Let's Ngulandara Ing Nusantara || IG Live Travelerien x IPM Mu'allimaat Muhammadiyah || Pekan Budaya Online

pekan budaya ipm muallimaat jogjakarta

IG Live Katerina @travelerien x IPM Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta IG @ipmemgaat @muallimaatjogja
Sabtu, 30 Januari 2021 Pukul 20.00WIB

*IPM = Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Host: Ima (Bogor) Moderator: Rafida (Jawa Timur)

TUJUAN

Menumbuhkan sikap nasionalisme di dalam diri anggota terhadap kebudayaan Indonesia

BAHAN POKOK MATERI

1. Rasanya belajar budaya baru

2. Pengalaman berkesan selama traveler

3. Kekaguman akan budaya Indonesia

4. Trik supaya pelajar dapat mencintai budaya Indonesia

5. Gerakan cinta budaya yang bisa dilakukan selama pandemi berlangsung

=======================

1. RASANYA BELAJAR BUDAYA BARU

Bagaimana rasanya setiap kali belajar budaya baru? 

Setiap hendak belajar sesuatu yang baru, rasanya tentunya akan sangat menyenangkan. Sebab dari sana, kita dapat pengetahuan yang belum pernah kita miliki sebelumnya. 

Timbul rasa penasaran, rasa ingin tahu yang besar, dan tidak mau sedikitpun terlewat menyimak penjelasan. Termasuk diantaranya topik tentang budaya. sebagai satu hal yang begitu luas dan memberikan pengaruh dalam sendi kehidupan

Kadang-kadang saya merasa aneh menyaksikan kebiasaan yang berbeda terutama yang dikaitkan dengan sopan santun atau keyakinan. Tapi, saya tetap harus menghargai perbedaan tersebut.

Contoh: 

Ada yang namanya budaya "Kemponan" di Kalimantan Barat/Pontianak. Ketika seseorang ditawari/diberi sesuatu dan hendak menolaknya, maka barang yang ditawarkan/diberikan harus disentuh terlebih dulu, baru dikembalikan. Kalau tidak disentuh dulu, dianggap tidak sopan. 

Di Minangkabau ada yang namanya Upacara Turun Mandi, upacara tradisional masyarakat Minangkabau yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya seorang anak ke dunia, sekaligus memperkenalkan sang bayi kepada masyarakat. Upacara Turun Mandi ini harus digelar di sungai (batang aia), dengan prosesi arak-arakan. Upacara ini sendiri hanya bisa dilaksanakan di Batang Aia atau Sungai. Jika tak melakukannya dianggap tidak menghormati masyarakat setempat.

Kebiasaan-kebiasaan seperti itulah yang membuat penasaran lalu merasa senang ketika bisa mengetahuinya, meskipun kadang merasa aneh, tapi tentu ada rasa kagum juga.

2. PENGALAMAN BERKESAN SELAMA TRAVELING 

Pengalaman paling berkesan selama traveling terkait budaya, dalam hal apa?

Setiap tempat adalah unik dan selalu memberikan kesan yang tak terlupakan. Apalagi terkait budaya. Karena setiap budaya memiliki kekhasan masing-masing dalam hal itu.

Kebetulan saya pernah mengunjungi sejumlah tempat, pengalaman paling berkesan di semua tempat adalah dengan keramahan masyarakat setempatnya dan budaya selalu ingin menjamu setiap orang yang dijumpai, meski tak dikenal sebelumnya. 

Ada juga terkait kebiasaan dan keyakinan masyarakat setempat dalam menjalani hidup sehari-hari. Seperti di keluarga Batak di sekitar Danau Toba, ketika ada kedukaan mereka malah bernyanyi-nyanyi. 

Atau seperti cara suku Toraja memakamkan keluarganya yang terbilang unik dan menyimpan banyak unsur keyakinan seperti Rambu Solo, di mana saat ada yang meninggal, keluarga menggelar pertunjukan seni dan adu kerbau, semacam ritual untuk mengantarkan jenazah ke alam akhirat. 

Ada pula suku Kajang di Bulukumba yang tidak mengizinkan teknologi masuk ke kawasan adat mereka. Mirip Suku Baduy di Banten, tidak makan makanan buatan pabrik, tidak menggunakan pakaian buatan pabrik, tidak menggunakan barang elektronik, tidak menggunakan listrik, dan lainnya.

Saya pernah mengunjungi Tidore bersama sahabat-sahabat blogger, di antaranya Yuk Annie, Mas Dwi, Deddy Huang, Haryadi Yansyah, Mbak Tati, dan kami sama-sama mengikuti rangkaian acara dalam rangka Ulang Tahun Tidore ke-909. Nah, festival yang digelar selama 1 minggu pada acara tersebut kental dengan nuansa adat. Tiap hari kami menyaksikan budaya Tidore yang sarat akan kearifan lokal. Mulai dari pembacaan puisi, jamuan makan dengan kuliner khas yang telah langka, tarian adat, upacara kebudayaan, hingga pakaian dan orang-orang yang terlibat di dalam acara istimewa tersebut.

Tidore menjadi salah satu daerah paling berkesan buat saya dalam hal mengenal budaya yang Indonesia punya.

3. KEKAGUMAN AKAN BUDAYA INDONESIA

Sejauh mana memiliki kekaguman akan budaya Indonesia? Apa saja?

Saya bangga, senang, dan sangat mengagumi budaya Indonesia yang begitu kaya. Variatif budayanya. Indah unsur seninya. Tidak membosankan karena setiap daerah memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing.

Banyak hal mengagumkan terkait budaya Indonesia, mulai dari produk-produk seni, tarian, kuliner, pakaian adat, kain, hingga tempat-tempat yang memiliki sejarah yang tak ternilai. Bahkan hingga unsur bahasa dan bangunan rumah adat. 

Semua hal itu wajib dilestarikan sampai kapanpun

Jika disuruh memilih mana yang paling mengagumkan, jelas agak sulit karena memang budaya masyarakat Indonesia itu masing-masing sangat unik dan lahir tidak serta merta, tetapi memang hasil pemikiran turun temurun masyarakat adatnya yang selalu penuh filosofi yang dalam.

4. TRIK SUPAYA PELAJAR DAPAT MENCINTAI BUDAYA INDONESIA

Pertama, pelajar harus diajak melihat budaya-budaya negara lain. Kemudian dikenalkan dengan berbagai budaya Indonesia secara komprehensif, diberi tahu keunggulan budaya Indonesia, diberi tahu makna-makna dibalik budaya Indonesia, dll. Supaya pelajar bisa membandingkan bahwa budaya Indonesia sangat lengkap, variatif, berkelas, dan mempunyai makna-makna peradaban tingkat tinggi.

Ketika menampilkan budaya Indonesia di hadapan pelajar, tampilkan kebudayaan yang sifatnya "woww" supaya mereka terkesima dan muncul kebanggaan untuk melestarikannya. Bisa woww dalam busananya, woww dalam makna dibalik budayanya, woww dalam seni ukir/pahatnya, woww dalam gerakan tarinya, dll.

Kedua, dengan tetap mempertahankan pelajaran SEJARAH bagi pelajar/generasi muda dan mengajak mereka untuk ikut serta dalam setiap kegiatan budaya. Memberikan ilmu-ilmu lewat sekolah informal pun bisa menjadi bagian dari tujuan ini

Ketiga, dengan mengenalkan cerita keragaman budaya melalui media audio visual dan juga kegiatan interaktif. Satu sisi mengangkat budaya dan kelompok pelestari budaya lokal, di sisi lain mengenalkan dan membuka wawasan pelajar akan budaya-budaya yang berbeda.

5. Gerakan cinta budaya yang bisa dilakukan selama pandemi berlangsung, apa saja?

Banyak yang bisa dilakukan. Di antaranya:
  • Belajar bahasa daerah secara daring
  • Traveling virtual ke berbagai daerah di Nusantara
  • Lomba menghias rumah/kamar/perabotan dengan unsur-unsur budaya Nusantara (penjurian secara online atau dengan melihat foto/video hasil karyanya)
  • Aksi belanja budaya online (misal: belanja pernak-pernik budaya, belanja batik, dll, sekalian menghidupkan UMKM selama pandemi)
  • Dialog interaktif antar budaya secara online,
  • "Menggempur" medsos dengan berbagai postingan berbau budaya dalm bentuk foto/video selama sepekan.
  • Memperbanyak baca buku, tulisan, artikel, berita, atau informasi apapun tentang budaya yang bisa disampaikan secara on-line.
  • Berinteraksi dan menjajal interpretasi yang sejalan dengan budaya yang diperkenalkan
  • Menggali cerita budaya lokal masing-masing yang selama ini bersifat lisan untuk didokumentasikan secara audio visual atau gambar yang disertai cerita (dari narasumber lokal) dan dipublikasikan secara virtual. Kegiatan ini bisa dilakukan secara sendiri dan kelompok yang nantinya semua hasilnya (dengan seleksi) bisa dimasukkan dalam satu portal, misalnya IG atau Youtube untuk dapat dinikmati dan dijadikan reerensi dalam menggali budaya dari topik2 yang diangkat.

Q & A

1. @annisaz19

Travelling itu butuh uang banyak gak sih kak? Dan apakah menjadi seorang traveler menghasilkan uang? Caranya bagaimana? 

Butuh uang itu pasti, kalau banyak dan sedikit itu tergantung travelingnya kemana dan kegiatannya apa saja. Misalnya, saya di BSD Serpong nih, mau traveling ke Bogor dan ke Bali. Jelas ke Bogor ga perlu duit banyak, sedangkan ke Bali perlu banyak. Dari biaya transportasi saja sudah beda ya. Begitu juga penginapan. Kalau di Bali mesti pesan hotel, kalau ke Bogor saya nggak perlu nginap, tinggal balik lagi ke BSD kalau mau tidur, karena dekat.

Bisa saja menghasilkan uang, jika hasil jalan-jalan kita manfaatkan dengan cara dikomersilkan. Seperti saya, cerita jalan-jalan ditulis di blog, dimuat di koran/majalah juga, dari sana ada yang bayar, uangnya bisa buat jalan-jalan lagi, atau disimpan untuk yang lain. Tapi ini nggak instant bisa langsung dapat uang ya. Kalau di blog, blognya mesti udah rame pengunjung dulu, page view bagus, rank DA bagus, dan memang punya nilai jual. Kalau di koran/majalah, ya harus memenuhi syarat sesuai standar media. 

Selain tulisan, kita juga bisa menjual foto-foto jalan-jalan. Bukan foto selfie lho ya hehe tapi foto destinasi. Bisa berupa foto pemandangan alam, kuliner, belanja, dan lainnya.

2. @annisaauliafh

Gimana sih kak cara siapin bekal mental untuk bergabung ke ragam budaya dan masyarakat indonesia? 

1. Membuka diri dan lapang dada mengakui bahwa ada beragam budaya di Indonesia. Artinya tidak menganggap budayanya sendiri yg paling baik, lalu meremehkan atau menganggap jelek budaya lain.

2. Menjunjung tinggi sopan santun pergaulan. Menghargai dan menghormati masyarakat lainnya, khususnya yg berbeda.

3. Siapkan mental pemberani dan tidak perlu malu atau rendah diri bergaul dengan masyarakat dari budaya berbeda. Bagi yg masih pemalu, tips supaya bisa berani dan tidak rendah diri salah satunya dengan menjaga stabilitas emosi, menenangkan hati dan pikiran, serta selalu berprasangka baik.

4. Bekali diri dengan rasa ingin tau yang besar untuk belajar budaya orang lain, lalu belajar menghormatinya.

5. Kalau sempat, bisa membekali diri terlebih dahulu dengan wawasan budaya orang lain. Misalnya dengan nanya-nanya terkait kuliner, kebiasaan atau adat budaya lain, baca-baca buku/literatur, atau nonton YouTube/cari akun Instagram budaya terkait. Tujuannya supaya kita punya gambaran umum terkait budaya mereka. Pas bergabung atau bergaul dg mereka, tentunya bisa lebih siap mental.

3. @harinaagm

Persiapan apa aja yang harus banget disiapkan sebelum travelling tapi banyak orang yang ga tahu? 

Kesehatan paling utama untuk disiapkan, baru uang dan rencana kegiatan selama traveling.  

Kalau kita sehat, kita bisa menikmati perjalanan. Melakukan berbagai kegiatan, dan pastinya nggak akan merepotkan orang apalagi bikin cemas keluarga di rumah.

Setelah kesehatan baru siapkan uang. Ada uang tapi nggak sehat, percuma juga sih. Mental juga harus disiapkan ya, jangan sampai kita kaget dengan situasi kondisi tak terduga di tempat tujuan.

Lainnya, sudah pasti barang-barang yang akan digunakan selama di perjalanan. Kalau kita muslimah, ya peralatan ibadah jangan sampai lupa dibawa. Obat-obatan, dan keperluan pribadi lainnya.

Sesi KUIS

1. Pada Foto IG Feed @travelerien tgl. 27/1, Parade Juanga dalam rangka Hari Jadi Tidore ke-909. Pada tahun berapakah acara tersebut digelar?
Jawaban: 2017

Pemenang kuis: Fatma Latifah Isnawati (Magetan Jawa Timur)

2. Pacu Jawi dan Karapan Sapi berasal dari daerah mana?
Jawaban: Sumatera Barat dan Madura

Pemenang kuis: Bulan Rimadhina Seva (Bojonegoro Jawa Timur)

PESAN (Penutup dari Travelerien)

Penganut agama Islam di Indonesia ini tumbuh dan berkembang di alam Nusantara yang majemuk; ada beraneka ragam budaya dan keyakinan masyarakatnya.

Ada budaya dan keyakinan yang seirama, namun tidak sedikit pula yang bertentangan.

Sebagai insan beragama yang menjunjung tinggi budi pekerti, akan elok bila saling menghargai perbedaan tersebut. Tidak perlu mengusik budaya orang lain yang dianggap tidak cocok.

Silakan tampilkan budaya sendiri yang bermartarbat dan indah. Misalnya membuat budaya atau karya seni bernafaskan Islam, seperti qasidah (seni musik), cara berpakaian yang Islami, dll. 


Video IG Live ini bisa ditonton di IGTV @ipmemgaat pada link berikut: https://www.instagram.com/tv/CKrCC9pHThU/

==============================

- Event

📍Pentas Budaya online 2021 (TASYA online 2021) 

- Penyelenggara

📍Bidang Apresiasi Seni Budaya Dan Olahraga PR IPM Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta

- Waktu

📍 30 Januari - 25 Februari 

- Rangkaian kegiatan 

30 Januari = Pembukaan lewat IG LIve bersama Katerina S

2-25 = Sesi lomba online untuk organisasi daerah yang ada di madrasah

Lomba meliputi : 

🔵Vidio IGTV pengenalan daerah dari tiap organisasi daerah (orda)

🔵Feeds IG organisasi daerah, berisikan funfact, pengenalam orda, dan desain yang menarik


SUKSES dan TERIMA KASIH buat IPM Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta



Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

13 komentar

  1. Mbaa, aku jadi paham serba/i kearifan lokal yg dijalankan sejumlah masyarakat.
    Wahh, bener Indonesia ini KAYA RAYAAAA ya

    Btw, Walau pandemi, kita tetap bisa berbagi ya. Mba Rien bener2 mantab jiwa ihh! Sharing tentang serba/i dunia travel blogger bareng IPM Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, pastinya menebar faedah untuk banyak siswa/i.

    Beneran sarat manfaat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mbak Rahma yang selalu cerah ceria dan asyik baca komentarnya :))

      Ini aku sharing dikit dari hasil perjalanan yang juga belum banyak banget, karena sesungguhnya aku bukan ahli budaya hihi Tapi alhamdulillah ada yang bisa dibagikan ke adik-adik madrasah tentang budaya-budaya yang pernah aku lihat dan saksikan sependek pernah keliling Indonesia :)

      Hapus
  2. program yang keren ini, say. apalagi digagas sama orang2 muda. semoga kita terus beradaptasi dengan hal2 baru tanpa tercerabut dari akar budaya kita sendiri ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu tujuannya mbak, supaya terus beradaptasi, dan kemudian mampu meninggikan toleransi serta rasa saling menghargai, meskipun berbeda-beda kebiasaan.

      Hapus
  3. Catatan pekan ini lengkap ulasan travelling, berkesan siap menunggu kelanjutan destinasi berikutnya...

    BalasHapus
  4. Duh anak - anak cerdas banget
    Pertanyaan nya ngga terduga
    Bagus acaranya Mbak Rien, anak anak mendapat input langsung dari sosok yang kompeten

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali ambu, mereka cerdas dan punya rasa ingin tahu yang besar. Keren mereka punya ide ngadain acara seperti ini. Meski pandemi, tetap bisa beraktivitas dengan hal-hal bermanfaat melalui pentas budaya online.

      Hapus
  5. Ternyata Kakak Muhammadiyah ya, baru tahu. Keren Kak... :-)

    BalasHapus
  6. Saat berbicara tentang budaya seketika itu juga kita harus berpikir tentang pelestariannya. Membangkitkan awareness/kepedulian masuk diantaranya. Apalagi untuk generasi milenial, Gen Z dan Post Gen Z yang harus bisa menerima tanggungjawab itu.

    Event seperti ini tuh harus lebih digalakkan supaya tujuan di atas bisa tercapai. Mungkin hanya setitik dari sekantung besar tugas pelestarian yang musti dijalankan. Tapi bisa jadi rangkaian titik itu justru menjadi belahan tanah dari lautan budaya yang kita miliki.

    BalasHapus
  7. Budaya Kemponan ini pernah saya jumpai waktu ekspedisi ke heart of borneo sekitar 2007. Waktu itu dua minggu kami tinggal di tengah hutan, di lingkungan masyarakat Dayak Katingan. Kedatangan kami disambut dengan tradisi setempat. Nah, ada momen di mana masyarakat lokal menyediakan arak untuk ucapan selamat datang. Kan gak mungkin diminum dong. Untungnya sebelumnya saya udah dapat informasi ini dari teman. Akhirnya kami cukup sentuh, dan letakkan kembali di tempatnya.

    BalasHapus
  8. Catatan yang sangat menarik dan bermanfaat. Bikin rindu travelling :)
    Saya dulu sempet di Ternate selama setahun, tinggal nyebrang ke Tidore. Asyik ya bisa seminggu di sana mba.

    BalasHapus
  9. Event seperti ini sebenernya harus lebih sering diadakan ya, supaya lebih mengenal budaya sendiri dan menghargai budaya daerah lain. APalagi buat generasi Z dan gen Alpha ya.
    Jadi dapat insight baru juga nih aku di sesi Q&A :)

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!