Berburu oleh-oleh makanan di Bukittinggi

Sehari sebelum kepulanganku ke Jakarta, teman-teman beda daerah yang kujumpai dalam acara dinner di Novotel Hills menyarankanku untuk belanja oleh-oleh di Christine Hakim. Tokonya si artis film terkenal itu? Oh ternyata bukan. Hanya ada kesamaan nama saja, ga ada hubungannya dengan artis lawas itu.

Eh tapi beneran lho, toko oleh-oleh Christine Hakim ternyata sangat terkenal bagi kalangan wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat. Aku jadi penasaran. Apa sih yang membuat toko CH begitu tenar?

Di hari kepulanganku ke Jakarta, kami memilih check out pagi-pagi. Selain hendak berburu oleh-oleh, juga hendak mengisi waktu dengan berwisata. Pesawatku kan sore, pukul 18.00, jadi aku punya banyak waktu untuk memuaskan diri dengan menikmati keindahan tempat-tempat yang belum kusambangi dalam dua hari sebelumnya

Driver tiba di hotel pagi, sesuai pintaku. Kami langsung dibawanya ke Jalan Jambu Air dimana di sepanjang jalan ini terdapat banyak toko oleh-oleh. Aku bilang ke driver untuk dibawa ke Christine Hakim, tapi beliau menolak dengan alasan toko Christine Hakim bukanya siang, sekitar jam sepuluhan. Sedangkan saat itu baru pukul delapan. Ya sudah aku nurut saja.

Ada dua toko oleh-oleh yang kami lewati. Semuanya besar-besar. Nampak aneka penganan kering dalam plastik ukuran besar berjejer di depan toko. Driver belum juga mengajak kami singgah. Hingga akhirnya di sebuah toko bernama Sanjai Niken, mobil kami berhenti.

Sanjai Niken terlihat sepi pengunjung. Seorang ibu dan gadis muda menghampiri kami. Menanyakan ingin membeli apa. Ku balas ringan, "Mau lihat-lihat dulu." Ya iyalah, liat dulu tentunya, kalau pingin baru beli.

Aneka penganan mulai dari keripik, kerupuk, emping, dodol, sampai rendang kering juga ada. Aku bingung mau beli apaan. Akhirnya ku putuskan untuk mengambil masing-masing satu dari beragam makanan yang ada. Kripik singkong pedas, manis, dan asin. Kripik ubi. Kripik pisang manis dan asin. Rendang kering. Rendang abon. Dodol ketan hitam dan ketan putih. Kripik tempe. Peyek. Krupuk kulit. Krupuk ikan. Ikan bilis goreng (yg diambil dari danau Singkarak). Dendeng sayur. Dan aku lupa beli apaan lagi. Pokoknya setelah ditotal habis 350.000 rupiah :D Masih dikit ya. Ya, setidaknya ga menguras isi dompet yang tersisa 900.000 saja sebelum tiba di ATM yang ada di Bandara International Minangkabau :D

Yang paling favorit ya kripik singkong Padangnya. Pedes manis dan khas banget. Sampe beli 3 bungkus. Tadinya buat bawain keluarga, eh ga taunya malah dimakan sendiri. Bukan pelit, tapi terlena ama enaknya :))

Ngomong-ngomong, driverku kenapa ya nekat amat membawaku kesini? Apa sudah kongkalikong ama pemilik tokonya? hihihi bursang, buruk sangka. Yang jelas, di Sanjai Niken ini driverku mendapat gratis segelas kopi. Untukku gratis sebotol Aqua haha. Eits..satu lagi, gratis toilet. Wkwkwkw.. Jadi selain belanja, di sini aku juga numpang ke toilet. Maklum, check out buru-buru dari hotel bikin aku ga sempat menunaikan panggilan alam. Akhirnya, toko oleh-oleh jadi tempat pembuangan haha. Maaf ya buuuuuu......Terima kasih untuk toilet gratisnya yang bersih dengan yang airnya yang sungguh melimpah, bikin aku betah lama-lama di toilet :))

Sebelum meninggalkan toko Sanjai Niken, aku sempatkan berfoto dengan si ibu empunya toko. Sempat ditanya buat apaan, kujawab saja: Buat dipromosikan. "Di koran ya?" tanyanya degan antusias. Ku jawab saja: "Di internet." hehe betul kok, ga bohong, nih buktinya di blog pribadiku. Kan siapa tahu aja ada yang baca kemudian tertarik untuk mampir :D

Kok cuma belanja makanan?
Tenang, aku ga cuma mikirin perut kok, aku juga belanja barang kerajinan lainnya, yaitu Mukena bordir Padang ketika berkunjung ke Desa Pande Sikek (di hari yang sama, setelah dari toko makanan Niken ini). Selain itu juga membeli souvenir baju dengan gambar Jam Gadang. Dan...masih ada lagi laaaah...hehe. Malu ah kalo disebut semua. Dikira pamer ntar :D

Oh iya, setelah belanja oleh-oleh di toko Niken, eh ternyata tak berapa lama setelah itu ada toko Christine Hakim. Aku membaca papan namanya dengan jelas. Lhooooooo...ternyata ada dekat sini juga toh. Tokonya udah buka. Kok tadi driver bilang jam segini belum buka? huhuhu...driverku ada main nih ama toko oleh-oleh Niken. Tapi ya sudah, aku ga mau menyerbunya dengan protes. Tapi kucatat dalam hati :D

Apa pesenku tentang belanja oleh-oleh ini?
Aku kan beli dua macam rendang kering tuh, rendang yg udah disuwir-suwir kayak abon dan yang masih berupa daging utuh. Enak sih, tapi kok aku nyesel ya? Ternyata menurut lidahku lebih enak beli rendang basah, alias yang masih seger di restoran. Kayak bukan rendang kalo kering banget kayak gitu.
Trus, aku kan juga beli ikan bilis goreng yang sudah di kemas. Duh, ternyata mendingan aku beli langsung di Danau Singkarak, tempat ikan tersebut di tangkap. Disana harga 20.000 per kemasan masih bisa ditawar, sedang di Niken itu tidak. Selain itu, penjual ikan bilis goreng di danau Singkarak menjanjikan ikannya lebih segar ketimbang yang dijual di luar kawasan Danau Singkarak. Apa betul? entahlah, aku sudah terlanjur beli di Bukittinggi, jadi aku ga beli lagi di Danau Singkarak.

Apa yang paling enak?
Keripik singkong pedas, dodol ketan hitam, dan dendeng sayur.

Ya sudah segitu dulu ceritanya ya. Jalan-jalan, jajan-jajan.... ayo lanjut ke cerita berikutnya













Bukittinggi, Sumatera Barat,
Tgl. 05 September 2012

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »
Give us your opinion