Travel Writing Bersama Gol A Gong - Tur Literasi Jawa

Gol A Gong (baju merah)

Assalamu'alaikum Wr Wb,

Salah satu bagian paling menarik dari trip Dieng-Wonosobo tgl.18-19 Oktober 2014 yang saya ikuti kemarin adalah pelatihan travel writing. Heri Hendrayana Harris atau lebih dikenal dengan nama pena Gol A Gong, hadir di tengah-tengah kami. Beliau adalah penulis yang sudah lama saya dengar nama dan karya-karyanya, namun belum pernah berjumpa, apalagi mengikuti pelatihan travel writing-nya. Alhamdulillah kali ini berkesempatan.

Kehadiran Gol A Gong di Wonosobo merupakan bagian dari Tur Literasi Jawa (dari Anyer hingga Panarukan) yang dilaksanakan sejak tanggal 09 Oktober hingga 23 Nopember 2014. Malam itu beliau datang bersama 4 orang rekannya dengan menggunakan kendaraan Grand Max yang sudah dipenuhi oleh gambar dan tulisan terkait tur literasi. 

Informasi mengenai Tur Literasi Gol A Gong bisa disimak pada akun Facebook Gong Smash. Kehadiran beliau di tengah kami sempat diabadikan dalam bentuk foto dan dipost di akun FB beliau. Dalam foto tersebut, terlihat mbak Halida (salah satu peserta trip yang saya ikuti) sedang menerima doorprize dari Gol A Gong.

duduk menyimak

Buat saya pribadi, sesi travel writing ini sangat bermanfaat. Kesempatan traveling dan belajar travel writing dari ahlinya dalam waktu yang bersamaan itu sangat menyenangkan. Bahagia iya, ilmu pun bertambah. Antusiasme tinggi tak hanya milik saya, tapi juga milik para peserta lainnya. Padahal siangnya kami seharian bepergian menikmati keindahan Wonosobo, menyisakan lelah dan badan yang beraroma kurang sedap.

Ketika kembali ke penginapan, Gol A Gong ternyata sudah lebih dulu tiba. Beliau sudah duduk di ruang depan penginapan bersama para pemain karawitan. Keinginan untuk bersih-bersih tentu saja ada, tetapi udara dingin mengalahkan keinginan itu. Hanya cuci muka, kaki, tangan, dan gosok gigi. Selesai. Lalu saya bergabung dengan yang lain.

Di ruang tamu rumah Ibu Toto (pemilik homestay yang kami inapi), semua duduk sama rendah. Mendengar, didengar, bertanya, ditanya, dan mendapat doorprize. Gol A Gong berbagi pengalaman dengan santai (sarungan hihihi), namun isinya sangat mencerahkan dan menginspirasi!
"Buku membuat saya benar-benar lupa bahwa saya bertangan satu." [Gol A Gong]
Saya menundukkan kepala. Melihat diri sendiri. Apa yang sudah saya lakukan dengan dua tangan yang lengkap ini? Di mana karya saya? Apa yang sudah saya tulis dari perjalanan saya selama ini? Oh, belum ada apa-apanya. 1 buku solo pun belum ada (baru punya 2 buku antologi doang hehe). Sedang Gol A Gong kini sudah menulis 125 buku. 125. Catat itu! *mudah-mudahan saya tidak salah dengar* :D

Tokoh masyarakat juga hadir

Aneka hidangan khas pedesaan, menjadi cemilan lezat di malam yang dingin dan berangin. Ada ketela rebus, kacang tanah rebus, dan pisang rebus. Ada juga minuman teh Tambi produksi Wonosobo. Saya tak sempat menghabisi satu piring mencicipi kacang tanah rebus, sebab sibuk pindah-pindah tempat duduk. Entah itu untuk motret, bolak-balik ke kamar, ataupun mengecek batre hape dan kamera yang belum diisi. Khawatir 'senjata' andalan tak bisa dipakai. Sebab esok pagi jam 2 sudah mesti berangkat ke Dieng untuk menikmati sunrise dari puncak Sikunir, juga jalan-jalan melihat Desa Sembungan, desa tertinggi di Pulau Jawa.

Di sela-sela pelatihan travel writing, sajian musik tradisional persembahan Karawitan Pusporini yang dibentuk sejak tahun 1994 menjadi hiburan yang menghangatkan. Suara alat musik yang dimainkan dengan penuh semangat, menciptakan rasa kagum yang terus menyeruak dalam hati saya. Alunannya melenakan. Saya mendengarkannya dari dalam kamar. Ya, saya memang kembali ke kamar untuk mengenakan jacket, kaos kaki, dan kemudian sejenak berbaring. Niatnya sebentar, tetapi saya justru tertidur. Padahal sesi travel writing belum usai. Uuuh! 

Mobil Kepedulian Gol A Gong

Lestari menyimak dan mencatat dengan baik apa-apa yang disampaikan Gol A Gong. Saya senang, jadi tak perlu repot. Tinggal nyontek saja hehe. Berikut ini yang sempat terekam oleh Lestari dalam akun twitter-nya *terima kasih banyak, Tari!
  • Anak-anak sekarang jalan sekadar jalan saja. Beda sama jaman dulu. Ada ilmu jurnalistiknya jg loh dulu itu #TurLiterasiJawa @Gol_A_Gong
  • Menulis adalah pekerjaan intelektual. Bukan mengkhayal. Sama kerennya kaya dokter dkk. Semua butuh riset dan kerangka #TurLiterasiJawa
  • Tidak ada satu karyapun yang mulus tanpa proses revisi #TurLiterasiJawa @Gol_A_Gong
  • Carilah ide dan inspirasi dari tempat2 indah. Maka pergilah ke tempat2 tersebut #TurLiterasiJawa @Gol_A_Gong 
  • Setiap orang yg ingin pekerjaan menulis, lakukan riset, wawancara, jgn rugikan orang, jgn paksakan kehendak. #TurLiterasiJawa @Gol_A_Gong
  • Bagi Kang menulis adalah sebuah pengabdian #TurLiterasiJawa 
  • Tipe orang2 traveling : ingin buang stress/ sekadar liburan atau memang ingin tau tempat itu #TurLiterasiJawa
  • Plesiran, riset, menghabiskan masa pensiun adalah tipe2 para traveler #TurLiterasiJawa
  • Cari sesuatu yg baru, disebarkan, dituliskan dan dapat uang untuk perjalanan berikutnya #TurLiterasiJawa 
  • Tujuan masing2 orang berbeda, tdk bs dipaksakan. Begitu juga menulis #TurLiterasiJawa
  • Draft : ditulis di fb, blog. Selanjutnya disempurnakan #TurLiterasiJawa 
  • Perjalanan tdk sekadar melihat tp jg menemukan #TurLiterasjJawa 
  • Ketertarikan adalah sebuah angle #TurLiterasiJawa 
  • Suatu tempat bisa mjd macem2 angle. Tergantung bagaimana mencari hal menarik #TurLiterasiJawa 
  • Masa lalu, masa kini, solusi (masa depan). Data sekunder : google, orang2 sekitar. Dua hal masa kini dan masa dpn dibahas detil
  •  Esai perjalanan : masa lalu (judul), masa kini, masa depan (solusi) #TurLiterasiJawa 
  •  Inventarisir suatu tempat sehingga dpt angle2 yg menarik #TurLiterasiJawa
  •  Tentukan outline di suatu titik #TurLiterasiJawa
  •  Tematik bisa diolah setelah tulisan masuk #TurLiterasiJawa 
  •  Tentukan angle yg variatif shg jd referensi yg menarik bagi semua orang #TurLiterasiJawa
  •  Jangan sia-siakan perjalananmu. Tak semua orang bs melakukan perjalanan #TurLiterasiJawa
  •  Kita sering tak menyadari bahwa sebuah perjalanan itu luar biasa. Ngga semua orang bs melakukan hal yg sama #TurLiterasiJawa 
  •  Tips ekstrim nulis : datang lg ke tempat itu, data sekunder (google, wawancara) #TurLiterasiJawa
  •  Buat outline sebelum melakukan perjalanan #TurLiterasiJawa
  •  Unsur travel writing : keringat, debu, transportasi. Point of view. #TurLiterasiJawa 
  • Where atau who bisa jadi pembukaan pertama #TurLiterasiJawa 
  •  Bersikaplah seperti orang bodoh jika ingin jadi travel writer #TurLiterasiJawa 
  •  Jangan merasa paling tahu. Cari informasi sebanyak mungkin. Lebih banyak lebih baik #TurLiterasiJawa 
  •  Jika hny buka peta, gps, kita ngga akan mampu menerjemahkan gesture orang #TurLiterasiJawa
  •  Beri dampak positif dari sebuah tulisan perjalanan #TurLiterasiJawa
  •  Lakukan pembuktian dari sebuah tulisan perjalanan #TurLiterasiJawa
  •  Cari banyak referensi dari sebuah tulisan perjalanan #TurLiterasiJawa
  •  Sisipkan informasi di sebuah tulisan perjalanan #TurLiterasiJawa 

Alhamdulillah. Sangat bermanfaat. Jadi banyak nambah ilmu tentang travel writing. Mencerahkan!

Terima kasih Gol A Gong.
Terima kasih Mbak Yayah (dan rekan-rekan) yang sudah menghadirkan beliau di hadapan para peserta trip Dieng.

"Bukan pada seberapa banyak tempat yang kamu kunjungi, tapi pada seberapa banyak buku yang kamu tulis." (Gol A Gong)


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

2 komentar

  1. Huaaaaa... banyak sekali ilmu yg kudapat. Apalagi kalau duduk dan mendengarkan langsung.. ira

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ada mbak Ira, yang ada akan kami minta untuk ikut berbagi ilmu travel writing lho mbak :D

      Hapus

Leave your message here, I will reply it soon!