Bertandang ke Negeri Laskar Pelangi



Setelah dipopulerkan oleh novel dan film Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, Belitung menjadi kawasan yang banyak diburu wisatawan untuk berlibur. Novel Andrea Hirata yang terbit mulai tahun 2006 itu telah menginspirasi Belitung menjadi salah satu andalan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di seantero Indonesia, bahkan dunia.


Belitong memang tak dapat dilepaskan dari Laskar Pelangi. Novel dan film tersebut memiliki peranan besar dalam promosi wisata daerahnya. Bahkan, sejak tahun 2011 pemerintah setempat mengganti nama Pelabuhan Tanjung Pandan menjadi Pelabuhan Laskar Pelangi. Selain pelabuhan, di Kabupaten Belitung Timur juga terdapat sejumlah lokasi wisata yang berhubungan dengan buah karya Andrea tersebut.

Pantai Tanjung Tinggi, Museum Kata Andrea Hirata, dan SD Muhammadiyah Gantong merupakan tempat-tempat yang terkait Laskar Pelangi. Saat berkunjung ke Belitong beberapa waktu lalu, ketiga tempat tenar tersebut tak luput dari kunjungan saya.

Sahabatku Samsiah, di lokasi syuting film Laskar Pelangi; Pantai Tanjung Tinggi


Batu-batu raksasa di Pantai Tanjung Tinggi
Belitong memiliki keindahan alam yang khas. Batu-batu raksasa terhampar indah di lautan dan daratannya. Salah satu tempat di Belitung yang memiliki hamparan batu-batu raksasa adalah Pantai Tanjung Tinggi.

Tak afdol datang ke Belitung tanpa mampir ke Pantai Tanjung Tinggi. Sebab pantai ini terkenal dengan sebutan batu Laskar Pelangi. Dinamakan demikian karena bebatuan di pantai ini pernah digunakan sebagai lokasi syuting film Laskar Pelangi.

Sejak meledaknya film Laskar Pelangi di pasaran sekitar tahun 2008, wisatawan dari berbagai daerah nusantara hingga mancanegara berdatangan ke Tanjung Tinggi. Padahal sebelumnya Pantai Tanjung Tinggi relatif masih sepi dari jamahan wisatawan. Dulu pengunjung yang datang sebatas warga Belitung saja.

Untuk mencapai pantai Tanjung Tinggi dapat menggunakan kendaraan sewa sebab tidak ada angkutan umum yang bisa mengantar sampai ke tujuan. Ketika memasuki kawasan pantai, akan dijumpai sebuah papan nama bertuliskan Laskar Pelangi. Pengunjung biasanya berfoto di dekat papan tersebut. Setelah itu baru menuju ke arah pantai.

Dari luar, kumpulan batu raksasa lebih mirip bukit batu dengan gua-gua sempit. Setelah memasuki celah-celah, baru terlihat pesona pantainya. Maka, bagi siapapun yang pertama kali datang ke tempat ini, bersiaplah untuk terpana menyaksikan bongkahan batu-batu raksasa yang menjorok hingga ratusan meter dari bibir pantai.

Beberapa batu diberi nama oleh warga setempat. Kumpulan batu-batu besar di sebelah kiri disebut ‘Rembo’. Adapun batu besar di depan bibir pantai bernama ‘Naga’. Sedangkan, bebatuan di sebelah kanan disebut ‘Reng’. Kumpulan bebatuan di sebelah kanan itulah lokasi syuting film Laskar Pelangi. Reng punya banyak celah yang mudah dijelajahi. Sedangkan Rembo hanya bisa dilihat dari jauh.

Panorama batu-batu raksasa berpadu dengan pasir putih dan laut biru, sukses membuat mata tak berkedip. Ajaib adalah kata yang paling cocok untuk menggambarkan indahnya panorama Pantai Tanjung Tinggi. Di bibir pantai, terdapat beberapa kumpulan batu lebih kecil yang bisa dipanjat untuk melihat panorama pantai yang lebih luas.

Sulit untuk dicerna, bagaimana batu-batu itu bisa saling tumpang tindih secara alami tanpa ada yang menata atau meletakkan sebelumnya. Belum ada sejarawan maupun arkeolog yang mampu menjelaskan bagaimana batu-batu itu bisa bertaburan di bibir sampai lepas pantai. Satu-satunya keterangan yang pernah disampaikan adalah bahwa bebatuan itu berjenis batu granit. 






Memetik Semangat Para Pencari Ilmu
Replika SD Muhammadiyah Gantong adalah salah satu objek wisata Belitung yang berada di kecamatan Gantong, Kabupaten Belitung Timur. Bangunan replika ini banyak menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah karena berperan penting dalam pembuatan film Laskar Pelangi. Lokasi bangunan terletak di atas bukit pasir dan berdekatan dengan sebuah danau asri yang mempunyai dermaga.

Kondisi fisik sekolah yang sudah usang, menjadi pemandangan utama begitu kaki menginjak halamannya. Keseluruhan material kayu bangunan sudah lapuk, namun membuat tempat ini begitu eksotis. Ditambah lagi kondisi pada bangunan yang memiliki banyak lubang pada dinding. Atap yang bocor sana sini dan terdapat kayu penyangga sebagai penahan dinding yang hampir roboh, membuatnya terkesan kuno.

Meski sederhana, SD Laskar Pelangi mampu mengajak untuk menjelajah waktu dan melihat bagaimana anak-anak Laskar Pelangi menimba ilmu di tempat tersebut. Di sini banyak tergantung cita-cita dari anak-anak Laskar Pelangi yang penuh semangat dan suka cita terus berjuang untuk mewujudkan impiannya.

Di ruang kelas, suguhan bangku serta meja-meja kayu membawa nuansa nostalgia masa sekolah yang cukup kuat. Di bagian lain terdapat surau, sumur serta kamar mandi yang biasa digunakan oleh anak-anak Laskar Pelangi.  Sekolah SD Muhammadiyah Gantong merupakan tempat penulis novel “Laskar Pelangi” Andrea Hirata menuntut ilmu di masa kecilnya. Di lokasi asli SD Muhammadiyah Gantong kini berdiri Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Gantong.

Bagi mereka yang menyambangi negeri Laskar Pelangi, replika SD Muhammadiyah Gantong kini seakan menjadi destinasi wajib. Tak lengkap rasanya bila singgah di Belitung namun tidak berkunjung ke tempat yang satu ini. Entah untuk sekedar berfoto ataupun memandangi pesonanya. Selain itu, tempat ini benar-benar menawarkan wisata nostalgia ketika kita menyaksikan film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata produksi Miles Films dan disutradarai oleh Riri Reza. 

Di atas bukit pasir

Gerbang sekolah

Reyot dan lapuk, sehingga ditopang kayu

Kelas bobrok

Sumur dan surau

Ternyata ada danau asri di sebelah sekolah yang hampir roboh

Aku bukan ibu guru Muslimah, tapi ibu yang hobi jalan dan jajan :D

Menyelami Kata Demi Kata di Museum Kata
 

Museum Kata Andrea Hirata terletak di Jalan Raya Laskar Pelangi No. 10, Gantong, Belitung Timur. Museum ini didirikan oleh sang penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata. Untuk masuk ke museum ini, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk. Hanya saja terdapat kotak sumbangan yang hasilnya digunakan untuk keperluan menjaga kebersihan dilingkungan museum dan sekitarnya.

Museum Kata pada dasarnya adalah sebuah museum yang mengetengahkan konsep sastra atau disebut juga sebagai literary museum. Datang ke museum ini seolah diajak menapaktilasi perjalanan novel Laskar Pelangi. Mulai dari cuplikan halaman per halaman hingga diangkat menjadi sebuah film yang sangat laris di Indonesia dan sukses mengangkat Belitung menjadi salah satu tujuan wisata populer di Tanah Air. 

Bangunan museum berbentuk seperti rumah. Temboknya dicat warna-warni bagai pelangi, seolah mengingatkan kembali buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Andrea memang turut berperan sebagai kurator. Yang menarik, bagian depan bangunan dulunya merupakan rumah yang telah berusia 200 tahun.   
  



Sesuai dengan konsepnya, Museum Andrea Hirata meyajikan karya-karya tulis terutama tentang novel Laskar Pelangi. Saat memasuki pintu utama, akan langsung disuguhi oleh foto-foto serta rangkaian kalimat-kalimat inspiratif dari sang penulis. Salah satunya bertuliskan “Bermimpilah karena Tuhan anak memeluk mimpi-mimpimu”. Selain itu, juga terdapat cuplikan dari novel yang telah diterbitkan dalam berbagai bahasa. 
 
Di museum ini, terdapat lebih dari 200 literatur dari berbagai genre, seperti literatur musik, literatur film, literatur anak, literatur seni, hingga literatur arsitektur. Meski banyak memasukkan karya penulis luar, kearifan lokal tidak luput dihadirkan di museum ini. Misalnya, ada sebuah ruangan di museum ini yang menyajikan informasi mengenai geografi Belitung Timur, lengkap dengan contoh bebatuan asli di tempat ini, yaitu batu satam. Di ruangan lainnya, terdapat kumpulan kata-kata asli Belitung kini berada di ambang kepunahan.

Di ruang tengah, terdapat sebuah ruang yang sangat nyaman. Peletakan meja dan kursi dengan berbagai buku yang dibiarkan berserakan membuat kita seolah sedang berada di rumah sendiri. Pada bagian dinding ruangan ini dipajang foto-foto adegan film Laskar Pelangi dan cover-cover Laskar Pelangi yang diterbitkan di berbagai negara. Terdapat pula barang-barang antik seperti mesin jahit, televisi, radio, bahkan sepeda pos. 







Museum ini memiliki beberapa ruang unik yang diberi nama sesuai dengan tokoh atau karakter dalam novel dan film Laskar Pelangi. Sebut saja ruang Ikal, ruang Lintang, dan ruang Mahar. Di dalam ruang-ruang tersebut dapat dijumpai sosok ketiganya dalam bentuk foto adegan dan karya tulis yang menjelaskan karakter tersebut. Misalnya foto adegan ketika Ikal berpisah dengan Lintang. Foto Lintang dengan sepeda kesayangannya dan foto Lintang saat berboncengan dengan Ikal. Adapun di ruang Mahar berisi banyak foto-foto seniman sebagai inpirasi Mahar yang dikenal gemar dengan ragam bentuk kesenian. Salah satunya adalah Rhoma Irama.   

Di bagian tengah museum yang luasnya sekitar 100x60 meter, ada kedai kopi kecil yang dinamakan “Warkop Kupi Kuli”. Warkop tersebut dijalankan oleh warga lokal yang diberdayakan oleh Andrea. Kedai ini cukup menarik perhatian karena awalnya adalah ruang dapur. Tapi kini bukan lagi dapur biasa, sebab telah diubah menjadi warung kopi yang tak hanya mejajakan kopi dengan cita rasa khas Belitung, namun juga menjual cenderamata khas yaitu Batu Satam. Di sini, pengunjung dapat memesan kopi sebagai teman bersantai atau berbincang-bincang menikmati suasana museum.   






Sejak pertama kali didirikan pada November 2012, Museum Andrea Hirata menjadi museum sastra pertama di Indonesia, dan mungkin, satu-satunya di negeri ini. Andrea membangun museum ini karena terinspirasi The Mark Twain Boyhood Home and Museum di Hannibal, Missouri, Amerika Serikat.
 
Museum Kata dibangun sebagai pelunasan janji Andrea kepada publik. Di kala profit penjualan buku Laskar Pelangi begitu melambung, Andrea pernah berjanji bahwa ia akan mengalokasikan royalti untuk membuat sesuatu yang berbau pendidikan. Pendidikan, kata Andrea, adalah jalan keluar dari kemiskinan. Itu sebabnya museum ini tidak memungut biaya. Siapapun gratis berkunjung.
 
Dengan berkunjung ke museum ini bisa membuat pengunjung mengenal tentang bagaimana karya sastra menjadi bagian penting bagi kehidupan. Selain itu, pengunjung juga bisa mendapatkan inspirasi untuk lebih mencintai karya sastra, baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri. 


“Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.” Andrea Hirata.

 





 *Semua foto dokumentasi Katerina





Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

15 komentar

  1. Huaaaaaaa... postingan ini bikin aku makin ngiler pengen ke Belitong mbak.. Yuk kapan yuk?!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau tahun ini atau tahun depan mbak? Aku siap kapan saja :) Ayo cari pasukan :D

      Hapus
  2. Museumnya baguss banget. Pengen lihat langsung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk mbak Indri gabung yuk ke Belitong rame-rame.

      Hapus
  3. Cerah ceria sekaliiii museum nya ya mba,, berharap ah bisa sampai belitong,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nuansa pelangi makanya ceria ya mbak Ima. Yuk direalisasikan.

      Hapus
  4. Cuma satu kata mbak....kerennnn :)

    BalasHapus
  5. Alhamdhulilah udah pernah main2.kesana juga. Sempet nyobain kopi Manggar juga ga mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak aku sudah nyobaik kopi Manggar. Ada agenda khusus untuk itu. Kapan-kapan aku tuliskan di artikel yang berbeda :)

      Hapus
  6. Dulu itu banyak yang nggak kenal, sepi berasa pulau pribadi. Aku tahunya dari kakakku yang waktu itu ditugaskan di belitung. Sekarang rame nian setelah film laskar pelangi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya makin rame. Meski rame tapi keadaannya terjaga. Menurut guide kami, waktu awal2 mulai rame, kondisi objek wisatanya jadi kotor. Tapi belakangan mulai dijaga dan dirawat. Syukurnya pas aku datang keadaannya sedap dipandang.

      Hapus
  7. wiih keren, kapan bisa kesana ya :) laskar pelangi

    BalasHapus
  8. Wah beruntung sekali sampai sana ya.

    Tapi semoga yang datang tidak meninggalkan sampah :)

    #TravelingrNoSampah

    BalasHapus
  9. Rumah Kata Andrea Hiratanya jadi aneh gitu >.<

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!