Aman Menjamah Laut di Kala Menstruasi

Keinginan untuk nyebur-nyebur seru di laut Kepulauan Seribu tanpa kehadiran menstruasi ternyata tinggal keinginan. Satu hari sebelum hari H, si tamu bulanan datang. Mau tak mau saya harus jalan-jalan dalam keadaan dihinggapi pusing, mual, kram, mules, bahkan muntah. Biasa banget kalau sedang menstruasi mengalami hal seperti ini, badan dan pikiran jadi berat, perjalanan terasa tak nikmat.

Pengaruh menstruasi kadang ga cuma ke body, tapi juga ke suasana hati. Kadangkala, suatu urusan yang mudah bisa berubah jadi ribet. Perubahan hormon membuat emosi mudah meninggi. Bahkan, sekedar ransel padat oleh tumpukan pembalut saja bikin eneg.

Di situ kadang saya merasa sedih. *polwan 86 mode on*





Ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, sewaktu ingin merasakan berenang dan snorkling di perairan Gili Nanggu, Gili Sudak, dan Gili Kedis di Lombok, menstruasi datang. Begitu juga saat menjelajah perairan Kepulauan Derawan, sejak datang sampai pulang dari Derawan, menstruasi belum juga berhenti. 

Entah kebetulan atau apa, rasanya menstruasi senang betul menyambangi saya saat hendak seru-seruan main di laut. Jika sudah begini, sakitnya tuh di sini *tunjuk urat penakut*

Bukan saya menolak kodrat saya sebagai wanita, apalagi membenci kehadiran menstruasi, sama sekali tidak. Saya sekedar mempunyai rasa takut apabila bepergian ke laut ketika sedang menstruasi. Pertama, karena takut diserang hiu. Kedua, karena takut bocor.

Mungkin akibat kebanyakan nonton film tentang keganasan hiu, saya jadi nganggep hiu sebagai predator paling menyeramkan di dalam laut. Hewan haus darah. Dan haid adalah darah. Gimana gak makin melangit kecemasan saya?

Ini nih yang melekat dalam benak saya: Diserang, digigit, dikunyah, ditelan, trus dicelupin dibuang jadi kotoran. Iiiih…horor!





Itu dulu. Sekarang sih sudah tak begitu takut, sebab sekarang saya sudah mengetahui fakta hiu tidak tertarik dengan bau darah manusia. Selera hiu lebih kepada bau darah ikan. Hiu bukanlah ancaman, tidak ada bukti meningkatnya serangan hiu karena menstruasi. Memang pernah ada laporan kejadian penyelam diserang oleh hiu, namun kejadian tersebut disebabkan aktifitas seorang peselam yang memberi makan kepada ikan hiu, atau melakukan aktifitas Spear Fishing, dimana darah yang dikeluarkan ikan yang tertembak akan merangsang selera makan ikan hiu.

Satu hal lagi yang membuat rasa takut saya pada hiu kian menjauh, karena sesungguhnya populasi hiu di Indonesia sudah semakin langka akibat pembantaian hiu yang berlebihan untuk diambil siripnya. Dengan realita begini, mestinya saya sedih, dong ya. Bukannya malah takut dan ingin mengusir hiu jauh-jauh. Lagipula, kejadian-kejadian shark attack itu kan umumnya terjadi di daerah iklim sub-tropik, bukan di perairan tropis seperti di Indonesia.

Bersyukur kalo masih bisa ketemu hiu. Itu berarti kelestarian alam bawah air masih terjaga. 




TAKUT BOCOR, adalah ketakutan saya yang kedua.

Dulu, saat masih belum mengerti, saya mengira darah menstruasi akan tetap keluar ketika saya nyemplung ke dalam air. Ga lucu banget kan saat sedang asyik-asyiknya berenang, tiba-tiba darah menstruasi keluar dan menyebar mewarnai air di sekitar saya? Tinggal cari saja alat pengaduk, aduk, aduk, aduk, yakin deh itu laut berubah jadi kayak es campur. Mending kalo diminum rasanya enak dan bikin badan jadi seger, yang ada temen-temen dan segala mahluk bawah air yang berenang didekat saya jadi pada mabok.

Apakah darah akan keluar ketika berenang saat menstruasi? 

Ternyata, darah tidak akan keluar saat berenang meskipun darah yang keluar sedang deras-derasnya. Dalam buku Book of Truths yang diterbitkan oleh Koteks (merk pembalut wanita), disebutkan bahwa pembuluh darah cenderung akan menutup atau mengerut ketika bersentuhan dengan air. Misalnya saat berenang, menyelam, berjalan di air, atau di kolam bergelombang.

Dari apa yang sudah saya alami, baik saat berenang di tempat tertutup (kolam renang), maupun di alam terbuka seperti danau dan laut, darah menstruasi memang tidak keluar. Dulu saya tidak menyadari hal ini. Padahal sejak pertama mengalami menstruasi, saya sudah berenang berkali-kali, tak terbilang angka-angka. Bisa jadi dulu saya tak menyadari hal itu karena memang sedang tidak berenang disaat menstruasi. Pun tidak terpikir untuk menemukan perbedaan berenang disaat menstruasi dan tidak menstruasi.

Darah menstruasi memang berhenti keluar saat badan nyemplung ke dalam air. Tetapi sesaat setelah keluar dari air, darah haid kembali keluar. Terakhir mengalami kejadian seperti ini saat berenang di Kepulauan Seribu 3 minggu lalu (7/2/2015). Setiap kali keluar dari air, lalu naik ke atas perahu, saya langsung merasakan hal itu. Sehingga harus berkali-kali memeriksa papan perahu yang saya duduki. Pembalut basah yang saya pakai tentu akan mudah sekali untuk bocor.

Sesungguhnya, berenang saat haid merupakan cara olahraga yang efektif. Menurut Majalah Shape, berenang justru dapat mengurangi gejala tidak nyaman akibat haid, seperti stres, kelelahan, dan nyeri. Berenang juga dapat membantu membuat kualitas tidur meningkat. Daya apung air juga dapat menopang tubuh serta mengurangi tekanan punggung sehingga memulihkan nyeri punggung yang kadang timbul saat haid.”





Berenang saat menstruasi itu menyehatkan, asalkan memperhatikan hal-hal berikut:
  • Higienitas, privasi dan kenyamanan, merupakan hal pokok yang perlu diperhatikan ketika berenang. Bagi saya, berenang di tempat yang bersih dan tidak berpolusi adalah penting.
  • Selalu memakai pembalut yang baru dan bersih sebelum berenang. Tetap memakai pembalut saat berenang tidak akan berpengaruh pada kesehatan. Yang penting, tampon dan pembalut diganti setiap 4 jam sekali. Pokoknya ganti sesering mungkin.
  • Tidak terlalu lama berada di dalam air, karena belum tentu air yang digunakan untuk beraktivitas itu bebas kuman. Kuman bisa jadi bersarang di pembalut dan bisa menyebabkan infeksi.
  • Kondisi tubuh (saya pribadi) saat datang bulan biasanya mengalami gejala pusing, mual, atau kram perut. Ketika gejala ini tetap terasa disaat berenang, saya lekas menghentikan aktifitas berenang. Tidak mau ambil resiko. Ngeri aja sih tiba-tiba pingsan dalam air. Iya kalo ada yang nyadar saya tenggelem bisa langsung diselamatkan. Kalau enggak? Wassalam.
  • Mengutip dari artikel yang dipublish di paradiseunpad.blogspot.com, dikatakan bahwa apabila terjadi peningkatan darah yang keluar (menorrhagia), dapat menyebabkan anemia meningkat. Anemia dapat menurunkan suplai oksigen tubuh, sehingga berbahaya bagi perenang maupun menyelam. Kalau resikonya tinggi seperti ini sih, baiknya memang ditunda dulu berenangnya. Demi keselamatan juga soalnya ya.


Bebaskan gayamu! :D

Beberapa teman saya sebetulnya masih banyak yang mengurungkan niatnya untuk berenang saat haid (terutama di laut). Selain karena urusan mitos, faktor takut juga menjadi alasan. Saya bisa mengerti kenapa mereka demikian, karena saya dulu juga pernah begitu. Tapi kini sudah tidak lagi karena menstruasi bukanlah penghalang untuk berenang.

Bagi perempuan penakut seperti saya, aktifitas berenang, snorkling, dan diving, justru dapat meningkatkan kadar keberanian. Ketika saya berhasil mengatasi rasa takut, kepercayaan diri pasti akan meningkat.

Ayo nyebur! Bebaskan gayamu dan mari lihat kehidupan bawah air yang menakjubkan itu ^_^

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

28 komentar

  1. Foto proses jumpingnya keren Mbak, siapa fotografernya Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, emak-emak jadi kliatan keren pake jumping segala hahaha
      Temenku, Wan. Photographer.

      Hapus
  2. sukaaa postingannyaa..makasih mba rieen...

    BalasHapus
  3. Mba rien, aku juga sering berenang saat mens. Dan tidak ada darah keluar tuh :)
    Eh btw kemaren pas ketemu Joko Tokopedia aku kaget, dia seumuran denganku! hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha....si Joko dibahas. Cieeee.... ada yang terpesona *kabuuuur*

      Hapus
  4. Komenin fotonya aja :D
    Suka sama yang no.6 hahaha. Fotonya kayak kolase gitu keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasiiiiiiih... Ayo kapan loncat-loncat di laut kayak gitu, Cek Yan? Pasti jawabnya: Ntar aku : SELESAI. Hahahaha

      Hapus
  5. Infonyaaa bermanfaaat mb Rien... Selama ini blm berani nyoba renang saat M tapi baca ini jadi yakin... Makasihhh... Ituuu fotonyaaaaaaaa MUPENG aappiikkkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembali kasih, Mbak Ima. Semoga mulai berani ya :)

      Hapus
  6. Foto-fotonya itu bener2 bikin mupeng, duehhhhh... Kapan ya, aku bisa ke sono? *ngimpi dulu, ahhh*
    ira

    BalasHapus
  7. pokoke klo gak ada pelampung aku ogah diajak renang :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha....tenang, kalo sekedar snorkeling belum bisa renang juga bisa ikut nyemplung. Nanti dipakaikan life jacket. Ga kan tenggelam :D

      Hapus
  8. Waktu di Karimun Jawa aku pas Mens. Snorkling di laut santai aja. Tapi waktu berenang sama Hiu, Mundur perlahan. Dari pada digigit :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Karimun Jawa banyak hiu ya mbak. Tapi katanya aman. Ga gigit. Aku lihat teman-teman malah senang dan foto-foto bareng hiu. Katanya ga ke KarJaw kalo ga berenang bareng hiu :D

      Hapus
  9. Balasan
    1. Hi Mbak Indri. Terima kasih sudah mampir :)

      Hapus
  10. Keren mba,

    Jadi Mba' Katerina udah pernah snorkeling saat menstruasi ? Jd nd apa2 ya mba ? Hehe soalnya saya rencana mau snorkeling minggu depan, pas jadwalnya hehe ☺😊

    BalasHapus
  11. Hai mba..itu bener2 ga keluar darahnya pas lg di dalem air ya? Aku lagi di bali dan kesel bgt pagi ini bangun tdr malah mens huhuhu.. padahal udah rencanain hr ini mau berenang.. lagi hari pertama dpt gini kan biasanya lg banyak2nya, itu beneran gpp cuma pake pembalut doank?? Tlg jawab ya mba.. thanks a lot!

    BalasHapus
  12. such a reliever. . gue mw ke thousands islands besok dan skrg menstruasi hari ke3 . . kebayang donk, males bgt mikir ntar di perahu tiba2 darah2 gt T,T
    untuk pusing dll Alhamdulillah udah ilang sejak kemaren . . kekhawatiran cuma tinggal hiu ama darah keluar pas nyemplung yang thanks Allah udah ilang gara2 baca artikel dari kakak :* thanks a big bunch

    BalasHapus
  13. Makasih mba riennn :3 (maaf sok kenal haha) aku besok mau ke lampung dan hari ini tamuku datang *hiks* segeralah cari2 artikel dan ketemu artikel yg paassssss... Pokoe makasih banget yaaa :'))))

    BalasHapus
  14. thanks infonya..... membantu sekali, ak mau trip ke karimunjawa eh tamu tak di undang datang duluan, eh ketemu artikel yang pas banget dan membantu.....

    BalasHapus
  15. thanks info nya jdi gatakut lgi pas berenang

    BalasHapus
  16. kak aku mau pastiin apa boleh pake pembalut saja saat berenang / snockling? aku mau ke lombok sedih hayati :"(

    BalasHapus
  17. Baru bacaa dari googling. Ini infonya bermanfaat banget Mba. Aku udah ke Manado nih masa ga ke Bunaken, kan sedih. Makasi banyak udah share Mbaa. Btw foto loncatnya kereen :D

    BalasHapus
  18. Ka apakah boleh saat haid pergi ke pulau pari?

    BalasHapus
  19. Hai kk, ini kan aku mau snorkling eh tiba2 haid datang, dr pulau ke titik selamnya kan jauh, dan g memungkinkan untuk ganti pembalut d perahu, g memungkinkan sering2 ganti oembalut jg, apa g mslah kalau g sering2 ganti pembalut?

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!