Menu Makan Tur Sailing Komodo, Fresh Dimasak di Atas Kapal

Menu Makan Tur Sailing Komodo, Fresh Dimasak di Atas Kapal

Khawatir Soal Makan di Kapal?

Makan apa saja selama 3D2N tur sailing komodo? Siapa yang masak? Masak di mana, pakai apa? Makan apa dengan siapa? Bahan makanan di simpan di mana, pakai apa?

Jreng...jreng...banyak sekali lah pertanyaannya. Khawatir banget cuma dihidangkan mie instant gagal matang karena air kurang panas, atau cuma minum air dingin sepanjang waktu haha. Dikira wisata Labuan Bajo itu masih primitif apa 😂

Biar kata bukan kapal megah nan mewah ala Genting Dream cruise yang berlayar dari Singapore-Malaysia-Thailand itu, kapal-kapal wisata di Labuan Bajo yang bawa wisatawan domestik maupun mancanegara itu nggak akan bikin kita kayak orang susah.

Dunia wisata kita, termasuk Labuan Bajo dengan wisata komodo-nya yang mendunia itu udah lama maju. Turis-turis asing dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong datang dan betah berlama-lama di Flores bukan cuma tertawan oleh pesona alamnya, tapi karena layanan berkelas dari pelaku wisata di Labuan Bajo sudah semakin baik, termasuk akomodasi dan urusan makan.

Berlayar dengan kapal wisata di Taman Nasional Komodo itu gak ada ceritanya kelaparan di kapal, dan gak ada ceritanya di kapal cuma makan mie instant doang atau cuma minum air bening ga ada rasa ga ada warna ga ada cinta #eh.

Nah sekarang saya mau cerita pengalaman tur sailing komodo. Makan apa saja selama 3D2N berlayar di Taman Nasional Komodo? Tulisan ini bakal bertabur foto makanan dan muka-muka senang sedang makan. Bersiaplah untuk dipamerin hihi. 

Oh, sebelum itu, saya perlihatkan dulu beberapa foto model kapal wisata untuk tur sailing komodo hasil jepretin sendiri ketika sedang berlayar ke mana kapal membawa saya saat itu. Sekadar untuk diketahui, kapal yang saya naiki merupakan kapal pinisi. Tidak semua kapal wisata di sana adalah kapal pinisi. Jadi, meskipun ada yang sebut cuma semi pinisi, tetap saya bangga. Kapan lagi naik kapal pinisi yang jadi simbol kedigdayaan pelaut Indonesia ya kan?

Ini Kapal Lamborajo, kapal phinisi yang saya tumpangi bersama 11 teman traveler. Foto ini saya ambil dari web Kapal Lamborajo

Nah kalau ini foto Kapal Lamburajo jepretan saya. Dipotret dari atas sekoci, sesaat setelah mengunjungi Pulau Kalong yang banyak banget kalongnya.

Kapal wisata lain yang saya potret dari atas kapal, lokasi di perairan dekat Pantai Pink, Pulau Komodo

Kapal wisata lainnya, saya jepret dari atas kapal. Lokasi di perairan dekat Pulau Padar

Kapal wisata lainnya jenis pinisi, saya jepret dari atas kapal, lokasi perairan dekat Pulau Kalong

Di Kapal Ada Chef & Koki. Menu Makan Sesuai Maunya Tamu/Wisatawan

Sebelum berangkat tur saya sudah diberitahu bahwa menu makan tiap hari pasti berganti. Di kapal ada yang masak, ada yang atur menu. Kita tinggal makan. 

Siapa yang masak? Siapa yang cuci piring? Siapa yang gosok pantat panci? Halah, kok dipikirin haha.

Umumnya, kapal-kapal wisata ekslusif di Labuan Bajo punya chef. Sebagian lainnya dengan juru masak atau koki saja. Standarnya pernah belajar masak di sekolah-sekolah perhotelan, pernah kursus masak bersertifikat, pernah kerja di restoran hotel, punya pengalaman masak di restoran berbintang, dan pernah-pernah lainnya yang berhubungan dengan masak buat tamu wisatawan. 

Menu yang dihidangkan tergantung request tamu. Jika tamu bule minta makanan ala mereka, maka menu western yang dimasak. Gak mungkin dibuatkan pecel lelel pakai sambal dan lalap kemangi, atau nasi padang pakai lalap daun singkong rebus ha-ha-ha. 

Jika bulenya minta makanan tradisional Indonesia, pasti ditanya dulu menu Indonesia mana saja yang mereka inginkan, gak  mungkin ujug-ujug dibuatin gulai tempoyak wk-wk-wk.

Wisatawan domestik macam kami, jika minta menu barat boleh saja. Asal masih sesuai bujet. Tapi ngapainlah ya pesan menu-menu luar. Wong menu kita enak-enak dan banyak ragamnya. Gak bakal bosan. Lagian malah lebih afdol kalau liburan di negeri sendiri makannya makanan ala Indonesia saja. Biar bisa diangkat dalam konten, jadi kebanggaan, dan lestari.

Saya tidak tahu pasti tema kuliner mana yang kami nikmati selama makan di kapal. Tapi yang pasti tiap hari ada seafood. Anggap saja kuliner yang disajikan adalah kuliner Labuan Bajo. Prinsip saya terserah mau masak apa yang penting HALAL dan bersih.
Makan siang tgl. 15/3/2019 seusai berenang, snorkeling dan diving di laut Pulau Kenawa

Porsi makan siang untuk 11 orang

Sebelum diserbu

Ketika diserbu 😂

Pemandangan saat makan siang hari itu

Seperti Apa Dapur Kapal? Siapa Chef nya?

Saya nggak pernah masuk galley (dapur) kapal. Tapi saya tahu letaknya di deck bawah, di buritan kapal. Btw, kenapa ya dapur tuh selalu diletakkan di belakang? Apa karena dianggap tempat "kotor" dan bau (bau macem-macem bahan makanan)? Padahal WC yang jadi tempat buat kotoran malah sering di depan. Mestinya tempat bikin makanan yang di depan, tempat buang kotoran baru di belakang #dipikirin amat mak? wk-wk-wk. 

Ada ruang kosong di antara kabin, dapur dan kamar mandi. Saya lihat di situ ada bermacam bahan makanan seperti beras dan yang lainnya. Ada 2 gentong besar berisi air bersih, khusus untuk masak. Jika hendak ke kamar mandi paling belakang, saya pasti melewati ruang agak sempit itu.

Pak Deddy guide tidak menyebut juru masak kami sebagai chef, tapi dia bilang yang masak adalah juru masak kapal berpengalaman. 

Seingat saya ada dua kru pria yang sibuk wara wiri di dapur. Saya pernah berpapasan dengan salah salah satunya saat hendak ke kamar mandi. Si mas tersebut sedang menenteng panci. Ketemu saya dia cuma senyum sambil mengangguk. Abis itu buang muka dan pergi. Mungkin menghindari saya biar gak minta diajak liat dapur ha-ha-ha.

Juru masaknya berpakaian santai. Selalu berbaju kaos dan pakai bawahan celana pendek. Sepertinya orang Flores asli, terlihat dari tampilannya yang khas seperti kebanyakan orang Indonesia Timur.

Kalau saya ingat-ingat lagi, mas-mas yang masak di kapal kami itu, selain lincah mengolah bahan makanan menjadi masakan sedap siap santap, mereka juga lihai meng-handle urusan apapun dalam kapal. Apapun kata kapten, mereka kerjakan, kecuali disuruh potong leher wk-wkw-wk. Selain masak, mencuci peralatan masak dan makan, mereka juga bertugas mengantar kami ke daratan pakai sekoci, hingga merapikan dan membersihkan seluruh bagian kapal. 

Serba bisa ya mas juru masaknya 😍😆

Ohya, mereka pria-pria berotot lho. Lengan dan kakinya terlihat kuat dan keras. Bahunya lebar dan tegap. Berkulit gelap. Bergigi rapi dan putih. Senyumnya manis dan ramah sekali wk-wk-wk. *lalu pemirsa nagih foto biar ga hoax wk-wk-wk.

Santai sore di ujung depan kapal 15/3/2019

Selalu ada cemilan sore, Pisang Goreng Keju!

Cemilannya buat nunggu sunset kayak gini. Seksi kan? Sunsetnya 😛

Hidangan Rapi, Bersih, dan Tepat Waktu

Tepat waktu di sini artinya makanan terhidang sesuai dengan jadwal kegiatan kami. 

Contohnya begini. Waktu kami keluar kapal subuh untuk jelajah Pulau Padar, sarapan kami disiapkan hanya pada saat kami sudah kembali ke kapal, jam berapa pun itu. Mereka nggak masak sesuai jam sarapan, tapi sesuai jam kapan kami sudah berada di kapal. Ya kali mereka masak subuh lalu makanan digotong-gotong ke darat biar bisa makan sesuai jam sarapan pada umumnya. Rempong kali lah.

Sewaktu di Pulau Kenawa, kegiatan snorkeling dan diving-nya lama. Sudah lewat jam makan siang baru kelar. Namanya juga main air ya, kalau sebentar ya ga seru. Nah, makannya kan udah siang tuh. Tapi, pas kami makan, makanan masih hangat, masih garing, belum dingin dan belum lembek. Pokoknya masih fresh.

Jadi gitu ya. Kru kapal udah ngerti kapan waktu masak dan menyajikan. Gak ada ceritanya kami makan makanan yang sudah dimasak 6-8 jam yang lalu. Gak ada ceritanya makanan yang sudah dimasak lalu dipanaskan lagi biar kembali terasa hangat. Mereka juga gak mau tamunya sakit perut gara-gara makan makanan yang udah rusak. Nama kapal mereka bisa rusak gara-gara itu. Bisa-bisa gak ada yang mau sewa lagi. Berabe kan?

Dari segi kebersihan juga bagus. Peralatan saji dan peralatan makan selalu bersih. Makanan yang dihidangkan selalu ditutup pakai cling wrap. Baru kami buka bila mau makan.

Penyajian makanan menggunakan peralatan saji yang sesuai dengan jamuan table manner. Walaupun kami makannya lesehan di lantai kapal, tapi makanan disuguhkan ga sembarangan. Padahal kami yang makan, sering tampil sembarangan wk-wk-wk. Maksud saya, kadang makan saat badan masih basah (abis berenang). Kadang ada yang masih pakai kolor doang. Kadang cuma sarungan. Kadang belum mandi dan cuci muka. Pokoknya berantakan.
Menu makan malam 15/3/2019 Spaghetti nyempil di antara tumisan kangkung dan sate ikan wk-wk-wk

Sebelum diserbu

"Kru kapal bersantai di ruang kemudi saat kami sibuk makan malam 😂
 

Tempat Makan Terbaik: Ocean View Cabin 

Ocean view cabin terletak di lantai teratas kapal. Tempat nyaman buat berkumpul dan makan. Asyik jadi tempat leyeh-leyeh saat ingin bersantai. Ada atapnya biar nggak kepanasan dan kehujanan.

Di lantai 2 ini ada satu kamar suite berkapasitas 3-4 orang, bersebelahan dengan bridge (tempat kapten mengemudikan kapal), dan ada sun deck di bagian forward. Di kiri kanan ada hallway buat berpindah dari depan ke tengah, lalu ke belakang kapal.

Ada meja lebar tapi pendek sebagai meja saji. Bila makan kami duduk mengelilingi meja itu, beralas karpet tipis yang hangat, atau bisa pakai bantal duduk. 

Ada kulkas kecil tempat menaruh minuman apa saja. Dari kulkas inilah kami mendapatkan minuman dingin. 

Sekeliling deck atas ini terbuka. Angin bisa bebas keluar masuk. Jika hujan dan berangin kencang, kadang airnya menyerbu masuk, tapi nggak sampai ke tengah. 

Di saat makan, kapal sering mendekat ke pulau-pulau yang kami lewati. Hal itu membuat pemandangan yang kami lihat bukan cuma laut dan langit, tapi juga daratan dengan bukit-bukitnya yang berbalut rumput hijau.

Nikmat bukan main merasakan makan enak di atas kapal sambil liat pemandangan indah yang nggak mungkin bisa tiap hari dilihat secara langsung. 

Flores sangat menawan. Saya sangat terkesan dan jatuh cinta.
Sarapan jam 9, tgl. 16/3/2019, setelah jelajah Pulau Padar

Nasi goreng, telur dadar, sosis goreng, buah semangka

Pemandangan saat sarapan, aduhai indahnya 😍

Kuliner Seafood di atas Kapal

Seafood mendominasi menu di tiap hidangan makanan, khususnya makan siang dan malam. Kalau pagi jarang ada lauk macem-macem. Paling banter telur dadar, sosis goreng, dan ayam goreng.

Ikan, kerang, udang, cumi, kepiting, semua ada dalam hidangan makan. Dimasak dengan menu berbeda, dan selalu enak. Soal citarasa, standar enak tiap orang berbeda ya. Tapi buat saya, tidak kecewa dengan masakan koki kapal kami.

Hanya saja, makan di tempat tertentu yang gak biasa seperti di kapal wisata, dikelilingi pemandangan cantik sepanjang waktu, dalam suasana gembira, urusan ga enak seperti hilang ditelan bumi. Semua jadi sedap dan lezat.

Kadang juga, rasa enak muncul begitu saja saat dalam keadaan sangat lapar. Iyah, semua enak-enak saja kalau sedang lapar. 

Kegiatan menjelajah pulau itu memang asyik. Treking, berenang, snorkeling, diving, semua menyenangkan. Pas melakukannya happy ga berasa capek, padahal menguras energi. Makanya, ketika udahan pasti diserbu haus dan lapar. Pas ketemu makanan, semua disikat, sampai kenyang. Ga peduli hambar, asin, pedas, manis, tahu-tahu makanan habis. Piring makan bersih bersinar kayak dijilat kucing 😂

Buat traveler yang nggak suka seafood, mungkin akan mengalami sedikit kesusahan dengan menu makanan yang kami makan saat itu. Ada pilihan lain seperti telur, ayam, bakso sapi, dan sayuran. Kalau mau non seafood sama sekali bisa saja, tinggal request sejak awal. Tapi pastikan di dalam rombongan memang anti seafood semua. Jangan sampai demi diri sendiri, yang lain jadi nggak makan seafood

Seafood segar yang dimasak di kapal dibawa dari Labuan Bajo, hasil tangkapan nelayan Labuan Bajo. Jika masih hidup, disimpan dalam drum berisi air. Jika sudah mati, disimpan dalam freezer bersama bahan makan segar lainnya.
Makan siang 16/3/2019

Siapa cepat dia dapat 😂

Meskipun pada makan banyak, makanan yang dihidangkan tak pernah sampai kekurangan


Snack Time Pisang Goreng dan Kopi Hitam Panas

Setiap sore jam 4 ada snack. Selama mengalami 2 kali sore di atas kapal, cemilan yang dihidangkan berupa Pisang Goreng Keju  dan Pisang Goreng Coklat. Minumannya teh dan kopi.

Sore tgl. 15/3/2019 pisang goreng keju. Sore tgl. 16/3/2019 pisang goreng coklat. Sore tgl. 17/3/2021 kami sudah balik ke Labuan Bajo, tidak di kapal lagi.

Masing-masing kami membawa cemilan sendiri ke kapal. Cemilan itu kami beli di minimarket di Kampung Ujung saat masih di Labuan Bajo. Dari keripik, biskuit, roti, dan lainnya. Bahkan, mie instan pun ikut masuk kantong belanjaan.

Nah, soal makan mie instan ini pernah saya lakukan sekali. Kita bisa masak sendiri, atau minta tolong mas-mas juru masak yang masakin. Tinggal berikan saja mie-nya. Nanti kalau sudah jadi diantar.

Enak kok makan mie instan di kapal. Apalagi saat udara dingin. Kuahnya diisi irisan cabe rawit. Rasa pedas dan kuahnya yang panas membara itu bikin lu bagai ditimpa jutaan rasa bahagia wk-wk-wk. 

Menyeruput kuah mie saat berlayar itu memang sesuatu gaesssss. Sayangnya saya tahu diri, perut saya tidak bersahabat kalau makannya keseringan dan kebanyakan. Jadi, cukuplah satu bungkus saja dijadikan sebagai "snack". Daripada bikin repot ga bisa nikmati kegiatan berwisata, mending tahan mulut dan perut dari nikmatnya mie instant 😁
leyeh-leyeh di sun deck (16/3/2019)

Sepiring Pisang Goreng Coklat buat menemani leyeh-leyeh. Rela dibagi-bagi? 😂


Pisang gorengnya buat temani sore saat menyaksikan ribuan kalong melintas di udara. Sore itu mendung parah, ga ada sunset sama sekali
Menu Makan Malam (16/3/2019) - Makanannya sudah terhidang, orangnya sibuk "makan HP" wkwkwk 

Ikan bakarnya enak banget!

Sarapan Bareng Komodo di Pulau Rinca

Hari terakhir jelajah Taman Nasional Komodo (17/3/2019) kami pergi ke sarangnya komodo di Pulau Rinca. Cerita tentang Komodo di Pulau Rinca sudah pernah saya tuliskan di blog ini. Videonya pun ada, bisa di tonton di channel Youtube saya.

Sejak malam kami sudah berada di teluk Pulau Rinca. Kami bermalam di sana, di atas laut. Jadi, paginya tinggal merapat, turun, dan menjejak pulau. 

Saat keluar kapal kami dalam keadaan belum sarapan. Saat itu memang masih terlalu pagi. Jadi kami langsung jalan. Sayangnya, baru beberapa saat menjelajah hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Perjalanan terhenti, kami kembali ke titik awal perjalanan. Di sana ada mess, kantor, dan cafe. Kami berteduh di cafe.

Cafe di Pulau Rinca ini tentu bukan seperti cafe-cafe di kota. Tapi kondisinya baik dan bersih. Di situ kita bisa pesan minuman teh dan kopi serta makanan mie. 

Dalam suasana pagi yang hujan, udara dingin, belum sarapan pula, sudah tentu jadi merasa lapar. Akhirnya kami pesan mie instan dan teh buat ganjel perut sebelum makan masakan di kapal.

Ohya, area cafe dan mess ini bukan tempat sepi dari komodo. Di mana-mana ada komodo, baik berukuran kecil maupun besar, ada banyak. Jadi, saat kami makan di cafe itu, sudah pasti bisa sambil lihat komodo lalu lalang.

Kapan lagi sarapan mie instan ditemani komodo ya kan ha-ha-ha. Cuma ada di Pulau Rinca, sarangnya komodo.
Hujan dan komodo menemani kami sarapan mie instan di cafe komodo

Ada komodo di antara saya dan Siau Bun 😂

Makan Siang Sebelum Badai, Sampai Mabok Tapi Tak Kapok

Hujan seperti tak mau berhenti, kami lama menunggu, tapi yang ditunggu tak kunjung reda. Ketika mulai reda, hari sudah makin siang, tapi waktu untuk menjelajah sudah banyak berkurang. Padahal sorenya jadwal teman-teman balik ke Jakarta. Akhirnya, diputuskan kembali ke kapal dan pulang. 

Kecewa? Enggak. Karena kami sudah berjumpa 13 komodo meskipun penjelajahan masih pendek. 

Kembali ke kapal, dan makanan sudah menunggu! 😍

Menu makan pagi jelang siang berupa nasi kuning dengan nuget ayam dan telur balado, nikmatnya bukan main. Tentu saja mengalahkan mie instan yang dimakan di cafe komodo itu.

Dan ini adalah makan terakhir di kapal. Selanjutnya kami kembali berlayar cepat menuju Labuan Bajo. 

Ternyata setelah itu, angin kencang dan hujan deras melanda. Gelombang tinggi membuat kapal berguncang-guncang. Layar berkibar-kibar. Air menyerbu masuk kapal. Kami bersembunyi dalam kamar.

Kapten teriak-teriak ke kru. Jaket pelampung diamankan, sekoci disiapkan, pintu-pintu kamar disuruh ditutup, terpal-terpal di-hallway diturunkan (biar ga tampias). Semua bersiap bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan. 

Pemandangan sekeliling serba putih. Air hujan yang sangat deras telah membatasi pandangan. Hempasan angin dan air mengenai kapal hingga masuk sampai ke dalam.

Di tengah situasi yang mencekam itu, saya membuka HP, berusaha mengirim pesan, siap-siap berwasiat ke keluarga. Tapi sinyal durjana itu tidak muncul-muncul. Yang ada saya oleng di kamar. Mabok! wk-wk-wk saya muntah gaesss. Semua makanan yang saya makan pagi itu keluar.

Saya istigfar dan banyak berdoa. Tak ada yang Maha Pelindung dan Penyelamat selain Allah SWT.
Makanan terakhir yang dinikmati di kapal


Masih santai sebelum badai
Kapal melaju di tengah derasnya hujan dan kencangnya angin

Alhamdulillah badai berlalu 

Saya dan teman-teman senang bisa kembali ke Labuan Bajo dalam keadaan sehat dan selamat. Alhamdulillah
 

Liburan Sailing Komodo Paket Komplit. Saya bangga dengan Pariwisata Indonesia

Saya nggak nyangka sailing komodo jadi pengalaman liburan paling berkesan di antara semua liburan yang pernah saya lakukan di Indonesia. Kegiatannya paling komplit. 

Dari segi transportasi, saya mengendarai naik mobil, pesawat, kapal, perahu, bahkan sekoci.
Dari akomodasi, saya tidur di bunk bed hotel di Labuan Bajo, King Bed di Escape Bajo, dan bunk bed di dalam kapal.

Jelajah lautnya ada aktivitas berenang, snorkeling, hingga diving. Di darat treking naik bukit turun bukit.
Di laut ketemu ikan-ikan segala rupa hingga pari raksasa yang disebut manta. Di darat ketemu si komodo hewan purba. Di udara saya melihat ribuan kalong terbang bergerombol gak habis-habis.

Pengalaman makan juga beragam. Makan di hotel kece (Escape Bajo) berpemandangan laut, makan di tenda (Kuliner Kampung Ujung) di pinggir laut, makan di atas kapal yang berlayar di laut, makan di restoran seafood terbaik Labuan Bajo (Restoran Artomoro), dan makan di sarangnya komodo ditemani komodo. 

Saya mengalami banyak berada di situasi aman terkendali yang bikin hati tenang dan senang, tetapi juga merasakan berada di situasi buruk yang bikin panik dan berasa mau mati dihempas badai wk-wk-wk.

Perjalanan pulang itu memang mencekam. Bikin mabok tapi gak bikin saya kapok. Saya masih ingin mengalami lagi tur sailing komodo. Kelak jika situasi wisata sudah aman, saya mau ajak suami dan anak-anak.

Meski tampak berani, saya bukan sekadar nekat tanpa perhitungan. Standar keselamatan di kapal itu sudah ada. Saya bisa berenang. Jaket pelampung ada jika tercebur ke laut. Sekoci ada bila ingin kabur dari lokasi bahaya. Artinya, jika terjadi oleng dan karam, masih ada alat untuk menyelamatkan diri. Pastinya, ada Allah Maha Penyelamat tempat berdoa mohon perlindungan.

Berpetualang itu selalu memberikan rasa tersendiri dalam jiwa. Ada hal luar biasa yang tak bisa diceritakan, hanya bisa dirasakan oleh yang menyukainya. 

Wisata alam Indonesia selalu membuat bangga untuk diceritakan. Tak ada duanya. 

Bila ditanya tempat mana di bumi ini yang paling menarik untuk dikunjungi, dijadikan tempat berlibur, tetap Indonesia nomor satu.


Paket tur sailing komodo 2019 masih 3,7 juta perorang sudah termasuk:
- Antar jemput bandara di Labuan Bajo
- Akomodasi di Labuan Bajo (hotel dan makan)
- Sewa Kapal 3hari (sudah termasuk makan 3x sehari, snack, kegiatan wisata dari pulau ke pulau)
- Tidak termasuk tiket pesawat PP ke Labuan Bajo

Tak lama setelah trip bulan Maret 2019 itu, harga paket turun jadi 2,5 juta. Fasilitasnya masih sama. Ada sih yang mahalnya 2x lipat, per orang bisa kena 5 jutaan. Dapatnya kapal yang lebih eksklusif dan tripnya private. Ohya, kapal yang kami gunakan itu sekali jalan sewanya bisa sampai 40 juta. Nah, kalau tajir melintir mah, sewa aja buat sendiri, jalan bareng keluarga saja. Kalau mau hemat, ya jalan rame-rame ikut paket trip. Dan kalau mau enak, bawa rombongan sendiri saja, sama teman-teman sendiri yang kita kenal. Oh tapi, yang gak dikenal bukan berarti gak enak, malah bisa merasakan gimana rasanya jalan dengan orang lain yang asing bagi kita. Kita bisa belajar banyak hal.

Paket wisata Komodo dan Labuan Bajo yang saya ikuti ini dulu bisa dibeli di Gamanesia @gamanesia.id dan Picniq Tour @picniqtour. Sekarang bukannya ga bisa dibeli lagi, tapi mereka masih pada libur jualan paket wisata. Lagi pandemi. Orang-orang lagi libur liburan. Iyaaah...LIBUR dari LIBURAN 😂

Tulisan saya berisi cerita liburan Sailing Komodo juga dapat di baca pada tautan berikut (klik)

Salah satu video saat sailing komodo: Jumpa komodo di Pulau Rinca : 

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

92 komentar

  1. mbaRien, aku KENYAAAANGGGG :D
    Amboiii, Buanyaaakk banget makanannya
    and looks so yummyyy
    cumaa, aku nih tipikal orang yg ga terlalu suka naik kapal.
    jadi, walopun masakannya endeus surendes gini, ga tau yaa... daku bakal bisa menikmati atau justru overthinking dgn suasana di atas kapal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha iya mbak naik kapal butuh keberanian dan siap dengan segala suasana

      Hapus
  2. ga ada foto pria berotot hoax.. hahahaha.. ini seru banget deh jalan-jalannya jadi mupeng kaan mau naik kapal pinishi. Saya naik kapal cuma 3 jenis aja, kapal ferry, kapal boat yang ke pulai bidadari dan kapal Umsini dr Papua ke Jakarta.. Jadi mupeng banget mau nyobain ini nih. Kapan yaa... hhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha pria berotot ada dalam video deh kayaknya. AKu malah lupa dan ga sempat fotoin secara khusus. Nanti kalau ke sana lagi aku fotoin khusus buat Mbak Ade wkwk

      Kapal Umsini kayak apa mbak? AKu jadi kepo. Mau gugling dulu ah.

      Hapus
  3. Ya ampun mbk Rien seru banget tur sailing komodo. Aku sering banget lihat selebgram yang libuuran di Labuanbajo wkwkwk...lihat aja dulu siapa tahu setelah pandemi bisa merasakan serunya tur sailing komodo, aamiin
    KApalnya beda beda ya mbk tapi khas banget kapal pinisi. Yang bikin santai adalah kita nggak perlu mikir mau makan apa ya disini, karena menu sudah disiakan sama chef pula, jadi aman banget ini perut. MEnunya enak enak banget mbk, aku pecinta sefood banget nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Is, sailing Komodo bikin nagih banget ini. Nggak usah khawatir soal makan pokoknya. Pengalaman naik Kapal Pinisi nya juga terasa istimewa, khas kapal nenek moyang kita banget

      Hapus
  4. Aku scrollin sampai bawah, nungguin penampakan eh penampilan Mas Juru Masaknya itu lho, Mak hihihi. Dia kayaknya ga mau femes, ya.

    Duh liat menunya itu asik-asik, bikin ngiler walau aku tuh punya alergi lumayan serius sama seafood. Makanya kalau jalan ke laut aku prefer menghindar bair ga nyusahin yang lain terutama urusan makan hihihi tapi kalau makan ikan biasa sih masih bisa. Tapi kalau liat menu lainnya masih bisa ikut makan sih macam sosis, telur atau ayam mah. Ah malah curhat ini. Btw ini harga paketnya cukup terjangkau, ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk maaf sudah bikin Efi kecewa ga ada penampakan mas juru masak. Apa mau dijapri saja? hahaha

      yoi teh, 2,5 juta terjangkau banget buat pengalaman adventure di laut begini

      Hapus
  5. Bahagia banget ya mbak Rien dan kawan2 tur sailing komodo seperti ini :) Banyak banget pengalaman berkesan ya, terlihat dari tulisan dan foto2nya. Oh, begitu, baru tau aku kalau makanan di kapal dimasak sama chef beneran. Sampai kualitas dan waktu makan aja dipertahikan sekali. Makan pisang goreng keju dan kopi hitam pasti cocok tuh sambil rebahan menikmati pemandangan kanan dan kiri. Serem juga ya suasana pas diterjang badai, air masuk kekapal dan goyang2 kenceng gitu hiiiiyyyy.... ALhamdulillaah ga apa2. Ga apa2 juga bisa mamam mie instan di Pulau Rinca hahahaha :D Lagi mikir, sekarang berapa ya biaya paket tur per orangnya? Kepengen juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Nurul, seru banget pengalaman sailing komodo ini. Gak terlupakan pokoknya. Ini aja setelah 2 tahun masih kuingat semua dengan jelas hihi.

      Aku belum tahu lagi sekarang berapaan harga paketnya. Gamanesia dan Picniq tour belum buka trip lagi, mungkin karena masih banyak faktor akibat pandemi ini ya. Nanti kalau mau ke sana, coba cek-cek aja di IG Gamanesia dan Picniq Tour yang aku sebut di tulisan mbak.

      Hapus
    2. Kayaknya buah semangga jadi menu wajib buah ya hihihi :) Enak2 semua ada nasi kuning segala. Cumi kriuk2nya garing kres2 tuh, ada mie, sosis, nasi ditaruh di wadah jadoel warna merah. Bikin makan semangat nih meskipun sambil bergoyang2 hehehe.

      Oooh gitu, iya ya gegara pandemi ini bidang pariwisata jadi megap2. Semoga di lain kesempatan aku bisa pelesiran kayak mbak Rien dkk naik kapal ini tur sailing komodo :)

      Hapus
  6. Ternyata bisa juga request mie instan ya mba kirain ga bisa hahaha emang enak makan pake rawit ditengah cuaca seperti itu..btw aku belum pernah naik kapal jadi penasaran cerita badai menghadang bikin deg2an sampe akhirnya mba mabok :D

    kukira chef masaknya sekali tapi ternyata ikuti jadwal ya mba alhamdulilah kenyanggg jadi pengen nabung nih biar sewa kapal private 40juta kwkwk mengkhayal dulu dikit :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa request minta dimasakin aja mbak, kalau mie instan nya kita bawa sendiri.

      wkwkw semua dimulai dari menghayal lalu jadi kenyataan

      Hapus
  7. Maacih Loh, aku dimanjakan sama makanan, seafood, dan teman2nya, plus dessert pisgor coklat dan keju favorit aku. Ah kalo pemandangannya mah ga usah diragukan lagi, ternyaman dan berassa dibawa jalan2 kesanaa. Dan paling ternikmat tetep mie instaan, yuhuuuu!!.
    Dari tadi aku kepo sama pria2 berotot yang senyumnya aduhai, manaa..manaa..manaaa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ampuuuun ini ada satu lagi yang nanyain pria berotot wkwkwkw

      Hapus
  8. Kayanya menggoda banget makanannya, padahal menu simpel gitu. Aku sih gak yakin bisa makan, Mbak. Bisa naik kapal atau perahu aja Alhamdulillah. Jadi fokus berani dulu, hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha tenang mbak Jiah gak sendiri, banyak kok yang ga berani. Tapi nanti sekali berani dan coba, bakal ketagihan mbak :D

      Hapus
  9. Follow dulu gamanesia sama picnictour, semoga suatu bisa ke sana, tinggal beli paket wisatanya di situ.

    Duh aku ngeri bayangin pas ada badai itu. Kalau aku juga pasti udah mabuk mbak, kapal goyang-goyang kena angin, air lautnya juga pasti bergelombang.

    Asyik ya, makan seafood tiap hari diatas kapal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Iya mbak silakan follow IG mereka. terima kasih :)

      Aku sebetulnya ga masalah naik kapal mbak, ga mabokan. Mabok pas sailing karena kondisi tertentu. Bener-bener oleng. Mungkin karena paginya gak makan yang "bener" ya. Gara2 perut kosong diisi mie instant itu, dan agak kehujanan pas di Pulau Rinca.

      Iya namanya di laut, ga selalu lancar, pas cuaca ga bersahabat, lumayan bikin serem haha

      Hapus
    2. Aku dulu nyeberang dari ternate ke tidore, pakai kapal diesel kecil itu aja mabuk baik berangkat mapun pulangnya. Padahal duduk anteng, lho. Sampai dilihatin para penyeberang lainnya.

      Kapal pinisinya ini kayaknya kecil ya, tapi kalau lihat foto-fotonya, luas juga dalamnya.

      Hapus
  10. Ya ampun kemarin tuh aku nyaris ke sailing komodo pas sudah aman traveling, bahkan kita sudah PCR semuanya untuk berangkat. Tapi tiba-tiba kami ragu karena walaupun di sana keadaannya aman tapi kita agak was-was.

    Kita tuh lihat dari postingan salah satu traveller yang sailing kesana, aku pun sempat chat via dm untuk tau keadaan berangkat dari Jakarta ke sana seperti apa. Karena emang pengen banget sailing dan makan diatas kapal gitu. Sepertinya nanti setelah pandemi harus banget nih sailing ke Komodo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga nanti tetep jadi sailing ya mbak. Nunggu situasi aman dulu dari pandemi ini.

      Hapus
  11. Bagian yang kena badai itu kayaknya bisa bikin saya tegang deh, Mbak. Jangankan badai, waktu naik kapal dan tertunda berlabuhnya (lupa dulu penyebabnya kenapa) udah bikin saya pucat hahah.

    Tapi, kalau urusan makannya kayaknya bakal saya sikat, deh. Lupakan dieeet. Enak semua itu kelihatannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, ngeri memang. Tapi situasinya ga selalu begitu. Kita hanya perlu waspada saja, dan persiapkan diri dengan kejadian2 tak terduga. Selama ini banyak yang aman dan lancar. Kapal2 pasti sudah siap sedia ya buat menghadapi cuaca buruk. Dan kalau bisa sih pilih ke sana saat cuaca bersahabat. Jangan di musim hujan dan angin. Aku ke sana bulan Feb masih musim hujan saat itu.

      Hapus
  12. Duuuh menu makanannya super lengkap dan menggoda selera, Mbaak. Kayaknya puas banget makan di atas kapal seperti itu ya.
    Agak ngeri juga waktu ngebayangin berlayar di tengah derasnya hujan dan kencangnya angin, untunglah gak kenapa-kenapa, ya ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya soal makan beres pokoknya, bebas khawatir.

      untuk mengurangi kecemasan, bisa pilih waktu yang cocok buat sailing mbak. Musim tidak hujan dan angin

      Hapus
  13. omg itu menu makakannya dari pagi sampai malam banyak dan lengkap
    pastinya juga enak enak
    belum lagi camilannya ya mbak
    travelling naik kapal nggak cuma bikin hepi, tapi juga bikin perut selalu kenyang

    BalasHapus
  14. Kuliner timur, saya jadi rindu rumah. Apalagi lihat pisang gorengnya itu, astaga sulit nemuin kayak gitu di sini, ditambah lagi ikan bakar belah itu. Envy bangeet mbaak. Huhuhu
    Apalagi bisa makan sambil menikmati view laut yang indah. Selama ini saya ke Bunaken, belum pernah menikmati sensasi makan kayak gini, tapi kalo sensasi mabok karena badai iya hiks ...

    Berharap banget pandemi ini bisa berlalu, pengin banget tur sailing komodo ini, apalagi harganya termasuk ramah kantong ya mbak untuk pengalaman liburan seperti ini. <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Ranny sekarang lagi di mana, kok susah nemuin pisgor?
      Rumahnya di Bunaken? Ternyata mabokan ya mbak di laut :D
      Aamiin mbak, semoga pandemi berlalu, biar aktivitas wisata bisa dilakukan lagi dengan leluasa, dan orang2 punya pekerjaan lagi, ramai lagi.

      Hapus
  15. Kebayang, menikmati hidangan dengan view yang masya Allah tabarakallah indah banget, beneran jadi pengalaman berharga kayaknya bisa makan dengan view laut gini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. viewnya naikin nafsu makan dan naikin imun :))

      Hapus
  16. Terjamin banget nih, so pasti kenyang betul. Wisata bahari tanpa worry perut melintir, kekeke. Kayaknya seru juga lihat aksi cheff di dapur kapal. Sambil meliuk-liuk terbawa ombak. Pasti seru Btw, ikan bakarnya udah keliatan enak banget. Fresh, dagingnya tebel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau ombaknya tenang, masaknya lancar. Kalau kenceng dan tinggi, mereka berhenti dulu kali ya masaknya wkwk bisa kecipratan minyak goreng nanti :))

      Hapus
  17. Maaak, baca tulisannya, saya jadi ikut merasa sedang berlibur ke sana. Memang Indonesia itu luar biasa, yaa. Walaupun perjalanannya hanya hitungan hari, tapi banyak banget pengalaman, keseruan dan kebahagiaan yang didapat dari tur sailing Komodo ini.

    Dan untuk perjalanan sekomplit itu, biayanya worth it sih. Apalagi kita udah ngga perlu pusing mau makan apa dan mau tidur di mana. Makanan yang disediakan juga terlihat ngga asal-asalan.

    Semoga pandemi segera berlalu, agar seluruh pariwisata di negeri ini bisa "hidup" kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Patut dicoba mbak sailing komodo-nya. Kalau kata para traveler, setidaknya satu kali sumur hidup harus ngerasain tur komodo kayak gini. Mungkin saking kerennya pesona alam di sana ya, plus petualangannya yang seru banget. Flores memang luarbiasa.

      Aamiin semoga pandemi berlalu secepat mungkin.

      Hapus
  18. Ah seru banget baca cerita mbak rien tentang tur sailing komodo ini
    mana pulau komodo itu salah satu wishlist liburanku
    apalagi naik kapal gitu, mana makanannya enak enak semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak Dee, semoga kesampaian tur sailing komodonya ya

      Hapus
  19. Makanannya gak tumpah-tumpah ya meski kapal goyang-goyang.
    Terbayang tuh saya mah itu kulkasnya pasti gede dan genset untuk pasokan listrik juga harus stabil.
    Indonesia memang kaya dan bikin bangga pokoknya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak ada sampai tumpah-tumpah teh wkwkw Ombak di sana banyak tenangnya. Pas masak dan makan kami selalu berada di situasi laut yang tenang. Itu hujan dan angin syukurnya kena kami pas udah dalam perjalanan pulang. Bukan pas lagi makan-makan dan tidur :))

      Hapus
  20. Ya ampun foto pemandangan dan makanannya menyenangkan banget, Mbak. Kaya ikut ada di sana dan bikin pengen ada di sana. Semoga suatu saat ada rezekinya bisa tur sailing komodo ini. Pasti jadi pengalaman seru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Kalau udah ke sana bakal ketagihan banget mbak Alfa. Seru bukan main.

      Hapus
  21. Mungkin inilah yang dinamakan surga dunia ya mbak Rien. Indonesia lengkap dengan segala ragam wisata, alam, dan kulinernya. Semoga pandemi segera berlalu dan travel pada bisa buka kembali.

    Btw, itu komodo jinak kan ya? Nggak gigit?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga ada yang jinak tapi bisa dikondisikan asal tahu caranya.
      Yang pasti kami ga dekat banget sama komodo, keliatannya aja kayak nempel. Jarak berfoto 3 meteran di belakangnya. Yang motret 4-5 meter di depan komodo. Komodo asal kenyang ga memangsa kita hihi. Sama waspada sama luka, atau lagi haid, bau darah bisa bahaya bisa bikin komodo jadi beringas

      Hapus
  22. Dua kali ke sana naik kapal yang berbeda memang dimasakin di kapal dan luar biasa sama chefnya yang memang masakannya enak-enak banget loh Mbak. Nggak tanggung-tanggung masakannya banyak makan sampai kenyang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mantap mbak Lina udah 2 kali ya ke sana, dan iya banget masakannya banyak, makan ga ada kurangnya.

      Hapus
  23. aseli ini mantab banget liburannya.. Otw ngumupulin uang dah biar bisa liburan ke pulau komodo. Bisikin dong mba, berapa kira2 tuh biayanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2,5 juta mas paketnya 3D2N. Sudah aku tulis lengkap dalam tulisan :D

      Hapus
  24. Ketika membaca ini sambil ternganga nganga ngences saya bertanya2 ini tahun berapa kah? Tyt thn 2019. Ya ampuuuun, jiwa piknik menggelora. Keinget tahun itu bulan november adl bulan terakhir jalan piknik. Skrg? Huhu jgn ditanya. Smg pandemi bs segera berakhir.

    Btw sy jg sering nanya hal sama mba. Knp gt dapur sll di belakang. Mungkin krn identik sll berantakan. Wkwk. Beda sm yg didrakor baru2 ini sy tonton dapurnya deket pintu depan. Dan dapurnya rapiiii. XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin moga cepet minggat pandemi nya ya, biar bisa traveling lagi ke mana pun suka.

      Padahal dapur gak mulu berantakan ya wkwk. Rumah2 modern sekarang dapurnya banyak di depan kok. Dan pada rapi2 :D

      Hapus
  25. Aduhhhh,, racun bangeett iniiii
    saya dari dulu pengen Sailing Komodo belum kesampaian :( padahal dulu pas pulang dari Jepang pengen banget liburan ke Labuan Bajo, eh pandemi :(
    Thank you mba sudah review lengkap banget. Saya langsung bookmark nih biar nnti bisa baca lagi kalau ada kesempatan kesana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Abis pandemi langsung cusss mbak pesen paket tur Komodo nya :D
      Terima kasih sama-sama ya

      Hapus
  26. waaa seru makan di kapal begituuu
    aku dulu pernah naik kapal begini mak, tapi dasar aku itu mabuk laut jadi ga menikmati indahnya laut malah sibuk mual -______- padahal makanan yang disajikan lezatt
    tapi kepengen juga lagi naik kapal beginiii bareng temen-temen dan keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. wisata sailing gini ga bisa dipaksakan juga buat orang yang mudah mabok laut karna nanti malah ga bisa nikmatin suasana dan petualanganny :D

      Aamiin semoga Echa nanti bisa naik kapal gini lagi bareng keluarga yaaa

      Hapus
  27. Pengalaman yang luar biasa ya kak... Jadi makin pengen wisata ke tempat ini juga... Pemndangannnya cakep bangettt..Menunya apalagi..waahhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak Diane, pengalaman seru yang luar biasa berkesan pastinya :)

      Hapus
  28. Selain meracuni untuk mencoba tour kapal, racun juga itu makanannya astaga.. sepanjang baca ngiler.

    BalasHapus
  29. Duh bikin mupeng tripnya. Apalagi makanannya tuh kayaknya enak-enak banget. Aku malah paling pengen nyobain pisanv goreng cokelat dan nyeruput kopi pahit ditemani sunset! Masyaallah... Surga bangeeett!!! Hehe

    Makasih udah sharing mbak, baca ini jadi berasa jalan-jalan online. Bisa banget buat naikkn imun saat pandemi gini, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mbak Ning! Iya nih naikin imun juga bagiku.

      Belum bisa jalan-jalan karena pandemi, ya udah nih nulis jalan-jalan di tengah pandemi :))

      Hapus
  30. Sebagai pecinta pantai/laut dan seafood, saya tergoda sekali. Belum pernah mencoba liburan seperti ini. Apalagi Tur Sailing Komodo, aduh... udah kapan tahun pengen ke pulau Komodo, tapi belum terlaksana. Makasih infonya yah kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kubantu doa semoga rasa kepengennya terlaksana ya Dila
      Biar nanti bisa cerita-cerita di blog kayak gini, dan nanti giliran aku yang baca pengalamanmu :D

      Hapus
  31. Auto lapaaaaarrrrr hahahha.
    Ih keren amat sih kak suka deh sama postingan ini. Meski cuma virtual serasa ikut merasakan kegembiraan selama 3d2N nya ya hahaha...

    Ya iya kalo udah seneng meksi sempat mabok gak kapok ya hihi.


    Semga pandemi segera berlalu sehingga bisa berpetualang ya. Aaminn. Sehat sehat mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih ya Mbak Hami.

      Dari pada kapok mending jalan dan ulangi lagi hahaha

      Hapus
  32. Wah, Mbak Rien. Ini Tur Sailing Komodo yang Mbak Rien pernah posting di IG dan bilang kalau ada foto yang dijepret oleh Fotografer hits bukan ya? Hehehe ... yang katanya fotografer dengan follower di atas 1 juta dan biasa motoin artis. :D

    Atau jangan-jangan ini Tur Sailing Komodo yang beda ya? Apa pun itu, yang pasti saya lumayan ngiri juga sih melihat keseruannya, karena belum pernah menginjakkan kaki di sana. Semoga bisa diberikan rezeki, kesehatan, dan kesempatan untuk menyambangi Labuan Bajo suatu hari nanti. Aamiin.
    Terima kasih atas tulisan dan sharing pengalamannya, Mbak Rien.

    Salam hangat. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Firman haha ingat aja.

      Nah ini tuh trip Komodo yang salah satu fotonya pernah aku post di IG dan dijepret sama fotografer 1 juta follower itu. Tapi foto itu dibuat pas aku dkk sedang di Pulau Padar. Kami ga sengaja ketemu si fotografer dan kawan-kawannya di sana dan beruntung banget dia dan kawan-kawannya mau jepretin kami pakai kamera mereka. Malah dikirimin pula via email. Makanya jadi punya fotonya.

      Kalau di tulisan ini cerita pas makan di kapal, pastinya ga ada si fotografer jutaan follower itu haha. Karena kami beda rombongan dan pastinya beda kapal.

      Aamiin YRA. Terima kasih banyak Firman. Salam sehat dan semangat selalu.

      Hapus
  33. Kereeennn. Aku jg pengen deh ke Labuan Bajo tapi blm kesampaiaaan. Semoga suatu hari bisa ajak anak suami ikut jg ah. Btw tiket pp pesawat abis berapa Kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Tiket pesawat PP Jakarta-Labuan Bajo waktu itu kurang lebih 2,5 juta mbak.

      Hapus
  34. wohoooo seru banget sih ini tur sailing komodoooo, sensasi baru yaa liburan tapi goyang-goyang karena ombak, dan makanannya semua menggiurkan! level kapal wisata mestinya enakkk nih! Cuma aku agak-agak worry klo tur di atas kapal yaa takut mabok hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha mabok memang jadi masalah yang sama dengan banyak orang lainnya, dan lumayan menghambat kalau pengen tur di laut gini.

      Hapus
  35. WAAAAAAAAAAAAAHHH menu seafood-nya bikin ngiler, tapi aku udah musti hati-hati nih, karena udah kadang pusing saat banyak makan produk laut kaya kolesterol...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkw sungguh suatu masalah ya mas. Jangan makan seafood berarti

      Hapus
  36. Meski di atas kapal, tapi bahan makanannya masih fresh ya. Sayurnya kelihatan segar dan menggiurkan. Apalagi menu ikannya. Saya pernah jadi penyedia bahan makanan untuk resort di Karimunjawa dan memang pemilih sekali untuk kualitasnya. Ini bagus sekali karena berarti memperhatikan kepuasan dan kesehatan wisatawan. Sehat dan selamat saat tour di laut itu wajib banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mbak. Sehat dan selamat selama tour itu nomor satu.

      Aiih baru tahu aku kalau Mbak Susi pemasok bahan makanan untuk resort. Sekarang masih mbak?

      Hapus
  37. Travelling ala kak katerine cukup lengkap, dan berkenan berbagi cerita selama travelling itu sesuatu yang menyenangkan meski pembaca seperti saya belum kesampaian trip seperti itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang buat dapat informasi dan pengalaman orang lain dulu ya mas, suatu waktu Mas Ferry pergi langsung ke sana. Aamiin. Saya pun lama pengen ke Flores, baru kesampaian 2019 lalu.

      Hapus
  38. Keren banget Mbak Rien. Satu perjalanan bisa menulis banyak sudut pandang
    Sangat detail pula , sehingga pembaca serasa ikutan makan sea food, pisang goreng dan ngopi 😀😀😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ambu. Semoga bermanfaat dan bikin senang untuk dibaca :D

      Hapus
  39. Ya ampuun mbaak. itu menunya kok enak enak semua. Kayaknya saya betah deh kalau harus wisata di atas kapal berhari hari dengan menu makanan yang sebegitu variatifnya. Cuzz lah saya kepoin IG penyedia paket wisatanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. buat yang suka dan berani naik kapal berhari-hari, pasti senang dan betah mbak. Aku aja cuma 3D2N betah banget, malah kuraaaang haha pengennya seminggu di atas kapal wkwk

      terima kasih ya Mbak Maria :)

      Hapus
  40. Kyaaaa...labuan bajo-flores salah satu destinasi impian aku
    Baca cerita mba katerina nuansa kapalnya aja dah kaya berasa bgt menghirup udara bajo.
    Pernah dengar utk akomodasi kapal pinisi setidaknya butuh budget agak lebih ya
    Tp sesuai sih sama effort yg didapat

    BalasHapus
  41. wahh meski seru ada juga pengalaman mencekamnya ya mbak.
    teombang ambing ditengah angin dan ombak yang kencang sampai muntah
    pasti berkesan, yang penting bisa sampai dengan selamat ya mbak

    BalasHapus
  42. Membayangkan di kapal ketika hujan itu sesuatu, soalnya pernah mau merapat ke Merak agak susah karena hujan angin saat itu.

    Ini suasana di Labuan Bajo memang asik ya Mbak Rien, daku belum coba ke kafe nya, semoga suatu saat bisa kembali wisata ke sana lagi

    BalasHapus
  43. Aku kepingin naik kapal phinisi. Rasanya kayak film India itu lho. Kahona Pyar Hai... Minus joged-jogednya sih tapi...

    Lagipula labuan bajo dan pulau-pulau di sekitarnya memang destinasi wisata yang paling ingin kukunjungi. Duh, berlayar selama 3 hari 2 malam menuju tempat-tempat wisata itu gimana rasanya. Pingin...

    BalasHapus
  44. Makanan dan urusan perut memang salah satu koentji keberhasilan dan kenyamanan sebuah trip. Kalau liat foto-fotonya, aku paling nglier dengan pisang goreng dan kopinya. Dimakan sambil leyeh-leyeh di deck dan nunggu sunset/sunrise rasanya paling pas plus ngobrol-ngobrol seru dari Sabang sampai Merauke.

    BalasHapus
  45. Terima kasih infonya, Mbak Ries..ya ampun lengkap sekali. Makanan di kapal tur Sailing Komodo pun bisa sesedap itu penampakannya. Aku pengin balik ke sana. Sebelumnya rombongan sama teman nginep di darat, rencana sama keluarga pengin nginep di kapal ambil tur sailing Komodo. semoga segera kesampaian. Kekepin info travelnya dulu

    BalasHapus
  46. Semoga Pandemi ini cepat berlalu. dan bisa jalan-jalan lagi tanpa harus was-was.

    BalasHapus
  47. Waduh ...., kapan ya. Saya bisa ke sana.

    BalasHapus
  48. Wuih, seru banget Mbak Rien. Kebayang nikmatnya makan bareng di atas perahu. Udahlah makanannya enak-enak, terusnya bareng temen-temen. Maknyos deh pasti. Pemandangannya juga sangat memanjakan mata. Semoga keadaan segera membaik ya. Sangat kangen deh bisa jalan-jalan seperti itu lagi ya.

    BalasHapus
  49. Berlayar dengan kapal wisata di Taman Nasional Komodo itu gak ada ceritanya kelaparan di kapal, dan gak ada ceritanya di kapal cuma makan mie instant doang atau cuma minum air bening ga ada rasa ga ada warna ga ada cinta #eh. --> langsung ngakak ngebayangin aku naik kapal ke Sabang dan enggak ada makanannya. seru banget nih sailing komodo kak rien. semoga aku bisa merasakan keindahan dan kesuruan sailing komodo juga

    BalasHapus
  50. Sebuah perjalanan yang menakjubkan, makan di atas perahu ada sensasinya sendiri.

    Jadi pengen traveling setelah membaca tulisan ini, waktunya ngumpulkan dana dan jadwalkan perjalanannya.

    BalasHapus
  51. Mbaaaa rieeeeeen, mbak sukses meracuniku sepertinya ada 😄😄😄. Aku tuh punya temen yg owner dari salah satu kapal pinisi di labuan bajo. Dia tuh berkali2 udah bujukin supaya aku mau ambil paket tripnya. Tapi berkali2 juga aku tolak halus dgn alasan blm Nemu waktu cocok, padahal sebenernya takut kepanasan wkwkwkwkwkw.

    Kalo suami jangan ditanya, dia memang pengen banget kesana, tapi selama ini terhalang aku aja 🤣.

    Tapi kayaknya cerita mba ttg kuliner di kapal, lebih masuk buatku, dan jadi pengen nyobain 😄. Jadi kalo peserta tur mau snorkeling terserahlah, aku mending tetep dikapal nyobain makanan 🤣🤣. Ini kalo aku hubungin temenku mau ikutan paketnya, bisa digetok Ama dia. Kemarin2 dia cerita komplit tapi aku cuek aja. Tau gitu dia harusnya cerita soal kuliner dikapalnya, biar aku tertarik 🤣🤣

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!