Wisata Belitung Timur
Museum Kata Andrea Hirata. Replika SD Laskar Pelangi. Kuliner Seafood di RM Sinar Laut Pantai Serdang.
Hujan belum reda saat saya dan teman-teman travel blogger tiba di Pelabuhan Tanjung Ru, Belitung Selatan. Kami baru saja meninggalkan Pulau Leebong, pulau kecil yang menjadi tempat kami berlibur selama 2 hari 1 malam (14/7-15/7). Dua mobil dari Mulia Rental Group yang melayani transportasi kami selama di Belitung sudah menunggu. Supirnya masih sama, Pak Atok dan Pak Yudi Uban. Kami ambil gerak cepat saat memasukkan barang-barang. Berpacu dengan waktu dan air hujan yang terus turun membasahi bumi. Saat itu, waktu sudah menunjukkan jam 12 lewat 30 menit.
Banjir di Belitung Timur
Dua hari di Belitung, cuaca memang tak cerah. Mendung, gerimis, hujan deras, bahkan banjir di beberapa titik di Belitung. Inilah yang kami alami selama 1 jam perjalanan menuju Manggar di Belitung Timur. Kami menghadapi banjir di wilayah Renggiang. Air sungai pada sebuah jembatan yang kami lalui meluap, jalan dan jembatan tertutup air. Rumah-rumah di sekitar aliran sungai terendam dengan ketinggian air lebih dari 1 meter.
Supir nekat mengajak kami menerobos banjir. Saya diliputi ketegangan, khawatir arus air mengalahkan laju mobil dan mendorongnya ke sungai. Di depan, mobil yang dikemudikan oleh Pak Atok sempat dimasuki air. Tapi Alhamdulillah kami selamat dan dapat melanjutkan perjalanan menuju RM Sinar Laut, tempat kami makan siang hari itu (Sabtu, 15/7/2017).
Video banjir Belitung yang sempat saya buat : Banjir Belitung
Banjir di wilayah Renggiang, Belitung Timur(15/7/2017) Foto : Dian Radiata Adventurose.com |
Manggar, Negeri 1001 Warung Kopi
Bicara tentang kuliner Belitung, ada dua hal yang tersimpan dalam benak saya: Kopi dan Seafood. Bila bicara kopi, Manggar yang menjadi ibukota Belitung Timur adalah tempat berkumpulnya para penikmat kopi. Tempat di mana masyarakatnya memang sudah sejak lama memiliki tradisi minum kopi yang kuat. Dalam kesehariannya mereka akan berkumpul di warung-warung sambil menikmati secangkir kopi. Begitulah Manggar dikenal. Maka tak heran bila sebuah tugu kopi dibangun di tengah kota, berbentuk Teko/Ceret dan cangkir Kopi.
Ajakan ngopi di Manggar diajukan Mbak Dian sebelum ke Belitung. Saya setuju. Bagi penikmat kopi seperti Mbak Dian, mampir ke Manggar tentu akan terasa afdol jika merasakan menyeruput kopi di salah satu warung kopinya. Namun sayang, hari itu kami kekurangan waktu. Makan siang sudah telat, dan masih ada SD Laskar Pelangi dan Museum Andrea Hirata yang mesti dikejar untuk dikunjungi. Jadi, ketika melewati Tugu 1001 Warung Kopi hanya saya lewati dengan tatapan yang entah 😀
Baca juga : 12 Tempat Wisata Kuliner di Belitung
Ajakan ngopi di Manggar diajukan Mbak Dian sebelum ke Belitung. Saya setuju. Bagi penikmat kopi seperti Mbak Dian, mampir ke Manggar tentu akan terasa afdol jika merasakan menyeruput kopi di salah satu warung kopinya. Namun sayang, hari itu kami kekurangan waktu. Makan siang sudah telat, dan masih ada SD Laskar Pelangi dan Museum Andrea Hirata yang mesti dikejar untuk dikunjungi. Jadi, ketika melewati Tugu 1001 Warung Kopi hanya saya lewati dengan tatapan yang entah 😀
Baca juga : 12 Tempat Wisata Kuliner di Belitung
Tugu 1001 Warung Kopi, ikon Manggar Belitung Timur *Sept 2015* |
Kulineran Seafood di Belitung Timur
Di mata saya, kuliner Belitung identik dengan seafood. Dari pengalaman ke Belitung baru 4 kali, makanan yang saya santap di waktu pagi, siang, maupun malam tak pernah absen dari olahan ikan, udang, cumi-cumi, dan kepiting. Makan di resto atau warung pinggir jalan, seafood merajai menu. Soal enak, lidah saya ini lebih banyak berkata enak. Tapi, kdar enak bisa berubah tergantung suasana di tempat makan. Bisa jadi “enak saja”, atau “enak banget” hehe.
Di Belitung Timur, ada 1 resto yang pernah 2 kali saya kunjungi, Rumah Makan Fega di pinggir danau. Tapi kali ini, saya punya pengalaman kuliner baru yang nggak kalah berkesan bagi lidah, yaitu RM Sinar Laut di pinggir pantai. Dua tempat berbeda, dengan suasana berbeda, dan orang-orang yang membersamai berbeda. Bagaimana rasanya? Yuk saya ceritakan.
Di Belitung Timur, ada 1 resto yang pernah 2 kali saya kunjungi, Rumah Makan Fega di pinggir danau. Tapi kali ini, saya punya pengalaman kuliner baru yang nggak kalah berkesan bagi lidah, yaitu RM Sinar Laut di pinggir pantai. Dua tempat berbeda, dengan suasana berbeda, dan orang-orang yang membersamai berbeda. Bagaimana rasanya? Yuk saya ceritakan.
RM Sinar Laut (Ayung) |
RM Sinar Laut Pantai Serdang
RM Sinar Laut terletak di Jalan Pantai Serdang. Dinamakan jalan pantai karena di depannya memang terdapat pantai yang dinamakan Pantai Serdang. Bangunan rumah makan Sinar Laut sekilas seperti pondok-pondok makan biasa di pinggir jalan. Jangan bayangkan sebuah rumah makan besar nan megah dan mentereng.
Bangunannya sederhana saja, beratap seng, berlantai semen tanpa keramik, dan bagian depannya terdapat semacam banner terpal bergambar menu-menu Sinar Laut sebagai penutup bagian depan rumah makan yang berkonsep terbuka.
Baca juga: D'Makmoer Guest House murah di Tanjung Pendam
Baca juga: D'Makmoer Guest House murah di Tanjung Pendam
Dapat menampung pengunjung dalam jumlah cukup banyak |
Pelanggan tetapnya Pak Yusril Ihza Mahendra lho...
Meski penampilan luarnya sederhana, rumah makan ini menyediakan menu-menu istimewa yang siap menggoyang lidah para penggemar seafood. Dan saya baru tahu ternyata Bapak Yusril Ihza Mahendra (pada tahu beliau kan?) adalah pelanggan tetap menu seafood di rumah makan Sinar Laut. Hari itu, kami melihatnya mampir di sini, bercelana pendek, dan memilih sendiri ikan yang hendak dipesan.
Urat norak saya sempat muncul, pingin numpang foto bareng. Orang terkenal dan fenomenal gitu lho. Kan seneng kalau ada foto bareng dia, di Belitung pula, tempat asalnya hehe. Tapi sayang nggak kesampaian. Malu mau minta foto bareng. Teman-teman juga nggak ada yang berani memanggilnya. Entahlah kenapa hihi.
Urat norak saya sempat muncul, pingin numpang foto bareng. Orang terkenal dan fenomenal gitu lho. Kan seneng kalau ada foto bareng dia, di Belitung pula, tempat asalnya hehe. Tapi sayang nggak kesampaian. Malu mau minta foto bareng. Teman-teman juga nggak ada yang berani memanggilnya. Entahlah kenapa hihi.
Kerupuk ikan dan sambal terasi segar ala Sinar laut, kudapan sebelum makan |
Makan bareng, bukan jaim bareng
Jam 2 siang jelang sore, makan siang kesorean namanya. Lapar sudah melanda sejak 2 jam sebelumnya. Masuk, duduk, dan berharap makanan segera terhidang, itu saja yang ada dipikiran. Tapi apalah daya, saat makanan terhidang, nafsu memotret sejenak mengalahkan nafsu makan.
Ya, seperti biasa, para blogger termasuk saya, mesti mengabadikan makanan-makanan itu dulu ke dalam foto, baru makan. Makanan, selain bahan untuk mengisi perut, juga bahan utama untuk mengisi blog. Kami memang blogger. Nyam…kriuk...
jangan dimakan sebelum difoto :))) |
Makanannya OK |
Menu-menu Seafood Sinar Laut
Gangan jadi menu favoritku di Sinar Laut, tentu tanpa mengabaikan keberadaan Ikan Ayam-Ayam bakar, Udang dimasak Asam, Cumi goreng krispi, dan sayur kangkung gurih yang ikut menemaninya. Ikan yang dimasak gangan adalah ikan Katarap. Nama yang asing ditelinga saya. Padahal sudah 3x ke Belitung sebelumnya, tak saya dengar nama ikan tersebut. Salah saya juga tak pernah bertanya, saat terhidang hanya makan, tak mencari tahu apa ikan yang dimakan.
Ikan Katarap disebut juga ikan kakatua, begitu orang Belitung menamakannya. Jangan salah sebut ya, bukan katarak, apalagi keparat.
Gangan kuliner khas Belitung mesti dicoba bagi siapa saja yang baru pertama kali ataupun berkali-kali ke Belitung. Kekhasannya ada pada bumbu kuahnya. Perpaduan kunyit, lengkuas, cabe, bawang, terasi, asam, dan potongan buah nanas yang dimasukkan ke dalamnya, membuat masakan gurih ini terasa segar dan sedap.
Ikan Katarap disebut juga ikan kakatua, begitu orang Belitung menamakannya. Jangan salah sebut ya, bukan katarak, apalagi keparat.
Gangan kuliner khas Belitung mesti dicoba bagi siapa saja yang baru pertama kali ataupun berkali-kali ke Belitung. Kekhasannya ada pada bumbu kuahnya. Perpaduan kunyit, lengkuas, cabe, bawang, terasi, asam, dan potongan buah nanas yang dimasukkan ke dalamnya, membuat masakan gurih ini terasa segar dan sedap.
FYI, semua jenis lauk dapat dibuat menjadi Gangan seperti daging sapi dan ayam. Jadi bukan hanya ikan, ya :)
Gangan Ikan Katarap |
Saya menyukai udang asam ala RM Sinar Laut, mengingatkan saya pada ibu yang gemar mengolah udang dengan bumbu asam, salah satu masakan udang favorit kami di rumah. Cumi gorengnya renyah dan gurih, jadi kesukaannya Lala, anak mbak Dian.
Yang tak kalah sedap, Ikan Ayam-Ayam bakar yang bumbu ikannya meresap dengan baik ke dalam daging, nikmat sampai akhir. Mas Arif makan ikan ini dari badan hingga bagian kepala, dan ia tampak menikmatinya sampai tak ada yang tersisa. Entah siapa saingannya di meja. Yang jelas, sebagai penyuka ikan yang dimasak dengan dibakar, saya yakin banget mas Arif menemukan makanan kegemarannya.
Ikan Ayam Ayam Bakar |
Udang masak Asam |
Cumi goreng tepung |
Cah kangkung sedap! |
Nikmat, Kenyang, Harga terjangkau
Habis makan terbitlah kenyang. Tak usah menunggu lama untuk itu. Rasa lapar, masakan sedap, udara yang dingin, serta teman-teman makan yang asyik, membuat acara makan siang kesorean itu terasa sempurna dan berlangsung cepat.
Tidak ada yang murah untuk makanan seafood, begitu kata orang-orang. Di sini, menu seafood dibandrol mulai dari Rp 50 ribu – Rp 200 per porsi. Mungkin buat mereka yang biasa makan seafood di resto-resto bergaya dan mewah di kota besar, biasa menemukan seafood dengan harga paling murah sekitar Rp 200 ribu per porsi. Kalau begitu, harga di Sinar laut termasuk murah, ya nggak?
Tidak ada yang murah untuk makanan seafood, begitu kata orang-orang. Di sini, menu seafood dibandrol mulai dari Rp 50 ribu – Rp 200 per porsi. Mungkin buat mereka yang biasa makan seafood di resto-resto bergaya dan mewah di kota besar, biasa menemukan seafood dengan harga paling murah sekitar Rp 200 ribu per porsi. Kalau begitu, harga di Sinar laut termasuk murah, ya nggak?
Konsentrasi :D |
Pernah dengar cerita yang pernah viral soal harga makanan di rumah makan dekat lokasi wisata yang bikin pengunjungnya kejengkang karena harus bayar sampai juta-jutaan? Kabarnya, hal itu terjadi karena si pembeli tidak menemukan harga di daftar menu. Hanya tertera nama makanan. Lalu, main pesan saja, saat tagihan keluar baru panik. Nah di sini tidak usah khawatir, nama menu dan harga terpampang jelas. Tidak ada tipu-tipu.
Mau tahu menu-menu dan harga seafood di Sinar Laut? Lihat pada gambar berikut ini:
Banyak pilihan menu dengan harga yang reasonable |
Lokasi di Pantai Serdang, bisa sekalian rekreasi
Usai makan, hujan mulai reda, bikin kami bisa santai menuju mobil, tanpa terburu-buru seperti ketika datang. Saya melihat-lihat suasana depan rumah makan. Ada kedai kopi di depannya, terpisah oleh jalan. Sekitar 20 meter ke depannya lagi ada pantai. Ada pondok jajan/tempat ngopi lainnya. Di sekitar pantai tampak beberapa jukung sedang bersandar. Pohon-pohon yang entah apa namanya, menaungi kawasan pantai ini, terasa sejuk.
Berjumpa Yusril Ihza Mahendra, Gangan Sedap, Ikan Ayam-Ayam Bakar, Pantai Serdang, adalah hal yang saya ingat dari RM Sinar Laut.
Baca juga: Tradisi makan bedulang di Timpo Duluk
Berjumpa Yusril Ihza Mahendra, Gangan Sedap, Ikan Ayam-Ayam Bakar, Pantai Serdang, adalah hal yang saya ingat dari RM Sinar Laut.
Baca juga: Tradisi makan bedulang di Timpo Duluk
Warung kopi di pantai Serdang, depan RM Sinar Laut |
Pantai Serdang tempat rekreasi di depan RM Sinar Laut |
Museum Kata dan SD Laskar Pelangi
Perjalanan wisata bersama Picniq Tour & Travel berlanjut. Tujuan akhir kami di sore itu adalah Museum Kata dan SD Laskar Pelangi. Dua tempat favorit wisatawan di Belitung Timur. Meski sudah pernah ke Museum Kata pada periode September 2015, saya masih ingin ke sana lagi. Mei 2016 pernah gagal ke sana karena museum sedang direnovasi. Juli 2016 tidak mampir karena tak cukup waktu. Dan kali ini, tentu saja saya ingin kunjung lagi. Setelah direnovasi tentu kondisinya lebih baik dan baru.
Sampai di Museum Kata saya kecewa, ternyata sudah tutup. Sebetulnya waktu tutup jam 5. Menurut Pak Atok, mungkin karena cuaca hujan, pengunjung sudah sepi, akhirnya ditutup lebih cepat. Yah, gagal ngajak Mas Arif lihat isi dalam museum. Kami hanya foto-foto sebentar di bagian luar, setelah itu lanjut pergi. Tadinya, saya mau ajak teman-teman muslim solat ashar di masjid depan museum. Tapi masjid sedang direnovasi, tidak dapat digunakan sementara.
Sampai di Museum Kata saya kecewa, ternyata sudah tutup. Sebetulnya waktu tutup jam 5. Menurut Pak Atok, mungkin karena cuaca hujan, pengunjung sudah sepi, akhirnya ditutup lebih cepat. Yah, gagal ngajak Mas Arif lihat isi dalam museum. Kami hanya foto-foto sebentar di bagian luar, setelah itu lanjut pergi. Tadinya, saya mau ajak teman-teman muslim solat ashar di masjid depan museum. Tapi masjid sedang direnovasi, tidak dapat digunakan sementara.
warna warni di sore yang gerimis :) |
Replika SD Laskar Pelangi
Kami tiba area parkir wisata SD Laskar Pelangi. Hujan masih belum ada kabarnya kapan akan reda, bahkan makin deras. Kantuk mulai membebani mata. Teringat ada solat yang belum ditunaikan, juga keinginan untuk menemani Mas Arif melihat bangunan replika SD Laskar Pelangi, kantuk itu saya lawan dengan bersegera keluar mobil.
Musola adalah tempat yang paling kami cari saat itu. Dengan bertudung banner “Travel Blogger goes to Belitung”, Mas Arif keluar mobil bersama Dewi dan Aji, bergantian. Tami sedang halangan. Saya pinjam mantelnya buat ke musola. Ada musola kecil dekat tangga sebelum naik bukit tempat SD Laskar Pelangi berada. Di situ kami solat.
Di bawah hujan, saya berempat bersama Dewi, Aji, dan mas Arif melihat replika SD Laskar Pelangi. Ada beberapa pengunjung lainnya saat itu. Tampak asyik berfoto-foto dan melihat bagian dalam. Saya berharap mereka lekas pergi, biar bisa ambil gambar tanpa bocor hehe
Bangunan sekolah ini dulunya dibuat untuk keperluan syuting film Laskar Pelangi. Sejak Laskar Pelangi booming dan terkenal se-Indonesia, bangunan yang tetap dibiarkan berdiri itu jadi destinasi wisata yang tak pernah absen masuk list kunjungan di Belitung.
Saya bahagia bisa mampir lagi ke tempat ini bersama Mas Arif. Mengulang lagi kebahagiaan di tempat yang sama seperti 2 tahun lalu saya kunjungi bersama mbak Samsiah, untuk kebahagiaan di masa kini bersama seseorang yang menjadikan saya satu-satunya belahan jiwanya 😍
Sebelum magrib, kami menamatkan wisata Laskar Pelangi, dan kembali meluncur cepat ke Tanjung Pandan. Masih ada makan malam di Dynasty dan ngopi-ngopi asyik di OS Kong Djie yang akan mengisi malam kami di Tanjung Pandan. Ikuti cerita saya dipostingan selanjutnya ^_^
Mulia Rental Mobil Belitung
Jalan Veteran No. 1 Tanjung Pandan - Belitung
Telp: 0878 9778 8008, 0812 7324 691, 0719 21466, 0719 21579
Telp: 0878 9778 8008, 0812 7324 691, 0719 21466, 0719 21579
Picniq Tour Belitung
Telp: 081949555588, 081949222216
Leebong Island
Leebong Island, Belitung - Indonesia
Telp: +62 21 5438 1355 , +62 21 5438 1356
HP: +62 812 9770 0776 (WhatsApp/LINE)
Telp: +62 21 5438 1355 , +62 21 5438 1356
HP: +62 812 9770 0776 (WhatsApp/LINE)
Terima kasih Pak Toto (Leebong), Darmawan (Mulia Rental Group), dan Jeffry (Picniq Tour Belitung) atas tripnya yang seru dan berkesan.
Hahaha sayang ya kita gak jadi foto bareng pak Yusril di RM. Sinar Laut...
BalasHapusBtw aku masih inget, kagetnya kami waktu air banjir sampe masuk ke dalam mobil. Pertama kalinya ngalamin nerobos banjir naik mobil.. Pengalaman tak terlupakan.
Baca sampai habis,berasa ikut jalan2 dan makan seafood..^^
BalasHapusAku sejak berita belitong banjir parah, udah khawatir sama kalian. Untunglah kalian semua aman. Dalam banget tu banjirnya yuk Rien.
BalasHapusMupeng beneran lihat ke Belitong lihat aja nanti aku pasti ke situ hehe..
Gangan ini mirip pindang? Asem pedes gitu?
Hiks, sempat menjadi saksi banjir di Belitung Timur. Hikmahnya,masih penasaran untuk explore Belitung di saat cuaca cerah. Terlebih belum foto di replika SD laskar pelangi.
BalasHapusWow..keren banget
BalasHapusPaling suka travelling ke pantai atau gunung, mbak?
Alhamdulillah baca postingan ini dalam keadaan kenyang hahaha.
BalasHapusKakak pertama serius banget motretnya. Tinggal nulis aja, biar mbak Rien siap2 dapet saingan hahahaha.
Aku suka Gangan itu mbak, kuahnya segar. Mirip masakan Aceh malah menurutku, walau yang ini rasanya manis di lidahku. :D Dan itu makan kempelang/kerupuk pake saos? atau cuko sih? gak keliatan.
omnduut.com
seafood nya bikin ngileeer..
BalasHapusnama menunya lucu ya mbak, Ikan Ayam-Ayam bakar..kirain tadi ayam bakar, ternyata fotonya ikan beneran hehehe..
aduh sempet ngrasain banjir ya mbak...tentunya pengalaman ini tak terlupakan ya
BalasHapusWhuaaa...keren bisa berkunjung ke sd laskar pelangi
BalasHapusPantai belitung timur itu terkenal dengan keindahannya ya, makanannya pun kayaknya enak, deh
BalasHapusItu banjirnya krn apa ya?
BalasHapusHUwaaa pengen ke Belitung jg, kapan hari suami piknik ke sana dibayarin kantor tapi keluarga gk boleh ikut #perusahaanirit #penghalusan #eeehh hahaha :P
Waah pas banjir mba Rien ada di sana toh. Duh kangen mbaaa pengen ke Belitung lagiii.
BalasHapusMb rieeen jd pengen klo liat post mb d bumi laskar pelangiiii
BalasHapusPesona pulaunya beuuh luar biasa.Doaian bisa dolan kesana deh mba Rien🙏
BalasHapusAlhamdulillah meski melewati banjir dan sudah ada gejala mau mabok darat akhirnya terobati sama gangan. Gangan dan sambal terasinya itu sampai sekarang masih terngiang di lidah nih. Btw, di Manggar aku penasaran sama kopinya yang katanya enak. Kita belom sempat ya ngopi di Manggar kemarin, huhuhu. Pengen ke Belitung lagi jadinya deh, menuntaskan yang belum dicobain di sana.
BalasHapus