Savoy Homann, Hotel Heritage Tempat Persinggahan Orang-Orang Penting

Hotel Savoy Homann merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Bandung yang dibangun pada tahun 1880 dengan pemiliknya seorang warga negara Jerman bernama Mr.A.Homann. Savoy Homann adalah investasi masa depan yang dilindungi dan dilestarikan sebagai warisan budaya bendawi. Ia merupakan salah satu hotel terbesar di Asia Tenggara pada masanya dan pernah menjadi tempat persinggahan orang-orang penting dunia. Pada bulan Juli 2019 ini, saya dan beberapa rekan blogger se-Nusantara turut merasakan singgah untuk menginap sekaligus mencicipi aneka menu istimewa di restorannya yang dikenal juara dalam hal citarasa. 
Hotel Savoy Homann Bandung

Melancong ke Bandung

Bandung adalah kota dengan banyak objek wisata menarik. Mudah bagi kota ini untuk memikat wisatawan agar datang dan berkunjung. Contohnya saya, tergoda berkali-kali, bikin selalu ingin datang lagi dan lagi. Datang ke Bandung pertama kali atau ke sekian kali, bagi saya sensasinya sama. Tetap asyik dan seru, dengan siapa pun saya datang.

Kali ini ke Bandung dengan beberapa BLUS, teman-teman di komunitas Bloggers ASUS. Ada Bang Emmet, Mas Eko, dan Tyar dari Jakarta, Bai dari Aceh, Mbak Dian dari Surabaya, Febri dari Jambi, Vina dari Pekanbaru, Afit dan Ima dari Jogja, Mbak Dedew dari Semarang, Deddy dari Palembang, dan Kang Didno dari Indramayu. 

Acara ASUS yang membuat kami bertemu dan berkumpul di Jakarta sejak tgl. 10-12 Juli 2019. Setelah itu, baru deh kami melancong bareng ke Bandung, menghadiahi diri dengan jalan-jalan senang dan jajan-jajan sampai kenyang  😂

Baca juga: Liburan ke Bandung Naik Kereta Rombongan
Melancong bareng ke Bandung

Staycation di Hotel Savoy Homann

Kami sepakat memilih Hotel Savoy Homann untuk menginap. Selain terletak di lokasi yang strategis, hotel di pusat kota Bandung ini punya keistimewaan yang tidak terdapat di hotel lain yakni pada sejarah "Heritage" zaman dulu yang tetap dipertahankan nilai historinya.

Bagi rombongan kami, ini bakal jadi pengalaman pertama menginap di Savoy Homann, tapi tidak bagi Kang Didno. Ia pernah bekerja beberapa bulan di sini, jauh sebelum jadi guru seperti sekarang. 

Menginap di Hotel Savoy Homann jadi yang kedua kali buat saya. Bulan April lalu saya pernah datang dan menginap saat mengadakan acara ASUS ZenBook blogger gathering bersama Bloggers Bandung. Saat itu saya datang bersama Anjas Maradita. Namun, acara ASUS membuat saya sangat sibuk, sejak persiapan hingga sepanjang acara yang berlangsung sampai malam. Usai acara badan lelah dan ngantuk, akhirnya istirahat saja, tiada kesempatan buat mengenali seisi hotel lebih dekat. 

Bulan April lalu Mbak Revinna Tova, Public Relation Hotel Savoy Homann pernah berkata kepada saya bahwa suatu hari nanti saya harus balik lagi ke Savoy Homann untuk menuntaskan rasa penasaran yang ada. Katanya, jika datang dengan keadaan lebih santai, bisa merasakan lebih dalam dan menikmati lebih banyak apa saja yang menjadi suguhan hotel. Tak disangka, 3 bulan setelah itu saya beneran balik lagi, ramean bareng Blus, di bulan Juli 2019. 
Tamu Hotel Savoy Homann (13/7/2019)

Memutar Sejarah Hotel Savoy Homann

Hotel Savoy Homann merupakan salah satu hotel terbesar di Asia Tenggara pada masanya. Hotel ini memperoleh kepercayaan dari pemerintah sebagai tempat terselenggaranya beberapa konferensi tingkat internasional, seperti Konferensi Asia Afrika, Konferensi P.A.T.A., Konferensi Islam Asia Afrika, dan lain-lain. 

Pada tahun 1884 turis yang datang ke Bandung semakin banyak. Hotel Homann pun kebanjiran tamu karena saat itu perjalanan via kereta api dari Batavia ke Bandung mulai dibuka dan mereka membutuhkan tempat menginap di Bandung selama beberapa hari. Kehidupan pariwisata Bandung pun makin marak. Hotel ini juga pernah dijadikan tempat Kongres Teh Sedunia dan Kongres Ilmiah Pasifik IV. Selain itu, sejumlah orang ternama seperti pemain film terkenal Charlie Chaplin dan Mary Pickford, Pakubuwono X, dan Sri Mangkunegoro VII, pernah menginap di hotel ini. 

Hotel Savoy Homann dulu hanyalah sebuah rumah bilik bambu yang dimanfaatkan menjadi penginapan. Pemilik hotel ini adalah keluarga Homann, mereka berasal dari Jerman dan pindah ke Bandung tahun 1870 dan merenovasi rumahnya sehingga seluruhnya berdinding tembok. Pada tahun 1880, Hotel Savoy Homann bernama Hotel Post Road dengan gaya arsitektur Baroq. 
Savoy Homann Hotel tempo dulu. Foto www.negorijbandoeng.com

Hotel mengalami perombakan pada akhir era 30-an dari hotel bergaya Baroq menjadi hotel yang hyper modern. Dengan arsitekturnya dikerjakan oleh A.F. Aarlbers dan R.A. de Wall pada tahun 1938. Sampai kemudian bentuknya berubah seperti sekarang.  

Salah satu perubahannya, hotel diberi ornamen kaca patri dan penggantian mebel serta kap lampu. Namun, hotel ini tidak lagi dikelola keluarga Homann, tetapi oleh Fr JA van Es. Pada periode tahun 1942-1945, ketika pasukan pendudukan Jepang menguasai Indonesia hotel ini dipergunakan sebagai wisma Jepang. 

Setelah Jepang masuk, hotel beralih fungsi menjadi asrama opsir Jepang, fasilitasnya menjadi rusak terbengkalai. Hotel kembali diserahkan kepada Belanda pada tahun 1945. Sayangnya, fungsinya diubah menjadi markas Palang Merah Internasional. Baru setahun kemudian, tahun 1946, dikembalikan kepada Van Es, dan ia kembali mengelola hotel hingga menutup mata pada tahun 1952. 

Pada tahun 1955 Hotel Savoy Homann dipakai sebagai tempat tinggal para kepala negara yang mengikuti Konferensi Asia-Afrika. Penyelenggaraan KAA pertama di kota Bandung, melibatkan banyak pimpinan negara dari seluruh wilayah Asia dan Afrika. Savoy Homann menjadi hotel tempat singgah dari para pimpinan negara tersebut. Bahkan hingga saat ini Hotel Savoy Homann Bandung masih memiliki kamar yang pernah ditempati oleh Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Oleh karna itu hotel ini juga dikenal dengan tagline Tempat Persinggahan Orang-Orang Penting.  

Savoy Homann Hotel kini. Foto www.ego.co.id

Hidangan Lengkap Serba Enak

Dengan mengusung tagline "Tempat Persinggahan Orang-Orang Penting", tentunya menu makanan untuk menjamu istimewa punya standar istimewa pula. Apakah keistimewaan itu hanya untuk orang-orang penting dunia saja, atau kah tamu biasa seperti saya juga bisa merasakannya? 

Sabtu pagi (13/7/2019) hingga siang, kami berwisata dengan jalan kaki dimulai dari jalan Asia Afrika, Braga, hingga Alun-Alun Kota Bandung. Perjalanan dengan kaki tersebut kurang lebih mencapai 6 kilometer. Lumayan jauh dan menguras tenaga. Kami mengakhiri kegiatan berwisata saat memasuki jam makan siang. Sesuai rencana, siang itu kami akan langsung menuju Hotel Savoy Homann untuk makan siang dan melakukan check-in pada pukul 14.00

Sesampainya di hotel, rasa lelah sudah bercampur rasa haus dan lapar, membuat kami bergegas meluncur ke area Garden Resto yang terletak di bagian belakang lobby hotel.
View Garden Restaurant dari Lift hotel
Garden Restaurant

Makan Siang Hidangan Rijsttafle

Pukul 13 lebih saat itu, sudah lewat 1 jam dari jadwal saya makan siang yang selalu tepat waktu di pukul 12. Kami berkumpul di Azalea Room, tempat makan private dengan layanan private. Di sini memang ada beberapa pilihan area makan. Bila ingin bersantap dengan suasana bernuansa taman ada area Garden Resto. Untuk suasana santai bisa memilih Side Walk Cafe. Ada juga Batavia Bar & Lounge yang lebih cocok untuk bertemu dengan rekan bisnis.

Kami perlu menunggu beberapa waktu sebelum makanan terhidang, hingga akhirnya makanan tersaji lengkap di meja, tak ada lagi kata menunggu, hidangan langsung diserbu. Tapi, diserbu untuk difoto lebih dulu, setelahnya baru deh disantap hehe

Kami makan siang dengan hidangan ala Rijsttafel yaitu jamuan makan kegemaran keluarga Homann. Hidangan makan seperti ini bisa dipesan ala carte. Menu yang disajikan adalah menu-menu khas Indonesia yang tentunya tidak asing bagi lidah kami semua. Yang membedakan tentu pada citarasa. Sebagai hotel heritage yang sampai kini masih disinggahi orang-orang istimewa, saya akui menu makanan yang disajikan tidak biasa-biasa saja. 

Untuk saat ini jamuan Rijsttafel dibanderol dengan harga IDR 498K/5pax. Bulan Juli lalu saat kami di sana masih IDR 350K/5 pax. Kami memesan 3 paket untuk 13 orang. Porsinya banyak, dan kami kekenyangan. Dalam keadaan lapar usai jalan-jalan yang banyak menghabiskan energi, membuat perut jadi sanggup makan banyak. 












Lunch di Azalea Room

Dinner BBQ All You Can Eat

Sabtu malam kami "berpesta" di Garden Restaurant, dinner dengan menu BBQ. Saya pribadi sebetulnya masih kenyang, sebab sorenya baru saja makan banyak di Fat Oppa, restoran Korea punya Agung, rekan bloggers di komunitas IDFB.

Hidangan BBQ di Savoy Homann hanya ada setiap hari Sabtu malam dan bisa dipesan dengan harga IDR 158K / pax all you can eat. Memang agak mahal, tapi percayalah untuk hidangan lengkap penuh citarasa istimewa harga tersebut sepadan. Sajian menunya tidak akan mengecewakan.

Bulan April lalu ketika acara ASUS Blogger Gathering Bandung, saya masih dapat IDR 100/pax, dapat diskon khusus karena bloggersnya banyak, kurang lebih 40 orang. Sajian menu makanannya sama persis. Nah, sejak kapan saya mengakui makanan di Savoy Homann ini enak-enak? Ya, sejak acara ASUS bulan April itu.

Sekarang ketika saya balik lagi ke Savoy Homann, pastinya senang banget dong bisa mengulang makan enak lagi. Apalagi kali ini ramean dengan kawan Blus. Jadi bisa nikmati bareng-bareng.











ASUS Bloggers Gathering Bandung - Garden Restaurant Savoy Homann 13/4/2019
Sarapan
Garden Restaurant

Fasilitas Hotel

Hotel Savoy Homann memiliki total kamar 185 kamar dengan 5 tipe kamar yakni Homann Suite, Suite Room, Junior Suite, Executive room, Deluxe Room. 

Perpaduan desain art deco dengan standardisasi kemewahan masa kini diaplikasikan dalam interior setiap kamar. Hasilnya, desain yang indah namun tetap mengedepankan kenyamanan. 

Fasilitas MICE Hotel Savoy Homann sangat mumpuni untuk sebuah hotel dengan sejarah panjang sebagai tempat penyelenggaraan konferensi terbesar Se- Asia Afrika. Berbagai acara besar dapat dihelat di Grand Ballroom dengan kapasitas 500 orang atau Asia Afrika Ballroom dengan kapasitas 250 orang. 

Hotel juga dilengkapi dengan ruang-ruang MICE lain yakni : Embassy Room, The Palace Room, Consulate Room, Savoy 1-2, Savoy 3-4, Sultan Room, Caesar Room, Emperor Room, dan Jasmine Room. 

Pada bulan April lalu saya menggunakan Embassy Room untuk acara ASUS Blogger Gathering Bandung. 
Embassy Room
Embassy Room - ASUS Blogger Gathering Bandung April 2019
Embassy Room - ASUS Blogger Gathering Bandung April 2019
Mobil antik pajangan hotel - April 2019 - In frame: Bang Aswi Bloggers Bandung
Kolam Renang Savoy Homann -  Foto www.klikhotel.com

Deluxe Room

Kami memesan kamar dengan tipe yang sama, yaitu Deluxe Room. Kepada bagian reservasi, saya berpesan agar dipilihkan kamar di lantai yang sama dan jika bisa bersebelahan. Alhamdulillah dapat.

Deluxe Room merupakan tipe kamar reguler yang terdapat di Savoy Homann Hotel. Meskipun demikian, kamar ini memiliki ukuran yang cukup luas 29.6m2. Terdapat lemari, rak, meja kerja, dan kamar mandi dengan bathtup. Kamar sudah dilengkapi dengan AC, TV, kulkas, dan pembuat kopi/teh. Saya cek di Traveloka Deluxe Room dibanderol IDR 667K, namun harga bisa lebih murah jika melakukan pemesanan langsung lewat website www.savoyhomannbandung.com.

Kamar paling mewah adalah kamar yang pernah ditinggali Presiden RI pertama, Soekarno.

Kamar Soekarno, yang juga berlabel Presidential Suite Room masih tetap menggunakan layout lama, sama seperti ketika Soekarno menghuninya. Sedangkan perabot sudah diganti seluruhnya. Untuk bisa merasakan nikmatnya tidur di kamar bersejarah tersebut, setidaknya mesti rela merogoh kocek Rp 4 juta per malam. Mahal memang, tapi kapan lagi bisa merasakan tidur di kamar yang sama yang pernah dipakai Soekarno?

Ya, meskipun hanya mampu tidur di kamar tipe reguler, saya masih bisa kok menikmati atmosfer tempo dulu yang masih kental di hotel ini. 
Sekamar dengan Ima dan Dedew 


Deluxe Room yang kami tempati


Luas


Modern


Seluruh kamar pakai bathtup

Hotel Lama Penuh Kisah
Sebagai bangunan cagar budaya, tentunya seluruh bentuk bangunan hotel masih dipertahankan sesuai aslinya, termasuk warna cat. Jadi setiap pengunjung bisa melihat wujud hotel ini sama seperti bentuk awal dibangun.

Di sini juga ada history wall yang mengabadikan foto-foto peserta konferensi. Bahkan ada Golden Book berisi tanda tangan para peserta konferensi dan testimoni mereka selama berada di Bandung. Sayangnya saya malah nggak sempat melihat itu sama sekali, sibuk dengan suatu urusan yang entah. Untuk menengok kolam renangnya pun tak sempat. Makanya foto kolam dan history wall yang ada di sini saya comot dari sumber lain hehe..

Btw, seorang teman bertanya kepada saya, bagaimana rasanya menginap di hotel lama, adakah sesuatu yang dirasakan atau dilihat? Nah, tahu kan maksud dari pertanyaan tersebut? Ya, semacam sesuatu yang horor. Begini, jujur saya ini penakut kalau ditakut-takuti dan berani kalau tak menemukan sesuatu yang menakutkan. Saya nggak pernah punya kepekaan terhadap hal-hal seperti itu, jadi saya tak menemukan sesuatu yang horor sama sekali hehe. Kalaupun ada yang papasan dengan sesuatu yang horor, itu pasti bukan saya 😂

Nggak usah takut. Keberadaan bangsa gaib ada di mana saja kapan saja, di hotel baru atau pun di hotel lama.  Jadi, nggak usah ikut-ikutan mencitrakan hotel lama itu banyak horornya wkwkw *ngomong sambil ngacir
Photo by Bang Emmet

Demikianlah sekelumit cerita saya saat bermalam di hotel heritage paling kece di Bandung. Sebuah hotel dengan keistimewaan nilai history yang tidak terdapat di hotel lain. 

Dari hotel ini kita bisa mengunjungi titik Nol Bandung yang letaknya persis di depan hotel, di seberang jalan. Di sekitar hotel banyak bangunan bersejarah, salah satunya Gedung Merdeka yang pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. 

Bandung heritage walking tour bisa dimulai dari Hotel Savoy Homann.


Savoy Homann Hotel
Jl. Asia Afrika No.112, Cikawao, Kec. Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40261
Website: www.savoyhomannbandung.com







Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

2 komentar

  1. Seumur-umur belum pernah nginep di sini. Cuma sekali numpang sarapan karena ada acara blogger juga hehehe.

    BalasHapus
  2. Woooooowwww, baca judulnya aja langsung bikin kepengen, tambah baca artikel sampai akhir, daaaan yak langsung masukin ke list destinasi yg akan dikunjungi kalau pulang ke Indonesia. Saya suka sekaliii bangunan yg berbau sejarah begini. Trims banget infonya mbak Katerin ^^

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!