[Derawan Trip] Cemas-Cemas Bergembira Di Bandara

Assalamu'alaikum Wr Wb,


Bandara. Pelabuhan. Terminal Bus. 
Ah, pokoknya apa saja yang terkait dengan tempat datang dan pergi ke suatu tempat, selalu meninggalkan jejak cerita. Berpayah-payah menjalaninya, lalu tertawa mengenangnya.


Penerbangan langsung dari Jakarta - Tarakan pake Lion. Tidak transit Balikpapan kecuali penerbangan ke 2 dst. Berangkat jam 5 WIB. Kebayang kan jam berapa mesti bangun pagi? Pokoknya jam 3 sudah harus di bandara! :D Jam 8.23 mendarat dengan mulus di Bandara Juwata Tarakan. Alhamdulillah.


Lapar? Pasti dong. Tapi saya bawa bekal dari rumah hihihi. Kayak anak-anak ya. Tapi itu lebih aman buat perut saya yang ga bisa nahan lapar (maag). Saya sarapan di pesawat, sekitar pukul 6. Ga habis, karena sudah kenyang. Makanya ketika tiba di Tarakan saya tenang-tenang saja ketika yang lain sibuk nyari tempat makan hehe. Ada kantin di pojok bandara, disitulah yang lain sarapan.


Usai sarapan pasti ceria dong. Kan sudah kenyang. Tuh lihat pada senyum sumringah dan tertawa lebar :D Meskipun harus duduk lama menunggu di bandara menunggu rombongan lain yang masih terdampar di Bandara Sepinggan Balikpapan, tetap semangat 45.

Sampai jam 12 siang menunggu. Pan**t sudah sakit kelamaan duduk. Perut mulai berkukuruyuk. Bekal makanan saya sudah ludes. Pun pake jajan roti segala. Kepiting kenari menari-nari di mata. Ga sabar ingin lekas makan siang. Ditengah penantian yang tak kunjung usai *lebay.com* yang dinanti pun tiba. Hore... kumpul sudah. Walaupun masih belum semua. Mbak Maya, Oktri, dan Yanti masih tertinggal di Bandara Soeta Jakarta. Omaigot!


Ini hari ke 5. Trip usai. Kami hendak kembali ke Jakarta. Duduk di bandara, mirip TKI yang siap dideportasi :D Oh iya, ini kloter ke 2 ya. Yang pertama sudah pulang sejak sehari sebelumnya. Sementara kloter 3 sedang senang-senang keliling Tarakan. Mereka pulangnya malam.

Wajah-wajah saat pulang, sudah kelihatan beda kan? Sudah pada keling! Ga apa keling, yang penting happy. Tanda kalau kami benar-benar berpanas-panasan menjelajah pulau.


 Save Wuri!

 Save Agus!

Dari Tarakan kami transit dulu di Balikpapan. Jalan-jalan di bandara Sepinggan yang bagus. Cuci mata dulu ceritanya. Nemu image budaya Dayak pada interiornya. Langsung deh foto fiti. Pose menari ala Dayak. Kalau lulus, gambarnya siap di tempel di toilet bandara Sepinggan *lol

Makan siang yang telat. Lumayan nemu Resto Nusantara di pojok bandara Sepinggan. Bisa makan sambil copy-copy foto. Ngecas hp juga. Eh sedang asyik makan, Agus dipanggil Wuri. Disuruh nganterin kamera. Abis ketemu Wuri, dia 'ngilang'. Lha, udah mau boarding gitu. Semua barangnya kami angkut. Firda manggul ransel. Oni nenteng alat snorkeling. Saya nyandang tas berisi laptop. Hadeuuh....gempor! Mana Agus ga bawa hp lagi ya kan. Udah jalan sana sini ga ketemu, akhirnya kami lapor ke informasi minta tolong dipanggilkan. Maka, nama Agus pun menggema seseantaro bandara haha.



Agus akhirnya ketemu! :p Rupanya dia abis salat ashar *anak soleh* huhuhu... Saya dan Firda ga akan masuk sebelum dia ketemu. Setia kawan ceritanya *halah :p Rasanya mau saya omelin pas ketemu Agus. Pake ngilang segala. Kata Wuri mungkin dia ketemu cewek cantik, trus diikutin, akhirnya lupa sama tujuan haha 


Setelah ketemu, sempat-sempatnya pula buka laptop lagi. Mau ngopi foto buat Oni katanya. Sampe panggilan naik pesawat menggema, itu acara ngopi foto belum juga kelar. Aduuuuh! Dan di sini, KTP Agus hilang. hehe. Saya ingat sudah nyerahin KTP dia yang tadinya saya pegang. Pasti Agus ga konsen menerima KTP itu. Taruh di mana sampe dia lupa ya? Agus...Agus...


Setelah perjalanan yang penuh warna, akhirnya kembali ke Jakarta. Tetap sama cerianya seperti awal ketika berangkat. Saya membawa sekarung cerita dan foto-foto yang siap ditebarkan di blog :D


Ini dia para pendekar kita. Makin perkasa setelah menaklukan Kepulauan Derawan yang luar binasa, eh luar biasa :D


====

Kebanyakan orang tentu menginginkan setiap apa yang dialaminya lancar dan baik-baik saja. Tapi tentu tidak semua hal akan sesuai apa yang diharapkan. Terkadang kita mendapatkan suatu masalah, sehingga apa yang dituju jadi terkendala. Memang tak bisa dipungkiri hal itu menyebabkan rasa panik, kecewa, cemas, dan sebagainya. Tetapi dari situ kita belajar tentang sesuatu. Dari situ pula kita belajar mengerti bahwa hidup ini memang tidak selalu mulus seperti kulit bayi :D

Bukan sok bijak sih, tapi begitulah Tuhan kadang kala mencoret beberapa scene. Mengubah happy ending menjadi twist ending sambil menyelipkan efect-efect action agar jalan cerita tidak jadi monoton. Kita yakini sesuatu baik dari segi hasil, tapi DIA lebih mengetahui mana yang terbaik melalui proses.

Berbicara tentang travelling, entah itu travelling pribadi saya bersama keluarga, bersama rekan bisnis, bersama teman-teman komunitas, bersama para selebriti (emangnya siapa gue? :p ), selalu ada cerita yang bisa saya kenang. Entah itu manis, ataupun pahit. Membeberkannya tentu bukan untuk pamer-pamer bergembira ataupun berkeluh kesah sedih dan nelangsa *halah :p Tetapi, agar saya ingat bahwa dibalik kesedihan pasti ada sesuatu yang 'manis' dan dibalik kepahitan pasti ada kopi asli didalamnya *ga nyambung jek.

Kejadian yang menimpa mbak Maya, Yanti, dan Oktri ketika berangkat ke Derawan April lalu, atau kejadian yang menimpa Eki dan Wuri dalam trip Komodo kemarin, di mata saya itu adalah rasa pahit dalam sebuah perjalanan yang bercita rasa manis. Bukan maksud hati hendak tertawa di atas penderitaan mereka ya hehe, tapi saya ingin mengajak siapa saja untuk tetap tertawa meskipun kecewa dan sakit hati. Paham kan maksud saya? Kalau ga paham, saya bingung cara menjelaskannya lagi :))

*Trip Derawan 17-21 April 2014




Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »
Give us your opinion

Leave your message here, I will reply it soon!