Roti boyO: Suguhan Hangat dan Kisah Inspiratif Dapur Pamulang

 

Ini weekend nya aku dan suami. Kami silaturahmi ke rumah Mas Buyung, temannya suamiku. Rumahnya di Cluster The Height Perum Serpong Jaya, Pamulang. 

Suami sudah lama berencana ke sana, baru November ini kesampaian. Dapat dimaklumi, karena suami dan Mas Buyung sama-sama sibuk. Weekdays kerja. Weekend hari untuk keluarga. Jadi, meskipun BSD dan Pamulang bertetangga, rasanya seperti berada di pulau yang berbeda hehe.

Alhamdulillah akhirnya ada waktu senggang yang pas, meski waktu berkunjungnya malam, selepas Isya 😁

Kami disambut ramah dan hangat oleh Mas Buyung dan istrinya yang cantik bernama Farica. Keramahan keduanya membuat suasana terasa jadi hangat dan bersahabat. Aku seolah sudah kenal lama dengan pasangan suami istri ini. Kami berbincang tentang keluarga, pekerjaan, dan kegiatan sehari-hari. 

Suasana akrab itu membawa kami berkenalan dengan bisnis yang mereka jalani, yakni Roti boyO (dengan b non kapital dan O kapital). Nama Roti boyO mengingatkan saya pada nama roti terkenal Roti Boy dan Roti O. Jika dibaca lagi, roti boyO ini memang sekilas mirip dengan nama kedua roti itu. 

Hal yang gak disangka, Mas Buyung dan Mbak Farica malam itu ternyata sudah bersiap membuatkan kami roti untuk suguhan selama kami bertamu. MasyaAllah.



Di sela-sela ngobrol tentang berbagai hal, kami diajak ke dapur yang terhubung langsung dengan ruang tamu. Meski ruangannya nyambung tapi dibatasi pintu kaca geser yang tinggi dan lebar, sebagai pembatas estetik.

Di dapur rumahnya yang apik, terdapat oven deck untuk memanggang roti serta 2 freezer besar untuk menyimpan adonan siap panggang. Di dalam freezer ada banyak adonan yang sudah berbentuk roti (bulat) tapi masih mentah. Hasil sekali ngadon dalam jumlah banyak, supaya tinggal panggang ketika tiba pengantaran.

Menurut Mbak Farica, penyimpanan adonan itu gak lama, hanya sementara sebelum waktu panggang tiba. Biasanya proses memanggang roti dimulai jam 12 malam, untuk diantar pagi ke sekolah-sekolah dan kampus yang ada di Pamulang.

Ada sejumlah nama sekolah dan kampus dalam daftar yang terpajang di lemari dapur mereka. Cukup banyak, dan itu rutin, sudah jadi pelanggan tetap. Ya, di sini, usaha roti Mas Buyung dan Mbak Farica memang untuk mensuplly kebutuhan snack di kantin-kantin sekolah dan kampus yang sudah jadi langganan mereka. Salah duanya Sekolah Global Islamic School (GIS) Pamulang dan Universitas Pamulang. SMAN 12 Muncul pun ada dalam daftar tersebut, serta sekolah-sekolah lainnya yang saya tidak hafal namanya.



Malam itu, ada 12 roti coffee bun yang dipanggang. Semuanya untuk disuguhkan kepada kami. Kebanyakan? Tentu. Wong kami cuma berdua haha. 

Menurut Mbak Farica, sayang dan nanggung kalau cuma panggang sedikit. Dengan oven gede, durasi dan penggunaan bahan bakar yang sama, sekalian aja banyak, sepenuh loyang yang bisa muat untuk 12 roti.

Kami diajak melihat proses pemanggangan. Awalnya oven dipanaskan dulu. Durasinya diatur dengan fitur-fitur otomatis yang ada di oven. Setelah panas, barulah roti dipanggang. Aku kita proses panggangnya lama, satu jam atau lebih. Ternyata cuma 10 menit. 

Begitu roti matang dan dikeluarkan dari oven, aroma roti bercampur wangi khas kopi semerbak menyeruak seakan memenuhi isi dapur. 



Mas Buyung kemudian mengeluarkan loyang roti dan dibiarkan sesaat di atas meja. Selanjutnya ia dan istrinya memasukkan roti-roti itu ke dalam kantong kertas Roti boyO yang sudah mereka siapkan. 

Saya dan suami mengamati semua proses itu, terlihat begitu mudah. Padahal ya, ada proses ngadon yang tidak kami lihat. Kurasa, itu bagian terberatnya. Tapi, bagi yang sudah biasa, apalagi hobi, ga kenal kata berat kali ya.

Nah, ngomongin hobi nih. Mbak Farica itu memang hobi baking. Passionnya di kuliner. Oleh karena itu ide bisnisnya berangkat dari sana, hingga akhirnya membuka usaha roti di rumah.

Usaha Roti boyO ini belum lama, baru hitungan bulan. Yang sudah lama dan besar itu justru yang di Surabaya, punya saudaranya Mbak Farica. Di sana tenaga dan penjualannya banyak. Yang di Pamulang ini baru dirintis. Meski baru, tapi hebat lho sudah punya langganan di sekolah-sekolah dan kampus. Rutin tiap hari pula.

Ngomong-ngomong soal nama boyO itu dari kata boyo dalam kata Suroboyo, tempat asal Roti boyO dibuat. Apakah setelah diproduksi juga di Pamulang akan ganti brand sendiri jadi Roti Lang dari kata Pamulang? haha.


Roti boyO coffee bun sudah siap disantap. Mbak Farica dan Mas Buyung menyarankan kami untuk segera menikmatinya selagi hangat. Katanya lebih spesial. Tapi bukan berarti kalau sudah dingin jadi ga enak lagi ya. Tetap sama enak, hanya saja saat masih agak panas lebih enak.

Benar saja. Ketika saya mencobanya, teksturnya garing dan renyah di bagian pinggir kulit luar dan cita rasa kopi yang menyelubungi bagian dalam yang lembut. Sekali gigit bikin nagih!

Aku tanya ke Mbak Farica: "Roti seenak ini kenapa ga dijual di sekolah-sekolah di BSD? Kuyakin laris manis banyak anak-anak yang suka!"

Ternyata, Mbak Farica masih punya keterbatasan, dari segi waktu dan tenaga, jadi belum berani membuat lebih. Permintaan yang ada saat ini saja sudah bikin dia agak kewalahan.

"Liat nih sampe kurus gini, karena sibuk sekali ngerjain roti," ujar mbak Farica sambil tertawa. Dia bercanda tentunya. Itu bukan kurus, tapi langsing. Tinggi pula, dan cantik. Udah kayak model. Ditambah mukanya yang ceria, elemen bahagia karena berbisnis dari hati dan hobi.


 

Produksi roti berdua suami saja sudah sememikat ini hasilnya. Gimana kalau nambah orang? Semoga terus berkembang, sukses, dan tercapai mendirikan kafe yang dicitakan ya mbak dan mas. Aamiin

  • Roti boyO punya 3 varian: Original butter, chocolate, cheese.
  • Dinkes P-IRT No. 3063275011213-25 
  • Harganya? Ya ampun roti seenak dan senagih itu gak sampe 10.000!

 

Berkah silaturahmi, jadi tahu kalo temen punya bisnis roti gini. Sebuah inspirasi bisnis. 

Buat kamu yang masih bingung mau cari ide bisnis, bisa mulai dari apa yang kamu minati. Suka baking dan hobi kulineran, bangun bisnis dari situ. Kalau suka traveling, suka dengan kegiatan wisata, bangun bisnis yang berhubungan dengan dunia pariwisata.


Alhamdulillah. Enaknya makan roti fresh from the oven. 

Jadi bawa pulang banyak, berkantong-kantong. Bisa ajak anak-anak nyicipin, bahkan 2 satpam di gate utama cluster rumah juga kebagian.

Ntar kalo pengen buat hidangan acara, mau hubungi mbak Farica aja ah 😍

PS:

Artikel ini tidak disponsori oleh Roti boyO. Tidak pernah diminta oleh Mbak Farica dan Mas Buyung untuk ditulis. Kami bertamu ke rumahnya tanpa ada niat untuk itu, karena usaha roti Mas Buyung baru kami ketahui saat tiba di rumahnya. Untuk postingan ini, aku sudah minta ijin untuk mempostingnya, dan mereka setuju. 

Aku tulis karena aku suka. Sekaligus sebagai informasi buat siapa saja, semoga berguna. 

📸 Semua foto diambil pakai kamera ASUS Zenfone 10.


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

2 komentar

  1. aku ngebayangin rumah Mbak Farica pasti wangi roti tiap hari, enakkk. Bisa betah tuh aku mbak hehehe
    aku kira tadi roti boyO ini bentuknya buaya gitu, soalnya gambarnya boyo. Ternyata memang mirip roti O
    Kayaknya besok beli roti O deh gara gara baca ini hahaha.
    Cuman sayangnya roti O cuman 1 rasa aja, sedangkan roti boyO ini ada 3 rasa ya

    BalasHapus
  2. Aku langsung ngebayangin enaknya roti boyO itu. Pasti crispy dan buttery yaa. Aktifitas silaturrahim memang selalu menghasilkan inspirasi dan insight baru ya.
    Terima kasih sudah sharing roti BoyO Pamulang

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!