Selamat Jalan Kucing Larry, Terima Kasih Klinik Hewan drh Rajanti

Setelah kejadian yang menimpa dan sakit yang diderita, akhirnya Kucing Larry pergi untuk selamanya. Berpisah dengan Larry membuat saya sangat kehilangan. Kini Larry tak lagi merasakan sakit, ia telah sehat dan bermain gembira di sana, di sisi Allah SWT.
klinik hewan drh rajanti
Makam Kucing Larry di halaman depan Klinik Hewan drh. Rajanti Villa Melati Mas Serpong

Baru 2 hari sejak saya menulis tentang Larry di blog ini (9/3/2020), tiba-tiba Rabu pagi (11/3/2020) saya dikejutkan dengan kondisi memprihatinkan si kucing berbulu putih itu, ia masuk got. Saya tak elok jika membahas kejadian yang menimpanya, tapi yang pasti, sesuatu telah terjadi di luar sepengetahuan saya.

Sejak pulang rawat inap di Klinik Hewan Kittens Park di Golden Vienna BSD, Larry kami jaga betul supaya tidak keluar rumah, apalagi keluar pagar. Di siang hari beberapa kali kami keluarkan dari kandang, untuk makan atau diajak bermain ringan. Nggak dibiarkan keluar jauh, hanya di garasi dan di taman kecil depan rumah, sambil kami awasi. Kalau malam, kami masukkan kembali dalam kandang.

Biasanya saat sehat Larry kami lepas. Meskipun dilepas, perginya tidak jauh. Kalau tidak di depan pagar kami, dia main di depan pagar tetangga kiri dan kanan, bertemu sesama kucing. Biasanya lebih banyak main di garasi, sekadar berbaring, tidur, atau pun duduk saja sambil sesekali seliweran. 

Kali ini agak ketat dijaga karena masih dalam pengobatan untuk leher atasnya yang terluka. Kalau sudah sembuh, kami sudah merasa aman dan tenang. Sayangnya, baru 2 hari dalam perawatan, kucing itu tiba-tiba hilang dalam sekejab, padahal baru sejenak lepas dari pandangan. Ia menghilang semalaman, dipanggil tak ada suara. Setelah tahu ia berada dalam got, saya baru paham kenapa suaranya tak ada. Larry berada di tempat gelap dan basah, dan ia tak punya energi untuk mengeong sekadar memberitahu keberadaannya. Ya Allah 😭

Kejadian sebelum ini, bisa dibaca di sini: Merawat Kucing Larry di Kittens Park
Untuk pertolongan pertama dibawa ke drh Yuriko di Kittens Park Golden Vienna

Minggu lalu Alief sedang libur sekolah mulai tgl. 9 s.d 13 Maret karena kakak kelasnya ujian. Jadi, ada dia saat kejadian tak enak menimpa Larry.

Sejak Selasa sore saya dan Alief sudah sibuk mencari Larry, tapi tak ada hasil. Rabu pagi baru ketemu, dan seperti saya ceritakan di awal, kondisi saat ditemukan tak baik. Badannya gemetar, basah, kotor, perutnya kempes. 

Kami bergegas membawa Larry ke drh Yuriko di Klinik Hewan Kittens Park, Golden Vienna. Sebelum dibawa, badannya sempat kami bersihkan. Saya juga coba beri minum air agak hangat dan makanan basah, tapi sama sekali tak disentuh. Saya jadi cemas.

Sampai di klinik, drh Yuriko memeriksa suhu tubuh, namun termometer tak bisa mendeteksi sama sekali. Bahkan, angka nol pun tak muncul. Drh Yuriko langsung merujuk  ke Klinik Hewan drh Rajanti di Villa Melati Mas Serpong. Katanya, Larry mesti dimasukkan inkubator, di sana ada alatnya. 

Saya menurut apapun kata dokter Yuriko. Berbekal selembar surat rujukan, kami berangkat ke Villa Melati Mas, dilepas dengan raut wajah sedih dokter Yuriko. Saya tahu, ia pun cemas dengan kondisi Larry. Namun ia semangati kami untuk tetap berusaha mencari kesembuhan untuk Larry. 

Larry kami bawa pakai keranjang. Di perjalanan, ia terlihat aneh, tak mau diam. Padahal sebelumnya lemah, tak bersuara. Larry beberapa kali memutar badan, dan saat menghadap ke saya, matanya berkaca-kaca, lalu keluar air mata. Larry menangis!

Pikiran saya mulai jelek. Apakah ini pertanda usia Larry tak panjang? Saya mendekat, bicara setenang mungkin "Larry, sabar ya, sebentar lagi kita sampai klinik. Larry akan diobati, insha Allah sembuh."

Saat saya berkata begitu, Alief mengusap kening Larry, membuat Larry tenang lagi. Tapi, ada momen singkat di mana mata saya dan mata Larry saling bertemu, di situ seolah ada jarak yang tak lama lagi akan membuat kami tak bisa lagi saling melihat. Hiks.
Setiba di Klinik drh Rajanti, Larry langsung ditangani oleh drh. Meivy
Diinfus

Saya baru pertama kali ke klinik hewan drh Rajanti, dan rasanya klinik ini jauh sekali. Padahal jaraknya cukup dekat dari BSD. Dari Giant Villa Melati kurang lebih 1 kilometer, lalu belok kanan lurus saja sekitar 100 meter sudah sampai. Rasa khawatir takut Larry mati membuat perjalanan terasa sangat lama. 

Gedung klinik drh Rajanti cukup besar, berupa bangunan 2 lantai, punya area parkir, kantin, bahkan halaman yang cukup luas di bagian depan. Bagaikan rumah sakit, RS hewan. 

Menurut drh Yuriko, klinik drh Rajanti punya reputasi bagus dalam pelayanan kesehatan hewan, khususnya kucing dan anjing. Selain itu klinik ini punya fasilitas lengkap sehingga sering menjadi rujukan bagi klinik-klinik lain yang ada di Serpong dan sekitarnya. Untuk tarif pelayanan pun sangat terjangkau. Drh Yuriko sempat memberikan perbandingan harga untuk layanan cek darah, maupun rawat inap yang pernah dijalani oleh pasiennya yang lain, biayanya jauh lebih hemat dibanding di klinik lain. Harga terjangkau namun layanan yang diberikan maksimal.

Ketika sampai, saya langsung menuju ruang pendaftaran. Di sana ada banyak perawat berseragam warna merah maroon. Saya langsung menemui salah seorang perawat dan mengatakan kondisi kucing yang saya bawa gawat darurat. Dengan cara itu, saya ingin mereka cepat tanggap dan bersegera memberikan pertolongan untuk Larry.

Benar saja, tak lama seorang dokter, namanya drh Meivy, langsung mengajak saya membawa Larry ke ruang periksa. Tindakan pertama yang dilakukan sama seperti drh Yuriko, mengukur suhu tubuh. Sama seperti saat diperiksa drh Yuriko, suhu tubuh Larry tak terdeteksi, hipotermia parah. Dokter langsung menyuruh perawat menyiapkan inkubator.

Sambil menunggu inkubator disiapkan, Larry diinfus, dan langsung diambil darah untuk pemeriksaan lainnya. Dalam surat rujukan drh Yuriko memang ada penjelasan mengenai dugaan sakit pada liver dan ginjal. Mungkin karena itu drh Meivy mengambil darah. Catatan mengenai penanganan pada luka Larry pun dibuat lengkap dalam surat rujukan, namun drh Meivy ingin memfokuskan pada hipotermia dulu karena bila terlambat Larry bisa mati. 
Masuk inkubator (Klinik Hewan drh Rajanti 11/3/2020)

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh drh Meivy, Larry langsung masuk inkubator. Saya sedih melihat kondisinya. Seumur-umur merawat kucing, baru sekarang sampai harus mendapat tindakan sejauh ini. 

Saya pernah lihat inkubator, dulu waktu baru melahirkan, tapi inkubator bayi. Ternyata ada juga inkubator buat kucing hipotermia. Betapa hewan pun wajib diperlakukan sebagaimana manusia, sebagai mahluk hidup.

Kata dokter, dengan kondisinya yang memprihatinkan, Larry harus dirawat inap. Saya setuju untuk hal itu, supaya kondisi Larry tetap berada dalam pantauan ahlinya. Saya percaya dokter akan menangani Larry dengan sebaik-sebaiknya. 

Saya dan Alief pulang, meninggalkan Larry dengan harapan bisa sembuh seperti sedia kala.

Di Klinik drh Rajanti ini, pemilik hewan yang jadi pasien rawat inap bisa memantau kondisi peliharaannya lewat nomor whatsapp khusus rawat inap. Respon terbaru akan diberikan oleh dokter jaga. Jika ingin bertanya langsung, bisa dilakukan di jam besuk. Jika belum sempat datang, bisa WA saja, atau telpon ke nomor tertentu khusus untuk telponan.

Riwayat informasi Larry selama dirawat inap di Klinik Hewan drh Rajanti

Kamis pagi (07:05 AM 13/3/2020), saya mengirim pesan whatsapp untuk menanyakan kabar Larry. Siangnya (11:10) baru dijawab oleh drh Shinda bahwa suhu Larry sudah 33,3 namun masih dianggap low dan masih harus dihangatkan. 

Sementara itu, hasil pemeriksaan darah menunjukan adanya gangguan pada liver dan ureum. Berdasarkan hasil tes tersebut, dokter kemudian memberi obat untuk menurunkan nilai fungsi hati dan ureum, antibiotik, dan pemberian infus. 

Saya lega saat mengetahui suhu badan Larry sudah naik. Dari semula tak terdeteksi sedikit pun kini menjadi 33,5 berarti sudah ada kemajuan. Begitu juga dengan tindakan dokter memberi obat sakit pada Larry membuat saya semangat dan optimis lagi Larry akan sembuh.

Sore jam 18:49 saya kembali menanyakan kondisi terbaru Larry. Kali ini drh Yessie yang mengabari bahwa suhu Larry sudah naik jadi 34,5. Alhamdulillah naik lagi meski sedikit. Menurut drh Yessie, Larry masih diberi penghangat, dan makan dibantu disuapi.

Tak cuma itu, drh Yessie mengirimkan video Larry. Dalam video itu, Larry tampak menunduk. Terdengar suara dokter memanggil namanya, namun Larry diam saja. Hanya terlihat sedikit gerakan perlahan, menandakan ia masih merespon. Saya terharu melihat video itu. Rasanya, ingin sekali memeluk Larry, dan mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja.

Saya ucapkan banyak terima kasih ke drh Yessie atas kabar dan kiriman videonya. Anak-anak juga senang melihat kondisi terbaru Larry. Kami sama-sama merasa ada harapan hidup buat Larry. 
Jumat 13/3/2020 Larry pergi untuk selamanya

Kabar duka itu dikirim lewat pesan Whatsapp pukul 07:34 AM, Jumat 13/3/2020.

Tak ada nama dokter yang biasanya disebutkan di akhir pesan. Saya membaca pesan itu berulang kali, antara mempercayai bahwa kabar itu berisi tentang kematian Larry atau kondisi Larry menurun saja namun masih hidup.

"Selamat pagi ibu. Kondisi Larry semakin menurun, pagi ini Larry tidak dapat bertahan, kami turut berduka yang sedalam-dalamnya"

Saya meneruskan pesan itu ke drh Yuriko, menanyakan apa kabar itu benar tentang kematian Larry, dan dijawab iya. Setelah itu saya langsung masuk kamar, nangis sendirian, tidak mau diketahui oleh Alief. 

Pagi itu Alief akan berangkat camping ke Gunung Kencana. Saya tidak ingin dia sedih, lalu jadi kepikiran selama pergi. Alief sangat sayang Larry. Dulu waktu Oreo mati, dia demam. Adiknya juga, ikut demam. Maka, kematian Larry saya rahasiakan dari Alief dan Aisyah. Hanya suami yang saya kabari dan seorang teman sesama pemelihara kucing yang juga kenal Larry. 

Saya ingin segera ke klinik, tapi Alief baru berangkat jam 9. Jadi saya tunggu sampai melepas Alief pergi dulu, baru ke klinik, ditemani Mbak Emilia. Suami sedang di kantor, cuma berpesan supaya saya urus Larry dengan baik sampai dikuburkan dengan sebaik-baiknya.

Sampai di klinik, saya dibawa ke ruang perawatan. Di situ ada beberapa kucing sedang dirawat. Seorang dokter dan seorang perawat tampak sedang menangani seekor kucing. Larry ada di salah satu "kamar", ditutupi selembar underpad. 

Dokter yang mengantar (saya lupa namanya) bertanya kepada saya, mau dibuka nggak underpadnya? Saya jawab mau. Underpad dibuka, tampak Larry sudah terbujur kaku. Saat itu juga saya tidak tahan untuk tidak menangis 😭😭
Dalam gendongan perawat, sesaat sebelum dikuburkan

Di Klinik drh Rajanti ini, pasien yang mati bisa dikuburkan di klinik, dan boleh dibawa pulang jika ingin dikubur sendiri di halaman rumah. Pilihan ini membuat saya lebih mudah. Karena tak sanggup membawanya lebih lama dalam perjalanan, jadi saya pilih dikubur di klinik.

Perawat laki-laki pergi menggali lubang di halaman depan klinik. Tempatnya cukup luas, dan tampak tak dirawat karena rumput-rumput dibiarkan tumbuh liar. Katanya memang khusus buat kuburan kucing atau hewan yang mati diklinik. 
Halaman depan klinik tempat Larry dikuburkan. Pohon merambat di kantin, bunganya untuk bunga duka hewan kesayangan

Di depan klinik juga terdapat kantin.  Di situ ada tanaman merambat yang sedang berbunga. Bunganya seperti terompet, berwarna ungu. Kata perawat, tanaman itu selalu berbunga, sepanjang tahun, dan biasanya dipetik untuk keperluan menguburkan hewan kesayangan yang mati. Nah, saat Larry akan dikubur, dokter memetik beberapa bunga, diberikannya kepada saya, untuk ditaruh di atas makam Larry. 

Melihat Larry yang terbungkus underpad, dalam gendongan perawat, saya benar-benar merasakan kesedihan mendalam. Hingga akhirnya Larry dibaringkan dalam lubang, kemudian ditutupi dengan tanah, saya sadar benar-benar telah kehilangan Larry, untuk selamanya 😭

Lama, lama sekali saya menangis. Dan terus menangis, sampai Larry selesai dikubur.
Dokter dan perawat di Klinik drh Rajanti yang membantu menguburkan Larry
Selamat jalan Larry 😭

Sampai saat tulisan ini dibuat, saya belum memberitahu kedua anak saya. Saya masih mencari cara dan menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan kepada mereka. Saat ini mereka sedang bersiap menghadapi ulangan, saya khawatir berita duka ini akan menggangu pikiran sehingga melemahkan semangat mereka.

Apalagi, di musim wabah corona saat ini, di mana kesedihan bisa saja mempengaruhi pikiran yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh. Saya tidak ingin anak-anak jadi sakit. Kabar duka ini lebih baik saya tunda. 

Anak-anak, terutama yang kecil, ada menanyakan kapan menjenguk Larry. Saya bilang nanti kalau sudah boleh keluar rumah. Kebetulan kan saat ini anak-anak sedang dirumahkan (libur sekolah karena wabah corona), jadi alasan untuk tidak keluar rumah membesuk Larry itu pas. 

Alief ada juga bertanya apa ada kabar dari klinik, saya bilang belum ada, anggap saja Larry masih dirawat. Alief mungkin percaya karena dia tahu Larry memang layak rawat inap yang lama, sampai sembuh. Alief juga sempat berkata, jika nanti Larry sembuh, dia mau membeli kandang baru buat Larry, pakai uang hasil youtube.

Saya sedih.

Sedih sekali.

Kematian Larry di bulan yang sama dengan kematian Oreo lima tahun lalu. Betapa, 5 tahun saya kembali patah hati karena kehilangan kucing. Seakan, tak mau lagi memelihara, tak sanggup bila berpisah lagi seperti ini.
Selamat bermain gembira di surga ya Larry 😭

Terima kasih buat drh Yuriko di Klinik Hewan Kittens Park Golden Vienna BSD. 

Terima kasih buat dokter-dokter di Klinik drh Rajanti Villa Melati Mas Serpong; drh Meivy, drh Shinda, drh Yessie, dan seluruh perawat yang sudah membantu.

Terima kasih buat segala keramahan selama menerima kunjungan saya dan Larry, terima kasih atas kasih sayangnya yang begitu baik pada hewan.

Terima kasih pernah berusaha menyelamatkan hidup Larry. Terima kasih telah "memanusiakan" hewan-hewan kesayangan. 

 =====

Klinik Hewan drh Rajanti Villa Melati Mas

Klinik Hewan drh Rajanti
Instagram: @klinikhewanrajanti
No HP Klinik: 
0878-0969-7784 (WA)
0813-9875-1770 (phone)
0857-1677-0854 (phone)

No Booking house call:
0812-9885-8128 (only WA)

No bagian rawat inap:
0881-1400-095  (only WA)

Jam jenguk pasien ruang rawat inap:
Senin -  Sabtu Jam 11:30 - 13.30 dan 17:00 - 19:00
Minggu/libur nasional jam 11:00 - 12:00 dan 15:00 - 16:00

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

10 komentar

  1. Menitik air mata membaca tulisan ini. Ya Allah sedihnya. Semoga sekarang Larry sudah gak sakit lagi. Selamat jalan Larry sayang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedih hatiku, ayuk :(
      Aamiin. Sudah sehat dan gembira dia di surga

      Hapus
  2. Sedih banget ya...
    Numpang comment ya bagi yang mau beli kucing baru bisa Disini

    BalasHapus
  3. saya juga baru kehilangan kucing saya tadi subuh, di opname seminggu di Animal clinic jakarta, entah apa yg terjadi sampai kondisinya semakin turun dan menambah jumlah sakit yang dideritanya,|
    awalnya hanya saluran pipisnya, merambat ke ginjal dan akhirnya sepsis sehingga mengenai pembulu darah. (saya berikir jika penangannya tepat maka tak akan menjadi buruk, dokter hanya menerka2.. saya sangat sedih :'(

    BalasHapus
  4. Sedih sekali saya membacanya..sampe ikutan nangis😭 soalnya kebetulan bgt kucingku si cemong jg LG sakit dia udah 2 hari gak mau makan gak mau minum...😢

    BalasHapus
  5. Sampai saat ini nmr rawat inap hanya contreng 1... saya hanya mau tau perkembangan sore ini 😭 begitu susahkah dihubungi 🥺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Saya dl jg begitu, tdk bs dihubungi lewat dr jam operasional sptnya. Dan baru dihubungi pagi harusnya setelah Saya tanyakan lg, ketika menginformasikan kl kondisi kucing Saya memburuk. 😭

      Semoga kucingnya segera sembuh ya kak,,

      Hapus
  6. Selamat jalan Larry, saya sampai nangis sesenggukan baca tulisan ini, soalnya kucing saya juga sedang sakit, saya juga bakal bawa ke klinik rajanti, tempat dia juga dulu pernah dirawat 6 bulan lalu dengan sakit yang sama

    BalasHapus
  7. Selamat jalan larry,saya menangis membaca ini,karena saya mengalami hal yang sama.tapi kitten saya ditolak diambil tindakan karena kondisi kitten yang kata dokter disalah satu klinik hewan didaerah bandung sudah sangat sangat lemah.terima kasih kepada para dokteryang sangat tulus memberikan pelayanan

    BalasHapus
  8. Saya turut sedih, sy baca ini untuk menenangkan diri saya pasca kehilangan "Joko" kucing yg sy anggap lebih dari saudara. Skrng kita hanya meyakini, ia damai di surga. Semoga kita bertemu di tempat peristirahatan selanjutnya.

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!