Liburan Akhir Pekan di Palembang Bersama Keluarga

Palembang sangat berkesan bagi Mas Arif. Tempat dimana dia pernah tinggal lama untuk studi. Di kota ini dia punya banyak teman dekat, juga punya satu keluarga angkat. Semuanya masih ada dan masih berhubungan baik sampai kini. Meski masa kuliah telah lama berlalu, tapi kecintaannya pada Palembang masih kuat. Bahasa Palembang masih lancar. Semua kuliner khas Palembang pun masih jadi kesukaan.

Bulan April ini, Palembang jadi pilihan Mas Arif untuk membawa kami jalan-jalan. Ceritanya dia ultah (saya ga usah sebut tgl nya, ya), mau traktir-traktir keluarga. Bukan untuk merayakan, tapi sebagai tanda syukur dan bahagia karena masih punya usia sehingga masih bisa berkumpul bersama keluarga yang dicintai. Kalau soal traktir, tiap hari di rumah juga ditraktir berkali-kali :D 


Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

Nah, kenapa Palembang? Katanya, kalau masih sekitaran BSD saja, atau katakanlah Jabodetabek, sudah biasa. Sesekali cari yang beda. Jauh di luar kota. Dan kota yang dipilihnya adalah kota yang pernah memberinya banyak kenangan.

Rencananya, Mas Arif mau ajak kami makan berbagai jenis makanan khas Palembang di beberapa tempat yang sudah direkomendasikan teman. Nama-nama makanan dan nama-nama tempat sudah kami catat. Terealisasi semua atau tidak, itu urusan nanti. Tidak semua harus sesuai list, kan? Mana yang mudah ketemu saja. Santai pokoknya. Karena di Palembang cuma buat makan-makan, kami tidak perlu lama-lama. Dua hari cukup. Pergi Sabtu pagi, pulang Minggu malam. 



Humayra dengan latar belakang Menara Jembatan Ampera

Ditraktir Kompasianer Palembang di Pempek Beringin

Sampai di Palembang, niat Mas Arif mau traktir-traktir, malah dia yang ditraktir orang. Kok bisa?

Hari pertama tiba di Palembang (Sabtu 29/4/) kami tidak langsung meluncur ke tempat-tempat kuliner, melainkan ke Kampus Stisipol Candradimuka dulu. Di sana saya hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara sharing tentang blogging. Acaranya berlangsung dari jam 1 siang sampai 5 sore. Setelah makan siang sekedarnya di rumah makan masakan Padang depan kampus, Mas Arif dan anak-anak meluncur ke hotel. Sedangkan saya masuk kampus, bersiap mengisi acara.

Sorenya, setelah acara di Stisipol kelar, yuk Elly Suryani (Kompasianer Palembang) mengajak saya dan beberapa kawan blogger lainnya makan di Pempek Beringin dekat PTC Mall. Bukan sekedar diajak, tapi ditraktir. 


Baca juga : Diskusi "Ngeblog itu Asyik" Bersama Kompasianer Palembang
 

"Ngeblog itu Asyik" bersama Kompasianer Palembang

Mas Arif dan anak-anak saat itu sedang otw ke Stisipol, mau jemput saya. Saya bilang ke Mas Arif agar menyusul ke Pempek Beringin saja, biar sekalian makan bareng. Anggap saja RM Pempek Beringin itu sebagai tempat pertama untuk memulai kulineran di Palembang. Kebetulan
di Pempek Beringin tersedia beberapa makanan yang memang sudah jadi incaran kami sejak dari Jakarta.  Cocok deh. Mas Arif setuju. Kami pun kulineran. Ai makan tekwan, Al makan pempek, dan Mas Arif makan Lenggang kesukaannya. Es Kacang merah idaman pun tak lewat dari pesanan. 

Saya bisa lihat Mas Arif dan anak-anak begitu menikmati makanan yang mereka pesan. Tampak senang dan puas. Mungkin memang beda kali ya rasanya kalau makan makanan Palembang di tempat asalnya. Lebih enak. Lebih terasa taste-nya. Lebih dapat feel-nya. 

Kecil-kecil makannya banyak ya :D

Makanan terenak di dunia!

Di RM Pempek Beringin Mas Arif berjumpa kedua kalinya dengan Yayan dan Dedi. Terakhir ketemu waktu jalan bareng ke Krui, Pesisir Barat Lampung. Pertama kali pula bagi Mas Arif ketemu dengan Maman, teman jalanku saat trip Festival Krakatau 2016 lalu. Mereka sudah saling follow di IG sejak sebelum bertemu. Bersama kami ada mbak Ira Hairida (blogger Palembang). Nah, mbak Ira ini ternyata adik tingkatnya Mas Arif waktu di Unsri.

Setelah makan-makan, ngobrol-ngobrol, dan satu persatu mulai pulang, saatnya bayar. Tapi kasirnya bilang, semua sudah dibayar oleh Yuk Elly, termasuk pesanan anak-anak dan Mas Arif. Padahal tadinya bagian suami dan anak-anak mau saya bayar sendiri, karena mereka kan bukan dari bagian acara Kompasiana :D 

Alhamdulillah kalau begitu. Rejeki. Terima kasih buat Yuk Elly dan Kompasiana Palembang. Lain kali gantian kami yang traktir ya :)

Mas Arif ketemu kakak-kakaknya :D

Kompal yang Kompak!

Menginap di Airy PIM Letkol Iskandar 1

Dari Pempek Beringin PTC Mall, kami sekeluarga meluncur ke Benteng Kuto Besak (BKB).  Suasana malam minggu di sana ternyata ramai. Sayangnya, belum ada 5 menit jalan-jalan di sekitar BKB, Ai minta pulang. Katanya ngantuk. Seharian sejak berangkat pagi dari Jakarta dia memang belum tidur. Tidak lama setelah bilang ngantuk, matanya beneran terpejam. Tampaknya benar-benar sudah tidak tahan lagi. Ai digendong oleh Mas Arif, dibawa ke mobil. Kami pun pulang, tidak jadi menikmati suasana di pelataran depan BKB lebih lama lagi.

Malam itu kami menginap di Airy PIM Letkol Iskandar 1 yang terletak di Komplek Ilir Barat Permai. Dengan menggunakan mobil pinjaman dari Kak Andi (teman akrab mas Arif), kami meluncur ke hotel. Mudah bagi Mas Arif untuk mencapai Airy PIM, karena lokasinya masih di kota. Cukup dekat dari kawasan Benteng Kuto Besak. 

Airy PIM Letkol Iskandar 1 Palembang

Kamar Airy saya pesan sekitar 3 minggu sebelum keberangkatan. Sengaja jauh-jauh hari agar pilihan kamarnya masih banyak. Ada 2 tipe kamar di Airy PIM yaitu Superior Twin dan Superior Double. Saya pilih yang double. Harga yang saya dapat Rp 290.700,- nett, tidak termasuk sarapan.

Ini bukan pertama kali saya memesan kamar Airy Rooms. Sebelumnya juga pernah memilih kamar Airy saat traveling ke Lampung. Alhamdulillah selalu cocok dengan kamarnya. Makanya di Palembang pun saya pesan Airy lagi sebagai tempat menginap. 


Baca juga: Menginap di Hotel Airy Tugu Adipura Lampung

Tipe Superior Double

Cara pesan kamar di Airy Rooms bisa lewat situs resminya di www.airyrooms.com, bisa juga lewat aplikasi ponsel.

Saya pesan Airy PIM Letkol Iskandar 1 lewat aplikasi Airy Rooms di Android. Saat ini pun sudah ada juga aplikasinya di App Store. Tak sampai 5 menit, pesanan diterima dan dikonfirmasi. Setelah melakukan pembayaran melalui ATM, Kode Pemesanan saya terima lewat email. Sangat mudah, bukan? Mengenai cara pembayaran, selain transfer bank (ATM), bisa juga dengan credit card.  

Airy Sunrise Meal

*Photo by Airy Rooms*

Airy PIM Letkol Iskandar 1 punya banyak kamar. Hotelnya besar. Dekat dengan pusat perbelanjaan Ramayana. Kedai makan juga banyak di sekitarnya. Tinggal jalan kaki sebentar kita bisa sampai di toko, rumah makan, bahkan mall. Jembatan Ampera, Masjid Agung, Monpera, Benteng Kuto Besak, semuanya dekat dari hotel. Jalan di depan hotel dilalui oleh angkutan umum seperti angkot dan bus. Ojek dan becak juga banyak lalu lalang.

Kami bermalam di Airy tanpa keluhan. Staff ramah dan layanan pun prima. Fasilitas di kamar seperti TV dan AC, kamar mandi dengan shower air panas, semua berfungsi dengan baik. Colokan listriknya juga banyak. Internet WIFI lancar. Tersedia pemanas air untuk membuat minuman. Yang tidak ketinggalan dari Airy adalah Airy Sunrise Meal berupa snack yang disukai oleh anak-anak.

Meski berada di Kota, suasana di dalam maupun di luar hotel tenang. Kami bisa beristirahat dengan nyaman dan tidur dengan nyenyak. Untuk akomodasi murah yang nyaman di Palembang, hotel Airy adalah pilihan yang tepat.

Airy Rooms - FO

Airy Rooms - Lobby

Airy Rooms - Lobby

Sarapan Burgo di Rumah Yayan

Minggu pagi (30/4) saya mulai berkemas. Anak-anak bergantian mandi. Setelah itu kami langsung check-out. Rencana ketemu Yayan dan Mbak Tati di Jaka Baring tidak jadi karena urusan berkemas ternyata tidak bisa sebentar :D

Kami keluar hotel jam 8, belum sarapan. Teringat Sabtu malam Yayan bilang mau ajak sarapan bareng dekat rumahnya, makanya kami sengaja pagi itu belum makan apapun. Perut dibiarkan kosong biar bisa banyak menikmati makanan yang akan kami beli di tempat yang Yayan maksud.

Saya janjian dengan Deddy ketemu dekat Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Setelah itu baru pergi sama-sama ke rumah Yayan di daerah Plaju. Meski dulu waktu kuliah mas Arif pernah kos di Plaju, tidak berarti Mas Arif masih hafal dengan seluk beluk jalan di Plaju. Jadi kami memang perlu Deddy untuk jadi penunjuk arah. 

Suasana pagi dekat Jembatan Ampera

Sebelum ke Palembang, Yayan sudah minta agar kami mampir ke rumahnya. Tentu dengan senang hati kami penuhi permintaan tersebut. Setulus hati Yayan yang meminta, setulus itu pula kami kami melangkah ke rumahnya.

Ah iya, pagi itu rencana untuk jajan sarapan dekat rumah Yayan tidak jadi. Yang ada malah diajak sarapan di rumahnya (rumahnya Yayan). Berarti kami bakal numpang sarapan :D

Ketika sampai, Yayan sudah berdiri di teras samping rumahnya, menyambut kami. Sesaat sebelum masuk, saya memandangi rumahnya yang besar, juga halamannya yang tak kalah besar. Penghuni rumah Yayan pasti banyak, itu yang terlintas dalam pikiran saat itu. Prasangka yang keliru, sebab setelah masuk saya mendapati rumahnya sepi. Hanya Yayan dan ibunya, serta ayahnya yang masih di lantai atas.

Di rumah Yayan, bareng Deddy Huang dan Mbak Tati

Yayan punya 1 orang kakak perempuan dan 2 orang adik. Tapi kakaknya tinggal di rumah lain. Makanya rumahnya sepi. Padahal kamarnya banyak. Mungkin karena itu Yayan memilih bergabung di couchsurfing (mungkin lho ya), menyediakan kamar-kamar di rumahnya sebagai tempat bermalam untuk teman-temannya sesama anggota couchsurfing. Tidak hanya tamu-tamu dari luar negeri, teman-teman Yayan dalam negeri pun saya lihat (di medsos Yayan) pernah bermalam di rumahnya. Dan itu GRATIS! Hmm…gratis tapi dengan syarat dan ketentuan kali ya.

Yayan mengajak masuk, mengenalkan ibunya pada kami. Ibunya Yayan cantik. Masih kelihatan muda. Wajahnya Yayan mirip ibunya. Bedanya, ibunya putihan, anaknya...(ga tega nulisnya) :))

Ibu Yayan meminta kami untuk langsung ke meja makan. Mungkin tahu kami sudah menahan lapar belum sarapan sejak pagi. Saya malu sebenarnya. Baru datang langsung makan. Tapi apa daya, perut memang sudah minta diisi. Terpaksa rasa malu ditanggalkan dulu, ntar pas pulang dipasang lagi malunya *lol. Lalu jadi ingat kalau saya datang ke rumah Yayan dengan tangan kosong. Lupa bawa buah tangan! Iiiih…..*trus aku dijitak Mas Arif :p

Silaturahmi dengan Ayah dan ibunya Yayan

Melihat isi meja makan Yayan, saya merasa surprise! Menunya makanan khas Palembang semua. Ada burgo, kue srikaya, pempek, engkok, kemplang tunu dan satu lagi saya lupa apa namanya. Kenapa surprise? Karena saya tahu banget burgo itu makanan kesukaan Mas Arif. Setelah sekian lama tidak makan burgo, tiba-tiba di rumah Yayan sarapan burgo, senangnya pasti pake banget.

Bagi saya, burgo itu makanan istimewa. Dulu, kalau makan burgo mesti nunggu moment tertentu. Misalnya saat ada acara kawinan, lebaran, puasa, acara sunatan, ataupun moment spesial lainnya. Sekarang burgo sudah jadi makanan sehari-hari bagi masyarakat Palembang. Tidak harus menunggu acara tertentu untuk membuatnya. Meski begitu, belum tentu juga ada yang jual. Kalau mau, biasanya mesti pesan dulu. Nah, pagi itu, burgo yang dihidangkan ibunya Yayan memang beli, tapi pesan dulu. Bukan yang dijual begitu saja. 


Menu sarapan yang menggiurkan

Burgo dipotong-potong dulu sebelum dimakan

Hanya satu yang fokus ke burgo :D

Burgo merupakan salah satu makanan yang kami masukkan dalam daftar kuliner yang harus kami cicipi di Palembang. Tak disangka ternyata kami malah mendapatkannya di rumah Yayan. Alhamdulillah. Makanan yang mestinya buat jadi traktiran Mas Arif, ini malah dia yang ditraktir oleh Yayan :D

Akhir Pekan yang Berkesan

Berkunjung ke rumah Yayan, bertemu ibu dan ayahnya, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Ditambah sarapan bareng menikmati lezatnya cita rasa makanan Palembang bersama Deddy, Mbak Tati, Mas Arif, Al, dan Ai,  membuat silaturahmi di hari Minggu pagi itu jadi sempurna. 

“Keluarga Yayan mengingatkanku pada keluarga angkatku semasa kuliah, Ma,” ucap Mas Arif saat kami dalam pesawat dari Palembang menuju Jakarta.

Silaturahmi selalu mengindahkan rasa. Mendekatkan yang jauh, mengakrabkan yang dekat. Semoga kebaikan keluarga Yayan dalam menjamu kami, mendapat balasan yang berlebih dariNya. 

Indahnya silaturahmi

Kami tidak berlama-lama di rumah Yayan karena hari itu kami akan jalan  ke beberapa tempat, mengunjungi Al Quran Ukir Terbesar di Dunia di Gandus, Museum Balaputera Dewa, dan Rumah Limas. 

Meski hanya 2 hari di Palembang, tapi sangat berkesan. Alhamdulillah anak-anak dan suami pun senang. Saya juga senang bisa menutup bulan April dengan jalan-jalan bahagia bersama keluarga. Semoga diberikan rejeki lagi agar bisa jalan-jalan ke kota lainnya juga. Aamiin

Cerita jalan-jalan di Palembang, serta pengalaman jadi pembicara di acara Kompasiana “Ngeblog itu asyik” akan saya tulis pada postingan lainnya. Masih mau baca, kan? :)


Palembang nyaman di hati. Yuk ke Palembang ^_^

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

16 komentar

  1. Indahnya ngeblog itu kayak gini, kita jadi kayak dapat keluarga baru. Bisa ketemu langsung sama mbak Rien juga perpanjang silaturahmi.

    Wah penginapan Airy ternyata bagus ya, kamarnya juga bersih. Nanti aku coba referensiin ke temen kalo dia datang ke palembang hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, Deddy. Indahnya ngeblog, dapat teman, sahabat, bahkan saudara baru. Selalu terharu dengan kebaikan2 yang didapat dari teman sesama blogger. Termasuk dari Deddy yang sudah meluangkan waktu menemani kami jalan2 di Palembang.

      Untuk akomodasi murah yang nyaman di Palembang, hotel Airy adalah pilihan yang tepat. Yuuuk

      Hapus
  2. Aku bacanya seperti ikut diajak jalan2 sama mb Rien dan cekYan, mau juga dihampiri di rumah di Jogja ya mba, ditunggu... Aku penasaran itu makanan yg ada di meja makan utk sarapan ^_^ *kasih kode ke cekyan hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manda baik sekali. Entah ini yang ke berapa ditawari ke Jogja dan nginap di rumah manda. Moga rencana ke Jogja tahun ini terlaksana. Biar ketemu manda dan kita jln2 bareng2 ya :)

      mainlah ke Palembang, manda. Biar ga penasaran :D

      Hapus
  3. Baca ceritanya mbak rien berasa ikut jalan2 di sana dan asyik.
    Burgo itu bahannya dr tepung beraskah mbak? Kaya makanan di hong kong, duh aku lupa namanya.
    Kapan aku sm mas ihwan bisa ke palembang ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Burgo terbuat dari tepung terigu dan tepung beras, Von. Dimakan dengan kuah santan yang sudah dibumbui dengan aneka rempah dan ditambah daging ikan gabus.

      Direncanakan, lalu realisasikan, biar kesampean ke Palembang :D

      Hapus
  4. kamarnya lega, dan murah, euy... Btw aku jadi ikut penasaran ama burgo, nih. Baru kali ini denger dan ngeliat penampakannya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak banget mbak. Kalau ke Palembang mesti cobain burgo-nya. Sedap dan bikin kenyang.

      Kamarnya bersih, itu yang bikin senang nginap di Airy. Lega, masih bisa nambah ekstra bed kalau buat ber-4.

      Hapus
  5. Berkah ngeblog ya mbak.. Dapet keluarga baru dimana-mana. Aku pernah sekali ketemu ibunya Yayan waktu di Batam. Iya, wajahnya Yayan mirip ibunya.

    Btw masih belum kesampaian makan pempek langsung di Palembang niih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Berkah ngeblog juga ketemu mbak Dian, sudah kayak saudara sendiri.

      Kemarin belum jadi ya bareng ke Palembang. Mudahan di lain waktu ya mbak Dian. Aamiin

      Hapus
  6. Alhamdulillah mba Rien dan keluaarga senang liburan ke Palembang. Kami dari Kompal senang pula. Salam kompal kompak selalu dari teman-teman mba 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Palembang kota kelahiran, selalu menyenangkan datang kapan pun.

      Terima kasih banyak Mbak Elly sudah traktir banyak makan2 di Pempek Beringin. Senang sekali. Alhamdulillah. Salam juga buat teman-teman KOMPAL.

      Hapus
  7. Senang sekali membaca catatan perjalanan mb Rien kali ini. Terasa sekali aroma silaturahminya. Humaira cantik sekali. Si sulung mirip sekali dengan mb Rien. Mas Arif (sok kenal deh, haha), di ulang tahun berikutnya, jalannya ke Aceh yaaa... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha....gapapa, kan sudah kenal di IG. Salam kenal lagi dari Mas Arif.

      Aamiin. Insha Allah ke Aceh. Moga tahun ini ada rejeki ke sana. Mau juga jumpa mbak Eki dan keluarga. Iya nih, yang gede wajah mamanya banget ya.

      Hapus
  8. Yessss... postingan mba Rien sungguh menggiurkaannn... pingin jugak bisa kopdar ama blogger2 baik hati seperti ini
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  9. wahhh bagian makan pempek nya nih yg ane terlewatkan tempo hari, keasikan ngebolang ke sana ke mari ampe lupa mau icip icip kuliner (lupa atw lagi cekak wkwkwk)

    Palembang memang ok punya klo urusan kulinernya ya mb

    eh itu btw Airy Rooms nya deket banget ama Jembatan Ampera dan masjid Agung yang bersejarah itu kan mb

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!