Youtuber Onedox, Remaja Santuy Nggak Anti ROG

Onedox in Travelerien -  Mendadak menulis tentang anak di blog, mungkin ini dianggap sesuatu yang tumben. Memangnya apa pasal? Nggak ada pasal serius, cuma karena ada beberapa kebetulan saja. Salah satunya kebetulan bulan September ini bulan kelahiran si anak 😅

Al as Onedox  

Fakta Onedox

Sebut saja namanya Al, seorang remaja laki-laki siswa SMU kelas 11 jurusan IPA. September ini usianya memasuki 16 tahun. Ia anugerah sangat indah dalam hidup saya. Mendapatkannya mudah, mengandungnya berat. Saat dikandung, 9 bulan saya menderita sakit dan merasakan kepayahan. Trimester pertama hampir keguguran, sampai harus disuntik penguat selama 1 bulan biar nggak kejadian. Lahirnya pun tak kalah susah, selain terlilit tali pusar, ia mesti dibantu lahir dengan cara diinduksi dan divakum oleh Dr MT, SPoG di RS PD BSD. 7 bulan setelah lahir ada masalah dengan isi kepalanya. Masalah itu terlihat dari lingkar kepalanya yang meningkat tak normal, naik terlalu cepat. Saya stress tiap kali membaca angka pada meteran kain yang saya pakai buat mengukur lingkar kepala.

Setelah melalui serangkaian pemeriksaan oleh dokter ahli, penyakitnya diketahui bernama Cerebral Atrophy, kemungkinan buah dari virus Toxoplasma yang saya punya sebelum dan saat hamil. Sewaktu hamil muda, virus Toxo itu memang terdeteksi, dan dokter kandungan sudah memberi obat. Tapi ternyata dampaknya tetap ada pada anak yang dikandung dan baru kelihatan sekian bulan kemudian setelah ia lahir. *Catatan buat ibu-ibu, pastikan bebas toxo sebelum hamil ya.

Vonis paling pahit yang saya dengar dari Dokter E, seorang profesor ahli syaraf di RS Siloam Karawaci waktu itu adalah anak saya akan mengalami banyak masalah keterlambatan dalam pertumbuhan. Lambat bicara, lambat jalan, lambat mikir, lambat segalanya. Tahu kan maksudnya? Saya merasa terlalu kasar kalau harus menyebut anak saya jadi kehilangan otak gara-gara penyakit itu..hufftt...

Intinya: anak saya tidak akan tumbuh normal seperti anak-anak lain. Solusinya, anak ini harus dioperasi supaya cairan yang berlebihan di kepalanya bisa dikeluarkan. Jadwalnya pada usia 3 tahun. Ha? 3 tahun? Apa nggak tambah besar kepalanya di usia tersebut? Entahlah, saya tak paham. Yang jelas dalam 2 tahun 5 bulan ke depan kepalanya harus dibedah, dipasangi selang dalam kepala hingga badan supaya cairan di otaknya bisa keluar. Bisa dibayangkan?

Al yang terbebas dari Cerebral Athropy
Percayalah, Keajaiban Itu Ada

Sebagai ibu muda baru punya anak satu yang mengandung dan melahirkan anaknya dengan segala kesakitan, saya harus menerima fakta sangat pahit. Sedih dan kecewa itu pasti. Tapi satu hal yang tidak hilang dari diri saya saat itu adalah semangat dan harapan bahwa anak saya bisa sembuh bila saya mau berusaha dan tak putus berdoa. 

Singkat cerita, lewat ipar saya dipertemukan dengan ahli pengobatan herbal lulusan S2 Pharmasi UI yang memiliki pengalaman segudang di bidangnya. Pasiennya banyak, bahkan ia mengobati orang sakit sampai ke luar negeri. Pak R namanya, seorang pegawai yang tak materialistis. Tak sepeserpun ia meminta bayaran setiap kali pasien datang berobat. Setiap mau diberi uang ia bilang simpan saja buat cari obat-obat herbal yang dia resepkan. Masya Allah.

Saya terapi Al padanya selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, padahal rumahnya jauh. Saya mesti datang siang dan kadang pulang pagi karena antre. Atas kuasa Allah juga segala kesabaran berbuah keajaiban, Al sembuh! Jadwal operasi yang katanya akan dilaksanakan di usia 3 tahun itu akhirnya musnah. Al dibawa lagi ke lab, kepalanya diperiksa, dan tidak ada lagi cairan yang bikin resah itu. Semua seperti hilang ditelan doa.

Kamu tahu rasanya melihat fakta sakit parah anakmu bisa sembuh? Senang tak terkira! Semua lelah badan, materi dan waktu yang habis saat pengobatan seperti tiada artinya lagi, berganti bahagia dan lega tiada tara.

(Penasaran dengan detail penyakit dan pengobatan anak yang saya lakukan selama hampir 3 tahun? kapan-kapan akan saya tuliskan jika diminta)

Ananda dan bunda

Tumbuh Dengan Otak Sehat

Al tumbuh menjadi anak laki-laki tampan berkulit putih, bermata bulat, beralis tebal, dan berbadan tinggi. Ia rajin sekolah, sederet piala di rak menjadi simbol prestasi. Al jadi anak paling aktif saat playgroup sampai TK, dan punya energi besar yang kata gurunya mesti disalurkan lewat kegiatan positif seperti olah raga dan seni (misalnya seni bela diri). Maka, Al ikut latihan taekwondo, sampai lulus SD, sampai dapat sabuk hitam. 

Selama SD ia jadi salah satu penghafal terbaik surat-surat Juz 30, nggak pernah absen jadi ketua kelas, alhamdulillah selalu 5 atau 7 besar rangking kelas. Yang mengejutkan, nilainya terbaik di pelajaran bahasa Arab (tanpa kursus) dan selalu bisa mencapai 99 (gak ada nilai 100 di sekolah). Saat wisuda SD dan SMP, namanya nyempil sebagai salah satu anak berprestasi, baik dibidang akademik maupun yang berkaitan dengan karakter pribadinya. "Al putra bapak anu dan ibu anu meraih prestasi sebagai bla...bla..." Berkaca-kaca mata ini melihat anak yang dulunya divonis bakal "nggak punya otak" itu maju ke depan di deretan siswa berprestasi.

Al memang bukan yang terbaik di antara teman-temannya, bukan peraih nilai tertinggi, tapi ia selalu ada dalam deretan anak-anak yang membuat orang tuanya meneteskan air mata haru dan bangga. 

Mengingat penyakit yang dideritanya dulu pernah bikin saya lara hati hingga sering nangis, saya kini bangga seperti apapun Al saat ini. 
Sewaktu Wisuda SMP

Memimpin pembacaan surat-surat saat khotmil Quran SMP

Youtube dan Dunia Game

Saya lupa kapan tepatnya Al mengenal game online dan dunia per-youtube-an. Yang jelas sejak masih SD. Suka nge-game iya, tapi bukan anak yang bila main game sampai lalai waktu. Jika adzan dia berhenti, pergi salat ke musala dekat rumah, bersama bapaknya. Boleh tanya sama tetangga saya soal ini, mereka adalah saksi hidup yang melihat dan bisa dimintai keterangan. Nah, kalau sudah kelar urusan salat, makan, dan mandi, baru Al lanjut main game lagi. Aslinya Al itu agak keras, tapi nggak menolak bila diingatkan.

Main game di laptop bapaknya, bukan di HP, bukan pula di komputer. Yang namanya merengek minta PS 4, HP dan komputer pasti pernah lah, tapi belum kami beri. Rencananya kalau sudah SMP baru kami belikan.

Sewaktu SD Al bikin channel pribadi. Video yang diupload adalah video dia main game, tepatnya cara main suatu game. Dia bikin semacam tutorial gitu. Nah, seingat saya, dia pernah bilang channel-nya dapat teguran dari Youtube. Entah apa alasan tepatnya saya lupa, pokoknya dianggap melakukan pelanggaran. Sejak itu dia berhenti bikin video main game dan berhenti meng-upload di channel. Kebetulan waktu itu dia memang harus fokus dulu untuk ujian lulus SD. Momen stop youtube-an itu pas.
Generasi Milenial

Videografi dan Sinematografi

Ketika SMP Al aktif jadi pengurus OSIS, ikut pramuka, ekskul futsal dan ekskul catur, serta les di bimbel. Oh ya, sejak SD dan SMP Al bersekolah di sekolah Islam swasta. Di sekolah pelajaran baca Quran sudah ada, jadwalnya beberapa kali dalam seminggu, jadi dia tidak belajar lagi di luar. Waktu belajarnya banyak di sekolah. Soal baca Quran, Al memang bukan yang terbaik, tapi bacaannya cukup baik ketimbang saya. Di rumah baca Quran bareng bapaknya, kalau nggak pas Subuh, ya pas Isya. 

Kegemaran Al bermain game berlanjut saat SMP. Malah makin gencar. Tapi di waktu yang sama Al mulai memiliki hobi baru yaitu membuat video. Beda dengan waktu SD dia bikin video games, saat SMP dia bikin video kegiatan sekolah. Dengan jabatannya sebagai pengurus osis, dia kadang dengan sengaja melibatkan diri sebagai seksi dokumentasi di beberapa acara sekolah. 

Sebagai ibu blogger yang suka dengan dunia fotografi, saya tahu Al butuh perangkat memadai. Saya mendukung hobinya. Maka saya bekali dia dengan HP ASUS ZenFone 4 Selfie Pro dan Kamera Canon DSLR EOS70D. HP Zenfone buat dia pakai sehari-hari, kalau kamera sekedar saya pinjami saja. Tak hanya itu, saya belikan juga laptop Lenovo (AMD) murah meriah seharga 3 juta saja untuk dia gunakan edit foto dan video, serta tugas-tugas di sekolahnya. 

Seingat saya di sekolahnya ada ekskul fotografi. Saya lupa dia waktu itu ikut atau gak. Yang jelas, sewaktu laptopnya dibawa pertama kali ke sekolah, pulangnya sudah terpasang aplikasi Photoshop. Katanya dipasangi oleh gurunya. Tak lama setelah itu dia juga instal Sony Vegas Pro 13 buat edit-edit video. Kalau ini beli, bapaknya yang bayar.

Dulu saya pernah numpang pakai laptop Al buat edit video jalan-jalan. Sayangnya saya lelah dengan aplikasi yang dia pakai, ribet dan terlalu canggih. Akhirnya saya kembali edit-edit video pakai aplikasi Filmora di Android. Lebih gampang. 
Nge-game buat hiburan

Rencana Serius 

Saya masih ingat saat Al baru masuk SMU dia diminta oleh guru BK mengisi form. Salah satu kolom yang harus diisi adalah minat dan cita-cita. Kalau tak salah form itu untuk keperluan pemilihan jurusan. Di situ Al menulis menyukai dunia IT, dan dia menyebut Videography dan Cinematography.

Ada beberapa minat lain juga yang dia tulis, saya lupa apa saja, masih berkaitan dengan dunia informasi teknologi. Plan yang Al tulis belajar IT di ITB dulu untuk S1, setelah itu lanjut S2 di Jerman (aminkan yaaaa). Saya senang Al sudah bisa membuat rencana, bahkan sudah tahu nanti akan menimba ilmu di mana. 

Sejak SD saya tidak pernah melarang Al main game, kami hanya memantau dan membatasi bila berlebihan. Begitu pula saat SMP mulai punya hobi pada dunia fotografi dan videografi, saya tak melarang (lagian apa yang perlu dilarang? haha), malah saya dukung dengan memberi sejumlah perangkat yang dibutuhkan. Walau bukan produk canggih dan mahal, setidaknya bisa digunakan buat memperlancar aktivitasnya.

Saat kelas 9 mulai minta PC karena kemampuan laptopnya terbatas. Alhamdulillah ada rejeki, PC saya belikan. Nah, kelak saat SMU dengan PC itulah dia mengerjakan pembuatan video untuk dimuat di channel terbarunya yang bernama Onedox.
Perangkat harian AL di rumah, untuk hobi dan keperluan sekolah. Masih pakai laptop Lenovo murah yang kemampuannya sudah sangat terbatas tapi masih bisa membantu Al berkarya.

Inspirasi dari ASUS 

Saya jadi pengguna produk ASUS mulai tahun 2016, sejak Al masih SMP kelas 8. Saya juga kerap menang lomba berhadiah HP ASUS, maka Al pun kebagian. Al menyukai kegiatan saya menulis tentang produk ASUS. Tak jarang ia bertanya kepada saya mengenai "daleman" dari produk-produk ASUS terbaru, bahkan lembaran press release yang saya dapat di acara dia baca sampai habis. Cerita-cerita saya tentang content creator pengguna ASUS dia simak. Dari sanalah dia tercerahkan sedikit demi sedikit tentang perlunya gadget mumpuni untuk keperluan membuat konten.

Sebutan Republic of Gamers Al ketahui pertama kali dari saya. Momen-nya saat peluncuran HP Gaming ASUS ZenFone Max Pro M1 bulan April 2018. Waktu itu saya dapat hadiah ZenFone Max Pro M1, hp nya dia pinjam. Saya juga dapat baju kaos ROG, bajunya dia pakai.

Bagi Al, nama ROG (Republic of Gamers) terdengar gagah, dan terkesan sangat milenial. Karena itu ia bangga mengenakan atribut ROG, meski cuma baju kaos.
HP Gaming ASUS ZenFone Max Pro M1

Bangga dengan atribut ASUS ROG meski cuma kaos

Belajar Berorganisasi

Tahun pertama di SMU Al lebih banyak beradaptasi dengan lingkungan baru dan teman-teman barunya. Saya bisa maklum, selama ini sejak SD sampai SMP dia sekolah di yayasan yang sama, lingkungan yang sama, dan selama 9 tahun ketemu dengan temannya yang itu-itu saja. Saat SMU baru deh ketemu dengan orang-orang baru, hanya segelintir saja yang dulu pernah satu sekolah di SD dan SMP.

Masuk SMU umur 15 tahun, usia di mana saya melihat ia makin punya rasa tanggung jawab terhadap banyak hal. Termasuk tanggung jawab sebagai seorang pelajar. Aktivitas bermain game berkurang, berganti dengan kegiatan belajar dari pagi di sekolah sampai sore di tempat les. Sisanya, kadang dia gunakan untuk berorganisasi, menjadi pengurus OSIS.

Seringkali kegiatan OSIS membuatnya pulang jelang magrib. Ada saja yang dilakukan di sekolah, entah itu rapat maupun acara. Saya lihat dia sibuk luar biasa. Saya sempat khawatir, kadang tak percaya sampai jadi kepo, apa iya berkegiatan di sekolah? Saya tanyakan ke gurunya dan saya telpon teman-temannya. Ternyata, memang benar rapat, dan memang benar sedang berkegiatan. Alhamdulillah berarti Al nggak bohong. Malah gurunya yang meyakinkan saya, "Percaya bunda, Al jujur kok." Hehe saya jadi malu sendiri. Sejak saat itu saya berhenti kepo.

Terakhir saya lihat Al dan rekan-rekannya di OSIS sukses menggelar konser musik DubScription 2019 yang mendatangkan Fiersa Besari, Souljah, Feel Koplo di Summerecon Digital Center Serpong, dengan tiket yang terjual habis, bahkan harus mencetak tiket baru karena permintaannya tinggi.

Al itu memang suka berorganisasi. Suka jadi pemimpin. Sejak SD jadi ketua kelas, SMP juga begitu. Anaknya memang supel, banyak temannya, guru-guru pun akrab dengannya. Nggak nyangka aja sih ia pandai bergaul. Bagi orang lain ini mungkin hanya hal kecil, tapi bagi saya yang anaknya pernah divonis dokter "nanti ga punya otak", saya bangga pada Al.



ASUS ROG Phone

Pada suatu hari di bulan Juli, setelah dia menjadi siswa kelas 11, Al minta beberapa barang ke saya. Mulai dari clip on, tripod, mouse, hingga RAM buat PC. Saya belikan dia RAM (beli online di Tokopedia), saya pinjami mouse gaming, saya kasih dia tripod (kebetulan punya 2).  Entah kenapa, sejak itu dia jadi makin sore pulang sekolah. Al juga stop les di bimbel tempat biasa les, ganti les online di Ruang Guru. Main game nya sudah sangat jarang. Seminggu paling hanya 1 kali. Saking sibuknya di luar rumah.

Di bulan yang sama saya hadir di acara ASUS ROG Be Unstoppable. Kelar acara saya bawa pulang ROG Phone ke rumah, HP gaming mahal serba bisa. Jujur, bawa hp itu bikin saya pening mikir konten dan tulisan. Lain halnya dengan Al, dia malah girang dan nyerocos mengutarakan ide-ide. Tahu nggak idenya apaan? Katanya, dia akan gunakan untuk membuat beberapa video, salah satunya bikin video review ROG. Nanti videonya akan diupload di channel-nya! Ha? Sejak kapan dia punya channel lagi? Sejak 10 Juli 2019! Tepat saat saya pergi ke Pullman untuk acara ASUS ROG Be Unstoppable.
Channel Onedox

Anti Games

Tidak lagi gencar main games bukan berarti Al tak lagi terpesona pada ROG. Ia masih kagum dan bangga. Cerita saya tentang laptop-laptop ROG terbaru di acara ROG Be Unstoppable membuatnya berdecak. Tapi sebatas itu saja, tanpa ada pembicaraan lanjutan soal beli dan memiliki. Mungkin Al sadar harganya ketinggian, mamanya pasti keberatan. Ya, anak lanang ini makin besar tambah dewasa, tak lagi memaksakan kehendak seperti waktu masih SMP.

Tiap hadir di event ROG saya dapat baju kaos ROG, sampai saat ini jumlahnya ada 5. Empat kaos diminta oleh Al semua. Dipakainya dengan bangga. Kadang jadi dalaman baju sekolah, selebihnya dipakai ketika bepergian dengan teman-temannya. Kesan negatif yang kerap tersemat pada anak gamers sama sekali tak membuatnya gentar mengenakan atribut ROG.

Saya paham sebagai orang tua pastinya menginginkan anak usia sekolah fokus saja pada aktivitas belajar. Jadi saya tak heran jika menemukan beberapa orang tua anti pada games. Bahkan ada yang menganggap games hanya menghambat prestasi.

Hingga pada suatu hari, saya melihat komik "anti ROG" di ruang WAG Blus, dishare oleh Om Yahya. Komik yang menggelitik, seakan gamers dicitrakan tidak baik. Beli laptop gaming menyebabkan anak tak berprestasi, bikin anak pakai laptop cuma buat nge-game saja.

Menurut saya, jadi bermasalah atau berprestasi bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Bukan semata pada laptop atau games, bisa jadi pada si pengguna. Tergantung pada orangnya dan orang yang sehari-hari bersamanya.

Al juga gamers. Ia memakai hp gaming ZenFone Max Pro M2 dan banyak memakai PC buat bermain games. Sekarang malah sedang numpang pakai HP ROG saya buat videoan dan edit-edit gambar. Apakah Al bermasalah akibat games dan atribut ROG? Sama sekali tidak. Nilai raportnya bagus, dia berorganisasi, ibadahnya tidak lalai, guru-gurunya mendukung, dan sekarang malah jadi youtuber (pemula) dengan 6000an subscriber hanya dalam waktu 2 bulan sejak videoan pakai HP ROG!




Review ASUS ROG Phone

Ketika saya mendukung apapun kegiatan positif Al, bisa jadi dianggap karena saya pernah trauma dengan masa kecilnya sakit-sakitan, sehingga meloloskan apapun yang diminta, dan mengiyakan saja apa-apa yang menjadi kesukaannya. Saya tidak membenarkan dan tidak menyalahkan anggapan tersebut. Pada prinsipnya, saya akan melakukan yang terbaik untuk anak. Tidak memaksa, tidak pula membiarkan saja. Selama hobi positifnya baik dan bermanfaat, respon saya pada anak akan  positif.

Setelah sekian tahun berlalu, tahun ini Al kembali membuat channel. Video pertamanya di-upload tgl. 10 Juli 2019. Dalam bulan Juli itu ia meng-upload 4 video. Salah satu videonya "Anti Culun" di-view lebih dari 300 ribu kali dengan 8000an like dan 3800an unlike. Sebagai channel berumur 1,5 bulan, bagi saya hal itu sangat fantastis!

Video Review ROG yang Al buat di-upload tgl 7 Agustus 2019. Video itu asli buatannya sendiri. Tak ada campur tangan saya sama sekali dalam pembuatan maupun editing. Sebelum bikin video Al cuma bertanya soal spek dan saya kasih dia link ke web Asus. Satu minggu kemudian tahu-tahu sudah jadi. Cepat atau lambat jadi dalam seminggu? Kalau kata saya sih cepat. Al itu sangat sibuk. Cari ide, bikin konsep, mengumpulkan data, menyiapkan waktu, syuting, editing, upload,...emang bisa cepat? Saya sih enggak.

Pada saat upload video review HP ROG, subscriber-nya masih 90-an. Saya membagikan link videonya kepada teman-teman di WAG YS, alhamdulillah terbantu naik dan bisa mencapai 100 subscriber. Saya cukup intens memantau video Review ROG, supaya bila ada yang tanya-tanya soal HP  saya bisa segera bantu jawab. Saat ini video HP ROG telah ditonton sebanyak 2000-an kali.

Buat yang ingin tahu lebih lanjut mengenai ASUS ROG Phone bisa kunjungi channel OneDox berikut --> Review ASUS HP ROG  atau ulasan di Blog Om Yahya --> Apakah ROG Phone cocok untuk non gamers? dan bisa juga dilihat pada 2 post saya di instagram @travelerien di sini dan di sana.
Review HP ROG

Onedox, Channel 6000 Subscriber dalam 2 Bulan

Saya sedang di Balikpapan (8/9) ketika Al bercerita kepada saya soal subscriber channel-nya yang melejit menjadi 1000. Ha? Bagaimana bisa? Saya main youtube sudah 7 tahun sejak tahun 2012 sampai sekarang subscriber belum sampai 1000. Masih di angka 900an.

Belum kelar saya heran, besoknya tgl. 9 Sept Al dapat email dari youtube soal monetize. Diladeni dong sama Al. 3 hari kemudian tgl. 12 Sept channel-nya resmi dimonetize oleh Google. Ha??? Secepat itu? Apa pasal bisa demikian?

Saya kepo sendiri, lalu saya amati satu persatu semua video yang di-upload. Ketemu! Ternyata ada video yang memang bullyable, mudah mengundang remaja seumuran dia untuk menonton dan komentar. Hanya saja komentar yang masuk bentuknya kasar dan jahat, bahasa tidak terpelajar.

Saya sempat merasa cemas, khawatir Al stress baca komentar orang-orang itu, lalu marah dan berhenti berkarya. Saya bilang sama Al jangan ambil hati, cuekin saja, jangan pernah ladeni, nanti malah makin ramai dan kasar.

Tahu apa jawaban Al? "Aku malah ga peduli Ma, lagian juga gak sempat bacain komennya satu-satu, sibuk, banyak urusan di sekolah. Ini aja belum sempat-sempat bikin video, ada LDKS, bikin konser, ada paskibra sejawa, dll. Lagian videoku kan buat hiburan semata, kalau dilihat pakai kaca mata serius, jadinya ya emosi. Santuy aja, Ma."

Hiahahaha....malah saya yang dinasehati supaya santai! Oke baiklaaah.

Sementara itu, subscriber sudah bergerak di angka 5000. Dan detik ini sudah lebih dari 6000! Uwow. Video "Anti Culun" itu sesuatu ya! 😂






Vlogger Academy

Satu kejutan lagi datang di bulan September. Jumat tgl. 20 Sept 2019 pihak IDN Times menghubungi saya dan menyatakan bahwa Al terpilih jadi peserta D Vlogger Academy (DVA). Alhamdulillah saya senang bukan main mendapat kabar itu. Mas K yang telpon berjanji akan mengirim informasi detail kegiatan lewat WA. Saya lalu mengabari Al yang saat itu sedang berada sekolah, juga bapaknya yang sedang bekerja. Saya berkoordinasi dengan mereka supaya malam itu bersiap sebab besok pagi hari Sabtu dan Minggu Al mesti berangkat ke Jakarta untuk mengikuti kegiatan.

Malam itu Al bermalam di Gunung Sindur diundang oleh pembina OSIS dari SMP nya dulu sebagai  tamu alumni dan mengisi kegiatan bersama adik-adik tingkat. Sementara saya menyiapkan barang keperluannya seperti kamera, laptop, hp, segala charger, hingga pakaian yang pantas untuk dipakai di acara. Lalu berita itu datang, Mas K dari IDN Times mengatakan Al batal diikutkan karena alasan usia tidak sesuai syarat, mestinya 18 tahun.

Saya penasaran dengan syarat usia, lalu mengecek ulang form pendaftaran online yang dulu pernah di-share. Di situ disebut syarat usia 15-35 tahun. Secara administrasi, usia Al sudah sesuai syarat. Lalu apa masalahnya? Saya berhasil menghubungi pihak penyelenggara, dan mendapatkan penjelasan yang berbeda.

Ok, tak ingin menjelaskan lebih panjang lagi soal itu, singkat cerita Al batal ikut. Saya kecewa? Pasti ada. Malam itu saya berusaha sebisa mungkin mengabari Al yang sedang berada di lokasi LDKS di Gunung Sindur. Dengan hati-hati saya ceritakan, dan Al cuma membalas singkat; "Tidak apa Ma, berarti besok aku malah bisa lanjut kerjakan video terbaruku."

Alamaaaak anaknya santai bangeeeet! Tahu nggak video terbaru yang dia maksud itu apa? Video "Santuy Hadapi Haters" Haiyaaaaah 😂

Screenshot S&K di form pendaftaran DVA

Anti Goyang, Fokus Berkarya

Al bilang, channel Onedox itu semata buat hiburan, sekaligus wadah tempat ia menyimpan ide-ide kreatif dalam bentuk video. Isinya mungkin saja bakal gemesin, nyenengin, ngeselin, atau bahkan nyebelin. Tergantung sudut pandang penonton saja.

Selama ini Al belajar editing video dari youtube, tidak ada guru khusus. Saya mendaftarkannya ikut vlogger academy supaya ia dapat ilmu. Belajar dari nol pada ahlinya sambil bertemu orang-orang satu hobi. Salah satu mentor dalam academy itu Mas GoenRock, saya tak tahu dia siapa, tapi Al tahu. Berarti di dunia pervloggeran, atau sinematography, Al lebih tahu daripada saya. Ya, saya memang bukan vlogger sih, tapi blogger, dan nggak ada minat jadi film maker pun.

Saya bilang sama Al, jumlah subscriber bukan prestasi. Apalagi bila channel rame karena hal negatif, mana enak melejit dengan cara seperti itu? Melejit karena hal positif baru OKE. Tapi, kalau dipikir-pikir, bagian mana dari video Al yang mengajak pada keburukan? Video yang ramai itu mengajak untuk "tampil gak culun" walau dia sendiri bagi orang lain masih terlihat culun 😂

Ada sih di video lain dia menampilkan adegan seolah merokok. Saya sudah tegur, meskipun itu cuma pura-pura demi bagian dari adegan, tetap saja sebaiknya tidak pakai cara tersebut. Al nggak pernah marah atau jadi tersinggung tiap kali saya kasih kritik dan saran, semua pesan saya ia dengar, dan dia serap baik-baik. Nggak baperan lah pokoknya.

Seperti video terakhir yang dia upload, video "Anti Goyang", seolah dia ingin bilang ke penontonnya, jangan mudah baper, jangan sampai jadi goyang hanya karena komentar nggak enak, tetap tenang, dekatkan diri pada Tuhan, dan terus saja berkarya lebih baik.

Santuy Anti Goyang

Belajar Tentang Kehidupan 

Saya tidak pernah mengarahkan Al jadi youtuber, apalagi mendorongnya cari uang lewat Youtube. Saya pun tidak membujuknya menyukai apa yang saya sukai. Apa yang Al minati berasal dari dirinya sendiri, bukan ikut-ikutan saya yang sudah lebih dulu jadi content creator. Membiarkannya punya channel supaya ia  punya wadah buat menyimpan dan menampilkan karya-karya.

Melalui hobinya Al jadi mempelajari bermacam hal, bukan hanya soal ilmu editing, tapi juga ilmu tahan banting alias melatih mental. Dunia maya dihuni oleh milyaran orang dengan berbagai karakter, ia harus kuat menghadapi tipe-tipe orang, ada yang kejam, kasar, dan tukang bully, ada pula yang manis, suka memuji, suka PHP, suka bohong, dan segala macam sifat yang ngeselin maupun nyenengin.

Al baru 2 bulan main youtube sudah bertemu ribuan likers dan haters, ia pun mendadak terpilih jadi vlogger academy. Bahkan, menurut keterangan pihak penyelenggara (Mbak C), channel Al masuk top 5 dari 400-an pendaftar! Kalau saya yang terpilih ya wajar, wong saya sudah punya segambreng pengalaman sebagai blogger. Pingin koprol gak lo pas tahu anakmu si youtuber pemula tiba-tiba terpilih acara beginian? Kalau saya sih iya, sayangnya karena suatu hal, Al batal masuk academy tersebut, saya pun batal koprol hehe.

Al masih seorang pelajar, jalannya masih panjang. Saya ingin saat ini dia lebih banyak belajar, ilmu apa pun, selama baik, saya dukung. Saya banyak berterima kasih pada orang-orang yang selalu mengawasi dan mendukung Al, keluarga, teman-temannya di sekolah, serta guru-gurunya sejak SD sampai SMU.

Anak yang dulu divonis bakal "nggak punya otak" itu ternyata berotak.

Kami

Percaya diri dan Percayalah Pada Tuhan


Dalam hidup, ujian selalu ada, baik ujian senang maupun ujian susah.

Tidak punya anak ujian. Punya anak juga ada ujiannya. Ujian tiap orang memang berbeda, beda pula cara menghadapinya. Apa pun itu semoga kita selalu bisa melaluinya dengan baik.

Saya bukan seorang ibu yang sempurna, tapi saya percaya diri untuk mengatakan bahwa saya adalah ibu yang selalu berusaha merawat anak dengan sebaik-baiknya.

Belum tahu kan rasanya diuji lewat anak sakit berkali-kali? Asal tahu saja, ujian punya Al itu bukan saat mengandung, melahirkan, dan saat ia menderita Cerebral Athropy saja, masih ada sakit parah lainnya yang terjadi saat dia SD. Kapan-kapan saya akan ceritakan 😃

Satu lagi, anak punya Channel Youtube juga merupakan ujian. Jangan kira saya senang-senang. Justru jadi ibunya saya kudu ekstra ketat menjaga dan mengawasi 😁😂


Youtube -- > Channel Onedox
Instagram --> @onedox

Selamat ulang tahun Al!
Panjang umur, sehat, cerdas, dan selalu taat pada Tuhan. Aamiin 💓
Onedox

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

23 komentar

  1. MaaSyaaAllah mbak Rien keren bangets... Lah saya yang bukan siapa-siapanya Al ikutan bangga gini, ngebayangin perjuangan mbak rien hamil, melahirkan, membesarkan sampai sekarang. badannya doang yang kecil tapi strong bangets sih mbak. Dan Al mirip banget sama mbak Rien ya, sholeh, pintar, energik. ya iyalah putranya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Dian, alhamdulillah doakan ya semoga tetap dimampukan menjaganya :)

      Hapus
  2. Mama dan anak sama-sama keren dah. AL cepet jadi youtuber. Malu nih aku yang udah banyak mundur jauh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om Deddy merendah nih. Al harus banyak belajar dari Deddy cara membranding diri dan membuat konten yang bermanfaat :)

      Hapus
  3. Ikut terhanyut, bangga dan salut. Sukses teros ya Al. Aamiin.

    BalasHapus
  4. Terharu dan insporatif sekali, kelurga yang sangat supportif. Onedox kereeen, kebanggaan dan multitalent, bakal jadi kebanggaan orangtua dan idola banyak orang nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Yang penting sehat dan menjadi manusia yang taat pada Tuhan :)

      Hapus
  5. Sukses terus ya, semoga sampai berjuta-juta ke depan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Sukses juga buat Bai dan cita-citanya ya :)

      Hapus
  6. Aq baca sampai selesai.....salut atas perjuangan mbak katerina, sebagai ayah punya anak laki bisa sebagai cerita inspiratif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Arif. Perjuangan masih panjang, doakan semoga selalu dimudahkan dalam tiap urusan ya :)

      Hapus
  7. Terharu banget baca kisah Al waktu bayi. Btw ku jadi kepo sama videonya dan uwow, keren banget Mba rasa percaya dirinya di depan kamera untuk anak remaja. Cara ngomong, pembawaan udah kaya Youtuber yang pengalaman banget. Video yang anti culun emang sesuatu sih hahaha, tapi komennya parah2 bener ya. Rajin2 bikin konten Al, khususnya tentang dunia sekolah gitu, seru kayanya, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia mbak April, aku pun kagum dengan rasa PD nya di depan kamera. Kurasa ada pengaruh dari keaktifannya berorganisasi, ketemu banyak orang, bicara dengan banyak orang, mengasah rasa PD, hingga tampil depan kamera pun jadi asyik. Sip mbak, terima kasih banyak perhatian dan pesan2nya. Pasti dibaca sama Al nih :)

      Hapus
  8. Cica sempat nangis loh mba baca di awal, dan artikel sepanjang ini Cica berhasil baca semua. Oalah ternyata dedek ini lagi berulang tahun, Selamat Ulang Tahun ya Al. Sukses sekolah dan terbaik lainnya :)

    Salam dari Pekanbaru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Cica. Doa terbaik juga buat Cica. Sukses buat kita semua ya :)

      Hapus
  9. MasyaAllah.. keren, Mbak! Ikut bangga dan terharu dengernya. Memandang apa pun dari sudut yg positif. Selamat ulang tahun, Al !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memandang apapun dari sudut yang positif. Yes mbak, itu poinnya.

      Terima kasih ucapan ultah nya :)

      Hapus
  10. Balasan
    1. Insha Allah. Terima kasih Kang Ali. Sukses selalu

      Hapus
  11. Gantengnyaaa anak lanang, mirip Bundanya yaaa.. Terlilit pusar tanda ganteng alami dari lahir ya nak.. Terus semangat dan sukses meraih impian ya mas Al, semoga dimudahkan semuanya.. aamiin.

    BalasHapus
  12. Jadi terharu baca kisah AI ini. Serasa menghadapi berbagai gelombang kehidupan ya mba ketika ujian datang dalam bentuk sakitnya anak-anak kita. Tapi aku percaya dirimu mama terbaik untuk AI dan H. Mama yang kuat, tegar dan sanggup mengarahkan mereka pada hal-hal baik.

    BalasHapus
  13. Masya Allah, terharu bacanya, sehat selalu Mas Al sekeluarga aamiin

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!