Berwisata di Way Kanan Semakin Asyik

Event Wisata Way Kanan 

Alhamdulillah dapat kembali mengunjungi Way Kanan, salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang sedang menggeliat maju diberbagai sektor, terutama di bidang pariwisata. Kedatangan kali ini untuk mengikuti event Gedung Batin Bamboo Rafting. Perpaduan antara wisata bahari, edukasi, dan sejarah.

Event ini dihadiri oleh wisatawan mancanegara (wisman), wisatawan Nusantara (wisnus), penggiat pariwisata, dan komunitas. Bangga dan haru jadi satu diundang kembali dan berkolaborasi dengan rekan-rekan di Way Kanan yang luar biasa konsisten meraih setiap tapak tangga demi kesuksesan Wisata Way Kanan.

Way Kanan Asyik

Pilihan transportasi ke Lampung kali ini dengan pesawat, masih sama seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya. Tiket murah, durasi terbang singkat, ditambah bandara Radin Inten dengan wajah barunya yang kini tampil lebih apik dan ciamik, membuat perjalanan ke Lampung dengan pesawat jadi lebih menyenangkan. Tiket sudah di tangan sejak tgl. 3 Oktober, empat hari sebelum keberangkatan. Pada maskapai tertentu, tiket ke Lampung yang dijual mepet-mepet hari H masih stabil seperti harga yang dipesan dari jauh hari.  

Sebut saja saya sebagai wisnus, berempat bersama Yuk Annie, Riant, dan Mbak Dian dari Batam. Ya, empat wisnus ini sama-sama menuju Lampung pada hari Sabtu, tgl. 7 Oktober 2017. Kami bertemu di bandara Radin Inten, lalu merayakan pertemuan itu di El’s Coffee sambil menunggu Verry yang hari itu bertugas menjemput kami di bandara. Kami sudah kenal Verry sejak Festival Radin Djambat bulan April lalu. Dia adalah 'menteri perhubungan' Way Kanan yang kocak dan nyentrik. Bersamanya dijamin betah. Betah sakit perut 😄

Ngopi (mana kopinya? ) 😀
Happy 😍

Dijemput Verry kali ini, membuat pengalaman berkendara dari bandara Radin Inten ke Way Kanan makin kaya rasa. Jika sebelumnya disupiri ke Way Kanan dengan kalem oleh Angga ajudan Bupati Way Kanan, lalu diantar ke bandara dengan kecepatan cahaya oleh Adjie anggota Komunitas K@wan, kali ini dijemput dengan penuh gaya oleh Verry ahli persinetronan. 

Siapapun orangnya dan apapun cara menyetirnya, alhamdulillah sependek ini masih baik-baik saja. Selalu selamat sentosa sampai tujuan, kendati diwarnai gedubrak glodak byar duaar 😃

Fasilitas dan pelayanan yang baik :)
Wow !

Di El’s Coffee saya mendadak GR ketika ada fans mengenali saya dan mendekat minta tanda tangan *ngarang 😛

“Mbak Katerina kan ya?” 

Lalu pria itu menyebut nama Eka Fendiaspara, nama blog saya, dan salah satu tulisan saya tentang Liwa. Siapakah laki-laki berkaca mata yang mendadak SKSD itu? Ups.. Ternyata dia adalah seniman asal Lampung yang tinggal di Bandung. Namanya Semi, ia baru saja dari Liwa, menginap di rumah Eka. Entah apa namanya, yang jelas saya terharu saat itu. Sebuah tulisan blog tentang Lampung bisa mempertemukan saya pada orang-orang tak terduga, yang ternyata orang-orang beken di bidangnya. Semoga kita bisa bekerja sama, ya. Eaa...eaa...eaa...

Perjalanan selalu memberi kejutan 💗

Kenalan geh sama seniman ini

“Mau makan di mana?” tanya Verry.

Tawaran yang pantang ditolak karena pasal 12 mulai berlaku. Hoho. Nggak perlu bingung cari makan enak di Lampung. Banyak pilihan rumah makan dengan aneka menu menggugah selera. Tinggal sesuaikan saja dengan bujet dan fokus pada apa yang akan dimakan. Yang terlintas di kepala saat itu adalah Encim Gendut. Entah kenapa rumah makan ini mudah sekali disebut. Sepertinya saya sudah kena pelet dari racikan rempah-rempah masakannya he he. Dalam perjalanan menuju Encim Gendut kami menjemput Angga. Nah, ini dia bujang Way Kanan yang bulan April lalu pernah membuat kami terbanting-banting riang di mobil saat menuju Desa Banjarmasin. Penampilan mahasiswa Unila yang menggerutu karena kuliahnya nggak kelar-kelar ini masih tetap imut dan cengengesan. Tapi nyenengin! 

Ketika Angga bergabung, mereka serupa band 😂

Foto-foto itu penting, makan nomor sekian :))

RM Encim Gendut bagai kedatangan kelompok band, berbaju hitam-hitam kecuali saya. Seperti biasa, foto-foto dulu, berdoa dan makan jadi urutan ke sekian. Pengunjung lain mungkin mengira kami dari komunitas fotografer nyasar 😄

Usai makan dan salat, perjalanan dilanjutkan dengan mampir ke toko elektronik untuk mengambil HT dan ke suatu tempat untuk mengambil helm peserta bamboo rafting. Jangan tanya bagaimana isi mobil kami, Angga yang duduk di bangku belakang tenggelam di antara koper, tas, helm, dan tas-tas berisi perlengkapan lenong. Hanya wajah pasrahnya yang sesekali muncul menampakan senyum di antara matanya yang terkantuk-kantuk. Ok Angga, besok-besok saya bawa truk biar bisa menampung muatan lebih banyak ya 😂

Kamu kapan ke Encim Gendut?

Makanan enak
Menggiurkan!

“Mbak Keket sudah di mana? Kami sudah menunggu di rest area bareng Rinto Macho dkk Way Kanan.”

Keket itu Katerina. Panggilan kesayangan untuk si Sosialita yang Tertukar. #sinetron.

Ika mengabari posisi, saya pun tak mau kalah: “Kami masih di Bandar Lampung.” Entah apa ekspresi wajah Ika saat tahu jam 2 kami masih bersibuk ria di Bandar Lampung. Yang jelas, Ika berharap jam 3 sore para wisman dan wisnus sudah tiba di rest area yang terletak di perbatasan antara Lampung Utara dan Way Kanan. Tapi nyatanya kami dan para wisman tiba di Way Kanan selepas Magrib. Meleset jauh dari jadwal. Uwoow...gimana kabar para penyambut? Semoga tidak terpelanting resah 😂

Disambut di rest area

Rombongan kami tiba jam 6 sore, lebih dulu dari rombongan wisman yang saat itu belum satu pun nampak batang hidungnya yang mancung. Kami hanya menjumpai para penyambut yang terdiri dari polisi, tentara, komunitas K@wan, kemenpar, dan Genpi Way Kanan (Jhon Faizar dan Ria Gomay). Lewat magrib rombongan wisman tiba. Salah satu pendamping wisman bercerita, menurutnya mereka terlambat karena ada acara di Metro sampai jam 2, setelah itu baru berangkat ke Way Kanan. Ouuuhlala…pantesan. 

Bagi rombongan kami, keterlambatan mereka menguntungkan. Jadi nggak ikut-ikutan menunggu lama 😀 Tapi bagi para tim penyambut yang sudah standby sejak jam 1 siang, meleset 3 jam dari jadwal dengan total tunggu hampir 6 jam pastilah sesuatu kata Syahrini 😂

Menikmati suguhan selamat datang bareng wisman
Sambutan dari pihak kemenpar

Sebelum meluncur ke rumah dinas Sekda Way Kanan di Blambangan Umpu, semua tamu undangan diajak melepas dahaga dulu di rest area. Terhidang kopi, es kelapa, dan air putih untuk mengguyur tenggorokan. Tak ketinggalan aneka kue dan buah segar di antara suguhan selamat datang. Slurrrrp....

Diantara perjumpaan dengan para wisman itu, momen paling sukacita adalah saat bersua kembali dengan komandan kami, Rinto Macho dan si manis Ika, dua sosok yang paling giat mengangkat wisata Way Kanan. Selain itu, di sini kami juga jumpa dan kenalan dengan kawan dari Genpi Way Kanan. Pertemuan kembali dan kawan baru adalah rejeki. Inilah highlight hari ini. 

Kopi selamat datang
Obat haus setelah 4 jam perjalanan. Segeeeer

Mobil kembali bergerak, memunggungi rest area dengan cepat, meluncur ke rumah sekda. Bus wisman menyusul di belakang. Terhitung ada 17 wisman yang hadir saat itu. Hmm….bukan 27 seperti informasi yang saya dapat sebelumnya. Mereka yang hadir terdiri dari wisman asal Singapore, Belanda, Jerman, Ukraina, Palestina, Arab Saudi, Serbia dan Madagaskar. Menurut info dari Siska (EO kemenpar), masih ada sejumlah wisman lainnya yang belum datang dan masih dalam perjalanan. Tak disebut berapa jumlah yang menyusul. Saya pun tak bertanya lebih lanjut.

Berjumpa Angga di rumah sekda, ajudan bupati Way Kanan yang pernah menjemput kami di bandara

Malam ramah tamah bupati dengan wisman dan wisnus

Bupati Way Kanan Bapak Adipati Surya hadir di rumah dinas Sekda Way Kanan. Turut menyambut kedatangan para undangan yang menjadi peserta Gedung Batin Bamboo Rafting. Beliau ikut makan malam bersama rombongan. 

Bapak muda tampan dengan senyum manis yang selalu mengembang itu tak lupa pada kami, beliau menyapa dengan penuh keramahan. Bagi saya, diingat dan disapa dengan hangat itu sesuatu sekali rasanya ya 😍
Bupati Way Kanan, Bapak Adipati Surya
Sosok yang bersahabat

Acara di rumah sekda tak berlangsung lama. Usai makan malam dan ramah tamah, bupati meninggalkan tempat. Rombongan wisman diantar ke Desa Gedung Batin, tempat mereka menginap. Sedangkan kami ke rumah seorang warga yang letaknya tak jauh dari rumah sekda. Tuan rumah kami yang baik hati menyediakan kamar-kamar dengan tempat tidur yang nyaman untuk kami istirahat sebelum memulai kegiatan bamboo rafting pada esok hari. 

Makan malam

Alhamdulillah
Bupati dan rombongan wisman
Muli Mekhanai Way Kanan bersama wisman
 
Menurut informasi, sejumlah peserta Bamboo Rafting yang datang dari luar Way Kanan diinapkan di Rusunawa (rumah susun sewa). Rusunawa? Ya, di Way Kanan yang tanahnya berlimpah ini terdapat rusunawa. Hmm…heran nggak sih? 😀 

Minggu pagi (8/10/2017) kami ke rusunawa, diundang panitia untuk sarapan. Kami ke sana diantar Samgar, kapten speedboat yang pernah saya tumpangi saat mengarungi Way Besay bulan April lalu. Berhubung sudah sarapan enak dan kenyang di homestay, makanan yang terhidang di rusunawa tak saya sentuh. Apa yang saya sentuh? Cewek-cewek cantik! 😛

Di sana ada Ayu dan Thini, dua gadis anggota K@wan yang bulan April lalu banyak menemani kami jalan-jalan di Way Kanan. Bahagia banget jumpa lagi dengan keduanya! Pagi itu para peserta dari luar Way Kanan sudah bergerak ke Tiga Serangkai, lokasi start Bamboo Rafting. Di rusunawa tinggal kawan-kawan dari Komunitas K@wan saja. Ada Aji dan istrinya, Desva, Surya, dan lainnya. 

Bersama Komunitas K@wan, kompak dan bersahabat
Kawan yang asyik

Saya pribadi kagum dengan komunitas K@wan. Sejak pertama kenal dengan komunitas ini (Juli 2016), saya sudah melihat kegigihan mereka dalam mengangkat wisata daerahnya. Saling dukung, tak bosan berbagi, dan aktif di media sosial. Semangat tinggi yang mereka punya sangat positif. Hal baik inilah yang menulari saya sehingga antusias datang ke Way Kanan. Selain karena eventnya keren, juga karena orang-orangnya. Cara mereka menerima kami tercermin dari sikap ramah penuh ketulusan. Bukan hanya pada event kali ini, tapi sejak event-event sebelumnya. Kebaikan mereka melekat kuat dalam benak dan hati saya.

K@wan

Kebaikan dan keramahan adalah kemewahan. Paket menyenangkan dalam sebuah suguhan pariwisata yang membuat wisatawan seperti saya merasa SERU SETIAP SAAT apapun kondisinya.

Jika dengan orang-orangnya saja sudah asyik, mengikuti kegiatan Gedung Batin Bamboo Rafting tentu lebih asyik lagi. Baca yuk keseruannya pada postingan berikutnya : Gedung Batin Bamboo Rafting.


Lho, bersambung toh? Iya, kayak hubungan sama patjar, bersambung sampai sekian episode 😂😂😂😂

Seru-seruan naik rakit bambu di Way Besay 😍

Cara menuju Way Kanan:
- Ke Lampung terlebih dahulu.
- Lampung bisa dicapai dengan pesawat, bus, dan kereta api.
- Ada penerbangan langsung ke Lampung dari Jakarta, Bandung, Batam, Jogja dan Palembang.
- Dari Jakarta bisa menggunakan bus, menyeberang dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni.
- Dari Palembang bisa menggunakan kereta.
- Dari Bandara Radin Inten Lampung, sewalah mobil ke Way Kanan. Mobil sewa bisa didapatkan di bandara.
- Jarak tempuh Bandara Radin Inten di Lampung Selatan ke Way Kanan sekitar 3-4 jam.
- Untuk penginapan, di Way Kanan terdapat beberapa hotel kecil dan homestay.
- Untuk berwisata di Way Kanan, silakan cek paket wisata recommended pada gambar-gambar berikut ini :




Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

19 komentar

  1. Nyenengin banget perjalanan lancar dan kenyang setelah makan di encim gendut. Pokoknya K@wan mantappp

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Ded, awak blom sampe Way Kanan ye. Yok lah kapan2 kito rame2 ke sano. Awak harus nyubo serunyo naik motor cross ke air terjun Putri Malu

      Hapus
  3. Tahun 2014 ke Lampung pas ada kegiatan, ga sempat kemana-mana. Hiks... sedih banget rasanya. Kira-kira kapan bisa ke Lampung lagi dan jalan-jalan ya. Amin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dijadwalkan aja mas, ajak teman ramean yuk.

      Hapus
  4. Pengalaman yang tidak akan terlupakan. Ini loh baru tulisan mengenai KE WAY KANAN aja hahahaha. Belum selama Bamboo Rafting nya. Pasti lebih cetar membahana hahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih seru pastinya, yuk. Sudah aku posting cerita bamboo raftingnya.

      Hapus
  5. wah wisman nya banyak juga ya. Lampung benar-benar serius menggarap wisatanya. anyway aq belum pernah ketemu Mbak Keket, hiks, kapan ya

    BalasHapus
  6. Way Kanan ini benar2 berbenah ya. Cantik sekali kota dan wisatanya. Dukungan pemda setempat juga luar biasa
    Maju terus buat Way Kanan
    Semoga suatu hari ada rejeki bisa main kesana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Way Kanan maju terus dan berdaya saing. Kapan mau bamboo rafting mbak?

      Hapus
  7. Wakakaka "serupa band" baju item2 gtuuuu :D
    Wew rusunawa?
    Itu berapa tahun ke depan jgn2 ada yg bangun apartemen jg di sana :D
    Semoga kapan2 bisa ke Way Kanan rafting pakai bambu aaaaamiiiiinn :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Bisa nih buat agenda kopdar BK sambil main bamboo rafting

      Hapus
  8. Kece ih, ada wisatawan bulenya. Cuma aku heran, kenapa aku gak diundang, mereka belum ada perwakilan dari negara Zimbabwe kan? hehehe

    omnduut.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha ayo deh Yan ke Way Kanan. Mesti cobain wisata Gedung Batin pokoknya

      Hapus
  9. Wheeew...keren!! Kapan atuh lah ajak-ajak sayah ngetrip bareng sosialita tertukar Mbak Keket ... Wkwkwk. Baru tau panggilannya itu. Euuuh, kayak nama ulet bulu ah Mbak...😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ulet bulu? Haha geli. Mbak Ina kapan dong maunya. Ayolah bareng

      Hapus

Leave your message here, I will reply it soon!