Serba-Serbi Trip Rombongan Saat Menginap di Malaysia

Serba-Serbi Trip Rombongan Saat Menginap di Malaysia
 

Trip dengan Rombongan Besar

Saya penakut, tapi gemar bepergian, karena itu saya tidak suka pergi sendirian. Minimal berdua. Bisa dengan suami saja, anak, saudara, teman atau sahabat dekat sesama perempuan. 

Saya suka bepergian dalam jumlah kecil tapi tidak menolak jika sesekali bepergian dengan kelompok besar. Ya walaupun pergi dengan rombongan besar itu kadang menyebabkan rasa nyaman jadi menipis. Tapi saya tidak masalah dengan itu. Toh masih ada hal lain yang bisa didapat dari safar, sesuatu yang lebih berharga bernama pengalaman. 

Istilah safar berasal dari bahasa Arab yang artinya tampak. Shadaqah bin Muhammad berkata, “safar merupakan timbangan seorang”. Disebut safar karena ia menampakkan akhlak seseorang (Al-Jami’ li akhlaq al-rawi wa adab al-sami’ 1793). Saat safar, sifat-sifat asli yang tersembunyi menjadi tampak dan terlihatApakah ia seorang penyabar, santun memiliki solidaritas sosial yang baik dan tetap berakhlakul-karimah; atau justru seorang yang temperamental, dan egoistis. 

Beradaptasi dengan sifat asli seseorang di tengah kegiatan berwisata yang dilakukan selama berhari-hari, buat saya adalah tantangan. Mampukah menaklukkan tantangan itu? Tak akan tahu bila tidak melakukannya.
Genting Highlands 18/2/2019 - Nyempil di antara ibu-ibu gaul yang sudah pada punya cucu 😃  

Hotel V8 Johor Bahru 13/2/2019 - Rombongan didominasi oleh emak-emak 😃

Beradaptasi adalah Pekerjaan Hati

Saya bukan orang yang bila merasa nyaman bepergian sendiri saja lantas tidak akan pernah bepergian dengan orang lain, atau bila nyaman bepergian dengan orang yang saya kenal saja, lantas tak akan bepergian dengan rombongan lain yang tak saling kenal. 

Bagi saya, menyenangkan mendobrak sesuatu dengan mencoba merasakan hal-hal yang berbeda, di luar apa yang saya sukai, di luar apa yang membuat nyaman. Seringkali saya merasa egois jika membiarkan diri sepi dari bermacam rasa. Seperti lidah dibiarkan mengecap rasa asin saja, mata melihat warna merah saja, hati sedih saja, alangkah membosankan. Bukankah hidup ini akan lebih bergairah bila kaya rasa?

Soal mencicipi rasa pahit, patah hati misalnya, bukan berarti saya ingin menderita karena itu, tapi lebih kepada mengetahui bagaimana cara agar hati terhindar dari patah dan cara sembuh dari patah.

Saya memaknai perjalanan sebagai cara untuk mengajak mata, telinga, dan hati menjumpai berbagai hal baru, baik yang diinginkan maupun tak diinginkan tapi terjadi, menikmati semua hal yang membuat hati merasa hangat, terbakar, atau sebaliknya merasa dingin dan menjadi beku, dengan sebaik-baik cara.

Beradaptasi sembari belajar mengelola emosi saat bepergian dengan orang lain, ke tempat lain, adalah pekerjaan hati yang bakal berguna untuk diri sendiri supaya kelak, nanti, atau saat itu juga bisa belajar jadi lebih bijaksana, menghargai orang lain, dan tidak sempit dalam menilai sesuatu atau seseorang. 

Dalam cerita saya kali ini, saya bepergian dengan 150an wisatawan asal Indonesia yang tak saling kenal dan tentu berbeda dalam sejumlah hal. Di sini saya akan membahas hal-hal yang saya lihat dari kaca mata saya sebagai bagian dari trip rombongan besar.

Ada dramanya, ada serunya, ada lucunya! 

Hotel V8 Johor Bahru - Hanya tiga cewek asal Manokwari ini yang muda-muda ceria dan super gaul 😃 

Teman sekamar selama 5 hari Trip Malaysia, Thailand, Singapura 😃
 

Lautan Koper di Lobby Hotel

Ada tiga hotel di Malaysia yang kami inapi di waktu berbeda yaitu Hotel V8 di Johor Bahru, Hotel Cairnhill Kuala Lumpur, dan Pacific Express Hotel Chinatown Kuala Lumpur.

Kami tidak pernah menginap lebih dari 1 malam di hotel-hotel tersebut karena destinasi yang kami kunjungi tiap hari pindah. Nah, karena selalu berpindah, maka selalu ada pemandangan lautan koper di lobby hotel setiap kali proses check-in dan check-out yang memakan waktu.

Proses masuk dan keluar hotel dengan rombongan besar tuh wow banget rasanya. Bayangkan, ada 150an orang. Saat check-in semua pengen segera masuk kamar  dan saat check-out semua harus keluar pada waktunya.

Seluruh tour guide (kurang lebih 8 orang) selalu bergegas bekerja. Begitu pula para petugas reservasi di FO sibuk menyelesaikan urusan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Walaupun faktanya, sembari menunggu kunci kamar dibagikan, bisa kita tinggal pergi umroh dulu gaes 😂 

Kesal? Sama sekali nggak kesal. Saya paham situasinya. Lha wong saya kalau check-in sendiri saja nggak selesai dalam 10 menit. Ini ada ratusan orang, ya wajar. Kalau ditelantarkan, baru ngeluh. Ini kan diurus dengan baik, hanya perlu bersabar saja.

Soal pemandangan koper-koper yang menguasai area lobby memang bikin ternganga. Udah kayak lapak koper di pasar 😂 Saya pernah kesulitan mencari koper sendiri, gara-gara ditinggal ke toilet sebentar, pas balik udah tercampur dengan koper-koper lain. 

Koper-koper itu kadang diduduki oleh yang punya, maklum kursi di lobby terbatas. Gapapa juga sih duduk di atas kopernya sendiri, ketimbang tiba-tiba gelar selendang duduk di lantai, apa kata dunia kalau wisatawan Indonesia ada yang seperti itu ha-ha-ha. 

Di saat-saat seperti ini, biasanya akan keliatan siapa yang sabar dan enggak. Walau tak diomong, akan tampak dari ekspresi muka dan bahasa tubuh. Muka kesal itu mudah kebaca kok. Adakah yang kesal? Saya amatin tuh satu-satu. Rajin banget dah 😅 

Ternyata, adanya muka ibu-ibu (beberapa cocok disebut nenek sih, karena udah pada punya cucu) yang masih seger sedang sibuk ngobrol seru sambil sesekali terbahak, entah mentertawakan apa. Beberapa sibuk berfoto dengan pose bak barisan vocal group. Ada yang sedang videocall-an dengan keluarganya di Indonesia, ada pula yang sibuk bedakan, bahkan lipstikan! Wow, mau masuk kamar kudu dandan dulu wk-wk-wk. 

Muka kesel mana? Gak ketemu. Padahal, kami check-in tuh seringnya malam, setelah keliling jalan-jalan. Mestinya letih! Ini pada masih ceria, semangat, menggebu, persis kayak batre yang nggak kenal kata lowbat. Hebatnya lagi, di tengah antri masuk kamar yang nunggunya nggak sebentar itu mereka santai nggak bete. Saya takjub lho!

Mestinya memang gitu ya. Namanya juga liburan buang duit, bukan sedang banting tulang cari duit, santai ajalah 😂
Suasana check-in di Hotel V8 Johor Bahru Tgl.13 Feb 2019

Hotel V8 Johor Bahru

Pacific Express Hotel Chinatown Kuala Lumpur - 18 Feb 2019

Hotel Chairnhill Kuala Lumpur - 14 Feb 2019

Menginap di Hotel Bagus Cuma Buat Numpang Tidur Doang

Tiap hari kami berwisata dari satu tempat ke tempat lain. Kegiatannya  berlangsung dari pagi sampai malam. Tiba di hotel sudah pasti selalu malam, dan besoknya keluar lagi ketika hari masih pagi. 

Di hotel memang benar-benar cuma numpang tidur. Jadi, selengkap dan sebagus apapun fasilitas yang ada di hotel, gak ada yang sempat menggunakannya untuk berleha-leha.

Tiap masuk kamar biasanya saya langsung bersih-bersih (mandi), salat (tapi lagi gak salat karena saat itu masih haid), mengisi daya hp dan kamera buat dipakai esok hari, abis itu baru tidur. Oh, sebelum tidur biasanya saya ambil foto dulu, foto pemandangan kota dari balik jendela kamar. Kebetulan dapat kamar selalu di lantai yang tinggi, view-nya cakep, sayang bila dilewatkan oleh lensa kamera.

Saya penasaran dengan situasi di pagi hari. Apakah pada telat, atau tepat waktu kumpul sesuai jam yang ditentukan. Ternyata, pada patuh dan tertib. Sejak jam 6 pagi sudah pada sarapan di restoran, fokus makan, lalu ngebut mengurus koper masing-masing. 

Rombongan hebat. Situasi aman terkendali. Nggak perlu diteriakin udah pada sadar diri mesti ngapain. Nggak ada yang manja dan pura-pura menderita! Bukan apa-apa, saya pernah lho dulu jalan dengan rombongan yang muda-muda, susah diatur dan nggak segesit yang tua-tua ini. Kalau mau jalan kudu dipanggil berulang-ulang baru mau gerak cepat.
Hotel V8 Johor Bahru -  Kamarnya bersih, nyaman, dan bikin nyenyak tidur

Empat dari tujuh bus di parkiran hotel V8 ini adalah bus kami

View malam dari kamar Hotel V8

Hotel Chairnhill Kuala Lumpur

Chairnhill Kuala Lumpur - View malam dari kamar kami

Chairnhill Kuala Lumpur - View pagi yang memperlihatkan barisan gunung nun jauh di ujung sana

Pacific Express Hotel Chinatown Kuala Lumpur - Kamarnya paling nyaman di antara 2 hotel lainnya.

Baru di Pacific Express Hotel ini saya keramas dan berlama-lama mandi karena kamar mandinya nggak nyeremin 😂

Suasana pagi di depan Pacific Express Hotel Chinatown

Beradaptasi dengan Kamar dan Makanan yang Nggak Selalu Sesuai Selera 

Selain cuma numpang tidur, hal lainnya yang dilakukan di hotel adalah numpang sarapan. Ini sih satu paket sama menginap ya, otomatis jadi bagian dari layanan yang bisa didapatkan. 

Di antara tiga hotel yaitu V8 di Johor Bahru, Chairnhill di Kuala Lumpur, dan Pacific Express Chinatown di Kuala Lumpur, yang terakhir menu sarapannya paling enak dan variatif.

Hotel V8 adalah hotel pertama yang kami inapi. Hotel ini memang sudah tidak terlihat baru lagi, tapi kamarnya bersih dan nyaman. Menu sarapan saja yang kurang sesuai dengan selera saya. Tidak ada menu spesial, pilihannya sedikit, dan tempat makannya pun biasa. Entah kenapa, saya merasa restonya sempit, langit-langitnya pendek. Apa karena penuh oleh rombongan kami? 

Sarapan di Chairnhill hotel lumayan lebih baik, menunya agak bervariasi dan saya bisa memilih makanan yang saya suka. Meski masih belum terasa ada yang istimewa dari menu-menunya, di sini saya lebih nyaman dengan suasana restorannya.

Tiga hari kemudian, setelah dari Singapura dan Thailand, kami balik lagi ke Malaysia, lalu menginap di Pacific Express Chinatown Kuala Lumpur. Nah, kali ini saya puas dengan menu sarapannya. Selain banyak pilihan, citarasanya pun tidak biasa-biasa saja. Restorannya juga tampil modern, suasana makan jadi lebih nyaman dan menyenangkan.

Soal kamar, saya merasakan suasana yang berbeda dari ketiga hotel yang diinapi. Sama-sama nyaman tapi beda auranya. Kamar V8 itu bagus, tapi saya merasa kayak "gelap". Saya tidak berani berlama-lama di kamar mandinya. Apalagi kami masuk kamar sudah hampir jam 10'an malam (kelamaan check-in), letak kamar di lantai atas yang jauh dan tinggi pula, ada rasa agak serem gitu. Makanya pas Lusi tidur, saya juga langsung tidur, buat menghindari rasa takut.

Kamar di Chairnhill juga bagus, bersih, tapi terasa masih "kurang terang". Di sini saya bahkan tidak mandi! ha-ha-ha. Tapi saya suka view-nya, baik malam maupun siang, selalu cakep!

Kamar paling nyenengin waktu di Pacific Express Hotel Chinatown. Desainnya lebih modern, "terang" dan saya merasa tenang ketika masuk. Gak sedikitpun merasa takut, resah, dan gelisah pada semut-semut merah #halah! Itu kenapa meski Lusi sudah tidur, saya berani mandi malam-malam, lama pula, bahkan keramas segala. Padahal, 5 hari dari hotel ke hotel, baru kali itu saya keramas. Soalnya, kamar mandi hotel bagi saya adalah salah satu ruang paling menakutkan. Kalau sudah merasa gak enak, biasanya saya cari aman: ga usah sering-sering ke kamar mandi. Nah, di hotel Pacific Express ini, saya berani berlama-lama! 😂

Pernah baca cerita saya yang ketakutan di kamar mandi hotel di Thailand? Yang sampe jerit-jerit dan lari berdua Lusi. Bisa baca di sini ya --> Takut Hantu di Friendly Hotel Hatyai. 😂
 
Sarapan di Hotel V8 - Johor Bahru. Di lidahku hambar gaes 😄

Hotel V8 Johor Bahru - Kalau udah foto-foto begini berarti udah mandi dan udah sarapan 😎

Sarapan di Hotel Chairnhill Kuala Lumpur. Buburnya cair banget gaes. Rotinya kebagian kulit😅

Penampakan Hotel Chairnhill 

Beberapa menu sarapan di Pacific Express Hotel Chinatown - Mie Goreng, Nasi Goreng, dll
Sosis Ayam, Sosis Sapi, Telur (orak-arik), Ayam goreng (tidak kelihatan di foto)

Suasana sarapan di Pacific Express

Sarapan ini dulu, abis itu makan mie pakai sosis dan telur. Kalau ketemu yang enak, makannya nambah-nambah :))

Mengenali diri dari Hal-Hal Kecil

Sebenarnya, cerita trip Malaysia dengan rombongan besar ini panjang. Di sini saya hanya menuliskan secuil saja, dari sudut pandang saya tentang bagaimana menikmati setiap hal kecil yang dialami saat bepergian dengan orang lain yang tak saya kenal.

Suasana saat check-in dan check-out yang lama sebenarnya bikin males bagi kebanyakan orang. Makanan yang nggak sesuai selera, maupun kamar mandi yang nggak selalu bikin tenang hati, mungkin bikin nggak betah bagi beberapa orang.

Ada tipe orang yang gak sabar dan ngomel-ngomel dengan apa yang tidak sesuai keinginannya. Ada yang santai, dan menikmati saja tanpa kesal. 

Saat kita memilih trip dengan rombongan, kita harusnya sudah tahu plus minusnya. Kalau nggak senang dengan minusnya, ya nggak usah ikut. Kalau tidak masalah, ya udah jalani saja jangan menyesal dan kesal.

Kalau saya pribadi, memang suka mencoba hal-hal baru. Ketika saya memutuskan pergi, saya siap dengan segala yang terjadi. Toh tujuannya biar tahu apa rasanya.

Makanan ga sesuai selera, tapi tetap saya makan, karena saya mikirin energi mesti diisi, mesti kenyang, biar nggak pingsan saat jalan-jalan, biar nggak sakit. 

Antri toilet di rest area lama, nunggu pesanan makanan lama, ketemu spot bagus pengen foto tapi nggak ada yang motoin, lagi asyik foto batre kameranya abis, lagi asyik videoan pakai HP batrenya abis, lagi haus minuman ga ada, dll... apa selalu harus kesal dan marah-marah?

Saya sering jalan dengan orang lain, jadi sering ketemu dengan orang (teman perjalanan) yang akhirnya keliatan sifat aslinya. Bukan emosi sama saya sih, tapi sama situasi. Kalau emosi ke saya, pernah juga sesekali, gara-gara tidak difotoin wk-wk-wk.

Nggak enaknya kalau kita bisa bagus moto orang tuh (ceileh BISA BAGUS haha), saat dimintain bantu foto, eh minta bantunya jadi keterusan. Lha, emang saya fotografer yang kudu selalu motretin orang lain di mana pun dia suka. Kalau nggak difotoin, lalu ngambek, nggak mau ngomong, menghindar, de el el gitu aja terus sampai trip bubar wk-wk-wk. 

Eh yang soal ngambek itu bukan kejadian pas di Malaysia ini ya. Alhamdulillah kalau pas di Malaysia ini tidak ada yang begitu. Saya yang nempel sama Lusi mulu (teman sekamar), tahu persis kalau trip Malaysia ini orang-orangnya seru, pada ngerti satu sama lain. Alhamdulillah banget.

Oh ya, dengan Lusi, saya baru kali itu jalan bareng dia, dan kami tuh bisa langsung akrab sejak pertama ketemu di bandara Soekarno Hatta. Sepanjang tour kami selalu berdua. Lusi itu asyik, orangnya pengertian, nggak ngambekan, dan saya nggak pernah liat dia ngeluh/ngomel. Lusi juga orangnya nggak jorok, saya sekamar sama dia nyaman. Kamar mandi bersih dan semua tetap rapi meskipun kami tuh kalau masuk kamar langsung gedabrukan pengen istirahat karena lelah abis keluyuran jalan-jalan. Biasanya kalau lelah tuh ga peduli ama kerapihan dan kebersihan lagi ya, semaunya berantakan amburadul. Ini sih enggak, tetap terpantau aman. Makanya nih ya, kalau nanti saya ikut tour kayak gini lagi, saya masih mau serba bareng sama Lusi 😍

Begitulah bepergian bagi saya, bukan hanya belajar beradaptasi dengan orang, tempat, dan situasi yang saya jumpai, tapi juga beradaptasi dengan diri sendiri. Untuk menjadi dewasa menghadapi hal di luar diri sendiri adalah dengan dengan belajar menghadapi hal di dalam diri  sendiri.

Kuala Lumpur 18 Februari 2019


Seumur-umur, baru kali ini saya liburan dengan rombongan besar. 150an orang, 4 bus, dan ratusan kamar hotel. Tentu ada situasi tak sempurna yang saya bayangkan, tapi ternyata...

Trip murah meriah hanya 5 jutaan saja keliling 3 negara, sudah termasuk tiket pesawat PP Jakarta - Malaysia, bus untuk pergi dari Malaysia - Singapura - Thailand, hotel, makan, dan tiket-tiket wisata ini...

Tidak murahan seperti harganya! 

Perjalanan seru, situasi aman lancar terkendali, akomodasi bagus, makan enak dan kenyang terus, semuanya menyenangkan. Travel yang handle trip ini hebat, peserta trip juga hebat. Sama-sama kompak.

Selalu ada sisi menarik dari setiap kegiatan berjalan-jalan, seperti apapun type perjalanannya. Tinggal pintar-pintar memanage diri saja. Nah, jadi netizen ga usah julid dengan meremehkan ikut trip rombongan. Saya bersaksi, trip rombongan itu tetap seru dan asyik! 

Cerita trip Malaysia ini akan saya tulis secara lengkap pada postingan berikutnya. Mau baca lagi kan? 😉

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

40 komentar

  1. Seru ya, Mba kalau traveling rame-rame gitu. Saya jadi ingat pas ikut Dancow Insoiring Mom, ada 200 orang Mom dari seluruh Indonesia numpuk jadi satu. Saya jadi tau karakter dan kebiasaan mereka di daerah. Contoh salah satunya pas antri makanan prasmanan. Kalau yang dari Riau, ga ada istilah antri. Mereka tetap saja trobos ambil makanan sedikit2 di sela orang yang antri. Keganggu.. iya untuk beberapa hal, tapi seru aja sih. Unik.

    BalasHapus
  2. Keseruan traveling sama-sama pasti mengasyikkan ya, banyak pengalaman yang bisa dipetik dan dijadikan kenangan yg tak mudah dilupakan.

    BalasHapus
  3. Aaaaa... Seru banget ya mam kalau wisata beramai-ramai. Rasanya kangen banget dengan masa-masa itu. Semoga pandemi bisa segera terkendali dan kita bisa jalan-jalan lagi bareng rombongan, entah itu teman ataupun keluarga.

    BalasHapus
  4. Seru banget deh bacanya. jalan rame2 ke negeri asing pasti menyimpan 1001 cerita.

    BalasHapus
  5. Wah, kebayang ramenya 150 orang. Tapi, kalau pada disiplin seperti rombongan ini mah asyik, mba.
    Secara kalau urusan sama banyak orang yang suka bikin bete itu urusan disiplin. Wkwkwk, apalagi kalau harus nungguin mereka yang suka telat.
    Kalau semua disiplin dijamin asik. Walaupun harus bentar-bentar packing dan pindah hotel.

    BalasHapus
  6. jadi kangen berpergian bersama teman-teman, jalan-jalan ke tempat yang baru bersama-sama emang paling seru! :D

    BalasHapus
  7. Seru banget kalo melakukan perjalanan dengan orang-orang yang seru. Saya pernah traveling dg orang yg moody dan gampang ngambekan, malah jadi ga enak. mau hepi malah jadi keki

    BalasHapus
  8. Wow, serunya bukan maeeeen! 150 orang itu buanyak yak teru mbak Rien berpindah kamar hotel satu ke hotel iannya setiap hari ck..ck..ck gemez bacanya hahaha :) Asyiknya ganti suasana baru setiap hari, tapi memang jadi ga bisa menikmati fasilitas hotel. Paling cuma di kamar, makan sepitar itu. Iya ya jadi tau sifat dan karakter orang2 begitu ada sikon yang enak maupun ga. Kapan2 kudu jalan bareng nih kita mbak. Yang deket2 aja dulu hihihihi :D

    BalasHapus
  9. Saya pribadi lebih suka jalan-jalan dengan yang udah kenal banget, misalnya dengan keluarga. Kalau enggak dengan rombongan yang belum saya kenal sama sekali. Abisnya kalau jalan banyakan dengan teman-teman, trus ada yang ngeseling terkadang keselnya bisa manjang hihihi.

    Seru banget bisa sampai 150 orang begini. Hebat yang mengatur perjalanannya.

    BalasHapus
  10. MAuuu baca lagi, ini aja bacanya ada sejam gara-gara diulang terus. MBa Rien asik ceritanya, sampai mengamati muka teman seperjalanan, hahahaa.
    Aku ngelihat koper yang banyak itu mengingatkan saat berangkat haji. Sama kayak mba Rien, nyari koper sendiri susah. Apalagi kopernya kan seragam, udah dikasih tanda dengan pita aja ada yang ngembarin. Ini meski kopernya enggak seragam tapi warna dan merk juga ada yang sama ya. Lha rombongan besar gitu sampai 150 orang. Aku belum pernah sih ikutan trip sampai yang ratusan gitu pesertanya. Kayaknya seru banget dari cerita mba Rien

    BalasHapus
  11. Lihat foto-foto perjalanan Mbak Rien ke Malaysia beneran kangen jalan-jalan bareng lagi, seseruan, huhu semoga pandemi segera berakhir ya Mbak, kita bisa piknik bareng lagi ke manaa gitu..luar negeri juga mauu..agendakan ya Mbak Rien, aku belum pernah ke Malaysia padahal negara tetangga huhu kasihannya...

    BalasHapus
  12. seru banget perjalanannya ya Mbk, salfok ama roknya makin terlihat muda pakai rok warna-warni deh Mbk, semoga suatu hari bisa ke Malaysia juga

    BalasHapus
  13. Wow, beneran kayak lautan koper itu sih, Mak.. Untung kopernya ngga seragam, yaa, hihi...

    Omong-omong, mungkin inilah kenapa orang yang gampang ngambekan dan susah menerima perbedaan suka disebut "mainnya kurang jauh", yaa.. Karena orang yang sering bepergian dan bertemu orang baru, biasanya memang cenderung lebih mudah beradaptasi, atau lebih mudah memaklumi.

    BalasHapus
  14. Saya sebenarnya penyuka solo Travelling. Tapi suami lebih suka istrinya jalan2 sama dirinya & anak2, jadi ya sejak menikah, saya jarang bisa solo Travelling 🤣.

    Kalau trip dg rombongan besar gini pernah saya alami dulu waktu study tour SMP, atau kalau gathering keluarga. Kalau di luar lingkungan keluarga belum pernah, dan kayaknya ga bakal diijinkan sama suami🤣.

    Trip dg keluarga besar aja kudu sabar2, apalagi dg orang2 yg hampir semuanya baru dikenal, bener2 adaptasinya luar biasa

    BalasHapus
  15. Kebayang sih ini kalau pergi bersama grup besar gini ya mbak Rien, seru banget pastinya. Aku terakhir kayaknya paling banyak pergi tuh pas cityscape ke Kuala Lumpur itu juga kayaknya gak sampai 20 orang saja sudah ramai sekali dan seru banget, apalagi ini ya.

    BalasHapus
  16. Wuih seru banget deh mbak jalan-jalan ke luar negeri rombongan begini. Pastinya ya banyak pengalaman dan kesan. Yang kerasa pastinya soal makanan. Ini padahal di Malaysia ya, negara jiran yang paling deket. Banyak kesamaannya dengan kita. Tetep aja yang beda selera ya. Apalagi kalo negara yang jauh dari kita. Akan semakiin banyak kayaknya yang gak selera. Tapi pastinya, nambah pengalaman bikin seru.

    BalasHapus
  17. Ya allah mbak awalnya aku kira rame itu 20 orang saja. Eh ternyata 150 orang. Wow, takjub aku! Ga kebayang pas antrian tiap check in hotel. Masyaallah hebat deh yang pada sabar. Soal mandi di hotel apa kebetulan aku kalo dapat kamar termasuk yg biasa aja ya, jadi selalu keramas. Kalau ada bathtube aku bahkan selalu berendam. Ckckck. Soalnya biasanya seharian udah padat acara, jadi kudu mandi besar tiap malam=D. Ditunggu cerita selanjutnya di Malaysianya

    BalasHapus
  18. seru banget sih jalan rame-rame gini...malaysia luar negri yang dekat dan punya banyak tempat wisata...duh pengen juga nih kapan2 mampir..

    BalasHapus
  19. 5 juta sudah bisa ke 3 negara? Bisa dibilang murah ya Mbak... Ini trip bareng 150an orang pastinya seru bgtt

    BalasHapus
  20. wah jadi kangen sama Johor Bahru mbak. Saya tinggal di sana dari tahun 2010 hingga 2016. COba mbak jalan-jalannya di antara waktu itu, bisa ketemuan deh hehe cuma kalau hotel V itu jauh dari rumah saya, letaknya kalau enggak salah dekat Legoland yaa.

    Btw, seru banget ya jalan-jalan dengan beragam usia begitu. Kebayang riweuhnya dan hebohnya ya jalan sama ibu-ibu seusia ibu kita dan nenek kita hihihi tapi asyik dan seru!

    BalasHapus
  21. Kalau mau mengenal seseorang dengan baik, bepergian jauh lah dalam tempo lama pasti ketahuan karakter aslinya!

    Seru emang dan berkesan kalau reramean gitu mbak Rien

    BalasHapus
  22. Kalau kata Ibukku, pating kruyek.
    Hehhee...tapi justru suasana begini yang membuat kita semakin terasa kebersamaannya, terasa bisa saling menghargai saat travelling dan banyak pelajaran lainnya juga yang bisa diambil hikmahnya.

    BalasHapus
  23. Mengendalikan ego saat bepergian dengan rombongan besar itu memang luar biasa mba. Aku termasuk orang yang kalau capek udah sampai limit, biasanya lebih mudah terpancing emosi wkwkwkkk... Belajar dari hal tersebut, lama2 mencoba untuk menikmati saja kondisi yang seringnya tidak ideal ketika bepergian dengan orang lain. Bisa jadi kan aku juga bikin sebel orang lain, ga cuma orang lain yang nyebelin aja untukku.

    Seru juga nih pengalaman jalan-jalannya Mba Rien. Jadi kangen jalan-jalan lagi nih mbaa...

    BalasHapus
  24. Mau donk kak...heheh Kebayang deh kak adapatsinya ngetrip bareng 150an orang..Alhamdulillah kalau cukup bisa adaptasi meski gak harus cocok ya...Jadi pengen jalan-jalan bareng kak Erien hahah

    BalasHapus
  25. baca postingan ini jadi inget masa backperan tahun 2011 ke Malaysia pertama kali :)..traveling 5 hari dengan tiga negara lumayan hectic waktunya, dan biasanya emang hotel cuma buat numpang tidur aja..
    Tapi seru ini jalan-jalannya berame rame sampai 150an, jadi tambah teman baru dan pengalaman menarik harus beradaptasi dengan peserta lainnya yang beragam.

    BalasHapus
  26. Belum pernah ngerasain sih trip ke luar negeri ampe 150 orang kayak gini. Bayangin aja udah ribet. Di dalam negeri aja udh ribet apalagi di luar.

    Tapi bagi mereka yg udh biasa traveling sih pasti paham ya. Apalagi yg group tour kayak gini. Jadwal pasti ketat. Soalnya pasti akan ada drama2 telat yg bikin traveling menjadi cerita tersendiri.

    Belum dieksplor banyak nih paket 5 jutaan ke 3 negara ini traveling kemana aja. Ntar tolong dieksplor lg ya kak. Jadi penasaran mau ketiga negara ini lg abis pandemi.

    BalasHapus
  27. Baca ini jadi kangen banget liburan, apalagi ke luar negeri. Di Malaysia banyak jajanan enak, shopping juga seru hehe. Tapi memang menguji kesabaran kalau ikut tour ya, karena menyangkut banyak orang.

    BalasHapus
  28. Daku salfok sama peragatnya mbak Rien, selain koper, pakai ransel dan tas slempang juga. Benar-benar menikmati perjalanan asik ya, paling kudu sabar dan waspada karena jalannya bareng rombongan biar gak ketinggalan hehe

    BalasHapus
  29. aku sepanjang membaca pengalaman rasanya mbak ini unik deh takuit tapi suka coba coba dan berani mendobrak rasa takutnya hehehe keren sih emang untuk bis amaju kudu gtu kalo g gtu ya gak pergi pergi ya

    wah aku silau sama koper yang berjajar lumayan hihihi

    auto ngakak kalo kita sedang liburan buang duit oh no..... mupeng kan pengen liburan juga tapi yang minim budget hihihi

    semoga pandemi segra brlalu aamiin

    BalasHapus
  30. Pengalaman berlibur ke Malaysia yang lengkap nih, bisa dijadikan sumber sebelum berangkat kesana 😁

    BalasHapus
  31. wah iya, emang seru klo travelling bareng teman ya mbak
    pasti lebih seru perjalanannya
    memang klo travelling kita harus cepat beradaptasi ya mbak, mulai dari hotel maupun kulinernya
    meski kadang g sesuai, pasti jadi cerita seru ya mbak

    BalasHapus
  32. Aku pribadi kurang suka traveling rame2 gt mbak, kayaknya agak ribet ya. Tapi klo liat di postingan ini mbak kyky enjoy2 aja, pastinya menyenangkan bgt ya.

    BalasHapus
  33. Seru banget nih traveling rame-rame, tapi aku nyaranin mencoba solo traveling agar ngerasain sensasi yang berbeda dan menikmati kesendirian..

    BalasHapus
  34. Kangen jalan-jalan, kangen jalan-jalan, kangen jalan-jalan..
    Huaaa mba Katerina, artikel ini bikin aku jdi inget rencana liburan ke Malaysia dan Singapura setelah aku pulang dari Jepang lohh :(
    Tapi aku kurang suka trip rombongan gitu, ribet menurutku.. Tapi aku lihat Mba enjoy dan bahkan seru banget yaa..

    BalasHapus
  35. wow, cuman 5 juta bisa keliling 3 negara? murah banget ya mba. ikut paket travel ya mba? sampai 150 orang pula. kalau saya sih gak tau bisa sabar apa gak ya nunggu check in atau checkout lama banget, tapi karena liburan ya vibe nya seru aja kali ya

    BalasHapus
  36. Ya ampun rame banget berarti ya, 150 orang euy. Aku yang travelling ngajak anak-anak aja berasa riweuh nya minta ampun. Hahaha. Tapi seru mak jadi belajar banyak kalau gini ya

    BalasHapus
  37. Waduh... selengkap itu serba-serbinya ya kak. Aku dulu juga pernah sekali merasakan trip yang orangnya buanyak gitu. Sekarang2 mah udah gak ada jalan-jalan. Kangen juga ih jalan.

    BalasHapus
  38. Wah seru banget tuh, Mbak Rien. Saya belum pernah menginjakkan kaki di Malaysia nih ngomong-ngomong. Wkwkwk. Saya juga jadi kepikiran. Pengen banget jalan-jalan dan explore berbagai tempat dan daerah baru, tapi teman dan kerabat kerja gak semuanya bisa jadi teman traveling yang seru alias gak terlalu passionate dengan traveling. Hahahaha. Kalau saya sih suka banget. Makanya, trip dengan rombongan begini bisa jadi solusi juga sih ya, apa lagi bisa dapat teman baru juga nanti. Semoga bisa coba ikut group tour deh nanti sambil nyari waktu yang pas. Hahaha.

    Thanks for sharing, Mbak Rien. Salam hangat. :)

    BalasHapus
  39. 150 orang? :O OMG, banyak banget ituuuuu. Kebayang ramenya. Sama lho, aku pun belum pernah liburan sama rombongan karena memang gak gitu suka ramain-ramai. Bareng keluarga inti sudah paling maksimal. Tapi baca ini jadi pengen coba juga kapan-kapan :)
    Btw, aku ngakak di bagian kebagian roti ujung sama suka ada yang ngambek kalau gak difotoin, hahaha. Resiko jago motoin orang ya :D

    BalasHapus
  40. Mauuu baca lanjutannyaaa. Aslik, 150an orang itu banyak banget, mbak. Nggak kebayang muka front desk officer-nya saat kalian datang berjamaah dan langsung menguasai seisi lobi. Btw di sini mbak Rin sebagai peserta atau tour leader?

    Blessed banget dapet peserta tour yang tertib, taat, dan easy going. Yang cuma rombongan kecil dan isinya orang-orang yang lebih muda aja pada susah diatur loh. Aku surprised pas baca mereka tetap enjoy menunggu waktu checkin. Kirain mamak-mamak itu bakal ngomel atau cerewet nanya-nanya.

    Ah mbak, jadi kangen Kuala Lumpur, aku juga pernah buka open trip ke sana, Singapura, dan Bangkok. Aku pun selalu suka menikmati city view. Kalau di hotel yang kamarnya tinggi dan menghadap city view, aku akan tidur larut menikmati suasana.

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!