Masjid Islamic Center Samarinda, Sebuah Kemegahan Yang Menjadi Ikon Kota


Masjid Islamic Center Samarinda (ICS) berdiri megah di tepian Sungai Mahakam. Pucuk-pucuk menaranya menjulang indah mengapit kubah besar berbentuk dome yang berdiri tegak. Dari atas Jembatan Mahakam yang berjarak sekitar 2 km, masjid ICS tampak begitu indah dan memesona. Terpukau saya dibuatnya, hingga rela berjalan kaki dan mendekat untuk menikmati estetika sekaligus bermunajat di dalamnya.

Setelah melepas alas kaki di batas suci, saya melewati gerbang besar berwarna coklat tanah. Tanpa harus peduli pada panas terik, langkah saya terus terayun memasuki komplek ICS. Saya menjumpai area terbuka, termasuk area parkir dan taman yang luas, serta bangunan masjid yang berdiri megah dibalut seni arsitektur sangat menawan.
 

Gerbang utama komplek masjid ICS

Besar dan indah, itulah kesan pertama saat saya menyaksikan masjid ICS dari dekat. Sekeliling bangunan masjid dibalut arsitektur beragam gaya yang kental dengan nuansa khas negeri-negeri di Timur Tengah. Warna cat yang melapisi dinding masjid, seperti banyak sekali terlihat di masjid-masjid klasik Timur Tengah yang rata-rata berwarna cokelat tanah. Sementara pohon-pohon kurma yang ditanam di halaman masjid, membuat atmosfer timur tengah kian kental. 


Pohon kurma di plaza masjid

Masjid Terbesar Kedua Di Asia Tenggara
Masjid ICS memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi, luas bangunan penunjang 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Tak heran jika masjid ini menjadi masjid terluas dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal Jakarta.

Komplek ICS diresmikan pertama kali oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 16 Juni 2008. Dalam perkembangannya, masjid ICS telah mampu memenuhi  keinginan masyarakat Samarinda untuk memiliki sebuah sarana tempat ibadah yang memadai. Sebuah kebanggaan yang tak hanya menjadi milik masyarakat Kaltim, tetapi juga masyarakat Indonesia pada umumnya.   



Desain arsitekturnya kental dengan nuansa Timur Tengah

Selasar Yang Indah
Dari gerbang utama, saya berjalan menyusuri selasar masjid. Saya menjumpai ratusan kolom berbentuk melengkung seperti tapal kuda. Mulai dari selasar yang terbentang dari sisi timur, utara hingga sisi selatan bangunan utama masjid, hingga gerbang dan menara utama yang terhubung ke bangunan utama masjid. Bentuk tapal kuda tersebut sangat mencerminkan arsitektur Islam yang dikenal sebagai arsitektur gaya moorish yang banyak ditemukan pada bangunan Masjid Kordoba, Spanyol.  




Interior dan material finishing selasar penghubung terlihat sangat indah. Rasanya saya tidak ingin berhenti mengayun langkah di atas lantai keramiknya yang di border dengan granit. Berada di antara ratusan kolom yang dilapis cat texture halus dengan umpak kolom dari batu alam oster yellow, saya seolah melihat adanya ruang-ruang yang tak berujung. Kekaguman saya terus berlanjut saat menatap plafon selasar yang terbuat dari kayu nyatoh lapis cat melamik.

Keindahan selasar kian memikat ketika dilihat pada malam hari karena lampu-lampu lapis kuningan yang menempel pada dinding sisi dalam selasar, memancarkan pendar warna kekuningan yang menghadirkan kesan romantis.  




Menara Asmaul Husna
Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid ICS memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak. Konon, untuk rancangan menara diilhami menara masjid Nabawi di Madinah Almukarromah, dan kubah utamanya diilhami masjid Haghia Sophia di Istanbul Turki (yang sekarang sudah menjadi museum).
 

Menara Asmaul Husna

Masjid ICS memiliki menara utama setinggi 99 meter yang terdiri dari bangunan sebanyak 15 lantai, dengan masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Angka 99 meter itu sendiri bermakna Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Yang menakjubkan, dinding luar menara dikelilingi lafadz Asmaul Husna yang dilapis batu granit, dengan teknik pembuatan water jet.

Selain tangga, menara utama dilengkapi lift berkapasitas 10 orang dewasa. Di lantai paling atas menara, dinding ruangnya dilapisi kaca. Namun, udara di ruangan ini tetap sejuk karena dilengkapi dengan AC. Dari tempat tertinggi inilah saya bisa memandang indahnya kota Samarinda. Menyaksikan kapal-kapal tongkang yang berlayar membawa muatan, serta kelak-kelok sungai Mahakam yang menawan.
 

Sedang sepi, berasa jadi penunggu masjid :D

Empat menara masjid lainnya terletak di empat sudut masjid. Masing-masing setinggi 66 meter. Setiap makara (bagian atas menara) menggunakan material kuningan ketok. Sedangkan 2 menara lainnya yang lebih pendek dari 5 menara lainnya disebut Menara Kembar Satu dan Dua. Meskipun pendek tapi tetap indah karena dinding luarnya selain dilapis cat texture, juga dilapisi dinding Granit Juparana Kuning dan Juparana Coklat yang diimport dari luar negeri.

Interior
Masjid dengan gaya arsitektur tidak biasa pada umumnya memang memiliki daya tarik. Itu sebabnya keunikan bangunan masjid inipun mengundang decak kagum bagi siapapun yang melihat, termasuk saya dan empat pengunjung wanita asal Belanda yang saya jumpai di selasar masjid. Keindahan arsitekturnya tak hanya pada bagian luar, tapi juga pada bagian dalam masjid. Menjelajahi bagian dalamnya, menjadi sebuah keharusan yang tentu tak ingin saya lewatkan.
 

Tangga tasbih

Masjid ICS memiliki dekorasi marmer dan mosaik kaca. Pintu menuju ruang multipurpose berupa kaca yang dihiasi motif bintang delapan. Simbol bintang delapan sangat mendominasi hiasan masjid. Simbol ini saya jumpai hampir di seluruh bagian masjid, baik di dalam maupun di luar. Salah satunya motif mashrabiya atau kisi-kisi yang terdapat di seluruh bagian masjid, semuanya berbentuk bintang delapan. Ada juga di lantai, bahkan plafon. Selain simbol bintang delapan, sejumlah kaligrafi juga menghiasi sisi dalam bangunan masjid.
 

Banyak motif bintang delapan pada kisi-kisi

Di area lobi lantai dasar terdapat bedug besar terbuat dari kulit sapi dengan panjang 4 m dan diameter 180 cm. Kayunya terbuat dari kayu bengkirai dari hutan Kalimantan dan terbuat dari satu kayu utuh. Batang kayu beduk yang tidak bulat sempurna membuat tampilan beduk jadi sedikit berbeda dan terlihat unik. Bedug besar ini sumbangan dari H. Suwarna mantan Gubernur Kaltim.
 

area lobi
Bedug terbuat dari kayu bengkirai utuh

Di belakang bedug ditempatkan maket model Masjid Islamic Center Samarinda dalam sebuah meja dari kaca yang kerap menjadi salah satu perhatian utama para pengunjung masjid. Lampu gantung dari bahan kuningan tergantung pada ketinggian plafon masjid, memberi sentuhan klasik dalam balutan teknologi modern. Sedangkan rak Alquran menempel pada pilar-pilar besar di dalam masjid.
 

Rak buku dan Alquran pada masjid

Keunikan lainnya dari masjid ICS terletak pada jumlah anak tangga yang terletak di lantai satu menuju lantai utama masjid yang berjumlah 33 anak tangga. Jumlahnya sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih. Ketika menaiki tangga tersebut, saya bertasbih dalam hati dan menemukan hitungan yang tepat pada angka 33.  


Ruang shalat utama

Saat menunaikan salat Dzuhur di lantai utama, saya mengintip area mighrab dari balik tabir pembatas area salat wanita. Ornamen penghias mighrabnya menggunakan marmer hijau dengan aksen kerawangan berjumlah 12 buah. Mimbar untuk khotbah sekaligus sebagai ruang imam tampak megah karena menggunakan material kayu jati pilihan finish melamine.
 

Lampu lapis kuningan dan motif bintang delapan pada plafon

Plafon kubah utama masjid berhasil menarik perhatian saya. Materialnya menggunakan bahan metal perforated dan ornamen fyber reinforcement plasctic (FRP). Saya memperhatikan lampu lapis kaca patri pada bagian tengah paling atas yang menjadi penghias kubah. Kaca-kaca patri itu mengikuti bentuk kubah, fungsinya untuk memaksimalkan pencahayaan pada siang hari. Pada bagian dinding kubah dihiasi kaligrafi ayat kursi. Pada plafon gypsum selain penerangannya menggunakan downlight, juga dihiasi dengan lampu-lampu gantung yang memperindah suasana. 


Tempat wudhu wanita, luas dan bersih

Fungsi Tiap Lantai Masjid
Tak lengkap rasanya jika saya tak menginjakkan sendiri tiap lantai bangunan masjid ICS. Sebab dengan cara inilah saya bisa mengetahui langsung fungsi masing-masing lantai yang  terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama terletak di lantai basement. Fungsinya sebagai area parkir kendaraan dengan kapasitas 200 mobil dan 138 buah sepeda motor, toilet pria dan wanita untuk para jamaah, juga Ground Water Tank (GWT) sebagai penampungan air bersih untuk toilet dan tempat wudhu.

Bagian kedua merupakan lantai dasar yang berfungsi sebagai ruang pertemuan dengan daya tampung hingga 5000 orang. Biasanya dipakai untuk acara seminar, resepsi pernikahan, maupun tabligh akbar. Bagian ini juga dilengkapi dengan plaza dalam dan plaza luar yang mampu menampung jamaah hingga 10.000 orang. Di samping kiri dan kanannya difungsikan sebagai area parkir berkapasitas 391 mobil dan 430 sepeda motor. Di plaza luar tersedia keran-keran air di sisi kiri dan kanan yang berfungsi sebagai tempat wudhu.
 

Ruang shalat wanita

Pada bagian ketiga adalah lantai utama (lantai dua) yang merupakan ruang salat utama dengan daya tampung jamaah hingga 20.000 orang. Untuk menuju lantai utama ini bisa diakses dengan menggunakan tangga utama (tangga tasbih) yang terletak di lantai dasar. Material lantai ruang salat utama terbuat dari granit pilihan dengan corak beraneka warna, menghadirkan kesan hangat namun tetap sejuk karena menggunakan AC sebagai penyejuk ruangan.

Terakhir adalah lantai mezzanine yang terletak di atas lantai utama yang mampu menampung hingga 10.000 jamaah. Ada tangga di 4 menara sudut dan juga di sisi kiri dan kanan bangunan yang bisa digunakan untuk mencapai lantai mezzanine ini. Meskipun demikian, lantai atap tidak dipergunakan sebagai tempat salat. Pada lantai atap hanya terdapat unit chiller sebagai pendingin ruangan.
 

Fasilitas belajar untuk anak-anak

Sarana Penunjang

Masjid Islamic Centre Samarinda tak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga memiliki sarana penunjang berupa fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk aktifitas umat. Semua bangunan sarana penunjang tersebut letaknya tepat dibelakang bangunan utama, menghadap ke Jalan Ulin.

Bangunan sarana penunjang masjid ICS terdiri dari 2 rumah penjaga masjid, 2 rumah imam, gedung asrama putra dan putri masing-masing 2 lantai dan dilengkapi gedung serba guna. Ada juga bangunan TK, koperasi, poliklinik, serta bangunan utilitas yang meliputi ruang genset, ruang pompa, ruang PLN, GWT dan bak sampah.
 

Luas dan megah

Masjid Kebanggaan

Masjid ICS merupakan salah satu ikon Kota Samarinda. Bagi pendatang yang baru pertama kali ke Samarinda, sangat mudah untuk menemukan lokasinya. Dari Jembatan Mahakam jaraknya sekitar 2 km saja. Komplek ICS terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda.

Di seberang jalan komplek ICS yang menghadap ke Sungai Mahakam, terdapat taman asri dengan bangku-bangku untuk duduk sambil menikmati suasana di tepian Sungai Mahakam. Pada malam hari atau selepas matahari tenggelam di ufuk barat, gemerlap lampu yang menerangi masjid ICS menghadirkan keindahan tersendiri. Dalam gelapnya malam kota Samarinda, masjid ICS tampak menawan ketika dipandang dari seberang sungai Mahakam. 


View Masjid dari bukit tertinggi di Kelurahan Gunung Kelua

Masjid ICS, Sungai Mahakam, dan Jembatan Mahakam,  merupakan ikon kota Samarinda yang saling berdampingan

Bangunan masjid ICS tidak hanya megah dan indah dari segi arsitekturnya, tetapi juga dari letaknya yang sangat strategis di tepian Sungai Mahakam. Keindahan konsep arsitektural masjid ICS berpadu apik dengan keindahan Sungai Mahakam dan Jembatan Mahakam. Tak heran jika masjid ini menjadi salah satu destinasi yang tak boleh terlewatkan ketika menyambangi kota Samarinda.

Rasanya tidak afdal berkunjung ke Samarinda tanpa menyaksikan dan menjejakkan kaki di masjid ini. Setidaknya itulah yang saya rasakan ketika bertandang ke Kota Samarinda. 


(*)

Artikel Masjid ICS ini pernah dimuat sebanyak 4 halaman di Majalah NOOR Vol.8 Bulan September 2014. 


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

29 komentar

  1. MasyaAllah. Baru tahu klo masjid Islamic center samarinda INI adalah masjid terbesar kedua di Asia tenggara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luas bangunannya yang membuatnya jadi terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Istiqlal :)

      Hapus
  2. Wah..keren..ada pohon kurma di pelataran masjid.. Kayak di negara Timur Tengah aja ya Mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya sengaja ditanam kurma untuk melengkapi kesan Timur Tengahnya ya mbak :)

      Beberapa masjid lain juga ada yang menanam kurma di halamannya, seperti masjid ustad H.Haryono di Bekasi. Pohonnya tinggi besar dan buahnya lebat. Iklim di negeri kita sepertinya tergolong cocok untuk tanaman khas negeri padang pasir itu.

      Hapus
  3. Artikelnya sudah pernah nongol di Majalah NOOR ya.. tulisan yang keren nih..

    BalasHapus
  4. Indah sekali desain dan arsitekturnya ya Mba. Ada pohon kurmanya jugaaaa... Kompleks masjid yg sangat luas, seluas nilai ibadah yg ingin dicapai oleh setiap umat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga seluas itu pula nilai ibadah yang ingin dicapai :)

      Hapus
  5. Masjid ICS ini megah banget ya mbak... Terakhir kesana waktu masjid ini masih dibangun. Jadi kangen pengen ke Samarinda lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo ke Samarinda lagi mbak Dian, biar lihat langsung bentuknya setelah sekian lama kelar dibangun. Bakal kagum lihat ikon Samarinda yang satu ini :)

      Hapus
  6. Berarti lebih gedhe dari MAsji Al Akbar di Surabaya ya Mbak?
    Blm pernah ke Samarinda, moga bisa ksana :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku belum pernah lihat Masjid Al Akbar, Pril :D
      Tapi mungkin ICS lebih besar ya dari segi bangunan :)

      Hapus
  7. Wuaaah. Luar biasa masjidnya. Gak nyangka kalau di Indonesia ada masjid semegah ini. Samarinda luar biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daya tampungnya yang luar biasa. Moga-moga jumlah umat yang beribadah sesuai dengan kapasitas yang disediakan. Sayang juga kalau besar dan megah tapi yang beribadah sedikit ya Nis :)

      Hapus
  8. Jadi Indonesia punya 2 Masjid terluas dan terbesar di Asia Tenggara ya, keren..
    Desainnya memang ga biasa dan bikin mata kita betah lihatnya. Btw, penasaran sama bedug yang terbuat dari kayu bengkirai. Kalau ke Samarinda mesti berkunjung nih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah iya aku lupa sertakan foto bedugnya. Sekarang sudah aku masukkan mas. Silakan dilihat lagi di dalam blog foto bedugnya.

      Hapus
  9. indah sekali mesjid ini kak, foto disini pasti banyak yang kirain diluar negri karna ada pohon kurmanya heehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau lihat masjidnya saja lewat foto, memang berasa bukan di Indonesia. Tapi kalau lihat langsung bakal menjumpai ada sungai lebar di depan masjidnya, hilang sudah kesan timur tengahnya :D

      Hapus
  10. Masya ALloh Mbaa indah banget. Nuansanya bener2 kaya di Timur Tnegah (yang kulihat di foto dan tv). Mba Rien keren ih udah sampe kemana-mana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Arsiteknya patut diacungi jempol karena berhasil membawa nuansa timur tengah ke tengah kota Samarinda lewat masjid :)

      Hapus
  11. masjid ini megah sekali, bak sebuah istana. rasanya malah jauh lebih megah dari mall mall yang pernah saya kunjungi :)

    BalasHapus
  12. berada di masjid ini berasa kayak di Turki beneran ya Mbak, menaranya ngingetin aku sama menara MAJT.

    BalasHapus
  13. Nah, baru kali ini bisa ninggalin jejak ke sini. Kemarinnya kolom komentar gak muncul Yuk Rien. Aduh itu model pakai kerudung cantik sekali. hehe.. selamat ya mbak tulisannya dimuat di majalah.

    BalasHapus
  14. subhanallah... kental banget nuansa islaminya mbak. tekstur bangunan masjid ICS ini sungguh bagus skali. smoga suatu saat nanti bisa berkenan mengnjungi masjid terbesar no.2 di asia tenggara ini. Amiin

    BalasHapus
  15. Waw. Keterangannya benar2 detail, sampai ke jenis2 bahan bangunan.
    Salut!

    BalasHapus
  16. Nice share.. kalau dilihat sekilas terlihat seperti di luar negeri ya :)

    BalasHapus
  17. Woww... Indah banget mbak.. sekilas mirip bangunan Timur Tengah ya

    BalasHapus
  18. Cakep. Kapan ya aku bisa kesini?

    BalasHapus
  19. Dulu sebelum namanya ICS ,masjid ini nama nya masjid raya samarinda ,,,,
    Jadi kangen pengen ke samarinda lgi ,kota kelahiran,,,,

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!