Trip Belitung Kali Ini Spesial Pakai Banget


“Saya pasti kembali.”

Kata-kata itu terucap sesaat sebelum pesawat mengangkasa, meninggalkan Belitung menuju Jakarta pada hari Minggu, 13 Sept 2015. Sebuah janji, sebut saja begitu.

Ada banyak alasan kenapa lahir janji. Panjang jika diuraikan. Kalau boleh disimpulkan, cukuplah saya katakan bahwa Belitung telah menawan hati saya. Orang-orangnya ramah, kuliner khasnya lezat, suasana kotanya tenang, budayanya unik, dan tentunya panorama alamnya berupa pantai dan pulau yang dihiasi hamparan batu-batu granit raksasa sangatlah indah. Semua itu jadi alasan untuk kembali. Ibarat orang jatuh cinta, rindu untuk kembali ke Belitong setinggi gunung bentuknya.

Berselang delapan bulan kemudian. Saya berangkat lagi ke Belitong, tepatnya hari Minggu, 1 Mei 2016. Sebuah kenyataan dari janji yang ditepati.
 

Sept 2015, ngetrip pertama kali ke Belitung berdua mbak Samsiah

Tahun lalu saya pergi berdua saja dengan Mbak Samsiah. Selama 3 hari 2 malam, kami percayakan segalanya pada Visca Tour. Kepercayaan yang tak sia-sia, karena kami menuai apa yang kami harapkan. Bepergian ditemani guide Romi yang berisik tapi asik, sangat menyenangkan. Penginapan, makan, dan transportasi yang kami gunakan, belum ada yang bisa saya buatkan kritik.

Kepuasan itulah yang membuat saya berani merekomendasikan Visca Tour kepada teman-teman yang berminat untuk liburan ke Belitong. Baik teman sesama travel blogger, food blogger, photographer, maupun teman bukan dengan embel-embel itu.

Suatu ketika di tahun 2015, obrolan untuk liburan bareng ke Sumatra muncul dalam grup yang beranggotakan teman-teman blogger yang selama ini dekat dengan saya. Ada beberapa tempat yang diusulkan. Mulai dari Aceh, Palembang, Lampung, Padang, hingga Belitong. Setelah melalui obrolan panjang yang kadang putus-putus, terpilihlah Belitong. Saya spontan berkata: “Pakai jasa Visca Tour yuk.” Teman-teman OK. Rencana pun dibuat.

Kami pilih paket liburan 3D2N Rp 1,5 juta / orang. Kemana saja dan ngapain saja dengan biaya sejumlah itu? Banyak. Silakan baca detailnya di www.viscatour.com

Sudah baca? Bagaimana menurutmu, biaya 1,5 juta itu reasonable nggak? Kalau saya pribadi malah dapat pengalaman berlibur yang nilainya lebih dari 1,5 juta ^_^ Coba saja dan rasakan sendiri…
 

Pesona Belitung dengan hamparan batu granit raksasa di Pantai Tanjung Tinggi

Ada satu usulan dari Tari agar nanti di Belitung ada kesempatan berjumpa dengan Ibu Muslimah, guru Andrea Hirata yang pernah diceritakan dalam novel fenomenal Laskar Pelangi. Sosok guru sederhana namun sarat inspirasi. Usulan itu saya teruskan langsung ke owner Visca Tour, dan ternyata disanggupi.

Luar biasa. Dengan adanya jadwal berjumpa ibu Muslimah, trip Belitung ini jadi spesial. Teman-teman antusias. Saya pun demikian. Bukan apa-apa. Bikin jadwal jumpa ibu Muslimah itu tidak mudah. Kalaupun bisa biasanya dilakukan di replika SD Laskar Pelangi. Sedangkan kami justru diajak bertemu di rumahnya. Siapa yang tak senang dengan keistimewaan ini?

Dalam catatan saya, selama 3 bulan sejak rencana disusun, nama-nama peserta datang dan pergi. Bongkar pasang. Mbak Lina Sasmita & temannya, mbak Primastuti dan suaminya, Mbak Primahapsari, Mbak Mechta, dan juga mbak Renny, mereka adalah teman-teman yang sudah mendaftar tapi kemudian mundur karena sesuatu dan lain hal terkait urusan pekerjaan dan hal lainnya yang tentu tidak mesti saya ceritakan di sini. Meski tak ikut dalam trip kali ini, mereka tetap berharap bisa pergi bareng dalam trip Belitung berikutnya.

Dua minggu jelang keberangkatan, delapan belas orang memastikan berangkat, termasuk saya. Ada Arie Goiq, Dewi Rieka, Rahmi & dua anaknya, Dian & anaknya, Samsiah dan ibunya, Lestari, Cepi, mbak Indah & dua anaknya, mbak Andrie, mbak Ningsih dan tak ketinggalan mas Yopie juga ikut serta. Rombongan kami terdiri dari tiga balita, dua anak usia remaja, dan tiga belas orang dewasa. Seru!


Senang dan gembira....

Belitong kami datang!
 
Sesuai jadwal, hari Minggu pagi tanggal 1 Mei 2016, rombongan harus sudah tiba di Belitong. Jadi, kami semua mengambil penerbangan pagi dari Jakarta. Ada yang berangkat jam 5.55 (citilink), jam 6.20 (Sriwijaya Air), jam 6.50 (Garuda). Semua berangkat dengan tujuan yang sama yaitu  bandara H.A.S Hananjoeddin, Tanjung Pandan.

Mbak Dian sudah tiba satu hari sebelumnya karena berangkat dari Batam. Jika datang pada tanggal 1 Mei, ia akan kehilangan separuh trip pada hari pertama karena pesawat dari Batam adanya siang hari baru tiba di Belitung. Sedangkan Tari dan Mbak Rahmi sudah melakukan perjalanan dengan kereta dari Semarang sejak tanggal 30 April. Perjalanan yang panjang…
 

Mas Yopie siap terbang ke Belitung untuk pertama kalinya

Gembira, itu yang saya rasakan saat kembali menjejakkan kaki di Belitung. Tak saya duga, belum sampai setahun ternyata saya sudah kembali ke pulau ini. Kali ini terasa berbeda, lebih ramai karena saya datang dengan banyak teman. Di bandara, untuk pertama kalinya saya bertemu mbak Rahmi. Ah, akhirnya ketemu juga dengan mak irits ^_^

Saya bertemu lagi dengan guide Romi. Sama seperti waktu pertama ke Belitong, kali ini masih dia yang menjemput di bandara. Bang Romi masih sama seperti terakhir berjumpa, riang, banyak canda dan tentunya menyenangkan. Bang Romi memperkenalkan saya pada Nandi, driver yang akan membawa kami keliling Belitung.

“Nanti kita pakai elf,” ucap bang Romi sambil menunjuk sebuah kendaraan. 

Bus yang menjemput rombongan kami di Bandara HAS Hananjoeddin

Kami tak langsung berangkat karena masih ada kloter 3 yang belum sampai, yakni mbak Samsiah dan ibunya yang datang dengan pesawat Garuda. Karena cukup lama baru tiba,  sekitar 45 menit, kami diajak ke kantin bandara dulu. Menunggu di sana sambil minum dan nyemil makanan ringan. Sayang kalau beli makanan berat, soalnya dari bandara akan langsung menuju Mie Atep untuk sarapan bersama.

Oh ya, trip kali ini kami akan ditemani langsung oleh Hari dan Melisa (pemilik Visca Tour). Tapi, di mana mereka? Kenapa tidak ikut menyambut kami? *emang siapa elo disambut segala oleh owner Visca Tour? :p

Hari dan Melisa ternyata sudah menunggu di Mie Atep Belitung. Mereka bersama mbak Dian. Saya akan bertemu mereka di sana.  


Ngopi-ngopi dulu di kantin bandara, menunggu kedatangan Mbak Samsiah dan ibunya

Terjebak di kerumunan penonton parade
Pukul 8.30 semua peserta sudah lengkap. Mbak Samsiah datang bersama ibunya. Seperti perkiraan saya, ibunya sudah sepuh sebagaimana umumnya wanita yang sudah punya beberapa cucu. Tapi jangan salah, ibunya mbak Samsiah terlihat segar, kuat dan bersemangat. Ayunan langkahnya masih mantap. Waktu saya lihat senyumnya, aduh….rasanya adeeem banget.

Trip kali ini jadi sangat berwarna, dari batita usia 2 tahun hingga nenek usia 60-an tahun ikut serta. Dari bujang dan gadis hingga mama-mama dan papa-papa yang gayanya kayak masih nona-nona dan pemuda usia remaja juga ada. Apik pokoknya :D
 

Asyik ya jalan-jalan rame begini

Meski ramai, minibus yang kami tumpangi tidak penuh. Apalagi koper-koper dan tas sudah dibawa ke hotel pakai mobil lainnya. Isi bus jadi lega. Bisa pindah-pindah kalau mau. Dua bujang (lapuk tapi keren) duduk paling belakang *lirik Arie dan Cepi*. Para wanita duduk di tengah hingga depan. Saya duduk dibangku paling depan, biar bisa motret dan rekam gambar untuk video. Sedangkan Bang Romi, berdiri paling depan memandu perjalanan.

Tempat pertama yang akan kami tuju adalah Mie Atep Belitung. Kuliner ini akan jadi menu sarapan pertama kami di Belitung. Saya dan juga yang lainnya, tentu berharap cepat sampai. Tapiiiii…?? Apa yang kami jumpai di perjalanan?
 

Jalan kaki melewati bundaran tugu Satam yang dipadati warga

Hari itu ada parade dalam rangka latihan bersama antara TNI AU, AD, dan AL yang dilaksanakan di pusat kota Tanjung Pandan, tepatnya di bundaran batu Satam. Akibatnya, beberapa ruas jalan ditutup dan arus kendaraan pun dialihkan. Bus kami belok sana sini, masuk jalan ini dan itu, membuat jarak yang harusnya dekat jadi jauh. 

Bundaran Batu Satam ternyata penuh orang. Bus tidak bisa mendekat ke warung mie Atep, melainkan berhenti di dekat hotel Central City 1. Sekitar 500 meter dari warung. Kami pun jalan kaki :D

Sampai di bundaran, parade baru saja mulai. Kerumunan orang ramai bukan kepalang. Rapat dan ga bisa lewat kecuali memaksa menembus barisan penonton. Sebenarnya kerumunan itu tidak panjang, tapi padat dan bikin tersendat. Bahu saya dan bahu orang saling menempel, begitu gambarannya. Di tengah jalan, ada yang injak kaki saya tanpa sengaja. Saya tarik, yang ada wedges sebelah kiri saya copot. Haduuuh….  



Kalau tak ada acara, bundaran Tugu Satam sepi seperti ini *foto Sept 2015*
Untuk menuju warung Mie Atep, kami harus menembus kerumunan ini

Sempet-sempetin deh motret yang lewat di tengah jalan :D

Walau jalanan sesak dan bikin peluh bercucuran, tapi senang juga bisa melihat suasana ramai saat itu. Malah sempat ambil beberapa foto. Tak sampai lama parade itu selesai, orang-orang pun bubar. Kami juga sudah sampai di warung Mie Atep. Di sinilah saya berjumpa dengan Hari untuk pertama kali. Tahun lalu saat ke Belitung dia ‘ngumpet’ haha…

Cerita lengkap tentang kulineran Mie Atep ini akan saya tulis di postingan berbeda. Atau bisa baca di blog mas Yopie dulu kalau mau lihat-lihat, di sini : Nikmatnya Cita Rasa Kuliner Khas Belitung
 

Berjumpa pertama kali dengan owner Visca Tour, Hari JT.

Museum Kata Andrea Hirata Sedang Direnovasi

Tahun lalu, ada satu tempat dalam itinerary yang gagal saya kunjungi yaitu Menara Pulau Lengkuas. Saat itu menara sedang dalam proses renovasi. Bahaya jika dimasuki. Nah, trip kali ini kebagian Museum Kata yang tak bisa dikunjungi karena sedang direnovasi :D

Ya, walaupun tahun lalu saya sudah masuk museum dan bisa melihat semua isinya dari ruang depan sampai belakang, tetap saja masih ingin lihat. Tapi apa daya, pekerjaan renovasi museum di luar kuasa kami maupun pihak Visca Tour.
 

Sept 2015 lalu beruntung bisa mampir ke Museum Kata Andrea Hirata, tapi tahun ini tidak

Saya jadi sedih bukan karena saya yang tak bisa masuk, tapi sedih karena kawan-kawan yang belum pernah lihat jadi tidak bisa lihat. Museum Kata pasti jadi idaman mereka juga. Saya tahu rasanya kecewa karena tahun lalu saya merasakan hal yang sama.

Tapi….

Bertemu Ibu Muslimah adalah obat kecewa paaaaling mujarab.
 

Ibu Muslimah cantik dan para fansnya

Ya, kesempatan bertandang ke rumah Ibu Muslimah, berjumpa langsung dengan beliau, ngobrol, mendengar cerita, nasihat, dan pengalamannya adalah hal istimewa yang belum tentu didapat oleh tiap pelancong yang bertandang ke Belitung. Apalagi, pertemuan ini dipenuhi secara khusus oleh Ibu Muslimah, tentu menjadi pengalaman berharga yang tak terlupakan.

Saya bisa rasakan bagaimana senangnya kawan-kawan saat bertemu ibu Muslimah. Hal ini bisa dibaca lewat tulisan yang mereka posting di blognya masing-masing. Mbak Dewi, Lestari, dan mbak Dian sudah menuturkan pengalamannya saat berjumpa bu Muslimah. Silakan di baca di sini:

Kesempatan berharga bisa bersua Ibu Muslimah di kediamannya

Dua kali ke Belitong, dan saya masih saja ingin kembali. Belum ada kata bosan. 

Yang pertama spesial, tapi kali ini lebih banyak yang spesial.  Kamu tahu kenapa? Nanti saya ceritakan pada postingan berikutnya ^_^

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

23 komentar

  1. Mbak Rieeeen.. tau nggak, sebelum meninggalkan bandara H.A.S Hananjoeddin aku juga mengucap janji bakal kembali lagi ke Belitung loooh.. Aku suka dan jatuh cinta ama Belitung sejak pertama kali menginjakkan kaki di bandaranya.

    BalasHapus
  2. Bakal kembali lagi,
    Belum kesampaian duduk-duduk di kedai kopi di Manggar.

    BalasHapus
  3. Baper again jadinya. Pengen banget ke pantai. Hikssss.

    BalasHapus
  4. Truss yang di Belitung nggak ada yg panggil namaku ???

    Aku pasti kembali

    BalasHapus
  5. Mauuuuuuuu
    Duh impian banget nih bisa jalan rame2 gini bareng temen. Pasti seruuuu

    BalasHapus
  6. Jadi bingung harus berkata apa....

    BalasHapus
  7. Wah, pengeen... sepertinya sangat seru

    BalasHapus
  8. hahahahaaa.... seruuuuuu banget, jadi ngakak baca post-nya kak

    BalasHapus
  9. Semoga ada rejeki nomplok bisa jalan-jalan bareng kayak gini, aamiin.

    BalasHapus
  10. Masih mupeng sampai ke sini, mauuu ikuutt mba..

    BalasHapus
  11. Wah perjuangannya menuju Mie Atep warbiyasah ya mba ;)
    Mupeng juga nih mau ke Belitong. Semoga segera ada rejeki waktu dan dana utk kesana.

    BalasHapus
  12. Mba Rien..wah aq smpt dgr2 tentang pada mau ke Belitung, tapi nggak ngeh..Mbok kalau mau jalan2 lagi aku dikabari ya..hihi.insyaallah kalau thn depan dek bayi udh bs jalan lah=)

    BalasHapus
  13. Duh..jadi pengen ke Belitung.. Salah satu destinasi yang menjadi wishlist-ku tapi hingga kini belum kesampaian.. Padahal di sana banyak teman yang bisa memfasilitasi kalo bertandang ke sana.. Mudah2an suatu saat bisa terealisasi..

    BalasHapus
  14. Kalau balik Belitung lagi ajak2 aku yo Mbak Rien hehe

    BalasHapus
  15. Wah asyik banget mbak cerita jalan-jalanya..
    kapan ane bisa sampai ke Belitung juga. Hehehe

    BalasHapus
  16. Belum bisa ke sini ... Mupeng banget

    BalasHapus
  17. Gw suka ketuker2 ama primastuti dan primahapsari hehehe, dulu gw ke belitung cuman sewa mobil doang trus kemana2 sendiri nyetir sendiri tanpa tour.

    BalasHapus
  18. Belitong. Baru sekali ke sana. Tempat liburan yang asik bersama teman-teman. Biar fun di pantai dan pulau2 sekitarnya. Bukan untuk bersama keluarga yang membawa anak kecil. Kesian panas banget soalnya.

    BalasHapus
  19. Serunya, dan saya cuma bisa ngiri ama kalian :(

    BalasHapus
  20. seru banget kak liburannya, kapan nih ke belitung lagi

    www.belitungtourland.com

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!