komunitas Bali di Bali Sadhar ini. Tak hanya bangunan berarsitektur Bali yang bisa kita lihat di sini, tapi juga kehidupan sehari-hari mereka yang masih teguh memegang adat dan budaya warisan nenek moyang.

Bulan April lalu saat pertama berkunjung ke Bali Sadhar ini, kami disuguhi dodol Bali di kediaman Eyang Resi. Selain disuguhi dodol untuk diicip-icip, kami juga diajak melihat langsung cara pembuatan dodolnya.


Baca juga: Bamboo Rafting Seru di Way Kanan

Dodol Bali produksi warga Desa Bali Sadhar

icip-icip dodol Bali

Melihat cara pembuatan dodol Bali

Sore itu kami berkunjung ke Pura Tangkas Kori Agung. Kami diijinkan masuk, tapi hanya sampai pada area tertentu. Bisa dimaklumi karena saat itu umat Hindu sedang beribadah, khawatir mengganggu kekhusyukan. Tidak banyak yang bisa kami lakukan selain berinteraksi sejenak dengan beberapa wanita Bali yang kami temui. Sisanya hanya berfoto bersama. Setelah itu kami meninggalkan pura, mengejar sunset dari sebuah ladang jagung warga Bali Sadhar. Lewat magrib kami kembali ke Blambangan Umpu, menuju rumah Pak Firdaus Rya Mayu, seorang pegusaha batu terkenal di Way Kanan, untuk menikmati makan malam nan lezat.

Wanita Bali Sadhar selepas beribadah

Perempuan-perempuan cantik

Foto bareng sebelum pulang

Senja di Banjit

Makan malam di rumah pengusaha batu, maka ‘dekorasi’ tempat makan pun dikelilingi oleh tumpukan batu. Bukan sembarang batu, melainkan batu berharga yang bila telah selesai diolah, wujudnya akan menyilaukan para penggemar perhiasan batu. 

Jamuan makan malam istimewa dari tuan rumah disertai dengan hiburan live music dari band lokal. Perut kenyang, telinga senang. Beberapa orang bernyanyi dan berjoget, menghibur diri dan orang lain. Malam berkesan bagi saya sebelum esok hari kami meninggalkan Way Kanan. 




Jadi tamu PT. Buay Tumi Lampung

Hiburan

Wan Yazed bernyanyi


Terima kasih kepada segenap rekan-rekan di Way Kanan untuk kebersamaan dan pengalaman tak terlupakan yang akan selalu indah untuk dikenang pada masa yang akan datang. Semoga pariwisata Way Kanan makin maju dan berdaya saing.

Rangkaian kegiatan Gedung Batin Bamboo Rafting dapat dibaca pada tulisan sebelumnya : 

Bersama Bupati Way Kanan Bapak Raden Adipati Surya - Festival Radin Djambat April 2017

Salah satu rumah tua di gedung Batin usia 200 tahun

Rumah tua usia 3 abad, kediaman Pak Ali

Makam tua bertuliskan tahun 1305

Di teras rumah Pak Ali

Ukiran khas Lampung di teras rumah Pak Rajimin 

Mari berwisata di perkampungan tradisional Gedung Batin


Makan Enak di Kafe Cantik The Magnolia Floral Café

Travelerien.com

The Magnolia Floral Café tempat makan recommended di Kota Bandar Lampung. Saya makan enak di kafe cantik ini bareng teman-teman blogger dari Batam, Palembang dan Jakarta seusai pelesiran di Krui, Pesisir Barat, pada hari Minggu 19/3/2017.

The Magnolia Floral Cafe


Bermula dari Encim Gendut 

Hati, jika sudah nyangkut, biasanya jadi betah dan kangen. Bikin ingin ketemu lagi dan lagi. Seperti Encim Gendut, rumah makan ini sudah bikin saya jatuh hati sejak tahun lalu, bikin ingin mampir dan mampir lagi. Selain memang sudah berkawan baik dengan pemiliknya, berteman akrab dengan salah satu pegawainya, juga karena suka dengan menu otentik yang disediakannya. 

Tahun lalu saya pernah sendiri ke Encim Gendut, pernah juga bersama teman. Kali ini bersama mbak Dian dan Yuk Annie, serta mas Arif.

Nah, dari Encim Gendut inilah kunjungan saya ke The Magnolia Floral Cafe bermula.

Baca juga: Sepiring Cerita dari Encim Gendut.
 
Makan siang di Encim Gendut

Saya baru saja menyelesaikan makan siang ketika Koh Willy (pemilik Encim Gendut) muncul. Saat saya datang ia tak ada. Biasanya ia terlihat di antara pengunjung dan pegawainya, ikut sibuk melayani pengunjung yang hendak makan. Menurut pegawainya, Koh Willy sedang di lantai atas, mengerjakan sesuatu. Saya makan sambil menunggu barangkali ia turun dan bisa bertemu. Dan benar, akhirnya Koh Willy keluar dari persembunyiannya. Kami pun bersua.

Kali ini tak banyak obrolan antara saya dan Koh Willy karena saya dan teman-teman seperjalanan buru-buru hendak berangkat ke Krui. Waktunya sempit, bicara pun jadi sedikit. Tapi ada hal menarik yang sempat Koh Willy sampaikan ke saya. 

Senang bisa ajak Mbak Dian, Yuk Annie, dan Pak Ardi mencicipi makan di Encim Gendut

“Saya punya teman, pemilik resto. Restonya bagus banget, cakep lho kalau difoto-foto. Makanannya juga ‘lucu-lucu’ dan enak. Ayo saya kenalkan pada orangnya,” ajak Koh Willy.

Koh Willy punya rumah makan, tapi merekomendasikan rumah makan lain untuk dikunjungi oleh pelanggannya. Saya menatap wajahnya. Ada ketulusan di sana. Jauh dari rasa takut tersaingi. Saya mengikutinya, melangkah ke salah satu meja.

“Ini Ci Fenny, dia yang punya The Magnolia Floral Café.”

Maka, saat itulah awal perkenalan saya dengan Ci Fenny, pemilik The Magnolia Floral Café.

Tawaran baik Ci Fenny untuk mampir ke The Magnolia Floral Café saya terima dengan senang hati. Saya katakan padanya, mungkin kami bisa singgah pada hari Minggu, seusai trip Krui.

Ketemu Koh Willy lagi yang ke-3 kalinya

Setelah tiga hari di Krui sejak Kamis (16/3) sampai Sabtu (18/3), bersama Yuk Annie, Yayan, Dian, dan Deddy mengeksplor keindahan Pesisir Barat, akhirnya hari Minggu kami kembali ke Bandar Lampung untuk seterusnya kembali ke daerah masing-masing.

Tawaran untuk mampir mencicipi menu-menu di Magnolia Café tentu tidak saya lupakan. Saya sudah berkomunikasi dengan Ci Fenny dan memastikan bisa mampir. Jadwal pesawat Mbak Dian jam 12.30, Yuk Annie 14.10, dan saya 16.10. Masih ada waktu untuk icip-icip menu Magnolia Cafe.

The Magnolia Floral Café berlokasi di Jl. Jend. Sudirman No.108, Rw. Laut, Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung. Belum ada seorang pun di antara kami ada yang pernah ke Magnolia. Termasuk Pak Ardi yang menjadi supir kami sejak dari Krui.

“Tidak jauh dari Tugu Adipura, lurus aja ada deretan ruko-ruko, di situ kafenya.”

The Magnolia Floral Cafe

Petunjuk dari Ci Fenny yang dikirim via Whatsapp jadi acuan dalam mencari lokasi. Tugu Adipura dengan patung gajahnya tentu tidak asing bagi saya, termasuk mbak Dian dan Yayan, sebab pada Agustus 2016 lalu kami pernah berjam-jam ada di sana menyaksikan parade budaya Festival Krakatau 2016.

Ruko dengan warna dominan biru dan bertuliskan The Magnolia itu mudah dikenali. Kami sampai di depan kafe tepat jam 10. Saya kira bakal datang kepagian, karena café baru buka jam 10. Ternyata waktunya pas.

Lelah, lapar, dan haus jadi satu. Setelah 5 jam perjalanan tanpa singgah untuk sarapan, yang terpikir begitu sampai di Magnolia adalah istirahat dan makan. Tanpa berlama-lama di luar kami segera masuk. Pintu dibukakan, suasana bak taman bunga pun terpampang. 



Sesuai namanya, The Magnolia Floral Café adalah kafe sekaligus toko bunga artificial. Karena itu ruang dalam kafe dipenuhi oleh bermacam bunga. Seperti memasuki ruang resepsi pernikahan, dekorasi bunga di mana-mana. Sebuah kafe yang cantik, segar dan berseri-seri. Sangat menyenangkan untuk dipandang lama-lama.

Perempuan mana yang tidak suka bunga? Apalagi jadi dekorasi ruangan kafe yang ditata dengan begitu apik jadi hiasan meja, dinding, kursi, lemari, dan sudut-sudut ruangan. Bikin terlena memandangnya.




The Magnolia Floral Café menempati dua bangunan ruko yang dijadikan satu sehingga memiliki ruang makan yang luas dan lapang. Di bagian belakang ada ruang makan outdoor buat yang merokok.

Menurut keterangan Ci Fenny, awalnya ia dan adik iparnya berencana membuka florist saja, tapi kemudian muncul ide menyatukannya dengan kafe. Bagi Ci Fenny dan adiknya, kafe dengan nuansa bunga-bunga akan jadi sesuatu yang unik. Ide itu kemudian direalisasikan. Maka pada bulan April 2016, kafe sekaligus florist The Magnolia Floral Café resmi dibuka.



Tata ruang yang apik, dengan meja dan bangku makan bervarisi, baik dalam bentuk, warna, dan ukuran, menampilkan suasana ruang makan yang tidak monoton. Bikin nyaman dan betah berlama-lama.

Tiap sudut kafe bisa jadi spot foto yang IG-able banget. Bunga-bunga telah membuat ruang kafe jadi tampak menarik. Mood pun jadi baik. Kalau sudah begini, selera makan saya biasanya jadi naik.

Bagaimana dengan makanannya? 

Shot by +Omnduut 


Jadwal pesawat mbak Dian ke Batam jam 12.30. Jam 11 sudah harus berangkat ke bandara. Karena itu kami pun menyegerakan makan. Kebetulan makanan sudah terhidang sejak kami masih asik memotret bunga-bunga.

The Magnolia Floral Café menyediakan menu Western dan Asian. Selain makanan Nusantara, tersedia menu Japanese dan Korean. Menu-menu internasional maupun lokal yang disediakan adalah menu-menu kekinian yang cocok untuk semua kalangan usia.

Kami mencicipi beberapa menu andalan yang jadi favorit pengunjung. Untuk main course, kami mencoba Cobia Fish with Sambal Matah, Fetucini Cabe Hijau, Tongseng Wagyu, Korean Beef Galbi, Lemongrass Chicken dan Chicken Wing.  


Menikmati makanan lezat dalam suasana nyaman

Sebagai penggemar ikan, mencoba olahan Cobia fish wajib. Rasa gurih daging ikan yang bentuknya mirip hiu berukuran kecil ini membuat lidah seperti tak ingin berhenti mengunyah. Kalau terbiasa menikmatinya dengan aneka pilihan saus, di sini cobia fish disajikan dengan sambal matah. Sensasional! Cobia fish disajikan bersama nasi yang porsinya pas untuk ukuran saya yang makannya tidak banyak.

Penyuka pasta bisa coba Fettucini Cabe Hijau. Pedas-pedas enak dan mengenyangkan. Untuk sekedar mencicipi saya berani, tapi kalau menghabiskannya saya mikir dulu. Ga kuat sama cabenya haha. 

Cobia Fish with Sambal Matah Rp 58.000,-

Fettucini Cabe Ijo Rp 38.000,-

Cita rasa rempah yang komplit dalam kuah Tongseng Wagyu yang disajikan, membuat masakan ini terasa segar dan sedap. Satu mangkuk nasi yang menjadi temannya cukup untuk mengenyangkan bagi mereka yang makannya banyak.

Saya termasuk bukan penggemar olahan ayam. Jika disajikan dimakan, jika tak ada, tak akan saya cari. Ada banyak rumah makan menyediakan menu Chicken Wing, tapi sangat jarang yang berhasil membuat saya jadi MAU, apalagi sampai ketagihan. Nah, tanya sama Dian dan Yuk Annie deh, Chicken Wing di Magnolia ini juara banget. Saya jadi doyan dan pingin nambah! Apa rahasia di balik kelezatan chicken wing di kafe Magnolia? Hanya chef-nya yang tahu :D

Lemongrass Chicken Rp 35.000,-

Korean Beef Galbi Rp 62.000,-

Chicken Wing si juara! Rp 35.000,-

Tongseng Wagyu Rp 79.000,-

Sticky Date Pudding, Sweet Potato, dan Banana Pop cocok jadi kudapan ringan di saat belum ingin bersantap dengan makanan berat. Banana Pop jadi favorit. Pisangnya lembut di dalam, garing di luar. Dilengkapi caramel sauce dengan vanila ice cream.

Kalau ke Magnolia Café, jangan lewatkan Sticky Date Pudding. Kue yang terbuat dari korma ini memiliki kelezatan yang tak terbantahkan. Selain enak, pastinya kaya manfaat untuk tubuh. Saus caramel-nya bikin kue ini makin nagih. Recommended! 

Sweet Potato Rp 18.000,-

Banana Pop Rp 25.000,-

Sticky Date Pudding Rp 45.000,-
 
Ada 6 macam minuman yang kami cicipi, di antaranya Tiramisu Cone Shake, Caramel Crème Brulee, Passion Fruit Island, Red & Yellow Slush, Margarita Buzz, dan White Zombi

Banyak pilihan minuman, suka yang mana? Saya suka semuanya karena semuanya enak. Tapi tidak usah bingung jika harus pilih salah satu, langsung fokus saja pada apa yang paling kita suka :) 

Saya menyukai Red & Yellow Slush, karena minuman ini terbuat dari buah naga kesukaan dan mangga. Segera banget di mulut!

Aneka minuman menyegarkan mulai Rp 28.000,- sampai Rp 38.000,-

Red & Yellow Slush (mangga dan buah naga) Rp 28.000,-



The Magnolia Floral Cafe ini bisa jadi pilihan yang menarik untuk tempat bersantap bersama keluarga maupun teman. Tidak perlu khawatir kantong jebol untuk makan enak di The Magnolia Floral Café, karena menu-menu all day breakfast, Entrée, Rice Bowl, Dessert, Light Fares, Cold Drink dan Hot Drink, dibandrol dengan harga yang reasonable.

Kafe cantik nan cozy, bersih, menu-menu istimewa dan enak, layanan prima, harga terjangkau, di pusat kota pula. Semua jadi alasan untuk berkunjung ke The Magnolia Floral Café. Jika ke Lampung lagi, saya akan mampir lagi di kafe ini. Makan dan minum sambil bertemu teman, atau bersantai sebelum/sesudah melakukan perjalanan ke tempat-tempat wisata yang ada di Lampung.

Hati nyangkut di sini. Pertanda bakal balik lagi.

Lihat juga foto lainnya: 

Ci Fenny (tengah), owner The Magnolia Floral Cafe


Tempat makan di belakang, untuk smoking area

Salah satu sudut kafe

Di antara bunga-bunga artifical







The Magnolia Floral Café 
Jl. Jend. Sudirman No.108, Rw. Laut 
Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung