Jembatan Cinta, Ikon di Pulau Tidung


Jika berkunjung ke Pulau Tidung, tak afdol rasanya jika tak menjejakkan kaki di atas Jembatan Cinta. Sebuah jembatan yang menjadi ikon Pulau Tidung. Bukan jembatan biasa, tetapi sebuah jembatan yang menghubungkan dua pulau Tidung, yaitu Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. 

Selain menghubungkan Pulau Tidung Besar yang berpenduduk sekitar 4000 jiwa dengan Pulau Tidung Kecil yang tak dihuni oleh penduduk, Jembatan Cinta juga merupakan tempat paling cocok untuk menyaksikan pemandangan alam sekitar Pulau Tidung. Matahari terbit dan terbenam, dapat terlihat dari tempat ini.  
Kawasan sekitar Jembatan Cinta, juga merupakan tempat paling sibuk dan ramai, karena disinilah pusat Water Sport yang ada di Pulau Tidung. Waktu terpadat biasanya terjadi pada pagi dan sore hari. Di waktu-waktu tersebut, wisatawan berdatangan untuk menikmati berbagai aktifitas permainan dan olah raga air, seperti: Banana Boat, Water Sofa, Donuts Boat, Jet Ski, Snorkling, dan Angsa Laut. Harganya bervariasi. Saya sendiri kebagian untuk snorkling, sesuai fasilitas dari paket yang saya ambil di sebuah travel. Sedangkan diving yang saya lakukan di Tidung, tidak termasuk dalam paket. Saya sempat menanyakan harga untuk bermain Jet Ski, katanya Rp 200 ribu per 15 menit.

Bagi yang tak melakukan aktifitas di air, bisa menyaksikan aksi anak-anak pulau  terjun dari Jembatan Cinta. Dari ketinggian jembatan yang berkisar antar 5-6 meter itu, anak-anak akan melompat dengan berani. Tak jarang pengunjung yang menyaksikan aksi mereka memekik dan kemudian bertepuk tangan. Hebat memang. Perlu keberanian tinggi untuk melakukan itu bukan? Saya sendiri tak berani.

Kalau kamu punya uang, berilah anak-anak itu "upah" atas aksi yang mereka lakukan dengan berani, karena memang itu yang mereka harapkan. Terkadang ada yang terang-terangan meminta kepada pengunjung yang berada di sekitar jembatan, ya silahkan memberi kalau ada uang yang bisa diberikan pada mereka. Menolakpun tak apa, anak-anak itu takkan marah, apalagi memaksa. Tetapi, jika kamu memberi pasti akan membuat anak-anak itu gembira :)



Kenapa disebut Jembatan Cinta?
Konon kabarnya karena jembatan tersebut memiliki mitos romantis terkait dengan cinta. Pasangan yang berjalan di atas jembatan cinta sambil bergandengan tangan dengan pasangannya, niscaya pasangan tersebut akan langgeng dan berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Kemudian, jika ada seorang lajang terjun dari Jembatan Cinta, maka dia akan segera menemukan jodohnya.

Selain itu, bentuk fisik jembatan yang panjang mendatar dengan salah satu bagian jembatan agak tinggi membentuk lambang cinta. Nah, kemungkinan dengan dua alasan itu maka jembatan tersebut dikenal oleh penduduk sekitar sebagai jembatan cinta.
Nah, percaya atau tidak, begitulah "kepercayaan" yang selama ini ada dan terus bergulir dari waktu ke waktu. Saya mencoba mencari di Google, dan menemukan catatan perjalanan orang-orang yang pernah bepergian ek Pulau Tidung, menuliskan cerita yang sama tentang mitos cinta itu. Okay, buat saya pribadi, cerita itu cukup menjadi "penghias" perjalanan saja. Saya pribadi meyakini, yang namanya jodoh itu sudah diatur oleh Allah SWT. Bagaimana caranya seseorang akan bertemu dan kemudian berjodoh, biarlah Allah akan menunjukkannya dengan cara-cara yang DIA kehendaki. Yakin dan percaya pada Allah saja :)

Siang itu, Sabtu 6 April 2013, ada beberapa pengunjung yang juga mencoba untuk terjun dari jembatan. Hebat! Mereka berani-berani. Kalau kamu punya keberanian, tidak takut ketinggian, bisa berenang, silahkan lompat. Ingat, mesti pandai berenang ya, sebab saat terjun otomatis badan akan tenggelam beberapa saat. Dan kamu perlu berenang biar kembali mengapung. Kemarin, ada seorang wanita yang tak bisa berenang, tetapi ingin sekali melompat. Dia mengenakan life jacket agar tak tenggelam. Apa yang terjadi? Dia kesakitan! Jelas kesakitan, sebab ketika jatuh badan akan seperti terhempas. 

Jika hendak melompat dari jembatan, perhatikan juga kondisi di bawah jembatan yang kerap dilintasi oleh Jetski dan Banana Boat. Memang sih, Jetski dan Banana Boats biasanya juga akan berhenti jika tahu ada yang sedang melompat dan masih ada orang di dalam air. Mereka kan juga lihat-lihat. Tapi tetap harus hati-hati ya, siapa tahu pengemudi Jetskinya ada yang sedang tak jeli. Terbentur Jetski atau bagian depan Banana Boat, tentu bukan hal menyenangkan. Bisa celaka!

Sore itu, saya tak melakukan aktifitas apapun lagi sebab sudah terlalu lelah seusai snorkling dan diving. Hanya berjalan di atas jembatan, menyaksikan orang-orang beraktifitas di air. Berkali-kali mendengar para perempuan menjerit di atas Banana Boat yang ditarik kencang oleh Jetski. Juga para perempuan yang tengkurap di atas Donuts Boat (yang juga ditarik oleh Jetski), menjerit di antara adrenalin yang meninggi. Setiap kali mereka menjerit, pengemudi Jetski terlihat makin senang, bahkan seperti joget-joget dengan sebelah tangan terangkat. Saya tertawa melihatnya. Terlebih saat orang-orang di atas Banana Boat dan Donuts Boat itu terpelanting dan jatuh ke laut. Haha. Serunya.

Air laut yang terlihat dari Jembatan Cinta sangat jernih. Dasar lautnya terlihat jelas, menampakan beragam biota laut seperti terumbu karang, ikan, dan saya mendapati hewan berwarna hitam dengan bulu-bulu serupa landak, Bulu Babi! Aiih.... Bukannya Bulu Babi itu bahaya ya? Katanya beracun dan bisa bikin pingsan kalau terkena kulit manusia. Mungkin karena itu ya tak ada orang yang berenang di sekitar jembatan.

Jembatan Cinta panjang tapi tidak lurus. Ada patahannya yang membelok ke arah kanan. Di ujung belokan itu ada sebuah tudung besar berwarna biru. Semacam tempat singgah tapi tanpa bangku. Di sekelilingnya dibuat tangga beton. Ujung tangga paling bawah menyentuh dasar laut, dan orang-orang bisa menjejakkan kaki di dalam air dengan sesukanya di tangga itu. Bahkan, bisa berjalan menjauhi tangga, menginjak dasarnya. Airnya tak dalam. Kira-kira hanya setinggi lutut orang dewasa. Sore itu, terlihat beberapa pria  sedang mencari kerang. Saya tidak turun ke laut, hanya memotret sana sini sambil menikmati sejuknya hembusan angin laut.
Jembatan Cinta

Setelah belok kanan satu kali, jembatan kembali lurus ke depan hingga ujungnya mencapai Pulau Tidung Kecil. Sebelum mencapai ujung jembatan, masih terdapat satu tudung biru lagi. Sama seperti tudung pertama, sekeliling tudung ini juga dibuatkan tangga menuju dasar laut yang memang diperuntukkan bagi para wisatawan yang ingin turun ke laut.

Berbeda dengan Pulau Tidung Besar yang dihuni penduduk, maka Pulau Tidung Kecil tak didiami oleh satupun penduduk. Di ujung jembatan, saya langsung disambut oleh lebatnya hutan di kiri dan kanan jalan setapak yang tak beraspal. Hanya terdapat sebuah warung kecil yang menjual mie rebus/goreng dan minuman kopi/teh. Warung itu hanya sebagai tempat berjualan, tak dijadikan tempat tinggal

Pagi hari saat saya ke sana, warung itu sangat ramai dikunjungi orang. Meja dan bangku kayu yang berjejer di tepi pantai, dipenuhi oleh orang-orang yang menyantap semangku mie dan secangkir minuman hangat. Tempat ini menjadi sangat ramai di pagi hari karena didatangi oleh orang-orang yang usai berburu sunrise dari atas Jembatan Cinta.
Sarapan di Pulau Tidung Kecil

Memang menyenangkan berlama-lama di sekitar Jembatan Cinta. Jadi, jangan lewatkan tempat ini jika berkunjung ke Pulau Tidung. Jika ingin melihat keindahan Pulau Tidung sambil menikmati permainan air yang menantang, silahkan kunjungi Pulau Tidung yang terletak di sebelah Utara Jakarta ini. Hanya 2,5jam penyeberangan dengan kapal Ferry dari dermaga Muara Angke di Jakarta Barat. 

Seperti biasa saya ingin berpesan kepada siapapun yang ingin berwisata ke Pulau Tidung, tolong jaga kebersihan selama berada di Pulau Tidung. Jangan biarkan sampah mengotori pulau cantik ini. Dari kenyataan yang saya lihat, sampah di Pulau Tidung itu mulai banyak. Memang sih, area sekitar Jembatan Cinta kalau menurut saya terbilang bersih, mungkin karena ada petugas kebersihannya ya. Himbauan berupa peringatan untuk tidak membuang sampah sembarangan juga banyak. Tapi tetep, mau ada petugas kebersihannya atau tidak, mau ada papan peringatan atau tidak, kita tetap harus menjaga kebersihan, dimanapun dan kapanpun. Oke? OKE!
Jembatan Cinta

 Rumah Apung

Dermaga di Jembatan Cinta


Tulisan Tentang Perjalanan di Pulau Tidung bisa di baca pada link dengan judul sebagai berikut:
 
 Pulau Tidung, Kepulauan Seribu - INDONESIA

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

6 komentar

  1. hahahahha... gayanyaaaaa
    topinya keren :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emak-emak gaya anak muda selaluuuu...huhuhu...ga ingat maluuuw :))
      Iya tuh, topi andalan :p

      Hapus
  2. poto rumah apungnyaaa...tjakeeep

    BalasHapus
  3. penyakitnya nih, keindahan jd berkurang kl disampahin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampahnya sebenarnya ga di seluruh pulau, banyakan di perkampungannya dan di sekitar penginapan (home stay). Kalo di sekitar Jembatan Cinta sih bersih. Di Tidung kecil juga bersih, tapi di pangkal jembatannya itu yang kentara banget kayak pernah dijadikan tempat pembuangan.

      Hapus

Leave your message here, I will reply it soon!