Jadi Camera Person Onedox Unboxing ROG Superpack

Sebelum pandemi, isi video di Onedox Channel cukup beragam, baik dari segi tema, gambar, pemain, maupun lokasi. Kondisi saat ini di mana orang-orang harus banyak mengisolasi diri di rumah menyebabkan terjadinya perubahan pada gaya dan isi video. Saya pun kini harus berperan sebagai seorang camera person, menggantikan tugas rekan satu tim Onedox yang semuanya libur selama pandemi. Pada tulisan kali ini, saya akan cerita pengalaman ketika jadi camera person untuk Video Unboxing ASUS ROG Superpack. Namun sebelum itu, yuk baca cerita saya soal proses produksi video Onedox.
Unboxing ROG Superpack
Review ASUS ROG Superpack

Intip Proses Produksi Video Onedox

Baru-baru ini saya diajak nonton beberapa video parodi lagu India di channel Fathan dan video parodi populer di channel EJ Peace. Mereka bukan artis, tapi video yang mereka buat banyak digemari, tak heran bila mendulang banyak subscriber, like, view, dan komen. Saya perhatikan ada banyak orang terlibat dan tampil dalam video, baik tim produksi maupun para pemain. Saya jadi penasaran, bagaimana dua anak muda usia pelajar itu bekerja. Berapa banyak biaya yang mereka keluarkan demi kepuasan membuat tontonan yang menghibur?

Dugaan saya, uang, waktu, tenaga dan pikiran yang tercurahkan untuk tiap video yang mereka buat tentu tidak sedikit. Nah, jangankan mereka dengan video yang selalu melejit, Onedox dengan video yang masih biasa saja sering makan waktu, tenaga, pikiran, dan duit kok. Ya walaupun nggak seberapa, tetap ada saja.

Karena itu sebelum saya cerita pengalaman jadi camera person Onedox, saya mau cerita dulu soal proses produksi pembuatan video Onedox. Saya bermaksud membahasnya sebagai catatan saya pribadi, bahwa sebuah karya, sesederhana apa pun itu, dibuat tidak semudah kelihatannya. 

Baca juga: Kepercayaan dan Kesempatan Berharga yang Harus Disyukuri
Syuting 

LOKASI
Tempat pembuatan video Onedox hampir seluruhnya dilakukan di BSD. Paling sering di lingkungan sekolah saja. Biasanya syuting setelah jam pulang sekolah atau di jam istirahat. Pokoknya bukan di jam belajar. Meskipun Alief tahu soal jam syuting yang aman di sekolah, tetap saja saya ingatkan. Khawatir nanti malah mengganggu kegiatan belajar. Sebetulnya syuting di sekolah sesekali saja, itu pun bukan tiap hari. Kadang malah sebulan sekali saja.

Tempat syuting lainnya di kafe, warung makan tenda pinggir jalan, taman, jalan dalam komplek, dan di beberapa cluster yang ada di BSD. Semuanya gratis kecuali saat syuting di tempat makan. Setidaknya, jika masuk kafe harus beli minuman. Berapa banyak yang dibeli tergantung berapa banyak kru yang Alief bawa. Biasanya 2-3 orang. Biasanya tak cuma minum, tapi sekalian makan. Anak cowok ya, duduk di kafe kalau nggak makan nggak afdol. Kalau di kafe, otomatis ada uang parkir. Kalau mereka pergi pakai mobil, minimal 5000 buat parkirnya saja. Tapi biasanya mereka motoran, 2000 saja permotor. Total habis berapa? Kisaran Rp 200 - 300 ribu sekali masuk kafe buat 3 orang.

Biaya makan minum di kafe jelas tidak sama dengan jajan di warung tenda pinggir jalan. Kalau mahal, ya di warung tenda aja, dong! Ya nggak bisa gitu, pemilihan tempat kan disesuaikan dengan kebutuhan cerita video. Ada kok sesekali mereka nongkrong di warung gerobak, seperti pada video Style STM vs SMA. Di video itu nggak ada penampakan kafe atau perumahan mewah karena cerita dalam video memang tidak butuh tempat seperti itu.

Syuting indoor nggak berbayar hanya di rumah. Selain di rumah sendiri, ada juga di lakukan di rumah temannya. Biasanya dilakukan pada saat kebetulan ada kegiatan belajar bersama, lalu sekalian syuting. Ini semacam strategi Alief dalam memanfaatkan waktu dan tempat yang ada.
Syuting di Sekolah

KRU
Alief punya beberapa teman akrab yang kompak mendukung channel Onedox. Beberapa temannya sukarela berperan dalam video, jadi pemain utama, pemeran pendukung, bahkan sekadar figuran. Tentunya, ada yang jadi kameramen dan seksi sibuk yang tugasnya bisa apa saja. 

Meski sukarela, bukan berarti mereka dimanfaatkan cuma-cuma. Mereka diajak makan dan minum dong oleh Alief, bahkan diberi bayaran sesudahnya. Duitnya dari mana? Dari penghasilan adsense Youtube yang didapat tiap bulan (jadi ya, buat yang nonton video Onedox, tolong jangan diskip ya iklannya wkwk). Nilai bayaran nggak tentu, disesuaikan dengan hasil yang didapat, misal seberapa banyak view yang didapat sehingga melejitkan pendapatan adsense. Alhamdulillah sependek ini teman-temannya yang terlibat dalam video bisa bersenang hati karena dapat uang ganti bensin motor dan uang keringat yang lumayan buat jajan. Lebih dari itu, sama-sama dapat pengalaman juga ya kan.

Alief sendiri mengerjakan apa dapat berapa? Menciptakan ide, merancang tema video, riset, menyusun skrip, menyiapkan peralatan, mengatur kostum, sutradara, video editing, hingga mengerjakan hal-hal kecil seperti membuat thumbnail video di photoshop, menyusun deskripsi, dan terakhir mengunggah ke channel. Banyak tugasnya, hitung sendiri harusnya dia dapat apa. Kepuasan? Memang itu tujuannya. Kalau bicara video promo yang sifatnya komersil, ya lain lagi lah.

Oh ya, Channel Onedox baru dapat penghasilan setelah berumur 8 bulan. Sebelum itu, segala biaya dan bayaran pakai duit dari saya dong. Mana lagi 😂

Saya amati, jumlah terbanyak yang pernah terlibat di video Onedox ada di video Survey Jumlah Mantan. Apakah semua orang yang tampil dapat bayaran? Enggak. Tapi pasti ada beberapa yang diberi uang jajan oleh Alief. 

Baca juga: Rejeki Content Creator Youtube
Berapa banyak kru yang terlibat dalam pembuatan video-video di channel Onedox?

PERALATAN
Kamera sudah pasti jadi barang paling pokok untuk proses produksi video. Gak punya kamera gimana? Harus beli dong. Kalau nggak bisa beli? Sewa saja. Kalau nggak bisa sewa? Pinjam. Kalau nggak ada yang meminjamkan gimana? Udah, nggak usah jadi videografer, nggak usah jadi Youtuber. Nggak modal amat haha

Maaf, bukan maksud hati untuk sombong, Alief nggak pakai susah buat punya kamera karena saya punya lengkap. Dari kamera DSLR, pocket, mirrorless, hingga HP juga ada. Dia tinggal pakai. DSLR EOS 70D dulu beli 17 jutaan sudah sama 2 lensa. Kalau sekarang kata mas di Fokus Nusantara sudah 21 jutaan. Mirrorless Fuji XA5 sekarang 7 jutaan. HP ASUS ROG Phone 2 harganya 8 jutaan. Coba kalau saya nggak punya, mulai dari nol buat modalin Alief bikin video, tabungan bisa habis banyak buat beli itu semua. 

Itu baru kamera. Ada yang tak kalah penting, laptop buat editing. Awal-awal Alief mengedit video pakai laptop L yang lelet banget itu. Lalu pindah ke PC. Sekarang pakai ZenBook UM431 buat mengolah rekaman video jadi video siap tonton. Perlu duit berapa beli laptop? ZenBook UM431 itu 10 jutaan. Berguncang dompet saya kalau beli sendiri. Untung dapat menang doorprize di event ASUS yang saya hadiri *lol

Apa lagi selain kamera dan laptop? Mic, lampu bermacam warna dan bentuk, kabel-kabel, powerbank, casan, semua diperlukan, baik saat rekaman maupun editing. Belanja di mana? Mana lagi kalau bukan Tokopedia dan Shopee. Pokoknya ya, sejak jadi youtuber, belanja keperluan video jadi meningkat. Apalagi sejak syuting di rumah saja, peralatan yang dibutuhkan nambah terus. Tukang paket tiap hari ke rumah teriak depan pagar :))

Kamera, hp, dan laptop gratis. Gak pake modal dong? Siapa bilang. Semua peralatan yang digunakan itu butuh perawatan, bahkan butuh tangisan jika hilang atau rusak haha. Alief pernah membuat rusak Canon EOS 70D karena kelamaan on, jadi overheat, akhirnya mati total. Saya bawa ke datascrip abis 3 juta buat perbaikan. Lalu, saat sedang syuting outdoor, lensa 50mm hilang akibat ketinggalan, pas dicari udah nggak ada mungkin disambar orang. Mesti beli baru lagi, merogoh kocek lagi huhu
Koper dan ransel ini isinya peralatan syuting doang lho!

WAKTU
Bikin video buang waktu? Nggak disebut dibuang juga sih, tapi makan, makan waktu. Kebuang itu kalau sia-sia, tak diisi dengan hal bermanfaat. 

Sejatinya, Alief videoan kan karena hobi. Biasanya nih, kalau yang namanya hobi, yang dicari adalah kepuasan dan kebahagiaannya. Jadi, berapa banyak pun waktu yang terpakai, tetap happy-happy saja. Lain halnya jika video yang dibuat sifatnya untuk komersil, semacam video promosi suatu produk seperti David Gadgetin. Tentu ada hitungannya. Doakan saja ya, moga kelak jejak Onedox bisa seperti David atau Agung Hapsah. Aamiin 🙏👼

Setahu saya, waktu Alief untuk videoan tidak tentu. Biasanya menyesuaikan dengan rutinitas wajib di tiap harinya. Misal di hari sekolah, dari pagi sampai jam 3 belajar, setelahnya kosong baru syuting. Jelang magrib baru pulang. Atau, kelar sekolah langsung pulang, setelah magrib baru keluar buat merekam adegan di malam hari. 

Saya perhatikan waktu buat pengambilan video nggak pernah sekali. Bisa beberapa kali sampai berhari-hari. Ada saja video yang kurang, lalu diulang lagi. Pas mau ulang, eh cuaca ga bersahabat. Atau, kru lagi ga ada. Terpaksa menunggu sampai semua ready.

Itu baru soal syuting, proses editing bagaimana? Namanya juga pelajar sibuk, waktu buat editing hanya di sisa waktu. Itu juga kadang lebih sering kebawa tidur kalau sudah depan laptop. Tapi kalau sudah serius, biasanya melek lama. Dari jam 8 malam sampai jam 1 pagi dia jabanin hehe.

Kira-kira begitu ya. Sebuah video terencana tidak selesai dalam hitungan 1-2 jam. Tapi bisa berhari-hari hingga satu minggu pun pernah. Bahkan, pernah juga sampai 2 minggu. Apalagi Alief ini kan tidak mau mengerjakan editing kalau sedang tidak mood. Dia tidak mau unggah video asal jadi. Maunya sempurna sesuai standar dia. 
Perangkat editing sebelum pakai ZenBook UM341

Video di Saat PANDEMI

Kondisi selama pandemi menyebabkan perubahan pada isi video. Jika sebelumnya terbiasa membuat video dengan pengambilan gambar di luar rumah, dikerjakan bersama beberapa teman, cerita dengan tema lebih beragam, kini terbatas dan serba mandiri. 

Sudah ada 5 video yang dibuat selama pandemi. 2 video review, 1 video tips, 1 video game, dan 1 video berisi cerita keseharian pelajar selama masa quarantine. Semua video dikerjakan sendiri, bahkan tak melibatkan saya sebagai orang terdekatnya di rumah, kecuali pada video Review ROG Superpack.

5 video dalam waktu 2 bulan sejak school from home, artinya tiap 12 hari jadi 1 video. Seandainya Alief youtuber yang cuma mengejar gajian dari adsense, jelas dia bakal ketinggalan jauh. Lha, wong teman saya bikin video tiap hari, upload tiap hari, biar bisa gajian minimal 2-3 juta tiap bulan kok haha. Tapi memang betul sih, teman saya itu gajian segitu tiap bulan dari 1 channel, dan sekarang dia punya 5 channel, sebulan dia bisa dapat 15 juta. Tiap hari 5 video yang dia upload, gimana cara bikinnya itu? Oh karena dia memang kerjanya total di youtube, ya gampang saja baginya, waktunya 24 jam sehari 7 hari seminggu bisa dipake buat bikin video dan youtuban nonstop. 

Lha kalau Alief? Beda orientasi sih ya. Bukan sombong nggak mau uang, tapi keadaan pribadi yang dimiliki saat ini tidak mengharuskan dia berlari mengejar hal yang sama dengan yang dikejar orang lain. 

Channel digital bisa digunakan apa saja untuk hal baik yang bermanfaat. Mau dijadikan sumur duit, jalan menuju populer, ladang ilmu, galery karya, tempat menyimpan hobi, mendapatkan teman baru, semua sah-sah saja, bebas. Kalau buat hobi lalu dapat duit, ya happy dong. 

Nah, karena bonus yang didapat lumayan banget buat jajan dan ditabung, channel Onedox saya urus benar-benar. Duitnya bisa dinikmati Alief sendiri dan juga dibagi-bagi ke tim yang telah membantu proses produksi video.

Selama pandemi nggak ada yang bantu, nggak ada yang dibagi, pendapatannya dipakai buat apa? Dipakai untuk yang membeli perlengkapan shoting. Saat ini Alief sedang menata kamarnya jadi ruang studio. Dia membeli mic baru, lampu-lampu baru, dan beberapa aksesoris baru. 

Kumpulan video sebelum pandemi






Camera Person

Bersambung......

Bongkar Koper ROG Superpack seharga 21 juta.

Bersambung....

TULISAN INI BELUM KELAR. LAGI ADA KESIBUKAN. NANTI KALAU SUDAH SENGGANG DILANJUT LAGI. LANJUTANNYA DI SINI JUGA 🤣🤣🤣


Syuting Unboxing ROG Superpack


Tonton video review ROG Superpack di Onedox Channel --> Koper kok gini??!! ROG Superpack


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

1 komentar

  1. bikin video itu emang rumit,, video sederhana aja prosesnya lumayan, apalagi video yg keren2.

    semangat terus buat channel onedox..

    -traveler paruh waktu

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!