Diterjang Virus Bertubi-tubi, Diserang Omicron dengan Mudah

Sekuat apapun saya menjaga, akhirnya tumbang juga.

Setelah diterjang virus Tipes dan DBD di akhir tahun 2021, lanjut dihajar virus lainnya di bulan Januari hingga Februari 2022. Dari herpes di mulut yang menyulitkan makan, hingga mata ikan di kaki yang bikin susah berjalan. Tak cukup sampai di situ, bulan maret ini virus corona varian Omicron pun turut menghampiri. Luar biasa, 4 bulan berturut-turut kena virus 😀

Disenggol Omicron

Terhitung bulan Maret 2022 ini, tepat 2 tahun sejak virus corona melanda Indonesia. Selama itu pula saya dan keluarga mampu bertahan. Segala cara sudah dilakukan agar terhindar dari penularan virus mematikan. Namun, benteng pertahanan itu akhirnya jebol disenggol virus Corona varian Omicron.

Mulanya suami yang kena. Diawali demam tinggi dan sedikit pusing. Katanya karena kecapekan setelah main futsal di kantor. Setelah tes ternyata positif. Akhirnya isoman di rumah. Kami tinggal di bawah, suami mengurung diri di kamar atas. Semua keperluannya saya yang urus. 

Hari ke-4 sejak suami positif, saya mulai merasa gak enak badan dan akhirnya demam tinggi. Karena di rumah ada yang positif, otomatis saya anggap saya juga positif tertular dari suami. Langsung isoman. Gantian suami yang merawat saya.

Hari ke-6 suami tes, hasilnya sudah negatif. Saya baru tes beberapa hari kemudian. Seperti yang sudah diduga, hasil tes saya positif. Gejala pertama yang saya rasakan adalah demam, diikuti sakit kepala, mual, lesu, pegal seluruh badan, mulut pahit, dan susah tidur. Semua rasa sakit itu berlangsung selama 4 hari. Hari ke-5 mulai batuk pilek, sampai sekarang. Heran juga gak sembuh-sembuh pileknya, bikin kepala jadi berat. Datangnya pun gak bisa diduga, bisa sakit kapan saja.

Omicron yang datang ternyata gak berhenti di saya, tapi lanjut menyerang Alief  dengan gejala demam. Beberapa hari kemudian Aisyah juga demam. Akhirnya satu rumah kena covid. Alief agak parahan gejalanya, pas demam sampai mimisan banyak. Tapi Alief maupun Aisyah sama seperti papanya, hanya demam sehari. Besoknya udah biasa lagi. Gak sampai batuk pilek seperti saya, gak juga mengalami sakit kepala hebat.
Vitamin+Obat selama sakit. Plus alat kesehatan buat mantau kondisi tubuh di rumah


Untuk kebutuhan vitamin dan obat selama kami sakit sudah lengkap. Alhamdulillah suami dapat paket isoman dari kantor dan jumlahnya cukup banyak. Jadi pas suami sembuh, masih ada sisa buat saya minum, bahkan masih cukup untuk dikonsumsi oleh Alief dan Aisyah. 

Sesuai instruksi Pak RT (beliau GT Covid di RW kami), selama di rumah masih ada yang positif, kami tidak dibolehkan keluar. Kalau butuh apa-apa beritahu mereka, nanti dibantu. Saya jelas banyak kebutuhan selama sakit. Syukurlah semua kebutuhan itu bisa diatasi dengan cara belanja online. Biar aman buat pengantar, biasanya saya kasih pesan supaya tarok saja di depan. Biar gak ada kontak. 

Tahun lalu waktu awal-awal ada tetangga yang baru kena, mereka dapat bantuan sembako dan bahan makanan dari para tetangga yang dikoordinir oleh RT masing-masing. Lama kelamaan, karena yang sakit makin banyak, bantuan itu sepertinya mulai berkurang, bahkan di masa saya sakit, sudah tidak ada. Memang sih ditawari oleh bu RT, kalau butuh apa-apa tinggal info. Tapi saya sungkan ya merepotkan tetangga, walau mereka pasti ngasih bantuan cuma-cuma, tetap saja saya tidak enak. Toh saya tidak parah-parah amat, masih bisa belanja online juga kan. Nggak mau ngandalin orang selagi bisa. Pokoknya nggak ngarep. Tapi kalau tiba-tiba ada yang kirim makanan ke rumah ya gak ditolak juga haha. Alhamdulillah dikirimi parsel buah ama tetangga dan dikirimi roti enak buatan bu RT kami yang pandai baking. Oh ada tetangga yang kirim vitamin juga ke saya. Alhamdulillah ada tetangga perhatian.
Hasil tes SWAB Antigen dan suhu tubuh saat pertama kali demam

Alhamdulillah suami dan kedua anak saya, termasuk saya nggak parah-parah amat selama kena covid. Mungkin karena sudah vaksin lengkap 2 kali ya. Jadi ingat masa sebelum rame vaksin, yang kena covid pada parah-parah sampai dirawat di RS dan pakai tabung oksigen. Bahkan Juni-Juli 2021 itu masa paling mengerikan, rumah sakit penuh, banyak pasien covid yang datang ke RS tidak kebagian tempat. Oksigen pun kekurangan. Berita tentang kondisi berat ini membanjiri TV dan media online, dan situasi saat itu memang menakutkan. 

Saat ini kondisi kami sekeluarga sudah membaik. Alhamdulillah. Yang terasa sih lelah ya. Apalagi sakitnya gantian. Baru aja kelar merawat suami, lalu diri sendiri kena. Belum juga sembuh, lalu anak lanang kena, disusul pula oleh adiknya. Mungkin itu sebabnya sampai sekarang saya nggak sembuh-sembuh dari batuk pilek. Karena lelahnya lama.

Namanya sakit gak ada yang enak. Cuma butuh upaya sembuh dan rasa optimis yang tinggi, serta doa yang tak putus, maka Allah bantu saya melewati semuanya. Alhamdulillah. Semoga abis ini gak sakit lagi. Aamiin.

Kena Covid Setelah Dihantam DBD, Tipes, Herpes, dan Clavus

Seperti yang pernah saya tulis di blog ini, bulan Desember lalu jelang akhir tahun 2021, saya positif kena tipes dan DBD. Kenanya serentak dan sama-sama parah, sehingga harus dirawat di rumah sakit, menjalani berbagai pemeriksaan dan pengobatan sampai akhirnya sembuh baru boleh pulang. Ceritanya dapat dibaca di sini: Sakit Tipes dan DBD

Terbaring di rumah sakit selama 5 hari dan baru kembali setelah tahun berganti. Sejak itu suami ketat mengawasi saya, dilarangnya saya melakukan pekerjaan yang berpotensi membuat lelah, bahkan masak pun disuruh stop dulu, diganti dengan langganan catering tiap hari buat makan siang, dan untuk makan malam order di resto langganan via aplikasi ojek online. Saya nurut.

Pasca dirawat di RS itu, tensi saya selalu rendah. Hampir tiap hari suami memesan sate kambing, sop kambing, dan gule kambing. Pokoknya serba kambing dan daging. Beberapa jam setelah makan, biasanya saya langsung cek tensi. Saya pengen tahu hasil makan kambing itu apa iya bisa naikin tensi. Seringnya memang sesuai harapan ya, misal sebelum makan tensi di 80-an, nanti setelah makan (nunggu beberapa jam) udah naik jadi 90-an. Ga perlu nonton Layangan Putus buat naikin tensi, makan kambing aja udah naik kok 😁

Beberapa hasil pengukuran tensi saya. Tiap abis tes sengaja saya foto. Selain buat catatan  saya untuk dibawa pada saat kontrol ke dokter, juga buat laporan ke suami. Hasilnya rendah semua.

Beberapa minggu kemudian saya kena Clavus alias mata ikan. Awalnya saya merasa ada yang sakit di telapak kaki bagian bawah tumit. Saya lihat tepat di bagian yang sakit itu ada titik hitam, saya kira mungkin sesuatu semacam duri atau pecahan kayu, atau benda lainnya masuk tanpa sengaja. Suami saya sempat cari cara buat mengeluarkannya, tapi tidak berhasil karena letaknya ternyata cukup dalam. 

Telapak kaki makin lama makin sakit. Saya jadi sulit berjalan. Ketika saya sentuh, bagian yang sakit itu mulai keras, warnanya pun putih. Saya tidak tahu apakah itu nanah atau sesuatu yang lain. Khawatir terjadi sesuatu, akhirnya suami membawa saya ke dokter umum. Kata dokter telapak kaki saya bukan karena kemasukan benda, tapi kena mata ikan. Saya diberi obat antibiotik (minum) dan salep. Tapi setelah seminggu tak ada perubahan. Telapak kaki saya masih sakit.

Belum sembuh dari mata ikan, muncul pula herpes, kenanya di mulut. Ada luka di sudut bibir saya, dan rasanya sakit. Tiap saya berbicara atau hendak menyuap makanan ke mulut, seolah pinggiran bibir saya robek. Semakin sering berbicara, semakin robekan itu bertambah. Duh!

Sudah susah berjalan, susah pula makan dan bicara. Ampun Tuhan.

Suami akhirnya membawa saya ke dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK). Setelah diperiksa, saya dinyatakan kena mata ikan dan herpes, dan kemudian diberi obat. Untuk mata ikan diberi salep racikan. Dokter sempat bilang, kalau mau cepat mata ikannya diangkat (dioperasi), dengan masa penyembuhan kurang lebih 2 minggu. Bekas luka operasi gak boleh basah sama sekali. Nah kalau mau pakai salep juga bisa sembuh tapi lama, kadang 2 minggu, bisa juga sampai 3 minggu.

Kalau dihitung-hitung, masa penyembuhan dengan operasi maupun pakai salep, sama-sama lama, kurang lebih 2-3 minggu. Gak ada yang sehari langsung sembuh gitu? haha. Dari segi biaya lebih ekonomis pakai salep. Dari segi sakit, lebih sakit operasi 😁Udah gitu, bakal susah mandi karena bekas luka operasinya tidak boleh basah sama sekali. Akhirnya saya pilih coba pakai salep dulu. Alhamdulillah setelah 2 minggu beneran sembuh.

Obat untuk herpes (di mulut), Obat untuk Mata Ikan, dan obat minum untuk imun dari dr SpKK
 

Nah untuk pengobatan herpes-nya, masih dengan dokter yang sama, saya diberi 2 krim/salep racikan. Keduanya mesti dioles gantian, setiap pagi dan sore hari. Baru boleh stop kalau sudah sembuh.

Selain salep untuk mata ikan dan salep untuk herpes (semuanya dioles), saya juga diberi obat minum namanya seperti yang tertera pada gambar ke-4 di atas. Saya sempat bilang ke dokternya, kalau bisa jangan dikasih minum antibiotik, karena udah banyak makan antibiotik sejak kena DBD dan Tipes, dan dokter umum yang memeriksa mata ikan saya sebelumnya juga meresepkan antibiotik. Seingat saya dokter SpKK waktu itu bilang ke saya gini : "Oh ibu nanti saya kasih obat lain. Ibu minum ini untuk imun ibu." Penjelasan tentang obat yang dimaksud itu begini:

I******L 500 MG TABLET merupakan obat dengan kandungan Methisoprinol yang di indikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh virus antara lain Herpes Simplex, Genital Warts, Sclerosing panencephalitis. (Sumber Halodoc.com)

Alhamdulillah sejak obat itu saya minum, salep racikan untuk mata ikan saya oles, dan 2 salep (mengandung antibiotik) untuk luka di mulut karena herpes saya oles, kondisi kaki dan mulut saya membaik dan akhirnya sembuh. 

Masa penyembuhan mata ikan kurang lebih 2 minggu. Kulit di telapak kaki yang tadinya sakit dan menebal, semakin lama semakin lunak dan rasa sakitnya pun menghilang. 

Luka di mulut (sudut bibir kanan) hanya butuh waktu 4 hari untuk sembuh. Anehnya, setelah luka itu sembuh, muncul luka lain di sudut bibir kiri. Herpesnya datang lagi! Tapi nggak separah yang di sudut bibir kanan. Kebetulan obat salepnya masih ada, langsung saya oleskan, dan 2 hari kemudian luka dan sakitnya hilang.

"Mata ikan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mata ikan yang muncul karena virus dan mata ikan yang terjadi karena gesekan. Mata ikan yang disebabkan oleh virus muncul pada bagian tumit maupun area penopang kaki lainnya. Tekanan yang terjadi juga menyebabkan benjolan tumbuh ke dalam. Sedangkan mata ikan yang disebabkan karena gesekan muncul pada bagian area kaki yang tidak kuat menahan berat. seperti bagian atas, samping, atau antara jari kaki."

Sumber: halodoc.com --> Mata Ikan


Herpes di bibir dan mulut dikenal sebagai herpes oral atau herpes labialis. Umumnya gejala yang timbul dapat ditandai dengan adanya luka seperti sariawan pada bibir ataupun mulut. Penyebab utama gangguan kesehatan tersebut disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe HSV-1.  

Meski herpes oral dapat sembuh dalam 10 hari, tetapi gangguan kesehatan ini jangan sampai disepelekan. Pasalnya, penularan virus penyebab herpes sangatlah mudah, pengidapnya pun dapat merasakan ketidaknyamanan dari rasa perihnya saat proses penyembuhan."

Sumber: halodoc.com --> Herpes di Mulut dan Bibir


Saya sudah lama sekali tidak sakit apalagi sampai bertubi-tubi seperti ini. Terakhir tipes sebelum punya Alief. Umur Alief aja tahun ini 19. Terakhir kena Herpes di mulut dan bibir sebelum punya Aisyah. Aisyah aja sekarang sudah SMP. Berarti, bukan waktu yang sebentar saya berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Kena DBD pun baru pertama kali, akhir tahun 2021 lalu. 

Serangan virus yang bertubi-tubi itu menandakan kondisi kesehatan saya memang sedang tidak baik. Daya tahan tubuh saya sedang sangat rendah sehingga penyakit gampang masuk. Padahal saya lama dalam kondisi sehat, bebas dari gempuran virus.

Maka tak heran jika Omicron pun gampang mengalahkan saya, karena benteng pertahanan saya sedang lemah.

Harapan terbesar saya adalah sembuh dan menjadi lebih sehat dari sebelumnya. Masih banyak hal baik yang ingin saya perbuat supaya kelak ketika menghadap Allah sudah berada dalam keadaan punya cukup bekal untuk diterima dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin ya robbal alamin.


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

58 komentar

  1. Syafakillah mbak Riiinku. Kalau kt tetanggaan, udah aku kirimin bubur kacang ijo, biar makin fit :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah, terima kasih Raya atas niat baiknya. Didoakan saja sudah sangat berarti. Semoga sehat selalu di sana ya Raya dan keluarga. Aamiin

      Hapus
  2. Semoga lekas sehat seperti sedia kala ya mba. Saya dan keluarga juga pernah mengalami flu parah sekeluarga dan itu rasanya sesuatu banget. Yang penting tetap ikhtiar pengobatan dan saling menguatkan satu sama lain. Pikiran dibuat relaks jangan mikir yang berat-berat dulu.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih Mbak Juliastri. Iya mbak, sejak awal tahun 2022 sampai sekarang saya memang sedang banyak istirahat, kalaupun beraktivitas hanya yang ringan-ringan saja dan hanya hal-hal yang menyenangkan saja. Kalau sesuatu yang disenangi, bawaannya bahagia, baik buat kesembuhan :)

      Hapus
  3. Seolah sepele, mata ikan tuh ya. Aku ya pernah, sampai operasi malah. Dan dokter mmg bilang sih, kalau mata ikan bisa bikin kondisi badan menurun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, itu sebabnya dikasih obat untuk imun oleh dokternya. Alhamdulillah manjur semua obat dari SpKK yang diberikan ke aku. Herpes dan Mata Ikan cepet sembuh.

      Hapus
  4. Peluk mba Riiinn, semogaaa sehat2 senantiasa ya Mba Rieenn
    Memang sakit itu nggak enak blasss, aku juga kan sedang diuji sakit yang yeahh, lumayaann bikin semangat taubatan nasuha menggelora :)
    Buat aku, kalo lagi sakit gini, Alhamdulillah jadi bahan dzikrul maut BANGET.
    Hasrat utk julid juga berkurang jauh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, aamiin. Terima kasih ya. Sudah lama aku menyadari bahwa di tiap sakit itu ada tujuan baik yang Allah berikan, salah satunya penggugur dosa dan menyadarkan diri pada kematian. Biar tobat atas segala hal kecil maupun besar yang berakibat dosa. Alhamdulillah sejauh ini masih diberikan kekuatan untuk berikhtiar, optimis, dan semangat untuk sembuh.

      Lhoooo mbak Nurul sering julid? hihihi

      Hapus
  5. Wah, jadi kena Omicron, karena sebelumnya sudah berturut-turut digempur virus ini itu ya mbak. Walhasil, badan sedang lemah, si Omicron pun dapat celah, masuk dah. Weee, jadi berima -H :-))
    Semangat pulih kembali ya mbak. Produktivitas sebelum sakit beruntun juga bisa perlahan kembali. Fighting! Doa yang banyak dari Lombok ^^

    BalasHapus
  6. Masya Allah mbak, ujian sakitnya bertubi-tubi ya. Semoga lekas pulih ya semuanya mbak rien. Tahun lalu aku kena covid 19 varian delta sekeluarga

    BalasHapus
  7. Subhanallah, borongan ya, mbaa. Semoga setelah ini sehat selalu dijauhkan dari virus-virus nakal yaa, aamiin.
    Aku dulu pas kena yang Delta drop banget, 2 mingguan. Suami sampe opname segala. Mana harus pisah sama anak. Nah pas omicron kemarin kena lagi dong kita, haha.
    Tapi jauh lebih ringan sih. Cuma batuk dan berasa pegel2 badan. Aku sendiri demam sebentar.
    Tapi udah lah nggak mau lagi. Sedih banget bolak-balik isoman tu.

    BalasHapus
  8. Yaa Allaah mbak Rien, bacanya aku lemes :(
    sayang ya aku saat itu sedang isolasi juga sekeluarga karena si om om yang mampir juga :(

    sembuh dan sehaaaat ya mbak Rien, aku nanti tanya ya untuk salep mata ikannya juga

    BalasHapus
  9. Sakit sekeluarga itu memang gak enak banget yaa, Mba. Kami sekeluarga merasakannya di bulan Januari sampe februari lalu. Benar-benar gak enak deh. Semoga kita semua selalu sehat dan kuat menghadapi banyaknya virus dan bakteri di luar sana yaa, amiiin

    BalasHapus
  10. Lekas sehat ya mbak Rin. Sejujurnya ikut simpati, tapi saat baca ceritanya saling gotong royong dengan suami, saya terharu. Benar2 bentuk kerjasamanya sangat solid. Semoga sekeluarga dilimpahi kesehatan terus ya mbak. Pandemi ini entah kapan berakhir ya. Hahaha

    BalasHapus
  11. Masya Allah kuatnya Mbak. Alhamdulillah ya sekarang udah sehat. Emang awal tahun tuh perubahan cuaca dan perubahan kondisi tubuh tuh fluktuatif banget. Sehat-sehat terus ya mbak sekeluarga. Peluk dari Bogor *hugs*

    BalasHapus
  12. semoga sehat selalu yaa Mba Rien. Btw aku juga punya herpes Mba.. menyiksa banget karena suka muncul sewaktu2 kalau saya lagi lengah, seringnya juga muncul sambil bawa "temen2 baru" haha.. semoga sehat selalu ya buat kita. mudah2an sakit yang kita alami ini bisa jadi penggugur dosa

    BalasHapus
  13. Mba Katerinaaaaa berat ujiannyam semoga sakit sakitnya bisa sebagai penggugur dosa ya mba. Aku juga sekeluarga kayaknya pernah juga kena omicron. Karena gejalanya sama dan di kantor suami banyak yang kena juga. Jadi kami udah nyangkanya kena juga. Akhirnya isoman sndiri slama 2 minggu. Kebetulan kantor suami juga tutup juga slama 2 minggu. Pas banget.

    Semoga kita sehat sehat ya mba 😘

    BalasHapus
  14. Lekas diberi kesehatan ya mbak Rien, kebayang deh ini kalau terpapar serumah. Karena aku ngalamin waktu kena delta dan omicron, recoverynya pun lumayan lama yang delta. Semog akita selalu diberikan kesehatan ya.

    BalasHapus
  15. Bertubi-tubi ya Mbak Rien,wanita kuat!Hebat mbak.Saya 2 bulan yang lalu anak gadis saya secara bergantian terkena Omicron.Si sulung malah plus dengan typus. Puji Tuhan saya kuat tidak drop dan tidak kena.Saya banyak minum vitamin dan makanan bergizi untuk naikin imun

    BalasHapus
  16. Duh mba Rien, kebayang 'lelah' nya karena sakit bertubi-tubi. Alhamdulillah ya sekarang sehat. Sy juga sempat kena omicron nih awal maret, walaupun cuma deman pusing pilek batuk aduhai rasanya

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah mbak sudah sehat. Saya kehilangan om saya pada varian awal. Saya kehilangan ipar saya yang hamil pada varian delta. Ibu saya pun kena saat delta meraja lela, alhamdulillah beliau selamat. Ipar saya dan mertua saya kena omicron, namun kondisinya cepat pulihnya. Mungkin atas perantara vaksinasi juga, Allah menyembuhkannya dengan cepat.

    BalasHapus
  18. Wah lama juga ternyata penyembuhan mata ikan ini ya mbak, 2 mingguan dengan salep, bahkan direkonedasikan untuk operasi pula. Penasaran kenapa nama penyakitnya mata ikan.

    Semoga setelah ini sehat terus ya mbak, virusnya pergi jauuuuh

    BalasHapus
  19. Mbaa, ikut sedih ya dengan adanya serangan virus selama 4 bulan itu. Masa yang tak mudah tapi syukurlah jika sudah terlalui. Baru tahu aku kalau ada khusus ya herpes di mulut ya . Semoga nggak terjadi lagi ya mba

    BalasHapus
  20. Kebayang betapa gak enaknya kak disapa sama beberapa virus sekaligus.. Semoga cepat sehat lagi..minggat semua penyakitnya dan gak mampir2 lagi kak...

    BalasHapus
  21. Baca tulisan mbak Rien ini jadi keinget pas di rumah sebagian kena. Mana dulu belum ada vaksin dan sempet berat gejalanya. Takuuut banget. Alhamdulillah apa yang mba Rien sekeluarga rasakan gejalanya gak begitu berat walaupun tetep degdegan ya mbak. Sehat-sehat ya mbak.

    BalasHapus
  22. Aamiin...
    Yang penting sekarang sudah lebih baik ya. Semoga selalu sehat dan bisa beraktivitas lagi seperti biasa. Alhamdulillah Mba Rien langsung dapat mengantisipasi semua dengan pengobatan terbaik

    BalasHapus
    Balasan
    1. rombongan virusnya udah menyingkir dari tubuh mbak Rien, semoga nggak balik lagi. Pergi jauuuuh.....

      Hapus
    2. Aamiin...
      Iya kita ini udah lelah dengan segala macam istilah virus
      Pengen hidup damai dan tenang aja ya seperti sebelum datang pandemi

      Hapus
  23. Wah, Mbak Rien lumayan berat ya Omicronnya. Aku sekeluarga February lalu juga kena. Tapi ringan banget. Cuma demam sedikit dan lemes aja. Mungkin karena dulu udah pernah kena Delta yang lumayan berat. Aku yang lama lemesnya Mbak. Alief gelajanya sama kayak anakku yang nomor 3. Dia juga mimisan. Waktu Delta dan juga Omicron. Semoga semakin sehat ya Mbak Rien sekeluarga.

    BalasHapus
  24. Semoga di masa mendatang penyakit gak lagi2 mampir ya mbak Rien.
    Memang di zaman skrng kalau imun lemah dikit kudu siap2 gempur vitamin atau suplemen atau apa gtu ya, skrng aku pun kalau batpil dikit dah parno juga, pdhl biasanya krn cuaca hehe. Tp waspada tetep penting sih ya.
    Iya ya vaksin kyknya pengaruh banget, yg udah vaksin gk terlalu parah gejalanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin aamiin. Aku dan keluarga juga bosen nih kena 2 kali. Semoga ke depannya gak ada lagi varian baru. Cukup Sudaaaah. Bosen ya kita pandemi terus.

      Hapus
  25. Masya Allah mbak Rien... Ini yang kapan hari itu ya. Aku sempat nyari, kok mbak akun mbk Rien sepi ya. Taunya pas bikin igs.. Semoga makin kesini makin sehat ya mbak Rien

    BalasHapus
  26. Strong women nih mbak.Bisa melewati badai penyakit silih berganti.Tidak semua orang kuat loh.Ini Tuhan percayakan untuk next to level secara keimanan ya.Hebat

    BalasHapus
  27. Iya ya mbak, mungkin karena bergantian yang sakit, dan mbak Rien yang menjaga orang2 di rumah, jadinya lama proses penyembuhannya.
    Semoga lekas pulih ya, mbak

    BalasHapus
  28. Anakku ada yang pernah kena mata ikan mb Rien dan harus dioperasi. Operasi kecil sih tapi emaknya riweuh banget hahaha. Soalnya nungguin bocahnya di RS yang ga mau ditinggal emaknya

    BalasHapus
  29. Masya Allah
    Diserang sakit silih berganti ya mbak
    Semoga mbak Rien sekeluarga diberikan kemudahan
    Dan bisa sehat seperti sedia kala

    BalasHapus
  30. Ya Allah bertubi-tubi ya mbak diserangnya, tapi setelah ini sehat-sehat ya mbak Rien.
    Jadi gantian ya kena virus omicronnya, Alhamdulillah cukup isoman di rumah aja ya & kebutuhan obatpun sudah didapatkan.

    BalasHapus
  31. Ikut mengamini yang terbaik dan semoga sehat-sehat ya, Mbak. Kemarin baca cerita yang kena DBD saat pandemi gini, kebayang keribetannya. Eh ini tambah sakit beruntun. Betulan kita kudu jaga badan biar si sakit gak gampang nyerang

    BalasHapus
  32. Semoga lekas sehat pulih seperti sedia kala ya mb Rin, semoga dengan ujian sakit menggugurkan dosa2 kita 🤲🏻🤲🏻🤲🏻

    BalasHapus
  33. SElalu ada hikmah di setiap ujian, insya Allah sakitnya mba Rien ini agar bisa istirahat juga sementara. Kalo dilihat kena virus yang berntun memang pertanda imun sedang lemah ya, semoga sudah bertemu obat yang mujarab untuk Mba Rien. SEkeluarga juga sehat semua.

    Ceritanya kayak keluargaku, setelah 2 tahun lebih pandemi akhirnya kami pun juga kena virus Covid tahun ini. Pertama si bungsu yang kena setelah tes PCR setiap 5 hari sekali di tempat kerjanya, ketularan deh dari teman-temannya yang giliran kena. Sementara kakaknya takut kalo kena akhirnya inisiatif tes sendiri dan hasilnya positif. Omicron memang gampang nularnya, alhamdulillah suami dan aku enggak kena. Tapi kami semua di rumah aja, ada yang ngantar makanan dari adikku yang rumahnya berdekatan dengan kami. Ibuku yang tiap hari sering ke rumahku kasihan deh, nanya kapan kami boleh bertemu. Alhamdulillah sekarang udah sehat semua

    BalasHapus
  34. Peluk Mbak Rinn, sehat-sehat ya. Kebayang gimana rasanya sakit berulang kali. Tipes dan DBD saja sudah gak enak banget di badan. Qadarullah kena herpes juga ya, Mbak, heuheu, semoga Mbak Rin dan keluarga sabar selalu.

    Saya sendiri per Februari kemarin akhirnya disambangi Covid. Tahun sebelumnya suami kena Delta, alhamdulillah saya bisa bertahan. Tahun ini saya drop dan efeknya sampai sekarang jadi gampang capek.

    Semoga kita semua terbebas dari virus ini ya, Mbak. Semoga 2022 dan seterusnya Covid musnah dari bumi ini. Amiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih bertubi-tubi ya. Alhamdulillah sekarang udah lebih baik.
      Kalau saya yang mengalami wah ga tahu bagaimana. Salut sama Mbak Rien ini

      Hapus
  35. Fisik yang tidak prima memang rentan diterjang berbagai penyakit. Apalagi ditengah pandemi yang terus mengancam dari berbagai sisi. Dan itu bisa terjadi saat virusnya dibawa oleh orang lain. Apalagi dari mereka yang intensitas ketemunya terus menerus, hari demi hari. Jadi gak kaget kalau ada seorang di rumah yang terkena virus akhirnya menular ke anggota keluarga yang lain.

    Pengalaman sama yang aku alami sepanjang 2021 Rien. Fisik kok rasanya lemah banget pertahanannya. Setahun itu 3 kali opname (salah satunya karena DBD) plus sempat tertahan di IGD 3 hari 2 malam karena Covid. Fisik dan mental limbung keduanya. Apalagi saat terkena long Covid diwaktu yang bersamaan dengan suami. Subhanallah. Waktu itu berpikiran yang enggak-enggak. Apalagi usia kan sudah banyak.

    Semoga kita diberikan kesehatan setelah ini ya Rien. Dilimpahkan rezeki serta kesabaran menghadapi berbagai kejadian dalam hidup. Aamiin YRA.

    BalasHapus
  36. Salut, bertahan di tengah cobaan yang datang bertubi-tubi. Kamu hebat mba, dari virus sampai ken amata ikan dan herpes.
    Btw, mata ikan itu masih ada ya mba. Dulu sering banget dengar yang sakit karena mata ikan. Ternyata penyembuhan setelah operasi dan tidak sama saja ya. Aku juga pasti memilih pakia obat aja.

    BalasHapus
  37. Mbak, dirimu tangguh. Tak mudah lo, bertubi-tubi menerima sakit itu. Butuh kesabaran ekstra. Semoga dengan sakit-sakit itu membuat mbak dan keluarga menuju surga dengan lebih mudah. Cepat sembuh ya, mbak. Lalu, abis ini dapat hadiah tak terduga dari Allah SWT, aamiin

    BalasHapus
  38. Ya Allah, mba... Sampai bertubi-tubi gitu kena sakitnya...
    Untung suami bisa diajak kerja sama ya, sigap ini-itu sampai disuruh stop dulu ngurusin rumah
    Semoga jadi penggugur dosa-dosa dan mendapat kejutan dari Allah nanti

    BalasHapus
  39. Kadang kalo tubuh gak fit emang rentan banget terserang berbagai macam virus yaa huhu semoga cpt fit lagi yaa

    BalasHapus
  40. Ujiannya dalam kehidupan, manusia beragam dinamika ujian namun ujian akan membuat bersyukur, dan mengusahakan berdoa agar senantiasa selama hidup diberi kemanfaatan.

    BalasHapus
  41. saya juga terkena Mbak Rien

    tapi gak ada siapa2 di sini, anak saya dan istrinya udah duluan isoman di rumah satunya lagi.
    Jadi deh cuma berdoa agar gak parah, obat2an dikirim menantu via halodoc

    BalasHapus
  42. Astaga mbakk, kuat ya bisa hadapi serangan bertubi-tubi itu, saya aja baru demam pilek udah pusinggg syukur sampai saat ini saya masih belum kena omicron. Semoga kita bisa aman terus yaa.

    BalasHapus
  43. Alhamdulillah, ikut senang dan bersyukur karena bisa teratasi semua, dan senantiasa diberikan perlindungan meskipun terus diberikan cobaan bertubi-tubi. Laa ba'sa thohuurn insya Allah Mb Katerina dan keluarga

    BalasHapus
  44. Semoga segera sembuh dan bisa beraktifitas normal seperti sedia kala ya mbak. Covid memang pengaruh banget sih sama kehidupan kita. Auto tumbang

    BalasHapus
  45. Sehat terus ya mbak Rin, banyak istirahat supaya makin pulih kondisi fisiknya. Awal tahun aku dan suami juga sempet ngerasa gak enak badan, batuk tapi gak parah, kaya lemes aja gitu, pengennya tidur. Akhirnya dihantemin vitamin dan makan yg banyak terutama buah. Ndilalah tetangga juga banyak yg kena, tapi alhamdulillah semua lekas pulih. Dan kami cek alhamdulillah negatif, berarti emang disuruh istirahat aja di rumah, terutama suami

    BalasHapus
  46. Subhanallah, syafakillah mb Rin. Semoga ujian sakit ini melunturkan dosa-dosa. Semangat sehat lagi!!

    BalasHapus
  47. Aminnnn kak..semoga kekebalan tubuh terus meningkat ya kak..sehingga jauh2 semua penyakit..Sehat selalu ..

    BalasHapus
  48. Alhamdulillah sudah sehat ya mbak... Memang kalau kondisi lagi drop segala penyakit mudah menyerang. Saya beberapa waktu yang lalu sempat demam. Dan badan pegal-pegal. Nggak periksa sih, tapi langsung isolasi mandiri.. Aamiin.. Semoga kita sehat selalu.

    BalasHapus
  49. ya allah Mbk Rien, semoga segera pulih ya. Semangat selalu, ceritanya mirip kondisiku yang ambruk dengan berteret-teret penyakit dan nginap di rumah sakit.

    BalasHapus
  50. Sehat selalu Mbak Rien, moga makin membaik kondisi Mbak Rien dan keluarga saat ini.
    Iya, kami pun sekeluarga sempat "senggolan" juga dengan Omicron ini.
    Alhamdulillah gejalanya nggak sedahsyat varian Delta kemarin.
    Alhamdulillah kami semua pun juga mulai membaik.

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!