Masuk UGD Bayar APD (Pict. UGD Eka Hospital BSD) |
Sejak Ramadan sampai lebaran suami saya beberapa kali mengalami sakit akibat batu empedu. Rasa sakit ada di perut, mengenai hati dan pankreas. Rasa sakit datang tak tentu. Bisa kapan saja. Kadang pagi, siang, atau malam. Saat nyeri hebat, saya larikan ke Eka Hospital BSD, rumah sakit swasta yang lokasinya paling dekat dari rumah.
Dalam keadaan gawat, otomatis saya menuju UGD. Pernah tengah malam saat takbiran, pernah juga malam hari saat lebaran. Jam segitu, poli tutup, dokter spesialis pun nggak ada. Petugas medis di UGD jadi andalan.
Selama pandemi, semua petugas medis di UGD pakai hazmat. Masuk ruang UGD buat saya horor. Meskipun pasien sedikit hanya satu atau dua tapi saya jadi ngeri sendiri takut ada covid. Tahu sendiri kan mereka yang masuk UGD itu bisa siapa saja, covid dan non covid. Kalau sudah masuk ruang rawat sih enak, sudah disortir pakai rapid test, PCR, SWAB dan pemeriksaan lainnya seperti CT scan low Dose dan thorax.
Rasa takut saya masih berlanjut saat suami mulai melakukan tes Covid. Takut positif, lalu auto dikirim ke RS rujukan covid. Saya otomatis nggak bisa menemani dan menunggui selama sakit, aturannya begitu. Huffttt ngeri, sedih!
Syukur Alhamdulillah suamiku sudah menjalani semua tes itu dan negatif Covid-19. Makanya bisa masuk ruang rawat.
Di Eka Hospital, semua pasien yang akan rawat inap wajib tes Covid. Prosedur ini wajib dan harus dipatuhi.
Nah, selama beberapa kali suami saya masuk UGD nih ya, kami kena biaya APD. APD siapa? APD petugas medis, bukan APD buat suami saya sebagai pasien.
Biaya APD yang dikenakan oleh Eka Hospital sebesar Rp 600.000. Tagihan ini disebutkan diawal sebelum pasien mendapat tindakan. Jika setuju, perawatan dilanjutkan. Jika tidak? Ya silakan mundur cari UGD lain 😆
Tapi kayaknya nggak mungkin sih pada mundur kalau masuk sudah dalam keadaan gawat. Buang waktu pindah ke RS lain, keburu menderita yang sedang kesakitan.
Tapi kayaknya nggak mungkin sih pada mundur kalau masuk sudah dalam keadaan gawat. Buang waktu pindah ke RS lain, keburu menderita yang sedang kesakitan.
Rincian tagihan di UGD lembar ke-1 dari 2 : Biaya APD Rp 600.000 ada pada kategori Equipment Service |
Selanjutnya, jika setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pasien harus dirawat, maka harus segera tes Covid. Petugas di Eka Hospital langsung menginformasikan kepada saya bahwa semua tes Covid di Eka tidak ditanggung asuransi, biasanya seperti itu, katanya. Dan benar saja, asuransi saya (bukan BPJS ya) tidak mengcover biaya tersebut.
Berapa biaya tes Covid yang dijalani suami saya di Eka?
Pertama screening bulan puasa (09 Mei), paket tes rapid Rp 1,1 jutaan (di kwitansi tercatat 402.500)
Lalu CT Scan Low Dose sekitar Rp 3,4 jutaan.
Screening kedua tgl 1 Juni, paket tes dengan biaya yang sama. Plus Thorax sekitar Rp 350 ribuan.
Intinya, kalau sakit dan masuk UGD, bakal kena biaya-biaya tersebut, di luar pemeriksaan pokok terhadap penyakit yang sedang dialami.
Pengalaman saya bawa suami ke RS, baru di UGD sekitar 4 jam saja sudah kena biaya 4-6 juta. Itu tidak termasuk tes Covid! Dan suami ada 3-4 kali masuk UGD sejak Ramadan sampai Syawal 1441H ini.
Bagaimana dengan kalian di rumah sakit lain? Apa ada kena biaya APD jika masuk UGD?
Bagaimana dengan kalian di rumah sakit lain? Apa ada kena biaya APD jika masuk UGD?
Itu serius kwitansi ama payment nya berbeda Kak? Kalau memang bener kok bisa ya? Oke fine jika memang bayarnya harus segitu, tapi gimana mau klaim kalau kwitansinya nilainya ga sesuai payment.
BalasHapusYa Allah Mba. Bener ya? Sehat itu mahal. Sakit, lebih mahal lagi. 4 jam udah keluar jutaan. Sabar ya Mba. Semoga diberi ganti yang lebih banyak lagi. Semoga semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja ya Mba.
BalasHapusWoah mahal juga yaaa masup UGD :((
BalasHapusApalagi datengnya sampe berkali kali gitu,
Semoga selalu ada rezeki dah huhuhu
ya ampun mahal banget yah mba biaya sakit sekarang padahal belum di cek penyakitnya sendiri, semoga paksu cepat pulih dan sehat selalu yah..
BalasHapusAku bawa ke UGD ponakanku yang jatoh dari sepeda, kena biaya 2,3 juta. Mana lupa bawa dompet saking buru-burunya.
BalasHapussebenarnya bila mengikuti pedoman tatalaksana covid-19 dari pemerintah, tidak wajib langsung cek CT SCAN paru paru ( ada TC indikasi dijelaskan di pedoman tersebut dimana dibutuhkan pemeriksaan CT SCAN paru ) . memang high cost procedure from this hospital and some others ..
BalasHapusjadi memang silahkan dinilai sendiri RS seperti ini kira kira orientasi nya pelayanan pada masyarakat kelas mana dan tentunya there is no free lunch ( servis tinggi krn mmg semuanya ada rupiahnya ) ..