Tampilkan postingan dengan label Malang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Malang. Tampilkan semua postingan

Merengkuh Indah Pagi di Taman Bunga Selecta

 

Hari terakhir di Kota Malang, ada kesempatan untuk kembali ke Batu. Menyambangi sebuah taman rekreasi yang katanya menarik karena didalamnya banyak tumbuh bunga-bunga cantik. Namanya Taman Wisata Selecta. 

Sehari sebelumnya seusai mengunjungi Taman Nasional Bromo-Semeru-Tengger, kami sebetulnya sudah berada di depan pintu masuk taman. Tepatnya di area parkir yang tak jauh dari gerbang masuk Taman Rekreasi Selcta. Tapi petang itu awan hitam tebal tergantung di langit. Begitu gelap. Hujan yang awalnya hanya berupa rintik-rintik kecil akhirnya berubah menjadi besar dan lebat. 



Tak satupun dari kami ingin keluar dari mobil. Ya, keadaan tak memungkinkan kami untuk masuk. Apalagi berjalan-jalan di taman dalam keadaan hujan deras begitu. Jadi, baiknya di mobil saja menunggu hujan reda. Tetapi setelah hampir 1 jam menunggu, tak jua ada tanda-tanda akan reda. Sedangkan hari kian petang. Taman juga tak lama lagi akan ditutup. Akhirnya kami memilih untuk membatalkan berwisata. Kembali ke Malang, ke penginapan.

Pak Arman, supir mobil yang kami sewa, berjanji akan datang lebih pagi, untuk mengantarkan kami kembali ke Taman Wisata Selecta. Kenapa pagi-pagi? Karena pada esok siangnya, kami sudah meninggalkan Malang.

Dan pagi itu, Senin 27 Februari 2012, kami kembali ke Batu. Pak Arman menepati janji, datang pagi. Alhamdulillah. Lalu, kamipun bergegas meluncur ke Batu. Bukan sekedar bergegas karena hendak ke Taman Selecta, tapi karena seusai dari taman itu, masih ada yang harus kami lakukan, yaitu berbelanja oleh-oleh dan kemudian menuju bandara, mengejar pesawat. 

 
Meskipun bergegas, sesungguhnya saya tetap dapat menikmati perjalanan ke Batu pagi itu. Kontur tanah yang naik turun, berkelok, hadirnya pemandangan kebun-kebun apel di kiri dan kanan jalan, juga pemandangan ladang sayur yang terlihat dari tempat yang tinggi...aduhaii...saya terpesona. Oh iya, ke Malang tanpa ke kebun apel dan memetik buah apel langsung dari pohonnya, katanya ga afdol ya? hehe. Dan benar, hari itu saya tak melakukan kegiatan itu. Terpikir sih sebelumnya tapi karena itu bukan prioritas, jadi saya tak mencari tahu mesti ke kebun yang mana yang bisa saya datangi untuk saya petik buahnya sepuasnya. Berhubung tak tahu, jadi saya tak terlalu mengejar, pun menargetkan untuk wisata kebun Apel.

Pemandangan di Batu di pagi hari elok nian. Meski cuaca sedikit berkabut tapi Alhamdulillah cukup bersahabat. Matahari mulai bersinar lembut dan hangat. Udara begitu sejuk dan bersih. Begitu sehat. Begitu segar. Jadi berandai-andai ingin punya kediaman di Batu. Semacam villa. Tempat saya dan keluarga tercinta bisa tinggal ketika berlibur di Batu. Atau bahkan, akan menjadikan Batu sebagai  tempat "mudik" di musim-musim liburan. Oh...


Lalu di sana, di Desa Tulungrejo kecamatan Bumiaji, Taman Rekreasi Selecta berada. Tepatnya berjarak 4 km sebelah utara dari pusat pemerintahan Kota Wisata Batu, atau berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Malang. Taman Wisata Selecta terhampar seluas 18 hektare, sedangkan untuk taman rekreasi tidak kurang dari 8 hektare. 

Mengenai taman ini, sayang sekali waktu itu saya tak mengorek langsung keterangan dari pihak pengelola taman. Padahal mestinya saya melakukan itu. Biar lebih akurat dan valid. Jadi, untuk melengkapi tulisan ini, saya mencari beberapa sumber informasi melalui Google. Ada banyak informasi, salah satunya dari BLOG INI. Saya copas sebagian untuk di share di sini, sebagai informasi tambahan untuk diri saya sendiri dan siapa saja yang ingin mengetahuinya.
Taman rekreasi Selecta dibangun oleh warga Belanda bernama Ruyter de Wildt sepanjang 1920-1928. Dari dahulu selalu dijadikan tempat peristirahatan dan wisata pilihan bagi warga Belanda yang berkunjung ke Indonesia. Hingga sekarang Selecta yang berasal dari kata ‘selectie’ yang berarti pilihan, tetap dijadikan tempat wisata pilihan bagi semua lapisan masyarakat. Pada jaman Jepang tahun 1942, Bung Karno pernah menginap di Villa de Brandarice, –sekarang bernama Bima Shakti selama 15 hari. Begitupun Bung Hatta pernah bermalam di Villa Bima Shakti pada 1947 menjelang konferensi KNIP. Pada kurun 1952-1955, Presiden Sukarno dan Wakilnya Muhammad Hatta sering beristirahat di Selecta. Beberapa keputusan penting kenegaraan pun diputuskan di sana. Pada 1949 Selecta dibumihanguskan oleh pejuang Indonesia. Namun pada 19 Januari 1950 Selecta dibangun kembali oleh 47 orang yang terakomodir dalam kepemilikan saham.

Saya lupa berapa harga tiket masuk waktu itu (27 Feb 2012), tapi rasanya kurang dari Rp 15.000,- per orang. Dengan tiket masuk seharga itu pengunjung dapat menikmati fasilitas kolam renang, taman air Kamandanu, dan water boom. Sedangkan fasilitas lainnya seperti flying fox, menunggang kuda dan perahu bebek air dikenakan biaya lagi. Mohon maaf saya tidak punya informasi mengenai harga untuk fasilitas tambahan tersebut.

Saat memasuki area taman, terdapat kolam ikan dan akuarium raksasa yang dipenuhi berbagai macam ikan air tawar. Ada patung Budha besar berwarna emas dengan tulisan Selecta di bagian bawahnya. Juga ada sebuah gua unik bernama Gua Saga. Pepohonan dan bunga menghias di sekelilingnya, tangga-tangga batu yang menghubungkan beberapa jalan berpusat di sana. Air mancur semakin menyempurnakan keindahan bagian depan taman wisata ini. Lembah luas di kawasan taman dipenuhi dengan bunga bermekaran. 

Dari atas, hamparan bunga-bunga terlihat seperti karpet warna-warni. Jika menoleh keluar dari area taman, ke arah lembah dan gunung-gunung di sebelahnya, maka akan terlihat ladang-ladang sayur di lereng-lereng dan lembah. Hijau. Berkotak-kotak. Rapi. 
Jujur, saya tak mengetahui nama-nama bunga yang ada di Taman bunga Selecta. Penggemar bunga tapi tak tahu nama-nama bunga. Ah payah :D Sebenarnya saya sudah pernah beberapa kali melihat bunga-bunga seperti yang ada di taman ini, hanya saja saya memang tidak hafal namanya. 

Saya coba gugling, dan ternyata bunga-bunga yang ada di taman Selecta ini antara lain adalah Kana, Krisan, dan Pancawarna  (ajisai, dalam bahasa Jepang). Bunga pancawarna sepertinya yang kuntumnya besar-besar itu. Bulat-bulat besar. Warnanya ada yang putih dan ungu.

Bunga-bunga tertata dengan sangat rapi. Nampak betul kalau taman ini terawat dengan baik. Walaupun bukan termasuk taman yang "luas banget" tapi sudah cukup untuk memberikan kesan "puas" bagi pengunjung seperti saya. Kata orang-orang yang pernah ke sana, dan saya mengakui itu, sepintas taman bunga Selecta ada kemiripan dengan taman bunga Keukenhof di selatan Belanda (taman bunga tulip yang jadi maskot negeri Kincir Angin). Bagaimana menurutmu? Benarkah demikian. Silahkan lihat dan cari sendiri kemiripannya :D 



Saya antusias sekali untuk berfoto di antara kuntum-kuntum bunga Pancawarna. Entah kenapa, makin bersar kuntum setangkai bunga, semakin besar rasa takjub saya. Bahkan saking besarnya, kuntum bunga PancaWarna itu menurut saya lebih besar dan lebar dari wajah saya haha

Pohon-pohon cemara terlihat menjulang. Berbaris rapi di tepian taman. Bak pagar tinggi. Terdapat gazebo untuk tempat singgah dan duduk-duduk. Ada yang di lembah, yang letaknya berada di tengah taman, juga ada yang di atas bukit. Nah, saya menyukai gazebo yang di atas sebab memungkinkan saya bisa melihat pemandangan hingga jauh. Ke lembah, lereng, dan gunung-gunung di kejauhan.

Hari itu Taman Wisata Selecta terbilang sepi. Mungkin karena weekday. Dan saya, justru menyukai suasana seperti itu. Suasana yang membuat saya bisa begitu leluasa merasakan ketenangan, kesenangan, dan kebahagiaan. Alhamdulillah.


















Taman Rekreasi Selecta - Malang
Jawa Timur - INDONESIA

Pengalaman pertama makan bakso bakar Malang di Malang

Pergi ke Malang, sungguhlah malang jika melewatkan kesempatan makan bakso Malang. Eh tapi, tanpa harus ke Malang kan juga bisa makan Bakso Malang ya? :D Bakso bulat dengan kuah panas yang sedap rasanya, dengan mudah bisa dijumpai di kota-kota lain di luar Malang. Nah, inilah pertama kalinya saya makan bakso bakar Malang di kota Malang.





Minggu sore, rinai hujan masih belum berhenti ketika saya bermaksud mengunjungi Taman Bunga Selecta di Kota Batu. Taman-taman yang cantik dengan tanaman bunga yang beraneka warna dan rupa, tentu menjadi peluruh peluh dan letih seusai perjalanan ke gunung Bromo pada dini hari hingga tengah hari di hari Minggu itu. 

Adalah keinginan untuk berkuliner ria hingga menjelang malam. Maka, sebelum mampir ke tempat-tempat makanan khas Malang itu, pak supir dengan baik hatinya mengantar ke pusat oleh-oleh khas Malang di kota Batu. Ya, rasanya tak lengkap kalau tak membeli oleh-oleh walau hanya berupa keripik Apel yang renyah dan Jenang Apel. 


Aku beruntung mendapat supir yang hafal betul tempat makan dan jajan yang enak. Aku bilang enak karena sesuai dengan seleraku. Seperti halnya petang itu, pak supir mengantar e jalan Candi Trowulan 65. Ada bakso bakar yang enak disana katanya. Namanya Bakso Bakar Trowulan. Ketika tiba, sisa hujan masih berupa gerimis. Sejenak aku menoleh ke papan nama yang menjulang di atap rumah. Terlihat asap mengepul dari tungku api di bagian depan. Seorang pria sedang membakar bakso!

"Lho kok sepi ya?" tanyaku.

Owh rupanya meja pengunjung ada di dalam. Masuknya lewat samping. Saya ga berniat masuk, Soalnya mau bungkus saja. 

Kemudian aku melihat-lihat dan bertanya-tanya soal menu. Lha menunya cuma bakso bakar tok ngapain juga ditanya lagi. Oalah! Akupun memesan 1 tusuk bakso bakar!

Woaaaa....1 tusuk?? Dikit amat. iiiiissh...1 tusuk itu 15 biji lho. Biji baksonya juga besar-besar. 5 biji saja aku belum tentu habis. Maklum perut size kantong gula 1 kilo, bukan perut karung haha. 

Sambil melihat-lihat bakso pesananku dibakar, aku ijin motret. Eh, mas yang bakar-bakarnya malah nyuri-nyuri begaya. Yaelah mas...kalo mau difoto mah bilang ajeee... ga bayar kok!

Di sini juga ada bakso kuah. Holaaaa....aku mau jugaaaa. Bakso kuah dengan so’un berwarna biru lembut. Sekilas mirip rumput laut hihihi. Jadilah pesananku bertambah. 


Si mas yang bakar-bakar, bolak balik membakar bakso. Setelah kecoklatan diangkatnya lalu dicelupkan ke saus yang terbuat dari campuran saus cabe+kecap manis. Lalu dibakar lagi. Celupin lagi. Bakar lagi sampe akhirnya itu bakso terlihat benar-benar kecoklatan dan menggiurkan. Bakso bakarpun dibungkus sama tusuk-tusuknya. Sausnya juga, tapi dipisah. Aku menduga rasanya kayak kuah asem manis. Mirip sih. Dan akhirnya, semua pesanan selesai.

Menikmati Indah Cahaya Lampion di Batu Night Spectaculer kota Batu

Petang yang gerimis di Jumat 24 Feb 2012 tak melunturkan niat menuju kota Batu untuk berwisata ke BNS (Batu Night Spectaculer). Kota Batu yang berhawa sejuk pegunungan ini sebetulnya mempunyai banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi antara lain: Jatim Park 1, Jatim Park 2, Perkebunan Apel, BNS dan Taman Bunga Selecta.

Nah, petang itu kami ingin mengunjungi BNS yang terkenal dengan Lampion Garden-nya. Selain karena hari telah mendekati malam, tentu tak memungkinkan untuk melihat kebun binatang dan taman bunga di malam gelap walau berlampu dan bercahaya bintang bulan. Sedangkan BNS memang tempat wisata yang diperuntukkan untuk dinikmati di malam hari. BNS buka dari pukul 15.00 hingga 02.00 dini hari.

Perjalanan dengan mobil dari Kota Malang menuju Kota Batu kami tempuh kurang dari 60menit. Kami tiba beberapa belas menit sebelum adzan Magrib berkumandang. Tersedia musala di dalam area BNS sehingga tak menyulitkan bagi yang hendak menunaikan ibadah salat. Di pintu utama kami membeli tiket masuk seharga Rp 15.000,-/ orang. Tiket ini bukan tiket terusan. Jadi nanti di tiap wahana akan dikenakan biaya masuk lagi.

Awalnya aku pribadi tak mengetahui betul wahana apa saja yang ada di BNS, sebab info yang aku cari tahu sebelumnya tentang wahana apa yang paling populer di Batu pada malam hari, jawabnya ya Lampion Garden di BNS. Jadi, ya itu saja yang menarik minatku. BNS ya Lampion. He he


Sewaktu masuk, sempat bingung juga mau kemana dan main apa. Setelah melihat-lihat baru tahu ternyata ada berbagai macam wahana seperti galeri hantu, slalom tes, sepeda udara, trampoline, sinema 4 dimensi, dan flying swinger. Ada drag race dan mouse coaster bagi yang ingin uji adrenaline. Ada Kids Zone yang diperuntukkan khusus anak-anak. Dan tentunya, BNS yang terletak di dataran tinggi dengan lokasi yang sangat strategis ini menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa yaitu gemerlap lampu Kota Malang Raya pada malam hari yang sungguh indah untuk dinikmati.

Ada Lampion Garden! Hei...itulah tujuan utama kami. Bergegas kami menuju pintu masuk. Disana kami membayar tiket seharga Rp 5000,-/orang. Dengan sebuah gelang sebagai penanda, kamipun memasuki taman lampion. Eh tapi kok langit belum gelap ya? Warnanya masih kebiruan. Rasanya menikmati cahaya lampion tak akan sempurna kalau langit masih terang. Sempat kuutarakan untuk mencari makan dulu sebelum berkeliling. Tapi, kalo mesti keluar lagi, alangkah malesnyaaaaa. Akhirnya, perjalanan keliling lampion garden kami mulai.

Di awal, kami disambut oleh mini panggung berhias cahaya yang dipadati oleh lampion bentuk hewan yang memegang alat-alat musik. Terlihat serupa band. Selanjutnya sepanjang berjalan-jalan, kami menjumpai lebih banyak lagi rupa lampion. Ada yang bentuk bunga, hewan darat, hewan laut, pohon, tokoh kartun, balon udara, icon love, bahkan icon-icon suatu negara seperti menara Eiffel, Twin Tower dan Monas. Ada bangku-bangku di beberapa tempat yang bersuasana romantis. Ada saung kecil dengan permainan cahaya yang membuat sekitarnya hangat. Semuanya berada di tepian danau kecil yang berada di tengah taman lampion. Danaunya terlihat cantik, dengan lampion-lampion bentuk bebek yang mengapung di atasnya. Ada semacam perahu berukuran kecil untuk dinaiki jika ingin berkeliling danau kecil itu. Dan...ada seacam gerbang bertuliskan huruf LOVE yang besar-besar. 

Tak hanya memanjakan mata dengan sajian cahaya lampion yang indah, tempat ini juga menyediakan mini food court untuk minum atau sekedar menikmati pisang goreng hangat dengan aneka rasa. Kami duduk di salah satu mejanya, memesan makanan dan minuman sembari menonton balap gokart yang berada disisi food court. Letak foodcourt yang lebih tinggi, memungkinkan kami menonton dengan leluasa.
 
Dengan secangkir Susu Jahe yang hangat, Milk Shake Strawberry yang dingin dan seporsi Pisang bakar coklat keju, kami menikmati pemandangan taman lampion yang berpendar indah. Sesekali mendongak melihat ke arah pengunjung di wahana sepeda udara yang melambat. Sepertinya mereka sedang menikmati pemandangan kota Batu dari ketinggian. Riuh rendah sorak sorai dari balap gokart terkadang mengalihkan mata kami. 

Di food court di BNS ini juga menyajikan show time dengan musik-musik yang indah. Yang menariknya adalah saat pertunjukan Dancing Fountain (Tarian Air Mancur). Sayangnya kami tak beruntung malam itu. Sajian spektakuler berupa dancing fountain ini biasanya tengah malam, dan katanya selalu mampu menyihir semua pengunjung yang menyaksikannya. Tarian air mancur diiringi oleh permainan lampu warna-warni serta alunan lagu mulai dari instrumental, pop, rock, hingga dangdut. 

Makin malam, pengunjung taman makin ramai. Nampak muda mudi, keluarga, dan tua-tui. Di sebuah bangku, sepasang kakek-nenek yang masih tampan dan cantik, terlihat begitu menikmati suasana. 

Jika ingin berfoto dan tak membawa kamera, BNS menyediakan photograper yang bisa disewa. Mereka ga menjepret semaunya, tapi memiihkan tempat dan pose yang tepat. Hasil fotonya? Memang bagus! Cukup dengan 15.000 per foto (cetak ukuran 10R), sudah include filenya dalam bentuk CD.

Sekitar pukul 21.00 kami mengusaikan diri berkeliling di Lampion Garden. Sembari menuju pintu keluar BNS, kami melihat-lihat wahana lainnya. Ternyata ada juga wahana ice skating dengan tempat bersalju yang cahayanya dibuat kebiruan. Di sebelahnya ada game perang-perangan. Terakhir, sebelum pintu keluar, ada Night Market. Disini ramai kios-kios yang menjual aneka souvenir seperti kaos-kaos, topi, hiasan, dan mainan yang bertuliskan Kota Batu. Ada juga barang-barang kerajinan dan bunga-bunga.

Puas melihat-lihat, kami pun mengakhiri kunjungan di BNS dan kembali ke Kota Malang.