Taman Marga Satwa Kinantan dan Rumah Gadang Ba'anjuang




Jembatan Limpapeh yang saya titi sebelumnya, menghubungkan benteng Fort De Kock dengan Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (kebun  binatang) yang terletak di atas Bukit Cubadak Bungkuak, tepat berada di samping pasar Atas Bukittinggi, kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Ujung jembatan Limpapeh yang saya lintasi mempertemukan saya dengan pintu masuk kebun binatang tersebut. Tak ada karcis masuk yang perlu dibeli lagi sebab tiket masuk seharga Rp 8000 ketika masuk benteng Fort De Kock sudah merupakan tiket terusan hingga kebun binatang.
Menurut cerita, Kebun Binatang ini dibangun pada pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1900 dengan nama Stormpark di atas Bukit Cubadak Bungkuak. Pembangunan tersebut dirancang oleh Conteleur Gravenzande yang  bertugas di Bukittinggi. Pada awal pembangunannya, taman tersebut belum mempunyai koleksi binatang. Baru pada tahun 1929 dijadikan kebun binatang dengan memasukkan beberapa koleksi hewan ke dalam taman tersebut. 


Kabarnya, Taman Marga Satwa Budaya Kinantan merupakan kebun  binatang tertua di Indonesia  dan merupakan kebun binatang yang mempunyai koleksi binatang terlengkap di Sumatera. Hmm...tapi maaf, menurut saya kebun binatang ini justru tidak selengkap yang diberitakan. Atau, apa karena saya tidak berkeliling dan melihatnya secara utuh? Kalau mau sedikit membandingkan, mungkin kebun binatang Ragunan Jakarta lebih lengkap. Apalagi jika dibandingkan dengan Taman Safari Indonesia yang d Cisarua, wah....jauh. 
Mengenai asal mula nama kebun binatang ini, pada awalnya bernama Kebun Bungo. Kemudian menjadi Taman Puti Bungsu. Dan akhirnya menjadi Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan pada tahun 1995 melalui peraturan daerah (perda) No. 2 tahun 1995.


Rumah Adat Ba'anjuang



Walau namanya Kebun Binatang, dan saya tahu ini adalah tempat melihat hewan-hewan, namun sebenarnya saya tak begitu menaruh minat besar untuk melihat dan memotret hewan-hewan. Bukan karena saya sudah pernah terpuaskan dengan berkunjung ke kebun binatang seperti Taman Safari Indonesia di Cisarua dan Ragunan Jakarta, tapi kali ini saya ingin melihat hal lain yang lebih menarik, yaitu budaya Kinantan yang tercermin dari rumah adat Ba'anjuang yang penampakannya begitu menarik perhatian saya.


Jujur, saya sedikit heran kenapa rumah adat dan budaya Kinantan itu mesti terletak di area kebun binatang. Kenapa tidak terpisah? Sewaktu keluar dari ujung jembatan Limpapeh, saya disambut oleh pemandangan dua ekor gajah di sisi kanan. Pada tahu kan yang namanya kebun binatang itu pasti ada bau ga sedap? Ya begitulah yang saya rasakan. Di sebelah kiri, terlihat hewan Tapir, aneka burung, dan tak jauh dari gajah-gajah tadi, ada onta yang menurut saya badannya kurus :D

Setapak yang menanjak, tanah yang berkontur, pepohonan yang tinggi dan rindang, suara-suara hewan, demikian kebun binatang ini dalam penglihatan dan pendengaran saya. Tepat di ujung tanjakan, sebuah bangunan dengan atap gonjong, dengan ukiran dan warna khas rumah Minang, menjadi objek yang menarik untuk dinikmati mata. Inikah rumah gadang itu? Hoooooo....ternyata bukan. 

Keberadaan bangunan kayu yang unik itu membuat saya melupakan keunikan hewan-hewan yang ada. Saya lebih tertarik untuk melihat bangunan berikutnya yang ternyata merupakan rumah adat Ba'anjuang. Yeah....ini dia yang memikat hati saya untuk lebih dekat dan mencari tahu.

Dimulai dengan Rankiang (lumbung padi) dengan patung para wanita yang tengah menumbuk padi. Kemudian baru saya mendekati rumah adat Ba'anjuang. Naik, dan tentunya masuk. Mesti. Sandal/sepatu harus dilepas dan wajib membayar tiket masuk pengunjung seharga Rp 1000 (seribu lho, murah) Dua perempuan berkerudung yang bertugas menerima uang tiket masuk menjelaskan singkat kepada saya: "Boleh masuk dan foto-foto tapi dilarang menyentuh barang koleksi."

ntar sambung lagi aaaaah ceritanya...mau istirahat dulu :D
sementara saya sajikan fotonya dulu yaaa....




 




======= 

Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia
Selasa, 04 September 2012

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »
Give us your opinion

Leave your message here, I will reply it soon!