Live Streaming KELAS INSPIRASI Travelerien di Pro2 Creative RRI Bengkulu


LIVE STREAMING PRO2 CREATIVE
Kelas Inspirasi

Minggu, 21 Februari 2021 Pukul 10:00 - 11:00 WIB
Host: Intan Live On FM 105.1 MHz

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

1. Background story menjadi blogger & travel writer.

Nggak ada latar belakang khusus dan istimewa, semuanya berangkat dari hobi saya saja. Hobi BACA, MENULIS, JALAN-JALAN, FOTO.

Hobi tersebut sudah ada sejak lama. Kalau hobi baca dan nulis sudah sejak SD. Ketika remaja, saya mulai hobi jalan, dari jalan itulah kemudian suka dengan aktivitas fotografi sampai sekarang. Nah, sebelum saya kenal blog, semua hobi hanya tersimpan dalam bentuk foto dan ingatan. Tidak ada cerita yang bisa dibaca. Pernah sih nulis di buku tulis, tapi bukunya sudah nggak ada. Ada yang hilang, rusak, dan mungkin sudah dibuang. Lalu ketika saya kenal blog, saya seperti menemukan tempat yang tepat buat menyimpan hobi jalan dan foto dalam bentuk tulisan yang nggak cuma bisa dibaca oleh saya, tapi juga dibaca oleh orang lain. Nah dari sinilah cikal bakal saya jadi travel writer dan blogger. 

2. Cita-cita masa kecil Mba Kat

Percaya nggak? Saya sejak kecil sudah bercita-cita jadi penulis lho. Kenapa? Karena sejak masih SD saya sudah memiliki hobi baca. Dulu saya bersekolah di SD YKPP (sekolah milik Yayasan Pertamina). Ada perpustakaan besar berisi bermacam buku bacaan bermutu. Saya sering menghabiskan waktu di perpustakaan itu. Banyak novel yang saya baca. Saya suka sekali membaca cerita tentang persahabatan dan petualangan. Dari sanalah saya bercita-cita jadi penulis, tapi penulis yang suka berpetualang. Karena dari dulu saya orang yang suka dengan tantangan, jadi kalau saya banyak bepergian, saya pikir saya akan menemukan banyak tantangan. Nah, cerita tentang bepergian itulah yang ingin saya tuliskan. Makanya saya bercita-cita jadi penulis. Berpuluh tahun kemudian setelah menikah dan punya anak, baru kesampaian.

3. Skill apa yang harus dimiliki untuk menjadi blogger & travel writer?

Idealnya sih punya banyak kemampuan supaya jadi blogger yang sempurna. Tetapi yang paling pokok menurut saya adalah kemampuan menulis dan ilmu jurnalistik, serta kemampuan berkomunikasi. Jika sudah punya 2 hal ini, baru yang lainnya.

Mengapa mesti memiliki kemampuan menulis dan ilmu jurnalistik? Supaya kita bisa membuat konten yang menarik dan bermanfaat namun sesuai dengan kode etik jurnalistik. Jadi meskipun blog itu punya kita pribadi, suka-suka kita mau mengisinya dengan apa, tetap harus memperhatikan apa yang boleh dan tidak boleh dituangkan dalam tulisan. Jadi kita harus mengerti batasan-batasan dan bertanggung jawab terhadap apa yang kita tulis. 

Kenapa perlu memiliki kemampuan berkomunikasi? karena saat kita jadi blogger bakal banyak menjalin hubungan, entah dengan sesama blogger itu sendiri, dengan pembaca umum, maupun dengan brand dan klien yang suatu saat mengajak bekerja sama untuk artikel review, liputan event, sponsor post dan lainnya. Dalam berhubungan tersebut, tentu dibutuhkan sebuah kemampuan dasar komunikasi dan hubungan sosial yang baik. Dengan memiliki kemampuan berkomunikasi, kita akan mendapatkan banyak teman yang pasti berguna untuk perkembangan blog kita di masa depan.

Kalau yang lainnya sih mungkin kita juga perlu memiliki kemampuan mendesain, entah untuk blog maupun tulisan. Kalau belum mampu, bisa sih bayar orang untuk mendesain, tapi lebih bagus kalau kita sendiri yang lakukan. 

Jika jadi travel blogger, miliki kemampuan penunjang seperti fotografi, karena travel blog nggak lepas dari foto-foto perjalanan dan destinasi. Kalau kita mampu, kita bisa menampilkan foto-foto berkualitas dalam tulisan yang kita buat.

Lalu perlu juga menguasai ilmu manajemen dan bisnis. Buat apa? Saat blog kita mulai diminati, lalu laris manis dapat kerja sama, kita harus bisa mengatur jadwal supaya kegiatan menulis kita tidak berantakan, serta harus bisa bernegosiasi dan berhitung untung rugi untuk kelanjutan blog dan kita sendiri sebagai blogger. 

Kalau belum punya semua kemampuan itu, ga bisa jadi blogger dong? Bukan nggak bisa, justru itulah saatnya kita belajar. Saya juga belajar kok, ga sim salabim seperti sekarang. 

4. Pengalaman pertama menulis cerita perjalanan

Pengalaman Pertama menulis di blog saya lupa kapan tepatnya, dan saya juga lupa apa yg pertama saya tulis. Saya justru ingat pengalaman pertama menulis cerita perjalanan untuk majalah SCARF tahun 2014. Judulnya Bromo, Keajaiban Alam Penuh Keindahan dalam Rubrik Travelogue Majalah Scarf Vol. 7, 2014.

Ceritanya begini. Saya dihubungi oleh pihak majalah yang katanya tahu saya dari blog. Dia melihat artikel saya tentang Bromo. Lalu saya diminta menulis ulang dengan ketentuan jumlah kata 1200 kata dan mengirim minimal 5 foto resolusi tinggi. Saya diberi waktu 1 minggu buat merampungkan tulisan. Perasaan saya waktu itu nano-nano. Terharu karena akhirnya ada juga yang melirik tulisan saya. Merasa gembira sekaligus deg-degan. Sampai nggak bisa tidur nyenyak karena memikirkan gimana caranya supaya tulisan saya bisa bagus dan nggak mengecewakan. Padahal tahu nggak? Waktu itu saya nggak dibayar, cuma dikasih gratis majalah. Saya saat itu sama sekali tidak memikirkan bayaran. Diundang menulis saja sudah senang. Apalagi saat melihat tulisan dan foto buatan sendiri dipajang di majalah full color, majalah muslimah pula, bahagia sekali rasanya. Setelah itu saya jadi semangat dan tertantang untuk menulis di majalah dan koran lainnya. Alhamdulillah datang kesempatan menulis di Femina, Intisari, Gadis, koran-koran, hingga majalah pesawat yang sampai sekarang sudah 88 artikel yang pernah dimuat. 

5. Poin-poin apa yang harus dimasukkan agar tulisannya menarik

Menulis blog bagi saya adalah menyampaikan informasi. Informasi apa? Kalau travel blog berarti informasi tentang destinasi, kuliner, hotel, transportasi, belanja, dan lainnya. Nah, tulisan yang informatif harus mengandung unsur 5W1H  yaitu What (apa), Where (dimana), When (kapan), Who (siapa), Why (mengapa), dan How (bagaimana).

Namun menulis cerita perjalanan untuk travel blog sebaiknya memiliki sentuhan personal, maka menulislah dengan teknik storytelling.

Tulisan yang menarik menurut saya adalah tulisan yang memiliki sisi personal yang berbeda dari penulis lainnya. Karena setiap orang akan memiliki pengalaman yang berbeda meskipun pergi ke tempat yang sama. Mungkin kita bertemu hal-hal unik, mengalami keseruan, atau bahkan merasakan kecewa saat traveling, bisa kita ceritakan sebagai sebuah fakta yang menarik. Misalnya cerita tentang ketinggalan pesawat, entah gara-gara banjir, atau gara-gara mobil sewaan yang tidak on-time menjemput, atau gara-gara dihadang sekelompok kerbau, itu misalnya yaa. Hal-hal seperti ini, yang mungkin merupakan sebuah masalah, bisa jadi poin menarik dalam sebuah cerita perjalanan. Jadi ceritakanlah hal ini dalam tulisan, angkat masalahnya, ceritakan penyebabnya, lalu berikan solusi/kiat-kita versi kita.

Ceritakan perjalanan dengan jujur dan deskritif. Misal nih, tentang perjalanan ke Labuan Bajo. Umumnya orang-orang akan menulis komodo itu seperti apa, makan apa, seganas apa, dll yg hanya fokus ke komodo saja. Coba sambil kita tulis juga tentang apa yang kita alami selama naik kapal menuju Pulau Komodo, siapa tahu mabok laut ya, atau mengalami hujan badai di laut, itu bisa diceritakan sebagai sebuah fakta. Bisa juga tentang para ranger yang galak banget (dalam tanda kutip) selama menemani kita melihat komodo, atau tentang bagaimana cara menghadapi tantangan selama berada di sarangnya komodo. Misalnya kita bandel datang pada saat sedang haid, lalu dikejar komodo. Bukankah ini menarik untuk diceritakan? Jadi jelaskan juga hal-hal tersebut secara detail, dengan lebih dan kurangnya, supaya tulisan kita lebih kaya cerita dan bisa diambil pelajarannya oleh pembaca.

Unsur dialog dalam cerita

Pentingnya bertemu dan berinteraksi dengan warga lokal yang kita temui saat berada di suatu tempat adalah supaya kita bisa mendapatkan informasi langsung dari narasumber. Dialog yang terjadi bisa kita kutip ke dalam tulisan. Adanya dialog membuat alur cerita lebih hidup. Dapat membantu pembaca membayangkan kejadian dari sudut pandang kita. Hal ini akan membuat tulisan kita memiliki perspektif dan warna lebih. Ini juga mendukung imajinasi pembaca saat menelusuri tulisan kita.

Tampilkan foto/video berkualitas. Hal ini poin penting buat travel blog.

Akhiri tulisan dengan pesan untuk perubahan. Setiap perjalanan pasti memberikan perubahan pada orang yang melakukannya. Entah itu membuat kita jadi lebih mandiri, lebih hati-hati, lebih siap menghadapi perubahan, atau lebih adaptif dalam kehidupan sehari-hari. Apapun itu, ceritakan hal ini kepada pembaca. Bentuk perubahan tersebut, besar atau kecil, tentu akan menjadi inspirasi bagi mereka.


6. Pengalaman paling seru ketika travelling

Banyak pengalaman traveling yang seru. Kalau boleh memilih satu saja, trip ke Labuan Bajo kental dengan petualangan dan paling seru. Moda transportasi yang digunakan beragam, dari naik pesawat, mobil, speedboat, hingga naik kapal bermalam selama 3 hari di laut. Area jelajah luas, dari kampung, pantai, bukit, hutan, padang rumput, laut, sampai bawah laut. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan, dari diving snorkeling, swimming, hiking treking. Bisa jumpa hewan langka, buas, dan berukuran raksasa. Di darat ketemu Komodo, di laut ketemu manta (ikan pari raksasa), di udara melihat ribuan kalong (di Pulau Kalong pada suatu sore). Merasakan bermalam di kamar hotel pinggir laut, juga merasakan bermalam di kamar dalam kapal yang membawa berlayar dari pulau ke pulau. Melihat indahnya matahari terbit dan terbenam dari atas kapal, hingga merasakan kapal oleng kena hujan dan angin kencang, dan saya mabok dibuatnya. Benar-benar lengkap dan kaya rasa.

7. Ketika pandemi, aktivitas apa yang Mba Kat lakukan sebagai pengganti travelling? Ataukah masih travelling di sekitaran tempat tinggal? 

Selama pandemi saya lebih banyak di rumah. Ssejumlah rencana trip yang dibuat awal tahun 2020 (sebelum pandemi datang) dibatalkan oleh klien. Saya tidak kecewa, justru bersyukur. Selama di rumah jadi punya banyak waktu buat bikin konten wisata (tulisan/video) dari perjalanan yang dilakukan sebelum pandemi yang belum pernah diangkat dan dipublikasi. Jadi, meski belum jalan-jalan lagi, tetap ada cerita perjalanan yang bisa saya ceritakan. Dengan begitu rasanya malah seperti sedang jalan-jalan lagi hehe

8.Gimana caranya survive jadi blogger & travel writer dari waktu ke waktu?

Ya harus rajin nulis dan mengupgrade kapasitas diri. Harus terus menjalin networking yang baik dengan semua pihak, rajin memperbarui informasi, supaya konten-konten kita selalu update dan sesuai perubahan zaman.

Ada pepatah mengatakan: Orang yang berhenti belajar adalah pemilik masa lalu. Orang yang rajin belajar adalah pemilik masa depan.

9. Nilai-nilai apa yang ingin disebarkan ke pembaca blog/followers sosmed?

Pastinya nilai-nilai positif yang menginspirasi, yang memotivasi orang untuk berubah atau bergerak melakukan kebaikan. Supaya pembaca/followers tidak sia-sia menghabiskan waktu mereka membaca catatan kita. Jadi haruslah menyebarkan yang bermanfaat. Selain itu, nilai-nilai positif juga bisa dikategorikan ibadah bagi umat Islam, dan menjadi investasi amal kebaikan di akhirat.

Selain nilai-nilai positif, inspiratif, dan motivatif, ada nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang bisa disuarakan. Misalnya terkait fenomena atau kasus atau kejadian tertentu yang dirasa mencederai unsur-unsur keadilan, kita bisa menuliskan kritik dengan bahasa yang baik. Kritik yang disampaikan dengan bahasa yg baik/bijak sesungguhnya telah mewakili dua hal: (1) memberi contoh nilai2 kebaikan, (2) menyuarakan kebenaran demi perbaikan.

10. Bedanya tantangan jadi blogger dulu & sekarang

Dulu perkembangan informasi belum sepesat sekarang. Kalau mau riset, banyak yang manual/konvensional. Misalnya harus ke perpustakaan atau datang langsung ke lapangan. Pembaca/followers dulu tidak terlalu kritis karena input informasi mereka juga terbatas.

Sekarang Teknologi Informasi dan Komunikasi berkembang pesat. Riset bisa dilakukan kapan saja dengan berselancar di dunia maya atau berbagi data/info lewat aplikasi-aplikasi yang ada. Tantangannya, pembaca/followers semakin kritis karena wawasan mereka semakin luas. Oleh karena itu, konten yang dibuat juga harus semakin berkualitas, sehingga perlu riset yang makin dalam, pembahasan yang makin rinci dan 'tidak biasa'. Supaya menarik.

11. Potensi di bidang travel blog/kepenulisan seperti apa?

Kalau dari pengalaman saya pribadi, travel blog berpotensi menghasilkan pundi-pundi Rupiah. Bisa menjadi salah satu sektor industri kreatif. Sebagai tempat untuk menyalurkan hobi. Sebagai sarana meluapkan curahan hati/perasaan/ide/pikiran.

12. Menurut Mbak Kat 5 tahun ke depan dunia blog & tren travelling di Indonesia akan seperti apa?

Banyak yang menilai, hari ini orientasi pengeluaran masyarakat berubah. Khususnya anak muda, atau yang berjiwa muda, dan kaum milenial. Jika dulu orang lebih suka menabung atau mengoleksi barang, sekarang orang cenderung mencari hiburan, pengalaman, relasi. Diantaranya melalui traveling yangg bertujuan untuk melepaskan kepenatan dengan pergi ke tempat-tempat idaman.

Sepertinya 5 tahun ke depan dunia blog dan tren traveling semakin meningkat. Apalagi muncul tren baru berupa virtual tour. Di situ butuh host atau narasumber yang berpengalaman untuk menjadi pemandunya.

Gencarnya usaha masyarakat dan pemerintah memromosikan tempat-tempat wisata baru juga menjadi peluang para travel blogger untuk berkontribusi memasarkan keberadaannya dan memopulerkannya.

Rasa ingin tahu masyarakat akan tempat-tempat baru semakin besar. Mereka butuh informasi dan teman berbagi informasi yang salah satu medianya tentu lewat blog atau tulisan.

Menuliskan pengalaman, catatan, ide pemikiran, atau sesuatu yang berharga, juga menjadi bagian dari cara kita menorehkan sejarah bagi anak cucu kita. Mereka bisa membaca jejak digital kita. Orang lain juga bisa mengambil manfaatnya.

13. Pesan-pesan untuk pendengar

Siapapun kita, kita harus bisa memberikan peran terbaik sesuai kapasitas.

Jika suka jalan-jalan dan menulis, lakukan dengan hati dan hati-hati. Berikan manfaat baik untuk diri sendiri, keluarga, dan orang lain.

Kalau jadi penulis, jadilah penulis yg baik. Harus tetap rendah hati dengan pengalaman yang dimiliki. Jadi, ayo penuhi dunia literasi dengan kebaikan.


============================

Live streaming acara ini bisa ditonton ulang di channel RRI Net Bengkulu melalui link berikut: Pro2 Creative

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

14 komentar

  1. Semua orang pasti punya cerita masing masing ketika mereka akhirnya menjadi seorang blogger seperti sekarang ya mba, apalagi kalau sekarang semakin dimudahkan oleh kemajuan teknologi. Dan bisa di share di blog supaya tulisan kita bisa dibaca orang lain dan bermanfaat tentunya.

    BalasHapus
  2. Mantap berbagi ilmunya mbak.
    Ntar malam mau nonton tayangan live streamingnya ah. Selama ini cuma baca tulisannya, sekarang ada kesempatan, mau dengar suaranya juga

    BalasHapus
  3. Mbak Riiieeen senangnya bisa kenal denganmu dari awal itu!
    Pas pertama ketemu itu diundang Fadlun ketemu Idol Husen yang main film. Dan ketemu dengan dirimu yang sungguh humble dan .. ah pokoke menyenangkan lah!

    Jujur aja, ya.. tadinya kupikir dikau itu managernya Husen saking cindo - keren - stylishnya wkwkkwkkkk

    makasih yo ilmunya!

    BalasHapus
  4. wahh mbak Rien, makasih ya sudah nulis ini
    aku jadi belajar banyak, secara aku msh newbie banget di dunia per blogging an ini
    mau belajar biar bs nulis cerita perjalanan sekece mbak Rien

    BalasHapus
  5. selalu ada benang merah ya mbak Rien?
    Saya pun berangkat dari senang baca, akhirnya pingin nulis
    Dan memang harus belajar banyk, salah satunya seperti yang diterapkan: teknik storytelling.Selain nyaman bagi pembaca, sebagai penulis kitapun lebih mudah bertutur

    BalasHapus
  6. Indahnya berbagi. Seharusnya banyak nih acara-acara seperti ini diadakan. Supaya orang lebih jauh mengenal tentang profesi blogger.

    Waktu kapan aku sharing tentang menjadi blogger juga seru itu. Banyak dari yang ikut mulai tertarik untuk menekuni bidang ini karena kebetulan mereka juga suka menulis. Tinggal memulai untuk punya wadah aja biar hasil tulisannya bisa terus bisa dibaca, baik untuk diri sendiri maupun untuk publik.

    Skill photography tuh penting banget untuk seorang blogger. Apalagi mereka dengan niche travel blogger. Garing rasanya kalau menceritakan tentang suatu tempat tapi tidak disertai oleh foto yang cantik dan ikut berbicara tentang tempat yang dikunjungi.

    BalasHapus
  7. senangnyaaa yaa mba jadi narsum sebagai travel writer, keceeee deh, memang skill nulis dan fotografinya harus menunjang juga yaa

    BalasHapus
  8. Dari blog yang niatnya hanya mendokumentasikan perjalanan, karena dilakukan dengan hati, justru menghantarkan pada peluang-peluang lain yang menginspirasi yang lainnya, majalah dan menjadi nara sumber di RRI Bengkulu ya, mba. Keren, daku masih perlu belajar banyak lagi mba.

    BalasHapus
  9. Aku masih harus banyak belajar neh bagaimana menulis perjalanan yang detail tapi nggak membosankan, satu yang aku tandain yaitu memasukkan dialog. Ini aku nggak merhatiin sebab seringkali pas traveling itu udah ribet sama anak-anak Mbak.

    BalasHapus
  10. wow, apresiasi dengan pengalaman writernya yang fokus di satu niche. cukup lama 11 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah writer profesional

    BalasHapus
  11. Wah ada versi tulisnya..Makasih sudah membagikannya Mbak Rien. Jadi banyak belajar di sini. Dirimu memang ya, dari hobi akhirnya bisa jadi profesi. Sesuai passion, baca, nulis, jalan dan pepotoan, pasti jalaninnya super happy!
    Semoga makin sukses ke depan dan bisa menginpirasi lebih banyak orang

    BalasHapus
  12. Keren sangat mba Katerina. Menyulut semangatku banget. Pengen juga deh jadi travel blogger.

    BalasHapus
  13. Well noted pesannya, Mbak Kate, kl jadi penulis hrs memenuhi dunia literasi dengan pesan-pesan kebaikan yahh dan tetap rendah hati dong, kayak Mbak Kate yaahh, hehe

    BalasHapus
  14. Saya yakin travel blogger itu gak cuma jago nulis, jago foto, atau jago jalan-jalan, melainkan juga jago memanajemen keuangan. hehehe. Soalnya mereka pasti punya planning untuk kunjungan ke tempat-tempat wisata yg antimainstream dan tentunya butuh dana dong. Kalo gak jago manajemen keuangan ya mungkin gak bakal bisa jalan-jalan terus.

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!