Tampil Berani Dengan Motif Leopard

Petronas Twin Towers
Saudari: “Besok aku mau ke Malaysia, kamu mau nitip apa?”

Aku: “Harimau Malaya.”

Saudari: *kejengkang*

Saudariku yang satu itu paling rajin menawarkan titipan oleh-oleh. Saban ke luar negeri, dia tidak pernah lupa menanyakan keinginan kami –aku dan saudara-saudaraku yang lainnya. Dia memang baik dan tidak pelit, walau gaya hidupnya yang doyan belanja itu terkesan boros. Untung kantongnya tidak seperti kantongku yang mudah jebol. Kalau iya, aku yakin tawaran-tawaran itu mungkin akan dipikir beribu kali dulu olehnya.

Malaysia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang paling sering dia sambangi. Tak terhitung olehku berapa kali dia bolak balik ke sana untuk urusan bisnis. Dan satu-satunya oleh-oleh yang aku inginkan jika dia ke sana adalah Harimau Malaya. Eits…tunggu. Jangan kaget dulu. Ini bukan harimau si binatang buas itu :D

Harimau Malaya hanya kode di antara kami. Kode untuk segala sesuatu yang bernuansa harimau. Sekedar nuansa lho, ya. Bukan mengandung unsur dari segala sesuatu yang diambil dari tubuh harimau. Bukan sama sekali, sebab itu dilarang. Yang aku maksud di sini adalah oleh-oleh berupa barang yang bernuansa harimau. Lebih tepatnya merujuk kepada motif animal. Karena harimau tidak begitu familiar disebut sebagai motif, aku menyebutnya sebagai Leopard.

“Rien…aku nemu bantal sandaran bangku mobil, nih, mau?” tanya sodaraku di ujung telpon.

“Kok itu, sih?” tanyaku.

“Ini motif si meong besar itu lho. Mau gak? Kalo ga mau aku taruh lagi nih,” ancamnya dari sebuah pusat perbelanjaan di KL.

"Iya, mauuuu.” Mendengar kata meong besar, langsung ngeh itu leopard.
 
Niatnya sih biar segarang mobilnya :))

Dulu, pertama kali tertarik dengan motif Leopard saat melihat rubrik fashion di sebuah majalah. Ada foto model sedang memakai dress motif ini di sebuah peragaan busana di Perancis. Dressnya terlihat unik, keren, dan terkesan ‘liar’. Model yang memakainya nampak anggun sekali. Mungkin karena cocok, makanya terlihat menarik. Dan aku suka.

Kadar kesukaanku pada motif tutul-tutul ini masih biasa saja, bukan fanatik, dan tidak sampai pada taraf berburu. Kalau ketemu, dan kebetulan suka, aku beli. Sebatas itu saja. Kesukaanku pada motif ini kemudian tidak sebatas pada busana saja, melainkan juga pada produk fashion lainnya seperti tas, sepatu, dan berbagai aksesoris, serta produk apa pun di luar fashion.

“Nih, ada kerudung segi empat tutul-tutul, mau gak?” tanya sodaraku di ujung telpon (lagi). Saat di Kuala Lumpur (lagi). Di waktu yang lain.

“Sikaaaat!” jawabku. Ketika aku lihat, memang betul ada motif leopardnya. Tetapi,  motif leopardnya bercampur dengan motif bunga? Duh, image ‘liar’ dan ‘feminin’ kok bersatu dalam satu kerudung? Labil.

Memakai kerudung leopard itu ternyata tidak sembarangan. Motifnya sudah ramai, tentu jangan dibuat makin ramai dengan padanan busana yang ramai. Misal, ketika aku ingin menggunakan kerudung tutul-tutul, tidak cocok jika memakai baju/celana/rok dengan motif yang sama ramainya. Bisa bikin penampilan jadi norak. Apalagi ditambah dengan banyak aksesoris. Makin aneh.

Sebagai fashionista *cieeee*, mesti tahu dong ya aturan-aturan berbusana. Bukan sok ahli, tapi untuk mencoba mengerti. Prinsipnya: “JIKA TIDAK BISA MEMBUAT PENAMPILAN JADI KEREN, SETIDAKNYA TIDAK MEMBUAT PENAMPILAN JADI NORAK.” Haha *catet* Jadi, saat ingin tampil dengan motif ala leopard, mesti tahu rambu-rambunya. Tidak boleh berlebihan. *tunjuk diri sendiri* 

Udah garang belum nih pake kerudung motif Leopard? :D

“Rien, aku nemu TAS LEOPARD!” teriaknya di ujung telpon.

Naga-naganya tas bagus nih, sampai teriak segala dari Malaysia sana. Sewaktu aku terima tasnya, ASTAGA. Apa yang terlihat saudara-saudara?

“Maaf…maaf… salah liat nih. Abisnya aku buru-buru belanjanya. Mata sedang jereng. Liat motif abstrak kuanggap leopard. Makanya aku sikat.”

Helloooooow…motif leopard dari mana kakaaaaak? Huhuhu…sudah melonjak girang dibelikan tas, tidak tahunya bukan seperti yang aku bayangkan. Kecewa sih, tapi yang namanya dibelikan tetap harus berterima kasih dan bersyukur. Lagi pula ternyata tasnya bagus. Sekarang sudah 4 tahun masih awet dan belum ada yang cacat padahal sudah aku pakai berkali-kali ke banyak tempat dan acara. 


“Besok kalo ketemu Tas Leopard lagi, aku beliin ya. Insha Allah ga salah lihat lagi,” hiburnya (sambil nyengir).

“Ok. Bener, ya.’

“Iya. Tapi ga harus di Malaysia ya. Di mana saja kalau ketemu aku belikan.”

Sebetulnya memang tidak harus di Malaysia kalau sekedar ingin mendapatkan barang-barang bermotif leopard. Di negara mana pun (termasuk di negeri sendiri) dan tempat-tempat perbelanjaan mana pun, motif yang melekat pada berbagai macam produk ini bisa didapatkan. Mudah dan banyak banget!

Pencarian di Malaysia itu cuma kekonyolan kami saja. Kekonyolan yang kami ciptakan karena keisenganku menciptakan ciri khusus oleh-oleh ala Malaysia. Juga keisengan sodariku yang mau-maunya meladeniku. Itu saja. Meskipun rada konyol, tapi kekagumanku pada tutul-tutul leopard bukan sebuah keisengan belaka.
 
Yang dimaksud apa, yang dibeliin apa haha

Motif leopard memiliki eksotika tersendiri. Di dunia fashion, motif ini sudah menjadi tren tersendiri. Banyak orang yang menggunakannya, mulai dari wanita dan pria dari berbagai latar belakang. Uniknya lagi, motif ini dapat disesuaikan dengan selera siapa pun.

Dulu, aku kerap keliru membedakan motif bulu Leopard, Cheetah dan Jaguar. Aku beranggapan motif bulu ketiga hewan tersebut sama. Setelah mencari tahu, baru aku tahu motif bulu ketiga hewan itu berbeda.

  • Cheetah: Motif tutulnya berupa bulatan berwarna hitam.
  • Jaguar : Motif tutulnya berupa bercak berwarna merah dengan warna hitam di bagian dalam dan pinggirnya. Tutul pada jaguar terdapat titik kecil di tengahnya. Tutul pada jaguar lebih besar, lebih sedikit dari segi jumlahnya. Lebih gelap dan memiliki garis tutul yang lebih tebal dari Leopard.
  • Leopard: Motif tutulnya berupa bulatan berwarna hitam dan bercak berwarna merah dengan tepian berwarna hitam. Motif tutul pada Leopard kosong (tanpa titik ditengahnya).
*Sumber referensi: Tigers and other wild cats: Jaguar, Leopard, and Cheetah Differences http://tigertribe.net/differences-between-jaguar-leopard-and-cheetah/

Pengetahuanku tentang perbedaan motif bulu itu telah aku jelaskan pada sodariku. Jangan sampai dia keliru lagi. Motif kulit buaya dikira motif leopard. Motif abstrak dikira motif tutul-tutul. Kan jauh banget hehe. 

Oh ya, buat sekedar tahu saja. Di jagat raya ini ada lho event bertajuk International Leopard Day. Event ini untuk para penggemar fashion di berbagai belahan dunia. Digelar pertama kali pada 3 Mei 2013 di berbagai kota di Perancis, di antaranya Bordeaux, Compiègne, Dax, Lyon, Marseille, dan Paris. Sedangkan negara lain yang berpartisipasi merayakannya adalah Belgia, Kanada, Luksemburg, Spanyol, dan Indonesia. Di Indonesia, International Leopard Day pernah diselenggarakan di Yogyakarta tahun 2014 lalu, bertempat di Oxen Free Cafe di jalan Sosrowijayan.
 
Ganteng ya! *sumber foto: www.indileak.com*

Sekilas tentang Leopard atau macan tutul, adalah hewan penyendiri, sifat mereka adalah saling menghindari satu sama lain. Hewan ini merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Terlepas dari sifatnya itu, warna kulit macan tutul lebih menarik dan memberikan inspirasi para desainer untuk membuat model baju yang lebih dikenal dengan model baju leopard. 


Kenapa leopard? Karena motifnya memberi kesan eye catching pada penampilan. Motif ini juga tak pernah lekang meski berganti zaman.
Motif Leopard memiliki karakter dan filosofinya tersendiri. Bagi yang mengenakannya maka akan tampak lebih berani, garang, dan ada kesan macho. Namun bagi kaum wanita, menggunakan motif ini memiliki kesan lain, yaitu berkesan mandiri, dan setara dengan laki-laki, atau lebih dikenal dengan istilah Androgyne. [Desainer Lia Mustafa]
Motif leopard pada busana, jilbab, dan perlengkapannya kini kian banyak tersedia di pasaran. Warnanya pun tidak terbatas pada warna aslinya seperti hitam-putih, hitam-cokelat, atau cokelat-kuning semata, tetapi juga tersedia dalam warna yang banyak disukai oleh para wanita, antara lain merah muda, ungu, merah, dan jingga.

Tertarik menggunakan motif Leopard untuk fashion?
Kalau aku sih tertarik. Berharap efek berani dan garangnya menular ke diriku yang penakut dan lembut ini. *halah* :p


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

15 komentar

  1. Naksir model kerudung leopardnya... eh, naksir kerudung motif leopardnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...kalo untuk mbak Dee An cocoknya yang warna tutul-tutulnya hitam :D

      Hapus
  2. Ternyata motif garang bisa juga dipadu-padankan, hingga kesannya tetep feminin ya, Mbak Rien. Beberapa waktu lalu, aku dihadiahi jilbab motif ini. Jarang kupakai karena masih suka bingung memecingkan dengan baju yang aku punya. ira

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, bisa dapat kesa feminin kalau warna padanannya tepat. Mbak Ira coba pakai baju/celana/rok warna gelap supaya jilbab leopardnya jadi menonjol :)

      Hapus
  3. Ohhhh Tidak!!!!!!! Sama sekali. Aku suka polos. Sepolos hatiku *cengarcengir* Yang paling 'garang' itu Kamera itu Mbak Rien. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...perlu dibedah dulu mbak untuk membuktikan kepolosan hatinya *siapin pisau dan gunting* :))
      Yaaah...kameranya tetep ga jadi garang kalo berada di tanganku. Terlalu gemulai :))

      Hapus
    2. Kabur dulu......... :)) Ransel leopard asyik kali ya buat Nanjak, kelihatan tangguh, lumayan buat ngusir si monyet yang suka gangguin :)

      Hapus
    3. Iya mbak asyiiiik.... buat ngusir begal juga bisa :))

      Hapus
  4. Hahahaa kiraiiiin itu beneran semua barang berbahan dari si leo looh. Ternyata owh ternyataaahh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh. Gawat atuh kalo bahannya asli dari Leo. Bisa punah si meong besar itu. Kasihan. Animal print wae :D

      Hapus
  5. Kalau ada leopard biru saya mau :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tinggal direndem dalam pewarna baju warna biru aja kalo mau yang biru :))

      Hapus
  6. Rien makin pintar saja menulis advertorial nih :)
    Aku perlu berguru sama tulisan-tulisannya Rien :)

    BalasHapus
  7. Haha. Cupcup mba Rien. Tas itemnya bagus juga kok :)

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!