Aman Dengan Temporary Tattoo

Temporary tattoo (inai) pada pengantin dari bahan henna

Siang hari Minggu di Kota Tua, saya dan mbak Esti –sesama peserta workshop- bergegas menuju Taman Fatahillah. Di sana,  kami hendak mencari keberadaan pelukis jalanan. Ada tugas yang hendak kami kerjakan, dan kami harus berkejaran dengan waktu yang tak banyak.

Gang lebar di sudut jalan antara Museum Bank Indonesia dan Bank Mandiri penuh sesak oleh orang-orang. Para pedagang kaki lima ramai menggelar barang dagangan, seramai wisatawan yang lalu lalang dan datang silih berganti. Di mana pelukis jalanan?

Di antara deretan aneka baju kaos khas Kota Tua, aksesoris, makanan, minuman, pernak pernik, mobil VW kodok, motor antik, dan aneka barang kerajinan yang berderet di sepanjang trotoar, ada sebuah galeri lukisan menempel di tembok Museum Sejarah Jakarta. Nah, itu dia yang kami cari.

Pelukis tato temporer di Kota Tua Jakarta
Di depan galeri, seorang pelukis sedang sibuk mengerjakan lukisan. Ternyata, dialah pemilik galeri. Kami mulai bekerja, saya mengambil gambar, sementara mbak Esti mengorek informasi. Namun sayang, sang pelukis tak mau bicara. Meskipun kami berjibaku mengajukan tanya, ia memilih bungkam. Lukisan hitam putih karyanya, tampaknya lebih berbicara ketimbang dirinya. Liputan itu kami akhiri dengan segera.

Kami berlalu dari pelukis pemalu, pergi menuju zona inti kawasan Kota Tua, yakni Taman Fatahillah. Di sana, pengunjung dari berbagai kalangan usia tumpah ruah, bercampur dengan pedagang barang dan jasa. Ondel-ondel tinggi besar berdiri tegap di depan Museum Sejarah Jakarta, membisu di antara wisatawan yang genit berpose. Alahai…

Setelah mencari ke sana kemari, pelukis yang melukis di atas kanvas tak lagi kami jumpai. Kami justru bertemu dengan beberapa pelukis tubuh. Mereka berjumlah sekitar 6 orang. Berpakaian serba hitam, mulai dari baju, celana, hingga sepatu. Lengan mereka juga kehitaman, tebal oleh guratan tato. Wiiih… sangat rocker! Hiii….
asyik melukis tattoo dengan tancho

“Itu tato permanen, ya mas?” tanya saya pada salah seorang di antara pelukis tato itu.

“Bukan, mbak. Ini tato temporer namanya. Hanya bertahan dua minggu saja di kulit,” jawabnya.

Oh, tato temporer. Ya, saya pernah dengar itu. Temporary tattoo tidak bertahan lama dan mudah dihapus. Saya mengamati hamparan ragam tato di atas terpal. Beragam motif, mulai dari motif bunga sederhana, hingga motif tribal yang ribet. Entah berapa harga tiap motif, saya lupa menanyakannya.

Saya memperhatikan lelaki yang sedang jadi ‘korban”. Dia duduk dengan tubuh kaku, menghadap pelukis tato yang sedang melukis di dadanya. Ketika saya ambil gambarnya, ia menunduk. Mungkin malu dengan dada telanjangnya yang terbuka. Aiih….saya yang malu, tahu!

Mirip motif tato temporer yang dulu pernah saya coba
Sekilas saya mencoba membaca huruf-huruf yang sedang ditulis di dadanya. Ah, tidak terbaca! Haha. Kaligrafi hurufnya terlalu indah, sehingga sulit dieja oleh mata saya yang biasa membaca tulisan tangan jelek.

Oh ya, di sini, tarif lukis tato mulai dari Rp 30.000,- – Rp 600.000,- tergantung dari tingkat kesulitan gambar. Untuk harga paling murah itu, biasanya berupa gambar hiasan sederhana seperti biasa dikenakan pengantin wanita di Sumatra. Bahan yang digunakan adalah Henna yang banyak dijual di toko kosmetik. Sementara untuk harga yang paling mahal adalah untuk gambar yang berukuran lebih besar, seperti gambar Spiderman, bunga dan sebagainya yang membutuhkan gradasi atau bayangan gambar. Untuk itu dibutuhkan cat rambut bermerk Tancho (mereka biasa menyebutnya tinta tanco) untuk membuat gambar yang lebih besar dan membutuhkan beragam warna.

Tattoo Motif Wayang
Saya teringat ketika liburan di Pantai Anyer, Banten. Di area pantai ada penjual tato temporer. Sewaktu tahu tato-nya bisa dihapus, saya pun mencobanya. Harganya hanya Rp 15.000,- Gambarnya berupa sulur-sulur, daun dan bunga yang dilukis dengan tinta hitam. Bahannya dari henna dan ternyata mampu bertahan sekitar 3 minggu. Sempat khawatir terjadi apa-apa dengan kulit punggung tangan, tapi Alhamdulillah aman. Kulit saya tidak mengalami iritasi apapun.

Sejak itu saya tahu ternyata ada tato tidak permanen dan aman jika digunakan.

Jadi, jika sesekali ingin mencoba beragam bentuk tato tanpa takut sulit dihilangkan atau dihapus, tidak ada salahnya mencoba tato temporer. Temporarry tattoo biasanya berbahan dasar air (waterbased) sehingga tetap aman untuk kulit dengan kualitas warna yang cerah juga (tidak mudah pudar).

Saya sangat tidak menganjurkan tato permanen karena dapat menimbulkan efek yang berbahaya. Selain tidak bisa dihilangkan kecuali hanya dengan operasi, juga bisa menimbulkan penyakit dan infeksi.


Saya pernah membaca tulisan tentang penjelasan seorang dokter ahli aesthetic bahwa penggunaan jarum untuk tato sering tidak steril. Dan jika ini tidak diperhatikan, tato justru bisa jadi media menularkan beberapa penyakit seperti hepatitis, penyakit kulit dan bahkan HIV. Kulit yang terkena tato bisa bengkak dan terjadi infeksi, sementara kulit yang sudah terkena tato sampai pada bagian dermis atau bagian paling dalam kulit, tidak bisa dikeluarkan lagi.

Nah, bahaya sekali, bukan?

Jika ingin aman, cukup dengan temporary tattoo. Selain mudah dibuat, mudah dihapus, juga mudah didapatkan dengan harga terjangkau. Kita pun bisa membelinya melalui toko online seperti Tokopedia. Jadi, tidak perlu jauh-jauh ke Kota Tua dan meminta tolong orang lain untuk memasangkannya :)

Tattoo Frozen untuk anak-anak


Keterangan gambar:
Tato pengantin: spreadmyhappines.com/saffandiphoto.com
Pelukis tato temporer di Kota Tua: Katerina
Tato kupu-kupu, wayang, frozen: Tokopedia
Tato tangan (warna hitam): Google image

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

3 komentar

  1. aku klo lagi iseng suka 'nato' sendiri pake pulpen di panggal ibu jari, lebih bisa dibilang nyoret2 sih bukan nato..hahhaa...bentuknya standard, inisial nama sendiri atau bunga atau love...dan bisa hilang saat itu juga, tinggal dicuci pake air dan sabun...hahaha..temporary banget kan

    BalasHapus
  2. wah.. mba Rien.. aku baru tau mba klo ada tatto temporer di tempat tukang tatto.. selama ini kesan yg aku tangkap kalau tukang tatto itu pasti bikinnya yang permanen.. kapan2 jadi pengen nyobain tatto temporer yg modelnya kayak bunga2 di henna itu :D

    BalasHapus
  3. Bagus artikelnya..baca-baca. met kenal dan salam kunjungan

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!