Wisata Pulau Mengkudu dan Batu Lapis di Lampung Selatan


Tulisan Pulau Mengkudu dan Batu Lapis ini pernah dimuat di Lovely Magazine power of tourism edisi bulan Oktober 2016. Salah satu foto Pulau Mengkudu digunakan sebagai cover majalah edisi ini. Dimuat 4 halaman dengan 8 foto.

Lampung Selatan memiliki kekayaan wisata bahari berupa Pulau Mengkudu dan Batu Lapis. Kedua objek wisata ini berdekatan. Dengan sekali berlayar, kita dapat menikmati keindahannya sekaligus.

Kunjungan saya ke Lampung Selatan berawal dari obrolan dengan seorang penggiat wisata di Lampung. Saya ceritakan padanya bahwa seusai mengikuti Festival Krakatau pada tanggal 27-28 Agustus, saya masih ingin pergi berwisata ke tempat yang belum pernah saya kunjungi. Lalu, saya disarankan olehnya untuk mengunjungi pantai-pantai di Kalianda.

Ketika nama Kalianda disebut, ingatan saya melayang pada acara Festival Krakatau 2015 saat menjadi peserta Tur Krakatau. Kala itu Kalianda menjadi tempat keberangkatan kami menuju Gunung Anak Krakatau. Itulah pertama kali saya menjejak Kalianda. Namun, saat itu nama Pulau Mengkudu dan Batu Lapis tak disebut. Hanya Pantai Canti dan Pantai Wartawan yang diceritakan. Saya pun beranggapan bahwa Lampung Selatan hanya punya dua pantai itu sebagai destinasi wisata.

Anggapan saya ternyata keliru. Ternyata Lampung Selatan punya Batu Lapis dan Pulau Mengkudu yang menarik untuk dikunjungi.
Batu Lapis Lampung Selatan

Berwisata di Lampung Selatan
Titik awal keberangkatan saya menuju Lampung Selatan adalah Kota Bandar Lampung. Perjalanan ditempuh selama 2,5 jam. Melintasi Kalianda dan berakhir di Rajabasa.

Lampung Selatan merupakan sebuah kabupaten yang menjadi pintu gerbang Provinsi Lampung. Di kabupaten ini terdapat Pelabuhan Bakauheni, tempat bersandar kapal-kapal yang membawa penumpang/barang dari Pulau Jawa. Sedangkan Kalianda merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yang terletak di kaki Gunung Rajabasa. Kota kecil nan bersahaja ini juga terletak di tepi pantai di sepanjang Teluk Lampung.

Kami sudah berada di Kalianda saat memasuki jam makan siang. Di kota kecamatan ini, kami singgah makan di sebuah rumah makan pindang pegagan. Setelahnya, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Rajabasa. Suasana pesisir mulai tampak. Desa-desa di pinggir laut dengan warga yang tengah beraktifitas, serta rumah-rumah yang berbaris rapi, memperlihatkan kehidupan yang cukup makmur. Papan-papan bertuliskan home stay dan paket wisata mulai terlihat di beberapa tempat. Pertanda kami sudah memasuki kawasan wisata. 

Kulineran Pindang Pegagan di Kalianda

Pantai Canti dan Pantai Wartawan
Jalan yang kami lalui di Desa Waymuli, Kecamatan Rajabasa, makin lama makin ke pinggir laut. Mobil melintasi dua pantai ternama di Lampung Selatan yaitu Pantai Canti dan Pantai Wartawan. Pemandangan yang terlihat di kedua pantai itu cukup menarik. Kami sempat berhenti beberapa saat untuk mengambil foto.

Pelabuhan Canti merupakan salah satu titik keberangkatan wisatawan yang hendak berangkat ke Gunung Anak Krakatau. Dari Pelabuhan Canti jarak tempuh menuju gunung tidak terlalu panjang. Pantai Canti memiliki hamparan pasir putih. Di antara rimbunnya pepohonan yang melengkapi keindahan pantai ini, tedapat saung-saung yang asik untuk duduk-duduk santai atau rebahan, atau sekedar menatap pulau-pulau kecil di kejauhan.

Pantai Wartawan tak terlalu luas. Yang membuatnya unik karena terdapat sumber air panas. Jika mampir ke pantai ini pengunjung bisa memanfaatkan sumber air panasnya untuk merebus telur. 

Pantai Canti - Kalianda Lampung Selatan

Pantai Kahai
Kahai adalah nama tempat yang terletak di Kecamatan Rajabasa, tepatnya di Desa Batu Balak, Lampung Selatan. Berjarak tempuh kurang lebih 30 km dari pelabuhan Bakauheni. Kahai sendiri merupakan tempat yang subur dengan pemandangan alam yang memukau, udara segar, dan panorama laut yang indah memanjakan mata.

Kahai cukup menjanjikan sebagai tempat wisata. Di sini terdapat hotel dengan kamar-kamar menghadap ke laut, restoran, hingga water boom pinggir laut. Bahkan hotel pun menyediakan perahu dan guide untuk tur Pulau Mengkudu dan Batu Lapis. Dengan fasilitas selengkap ini, sulit bagi saya untuk menolak bermalam di Kahai.


Penginapan di Kahai "Kahai Beach Resort"

Pulau Mengkudu
Desa Batu Balak merupakan salah satu desa di Kecamatan Rajabasa yang biasa dijadikan titik keberangkatan menuju Pulau Mengkudu. Selain dari Batu Balak, penyewaan perahu dan keberangkatan ke Pulau mengkudu juga bisa dilakukan dari Desa Kunjir.

Biaya sewa Rp 40.000 per orang untuk pulang dan pergi dari/ke Pulau Mengkudu. Biasanya di akhir pekan pengunjung lebih ramai, tapi harga sewa perahu bisa lebih murah. Hotel menyediakan fasilitas antar jemput dengan motor dari dan ke tempat titik keberangkatan. Bagi yang membawa motor, ada biaya parkir Rp 10.000 per motor.

Perahu yang digunakan untuk menyeberang ke Pulau Mengkudu adalah perahu kecil tanpa atap. Tapi jangan khawatir, perahu tidak menyeberang melewati tengah laut, melainkan melaju dekat pinggiran pulau. Jaraknya pun cukup dekat, sekitar 15-20 menit saja kami sudah sampai. 

Guide Pulau Mengkudu
Perahu yang mengantar kami ke Pulau Mengkudu

Perahu tidak bersandar di Pulau Mengkudu, melainkan di pulau pasir timbul yang menghubungkan antara daratan Sumatera dengan Pulau Mengkudu. Pasir timbul ini tidak akan terlihat ketika air laut pasang. Jadi sebenarnya Pulau Mengkudu bisa dicapai lewat daratan. Tapi tidak disarankan karena medannya sulit berupa bukit-bukit terjal. Menggunakan perahu lebih mudah dan aman.

Ada biaya masuk pulau sebesar Rp 10.000 per orang. Hari itu hari biasa, pengunjungnya sedikit, hanya ada empat anak muda sedang bermain air di pinggir pantai. Saat kami tiba, mereka berjalan ke arah bukit, menuju Batu Lapis.

Di akhir pekan, pengunjung pulau cukup ramai, bisa mencapai seratus orang per hari. Sedangkan di hari libur nasional, atau libur hari raya, pengunjung bisa mencapai 500-an orang. Demikian keterangan dari seorang penyewa alat snorkling di sebuah warung dekat Pulau Mengkudu. Di sini memang ada warung, tapi cuma satu-satunya. Bagi yang ingin membeli air minum, mie instant, atau sekedar jajan gorengan, bisa ke warung tersebut. 

Pulau Mengkudu

Saya dan teman memilih untuk menikmati suasana pulau saja, jalan kaki menyusuri hutan bakau, melewati bebatuan, dan sesekali menceburkan kaki di laut. Di permukaan pulau pasir timbul banyak batu-batu agak tajam dalam berbagai bentuk dan ukuran, sehingga agak sakit di telapak kaki. Perlu menggunakan sandal saat berjalan.

Sorenya kami berenang, tergoda oleh jernihnya air laut yang berwarna biru kehijauan. Saya suka airnya, terasa hangat, bikin betah berlama-lama berendam. Mata pun dimanjakan oleh pemandangan bukit-bukit di daratan pulau Sumatra yang terlihat begitu hijau oleh pepohonan.

Pulau Mengkudu memiliki luas sekitar dua hektare. Pulau mungil tak berpenghuni ini dinamakan Pulau Mengkudu karena pada tahun 1980-an di pulau ini banyak dijumpai pohon mengkudu. Namun kini pulau ditumbuhi banyak pohon bakau. Cukup teduh jika berjalan-jalan di pulau. Saat berjalan di pulau, perlu hati-hati terhadap hewan biawak yang kerap melintas di antara daun-daun kering dan akar pohon.

Jernih dan bersih, enak buat berenang atau pun berendam

Batu Lapis
Sebelum hari terlalu petang, perahu datang menjemput. Kami lanjut berlayar menuju Batu Lapis. Sekitar 10 menit kemudian perahu perlahan merapat. 


Hempasan ombak cukup kencang, begitu juga angin petang. Perahu jadi agak sedikit sulit untuk bersandar. Salah seorang turun, lalu menarik dan memegang perahu dengan kuat agar kami bisa turun dengan aman.

Akhirnya saya bisa menjejak Batu Lapis. Seperti namanya, batu karang di tempat ini berlapis-lapis dan berundak-undak. Berwarna kehitaman dan tersusun rapi. Terbentuk oleh kondisi alam, mungkin selama ribuan tahun.


Sesuatu yang tergolong langka dan jarang dijumpai. Mirip bebatuan di Tanah Lot Bali.
Hempasan ombak yang mengenai batu lapis cukup kuat, perlu hati-hati

Saya lebih banyak duduk-duduk saja di tempat ini, menikmati suasana, mendengarkan debur ombak. Sempat tergoda untuk menceburkan diri ke dalam salah satu kolam kecil mirip laguna (belum bisa disebut laguna juga sih). Tapi hari sudah terlalu sore untuk berendam, saya sudah mulai kedinginan karena badan masih basah seusai mandi di Pulau Mengkudu.


Setelah merasa cukup duduk diam menikmati suasana, saya mulai berjalan dari satu undakan ke undakan lainnya. Di undakan paling atas, bapak pengemudi perahu duduk menunggu. Matanya sedang lekat memandang lautan, seolah sedang berbincang dengan petang. Sementara guide dan temannya tinggal di perahu, tampak menjauh menghindari dorongan ombak yang berlari mengejar tepian. 

Hari kian petang. Langit mulai berhias selendang jingga. Tak lama lagi alam menjadi gelap. Tapi rasanya saya enggan pulang. Tempat cantik ini membuat saya betah.

Tak salah jika Batu Lapis menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat bertualang di Lampung Selatan. Tempat ini menghadirkan inspirasi, juga sebait puisi sunyi bagi mereka yang sedang dirundung kesepian.

Jelang senja di Batu Lapis 

Cara mudah menuju Lampung Selatan
Pertama-tama, datanglah ke Lampung. Ada dua cara untuk menuju Lampung yaitu lewat darat dan udara. Jika dari Jakarta lewat udara, ada banyak maskapai rute Jakarta-Lampung yang melayani penerbangan sejak pagi sampai sore. Lalu, dari bandara Radin Intan Lampung, sewalah mobil untuk menjangkau daerah pesisir di Lampung Selatan.

Jika dari Jakarta lewat darat, sesampainya di Pelabuhan Bakauheni, sewalah mobil ataupun ojeg motor dalam waktu kurang lebih 45 menit saja. Sementara jika datang dari arah Kota Kalianda, jaraknya hanya sekitar 30 Km dan dapat ditempuh dengan mobil maupun ojeg motor. 









Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

14 komentar

  1. Pantai-pantai di Sumatera sebenarnya tak kalah indah. Hanya saja yang membedakand engan tempat lain mungkin aksesnya dan tidak banyak yang menulisnya di blog. Paling orang kalau bilang Lampung taunya Kiluan aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah mulai banyak blogger yang menulis tentang Lampung di blog ^_^

      Hapus
  2. Balasan
    1. Pantai yang ada batu-batu lapis itu ya? Iya, sangat cakep. Jarang-jarang ada yang seperti itu.

      Hapus
  3. cakep pantainya cocok untuk berekreasi bersama keluarga
    cocok untuk menghilangkan penat selama bekerja di jakarta
    khususnya orang yang bergerak di bidang sistem informasi yang ngadepin data semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau begitu, mari berlibur ke Pulau Mengkudu ^_^

      Hapus
  4. Amazing juga ya Lampung. Cek saldo ah, siapa tahu bisa ke sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak yang bisa dikunjungi di Lampung. Laut, pegunungan, hutan, pantai...

      Hapus
  5. di Pulau Mengkudu bisa ditempati untuk camping, kak?

    BalasHapus
  6. cakep dan asri bener ya. aku bayangin bikin timelapse diantara tebing itu.. wahh. pasti kerenn.

    BalasHapus
  7. jadi pengen berlibur kesana nie pak, patainya silau banget masih putih dan gak ada sampahnya

    BalasHapus
  8. Iya aku pernah kesana, dan tempat nya itu memang bagus bgt.

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!