Derawan, Desa Wisata nan Menawan

Pantai Pulau Derawan

Sebagai tempat yang dijuluki surganya para penyelam, Kepulauan Derawan memberikan pengalaman menakjubkan bagi para pencinta laut. Keajaiban alam, serta kehidupan bawah lautnya yang luar biasa  adalah magnet yang sulit untuk ditolak.

Tercatat ada 31 pulau yang terdapat di Kepulauan Derawan. Empat di antaranya paling populer, yakni Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Kakaban, dan Pulau Sangalaki. Masing-masing pulau memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Semuanya merupakan objek wisata kelas dunia. 

Dalam tulisan kali ini, saya akan bercerita tentang Pulau Derawan saja. 


Kota Tarakan
Dermaga Tengkayu

Dari Jakarta saya menggunakan pesawat tujuan Tarakan. Di kota berjuluk The Little Singapore itu, saya menginap satu malam, lalu melanjutkan perjalanan ke Pulau Derawan pada keesokan harinya

Pelabuhan Tengkayu Tarakan mudah dicapai dari bandara maupun pusat kota. Dari penginapan kami cukup berjalan kaki. Jaraknya dekat, tak sampai 1 km.  Saya berangkat bersama 30 orang teman. Kami menumpang kapal kecil dengan muatan sekitar 30-35 orang. Ombak pagi itu cukup tenang. Matahari besinar hangat. Sesekali beberapa ekor lumba-lumba melompat indah ke permukaan. Kami antusias. Rasanya ingin berdiri, tetapi tidak diperbolehkan. Jika berdiri dan semua pindah ke satu sisi, kapal jadi miring, bisa menyebabkan karam.

Baling-baling di buritan berputar kencang, menciptakan gelombang dan buih-buih putih yang berlarian menjauh. Angin menderu dari depan, menerpa siapapun di belakang. Menerbangkan rambut, ataupun kerudung di kepala. Cuaca panas membuat badan berkeringat, tetapi tidak mengerdilkan semangat.


Deretan penginapan


Penginapan pantai

Derawan, 'Surga" Tropis Yang Sempurna
Setelah 3 jam berlayar dari Tarakan, sampailah kami di Pulau Derawan. Di dermaga, barisan kamar penginapan di atas laut mengundang perhatian. Bangunan  kamar terbuat dari kayu, dicat bermacam warna. Tampak ceria. Air laut yang kehijauan di bawahnya, jernih menampakkan tiang-tiangnya yang terpancang di dasar laut.

Dari atas kapal, pantai di Pulau Derawan terlihat sangat indah. Pasir putih menutupi permukaan pantainya. Pohon-pohon berjejer rapi di tepian. Riak-riak ombak yang lambat laun menyentuh bibir pantai menambah elok suasana. Air lautnya sangat jernih, dangkal, dan terasa hangat. Begitu kaya ikan dan terumbu karang.

Bulan April belum masuk musim liburan, tapi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Derawan sangat ramai. Penginapan kelas losmen hingga kelas villa dipadati oleh tamu, baik lokal maupun mancanegara. Agar kebagian kamar, memang disarankan untuk memesan jauh hari sebelum kedatangan.

Transportasi menuju Kepulauan Derawan terbilang mahal, tetapi harga penginapan di Pulau Derawan masih terbilang murah dan terjangkau. Lain halnya dengan resort di Maratua Paradise, tarif kamarnya tidak cocok untuk pengunjung dengan budget ala backpacker seperti saya. Di Derawan, saya mendapat kamar murah tetapi memiliki fasilitas yang memadai. Ada AC dan kamar mandi dalam. Suasana dalam kamar juga nyaman.


Tower Telkomsel dan XL bikin sinyal HP jadi kuat


Hotel

Penduduk Yang Ramah
Pulau Derawan dikenal sebagai destinasi wisata bahari yang keindahan alamnya mampu menghipnotis siapapun yang berkunjung. Pada bulan Juli 2012, pemerintah melalui Mentri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu, menetapkan Derawan sebagai Desa Wisata. Penetapan tersebut sebagai bukti bahwa pemerintah mendukung pengembangan wisata bahari berbasis masyarakat di Pulau Derawan. Begitu juga Pulau Maratua, Sangalaki, dan Kakaban.

Penduduk Suku Bajo yang mendiami Pulau Derawan sangat ramah. Mereka mudah tersenyum dan kerap menyapa wisatawan. Saat jalan-jalan di desa, saya berpapasan dengan penduduk. Maksud hati ingin menyapa, tetapi justru saya yang disapa lebih dahulu. Ketika saya bertanya tentang beberapa hal, mereka menerangkan dengan penuh semangat.

Mayoritas pekerjaan penduduk Pulau Derawan adalah nelayan. Penghasilan sebagai nelayan membuat kehidupan penduduk desa ini terbilang mapan. Kelihatan dari rumah-rumah mereka yang besar dengan dinding yang dicat bermacam warna. Hampir tiap keluarga memiliki jenset pribadi, perahu motor, sepeda, sepeda motor, dan menggunakan antena parabola. 


Sepeda sewaan


Berangkat ke spot diving


Rumah penduduk pulau dibangun berbaris saling berhadapan. Dibelah oleh jalan yang padat dan rata. Meskipun bukan aspal, tetapi mulus untuk dilewati oleh kendaraan sepeda ataupun sepeda motor. Di desa Derawan banyak tempat penyewaan sepeda. Jika tidak ingin berjalan kaki, bisa menggunakan sepeda untuk berkeliling. Harga sewa Rp 30 ribu per jam.

Penduduk desa Derawan tidak hanya menyenangkan ketika diajak bicara, mereka juga tulus ketika dimintai bantuan. Tidak ada kesan komersil pada diri mereka. Inilah yang membuat saya merasa betah. Sikap sadar wisata juga tumbuh baik, terbukti dari kondisi desa yang bersih. 


Aktivitas di Pulau Derawan
Banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan selama berlibur di pulau Derawan, seperti  berenang di pantai, bermain banana boat keliling pulau Derawan, snorkeling, menyelam, berkeliling desa dengan sepeda, juga wisata belanja. Memotret matahari terbit dan terbenam, merupakan salah satu kegiatan yang bisa dilakukan, terutama bagi para penggemar fotografi.

Perairan sekitar Derawan terdapat taman laut. Wisata selam dengan kedalaman sekitar lima meter itu diminati oleh banyak wisatawan. Beraneka ragam biota laut di sini, diantaranya cumi-cumi, lobster, ikan pipa, gurita, nudibranchs, kuda laut, belut pita dan ikan skorpion. Terkadang dari balkon kamar, saya melhat ikan skorpion dan penyu berenang di antara tiang-tiang kamar.

Untuk kegiatan jelajah pulau, terdapat Pulau Maratua, Kakaban, Sangalaki, dan Gusung yang bisa dikunjungi. Di Pulau Kakaban terdapat danau air payau yang dihuni oleh ubur-ubur terbesar dan paling beragam di dunia, termasuk empat spesies unik ubur-ubur stingless  yang dapat berenang terbalik. Di sana kami berenang dan menyelam untuk bertemu ubur-ubur unik tanpa takut tersengat. Keunikan yang membuat Pulau Kakaban pernah dipertimbangkan menjadi nominasi Situs Warisan Dunia UNESCO.

Aktifitas snorkeling dapat lakukan di banyak tempat. Di perairan Maratua kami berenang bersama penyu-penyu raksasa. Di perairan Sangalaki kami bertemu manta, pari raksasa yang tidak berbahaya. Besarnya hampir selebar daun pintu. Warnanya hitam, bentuknya seperti layang-layang. Di perairan Kakaban, kami menemukan beragam jenis terumbu karang dan ikan dengan berbagai bentuk dan warna. Sangat indah.

Jika tidak ingin melakukan aktivitas jelajah pulau, menikmati pantai di Pulau Derawan yang putih bersih juga asyik. Sangat cocok untuk bermalas-malasan sambil menikmati kehangatan pasirnya yang lembut, atau sambil menyeruput air kelapa muda. Pohon yang rindang di sekeliling pantai juga memberikan kesejukan bagi yang tak suka kepanasan. 









Menikmati Suasana Desa Di Malam Hari
Suasana desa di malam hari berubah mirip pasar. Ramai penjual dan pembeli. Ada banyak kedai makan dan minum, kios suvenir, dan juga pondok oleh-oleh. Kebanyakan baru buka selepas waktu magrib. Menurut seorang warga, siang hari wisatawan lebih banyak menghabiskan waktu di pantai dan laut, sedangkan di malam hari mereka berkumpul atau berkeliling desa.

Ada banyak kedai makan dengan hidangan beraneka ragam menu. Dari masakan tradisional nusantara, hingga menu internasional. Kami menuju sebuah kedai yang ramai sekali oleh pengunjung. Mencoba untuk menikmati makan malam di tengah keramaian. Sayang tidak kebagian tempat duduk. Kami pun keluar tanpa membeli apa-apa.

Kios-kios souvenir yang menjual baju dan aneka batik juga dipadati pembeli. Saya hanya masuk untuk cuci mata, lalu keluar menghampiri ibu-ibu yang berjualan di seberang kios. Di atas meja jualan yang di letakkan di pinggir jalan, terhampar aneka souvenir. Di antaranya gantungan kunci lucu, perhiasan berbahan batu, kayu dan kerang-kerangan, serta beragam pernak pernik menarik lainnya. Terdapat juga pondok oleh-oleh ikan kering (bukan ikan asin). Ikan-ikannya berukuran besar, puluhan jumlahnya. Harganya terbilang murah. Tentu karena dijual ditempat asalnya. 












Info Transportasi :

  • Ada dua titik awal sebelum menuju Derawan, yaitu Tarakan dan Berau. Untuk mencapai Tarakan atau Berau, harus ke Balikpapan terlebih dahulu. Dari Balikpapan lalu mengambil penerbangan ke Berau atau Tarakan.
  • Biaya transportasi ke Berau lebih mahal dari pada ke Tarakan. Tetapi harga sewa speed boat dari Tarakan ke Derawan lebih mahal daripada dari Berau ke Tarakan. Dari Jakarta ada penerbangan langsung ke Tarakan. Harga tiket PP Jakarta – Tarakan dengan Lion Air sekitar Rp 1,6 juta.
  • Saya memilih lewat Tarakan. Dari Tarakan menyeberang ke Derawan dengan menggunakan speed boat besar muatan 30 orang seharga Rp 6 juta perhari. Untuk speed boat kecil muatan 10-13 orang, sewa perhari Rp 3 juta.
Info Penginapan dan Tempat Makan :
  • Ada banyak penginapan di Derawan yang bisa disesuaikan dengan budget masing-masing. Untuk penginapan berbiaya murah, Losmen Danakan bisa menjadi pilihan. Tarif kamar antara Rp 100 ribu - Rp 300 ribu. Jika tidak mau repot mengurus makanan, kita bisa memesan untuk 3x makan, asalkan jumlah pesanannya banyak. Kalau hanya 1-2 orang, belum dilayani.
  • Derawan Beach Café dan Cottages. Penginapan modern yang dilengkapi kafe. Tarif kamar mulai dari Rp 300 ribu sampai 800 ribu. Listrik 24 jam. Menyediakan layanan jasa antar jemput dengan speed boat untuk keliling pulau. 




Info lainnya :
  • Main di pantai manapun gratis. Main banana boat keliling pulau Derawan Rp 150 ribu untuk 5-6 orang. Untuk diving Rp 450 ribu sudah termasuk guide dan perlengkapan diving.
  • Jalan-jalan keliling desa Derawan bisa juga dilakukan dengan sepeda. Ada banyak tempat penyewaan sepeda. Harga sewa Rp 30 ribu untuk 1 jam.
  • Pergi ke Derawan tidak disarankan menggunakan koper. Gunakan daypack/backpack. Bawa baju renang / celana renang, sun block & obat-obatan pribadi, topi, kaca mata hitam, peralatan memotret (kamera, handycam, charger). Makanan kecil dan minuman untuk cemilan selama berlayar. Krim obat nyamuk. Senter bagi yang ingin berburu sunrise. Dan jas hujan.
  • Waktu terbaik mengunjungi Derawan antara lain di bulan Maret hingga Mei, setelah bulan Agustus, awal bulan Oktober. Sementara di akhir Oktober biasanya sudah memasuki masa sering turun hujan.


Matahari terbit di Pulau Derawan

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

5 komentar

  1. Alhamdullilah, Semoga suatu saat nanti saya bisa menjejakkan kaki di Pulau menawan ini ya, tanpa ada halangan atau cancel an, Aamiin

    BalasHapus
  2. Derawaaaaaan...! Mupeng to the max deh...

    BalasHapus
  3. Itu kura kuranya jadi kek dari batu akik ya? #korbanmodeakik :D

    BalasHapus
  4. Kunjungan berikutnya, sebaiknya grup, semakin banyak semakin murah. Subsidi silang untuk biaya speedboatnya. Kemarin saya selain ke Derawan juga ke Kakaban, Maratua dan Sangalaki.
    Next time ke Labuan Cermin yuuk...

    BalasHapus
  5. sunsetnyaaaaa bikin mak nyessss.. wah luamyan ni oleh-oleh gantungan kunci yang ringkas dibawa di perjalanan..

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!