Petualangan Tak Terlupakan di Kediri: Dari Sate Kambing hingga Buah Petai Bergelantungan

Perjalanan seringkali membawa pada pengalaman yang tak terduga dan berkesan. Begitulah yang terjadi saat saya menemani suami dalam perjalanan bisnisnya ke Gresik, Jawa Timur. Meskipun tujuan utama adalah untuk mendukung suami, petualangan ini juga menjadi kesempatan bagi saya untuk memenuhi keinginan lama bertemu dengan sahabat baik, Mbak Dian, di Kabupaten Kediri. Dari pertemuan yang membuat haru hingga kuliner lezat, perjalanan ini menyimpan cerita yang tak terlupakan.

Saya dan suami, bersama keluarga Mbak Dian @adventurose di Kediri

Sejak lama, saya merindukan kesempatan untuk bertemu dengan Mbak Dian. Kenapa begitu istimewa? Karena hubungan kami bukan sekadar pertemanan di dunia blogging selama hampir 14 tahun, tetapi telah menjadi ikatan persahabatan yang erat dan saling memahami, di mana kami selalu mendukung satu sama lain dalam setiap langkah perjalanan hidup.

Sebagai sesama travel blogger, saya dan Mbak Dian telah menjalani berbagai petualangan bersama. Mulai dari perjalanan pribadi hingga perjalanan yang diatur oleh pihak sponsor. Dari setiap momen tersebut, kami tidak hanya saling mengenal, tetapi juga menjadi akrab dan akhirnya menjadi sahabat yang saling mempercayai dan memahami satu sama lain dengan baik.

Bagi saya, persahabatan tidak hanya tentang kata-kata atau tindakan yang terlihat, tetapi juga tentang kedalaman hati. Kami tidak perlu selalu berkomunikasi atau bertemu setiap hari, karena kami menghargai kesibukan masing-masing. Namun, rasa perhatian dan kepedulian tetap ada di hati kami masing-masing.

Mbak Dian dan keluarganya

Selama beberapa tahun terakhir, saya selalu merindukan kesempatan untuk berkunjung ke rumah Mbak Dian, terutama setelah kelahiran anak-anaknya. Namun, jarak yang jauh dan kesibukan keluarga membuat rencana itu hanya sebatas impian. Namun, pada perjalanan ke Gresik bersama suami, Tuhan memberi saya kesempatan yang tidak terduga untuk mengunjungi Mbak Dian.

Kedatangan ibu saya dari Sumatra Selatan ke rumah kami di BSD, Serpong, secara tidak langsung memudahkan saya untuk bergabung dengan suami dalam perjalanan ke Gresik. Dengan adanya ibu yang bisa menemani anak-anak saya, Aisyah dan Alief, saya bisa pergi dengan lebih tenang.

Dan akhirnya, Tuhan mengabulkan keinginan saya untuk bertemu dengan Mbak Dian di Kabupaten Kediri. Dari momen tersebut, petualangan kami di Jawa Timur semakin berkesan dan penuh makna.

Baca juga: Temu Teman Blogger di Depot Bu Rudy Surabaya

Sebuah jalan yang kami lewati di Kabupaten Kediri

Satu Tujuan, Berbagai Kenangan

Saat memulai perjalanan dari BSD, Serpong Banten, perasaan antusias dan rindu akan petualangan terpancar jelas dari diri ini. Melalui perjalanan darat, kami merasakan sensasi menjelajahi jalan-jalan yang tak pernah terlupakan, mulai dari menikmati pemandangan hingga mencicipi kuliner di rest area. Bahkan momen sederhana seperti mampir di toilet umum dan mencari pom bensin di tengah perjalanan menjadi tantangan yang menyenangkan.

Meskipun tujuan utama perjalanan adalah ke Gresik, petualangan kami tidak berhenti di sana. Dari Gresik, kami melanjutkan perjalanan ke Surabaya untuk merayakan keberhasilan keponakan yang baru saja menamatkan studinya di UNAIR. Namun, titik puncak petualangan kami adalah ketika kami sampai di Kabupaten Kediri, tempat tinggal sahabat karib saya, Mbak Dian.

Perjalanan kami dari Surabaya menuju Kediri dimulai pukul 10 pagi. Awalnya, saya mengira perjalanan lewat tol hanya akan memakan waktu sekitar satu jam. Namun, saat kami tiba di Kediri pukul 12.45, waktu tempuhnya ternyata lebih dari dua jam.

Di masjid ini, tempat pertama kali kami singgah di Kediri

Kediri, sebuah kabupaten di Jawa Timur, memiliki pesona dan keindahan tersendiri. 

Tempat pertama yang kami singgahi di Kabupaten Kediri adalah masjid Assalam, yang terletak di Cangkring Desa Pelem, Kecamatan Pare. Di sini, Mas Arif menunaikan salat Zuhur. Meskipun saya tidak ikut (karena sedang haid), rasa bahagia yang menyelimuti hati membuat perasaan tidak nyaman di perut terasa tidak signifikan.

Saat berada di masjid, saya memberi tahu Mbak Dian bahwa kami telah memasuki Kediri. Ketika kami melintasi Kecamatan Plemahan, saya juga berbagi lokasi kepada Mbak Dian. Dari informasi tersebut, Google Maps menunjukkan bahwa kami akan tiba di rumah Mbak Dian sekitar 30 menit lagi. 

Kedekatan tujuan membuat hati saya semakin berbunga, karena itu berarti kami semakin dekat dengan Mbak Dian dan keluarganya.

Alhamdulillah akhirnya berjumpa dengan anak-anaknya Mbak Dian

Alhamdulillah, sesuai perkiraan, setengah jam kemudian kami tiba di Jalan Harinjing, di kediaman Mbak Dian dan keluarga, yang terletak di Gadungan Timur, Desa Puncu, Kabupaten Kediri. Titik lokasinya persis seperti yang terlihat di Google Maps yang dikirim oleh Mbak Dian. 

Dari tepi jalan, saya melihat Mbak Dian sedang berada di teras bersama bayinya, sehingga saya dengan mudah menemukan rumahnya. Kami telah sampai di rumah Mbak Dian dengan selamat.

Saat akhirnya tiba di rumah Mbak Dian di Desa Puncu, Kabupaten Kediri, perasaan haru dan sukacita tak terhindarkan. Bertemu dengan sahabat karib setelah sekian lama membawa rasa bahagia yang mendalam. Tak hanya bersama Mbak Dian, tapi juga bersama keluarganya yang ramah dan hangat, yakni Mas Angga suaminya Mbak Dian, Lala dan tiga adik balitanya Emo, Uwik, Kida, serta ibunya Mas Angga.

Mbak Dian dan anak-anaknya. Seru!

Kuliner Terkenal di Kediri: Sate Pak Eko

Setelah bersilaturahmi dengan keluarga Mbak Dian dan beristirahat sejenak menyegarkan diri pasca perjalanan 2 jam, Mas Angga menawarkan pilihan apakah ingin menikmati makanan di rumah atau mencari tempat makan di luar. 

Setelah diskusi singkat, kami semua sepakat untuk mencoba pengalaman kuliner di luar, dan akhirnya diputuskan oleh Mbak Dian untuk menikmati Sate dan Gule Kambing Muda Pak Eko di Satak, Puncu. 

Menurut Mas Angga, kuliner tersebut sangat digemari di kalangan pecinta sate karena memiliki cita rasa  unik yang tak tertandingi. Meskipun lokasinya agak terpencil dan dikelilingi oleh hutan, namun tempat tersebut selalu ramai dengan pengunjung. Semakin penasaran, kami segera menyetujui ide untuk pergi ke sana.

Makan sate dan gule di Depot Pak Eko

Dengan semangat yang menggebu-gebu, kami memulai perjalanan dalam sebuah rombongan. Semua anak-anak Mbak Dian ikut serta, yang semakin menambah keceriaan dalam perjalanan ini! Hanya ibu Mas Angga yang memilih untuk tetap tinggal di rumah. Untungnya, pakai mobil Innova yang memudahkan pengangkutan semua orang dengan nyaman. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar dan menyenangkan.

Perjalanan menuju Depot Sate Pak Eko pun dimulai. Saat melihat rute di peta online, kami menyadari bahwa perjalanan dari rumah Mbak Dian ke Depot Sate sekitar 7,2 kilometer, yang dapat kami tempuh dengan mobil dalam waktu sekitar 13 menit melalui Cagar Alam Manggis Gadungan. Terbukti, jalur menuju ke sana melewati jalan desa yang sepi, dengan pemandangan perkebunan nanas yang luas, kebun cabe yang hijau, dan hutan desa di kejauhan. Meskipun jauh dan terpencil, Depot Sate Pak Eko banyak didatangi penggemar sate dan gule kambing. Kemungkinan karena reputasi sate dan gulenya yang terkenal enak dan lezat.


Dengan disetiri oleh Mas Angga, akhirnya kami tiba di Depot Sate & Gule Pak Eko yang terletak di Desa Satak, tempat yang dinanti-nantikan untuk menikmati hidangan khas yang terkenal lezat.

Bangunan depotnya menonjol ke dalam, dengan tulisan besar "Depot Sate & Gule Kambing Muda Pak Eko". Di area depannya tersedia tempat parkir. Pada saat itu, baru sedikit mobil dan motor yang terparkir, menunjukkan bahwa kedatangan pengunjung belum begitu banyak. 

Di bagian teras depan depot, terdapat area makan dengan duduk lesehan, sementara di dalamnya terdapat banyak meja dan kursi untuk pengunjung. Awalnya kami ingin duduk di sana, namun ternyata masih ada area lain di bagian belakang tempat kami dapat duduk. Mas Angga mengajak kami masuk, dan kami melihat ruangan lain yang dilengkapi dengan duduk lesehan, serta ruang besar tempat para karyawan mempersiapkan sate dan gule. Selain itu, terdapat area bermain untuk anak-anak, seperti kolam bola dan perosotan, serta lapangan voli di bagian belakang. Ada pula kebun dan pemandangan hutan yang membuat tempat ini terasa sangat luas dan nyaman.

Pengunjungnya selalu ramai. Karena itu menu Krengsengan cepat habis. Kami pun gak kebagian 😁

Citarasa sate dan gule kambing muda di sini memang tak tertandingi

Warung ini dulunya hanya sebuah kedai kecil yang sederhana, namun karena cita rasanya yang luar biasa, meskipun berlokasi agak terpencil, tetap banyak yang datang berkunjung. 

Seiring dengan berkembangnya warung, kebutuhan akan daging kambing pun meningkat. Setiap harinya, mereka mampu memotong hingga 10 ekor kambing. Maka dari itu, Pak Eko memutuskan untuk meminta warga sekitar untuk memelihara kambing. Nantinya, dia yang akan membelinya. Dengan begitu, dia tidak perlu lagi repot mencari kambing sendiri.

Wajib cobain sate dan gule kambing muda Pak Eko kalau berkunjung ke Kediri

Warung sate ini telah berdiri sejak lama. Menurut cerita dari mbak Dian, bahkan sejak zaman nenek suaminya, warung ini sudah eksis. Sate dan gule kambing Pak Eko menjadi favorit banyak orang. Oleh karena itu, para pendatang seperti saya, jika berkunjung ke Pare, pasti akan diarahkan ke sini. 

Sate di sini memang sangat spesial. Dagingnya lembut, bumbunya meresap, dan sulit untuk berhenti menikmatinya kecuali karena sudah kenyang. Suamiku bahkan mampu menyantap satu porsi sate dan satu porsi gule dengan cepat. Sampai hari ini, suamiku masih teringat akan kelezatan sate dan gule kambing Pak Eko.

Suami saya terkenang-kenang enaknya gule kambing muda Pak Eko ini. Mau nangis kalau lagi pengen cuma bisa lihat foto ini haha

1 porsi 10 tusuk
 

Minuman temulawak

Di sini juga tersedia menu krengsengan yang katanya sangat menggugah selera dan selalu menjadi favorit. Kemarin, kami tidak sempat mencobanya karena sudah habis. Namun, tidak masalah, insha Allah suatu saat kami akan kembali ke Pare untuk menikmati krengsengan sambil kembali menikmati sate dan gule Pak Eko yang luar biasa lezat.

Video makan sate & gule kambing muda di Depot Sate & Gule Pak Eko dapat ditonton pada IG Reels berikut:  

Pengalaman Menakjubkan di Kebun Petai Pare: Surga Bagi Pecinta Petai!

Setelah menikmati cita rasa lezat dari sate dan gule kambing Pak Eko, Mas Angga dan Mbak Dian mengajak kami untuk mengunjungi kebun petai di Pare. 

Mereka bercerita bahwa petai di Pare tumbuh begitu subur hingga buahnya bergelantungan rendah dan dapat dijangkau dengan mudah. Sungguh mengejutkan bagi saya, karena di sini harga petai sangat murah. Hanya seharga Rp 600,- per papan! Berbeda sekali dengan harga petai di daerah saya, yang bisa mencapai 20 ribu hingga 30 ribu rupiah per papan selama bulan Ramadan dan Lebaran.

 

Mas Angga dengan candaan menyampaikan ide unik, "Di sini, mbak hanya perlu membawa nasi, sambal, dan lauk, lalu duduk di bawah pohon petai untuk langsung menikmatinya."

Saya sangat terkesan melihat kebun petai di pinggir jalan desa yang sepi. Semua pohon petai tampak subur dan berbuah lebat. Mas Angga mengatakan bahwa pohon-pohon tersebut tidak perlu dijaga karena tak ada yang mencuri. Memang, hasil panennya juga tidak laku dijual.

Kebun petai di Pare benar-benar surganya pecinta petai. Itulah mengapa ketika Mas Angga bertanya tentang oleh-oleh, saya langsung meminta petai. Malam harinya, Mas Angga memesannya dari temannya, dan kami akhirnya membawa pulang hampir 200 papan petai! Sungguh berlimpah!


Menikmati Keindahan Simpang Lima Gumul: Destinasi Ikonik di Kediri

Setelah keliling melihat-lihat buah petai, kami melanjutkan acara jalan-jalan dengan mengunjungi Simpang Lima Gumul. Meskipun sebelumnya tidak banyak yang saya ketahui tentang tempat ini, namun begitu melihatnya secara langsung, saya mulai memahami keistimewaan tempat ini. 

Simpang Lima Gumul ternyata adalah tempat berdirinya tugu monumen yang menjadi ikon dari Kediri.

Seperti di kota lainnya, kunjungan ke ikon kota menjadi hal yang wajib bagi wisatawan, agar perjalanan ke Kediri terasa lengkap. 

Tidak heran, suasana sore saat itu begitu meriah di sekitar area Simpang Lima Gumul. Berbagai bus besar berjejer di sekitar sana, membawa rombongan pengunjung dari berbagai tempat. Mayoritas dari mereka sepertinya wisatawan dari luar kota, mungkin saja mereka baru saja melakukan ziarah ke makam para wali menjelang bulan Ramadan.

Saat kami tiba di Monumen Simpang Lima Gumul (SLG), suasana petang yang menyenangkan langsung menyambut kedatangan kami. Rasanya seperti disambut dengan hangat oleh kota ini. Beberapa orang berjalan-jalan santai, ada yang duduk menikmati suasana, sementara yang lain berkeliling untuk menjelajahi bagian dalam monumen, membeli oleh-oleh, mengabadikan momen dengan mengambil foto, dan merekam video.

Tidak mengherankan, Monumen SLG menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan, terutama saat senja mulai turun dan suasana hangatnya benar-benar terasa bersama kota. Hal ini membuat pengunjung terpesona, dalam momen indah yang mengesankan.


Monumen Simpang Lima Gumul atau disebut Monumen SLG atau Tugu SLG adalah bangunan yang menjadi ikon Kabupaten Kediri yang berbentuk bangunan pelengkung. Monumen SLG mulai dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008, yang digagas oleh Bupati Kediri ke - 23 saat itu, Ir. Soetrisno. [Wikipedia]

Video di Simpang Lima Gumul dapat ditonton pada video Reels berikut: 


Dari awal hingga akhir, perjalanan kami ke Kediri tak sekadar perjalanan biasa, melainkan sebuah petualangan yang memperkaya hati kami dengan kenangan yang tak terlupakan. Setiap momen, mulai dari kelezatan sate kambing hingga pesona pohon petai yang bergelantungan, memberikan kesan yang mendalam.

Silaturahmi yang terjalin dan keindahan salah satu sudut kota Kediri yang kami nikmati memberi nuansa istimewa dalam perjalanan kami.

Berikut adalah petai dan durian yang saya bawa pulang dari Pare. Jumlah petainya mungkin hampir 200 papan, sedangkan duriannya ada sekitar 8 buah. Semuanya menjadi favorit kami. Durian-durian tersebut sungguh lezat, tak terkatakan! 

Oleh-oleh buah beroma yang tajam, teman perjalanan pulang dari Pare hingga BSD. Mantap!

Terima kasih Mbak Dian dan Mas Angga, serta anak-anak yang lucu dan menggemaskan.

Semoga suatu saat kami dapat bersua kembali dengan mereka dalam keceriaan dan kebahagiaan yang lebih besar, serta merasakan kehangatan persahabatan yang senantiasa memperkuat ikatan di antara kami. 

Seperti kata pepatah, "Perjalanan bukan sekadar tentang tujuan, melainkan juga tentang perjalanan itu sendiri." Dan perjalanan kami telah membuktikan hal tersebut, menghadirkan pengalaman-pengalaman berharga yang memperkaya kisah hidup kami dengan kenangan yang indah dan berarti.


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

18 komentar

  1. Makasih, mba Rien dan mas Arif, sudah mampir ke rumah. Seneng banget akhirnya bisa ketemuan. Lain kali kalo mampir yang lamaan yaaa... Ntar diajakin jalan2 ke tempat yang lebih seru lagi. Ke kebun duren belum kesampaian kan? Hahaha...

    BalasHapus
  2. Ya Allah, Lala kok udah gede aja.. Dulu waktu kami meet up di Batam Lala masih unyu2, masih TK kayak e.... Alhamdulillah ya perjalanan dinas suami bisa menghantarkan silaturahmi ke Kediri. Tolonggg, petenya ahaha

    BalasHapus
  3. Aku pertama kali liat mbak Rien foto dengan Pete bergelantungan menggugah selera itu di Instagram. Gemes bgt pengen aku petik. Ahaha. Hati2 makan sate kambing. Ntar darah tinggi kumat. Ahaha

    BalasHapus
  4. Asyik ya, bisa menemani suami menjalankan tugas ke luar kota, mampir ke ponakan di Surabaya dan ketemu teman lama di Kediri.
    Bonus dapat oleh-oleh petai hingga 200 papan, plus durian juga.
    Saya juga pernah makan sate di warung pak Eko mbak, emang walau bangunannya sederhana, tapi rasanya juara. Tak lupa minumnya sebotol temu lawak

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah ya Mbaak bisa ke Kediri lalu silaturahmi dengan Kak Dee An. Ituu satenya keliatan enak banget, kapan2 coba ah wisata kuliner ke Kediri.

    BTW pohon petainya amazing.

    BalasHapus
  6. Masya Allah... Aku ikutan senang sekali membaca persahabatan mbak Rien dan mbak Dian. Seru banget ya bisa bertemu, apalagi memang tinggalnya jauh gini. Lalu aku salfok sama satenya, enak-enak itu ya, plus petenya juga gak kalau membuat gagal fokus.

    BalasHapus
  7. Seru banget mbak bisa ke Kediri, aku jadi kangen. Kota itu salah satu rute mudikku ma keluarga dulu, kalau abis dari rumah eyang di Nganjuk, kami lanjut ke Pacitan atau sebaliknya dari pacitan turun ke Nganjuk.
    Herannya setiap masuk Pare bapakku nyetirnya selalu kesasar. Padahal petunjuk arah tu banyaaak banget. Trus kalau nyasar pasti disempetin kulineran atau pas buka puasa ya bukanya di Kediri, belok warung mana gitu.
    Kalau kata org2 tua di Jawa, itu kesasarnya krn emang "ada yang nyasarin" karena bapakku dulu lahirnya di Kediri jadi seolah disuruh lama di kota asal-usulnya, katanyaaaa hehehe percaya gak percaya, tapi kami always nyasar di kota ini doank muter2nya =))

    BalasHapus
  8. Masya Allah asyik banget mbak bukan cuma ketemu mbak dian dan keluarga, tapi jalan-jalan dan kulineran juga... Oleh-olehnya juga mantap, 200 papan petai, favorit ibu saya...

    BalasHapus
  9. Barakallahu fiikum.
    Perjalanan silaturahm yang luar biasa, ka Rien.

    Sebenernya akutu lebih ke penasaran kak Rien makannya sebanyak apapun badannya tetep bikin siriiikk.. Cantik banget.

    BalasHapus
  10. Aduh sate sama gule kambingnya bikin ngileeeer. Lemak-lemaknya aduuuh gurih banget itu. Dan wow, itu pohon petainya lebat banget ya. Bergelantungan begitu. Di sini udah jarang pohon petai gitu. Walopun petai mah banyak di pasar. :D
    Btw, Simpang Limanya kayak di Paris ya. Seru deh jalan-jalan atau ngabuburit di sana.

    BalasHapus
  11. 200 papan petai dan 8 durian, daebaakkk 🤩💪🤣 mba Rien kerasa bangetttt bahagianyaaa pas nulis artikel ini. kebayang rasa kangen yg dipendam.sekian lamaaa...trus dapat rezeki bisa silaturahim dgn mba Dian🤩🤩🤩 aaakkk beyondd happyyy. moga2 suatu hari kita bs ngetrip rame2 lagiiii yaahh 😍🤣

    btw, aku note utk warung sate gulenya. kalo ke Kediri, terwajibb utk mampiiirrr

    BalasHapus
  12. 200 papan petai dan 8 durian, daebaakkk 🤩💪🤣 mba Rien kerasa bangetttt bahagianyaaa pas nulis artikel ini. kebayang rasa kangen yg dipendam.sekian lamaaa...trus dapat rezeki bisa silaturahim dgn mba Dian🤩🤩🤩 aaakkk beyondd happyyy. moga2 suatu hari kita bs ngetrip rame2 lagiiii yaahh 😍🤣

    btw, aku note utk warung sate gulenya. kalo ke Kediri, terwajibb utk mampiiirrr

    BalasHapus
  13. Masya Allah serunya, bahagianya bisa ketemu Dee, daku juga kangen banget kapan yaa kita semua bisa jalan bareng lagii.. baru nyadar tahu-tahu Lala ada adeknya tiga...seru banget..

    BalasHapus
  14. Senang bisa mengetahui keseluruhan jalan ceritanya. Dulu waktu di sosial media saya lihatnya yg video sambil megang petai aja. Yg ala ala india itu. Hehehe...

    BalasHapus
  15. Masya Allah.. bahagianya perjalanan mbak Rien ke Jawa Timur khususnya ke Kediri ini. Begitu ya kalau perjalanan itu ke tempat seorang sahabat, rasanya istimewa. Apalagi kuliner dan hal-hal yang lainnya juga benar-benar istimewa, seperti sate gule dan petainya. Hehe.
    Semoga persahabatan dengan mb Dian langgeng ya, Mbak.. dan kunjungan selanjutnya lebih indah lagi :)

    BalasHapus
  16. Ikut happy baca cerita perjalanan ke Kediri ini, Mbak Rien. Duuuhh kangen juga sama Dee, terakhir ingatnya Emo masih baru lahir, ternyata sekarang udah gede ganteng gitu.

    Petainya tak tertahankan yaaa... sampai bawa pulang 200an papan gitu, Mbak. Mau jadi distributor ya? hahahaha...

    Kapan-kapan pengin juga ke Kediri, ketemu Dee dan keluarganya. Plus foto2 di monumen SLG yang konon kabarnya sudah serupa Arc d'Triomphe di Paris. ;)

    BalasHapus
  17. Seneng banget ketemu sahabat. Pulangnya bawa petai dan durian. Keduanya itu juga makanan favoritku, mbak. Kapan ya bisa panen durian? Kalo beli kan mahal wkwk.

    BalasHapus
  18. Wah mbak Rien sampai di Kediri
    Senang ya mbak bisa jalan jalan sekaligus meet up dengan teman blogger
    Apalagi bisa mencicipi hidangan yang enak seperti sate kambing pak eko

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!