Berwisata di Tanggamus Lampung #Dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat 21/5/2016

Terbius Pesona Tanggamus
Oleh: Katerina

Kawasan Tanggamus di Provinsi Lampung menawarkan pesona tersendiri. Bukan hanya air terjun pelangi yang masih alami, tapi juga danau yang airnya hijau dan kawah belerang yang ditutupi bebatuan warna perak bercampur hitam. 


Lembah Pelangi


Pernahkah kamu mendengar tentang keindahan Tanggamus? Salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Lampung ini ternyata memiliki pesona alam yang membius. Bentangan alamnya menawarkan pemandangan bukit-bukit hijau, danau alami, kawah belerang, perkebunan kopi, lembah-lembah nan asri, hingga air terjun berpelangi.

Semua objek wisata tersebut terkumpul di suatu kecamatan bernama Ulu Belu, sekitar 60 kilometer dari Kota Agung, Ibukota Kabupaten Tanggamus. Ulu Belu dapat ditempuh selama dua jam perjalanan dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.

Kendati berada jauh di sekitaran Gunung Tanggamus, akses menuju Ulu Belu tergolong baik. Sebelum terkenal dengan keindahan wisatanya, Ulu Belu sebenarnya sudah cukup terdengar di kancah nasional dengan adanya PGE (Pertamina Geothermal). Hadirnya PGE inilah yang berdampak positif terhadap akses menuju Ulu Belu.

Kontur alam Ulu Belu didominasi oleh perbukitan, sehingga banyak jalan berkelok yang mesti dilalui. Salah satu keloknya ada yang menyerupai huruf S, tajam dan berbahaya. Perlu hati-hati saat mengemudi kendaraan. Namun, pemandangan yang terlihat di sekitarnya, mampu mengurangi ketegangan yang melanda selama perjalanan. 



Air Terjun Pelangi di Lembah Pelangi
Inilah lembah yang mesti dikunjungi di Ulu Belu. Di lembah ini tersimpan Air Terjun Pelangi. Letaknya tersembunyi di sela-sela bukit, di antara relung hutan kopi. Butuh perjuangan untuk mencapainya karena medan yang dilewati cukup terjal. Namun, selepas kebun kopi, akan terlihat punggung-punggung bukit menyajikan suasana alam lestari. Di sini saya sempat berhenti, sejenak menikmati panorama yang keindahannya cukup ampuh untuk meluruh penat.

Trekking menuju air terjun berlangsung sekitar 20 menit. Air Terjun Pelangi ternyata memiliki dua bagian. Yang pertama memiliki ketinggian kurang lebih 50 meter, sedangkan yang kedua terdapat di bawah air terjun yang pertama, namun dengan medan yang lebih curam. Badan harus sedikit merosot untuk mencapainya, bukan berjalan dalam keadaan berdiri tegak. Meskipun sulit, tapi di air terjun kedua  terdapat pemandian air panas yang tidak berbau sulfur. Tentu akan menjadi pengalaman berkesan bisa merasakan berendam air panas di dasar Lembah Pelangi.
 
Merasakan titik-titik air membasahi tubuh di antara pelangi yang menampakan keindahannya *Foto: Yopie Pangkey*

Berada di Air Terjun Pelangi membuat saya seperti terkurung dalam sebuah mangkok besar berdinding batu-batu cadas. Air yang terjun dari ketinggian terlihat seperti selendang, teruntai anggun di bahu tebing yang ditumbuhi semak belukar. Air yang jatuh menimpa hamparan batu yang ada di bawah. Percikannya melayang di udara, seperti hujan, membasahi apapun yang ada di dekatnya. Sinar matahari yang mengenainya, menciptakan warna-warna yang tak terkatakan indahnya, itulah pelangi.

Beberapa kawan saya sibuk melakukan kesenangannya. Ada yang berfoto selfie maupun bersama-sama, ada pula yang sibuk memotret air terjun dan pelangi. Tak sedikit yang mandi dan berendam di kolam yang ada di bawah air terjun. Merasakan sensasi mandi bersama pelangi memang luar biasa indahnya. Jadi pengalaman tak terlupakan. 

Air Terjun Pelangi yang menggetarkan hati *Foto: +yopie franz 
Di sini, selain kami para pendatang dari luar pulau, ada juga pengunjung lokal, namun jumlahnya masih sedikit. Karena masih tergolong baru, di sekitar lokasi air terjun ini belum tersedia toilet, kamar mandi dan kamar ganti. Tidak ada warung penjual makanan dan minuman. Jika basah dan hendak berganti pakaian, bisa menumpang di pondok yang ada di kebun kopi. Faktor jauh dan medan yang agak sulit, membuat tempat ini belum terlalu ramai dikunjungi. Padahal, pesona yang ditawarkan sangatlah memikat. 

Danau Hijau
Dinamakan Danau Hijau karena air di dalam danau berwarna hijau. Danau yang terletak di pinggir jalan menuju Geothermal Ulu Belu ini mengeluarkan aroma belerang. Airnya terasa hangat ketika disentuh. Rasa hangat itu disebabkan oleh adanya bongkahan belerang mendidih di dasar danau.  


Pepohonan dan semak tumbuh lebat di tepian danau, bahkan hingga punggung bukit yang ada di atasnya. Suasana sekitar danau jadi tampak asri, ditambah udara yang bersih, membuat tempat ini terasa sehat bagi paru-paru. Mata pun dimanjakan dengan keindahan yang tersaji.

Di sini tersedia perahu getek. Jika ingin merasakan pengalaman berperahu di atas indahnya kilauan air danau, kita tinggal gunakan geteknya. Getek merupakan alat angkutan air yang terbuat dari susunan bambu yang dibentuk menyerupai rakit, dan digerakan dengan cara didorong menggunakan kayu. Satu getek bisa mengangkut lima sampai enam orang. Bisa juga minta diantar ke seberang, lalu dilanjutkan trekking ke atas bukit untuk melihat kawah belerang.

Naik getek
Di tepi danau terdapat pondok-pondok tempat duduk bagi pengunjung yang ingin bersantai menikmati suasana sambil merasakan hembusan angin yang membelai kulit. Apabila menginginkan makanan dan minuman, kita dapat memesannya dari satu-satunya kedai makan yang terdapat di dekat danau.

Di sini angin sangat sering berhembus. Hembusannya liar menyerbu permukaan danau, terkadang brutal menerpa dedaunan, seperti menciptakan tarian. Daun-daun kering berguguran, sebagian jatuh ke tanah, sebagian lagi jatuh ke danau, lalu hanyut bersama gerakan air yang tampak berombak seperti habis ditepuk.
 
Danau Hijau dilihat dari bukit di Desa Proyek

Keheningan air danau membuat saya merasakan kedamaian. Saya menyukai perpaduan warna yang tersaji di tempat ini. Langit biru berhias awan putih berarak. Air berwarna hijau. Pepohonan dengan batang-batang berwarna keperakan. Bebatuan kapur berwarna hitam dan putih berlatar tanah kemerahan.

Danau Hijau memang tak begitu luas, namun memiliki keistimewaan karena warna alami airnya. Suasana syahdu yang muncul selama berada di sini menyenangkan untuk dinikmati. Saat saya berdiri di atas bukit yang terletak di Desa Proyek, keindahan Danau Hijau makin terlihat, membuat saya berdecak kagum.
 
Kawah Belerang

Kawah Belerang
Di antara Danau Hijau dan Air Terjun Lembah Pelangi, ada satu tempat lagi yang bisa dikunjungi di Ulu Belu yaitu Kawah Belerang Bukit Pagar Alam. Kawah ini masih berada dalam satu karakter bentang alam yang sama unik dengan Danau Hijau.

Untuk mencapai kawah, bisa dengan berjalan kaki, bisa juga dengan menggunakan ojek motor. Jika menggunakan sepeda motor, perjalanan dapat ditempuh sekitar 10 menit. Karena lokasinya di perbukitan, jalan yang dilalui menanjak dan menurun. Perlu berpegangan yang kuat agar tidak terjatuh dari motor. Di musim hujan, kondisi tanah berubah jadi liat. Biasanya jadi lebih sulit untuk dilalui. Beruntung saat saya ke sana bukan sedang musim hujan, sehingga perjalanan jadi mudah dan lancar.

Kawah belerang yang saya jumpai menyerupai lubang lebar menganga dengan permukaan berwarna perak bercampur hitam. Saya sempat membayangkan ada kolam berisi air di tengah kawah, ternyata tidak ada. Hanya ada sedikit genangan air panas dengan kedalaman setinggi mata kaki. Air tersebut berasal dari rongga bebatuan di dalam kawah, mengalir keluar disertai kepulan asap dan bau khas belerang.
 
Kece juga kawahnya buat foto-foto :) *Foto oleh: Yopie Pangkey

Udara di kawah terasa hangat, bahkan cenderung panas. Berada agak lama di tempat ini membuat badan jadi berkeringat. Perlu hati-hati saat berjalan di atas bebatuan kapur yang terdapat di seluruh permukaan kawah. Jika salah melangkah, kaki bisa terperosok ke dalam rongga batu yang berisi air panas.

Tak cukup sehari untuk menyambangi semua keindahan Tanggamus. Magnet yang ada di kabupaten ini bukan hanya ada di pegunungan dan lembah-lembah, tetapi juga di pantai dan lautnya. Lain waktu saya akan berkunjung ke pesisir, mengungkap pesona lainnya. Tapi saya perlu sediakan waktu lebih banyak agar bisa menikmati semua godaan Tanggamus yang membius.
 
Kamu sudah pernah ke Tanggamus?


Artikel ini pernah dimuat di rubrik Pariwisata harian Kedaulatan Rakyat tanggal 21 Mei 2016. Saya berkunjung ke Tanggamus saat diundang oleh disbudparpora Tanggamus dalam event Festival Teluk Semaka 2015. Salah satu rangkaian kegiatannya adalah Tour D'Semaka 2015. Kegiatan tour inilah yang mengantarkan saya menjelajah Ulu Belu bersama kawan-kawan blogger, fotografer, dan jurnalis.


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

3 komentar

  1. Pingin foto cantik di Air tejun gitu, tapi takut kepleset.
    Lumayan juga trekkingnya 20 menit, kayak ke madangkaripura, Probolinggo

    BalasHapus
  2. Ingin kembali lagi kemari, ada beberapa scene yang terlewat difoto.
    Tapi kudu latihan fisik dulu sebelum kemari lagi :D

    BalasHapus
  3. Keren, Pelanginya muncul setiap hari apa tidak ya Kak?

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!